Panduan Umum Penyusunan Proposal, Protokol dan Laporan Akhir Penelitian
610.142
Ind
p
PANDUAN UMUM PENYUSUNAN
PROPOSAL, PROTOKOL DAN
LAPORAN AKHIR PENELITIAN
Disusun Olch:
Komisi Ilmiah Badan Litbangkcs
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
JL PERCETAKAN NEGARA NO.29 JAKARTA 10560
2013
PANDUAN UMUM
PENYUSUNAN PROPOSAL, PROTOKOL DAN
LAPORAN AKHIR PENELITIAN
Disusun Oleh :
Komisi lImiah Badan Litbangkes
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
JI. Percetakan Negara No.29, Jakarta 10560
2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT
karen a berkat kasih dan karuniaNya,
Panduan Umum Penyusunan Proposal,
Protokol dan Laporan Akhir Penelitian
ini
dapat
diselesaikan
dengan
baik.
Panduan ini merupakan penyempumaan
dari Edisi I dan Edisi II yang dilakukan oleh Komisi llmiah
Badan
Litbang
Kesehatan
dengan
komitmen
untuk
mewujudkan visi dan misi Badan Litbangkes . Buku ini
merupakan panduan untuk penyusunan proposal penelitian,
protokol penelitian dan laporan akhir penelitian. Diharapkan
dengan panduan ini penelitian yang diusulkan lebih berkualitas
dan menghasilkan output, outcome, benefit dan impact yang
sesuai
dengan
kebutuhan
stakeholders serta
mendukung
program pembangunan kesehatan.
Mengingat IPTEK bidang kesehatan memiliki sifat yang
dinamis dan berkembang sesuai dengan peradaban manusia,
maka
senantiasa
diperlukan
pemikiran
dan
upaya
pengembangan panduan ini . Panduan yang disempumakan ini
menjadi wujud dari sifat dinamis.
Kepada seluruh anggota Komisi Ilmiah yang telah bekerja
bersungguh-sungguh menyempumakan panduan
ini
ucapkan terima kasih dan penghargaan
sebesar-
yang
kami
besamya.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan
memberi petunjuk serta kekuatan kepada kita semua dalam
melaksanakan penelitian dan pengembangan kesehatan.
Jakarta,
Oktober 2013
Kepala
Badan Penelitian dan Pengembangan
k・ウィ
セ@
Dr. r. Trihono, MSc
NIP 195402141980121001
11
DAFTARISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR lSI
BABI. PENDAHULUAN
BAB II. SISTEMATIKA PENULISAN
II.A.PROPOSAL
II.B.PROTOKOL
II.C.LAPORAN PENELITIAN
BAB III. PENJELASAN SISTEMATIKA
III .A.PENYUSUNAN PROPOSAL
1. Judul Penelitan
2. Identitas Pengusul
3. Ringkasan Penelitian
4. Latar Belakang
5. Masalah yang akan diteliti
6. Tujuan
7. Manfaat
8. Metode
9. Susunan Peneliti
10. Rencana Biaya yang dimintakan
11. Daftar Kepustakaan
III.B.PENYUSUNAN PROTOKOL
1. Judul
2. Identitas Pengusul
3. Daftar lsi
4. Ringkasan Penelitian
5. Pendahuluan
Hal
III
4
4
6
7
10
10
11
12
12
12
13
14
14
14
15
15
15
17
17
18
18
18
18
1lI
5.1. Latar Belakang
5.2. Perumusan Masalah Penelitian
5.3 . Pertanyaan Penelitian
5.4. Tujuan Peneliti
5.5. Manfaat Penelitian
6. Tinjauan Pustaka
7. Metode Penelitian
7.1 . Kerangka Teori
7.2. Kerangka Konsep
7.3. Hipotesis
7.4. Definisi Operasional Variabel
7.5. Disain penelitian
7.6. Tempat dan Waktu
7.7. Populasi dan Sampel
a. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
b. Besar sampeI
c. Cara Pemilihan Sampel
7.8 . Instrumen Pengumpul Data
7.9. Bahan dan Prosedur pengumpul data
7.10. Izin Peneli tian
7.11. Pengolahan dan Analisis Data
8. Etik Penelitian
9. Daftar Kepustakaan
10. Lampiran
11. Susunan Tim Peneliti
12. ladwal Penelitian
13. Rekapitulasi Biaya (Rincian Rencana
Anggaran)
14. Biodata Ketua Pelaksana dan Peneiiti
lV
18
20
20
21
21
23
24
24
24
25
27
28
29
29
20
30
31
31
34
34
34
35
36
37
37
38
38
39
15. Kesediaan Anggota Tim Peneliti
16. Persetujuan Atasan yang berwenang
III. C. LAPORAN PENELITIAN
1. SK penelitian
2. Susunan tim peneliti yang terlibat
3. Surat Persetujuan Etik
4. Persetujuan Atasan
5. Kata pengantar
6. Ringkasan eksekutif
7. Abstrak
8. Daftar lsi
9. Daftar Tabel, Gambar, Grafik atau Peta
10. Pendahuluan
11. Tinjauan Pustaka
12. Hasil
13. Pembahasan
14. Kesimpulan dan Saran
15. Daftar Kepustakaan
16. Lampiran
BAB IV. TATALETAK DAN CARAPENGETIKAN
LAPORAN
1. Pengetikan
2. Paginasi
3. Kutipan
BAB V. PLAGIAT
BAB VI. PENUTUP
BAB VII. DAFTAR PUSTAKA
39
39
41
41
41
41
42
42
42
43
44
44
44
44
45
46
46
47
48
49
50
50
50
51
54
56
v
LAMPIRAN
Lampiran 1. Sistematika penulisan protokol penelitian
Lampiran 2. Lembar Kelengkapan Protokol Penelitian
DIPA
Lampiran 3 Fonnulir Penilaian Protokol DIPA
Lampiran 4 Masukan, Perbaikan dan Saran
Lampiran 5. Fonnulir penilaian seleksi administratif
laporan penelitian kompetitif
Lampiran 6. Lampiran Fonn Proposal
Vi
57
59
60
61
62
63
Lampiran 7. Lampiran Fonn Protokol
65
Lampiran 8. Lampiran Laporan Penelitian
70
Lampiran 9. Contoh daftar isi
71
BABI
PENDAHULUAN
Penelitian merupakan kegiatan berkesinambungan dimulai
dari penyampaian ide yang dituangkan dalam bentuk proposal.
Selanjutnya disusun suatu protokol agar ide terse but dapat
dilaksanakan dan menghasilkan luaran yang diharapkan serta
disajikan dalam suatu laporan penelitian.
Pengembangan suatu ide penelitian, dihasilkan dari suatu
kajian yang menyeluruh dari hasil penelitian terdahulu dan di
bidang yang sesuai dengan kepakaran peneliti. Ciri penelitian
yang berkualiatas antara lain mempunyai daya ungkit bagi
pemecahan masalah terhindar dari aspek plagiat (lihat
lampiran), mengandung kebaharuan teknologi atau keaslian
infonnasi dan memberikan masukan bagi pengembangan di
bidang yang diteliti.
Luaran yang dihasilkan dari suatu
penelitian merupakan infonnasi ilmu pengetahuan dan atau
teknologi (IPTEK) yang bersifat asli, yang mempunyai
kebaharuan dan dapat digunakan sebagai dasar dalam dalam
penyusunan program atau kebijakan intervensi.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan mempunyai
tanggung
jawab
membina
penelitian
kesehatan
yang
berkualitas. Untuk itu, diperlukan panduan umum penyusunan
proposal, protokol, dan laporan penelitian terutama penelitian
kesehatan yang meminta dana dari Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan.
Dalam panduan umum penyusunan proposal, protokol selia
laporan hasil penelitian ini sistematika disesuaikan dengan
tujuan serta kegiatan yang tepat dalam pencapaian hasil
penelitian kesehatan . Selain itu hasil laporan penelitian pad a
hakekatnya terkait program, kebijakan serta hak kekayaan
intelektual. Kegiatan lanjutan dikembangkan sedemikian rupa
sehingga
diperoleh
luaran
yang
bermanfaat dan
dapat
diaplikasikan.
Mengingat berkembangnya jenis penelitian yang diajukan
meliputi pencapaian kegiatan bidang kesehatan yang sangat
bervariasi, maka dalam
panduan
ini
mencakup
bidang
penelitian kesehatan masyarakat, klinis (termasuk uji klinis
obat dan alat kesehatan), teknologi serta humaniora yang
penyusunannya memerlukan format tersendiri.
2
Pada akhir penelitian, laporan hasil penelitian akan dilakukan
penilaian sesuai dengan lampiran 3, di mana dilihat kaitan
antara tujuan penelitian dengan: program, kebijakan (prioritas
program kesehatan) atau pencapaian agenda riset diukur agar
hasil riset mempunyai hasil gun a yang optimal. Oleh karena
itu,
kajian
ruang
lingkup
yang
sangat
komprehensif
membantu untuk mencapai nilai kebaharuan atau orisinalitas
at au keunikan kearifan lokal tanpa melupakan manfaatnya
dalam
program
dan
pencapaian
iptek
kesehatan
yang
meningkatkan pencapaian status, pemerataan, kesinambungan
dan kualitas kesehatan masyarakat.
3
BABII
SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika protokol penelitian dapat dilihat pada lampiran 1,
sedangkan
formulir/format
penilaian
protokol,
penilaian
laporan, penyusunan proposal, protokol , serta laporan hasil
penelitian, serta cover laporan hasil penelitian dapat dilihat
dalam lampiran 2, 3, 4, 5 dan 6. Setiap anggota tim penelitian
diwajibkan menandatangani kesediaan untuk melaksanakan
tugas dalam penelitian tersebut. Proposal, protokol dan
laporan akhir penelitian secara umum disusun sesuai dengan
lampiran tersebut.
Khusus
untuk penelitian
klinis
dan
kualitatif, format protokol perlu disesuaikan dengan panduan
yang disusun penelitian tersebut. Proposal dan protokol harus
disusun sesuai format panduan protokol penelitian klinis atau
penelitian kualititif. Dalam pelaksanaan penelitian dari awal
sampai
akhir,
semua anggota
penelitian
yang
terlibat
diwajibkan menulis semua kegiatan tersebut dalam log book.
II.A. PROPOSAL
Proposal merupakan suatu rencana kerja tertulis yang disusun
secara sistematis, dan diajukan untuk memperoleh dana.
Proposal adalah garis besar (outline) yang menjelaskan
4
tentang siapa (who), apa (what) mengapa (why), bagaimana
(how), dimana (where) , kapan (when), dan untuk siapa (jar
whom), penelitian terse but akan dilaksanakan. Proposal
merupakan dasar penyusunan protokol.
Berdasarkan
pengertian
terse but
maka
sistematika
penyusunan proposal meliputi:
1.
Judul penelitian
2.
Identitas pengusul
3.
Ringkasan penelitian
4.
Latar belakang
5.
Masalah penelitian
6.
Tujuan penelitian, dan
7.
Manfaat penelitian
8.
Metode penelitian secara ringkas
9.
Susunan peneliti
10. Rencana jumlah biaya yang dimintakan
Informasi
dalam
kerangka
proposal
terse but
sebaiknya
menampung ide-ide yang terkait dengan agenda riset.
5
II.B. PROTOKOL
Protokol disusun sangat rinci dari setiap tahapan penelitian
baik yang satu tahun atau tahapan yang bersifat multi years
(lebih dari 1 tahun). Protokol menjelaskan tentang siapa atau
apa, mengapa, bagaimana, kapan dan untuk siapa penelitian
ini akan dilaksanakan.
Protokol disusun dengan menggunakan format yang terdiri
dari elemen-elemen sebagai berikut:
1. Judul penelitian
2. Identitas pengusul penelitian
:3.
Daftar is;
4.
Ringkasan penelitian
5.
Pendahuluan (yang terdiri dari: latar belakang, masalah,
pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian).
6.
Metode penelitian (yang terdiri dari: kerangka teori/
hi potesis,
definisi
operasional
kerangka
konsep,
variabel,
disain penelitian, tempat dan waktu, populasi
dan sampel, instrument pengumpul data, bahan dan
prosedur kerja atau pengumpulan data, pengolahan dan
analisis data)
7.
Etik penelitian.,
8.
Daftar kepustakaan,
9.
Lampiran
6
10. Susunan tim peneliti,
11. ladwal penelitian,
12. Rekapitulasi biaya (Rincian Rencana Anggaran)
13. Biodata ketua pelaksana dan peneliti,
14. Persetujuan atasan yang berwenang
15. Kesediaan anggota tim peneliti
II.C. LAPORAN PENELITIAN
Laporan penelitian memberikan informasi kegiatan yang telah
dilaksanakan serta hasil yang telah dicapai sehingga 1uaran
yang akan diperoleh seyogyanya diungkapkan secara rinci dan
operasional seperti dalam protokol.
Bahan laporan penelitian terdiri sebagian dari protokol dan
dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan .
Laporan penelitian adalah laporan ilmiah lengkap dari suatu
penelitian setelah kegiatan penelitian berakhir.
Laporan
penelitian merupakan pertanggungjawaban ilmiah dan sebagai
dokumen tertulis lengkap dari kegiatan penelitian. Dokumen
ini merupakan bag ian penting dari proses penelitian yang
meliputi: perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan, penulisan
laporan, pemanfaatan dan publi1casi hasil penelitian, serta
evaluasi penelitian. Perlu di&arisbawahi bahwa laporan
penelitian tidak berhentil selesai setelah inenyusun laporan
7
administrasi (pertanggung jawaban penggunaan dana yang
diberikan), tetapi harus dilanjutkan dalam menyusun transkrip
untuk publikasi. Format transkrip harus disesuaikan dengan
jumallmajalah ilmiah tempat transkrip akan dimuatldituju.
Oleh karena itu format transkrip bukan bagian dari panduan
in!.
Menyusun laporan penelitian merupakan suatu keharusan bagi
peneliti yang melaksanakan
penelitian, dengan berprinsip
pada: kejujuran, etika, kaidah ilmiah, berdasar pada data dan
hasil , serta menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum membuat
laporan penelitian :
Pemahaman terhadap kerangka teori dan kerangka
konsep penelitian
- Kecukupan bahan pustaka sebagai acuan dan bahan
pembahasan
- Kelengkapan data
- Analisis data sudah dilakukan seSUaI dengan tujuan
penelitian
Laporan penelitian disusun menurut urutan sebagai berikut.
1.
8
Judul Penelitian
2.
Susunan Tim Peneliti (sesuai dengan Surat Keputusan
Penelitian),
3.
Persetujuan Etik
4.
Persetujuan Atasan
(Mengetahui
Ketua
PPl
dan
Menyetujui Ketua Satker)
5.
Kata Pengantar
6.
Ringkasan Eksekutif
7.
Abstrak
8.
Daftar lsi
9.
Daftar TabellGambariGrafikiPetalLampiran
lsi laporan penelitian terdiri dari :
1.
Pendahuluan
2. Tinjauan Pustaka
3. Metode
4. Hasil
5. Pembahasan
6. Kesimpulan dan Saran
7. Daftar Kepustakaan
8. Lampiran
9
BAB Hl
PENJELASAN SISTEMATIKA
Sebelum menyusun proposal atau protokol perlu di fahami
terlebih dahulu luaran yang akan dicapai sehingga susunan
sistematikanya sesuai luaran. Luaran bisa berupa formulasi
dasar, formulasi terapan dan klinis, proses teknologi dan
teknologi produksi. Dasar penelitian harus berbasi s masalah
ke:;ehatar.
Agenda
(Prioritas
Riset
kebijakan
Kesehatan
Kementerian
Nasional,
Kesehatan,
laporan
Riskesdas,
Rjfaskes, Rikus, PDBK, SDKI) dan laporan penelitian
(termasuk
kajian
pustaka)
Badan
Litbangkes
Sistematika penyusunan proposal, protokol dan
lainnya.
laporan
pcnelitian dikembangkan berdasarkan esensi dan isi scsuai
luaran penelitian.
III A. PENYUSUNAN
PROPOSAL
Untuk memperoleh dana penelitian kesehatan yang terbatas,
proposal yang diajukan akan diseleksi oleh PPI menurut
relevansi masalah, tujuan, metode penelitian dan kelayakan.
Proposal terbaiklah yang akan diberi dana.
Oleh karena itu,
penyusunan proposal harus dilakukan dengan bahasa yang
ringkas (pad at dan jelas), teliti dan sejelas mungkin. Proposal
10
dibuat rangkap empat untuk diserahkan ke tim administraasi.
Sistematika penyusunan proposal meliputi:
l. Judul penelitian
2. Identitas pengusul
3. Ringkasan penelitian
4. Latar Belakang
5. Masalah penelitian
6. Tujuan penelitian
7. Manfaat Penelitian
8. Metode penelitian seeara ringkas
9. Susunan penelitian
10. Reneana jumlah biaya yang diminta
11. Daftar Kepustakaan
1. Judul Penelitian
Judul
meneerminkan
masalah,
tuiuan
penelitian
dan
menggambarkan seeara tepat kepada pembaea tentang ide
kune! dari penelitian yang akan dilaksanakan.
Judul harus
ringkas (singkat dan pad at), jelas dan maksimal terdiri dari 20
kata
(termasuk
kata
sam bung).
Setiap penelitian yang
diajukan wajib mencantumkan nomor kode dari PPI (kode
terlampir). Nomor kode penelitian diminta dari PPJ dan
diperlukan untuk administratif dan penelusuran penelitian,
11
yang isinya lembaga pengusul, bidang yang diusulkan, kode
penelitian dan urutan usulannya.
2. Identitas Pengusul
Pengusul adalah ketua pelaksana penelitian. Identitas terdiri
dari:
nama lengkap pengusul, gelar akademik, jabatan
fungsional
(khusus
keanggotaan
untuk
APKESI,
peneliti
dari
instansi/kantor,
balitbangkes),
alamat,
faksimili kantor dan e-mail. Untuk penelitian
telepon/
DIPA Badan
Litbangkes, disyaratkan ketua pelaksana adalah peneliti
Bagi penelitian dengan sumber dana lain
fungsional aktif.
disesuaikan
panduan masing-masing penyandang dana.
3. Ringkasan Penelitian
Ringkasan penelitian adalah uraian singkat dari latar belakang,
masalah yang akan diteliti, metoda pengumpulan data yang
akan
tempat
dilakukan,
dan
waktu
penelitian
serta
datalinfonnasil pengetahuan teknologi yang akan dihasilkan.
Penulisan ringkasan harus padat, singkat dan jelas, maksimal
250-300 kata, tanpa sub-judul.
4. Latar Belakang
Jelaskan
secara
singkat
latar
belakang
pada
proposal.
Penjabaran latar belakang penelitian meliputi komponenkomponen
12
masalah
yang
teridentifikasi,
perlu
diteliti
berdasarkan kajian pustaka dan
hasil
penelitian, topik
penelitian, pertanyaan penelitian, pertimbangan (justification)
fokus penelitian. lelaskan urgensi dan relevansi masalah
penelitian dengan mengacu prioritas kebijakan kesehatan dan
agenda riset kesehatan nasional.
Suatu penelitian penting untuk dilakukan : (1) apabila ada
masalah yang belum pernah diteliti atau sangat jarang diteliti
dan memang diperlukan penelitian untuk memecahkannya, (2)
hasilnya belum lengkap, (3) hasil kurang tajam analisisnya, (4)
hasil penelitian masih kontradiktif dan belum konsisten, serta
ISU-ISU
penting
lainnya
yang
belum
teridentifikasi
permasalahannya dan fisible untuk dilakukan.
5. Masalah yang akan diteliti
Rumuskan
masalah yang akan
diteliti
dengan kalimat
sesederhana mungkin tetapi jelas, masalah penelitian adalah
kesenjangan (gap) an tara fakta dan teori, antara kenyataan dan
harapan atau kejadian yang seharusnya, antara kebijakan dan
pelaksanaan.
Tidak semua masalah kesehatan memerlukan peneiitian,
misalnya ada masalah kesehatan yang dapat diselesaikan
melalui
perbaikan
manaJemen,
peningkatan
koordinasi,
pelatihan, dan pemenuhan ketersediaan sumber daya baik
13
manus la, teknologi yang lebih murah dan tepat guna.
Setelah masalah teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah
membatasi, memfokuskan, dan mendefinisikan masalah
dan
altematif pemecahannya yang menjadi fokus penelitian.
6. Tujuan
Tujuan terdiri
dari
tujuan
umum
dan
tujuan
khusus.
Pemyataan dalam Tujuan umum belum terukur ; sedangkan
pernyaaan pada tujuan khusus haruslah terukur.
Tujuan
khusus merupakan komponen tercapainya tujuan umum.
Dalam
menyusun
tujuan
hendaknya
diperhatikan
konsistensinya dengan j udul-masalah- kesi mpulan.
7. Manfaat
Penelitian harus menghasilkan manfaat. Tiga manfaat utama
yang
biasanya
dikemukakan
yaitu
manfaat
untuk
pengembangan ilmu, masyarakatlpopulasi penelitian dan
kebijakan eksekutifuntuk kemaslahatan masyarakat.
8. Metode
Metode
adalah
cara
mencapm
tujuan
penelitian
yang
diuraikan dengan langkah kegiatan yang akan dikerjakan.
Pad a
proposal,
metode
diuraikan
secara
ringkas
dan
disesuaikan dengan tujuan. Penelitian yang ingin memperoleh
angka prevalensi, maka gunakan rancangan kroseksional. Jika
14
diinginkan faktor risiko maka rancangan kohor atau kasus
kontrol lebih tepat. Jika ingin diketahui patologi/prosesl
mekanisme kejadian maka penelitian biomolekuler lebih tepat.
Penelitian kualitatif dapat menjelaskan fenomena yang terjadi
dan yang tidak dapat diungkapkan
dengan pernyataan
numerik (angka).
9. Susunan Peneliti
Susunan
peneliti
mencerminkan
kompetensi
pelaksana
penelitian. Oleh karena itu, latar belakang pendidikan, rekam
jejak, publikasi peneliti (peneliti utama dan anggota) dan
keahlian lainnya haruslah sesuai dengan masalah penelitian
yang akan dilaksanakan.
10. Rencana Biaya yang dimintakan
Biaya penelitian yang dimintakan terdiri dari jumlah dana
yang dimintakan kepada Badan Litbang Kesehatan dan dana
yang berasal dari institusi/lembaga lain. Jika ada dana dari
institusi/lembaga lain harus dijelaskan (dalam protokol)
peruntukannya. Alokasi dana terse but harus terpisah dari dana
Badan
Litbang
Kesehatan
agar
mudah
pertanggung-
jawabannya.
11. Daftar Kepustakaan
Cantumkan rujukan terbaru yang digunakan.
Gunakan
15
rujukan sepuluh tahun terakhir kecuali menyangkut masalah
"sejarah" atau "sumber asli pemyataan". Misalnya penemuan
pengaruh hipotiroksinemia pada awal kehamilan terhadap
gangguan
neuropsikomotor
bayi
yang
dilahirkan
yang
dipublikasikan tahun 1999.
Pencantuman rujukan mengikuti metode Vancouver, yaitu
penomeran menurut urutan rujukan yang digunakan atau
berdasarkan kemunculan dalam transkrip. Contoh penulisan
daftar pustaka:
Text book
DiOlU1e RA, Phero JC, Becker DE, editors. Management
of pain and anxiety in the dental office. Philadelphia:WB
Saunders:2002.
Dokumen Pemerintah
Canada.Environmental Health Directorate. Radiation
protection in dentistry; recommended safety procedure
for use of dental x-ray equipment. Safety code 30.0ttawa:
Ministry of health;2000.
Artikel dari jurnal
Haas AN,de Castro GD,Moreno T, Susin C, Albandar JM,
Oppermann RV, et al.Azithomycin as aadjuntive treatment
of aggressive periodontitis: 12-months randomized
clinical trial. J clin Periodontol. 2008 Aug: 35(8):696-704.
Referensi publikasi elektronik
Tasdemir T, Yesilyurt C, Ceyhanli KT, Celik O,Er K,
Evaluation of apical filling after root canal filling by 2
16
different techniques.l Can Dent Assoc [Jnternet].2009 Apr
[cited 2009 lun 14];75(3):[about 5pp.].Available from:
http://www.cda-adc.caljcdalvol-75Iissue-3/20 1. html.
III B. PENYUSUNAN PROTOKOL
Setelah proposal dianggap layak oleh PPJ untuk diberi dana,
maka peneliti harus menyusun protokol. Penyusunan protokol
harus disusun serinci mungkin dan lebih rinci daripada
proposal. Protokol merupakan penyamaan pemahaman dan
menjadi
pedoman
bagi
anggota
melaksanakan penelitian.
Kualitas
peneliti
data hasil
lain
untuk
penelitian
dimulai dari rincinya penyusunan protokol.
1. Judul
ludul
mencerminkan
masalah,
tujuan
penelitian
dan
menggambarkan secara tepat kepada pembaca tentang ide
kunci dari penelitian yang akan dilaksanakan.
ludul harus
ringkas (singkat dan padat), jelas dan maksimal terdiri dari 20
kata (tennasuk kata sam bung).
Setiap penelitian yang
diajukan wajib mencantumkan nomor kode dari PPJ (kode
terlampir). Nomor kode penelitian diminta dari PPJ dan
diperlukan untuk administratif dan penelusuran penelitian,
yang isinya lembaga pengusul, bidang yang diusulkan, kode
penelitian dan urutan usulannya.
17
2. Identitas Pengusul
Pengusul adalah ketua pelaksana penelitian. Identitas terdiri
dari: nama lengkap pengusul, gelar akademik, jabatan
fungsional
keanggotaan
(kbusus
untuk
APKESI,
peneliti
dari
instansi/kantor,
balitbangkes),
alamat,
faksimili kantor dan e-mail. Untuk penelitian
telepon/
OIPA Badan
Litbangkes, disyaratkan ketua pelaksana adalah peneliti
fungsional aktif.
disesuaikan
Bagi penelitian dengan sumber dana lain
panduan masing-masing penyandang dana.
3. Daftar lsi
Lihat lampiran (lampiran no 7)
4. Ringkasan Penelitian
Ringkasan penelitian adalah uraian singkat dari latar belakang,
masalah yang akan diteliti, metoda pengumpulan data yang
akan
dilakukan,
tempat
dan
waktu
penelitian
serta
datalinformasi/pengetahuan teknologi yang akan dihasilkan.
Penulisan ringkasan harus padat, singkat dan jelas, maksimal
250-300 kata, tanpa sub-judul.
5. Pendahuluan
5.1. Latar Belakang
Penjabaran latar belakang penelitian meliputi komponen18
komponen masalah yang teridentifikasi, perlu diteliti
berdasarkan kajian pustaka dan hasil penelitian, topik
penelitian, pertanyaan penelitian, pertimbangan (justification)
fokus penelitian. Suatu penelitian penting untuk dilakukan:
(1) apabila ada masalah yang belum pernah diteliti atau sangat
jarang diteliti dan memang diperlukan penelitian untuk
memecahkannya, (2) hasilnya belum lengkap, (3)
hasil
kurang tajam analisisnya, (4) hasil penelitian masih
kontradiktif dan belum konsisten, serta isuisu penting lainnya
yang belum teridentifikasi permasalahannya dan fisible untuk
dilakukan.
Di dalam pendahuluan disebutkan alasan pemilihan topik
penelitian yaitu :
relevan dengan urgensl dan aktualitas masalah
kesehatan,
tidak duplikasi dengan penelitian lain,
layak untuk diteliti/ditinjau dari ketersediaan sumber
daya manusia, peralatan, dana, dan kemungkinan
menemukan responden,
memberikan hasil yang dapat dimanfatkan oleh
kementerian kesehatan atau stakeholders lainnya,
mempertimbangkan aspek etik penelitian.
19
5.2. Perumusan Masalah Penelitian
Tidak semua masalah kesehatan memerlukan penelitian,
misalnya ada masalah kesehatan yang dapat diselesaikan
melalui perbaikan manajemen, peningkatan koordinasi,
pelatihan, dan pemenuhan ketersediaan sumber daya baik
manusia, teknologi yang lebih murah dan tepat guna. Setelah
masalah teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah membatasi,
memfokuskan, dan mendefinisikan masalah dan alternatif
pemecahannya yang menjadi fokus penelitian.
5.3. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan penelitian dirumuskan berdasarkan kaj ian masalah,
hasil penelitian terdahulu dan teori. Pertanyaan penelitian
menjadi landasan untuk menentukan alternatif pemecahan
masalah, dan sebagai pedoman dalam menyusun tujuan
penelitian, memilih metode penelitian dan mengembangkan
hipotesis (bila diperlukan).
Contoh:
Masalah yang ditemukan : Suplementasi multi gizi mikro saja
pada ibu hamil tidak dapat berhasil optimal.
Hasil penelitian : Berat badan bayi lahir tidak berbeda dengan
ibu hamil yang menerima zat besi. Disisi lain ada fakta bahwa
konsumsi zat gizi makro masih rendah.
20
Teori : Status gizi tidak cukup hanya dengan zat gizi mikro,
tapi juga harus terpenuhi zat gizi makro.
Pertanyaannya Penelitian :
1) Apakah suplementasi multi gizi mikro dan zat glZl
makro dapat menaikkan berat badan bayi lahir,
2) Apakah dapat meningkatkan status gizi ibu,
3) Apakah dapat menumnkan angka kematian ibu,
4) Apakah menurunkan angka stunting pada balita.
Pertanyaan penelitian dapat dijadikan pedoman untuk
merancang penelitian. Pertanyaan penelitian dapat merupakan
pertanyaan ulangan dari penelitian yang sudah ada, apabila
masih berlaku untuk masa kini, tempat atau populasi.
5.4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan hams logis dan sistematis sesuai dengan identifikasi
dan batasan masalah.
Tujuan
umum
merupakan pemyataan spesifik yang
menggambarkan luaran yang akan dihasilkan dari penelitian
yang diusulkan.
Tujuan khusus merupakan cerminan komponen atau unsur
yang hams dipenuhi untuk mencapai tujuan umum. Tujuan
khusus tergambar dalam kerangka konsep dan searah dengan
21
variabel yang digunakan. Tujuan ini langsung berkaitan
dengan masalah penelitian dan menunjukkan variabelvariabel yang akan diperiksaldiukur.
Tujuan khusus dapat diukur, nyata, spesifik dan dapat dicapai
dalam waktu yang telah ditentukan. Tujuan khusus dinyatakan
dengan tindakan yang menggunakan kat a kerja (to), yang
tentu
saJa
sesual
dengan
pennasalahannya,
misalnya
mengukur (to assess, to measure), mengidentifikasi (to
identify), menentukan (to determine), membandingkan (to
compare).
5.5. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak
antara lain:
Penentu kebijakan sebagai masukan untuk penyusunan
kebijakan dan
program pembangunan
kesehatan
(evidenced base policy)
Masyarakat ilmiah (Iptek), sebagai masukan untuk
penelitian lebih lanjut untuk pengembangan ilmu
pengetahuan
hipotesis.
22
dan
teknologi
serta
pengembangan
Masyarakat umum, misalnya dapat diterapkan dalam
keluarga, atau untuk bahan penyuluhan kesehatan
kepada masyarakat,
Masyarakat industri, dalam bentuk paten atau merek,
termasuk proses dan produk, serta penemuan baru di
bidang ilmu pengetahuan.
Peneliti, institusi penelitian untuk memperoleh HAKI
(bila diperlukan)
Hasilhasil yang akan diperoleh dari penelitian ini perlu
disebutkan secara spesifik, dan dengan cara bagaimana hasil
penelitian dapat dimanfaatkan oleh berbagai stakeholders
diatas.
6. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan analisis peneliti terhadap teori
dan hasilhasil penelitian yang dilakllkan oleh peneliti
sebelumnya, dan merupakan rincian penjelasan untuk
mendukung justifikasi urgensi penelitian. Kristalisasi kajian
pustaka menjadi kerangka teori dan menllntun untuk
pengembangan kerangka konsep.
23
7. Metode Penelitian
7.1. Kerangka Teori
Kerangka teori sebagai pegangan atau pedoman untuk
memberikan asumsi atau postulat, prinsip, teori, konsep,
preposisi dan definisi operasional. Kerangka teori merupakan
kerangka yang dibangun dari berbagai teori yang ada dan
saling berhubungan sebagai dasar untuk membangun kerangka
konsep. Kerangka teori
merupakan kerangka acuan
komprehensif mengenai konsep, prinsip, atau teori yang
digunakan sebagai landasan dalam memecahkan masalah yang
dihadapi . Kerangka teori disampaikan dengan maksud untuk
memberikan gambaran tentang kaitan upaya pengembangan
dengan upayaupaya lain yang mungkin slldah pernah
dilakukan para ahli untuk mendekati permasalahan yang sarna
at au relatif sama. Dengan demikian pengernbangan yang
dilakukan memiliki landasan empiris yang kuat.
7.2. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian merupakan uralan ten tang
hubungan antara variabel bebas dan terikat
yang terkait
dalam masalah yang akan diteliti, sesuai dengan rumusan
masalah dan kajian pustaka. Kerangka konsep penelitian
harus dinyatakan dalarn bentuk skerna at au diagram hubungan
24
antara variabel bebas dan variabel terikat. Penjelasan
kerangka konsep penelitian diperlukan dalam bentuk narasi
mencakup identifikasi variabel, jenis serta hubungan antar
variabel, berdasarkan kerangka teori. Kerangka konsep bukan
alur rencana kerja/kegiatan.
7.3. Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu pemyataan tentang hubungan
an tara varia bel bebas (independent) dan variabel terikat
(dependent) yang menjadi pusat perhatian. Hipotesis juga
memberi petunjuk tentang tipe data yang harus dikumpulkan
dan tipe analisis yang harus dilakukan untuk mengukur
hubungan yang ada. Hipotesis tidak harus selalu ada dalam
suatu protokol penelitian, kecuali dalam suatu penelitian
untuk mencan pembuktian. Dalam menuliskan hipotesis
perlu merujuk pada kerangka konsep penelitian.
25
Kcrangka Konsep Penelitian Eksperimen
Multizat gizi mikro
Ibu hamil
Keiompok
MiNセ@
セQ⦅b・イ。エ「、ョ
__
ャ。⦅ィゥイセ@
セ@
Multizat gizi mikro +
Zat gizi makro
Ibu hamil
Kelompok II
1
Berat badan lahir
I
T
Zat gizi tunggal
Ibu hamil
kelompok III
セ
I
Berat badan lahir
Pada contoh kerangka konsep eksperiman ditunjukkan tiga
kelompok ibu hamil yang masingmasing mendapat perlakuan
yang berbeda. Kelompok I, ibu hamil diberi suplemen multi
gizi mikro, kelompok II diberi suplemen multi zat gizi mikro
dan gizi makro (energi) dan kelompok III diberi suplemen zat
besi. Disain penelitian ini ingin mengetahui efek suplementasi
26
zat gizi milao kepada ibu hamil terhadap berat badan bayi
lahir.
Suplementasi diberikan secara acak (random) dan tersamar
(blinding).
Status kesehatan Igizi ibu hamil sebelum
suplementasi diseleksi menurut inklusi dan persyaratan
tertentu.
7.4. Definisi OperasionaJ Variabel
Definisi operasional merupakan batasan atau pengertian
tentang variabel yang akan diukur, dan ditetapkan oleh
peneliti (bukan definisi dari kamus bahasa). Definisi
operasional
dibuat untuk
memudahkan dan
menJaga
konsistensi pengumpulan data, menghindarkan perbedaan
interpretasi serta membatasi ruang lingkup variabel.
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat,
atau ukuran yang dimijiki atau didapatkan oleh satuan
penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu. Variabel
adalah fenomena yang dapat berubah nilainya dan terukur.
Variabel penelitian yang dikumpulkan harus jelas antara
variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent).
Variabel bebas adalah varia bel yang dianggap mempengaruhi
variabel terikat. Variabel be b as dapat berupa jenis perlakuan,
faktor risiko, prediktor, dan kausa. Varia bel terikat adalah
27
variabel yang dipengaruhi. Contohnya status terinfeksi HIV
atau tidak terinfeksi HIV, merupakan variabel terikat.
Pengukuran variabel dikelompokkan menjadi 4 skala
pengukuran, yakni: a) skala nominal, b) skala ordinal, c) skala
interval dan d) skala ratio
Variabel yang dimasukkan dalam definisi operasional adalah
semua variabel yang dikumpulkan dan dianalisis, dapat diukur
secara operasional dan dapat dipertanggung jawabkan (harus
menggunakan referensi yang sudah baku).
Untuk memudahkan sebaiknya dibuat matriks, mencakup
nama variabel, penjelasan ten tang variabel terse but, metoda
pengukuran, skala ukur, pengkategorian, dan sumber referensi
yang sudah baku.
7.5. Disain Penelitian
Disain penelitian yang dipilih, harus dapat menjawab tujuan
penelitian, meminimalkan kesalahan dengan memaksimalkan
reliabilitas dan validitas. Disain penelitian sangat tergantung
pada masalah penelitian, sejauh mana telah diketahui masalah
tersebut, dan sejauh mana kemungkinan sumber data bisa
didapatkan.
Disain penelitian untuk jenis intervensi adalah eksperimen
dan kuasi eksperimen dimana peneliti dapat menciptakan
28
kondisi dan mengukur pengaruh dari setiap kondisi. Disain
penelitian untuk jenis nonintervensi (observasional) adalah
cross sectional, study cohort, case control. Pemilihan disain
penelitian yang tepat akan menghasilkan kesimpulan
penelitian yang sahih (valid) .
7.6. Tempat dan Waktu
Tempat penelitian adalah lokasi dan institusi dimana data akan
diperoleh (subyek penelitian, bahan/sampel yang diperiksa).
Waktu penelitian dimulai sejak awal penelitian (protokol)
sampai laporan akhir penelitian selesai.
7.7. PopuJasi dan SampeJ
Populasi penelitian adalah kumpulan individu subyek
penelitian (manusia, hewan, senyawa atau sistem). Cara
menentukan populasi penelitian, tergantung pad a masalah
yang di teliti.
Sampel penelitian adalah bagian dari populasi yang dipilih
untuk memberikan gambaran karakteristik populasi. Sampel
dapat berupa individu, keluarga, hewan coba, tumbuhan dll.
a. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Kriteria inklusi dan eksklusi dari populasi harus dinyatakan
dengan jelas dan logis. Kriteria inklusi merupakan persyaratan
umum yang harus dipenuhi oleh subyek agar dapat diikut
29
sertakan dalam penelitian.
Persyaratan Inl biasanya
mencakup karakteristik subyek, termasuk demografis dan
geografis, serta periode waktu yang ditentukan. Kriteria
eksklusi, disebutjuga kriteria penolakan, adalah keadaan yang
menyebabkan subyek yang memenuhi kriteria inklusi tidak
dapat diikutsertakan dalam penelitian.
Kriteria eksklusi bukan kebalikan dari kriteria inklusi.
Contoh untuk penelitian klinis uji coba malaria, kriteria
inklusi dapat terdiri dari: pasien dengan diagnosis malaria
tanpa komplikasi, berumur 1550 tahun, tidak sedang
hamillmenyusui, tidak alergi pada obat yang sedang diuji dan
bersedia berpartisipasi dalam penelitian. Kriteria eksklusi
dapat mencakup adanya penyakit lain yang menyertai.
b. Besar Sampel
Besar sampel dihitung dengan menggunakan rumus yang
sesual dengan tujuan penelitian, dapat melalui perhitungan
sendiri, tabel, atau bantuan piranti lunak komputer. Bila
tujuannya untuk menghitung perbedaan proporsi maka
gunakan rumus perhitungan sampel untuk bed a proporsi. Bila
tujuannya untuk menghitung perbedaan ratarata, gunakan
rumus perhitungan sampel untuk beda ratarata. Dalam
memilih rumus perhitungan besar sampel harus diperhatikan
30
Jems data yang akan diuji apakah memiliki skala ratio,
interval, ordinal atau nominal.
c. Cara Pemilihan Sampel
Untuk mendapatkan sampel yang seSUai harus memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi.
Kriteria inklusi maupun
eksklusi harus dinyatakan dengan jeias dan logis. Cara
penarikan sampel tergantung dari metode penelitian yang
dipakai (kualitatif, kuantitatif dan kombinasi) dan kelayakan
(SDM, kondisi lapangan). Dasar penarikan sampel dapat
probability
sampling,
dan non
probability
sampling.
Probability sampling meliputi (a) simple random sampling, (b)
sistematik random sampling, (c) stratified random sampling,
(d) cluster random sampling dan (e) multistage random
sampling.
Non
probability
sampling
ierdiri dari (a)
convenience atau accidental sampling, (b) purposive sampling,
(c) judgment sampling, (d) expert sampling dan ( e) quota
sampling
7.8. Instrumen Pengumpul Data
Instrumen dan cara pengwnpulan data harus dijelaskan secara
nncl. Instrumen pengumpulan data penelitian dapat berupa
alat (harus memenuhi syarat untuk peralatan penelitian),
kuesioner atau formulir untuk observasi. Alat untuk kegiatan
31
pengumpulan data hams divalidasi/kalibrasi terlebih dahulu
sebelum digunakan untuk pengumpulan data. Kuesioner untuk
pengumpulan data hams diuji reliabilitasnya.
Kuesioner dapat dikembangkan sendiri atau menggunakan
kuesioner dari sumber lain yang sudah mernpakan milik
publik (public domain), namun demikian tetap hams melalui
proses uji coba yang sesuai dengan target subyek penelitian.
Dalam penelitian etnografis, instrumen penelitian adalah
peneliti itu sendiri.
Cara pengumpulan data:
I) Data primer dikumpulkan dengan cara :
pengamatanlpemeriksaanlpengukurandengan
menggunakan alat, misalnya jam, skala, mikroskop,
spektrofotometer,
wawancara
dan
mendalam
timbangan
berat
menggunakan
badan
pedoman
wawancara, tape recorder, voice recorder,
diskusi kelompok terfokus (focus group discussion)
menggunakan pedoman diskusi dan tape recorder,
teknik pengumpulan data lain yang reIevan
(misalnya delphi technique, life history, mapping,
nominal group technique),
32
2) Data sekunder dikumpulkan antara lain dengan cara
menggunakan daftar isian, formulir kompilasi data,
rekam medik dll.
Pelatihan tenaga pengumpul data diperlukan untuk
memaksimalkan kualitas data yang dikumpulkan dan
mengurangl adanya bias pengumpul data. Tenaga
pengumpul data harus memenuhi kelayakan dan uji
profesi at au ketrampilan khusus lainnya.
7.9. Bahan dan Prosedur pengumpulan data
a. Bahan
Bahan penelitian adalah zat, obat, alat dan suplai yang
dibutuhkan dalam penelitian.
b. Prosedur Kerja
Prosedur kerja harus menggunakan metoda yang baku
atau modifikasi, dan kemungkinan untuk dapat
dikerjakan (feasible). Tahapan kerja diuraikan dengan
jelas dan rinci, serta dianjurkan untuk menyertakan
bagian alur kerja.
Misalnya penelitian yang
menggunakan speslmen manusia atau hewan perlu
diuraikan: cara pengambilan spesimen antara lain
peralatan yang digunakan, tempat pengambilan pada
bagian tubuh, tenaga yang melakukan, frekuensi
33
pengambilan,
perlakuan
terhadap
speslmen
(pengawetan, pengemasan, penyimpanan, pengiriman)
dan prosedur pemeriksaanlpenentuan laboratorium
yang digunakan dan tenaga yang melaksanakan. Untuk
peneiitian lapangan dapat disusun oleh peneliti
disesuaikan dengan kondisi dilapangan. Prosedur kerja
dapat disusun dengan bagan alur kerja.
7.10. Izin Penelitian
ljin penelitian diperoleh dari instansi pemerintah terkait
(Kemendagri, pemerintah provinsi, pemerintah kab/kota) dan
Iokasi tempat penelitian dilakukan (Rumah Sakit, Dinas
Kesehatan, Puskesmas), sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Ijin penelitian diajukan ke Pemerintah Provinsi
dan
diteruskan ke Pemerintah KablKota lokasi penelitian
7.11. Pengolahan dan Analisis Data
Harus dijelaskan rene a na analisis untuk menjawab tujuan
khusus penelitian. Disamping itu juga perlu disebutkan uji
apa yang akan digunakan untuk menjawab masingmasing
tujuan. Uji statistik yang dapat digunakan antara lain chi
square, I-test, anova, regresi, korelasi dan sebagainya di
sesuaikan dengan jenis data (kategori, kontinyu , dll) dan
tujuan penelitian. Piranti lunak (software) pengolah atau
34
penganalisis data dan versi yang digunakan perlu disebutkan
misalnya Fox-Base, SPSS, Epi Info, word analyzer
dan
program lain yang relevan. Analisis data kualitatif dilakukan
dengan cara kategorisasi dan konseptualisasi, naratif, content,
dan taxonomy atau dengan pendekatan kualitatif lainnya.
8.
Etik Penelitian
Semua penelitian yang menggunakan manUSla atau hewan
sebagai subyek penelitian harus mendapatkan persctujuan etik
penelitian dari Komisi Etik. Perlakuan pada subyek yang
menggunakan manusia dan hewan, dampak dan cara
mengatasi dampak juga menjadi pertimbangan Komisi Etik.
Selain
itu,
sebelum
penelitian
dimuJai Juga
harus
mendapatkan persetujuan dari subyek penelitian setelah yang
bersangkutan
mendapatkan
penjelasan
dari
peneliti
(persetujuan setelah penjelasan atau informed consent).
Format Naskah Penjelasan dan Persetujuan setelah Penjelasan
dapat dibaca dalam Buku Pedoman Operasional Komisi Etik
Penelitian Kesehatan, Badan Litbangkes
atau etik
penelitian setempat. Surat Surat Permohonan persetujuan etik
diajukan ke Komisi Etik Penelitian Kesehatan oleh pimpinan
satuan kerja dan melampirkan tiga eksemplar protokol.
35
9. Daftar Kepustakaan
Semua publikasi yang digunakan sebagai rujukan tersebut
harus dituliskan sesuai dengan kaidah ilmiah. Rujukan
pustaka yang dituliskan di dalam daftar kepustakaan hanya
yang terkait langsung dengan isi proposal. Penulisan rujukan
dilakukan dengan metode Vancouver (penomeran menurut
urutan rujukan yang digunakan).
Contoh penulisan daftar pustaka:
Text book
Dionne RA, Phero 1C, Becker DE,editors.Management of
pain and anxiety in the dental office. Philadelphia: WB
Saunders:2002.
Dokumen Pemerintah
Canada.Environmental Health Directorate. Radiation
protection in dentistry; recommended safety procedure for
use of dental xray equipment. Safety code 30.0ttawa:
Ministry of health;2000.
Artikel dari jurnal
Haas AN,de Castro GD,Moreno T, Susin C, Albandar 1M,
Oppermann RV, et al.Azithomycin as aadjuntive treatmel
of aggressive periodontitis: 12months randomized clinical
tria!. J clin Periodontol. 2008 Aug: 35(8):696704.
Referensi publikasi elektronik
Tasdemir T, Yesilyurt C, Ceyhanli KT, Celik D,Er K,
Evaluation of apical filling after root canal filling by 2
different techniques.J Can Dent Assoc (Internet]. 2009
Apr [cited 2009 Jun 14]; 75(3): [about 5pp.]. Available
from:http://www.cdaadc.caljcdalvol75/issue3/20I.htm!.
36
10. Lampiran
Berkas yang dilampirkan dalam protokol penelitian an t ara
lain:
Susunan tim peneliti
ladwal penelitian
Rincian Rencana Anggaran
Biodata Ketua Penelitian
Kesediaan Anggota peneliti
Persetujuan Atasan yang Berwenang
Persetujuan Penyandang Dana,
Rekomendasi dari Stakeholder,
Laporan Kemajuan Penelitian (untuk penelitian
lanjutan),
Kuesioner,
Naskah penjelasan,
Formulir Persetujuan Setelah Penjelasan,
Prosedur
PemeriksaanIPenentuan
Analisis
Laboratorium,
Prosedur Penanganan Efek samping untuk Uji Klinik,
11. Susunan Tim Peneliti
Susunan tim peneliti disajikan dalam bentuk tabel yang
menguraikan tentang nama anggota tim, kedudukan di dalam
37
tim peneli tian, keahlian yang relevan dan urman tugasnya.
Tim peneliti terdiri dari seorang ketua peiaksana dan anggota
tim peneliti
menurut kebutuhan serta konsultan apabila
diperlukan. Ketua pelaksana bertanggung jawab atas semua
aspek penelitian. Para peneliti bertanggung jawab terhadap
salah satu aspek sesuai dengan bidang keahliannya.
12. Jadwal Penelitian
ladwal kegiatan disajikan dalam bentuk tabel (gancharl)
berisi uraian kegiatan yang akan dilaksanakan, tolok ukur
beserta masingmasing satuannya, dan target kegiatan per
triwulan dalam jumlah dan persennya. Uraian kegiatan perlu
dituliskan secara berurutan mulai dari persiapan (pengurusan
IJIll, pengadaan bahan dan alat, perslapan lapangan,
penyusunan kuesioner, dan lainlain), pelaksanaan penelitian,
pengolahan dan anal isis data, dan pembuatan laporan.
13. Rekapitulasi Biaya (Rincian Rencana Anggaran)
Rincian rencana anggaran disusun berdasarkan Jems
pengeluaran yaitu (a) belanja honor output kegiatan, (b)
belanja non operasional, (c) belanja bahan, (d) belanja
perjaianan, (e) belanja jasa profesi (untuk nara sumber paket
meeting lintas sektor) yang sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
38
Untuk
setiap
pembelian,
harus
disebutkan
macamljenis (spesifikasi), jumlah yang diperlukan, harga
satuan dan harga keseluruhan. Dalam rencana biaya untuk
perjalanan, hams menyebutkan jumlah orang yang akan
bepergian, tempat tujuan, frekuensi, lama dan kategori
transportasi yang akan digunakan. Rencana anggaran harus
mencakup semua tahapan kerja seperti yang diuraikan dalam
rincian prosedur kerja.
14. Biodata Ketua Pelaksana dan Peneliti
Biodata ketua pelaksana dan peneliti utama penelitian ditulis
secara berurutan: nama dilengkapi dengan gelar kesarjanaan,
alamat yang mudah dihubungi melalui pos surat, telepon,
faksimili dan email, riwayat pendidikan profesional, riwayat
pekerjaan, riwayat penelitian dan publikasi dalam majalah
ilmiah (nama majalah, judul artikel, volume, nomor, halaman
dan tahun). Penelitian dan publikasi dalam majalah ilmiah 5
(lima) tahun terakhir, diutamakan yang berhubungan atau
terkait dengan materi permasalahan penelitia.11 yang diusulkan
agar dapat dilihat sebagai track record.
15. Kesediaan Anggota Tim Peneliti
Ketua pelaksana dan anggota tim peneliti inti perlu
memberikan tanda tangan persetujuan berpartisipasi dan
menjadi anggota APKESI.
Hal ini merupakan dokumen
39
pelengkap dalam menerbitkan Surat Keputusan Susunan
Anggota Tim Pelaksana Penelitian. Untuk anggota Peneliti
Daerah (NN) persetujuan diberikan pada waktu pengumpulan
data.
16. Persetujuan Atasan yang Berwenang
Protokol penelitian harus ditandatangani oleh ketua pe\aksana
dan disetujui oleh atasan yang bersangkutan, minimal pejabat
sejajar eselon II; Ketua Panitia Pembina llmiah (PPI) untuk
Pusat dan Balai Besar; Kepala Balai, Kepala Loka atasan
langsung memberikan paraf mengetahui/menyetujui pada
tanda tangan ketua pelaksana. Hal tersebut dimaksudkan
agar protokol yang dibuat oleh tim peneliti dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan administratif.
KHUSUS UNTUK PENELITIAN KLINIS DAN KUALITATIF
• PENELITIAN KLIN1S
MERUJUK
PAD A
PEDOMAN
PEMBUATAN
PROPOSAL SESUAI GOOD CLINICAL PRACTICE
(GCP)
YANG DAPAT DIAKSES PADA WEBSITE:
http://www.jda.gov/oc/gcp/guidance.htmIATAU MERUJUK
PADA PEDOMAN YANG DISUSUN OLEH PUSAT
TEKNOLOGI
TERAPAN
KESEHATAN
DAN
EPIDEMIOLOGI KLINIK TAHUN 2012
UNTUK PENELITIAN KLINIS : KETU A PELAKSAN A
40
HARUS MEMILIKI SERTIFIKAT GCP
•
PENELITIAN KUALITATIF
UNTUK PENYUSUNAN PROPOSAL DAN PROTOKOL
METODE
PENELITIAN
HARUS
DISESUAIKAN
KAIDAH-KAIDAH PENELITIAN KUALITATIF
III C. LAP0 RAN PENELITIAN
Laporan peneJitian terlihat pada lampiran 3. Dabm laporan
penelitian setidaknya terdapat halhal yang secara nyata
dilaksanak
Ind
p
PANDUAN UMUM PENYUSUNAN
PROPOSAL, PROTOKOL DAN
LAPORAN AKHIR PENELITIAN
Disusun Olch:
Komisi Ilmiah Badan Litbangkcs
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
JL PERCETAKAN NEGARA NO.29 JAKARTA 10560
2013
PANDUAN UMUM
PENYUSUNAN PROPOSAL, PROTOKOL DAN
LAPORAN AKHIR PENELITIAN
Disusun Oleh :
Komisi lImiah Badan Litbangkes
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
JI. Percetakan Negara No.29, Jakarta 10560
2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT
karen a berkat kasih dan karuniaNya,
Panduan Umum Penyusunan Proposal,
Protokol dan Laporan Akhir Penelitian
ini
dapat
diselesaikan
dengan
baik.
Panduan ini merupakan penyempumaan
dari Edisi I dan Edisi II yang dilakukan oleh Komisi llmiah
Badan
Litbang
Kesehatan
dengan
komitmen
untuk
mewujudkan visi dan misi Badan Litbangkes . Buku ini
merupakan panduan untuk penyusunan proposal penelitian,
protokol penelitian dan laporan akhir penelitian. Diharapkan
dengan panduan ini penelitian yang diusulkan lebih berkualitas
dan menghasilkan output, outcome, benefit dan impact yang
sesuai
dengan
kebutuhan
stakeholders serta
mendukung
program pembangunan kesehatan.
Mengingat IPTEK bidang kesehatan memiliki sifat yang
dinamis dan berkembang sesuai dengan peradaban manusia,
maka
senantiasa
diperlukan
pemikiran
dan
upaya
pengembangan panduan ini . Panduan yang disempumakan ini
menjadi wujud dari sifat dinamis.
Kepada seluruh anggota Komisi Ilmiah yang telah bekerja
bersungguh-sungguh menyempumakan panduan
ini
ucapkan terima kasih dan penghargaan
sebesar-
yang
kami
besamya.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan
memberi petunjuk serta kekuatan kepada kita semua dalam
melaksanakan penelitian dan pengembangan kesehatan.
Jakarta,
Oktober 2013
Kepala
Badan Penelitian dan Pengembangan
k・ウィ
セ@
Dr. r. Trihono, MSc
NIP 195402141980121001
11
DAFTARISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR lSI
BABI. PENDAHULUAN
BAB II. SISTEMATIKA PENULISAN
II.A.PROPOSAL
II.B.PROTOKOL
II.C.LAPORAN PENELITIAN
BAB III. PENJELASAN SISTEMATIKA
III .A.PENYUSUNAN PROPOSAL
1. Judul Penelitan
2. Identitas Pengusul
3. Ringkasan Penelitian
4. Latar Belakang
5. Masalah yang akan diteliti
6. Tujuan
7. Manfaat
8. Metode
9. Susunan Peneliti
10. Rencana Biaya yang dimintakan
11. Daftar Kepustakaan
III.B.PENYUSUNAN PROTOKOL
1. Judul
2. Identitas Pengusul
3. Daftar lsi
4. Ringkasan Penelitian
5. Pendahuluan
Hal
III
4
4
6
7
10
10
11
12
12
12
13
14
14
14
15
15
15
17
17
18
18
18
18
1lI
5.1. Latar Belakang
5.2. Perumusan Masalah Penelitian
5.3 . Pertanyaan Penelitian
5.4. Tujuan Peneliti
5.5. Manfaat Penelitian
6. Tinjauan Pustaka
7. Metode Penelitian
7.1 . Kerangka Teori
7.2. Kerangka Konsep
7.3. Hipotesis
7.4. Definisi Operasional Variabel
7.5. Disain penelitian
7.6. Tempat dan Waktu
7.7. Populasi dan Sampel
a. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
b. Besar sampeI
c. Cara Pemilihan Sampel
7.8 . Instrumen Pengumpul Data
7.9. Bahan dan Prosedur pengumpul data
7.10. Izin Peneli tian
7.11. Pengolahan dan Analisis Data
8. Etik Penelitian
9. Daftar Kepustakaan
10. Lampiran
11. Susunan Tim Peneliti
12. ladwal Penelitian
13. Rekapitulasi Biaya (Rincian Rencana
Anggaran)
14. Biodata Ketua Pelaksana dan Peneiiti
lV
18
20
20
21
21
23
24
24
24
25
27
28
29
29
20
30
31
31
34
34
34
35
36
37
37
38
38
39
15. Kesediaan Anggota Tim Peneliti
16. Persetujuan Atasan yang berwenang
III. C. LAPORAN PENELITIAN
1. SK penelitian
2. Susunan tim peneliti yang terlibat
3. Surat Persetujuan Etik
4. Persetujuan Atasan
5. Kata pengantar
6. Ringkasan eksekutif
7. Abstrak
8. Daftar lsi
9. Daftar Tabel, Gambar, Grafik atau Peta
10. Pendahuluan
11. Tinjauan Pustaka
12. Hasil
13. Pembahasan
14. Kesimpulan dan Saran
15. Daftar Kepustakaan
16. Lampiran
BAB IV. TATALETAK DAN CARAPENGETIKAN
LAPORAN
1. Pengetikan
2. Paginasi
3. Kutipan
BAB V. PLAGIAT
BAB VI. PENUTUP
BAB VII. DAFTAR PUSTAKA
39
39
41
41
41
41
42
42
42
43
44
44
44
44
45
46
46
47
48
49
50
50
50
51
54
56
v
LAMPIRAN
Lampiran 1. Sistematika penulisan protokol penelitian
Lampiran 2. Lembar Kelengkapan Protokol Penelitian
DIPA
Lampiran 3 Fonnulir Penilaian Protokol DIPA
Lampiran 4 Masukan, Perbaikan dan Saran
Lampiran 5. Fonnulir penilaian seleksi administratif
laporan penelitian kompetitif
Lampiran 6. Lampiran Fonn Proposal
Vi
57
59
60
61
62
63
Lampiran 7. Lampiran Fonn Protokol
65
Lampiran 8. Lampiran Laporan Penelitian
70
Lampiran 9. Contoh daftar isi
71
BABI
PENDAHULUAN
Penelitian merupakan kegiatan berkesinambungan dimulai
dari penyampaian ide yang dituangkan dalam bentuk proposal.
Selanjutnya disusun suatu protokol agar ide terse but dapat
dilaksanakan dan menghasilkan luaran yang diharapkan serta
disajikan dalam suatu laporan penelitian.
Pengembangan suatu ide penelitian, dihasilkan dari suatu
kajian yang menyeluruh dari hasil penelitian terdahulu dan di
bidang yang sesuai dengan kepakaran peneliti. Ciri penelitian
yang berkualiatas antara lain mempunyai daya ungkit bagi
pemecahan masalah terhindar dari aspek plagiat (lihat
lampiran), mengandung kebaharuan teknologi atau keaslian
infonnasi dan memberikan masukan bagi pengembangan di
bidang yang diteliti.
Luaran yang dihasilkan dari suatu
penelitian merupakan infonnasi ilmu pengetahuan dan atau
teknologi (IPTEK) yang bersifat asli, yang mempunyai
kebaharuan dan dapat digunakan sebagai dasar dalam dalam
penyusunan program atau kebijakan intervensi.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan mempunyai
tanggung
jawab
membina
penelitian
kesehatan
yang
berkualitas. Untuk itu, diperlukan panduan umum penyusunan
proposal, protokol, dan laporan penelitian terutama penelitian
kesehatan yang meminta dana dari Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan.
Dalam panduan umum penyusunan proposal, protokol selia
laporan hasil penelitian ini sistematika disesuaikan dengan
tujuan serta kegiatan yang tepat dalam pencapaian hasil
penelitian kesehatan . Selain itu hasil laporan penelitian pad a
hakekatnya terkait program, kebijakan serta hak kekayaan
intelektual. Kegiatan lanjutan dikembangkan sedemikian rupa
sehingga
diperoleh
luaran
yang
bermanfaat dan
dapat
diaplikasikan.
Mengingat berkembangnya jenis penelitian yang diajukan
meliputi pencapaian kegiatan bidang kesehatan yang sangat
bervariasi, maka dalam
panduan
ini
mencakup
bidang
penelitian kesehatan masyarakat, klinis (termasuk uji klinis
obat dan alat kesehatan), teknologi serta humaniora yang
penyusunannya memerlukan format tersendiri.
2
Pada akhir penelitian, laporan hasil penelitian akan dilakukan
penilaian sesuai dengan lampiran 3, di mana dilihat kaitan
antara tujuan penelitian dengan: program, kebijakan (prioritas
program kesehatan) atau pencapaian agenda riset diukur agar
hasil riset mempunyai hasil gun a yang optimal. Oleh karena
itu,
kajian
ruang
lingkup
yang
sangat
komprehensif
membantu untuk mencapai nilai kebaharuan atau orisinalitas
at au keunikan kearifan lokal tanpa melupakan manfaatnya
dalam
program
dan
pencapaian
iptek
kesehatan
yang
meningkatkan pencapaian status, pemerataan, kesinambungan
dan kualitas kesehatan masyarakat.
3
BABII
SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika protokol penelitian dapat dilihat pada lampiran 1,
sedangkan
formulir/format
penilaian
protokol,
penilaian
laporan, penyusunan proposal, protokol , serta laporan hasil
penelitian, serta cover laporan hasil penelitian dapat dilihat
dalam lampiran 2, 3, 4, 5 dan 6. Setiap anggota tim penelitian
diwajibkan menandatangani kesediaan untuk melaksanakan
tugas dalam penelitian tersebut. Proposal, protokol dan
laporan akhir penelitian secara umum disusun sesuai dengan
lampiran tersebut.
Khusus
untuk penelitian
klinis
dan
kualitatif, format protokol perlu disesuaikan dengan panduan
yang disusun penelitian tersebut. Proposal dan protokol harus
disusun sesuai format panduan protokol penelitian klinis atau
penelitian kualititif. Dalam pelaksanaan penelitian dari awal
sampai
akhir,
semua anggota
penelitian
yang
terlibat
diwajibkan menulis semua kegiatan tersebut dalam log book.
II.A. PROPOSAL
Proposal merupakan suatu rencana kerja tertulis yang disusun
secara sistematis, dan diajukan untuk memperoleh dana.
Proposal adalah garis besar (outline) yang menjelaskan
4
tentang siapa (who), apa (what) mengapa (why), bagaimana
(how), dimana (where) , kapan (when), dan untuk siapa (jar
whom), penelitian terse but akan dilaksanakan. Proposal
merupakan dasar penyusunan protokol.
Berdasarkan
pengertian
terse but
maka
sistematika
penyusunan proposal meliputi:
1.
Judul penelitian
2.
Identitas pengusul
3.
Ringkasan penelitian
4.
Latar belakang
5.
Masalah penelitian
6.
Tujuan penelitian, dan
7.
Manfaat penelitian
8.
Metode penelitian secara ringkas
9.
Susunan peneliti
10. Rencana jumlah biaya yang dimintakan
Informasi
dalam
kerangka
proposal
terse but
sebaiknya
menampung ide-ide yang terkait dengan agenda riset.
5
II.B. PROTOKOL
Protokol disusun sangat rinci dari setiap tahapan penelitian
baik yang satu tahun atau tahapan yang bersifat multi years
(lebih dari 1 tahun). Protokol menjelaskan tentang siapa atau
apa, mengapa, bagaimana, kapan dan untuk siapa penelitian
ini akan dilaksanakan.
Protokol disusun dengan menggunakan format yang terdiri
dari elemen-elemen sebagai berikut:
1. Judul penelitian
2. Identitas pengusul penelitian
:3.
Daftar is;
4.
Ringkasan penelitian
5.
Pendahuluan (yang terdiri dari: latar belakang, masalah,
pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian).
6.
Metode penelitian (yang terdiri dari: kerangka teori/
hi potesis,
definisi
operasional
kerangka
konsep,
variabel,
disain penelitian, tempat dan waktu, populasi
dan sampel, instrument pengumpul data, bahan dan
prosedur kerja atau pengumpulan data, pengolahan dan
analisis data)
7.
Etik penelitian.,
8.
Daftar kepustakaan,
9.
Lampiran
6
10. Susunan tim peneliti,
11. ladwal penelitian,
12. Rekapitulasi biaya (Rincian Rencana Anggaran)
13. Biodata ketua pelaksana dan peneliti,
14. Persetujuan atasan yang berwenang
15. Kesediaan anggota tim peneliti
II.C. LAPORAN PENELITIAN
Laporan penelitian memberikan informasi kegiatan yang telah
dilaksanakan serta hasil yang telah dicapai sehingga 1uaran
yang akan diperoleh seyogyanya diungkapkan secara rinci dan
operasional seperti dalam protokol.
Bahan laporan penelitian terdiri sebagian dari protokol dan
dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan .
Laporan penelitian adalah laporan ilmiah lengkap dari suatu
penelitian setelah kegiatan penelitian berakhir.
Laporan
penelitian merupakan pertanggungjawaban ilmiah dan sebagai
dokumen tertulis lengkap dari kegiatan penelitian. Dokumen
ini merupakan bag ian penting dari proses penelitian yang
meliputi: perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan, penulisan
laporan, pemanfaatan dan publi1casi hasil penelitian, serta
evaluasi penelitian. Perlu di&arisbawahi bahwa laporan
penelitian tidak berhentil selesai setelah inenyusun laporan
7
administrasi (pertanggung jawaban penggunaan dana yang
diberikan), tetapi harus dilanjutkan dalam menyusun transkrip
untuk publikasi. Format transkrip harus disesuaikan dengan
jumallmajalah ilmiah tempat transkrip akan dimuatldituju.
Oleh karena itu format transkrip bukan bagian dari panduan
in!.
Menyusun laporan penelitian merupakan suatu keharusan bagi
peneliti yang melaksanakan
penelitian, dengan berprinsip
pada: kejujuran, etika, kaidah ilmiah, berdasar pada data dan
hasil , serta menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum membuat
laporan penelitian :
Pemahaman terhadap kerangka teori dan kerangka
konsep penelitian
- Kecukupan bahan pustaka sebagai acuan dan bahan
pembahasan
- Kelengkapan data
- Analisis data sudah dilakukan seSUaI dengan tujuan
penelitian
Laporan penelitian disusun menurut urutan sebagai berikut.
1.
8
Judul Penelitian
2.
Susunan Tim Peneliti (sesuai dengan Surat Keputusan
Penelitian),
3.
Persetujuan Etik
4.
Persetujuan Atasan
(Mengetahui
Ketua
PPl
dan
Menyetujui Ketua Satker)
5.
Kata Pengantar
6.
Ringkasan Eksekutif
7.
Abstrak
8.
Daftar lsi
9.
Daftar TabellGambariGrafikiPetalLampiran
lsi laporan penelitian terdiri dari :
1.
Pendahuluan
2. Tinjauan Pustaka
3. Metode
4. Hasil
5. Pembahasan
6. Kesimpulan dan Saran
7. Daftar Kepustakaan
8. Lampiran
9
BAB Hl
PENJELASAN SISTEMATIKA
Sebelum menyusun proposal atau protokol perlu di fahami
terlebih dahulu luaran yang akan dicapai sehingga susunan
sistematikanya sesuai luaran. Luaran bisa berupa formulasi
dasar, formulasi terapan dan klinis, proses teknologi dan
teknologi produksi. Dasar penelitian harus berbasi s masalah
ke:;ehatar.
Agenda
(Prioritas
Riset
kebijakan
Kesehatan
Kementerian
Nasional,
Kesehatan,
laporan
Riskesdas,
Rjfaskes, Rikus, PDBK, SDKI) dan laporan penelitian
(termasuk
kajian
pustaka)
Badan
Litbangkes
Sistematika penyusunan proposal, protokol dan
lainnya.
laporan
pcnelitian dikembangkan berdasarkan esensi dan isi scsuai
luaran penelitian.
III A. PENYUSUNAN
PROPOSAL
Untuk memperoleh dana penelitian kesehatan yang terbatas,
proposal yang diajukan akan diseleksi oleh PPI menurut
relevansi masalah, tujuan, metode penelitian dan kelayakan.
Proposal terbaiklah yang akan diberi dana.
Oleh karena itu,
penyusunan proposal harus dilakukan dengan bahasa yang
ringkas (pad at dan jelas), teliti dan sejelas mungkin. Proposal
10
dibuat rangkap empat untuk diserahkan ke tim administraasi.
Sistematika penyusunan proposal meliputi:
l. Judul penelitian
2. Identitas pengusul
3. Ringkasan penelitian
4. Latar Belakang
5. Masalah penelitian
6. Tujuan penelitian
7. Manfaat Penelitian
8. Metode penelitian seeara ringkas
9. Susunan penelitian
10. Reneana jumlah biaya yang diminta
11. Daftar Kepustakaan
1. Judul Penelitian
Judul
meneerminkan
masalah,
tuiuan
penelitian
dan
menggambarkan seeara tepat kepada pembaea tentang ide
kune! dari penelitian yang akan dilaksanakan.
Judul harus
ringkas (singkat dan pad at), jelas dan maksimal terdiri dari 20
kata
(termasuk
kata
sam bung).
Setiap penelitian yang
diajukan wajib mencantumkan nomor kode dari PPI (kode
terlampir). Nomor kode penelitian diminta dari PPJ dan
diperlukan untuk administratif dan penelusuran penelitian,
11
yang isinya lembaga pengusul, bidang yang diusulkan, kode
penelitian dan urutan usulannya.
2. Identitas Pengusul
Pengusul adalah ketua pelaksana penelitian. Identitas terdiri
dari:
nama lengkap pengusul, gelar akademik, jabatan
fungsional
(khusus
keanggotaan
untuk
APKESI,
peneliti
dari
instansi/kantor,
balitbangkes),
alamat,
faksimili kantor dan e-mail. Untuk penelitian
telepon/
DIPA Badan
Litbangkes, disyaratkan ketua pelaksana adalah peneliti
Bagi penelitian dengan sumber dana lain
fungsional aktif.
disesuaikan
panduan masing-masing penyandang dana.
3. Ringkasan Penelitian
Ringkasan penelitian adalah uraian singkat dari latar belakang,
masalah yang akan diteliti, metoda pengumpulan data yang
akan
tempat
dilakukan,
dan
waktu
penelitian
serta
datalinfonnasil pengetahuan teknologi yang akan dihasilkan.
Penulisan ringkasan harus padat, singkat dan jelas, maksimal
250-300 kata, tanpa sub-judul.
4. Latar Belakang
Jelaskan
secara
singkat
latar
belakang
pada
proposal.
Penjabaran latar belakang penelitian meliputi komponenkomponen
12
masalah
yang
teridentifikasi,
perlu
diteliti
berdasarkan kajian pustaka dan
hasil
penelitian, topik
penelitian, pertanyaan penelitian, pertimbangan (justification)
fokus penelitian. lelaskan urgensi dan relevansi masalah
penelitian dengan mengacu prioritas kebijakan kesehatan dan
agenda riset kesehatan nasional.
Suatu penelitian penting untuk dilakukan : (1) apabila ada
masalah yang belum pernah diteliti atau sangat jarang diteliti
dan memang diperlukan penelitian untuk memecahkannya, (2)
hasilnya belum lengkap, (3) hasil kurang tajam analisisnya, (4)
hasil penelitian masih kontradiktif dan belum konsisten, serta
ISU-ISU
penting
lainnya
yang
belum
teridentifikasi
permasalahannya dan fisible untuk dilakukan.
5. Masalah yang akan diteliti
Rumuskan
masalah yang akan
diteliti
dengan kalimat
sesederhana mungkin tetapi jelas, masalah penelitian adalah
kesenjangan (gap) an tara fakta dan teori, antara kenyataan dan
harapan atau kejadian yang seharusnya, antara kebijakan dan
pelaksanaan.
Tidak semua masalah kesehatan memerlukan peneiitian,
misalnya ada masalah kesehatan yang dapat diselesaikan
melalui
perbaikan
manaJemen,
peningkatan
koordinasi,
pelatihan, dan pemenuhan ketersediaan sumber daya baik
13
manus la, teknologi yang lebih murah dan tepat guna.
Setelah masalah teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah
membatasi, memfokuskan, dan mendefinisikan masalah
dan
altematif pemecahannya yang menjadi fokus penelitian.
6. Tujuan
Tujuan terdiri
dari
tujuan
umum
dan
tujuan
khusus.
Pemyataan dalam Tujuan umum belum terukur ; sedangkan
pernyaaan pada tujuan khusus haruslah terukur.
Tujuan
khusus merupakan komponen tercapainya tujuan umum.
Dalam
menyusun
tujuan
hendaknya
diperhatikan
konsistensinya dengan j udul-masalah- kesi mpulan.
7. Manfaat
Penelitian harus menghasilkan manfaat. Tiga manfaat utama
yang
biasanya
dikemukakan
yaitu
manfaat
untuk
pengembangan ilmu, masyarakatlpopulasi penelitian dan
kebijakan eksekutifuntuk kemaslahatan masyarakat.
8. Metode
Metode
adalah
cara
mencapm
tujuan
penelitian
yang
diuraikan dengan langkah kegiatan yang akan dikerjakan.
Pad a
proposal,
metode
diuraikan
secara
ringkas
dan
disesuaikan dengan tujuan. Penelitian yang ingin memperoleh
angka prevalensi, maka gunakan rancangan kroseksional. Jika
14
diinginkan faktor risiko maka rancangan kohor atau kasus
kontrol lebih tepat. Jika ingin diketahui patologi/prosesl
mekanisme kejadian maka penelitian biomolekuler lebih tepat.
Penelitian kualitatif dapat menjelaskan fenomena yang terjadi
dan yang tidak dapat diungkapkan
dengan pernyataan
numerik (angka).
9. Susunan Peneliti
Susunan
peneliti
mencerminkan
kompetensi
pelaksana
penelitian. Oleh karena itu, latar belakang pendidikan, rekam
jejak, publikasi peneliti (peneliti utama dan anggota) dan
keahlian lainnya haruslah sesuai dengan masalah penelitian
yang akan dilaksanakan.
10. Rencana Biaya yang dimintakan
Biaya penelitian yang dimintakan terdiri dari jumlah dana
yang dimintakan kepada Badan Litbang Kesehatan dan dana
yang berasal dari institusi/lembaga lain. Jika ada dana dari
institusi/lembaga lain harus dijelaskan (dalam protokol)
peruntukannya. Alokasi dana terse but harus terpisah dari dana
Badan
Litbang
Kesehatan
agar
mudah
pertanggung-
jawabannya.
11. Daftar Kepustakaan
Cantumkan rujukan terbaru yang digunakan.
Gunakan
15
rujukan sepuluh tahun terakhir kecuali menyangkut masalah
"sejarah" atau "sumber asli pemyataan". Misalnya penemuan
pengaruh hipotiroksinemia pada awal kehamilan terhadap
gangguan
neuropsikomotor
bayi
yang
dilahirkan
yang
dipublikasikan tahun 1999.
Pencantuman rujukan mengikuti metode Vancouver, yaitu
penomeran menurut urutan rujukan yang digunakan atau
berdasarkan kemunculan dalam transkrip. Contoh penulisan
daftar pustaka:
Text book
DiOlU1e RA, Phero JC, Becker DE, editors. Management
of pain and anxiety in the dental office. Philadelphia:WB
Saunders:2002.
Dokumen Pemerintah
Canada.Environmental Health Directorate. Radiation
protection in dentistry; recommended safety procedure
for use of dental x-ray equipment. Safety code 30.0ttawa:
Ministry of health;2000.
Artikel dari jurnal
Haas AN,de Castro GD,Moreno T, Susin C, Albandar JM,
Oppermann RV, et al.Azithomycin as aadjuntive treatment
of aggressive periodontitis: 12-months randomized
clinical trial. J clin Periodontol. 2008 Aug: 35(8):696-704.
Referensi publikasi elektronik
Tasdemir T, Yesilyurt C, Ceyhanli KT, Celik O,Er K,
Evaluation of apical filling after root canal filling by 2
16
different techniques.l Can Dent Assoc [Jnternet].2009 Apr
[cited 2009 lun 14];75(3):[about 5pp.].Available from:
http://www.cda-adc.caljcdalvol-75Iissue-3/20 1. html.
III B. PENYUSUNAN PROTOKOL
Setelah proposal dianggap layak oleh PPJ untuk diberi dana,
maka peneliti harus menyusun protokol. Penyusunan protokol
harus disusun serinci mungkin dan lebih rinci daripada
proposal. Protokol merupakan penyamaan pemahaman dan
menjadi
pedoman
bagi
anggota
melaksanakan penelitian.
Kualitas
peneliti
data hasil
lain
untuk
penelitian
dimulai dari rincinya penyusunan protokol.
1. Judul
ludul
mencerminkan
masalah,
tujuan
penelitian
dan
menggambarkan secara tepat kepada pembaca tentang ide
kunci dari penelitian yang akan dilaksanakan.
ludul harus
ringkas (singkat dan padat), jelas dan maksimal terdiri dari 20
kata (tennasuk kata sam bung).
Setiap penelitian yang
diajukan wajib mencantumkan nomor kode dari PPJ (kode
terlampir). Nomor kode penelitian diminta dari PPJ dan
diperlukan untuk administratif dan penelusuran penelitian,
yang isinya lembaga pengusul, bidang yang diusulkan, kode
penelitian dan urutan usulannya.
17
2. Identitas Pengusul
Pengusul adalah ketua pelaksana penelitian. Identitas terdiri
dari: nama lengkap pengusul, gelar akademik, jabatan
fungsional
keanggotaan
(kbusus
untuk
APKESI,
peneliti
dari
instansi/kantor,
balitbangkes),
alamat,
faksimili kantor dan e-mail. Untuk penelitian
telepon/
OIPA Badan
Litbangkes, disyaratkan ketua pelaksana adalah peneliti
fungsional aktif.
disesuaikan
Bagi penelitian dengan sumber dana lain
panduan masing-masing penyandang dana.
3. Daftar lsi
Lihat lampiran (lampiran no 7)
4. Ringkasan Penelitian
Ringkasan penelitian adalah uraian singkat dari latar belakang,
masalah yang akan diteliti, metoda pengumpulan data yang
akan
dilakukan,
tempat
dan
waktu
penelitian
serta
datalinformasi/pengetahuan teknologi yang akan dihasilkan.
Penulisan ringkasan harus padat, singkat dan jelas, maksimal
250-300 kata, tanpa sub-judul.
5. Pendahuluan
5.1. Latar Belakang
Penjabaran latar belakang penelitian meliputi komponen18
komponen masalah yang teridentifikasi, perlu diteliti
berdasarkan kajian pustaka dan hasil penelitian, topik
penelitian, pertanyaan penelitian, pertimbangan (justification)
fokus penelitian. Suatu penelitian penting untuk dilakukan:
(1) apabila ada masalah yang belum pernah diteliti atau sangat
jarang diteliti dan memang diperlukan penelitian untuk
memecahkannya, (2) hasilnya belum lengkap, (3)
hasil
kurang tajam analisisnya, (4) hasil penelitian masih
kontradiktif dan belum konsisten, serta isuisu penting lainnya
yang belum teridentifikasi permasalahannya dan fisible untuk
dilakukan.
Di dalam pendahuluan disebutkan alasan pemilihan topik
penelitian yaitu :
relevan dengan urgensl dan aktualitas masalah
kesehatan,
tidak duplikasi dengan penelitian lain,
layak untuk diteliti/ditinjau dari ketersediaan sumber
daya manusia, peralatan, dana, dan kemungkinan
menemukan responden,
memberikan hasil yang dapat dimanfatkan oleh
kementerian kesehatan atau stakeholders lainnya,
mempertimbangkan aspek etik penelitian.
19
5.2. Perumusan Masalah Penelitian
Tidak semua masalah kesehatan memerlukan penelitian,
misalnya ada masalah kesehatan yang dapat diselesaikan
melalui perbaikan manajemen, peningkatan koordinasi,
pelatihan, dan pemenuhan ketersediaan sumber daya baik
manusia, teknologi yang lebih murah dan tepat guna. Setelah
masalah teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah membatasi,
memfokuskan, dan mendefinisikan masalah dan alternatif
pemecahannya yang menjadi fokus penelitian.
5.3. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan penelitian dirumuskan berdasarkan kaj ian masalah,
hasil penelitian terdahulu dan teori. Pertanyaan penelitian
menjadi landasan untuk menentukan alternatif pemecahan
masalah, dan sebagai pedoman dalam menyusun tujuan
penelitian, memilih metode penelitian dan mengembangkan
hipotesis (bila diperlukan).
Contoh:
Masalah yang ditemukan : Suplementasi multi gizi mikro saja
pada ibu hamil tidak dapat berhasil optimal.
Hasil penelitian : Berat badan bayi lahir tidak berbeda dengan
ibu hamil yang menerima zat besi. Disisi lain ada fakta bahwa
konsumsi zat gizi makro masih rendah.
20
Teori : Status gizi tidak cukup hanya dengan zat gizi mikro,
tapi juga harus terpenuhi zat gizi makro.
Pertanyaannya Penelitian :
1) Apakah suplementasi multi gizi mikro dan zat glZl
makro dapat menaikkan berat badan bayi lahir,
2) Apakah dapat meningkatkan status gizi ibu,
3) Apakah dapat menumnkan angka kematian ibu,
4) Apakah menurunkan angka stunting pada balita.
Pertanyaan penelitian dapat dijadikan pedoman untuk
merancang penelitian. Pertanyaan penelitian dapat merupakan
pertanyaan ulangan dari penelitian yang sudah ada, apabila
masih berlaku untuk masa kini, tempat atau populasi.
5.4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan hams logis dan sistematis sesuai dengan identifikasi
dan batasan masalah.
Tujuan
umum
merupakan pemyataan spesifik yang
menggambarkan luaran yang akan dihasilkan dari penelitian
yang diusulkan.
Tujuan khusus merupakan cerminan komponen atau unsur
yang hams dipenuhi untuk mencapai tujuan umum. Tujuan
khusus tergambar dalam kerangka konsep dan searah dengan
21
variabel yang digunakan. Tujuan ini langsung berkaitan
dengan masalah penelitian dan menunjukkan variabelvariabel yang akan diperiksaldiukur.
Tujuan khusus dapat diukur, nyata, spesifik dan dapat dicapai
dalam waktu yang telah ditentukan. Tujuan khusus dinyatakan
dengan tindakan yang menggunakan kat a kerja (to), yang
tentu
saJa
sesual
dengan
pennasalahannya,
misalnya
mengukur (to assess, to measure), mengidentifikasi (to
identify), menentukan (to determine), membandingkan (to
compare).
5.5. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak
antara lain:
Penentu kebijakan sebagai masukan untuk penyusunan
kebijakan dan
program pembangunan
kesehatan
(evidenced base policy)
Masyarakat ilmiah (Iptek), sebagai masukan untuk
penelitian lebih lanjut untuk pengembangan ilmu
pengetahuan
hipotesis.
22
dan
teknologi
serta
pengembangan
Masyarakat umum, misalnya dapat diterapkan dalam
keluarga, atau untuk bahan penyuluhan kesehatan
kepada masyarakat,
Masyarakat industri, dalam bentuk paten atau merek,
termasuk proses dan produk, serta penemuan baru di
bidang ilmu pengetahuan.
Peneliti, institusi penelitian untuk memperoleh HAKI
(bila diperlukan)
Hasilhasil yang akan diperoleh dari penelitian ini perlu
disebutkan secara spesifik, dan dengan cara bagaimana hasil
penelitian dapat dimanfaatkan oleh berbagai stakeholders
diatas.
6. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan analisis peneliti terhadap teori
dan hasilhasil penelitian yang dilakllkan oleh peneliti
sebelumnya, dan merupakan rincian penjelasan untuk
mendukung justifikasi urgensi penelitian. Kristalisasi kajian
pustaka menjadi kerangka teori dan menllntun untuk
pengembangan kerangka konsep.
23
7. Metode Penelitian
7.1. Kerangka Teori
Kerangka teori sebagai pegangan atau pedoman untuk
memberikan asumsi atau postulat, prinsip, teori, konsep,
preposisi dan definisi operasional. Kerangka teori merupakan
kerangka yang dibangun dari berbagai teori yang ada dan
saling berhubungan sebagai dasar untuk membangun kerangka
konsep. Kerangka teori
merupakan kerangka acuan
komprehensif mengenai konsep, prinsip, atau teori yang
digunakan sebagai landasan dalam memecahkan masalah yang
dihadapi . Kerangka teori disampaikan dengan maksud untuk
memberikan gambaran tentang kaitan upaya pengembangan
dengan upayaupaya lain yang mungkin slldah pernah
dilakukan para ahli untuk mendekati permasalahan yang sarna
at au relatif sama. Dengan demikian pengernbangan yang
dilakukan memiliki landasan empiris yang kuat.
7.2. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian merupakan uralan ten tang
hubungan antara variabel bebas dan terikat
yang terkait
dalam masalah yang akan diteliti, sesuai dengan rumusan
masalah dan kajian pustaka. Kerangka konsep penelitian
harus dinyatakan dalarn bentuk skerna at au diagram hubungan
24
antara variabel bebas dan variabel terikat. Penjelasan
kerangka konsep penelitian diperlukan dalam bentuk narasi
mencakup identifikasi variabel, jenis serta hubungan antar
variabel, berdasarkan kerangka teori. Kerangka konsep bukan
alur rencana kerja/kegiatan.
7.3. Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu pemyataan tentang hubungan
an tara varia bel bebas (independent) dan variabel terikat
(dependent) yang menjadi pusat perhatian. Hipotesis juga
memberi petunjuk tentang tipe data yang harus dikumpulkan
dan tipe analisis yang harus dilakukan untuk mengukur
hubungan yang ada. Hipotesis tidak harus selalu ada dalam
suatu protokol penelitian, kecuali dalam suatu penelitian
untuk mencan pembuktian. Dalam menuliskan hipotesis
perlu merujuk pada kerangka konsep penelitian.
25
Kcrangka Konsep Penelitian Eksperimen
Multizat gizi mikro
Ibu hamil
Keiompok
MiNセ@
セQ⦅b・イ。エ「、ョ
__
ャ。⦅ィゥイセ@
セ@
Multizat gizi mikro +
Zat gizi makro
Ibu hamil
Kelompok II
1
Berat badan lahir
I
T
Zat gizi tunggal
Ibu hamil
kelompok III
セ
I
Berat badan lahir
Pada contoh kerangka konsep eksperiman ditunjukkan tiga
kelompok ibu hamil yang masingmasing mendapat perlakuan
yang berbeda. Kelompok I, ibu hamil diberi suplemen multi
gizi mikro, kelompok II diberi suplemen multi zat gizi mikro
dan gizi makro (energi) dan kelompok III diberi suplemen zat
besi. Disain penelitian ini ingin mengetahui efek suplementasi
26
zat gizi milao kepada ibu hamil terhadap berat badan bayi
lahir.
Suplementasi diberikan secara acak (random) dan tersamar
(blinding).
Status kesehatan Igizi ibu hamil sebelum
suplementasi diseleksi menurut inklusi dan persyaratan
tertentu.
7.4. Definisi OperasionaJ Variabel
Definisi operasional merupakan batasan atau pengertian
tentang variabel yang akan diukur, dan ditetapkan oleh
peneliti (bukan definisi dari kamus bahasa). Definisi
operasional
dibuat untuk
memudahkan dan
menJaga
konsistensi pengumpulan data, menghindarkan perbedaan
interpretasi serta membatasi ruang lingkup variabel.
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat,
atau ukuran yang dimijiki atau didapatkan oleh satuan
penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu. Variabel
adalah fenomena yang dapat berubah nilainya dan terukur.
Variabel penelitian yang dikumpulkan harus jelas antara
variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent).
Variabel bebas adalah varia bel yang dianggap mempengaruhi
variabel terikat. Variabel be b as dapat berupa jenis perlakuan,
faktor risiko, prediktor, dan kausa. Varia bel terikat adalah
27
variabel yang dipengaruhi. Contohnya status terinfeksi HIV
atau tidak terinfeksi HIV, merupakan variabel terikat.
Pengukuran variabel dikelompokkan menjadi 4 skala
pengukuran, yakni: a) skala nominal, b) skala ordinal, c) skala
interval dan d) skala ratio
Variabel yang dimasukkan dalam definisi operasional adalah
semua variabel yang dikumpulkan dan dianalisis, dapat diukur
secara operasional dan dapat dipertanggung jawabkan (harus
menggunakan referensi yang sudah baku).
Untuk memudahkan sebaiknya dibuat matriks, mencakup
nama variabel, penjelasan ten tang variabel terse but, metoda
pengukuran, skala ukur, pengkategorian, dan sumber referensi
yang sudah baku.
7.5. Disain Penelitian
Disain penelitian yang dipilih, harus dapat menjawab tujuan
penelitian, meminimalkan kesalahan dengan memaksimalkan
reliabilitas dan validitas. Disain penelitian sangat tergantung
pada masalah penelitian, sejauh mana telah diketahui masalah
tersebut, dan sejauh mana kemungkinan sumber data bisa
didapatkan.
Disain penelitian untuk jenis intervensi adalah eksperimen
dan kuasi eksperimen dimana peneliti dapat menciptakan
28
kondisi dan mengukur pengaruh dari setiap kondisi. Disain
penelitian untuk jenis nonintervensi (observasional) adalah
cross sectional, study cohort, case control. Pemilihan disain
penelitian yang tepat akan menghasilkan kesimpulan
penelitian yang sahih (valid) .
7.6. Tempat dan Waktu
Tempat penelitian adalah lokasi dan institusi dimana data akan
diperoleh (subyek penelitian, bahan/sampel yang diperiksa).
Waktu penelitian dimulai sejak awal penelitian (protokol)
sampai laporan akhir penelitian selesai.
7.7. PopuJasi dan SampeJ
Populasi penelitian adalah kumpulan individu subyek
penelitian (manusia, hewan, senyawa atau sistem). Cara
menentukan populasi penelitian, tergantung pad a masalah
yang di teliti.
Sampel penelitian adalah bagian dari populasi yang dipilih
untuk memberikan gambaran karakteristik populasi. Sampel
dapat berupa individu, keluarga, hewan coba, tumbuhan dll.
a. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Kriteria inklusi dan eksklusi dari populasi harus dinyatakan
dengan jelas dan logis. Kriteria inklusi merupakan persyaratan
umum yang harus dipenuhi oleh subyek agar dapat diikut
29
sertakan dalam penelitian.
Persyaratan Inl biasanya
mencakup karakteristik subyek, termasuk demografis dan
geografis, serta periode waktu yang ditentukan. Kriteria
eksklusi, disebutjuga kriteria penolakan, adalah keadaan yang
menyebabkan subyek yang memenuhi kriteria inklusi tidak
dapat diikutsertakan dalam penelitian.
Kriteria eksklusi bukan kebalikan dari kriteria inklusi.
Contoh untuk penelitian klinis uji coba malaria, kriteria
inklusi dapat terdiri dari: pasien dengan diagnosis malaria
tanpa komplikasi, berumur 1550 tahun, tidak sedang
hamillmenyusui, tidak alergi pada obat yang sedang diuji dan
bersedia berpartisipasi dalam penelitian. Kriteria eksklusi
dapat mencakup adanya penyakit lain yang menyertai.
b. Besar Sampel
Besar sampel dihitung dengan menggunakan rumus yang
sesual dengan tujuan penelitian, dapat melalui perhitungan
sendiri, tabel, atau bantuan piranti lunak komputer. Bila
tujuannya untuk menghitung perbedaan proporsi maka
gunakan rumus perhitungan sampel untuk bed a proporsi. Bila
tujuannya untuk menghitung perbedaan ratarata, gunakan
rumus perhitungan sampel untuk beda ratarata. Dalam
memilih rumus perhitungan besar sampel harus diperhatikan
30
Jems data yang akan diuji apakah memiliki skala ratio,
interval, ordinal atau nominal.
c. Cara Pemilihan Sampel
Untuk mendapatkan sampel yang seSUai harus memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi.
Kriteria inklusi maupun
eksklusi harus dinyatakan dengan jeias dan logis. Cara
penarikan sampel tergantung dari metode penelitian yang
dipakai (kualitatif, kuantitatif dan kombinasi) dan kelayakan
(SDM, kondisi lapangan). Dasar penarikan sampel dapat
probability
sampling,
dan non
probability
sampling.
Probability sampling meliputi (a) simple random sampling, (b)
sistematik random sampling, (c) stratified random sampling,
(d) cluster random sampling dan (e) multistage random
sampling.
Non
probability
sampling
ierdiri dari (a)
convenience atau accidental sampling, (b) purposive sampling,
(c) judgment sampling, (d) expert sampling dan ( e) quota
sampling
7.8. Instrumen Pengumpul Data
Instrumen dan cara pengwnpulan data harus dijelaskan secara
nncl. Instrumen pengumpulan data penelitian dapat berupa
alat (harus memenuhi syarat untuk peralatan penelitian),
kuesioner atau formulir untuk observasi. Alat untuk kegiatan
31
pengumpulan data hams divalidasi/kalibrasi terlebih dahulu
sebelum digunakan untuk pengumpulan data. Kuesioner untuk
pengumpulan data hams diuji reliabilitasnya.
Kuesioner dapat dikembangkan sendiri atau menggunakan
kuesioner dari sumber lain yang sudah mernpakan milik
publik (public domain), namun demikian tetap hams melalui
proses uji coba yang sesuai dengan target subyek penelitian.
Dalam penelitian etnografis, instrumen penelitian adalah
peneliti itu sendiri.
Cara pengumpulan data:
I) Data primer dikumpulkan dengan cara :
pengamatanlpemeriksaanlpengukurandengan
menggunakan alat, misalnya jam, skala, mikroskop,
spektrofotometer,
wawancara
dan
mendalam
timbangan
berat
menggunakan
badan
pedoman
wawancara, tape recorder, voice recorder,
diskusi kelompok terfokus (focus group discussion)
menggunakan pedoman diskusi dan tape recorder,
teknik pengumpulan data lain yang reIevan
(misalnya delphi technique, life history, mapping,
nominal group technique),
32
2) Data sekunder dikumpulkan antara lain dengan cara
menggunakan daftar isian, formulir kompilasi data,
rekam medik dll.
Pelatihan tenaga pengumpul data diperlukan untuk
memaksimalkan kualitas data yang dikumpulkan dan
mengurangl adanya bias pengumpul data. Tenaga
pengumpul data harus memenuhi kelayakan dan uji
profesi at au ketrampilan khusus lainnya.
7.9. Bahan dan Prosedur pengumpulan data
a. Bahan
Bahan penelitian adalah zat, obat, alat dan suplai yang
dibutuhkan dalam penelitian.
b. Prosedur Kerja
Prosedur kerja harus menggunakan metoda yang baku
atau modifikasi, dan kemungkinan untuk dapat
dikerjakan (feasible). Tahapan kerja diuraikan dengan
jelas dan rinci, serta dianjurkan untuk menyertakan
bagian alur kerja.
Misalnya penelitian yang
menggunakan speslmen manusia atau hewan perlu
diuraikan: cara pengambilan spesimen antara lain
peralatan yang digunakan, tempat pengambilan pada
bagian tubuh, tenaga yang melakukan, frekuensi
33
pengambilan,
perlakuan
terhadap
speslmen
(pengawetan, pengemasan, penyimpanan, pengiriman)
dan prosedur pemeriksaanlpenentuan laboratorium
yang digunakan dan tenaga yang melaksanakan. Untuk
peneiitian lapangan dapat disusun oleh peneliti
disesuaikan dengan kondisi dilapangan. Prosedur kerja
dapat disusun dengan bagan alur kerja.
7.10. Izin Penelitian
ljin penelitian diperoleh dari instansi pemerintah terkait
(Kemendagri, pemerintah provinsi, pemerintah kab/kota) dan
Iokasi tempat penelitian dilakukan (Rumah Sakit, Dinas
Kesehatan, Puskesmas), sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Ijin penelitian diajukan ke Pemerintah Provinsi
dan
diteruskan ke Pemerintah KablKota lokasi penelitian
7.11. Pengolahan dan Analisis Data
Harus dijelaskan rene a na analisis untuk menjawab tujuan
khusus penelitian. Disamping itu juga perlu disebutkan uji
apa yang akan digunakan untuk menjawab masingmasing
tujuan. Uji statistik yang dapat digunakan antara lain chi
square, I-test, anova, regresi, korelasi dan sebagainya di
sesuaikan dengan jenis data (kategori, kontinyu , dll) dan
tujuan penelitian. Piranti lunak (software) pengolah atau
34
penganalisis data dan versi yang digunakan perlu disebutkan
misalnya Fox-Base, SPSS, Epi Info, word analyzer
dan
program lain yang relevan. Analisis data kualitatif dilakukan
dengan cara kategorisasi dan konseptualisasi, naratif, content,
dan taxonomy atau dengan pendekatan kualitatif lainnya.
8.
Etik Penelitian
Semua penelitian yang menggunakan manUSla atau hewan
sebagai subyek penelitian harus mendapatkan persctujuan etik
penelitian dari Komisi Etik. Perlakuan pada subyek yang
menggunakan manusia dan hewan, dampak dan cara
mengatasi dampak juga menjadi pertimbangan Komisi Etik.
Selain
itu,
sebelum
penelitian
dimuJai Juga
harus
mendapatkan persetujuan dari subyek penelitian setelah yang
bersangkutan
mendapatkan
penjelasan
dari
peneliti
(persetujuan setelah penjelasan atau informed consent).
Format Naskah Penjelasan dan Persetujuan setelah Penjelasan
dapat dibaca dalam Buku Pedoman Operasional Komisi Etik
Penelitian Kesehatan, Badan Litbangkes
atau etik
penelitian setempat. Surat Surat Permohonan persetujuan etik
diajukan ke Komisi Etik Penelitian Kesehatan oleh pimpinan
satuan kerja dan melampirkan tiga eksemplar protokol.
35
9. Daftar Kepustakaan
Semua publikasi yang digunakan sebagai rujukan tersebut
harus dituliskan sesuai dengan kaidah ilmiah. Rujukan
pustaka yang dituliskan di dalam daftar kepustakaan hanya
yang terkait langsung dengan isi proposal. Penulisan rujukan
dilakukan dengan metode Vancouver (penomeran menurut
urutan rujukan yang digunakan).
Contoh penulisan daftar pustaka:
Text book
Dionne RA, Phero 1C, Becker DE,editors.Management of
pain and anxiety in the dental office. Philadelphia: WB
Saunders:2002.
Dokumen Pemerintah
Canada.Environmental Health Directorate. Radiation
protection in dentistry; recommended safety procedure for
use of dental xray equipment. Safety code 30.0ttawa:
Ministry of health;2000.
Artikel dari jurnal
Haas AN,de Castro GD,Moreno T, Susin C, Albandar 1M,
Oppermann RV, et al.Azithomycin as aadjuntive treatmel
of aggressive periodontitis: 12months randomized clinical
tria!. J clin Periodontol. 2008 Aug: 35(8):696704.
Referensi publikasi elektronik
Tasdemir T, Yesilyurt C, Ceyhanli KT, Celik D,Er K,
Evaluation of apical filling after root canal filling by 2
different techniques.J Can Dent Assoc (Internet]. 2009
Apr [cited 2009 Jun 14]; 75(3): [about 5pp.]. Available
from:http://www.cdaadc.caljcdalvol75/issue3/20I.htm!.
36
10. Lampiran
Berkas yang dilampirkan dalam protokol penelitian an t ara
lain:
Susunan tim peneliti
ladwal penelitian
Rincian Rencana Anggaran
Biodata Ketua Penelitian
Kesediaan Anggota peneliti
Persetujuan Atasan yang Berwenang
Persetujuan Penyandang Dana,
Rekomendasi dari Stakeholder,
Laporan Kemajuan Penelitian (untuk penelitian
lanjutan),
Kuesioner,
Naskah penjelasan,
Formulir Persetujuan Setelah Penjelasan,
Prosedur
PemeriksaanIPenentuan
Analisis
Laboratorium,
Prosedur Penanganan Efek samping untuk Uji Klinik,
11. Susunan Tim Peneliti
Susunan tim peneliti disajikan dalam bentuk tabel yang
menguraikan tentang nama anggota tim, kedudukan di dalam
37
tim peneli tian, keahlian yang relevan dan urman tugasnya.
Tim peneliti terdiri dari seorang ketua peiaksana dan anggota
tim peneliti
menurut kebutuhan serta konsultan apabila
diperlukan. Ketua pelaksana bertanggung jawab atas semua
aspek penelitian. Para peneliti bertanggung jawab terhadap
salah satu aspek sesuai dengan bidang keahliannya.
12. Jadwal Penelitian
ladwal kegiatan disajikan dalam bentuk tabel (gancharl)
berisi uraian kegiatan yang akan dilaksanakan, tolok ukur
beserta masingmasing satuannya, dan target kegiatan per
triwulan dalam jumlah dan persennya. Uraian kegiatan perlu
dituliskan secara berurutan mulai dari persiapan (pengurusan
IJIll, pengadaan bahan dan alat, perslapan lapangan,
penyusunan kuesioner, dan lainlain), pelaksanaan penelitian,
pengolahan dan anal isis data, dan pembuatan laporan.
13. Rekapitulasi Biaya (Rincian Rencana Anggaran)
Rincian rencana anggaran disusun berdasarkan Jems
pengeluaran yaitu (a) belanja honor output kegiatan, (b)
belanja non operasional, (c) belanja bahan, (d) belanja
perjaianan, (e) belanja jasa profesi (untuk nara sumber paket
meeting lintas sektor) yang sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
38
Untuk
setiap
pembelian,
harus
disebutkan
macamljenis (spesifikasi), jumlah yang diperlukan, harga
satuan dan harga keseluruhan. Dalam rencana biaya untuk
perjalanan, hams menyebutkan jumlah orang yang akan
bepergian, tempat tujuan, frekuensi, lama dan kategori
transportasi yang akan digunakan. Rencana anggaran harus
mencakup semua tahapan kerja seperti yang diuraikan dalam
rincian prosedur kerja.
14. Biodata Ketua Pelaksana dan Peneliti
Biodata ketua pelaksana dan peneliti utama penelitian ditulis
secara berurutan: nama dilengkapi dengan gelar kesarjanaan,
alamat yang mudah dihubungi melalui pos surat, telepon,
faksimili dan email, riwayat pendidikan profesional, riwayat
pekerjaan, riwayat penelitian dan publikasi dalam majalah
ilmiah (nama majalah, judul artikel, volume, nomor, halaman
dan tahun). Penelitian dan publikasi dalam majalah ilmiah 5
(lima) tahun terakhir, diutamakan yang berhubungan atau
terkait dengan materi permasalahan penelitia.11 yang diusulkan
agar dapat dilihat sebagai track record.
15. Kesediaan Anggota Tim Peneliti
Ketua pelaksana dan anggota tim peneliti inti perlu
memberikan tanda tangan persetujuan berpartisipasi dan
menjadi anggota APKESI.
Hal ini merupakan dokumen
39
pelengkap dalam menerbitkan Surat Keputusan Susunan
Anggota Tim Pelaksana Penelitian. Untuk anggota Peneliti
Daerah (NN) persetujuan diberikan pada waktu pengumpulan
data.
16. Persetujuan Atasan yang Berwenang
Protokol penelitian harus ditandatangani oleh ketua pe\aksana
dan disetujui oleh atasan yang bersangkutan, minimal pejabat
sejajar eselon II; Ketua Panitia Pembina llmiah (PPI) untuk
Pusat dan Balai Besar; Kepala Balai, Kepala Loka atasan
langsung memberikan paraf mengetahui/menyetujui pada
tanda tangan ketua pelaksana. Hal tersebut dimaksudkan
agar protokol yang dibuat oleh tim peneliti dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan administratif.
KHUSUS UNTUK PENELITIAN KLINIS DAN KUALITATIF
• PENELITIAN KLIN1S
MERUJUK
PAD A
PEDOMAN
PEMBUATAN
PROPOSAL SESUAI GOOD CLINICAL PRACTICE
(GCP)
YANG DAPAT DIAKSES PADA WEBSITE:
http://www.jda.gov/oc/gcp/guidance.htmIATAU MERUJUK
PADA PEDOMAN YANG DISUSUN OLEH PUSAT
TEKNOLOGI
TERAPAN
KESEHATAN
DAN
EPIDEMIOLOGI KLINIK TAHUN 2012
UNTUK PENELITIAN KLINIS : KETU A PELAKSAN A
40
HARUS MEMILIKI SERTIFIKAT GCP
•
PENELITIAN KUALITATIF
UNTUK PENYUSUNAN PROPOSAL DAN PROTOKOL
METODE
PENELITIAN
HARUS
DISESUAIKAN
KAIDAH-KAIDAH PENELITIAN KUALITATIF
III C. LAP0 RAN PENELITIAN
Laporan peneJitian terlihat pada lampiran 3. Dabm laporan
penelitian setidaknya terdapat halhal yang secara nyata
dilaksanak