Pengkajian Tepat Dosis Tabel 4.7 Daftar Obat-Obat yang Digunakan pada Tanggal 5 Mei 2011

Injeksi Ranitidin tepat indikasi dengan keadaan hipersekresi asam lambung pada pasien pasca bedah.

4.3.3 Pengkajian Tepat Obat

Pemberian IVFD RL tepat obat untuk jalan masuknya obat injeksi, karena pasien masih menggunakan obat injeksi. . Pemberian injeksi seftriakson tidak tepat obat sebagai antibiotik pasca operasi karena tidak dilakukannya uji kultur terlebih dahulu. Menurut Standar Pelayanan Medis Buku 4, antibiotik yang digunakan untuk terapi fraktur adalah antibiotika golongan sefalosforin dan golongan quinolon akan tetapi sebaiknya sebelum menentukan jenis antibiotik yang digunakan, harus dilakukan uji sensitivitas kultur kuman jasad renik terlebih dahulu. Kelompok bakteri, meskipun berasal dari jenis yang sama, dapat bervariasi sensitifitasnya terhadap antibiotik. Informasi tentang antibiotik terhadap mikroorganisme penginfeksi menjadi sangat penting untuk seleksi obat yang tepat Brunton, et al., 2006. Pemberian Injeksi Ketorolak sudah tepat obat sebagai analgetik pasca operasi. Ketorolak termasuk golongan obat AINS dengan kerja sebagai analgetik. AINS bekerja menghambat enzim siklooksigenase yang secara langsung menghambat biosintesis prostaglandin dan tromboksan dari asam arakidonat Sweetman, 2007; Depkes RI, 2007. Pemberian Injeksi Ranitidin sudah tepat obat sebagai Anti Histamin Penghambat Reseptor H 2 AH 2 untuk mencegah ulkus yang dapat disebabkan oleh injeksi ketorolak Gol. AINS. Ranitidin bekerja dengan menghambat reseptor H 2 yang merangsang sekresi asam lambung

4.3.4 Pengkajian Tepat Dosis

Universitas Sumatera Utara Ketepatan dosis meliputi ketepatan cara pemberian, lama pemberian, saat pemberian dan interval dosis. Adapun kajian ketepatan dosis dapat dilihat pada Tabel 4.8. Tabel 4.8 Pengkajian Tepat Dosis Tangal 5 Mei 2011 Jenis Obat Bentuk Sediaan Kekuatan Sediaan Regimen Dosis Route Pemberian Lama Pemberian Saat Pemberian Interval Pemberian IVFD RL Infus Ano- nim c , 2000 500 mlbotol Pramudi- anto, 2008 2,5 mlkg BBjam Pramudia nto, 2008 iv Anonim c , 2000 Karena digunakan sebagai jalan obat maka tetap digunakan selama pengguna- an obat iv lainnya Anonim c , 2000 Sebelum pengguna- an obat iv lainnya Tergantung dosis indivi-dual Pramudian to, 2008 Seftriakson Injeksi Depkes R.I., 2007 1 gvial Depkes R.I., 2007 1-2 g Depkes R.I., 2007 iv Depkes R.I., 2007 7-14 hari Depkes R.I., 2007 Diberikan perlahan- lahan Setiap 12 jam DepkesR.I. , 2007 Ketorolak Injeksi 30 mg ampul Sweetman, 2007 injeksi 30 mg ampul Dosis lazim 10- 30 mg setiap 4- 6 jam mak- simum 120 mg per hari Sweetma n, 2007 Iv 2 hari Sweetman, 2007. 30 menit sebelum mengingin kan efek analgesik Tatro, 2003 Setiap 4-6 jam Sweetman, 2007 Universitas Sumatera Utara Ranitidine injeksi 50 mg ampul Dosis lazim untuk dewasa 50 mg setiap 12 jam Mehta, 2006. iv Depkes R.I., 2007 Lama pemberian 2 minggu Anderson, et al., 2002; Mehta, 2006 Diberikan perlahan tidak kurang dari 2 menit Sweetman, 200 Setiap 12 jam Ander-son, et al., 2002; Mehta, 2006 IVFD Ringer Laktat berbentuk infus dengan kekuatan sediaan 500 mlbotol. Menurut MIMS 2008, dosis Infus Ringer Laktat adalah 2,5 mlkg BBjam. Perhitungan dosis ini berlaku bila pasien menjalani puasa sehingga untuk mencegah terjadinya dehidrasi maka dosis perlu disesuaikan. Dalam hal ini, infus RL hanya digunakan sebagai jalan obat sehingga dosis yang diberikan dianggap tepat. Seftriakson berbentuk injeksi dengan kekuatan sediaan 1 gvial. Dosis lazim untuk dewasa = 1-2 g setiap 12 jam Roach, 2007. Pemberian iv secara lambat 3-5 menit dan melalui infus 20-60 menit dengan interval pemberian setiap 12 jam Sweetman, 2007; Anderson, et al., 2002. Dosis pemberian pada pasien 1 g12 jam. Jadi dosis yang diberikan sudah tepat. Ketorolak berbentuk injeksi dengan kekuatan sediaan 30 mgampul. Dosis lazim untuk dewasa 10-30 mg setiap 4-6 jam maksimum 120 mg per hari Sweetman, 2007. Lama pemberian 2 hari dengan interval setiap 4-6 jam sesuai kebutuhan Sweetman, 2007. Berdasarkan literatur pemberian injeksi ketorolak seharusnya 30 mg6 jam, akan tetapi melihat kondisi pasien yang tidak mengalami nyeri hebat maka pemberian injeksi ketorolak 30 mg8 jam bila diperlukan sudah tepat . Universitas Sumatera Utara Ranitidin berbentuk injeksi dengan kekuatan sediaan 50 mgampul. Dosis lazim untuk dewasa 50 mg setiap 12 jam Mehta, 2006. Lama pemberian 2 minggu dengan interval setiap 12 jam Anderson, et al., 2002; Mehta, 2006. Dosis pemberian pada pasien 50 mg12 jam sudah tepat.

4.3.5 Pengkajian Waspada Efek Samping