43 adalah sejumlah uang yang diberikan oleh penyedia dana kepada pengelola
untuk tujuan menginvestasikannya dalam aktivitas mudharabah. Untuk itu, modal harus memenuhi syarat-syarat berikut: harus diketahui jumlah dan
jenisnya yaitu mata uang dan harus tunai.
2.2.4 Aplikasi dalam Perbankan
Mudharabah biasanya diterapkan pada produk-produk pembiayaan dan
pendanaan. Pada sisi penghimpun dana, mudharabah diterapkan pada:
a. Tabungan berjangka, yaitu tabungan dimaksudkan untuk tujuan khusus, seperti tabungan haji, tabungan kurban, dan sebagainya;
b. Deposito spesial special investment, dimana dana yang dititipkan nasabah khusus untuk bisnis tertentu, misalnya murabahah saja atau ijarah saja.
Adapun pada sisi pembiayaan, mudharabah diterapkan untuk: a. Pembiayaan modal kerja, seperti modal kerja perdagangan dan jasa;
b. Investasi khusus, dengan penyaluran yang khusus dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh shahibul maal.
Dengan demikian, mudharabah merupakan kerjasama antara dua belah pihak, maka bila shahibulmaal memberikan dananya maka mudharib pengelola
mengkontribusikan kerja dan keahliannya.
Universitas Sumatera Utara
44
2.2.5 Manfaat Mudharabah
a. Bank akan menikmati bagi hasil pada saat keuntungan nasabah meningkat.
b. Bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah pendanaan secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatanhasil usaha bank.
c. Pengembalian pokok pinjaman disesuaikan dengan cash flow arus kas usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah.
d. Bank akan lebih selektif dan hati-hati prudent mencari usaha yang usaha yang benar-benar halal, aman, dan menguntungkan karena keuntungan
yang konkret dan benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan. e. Prinsip bagi hasil dalam mudharabah ini berbeda dengan prinsip bunga
tetap dimana bank akan menagih penerima pembiayaan nasabah satu jumlah bunga tetap berapa pun keuntungan yang dihasilkan nasabah,
sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi.
2.2.6 Resiko Mudharabah
Risiko yang terdapat dalam mudharabah, terutama pada penerapan dalam pembiayaan relatif tinggi, diantaranya:
a. Sidestreaming; nasabah menggunakan dana itu bukan seperti yang disebut dalam kontrak;
b. Lalai dan kesalahan yang disengaja; c. Penyembunyian keuntungan oleh nasabah bila nasabahnya tidak jujur.
Universitas Sumatera Utara
45
2.3Pengertian Pendapatan dan Skema Mudharabah 2.3.1 Pengertian Pendapatan Syariah
Sebelum penulis menguraikan pendapatan syariah maka terlebih dahulu penulis akan menjelaskan tentang akuntansi syariah, karena keduanya
mempunyai hubungan yang erat. Menurut Muhammad 2001 : 10 “akuntansi syariah adalah kegiatan melakukan penulisan secara benar atas segala
transaksi yang pernah terjadi selama melakukan muamalah transaksi”. Dari hal tersebut diatas dapat digunakan sebagai informasi untuk
menentukan apa yang akan dilakukan oleh seseorang. Ada beberapa prinsip yang terkandung dalam pengertian diatas, yaitu :
a. Prinsip Pertanggungjawaban
Prinsip pertanggungjawaban accountability merupakan konsep yang tidak asing lagi dikalangan muslim. Pertanggungjawaban selalu berkaitan
dengan konsep amanah. Banyak ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang proses pertanggunggajawaban manusia selalu pemegang amanah Allah
dimuka bumi. Implikasi dalam bisnis harus selalu melakukan pertanggungjawaban apa yang telah diamanahkan dan diperbuat kepada
pihak-pihak yang terkait. Wujud pertanggungjawaban ini adalah dalam bentuk laporan.
Universitas Sumatera Utara
46 b.
Prinsip Keadilan Prinsip keadilan tidak saja merupakan nilai yang sangat penting dalam
etika kehidupan sosial dan bisnis, tapi juga merupakan nailai yang inheren melekat dalam fitrah manusia. Dalam akuntansi kata adil secara sederhana
dapat berarti bahwa setiap transaksi dilakukan oleh perusahaan dicatat dengan benar. Maka kata keadilan dalam konteks aplikasi akuntansi
mengandung dua pengertian yaitu : 1.
Kejujuran, yang merupakan faktor yang sangat dominan. Tanpa kejujuran informasi akuntansi yang disajikan akan menyesatkan dan
merugikan masyarakat. 2.
Kata adil merupakan sifat fundamental, yang berpijak pada nilai-nilai etika syariah dan moral mendorong untuk melakukan upaya-upaya
dekonstruksi terhadap bangunan akuntansi. c.
Prinsip Kebenaran Dalam akuntansi selalu dihadapkan pada masalah pengakuan, pengukuran,
dan pelaporan. Aktivitas ini akan dapat dilakukan dengan baik apabila dilandaskan pada nilai kebenaran dan kebenaran ini akan dapat
menciptakan keadilan dalam mengakui, mengukur, dan melaporkan transaksi-transaksi ekonomi. Kebenaran Al-Qur’an tidak memperbolehkan
untuk mencampur antara yang benar dan yang batil. Menurut Muhammad 2001:204, pendapatan akuntansi syariah adalah
kenaikan kotor dalam asset atau penurunan dalam liabilitas atau gabungan
Universitas Sumatera Utara
47 keduanya selama periode yang dipilih oleh pernyataan pendapatan yang berakibat
pada investasi yang halal, perdagangan, memberikan jasa, atau aktivitas lain yang bertujuan meraih keuntungan.
Investasi yang halal dimaksud di sini adalah investasi yang tidak melanggar syariah Islam yang bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah. Jadi, bila kita pandang
pendapatan dari sudut akuntansi syariah maka dapat kita lihat bahwa segala sesuatunya secara karakteristik operasional bank syariah selalu berdasarkan pada
konsep yang mengacu pada kesatuan syariah.
2.3.2 Skema Mudharabah