Profil Gambaran Yang Tampak Dari Bronkoskopi PEMBAHASAN

• Hasil hapusan BTA dari bronchoalveolar lavage BAL menjadi positif adalah 5 orang 19.2 dengan gradasi BTA + positif 1 Tabel 4.9. Profil Hapusan Batang Tahan Asam BTA dari Bronchoalveolar Lavage BAL BTA BAL Jumlah Penderita Persentase positif 5 19.2 negatif 21 80.8 Jumlah 26 100

4.7. Profil Gambaran Yang Tampak Dari Bronkoskopi

Pada 26 peserta yang ikut pada penelitian ini dijumpai 10 orang dengan gambaran hiperemis 38.5 pada saat bronkoskopi dilaksanakan, disamping adanya dijumpai gambaran normal bronkus pada 8 orang 30.8, 4 orang dengan sekret yang produktif 15.4, gumpalan darah 3 orang 11.5 dan pada 1 peserta penelitian tampak gambaran massa di trakea serta mukosa hiperemis dan stenosis edematous pada lobus bawah paru kanan tumor trakea dengan TB paru Tabel 4.10. Profil Gambaran Hasil Bronkoskopi Kelainan Jumlah Penderita Persentase Hiperemis 10 38.5 Sekret 4 15.4 Darah 3 11.5 Massa di trakea dan stenosis edematous lobus bawah paru kanan 1 3,8 Normal 8 30.8 Jumlah 26 100 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.11. Profil Gambaran Hasil Bronkoskopi dengan BTA Kelainan Jumlah BTA + Hiperemis 10 3 Sekret 4 1 Darah 3 - Massa di trakea dan stenosis Edematous lobus bawah paru kanan 1 1 Normal 8 - Jumlah 26 5 Dari 5 orang peserta penelitian yang dijumpai BTA positif pada cairan BAL, 3 peserta menampakkan gambaran lumen yang hiperemis, 1 peserta dijumpai gambaran sekret pada lumen dan 1 peserta yang lain menunjukkan gambaran massa di trakea dan stenosis edematous dengan mukosa hiperemis pada lobus bawah paru kanan tumor trakea dengan TB paru

4.8. PEMBAHASAN

Dalam suatu studi epidemiologi di India, insidens TB meningkat sesuai pertambahan umur, dimana pada usia 25-34 penyakit TB lebih banyak dijumpai pada laki-laki dibanding wanita. 35. Pada, penelitian ini jumlah penderita pria yang ditemukan lebih banyak pria 65.4, wanita 34.6. Angka ini hampir mendekati persentasi jumlah data penderita baru TB paru yang berobat di poli paru RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2009. Angka kunjungan penderita baru TB paru di poli paru RSUP H. Adam Malik selama tahun 2009 menunjukkan jenis kelamin pria lebih banyak yakni 255 orang 66.23 dibandingkan wanita 33.77 dari total 385 penderita Pada penelitian ini usia penderita paling muda pada penelitian ini adalah 17 tahun, paling tua 65 tahun dengan rata-rata usia 41 tahun. Kelompok usia 46-55 tahun lebih banyak menjadi peserta dalam penelitian ini 5 . Universitas Sumatera Utara Penelitian Davilia S dkk di Jakarta mendapatkan data penderita TB paru terbanyak, pada laki-laki 60,8 disebabkan keterlibatan TLR8 yang terdapat pada kromosom X sehingga ekspresinya lebih banyak pada laki-laki yang mempunyai satu kromosom X. Dengan kriteria adanya gejala respirasi, pemeriksaan BTA DS negatif dan kelainan foto toraks curiga TB didapati 26 peserta penilitian yang tentunya didiagnosis awal sebagai suspek TB paru 22 orang 84.6 dan efusi pleura yang 36 Berdasarkan tingkat pendidikan peserta penelitian dijumpai bahwa tingkat pendidikan menengah merupakan yang paling banyak yakni sebesar 69.3. 18 orang Sementara itu pendidikan sarjana hanya sebagian kecil saja yakni 7.70. 2 orang. Pekerjaan peserta penelitian yang terbanyak adalah wiraswasta 8 orang 30.8 dan yang paling sedikit adalah PNSPensiunan sebanyak 2 orang 7.70 Keluhan respirasi umumnya dikeluhkan secara bersamaan. Keluhan utama batuk darah dijumpai pada 9 peserta penelitian ini 34.6 dan hanya 1 peserta yang mengeluhkan sesak nafas 3.8 . Kelainan foto toraks pada penderita TB paru sangat bervariasi, seperti gambaran bercak mengawan infiltratnoduler, milier, kavitas, kalsifikasi, lymphadenopaty , fibrotik, efusi pleura, dan lain-lain. Kadang sering dijumpai gabungan dari bermacam-macam kelainan diatas. 6.9.11 Penelitian yang dilakukan Jalleh dkk yang melakukan bronkoskopi terhadap 120 orang yang sudah didiagnosis dengan TB paru, menjumpai 53 penderita 44,2 dengan gambaran bercak mengawan, 19 penderita 15,8 dengan pleura efusi, 18 penderita 15,0 dengan atelektasis, 9 penderita 7,5 dengan kavitas. 37 Pada penelitian ini dijumpai gambaran bercak mengawan infiltrat nodular + lymphadenopaty pada 8 peserta 30.8 Universitas Sumatera Utara disangka disebabkan suspek TB paru pada 3 orang 11.5 dan 1 peserta dengan pyopneumotoraks 3.8 disebabkan Suspek TB paru. Lokasi pengambilan sampel ditentukan berdasarkan letak kelainan yang tampak pada foto toraks penderita. Berdasarkan gambaran foto toraks inilah bronkoskop diarahkan dan cairan Nacl yang diinstilasikan, dimana bisa hanya pada satu lobus paru saja, dan bisa juga ke lebih satu lobus paru. Lokasi pengambilan sampel paling banyak dilakukan di lobus atas kanan pada 12 penderita 46.2 . Sedangkan pengambilan sampel pada lobus atas kiri terdapat pada 4 penderita 15.4, lokasi pengambilan sampel pada lobus atas kanan dan lobus medius kanan dilakukan pada 4 penderita, 15.4 , pada lobus medius kanan dan lobus bawah kanan dilakukan pada 4 penderita 15.4 , dan pada lobus bawah kanan pada 1 penderita 3,8 , Dalam suatu penelitian mengenai gambaran kelainan penderita TB paru yang dilakukan Woodring dkk, menemukan 17 penderita 50 yang gambaran kelaianan radilogisnya terdapat pada daerah apikal paru kiri maupun kanan , dan 8 penderita 24 dengan gambaran efusi pleura. 38 Untuk menegakkan diagonosis TB sesuai dengan Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, maka diagnosis TB dapat ditegakkan dengan dijumpainya kuman BTA dari pemeriksaan dahak secara mikroskopis. Sedang pemeriksaan lain seperti foto toraks, biakan dan uji kepekaan, digunakan sebagai penunjang diagnosis. 9 Data yang ada di Poli DOTS TB di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada tahun 2009, didapatkan presentase BTA negatif dari seluruh penderita TB paru baru yang datang ke poli DOTS TB RSUP Haji Adam Malik Medan adalah 14.1 Universitas Sumatera Utara Dari 26 orang peserta penelitian yang dilakukan tindakan bronkoskopi dijumpai : • Hasil hapusan BTA dari bronchoalveolar lavage BAL tetap negatif adalah 21 orang 80.8. • Hasil hapusan BTA dari bronchoalveolar lavage BAL menjadi positif adalah 5 orang 19.2 dengan gradasi BTA positif 1 Hasil penelitian ini hampir mirip dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Panda dkk dengan hasil yang lebih rendah yaitu 12 , 12 orang dari 100 penderita 31 Hasil penelitian yang dilakukan Perwitasari Ririek dkk di RSU Dr. Soetomo Surabaya tahun 2007, yang meneliti dari 21 orang dijumpai 7 yang hapusan dari BAL menjadi BTA positif 1 33,3 dan 1 orang menjadi BTA positif 2 4,7, sehingga total BTA menjadi positif adalah 8 orang 38 . Hasil ini tidak jauh berbeda dengan angka kunjungan di RSU Dr. Soetomo sendiri selama tahun 2007 didapatkan 41 dahak BTA positif dari 397 penderita TB paru baru, sisanya 59 merupakan penderita TB paru BTA negatif, foto toraks positif. 20 Penelitian Wallace dkk, secara retrospektif selama 6 tahun dengan jumlah 56 penderita dengan dugaan TB, menemukan 22 orang 39 yang hapusan BTA dari BAL menjadi positif. Sedang penelitian So dkk, yang melakukan penelitian selama 2 tahun pada 65 penderita menemukan 42 orang 65 yang hapusan BTA dari BAL menjadi positif 35 . Penelitian Tueller dkk mendapatkan angka 47, 56 dari 120 penderita dengan. BTA negatif yang dilakukan tindakan bronkoskopi 10,30 . Lima orang yang dalam penelitian ini dari hasil cairan BAL dijumpai kuman BTA positif, 1 peserta didapati gambaran lumen dengan jumlah sekret yang produktif, sedang yang lain tidak disertai dengan sekret yang produktif. Hasil BTA dari BAL yang menjadi positif pada penelitian ini, bisa karena Universitas Sumatera Utara saat melakukan pemeriksaan hapusan dahak pertama pada pemeriksaan dahak spontan, penderita tidak dapat mengeluarkan dahak secara maksimal , sehingga sputum yang diperiksa tidak memadai. Pada BAL saat bronkoskopi, cairan normal salin yang diinstilasikan diharapkan akan mencapai parenkim paru, sehingga ketika dilakukan aspirasi suction cairan yang didapat akan membawa kuman MTB dan menghasilkan hapusan BTA yang positif. Hasil negatif bisa juga disebabkan kesalahan persiapan preparat pada saat pengecatan maupun penilaianpembacaan jumlah kuman 39 . Tidak dijumpainya kuman BTA dari BAL pada penelitian ini begitu juga pada penelitian-penelitian mungkin disebabkan karena jumlah kuman yang sedikit 5000ml. Banyaknya kuman yang ada berhubungan dengan konsentrasi kuman dari bahan yang didapat pada saat dilakukan BAL. Dalam membuat sebuah hapusan sputum maka akan terambil kira-kira ± 0,01 ml sputum yang akan digoreskan pada area ± 200 mm 2 10x20 mm. Jika tiap 1 ml sputum mengandung 5000 kuman, maka setiap hapusan akan mengandung 50 kuman 0,01x5000. Dan jika 50 kuman ini didistribusikan pada 10.000 lapang pandang maka ada 1 kuman pada 200 lapang pandang. Jika hanya 100 lapang pandang yang diperiksa kemungkinan ditemukan kuman menjadi 50. Sehingga untuk menjumpai 1 kuman BTA pada 10 lapang pandang atau 10 BTA pada 100 lapang pandang sesuai kriteria IULTD adalah +1 maka dibutuhkan 100.000 kuman ml dan harus tersebar secara merata pada setiap hapusan yang diperiksa 39 Untuk mendapatkan BTA dari hasil cairan BAL dibuat suatu spesimen yang berasal dari hapusan sedimen yang sudah diproses sebelumnya dengan teknik . Inilah yang membuat mengapa bisa dijumpai hasil BTA tetap negatif, yaitu jumlah kuman yang ada memang sedikit dan kuman tidak tersebar secara merata pada setiap hapusan yang diperiksa. Universitas Sumatera Utara centrifuge sehingga didapat spesimen yang sudah homogen dan terdispersi secara merata, dan ini tidak dipengaruhi oleh lama dan waktu sampel diproses. BTA yang mati akan tetap terlihat jika memang dijumpai dalam jumlah yang cukup dalam suspensi sedimen saat diperiksa dibawah mikroskop. Dari 26 orang peserta penelitian didapatkan 10 orang 38.5 dengan gambaran hiperemis pada lumen bronkus pada saat bronkoskopi dilaksanakan, disamping adanya dijumpai gambaran sekret 15.4, gambaran darah 11.5, dan gambaran normal bronkus pada 8 orang 30.8. Dijumpai pada 1 orang yang dengan tampak massa di 13 proksimal trakea pada dinding posterior disertai stenosis edematous dengan mukosa hiperemis pada lobus bawah paru kanan. Semua penderita yang menjadi peserta penelitian ini yang pada awalnya didiagnosis dengan TB paru tersangka, mendapat pengobatan TB paru dengan regimen Katagori I dari poli DOTS TB, dan ini dibenarkan berdasarkan Pedoman Penanggulangan TB. Gambaran lumen bronkus pada penderita TB paru bisa berupa kelainan pada bronkus akibat proses inflamasi endobronkial. Inflamasi yang tampak saat dilakukan bronkoskopi bisa berupa pembengkakkan edema mukosa, mukosa hiperemis, sekresi sekret yang purulen, sekret atau perdarahan, gambaran granuloma, ulserasi pada percabangan bronkus atau segmen 31,39,40 Gambaran yang sering didapati pada infeksi TB adalah gambaran mukosa yang tampak hiperemis yaitu gambaran suatu peradangan, sama dengan gambaran suatu infeksi. Penelitian oleh Ricardo Acuna pada 279 penderita yang disangka TB di sanatorium di Meksiko menunjukkan 83 orang penderita yang dilakukan bronkoskopi, dijumpai gambaran berupa ulkus soliter yang kecil, bulat, superfisial dan tepi tajam tanpa perubahan pada jaringan sekitarnya. Universitas Sumatera Utara Penelitian yang dilakukan Tuller dkk menjumpai kelainan pada 18 orang dari 120 penderita TB paru 25 yang dibronkoskopi, dimana 10 orang dengan gambaran inflamasi akut, 4 orang dengan gambaran purulen, 3 orang dengan gambaran hemoragik dan 1 orang dengan gambaran perforasi kaseosa dari kelenjar limfe. Sedangkan penelitian Raoof dkk menjumpai lesi endobronkial pada penderita HIV yang terinfeksi TB dengan gambaran berupa mukosa yang hiperemis, massa kaseosa bronkial, penonjolan kelenjar limfe, dan karina yang tumpul, 10,.40 . Pada penelitian ini tidak ditemukan adanya ulkus maupun erosi pada mukosa bronkus, hanya gambaran inflamasi berupa mukosa hiperemis dan sekret . Universitas Sumatera Utara

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN