Benzodiazepin meningkatkan waktu tidur dan meningkatkan kantuk di siang hari sehingga aktivitas di siang hari menjadi terganggu Potter Perry,
2005. Narkotika MorfinDemerol menyebabkan peningkatan perasaan kantuk
pada siang hari dan menekan tidur REM Potter Perry, 2005. 3.4. Faktor Psikologis
Kecemasan tentang masalah pribadi atau situasi dapat mengganggu tidur.
Stres emosional
juga dapatmenyebabkan seseorang menjadi tegang dan seringkali mengarah frustasi apabila tidak tidur. Stres juga menyebabkan
seseorang mencoba terlalu keras untuk tertidur, sering terbangun selama siklus tidur, atau terlalu banyak tidur. Stres yang berlanjut dapat menyebabkan kebiasaan
tidur yang buruk Potter Perry, 2005. Seringkali klien dewasa sampai lansia mengalami kehilangan yang
mengarah pada stres emosional. Pensiun, gangguan fisik, kematian orang yang dicintai, dan kehilangan keamanan ekonomi merupakan contoh situasi yang
memprediposisi untuk cemas dan depresi. Individu yang mengalami masalah perasaan depresi, sering juga mengalami perlambatan untuk jatuh tertidur,,
munculnya tidur REM secara dini, seringkali terjaga, peningkatan total waktu tidur, perasaan tidur yang kurang, dan terbangun cepat Bliwise, 1993
4. Pola Tidur Klien Hipertensi
Pola istirahattidur juga sangat erat kaitanya dengan masalah yang memicu terjadinya hipertensi dimana hubungan antara pola tidur dengan hipertensi diduga
Universitas Sumatera Utara
melalui aktivitas saraf simpatis peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah secara intermiten tidak menentu. Pola tidur yang kurang teratur dan sering tidur
terlalu malam dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi
dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh pola istirahattidur yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota.
Para peneliti di Pusat Gangguan Tidur Henry Ford, Detroit, menemukan bahwa prevalensi hipertensi lebih besar pada penderita tak bisa tidur jika
dibandingkan dengan mereka yg tidur dengan normal. Penyebab hipertensi pada penderita tak bisa tidur sebab seringnya terbangun di malam hari serta latensi tidur
mereka yaitu rentang waktu yang diperlukan untuk mencapai transisi dari terjaga penuh untuk tidur semakin lama waktu yg dibutuhkan seseorang untuk tertidur
dan beberapa kali terbangun di malam hari, tingkat hipertensi mereka akan lebih parah.
Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Hipertensi merupakan penyakit kronis yang semakin meningkat baik di negara maju maupun di negara berkembang termasuk Indonesia. Hipertensi
adalah gangguan asimptomatik yang sering terjadi ditandai dengan peningkatan tekanan darah secara persisten Potter and Perry, 2005. Hipertensi cenderung
diderita oleh orang dengan kelompok usia 45-54 tahun dan usia ini merupakan usia produktif Cohen, 2009. Menurut Riskedas 2013 lebih dari 25 orang
Indonesia yang berusia di atas 18 tahun menderita penyakit darah tinggi hipertensi.Berdasarkan data laporan dari puskesmas Helvetia tahun 2013 yang
menderita hipertensi dan yang berobat di puskesmas berjumlah 294 orang Puskesmas Helvetia, 2013.
Boynton 2003 hipertensi dapat terjadi akibat beberapa faktor resiko yaitu riwayat keluarga, kebiasan hidup yang kurang baik, pola diit yang kurang baik
dan durasi atau kualitas tidur. Permasalahan yang sering terjadi padapenderita hipertensi seperti sakit kepala, pusing, sulit bernafas dapat berpengaruh pada pola
tidur penderitanya. Menurut Guyton Hall 1997 durasi dan kualitas tidur yang kurang baik akan lebih banyak memicu aktivitas sistem saraf simpatik dan
menimbulkan stressor fisik dan psikologis, yaitu: nyeri, ketidaknyamanan fisik, atau masalah suasana hati, seperti kecemasan atau depresi.
Sebaliknya di Pusat Gangguan Tidur Henry Ford, Detroit menemukan bahwa prevalensi hipertensi lebih besar pada penderita tak bisa tidur jika
1
Universitas Sumatera Utara
dibandingkan dengan mereka yang tidur dengan normal. Penyebab hipertensi pada penderita tak bisa tidur sebab seringnya terbangun di malam hari serta latensi tidur
mereka yaitu rentang waktu yang diperlukan untuk mencapai transisi dari terjaga penuh untuk tidur. Semakin lama waktu yg dibutuhkan seseorang untuk tertidur
dan beberapa kali terbangun di malam hari, tingkat hipertensi mereka akan lebih parah.
Selain itu penderita hipertensi sering mengalami terbangun karena buang air kecil, nyeri, cemas atau depresi, suara bising, sorot lampu ruangan yang terlalu
terang, panas dan lain-lain sehingga akan mengganggu tidurnya yang berdampak pada pola tidur yang buruk. Pola tidur buruk yang berlangsung dalam waktu yang
lama akan menyebabkan individu tersebut mengalami kurang tidur yang mengakibatkan peningkatan risiko penyakit yang dideritanya Potter Perry,
2005. Sebaliknya kondisi klien yang mengalami gangguan tidur akan
menyebabkan kelemahan, keletihan, dan merasa tidak nyaman pada keesokan harinya lebih rentan terhadap efek stress, baik fisik maupun mental Guyton,
1997. Kondisi klien tersebut seperti gangguan koordinasi, koping tidak adaptif menghambat seseorang dalam melakukan kegiatan atau aktifitas bahkan jika
dibiarkan terlalu lama akan berdampak buruk terhadap keadaan yang menimbulkan penyakit baru pada penderitanya Potter Perry, 2005.
Berdasarkan pemaparan diataspenelitian ini menjadi penting dilakukan untuk mengetahui Pola Tidur dan Gangguan Tidur Klien Hipertensi di puskesmas
Helvetia.
Universitas Sumatera Utara
2. Perumusan Masalah