66
Dilihat dari tabel prosentase di atas dihasilkan sebanyak 66,3 siswa menjawab “tidak pernah” menyerah apabila ada yang mengatakan
sesuatu yang jelek terhadap apa ia kerjakan, sebagian lainnya 27,9 menjawab “kadang-kadang”, serta sedikit sekali 5,8 yang menjawab
“sering” dan tidak ada 0 siswa yang menjawab “selalu”.
Tabel 40 Kritikan orang lain bagi saya hanya membuat saya menyerah
Alternatif jawaban F
Prosentase
Sangat sesuai Sesuai
6 7
Kurang sesuai 27
31,4 Tidak sesuai
53 61,6
Total
86 100
Dari data diatas dihasilkan sebanyak 61,6 siswa menjawab “tidak sesuai” kalau kritikan orang lain membuat mereka menyerah, sebagian lainnya
31,4 menjawab “kurang sesuai”, sedikit sekali 7 siswa yang menjawab “sesuai” dan tidak ada 0 siswa yang menjawab “sangat sesuai”.
B. Pembahasan Tentang Temuan Penelitian
Berdasarkan penelitian yang penulis telah lakukan melalui angket yang telah disebarkan kepada responden atau siswa tentang kreativitas guru
dalam memotivasi siswa pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam PAI di SMP Negeri 20 Tangerang, dapat diketahui bahwa penerapan system belajar
yang guru telah terapkan, berhasil membuat siswa lebih antusias dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. System yang guru pendidikan Agama
Islam PAI terapkan ialah yang mengacu kepada potensi kreativitas yang guru miliki. Hal ini berarti membuktikan bahwasannya kreativitas itu dapat
menunjang keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Itu semua bisa dilihat dari sebagian responden mengatakan bahwa mereka dilatih untuk mengambil
kesimpulan ataupun pemahaman sendiri dari suatu materi yang mereka
67
pelajari, tidak hanya itu responden juga mengatakan bahwa guru Pendidikan Agama Islam PAI dalam mengajar selalu menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara penulis kepada guru bidang study Pendidikan Agama Islam PAI itu sendiri, yang
menjelaskan bahwasannya guru Pendidikan Agama Islam PAI menerapkan agar siswanya lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar khususnya di dalam
kelas, karena memang seusia mereka itu sifatnya masih mencari-cari jawabannya sendiri. Ini juga di dukung dengan situasi kelas yang
menyenangkan, kondisif, atau biasa disebut “sersan” serius santai. Guru
Pendidikan Agama Islam PAI juga menjelaskan “bahwa kalau kita terlalu serius pada saat belajar, siswa akan merasa tegang yang nantinya malah
membuat tidak konsentrasi, jadi harus diselingi dengan humor ataupun candaan-
candaan yang disesuaikan dengan keadaan”
1
. Dari penerapan system belajar yang kreatif dapat mendorong siswa itu sendiri untuk berfikir kreatif
dalam menjawab suatu permasalahan pada materi keagamaan yang tentunya sangat berkaitan dengan kehidupan mereka sehari-hari. Dari pembelajaran
Pendidikan Agama Islam PAI yang kreatif pastinya sedikit atau banyak memiliki pengaruh terhadap keadaan diri siswa iru sendiri, baik terhadap diri
sendiri maupun terhadap lingkungan ataupun orang lain yang disekitarnya. Kemudian sebagai guru Pendidikan Agama Islam PAI sudah pasti tentu
mengajarkan hal-hal yang berdampak kepada akhlak siswa itu sendiri yakni dalam pengajarannya guru Pendidikan Agama Islam PAI menanamkan agar
siswa mempunyai perasaan yang peka terhadap orang lain disekitarnya sebanyak 38,4 responden menjawab selalu, hal ini karena siswa diberikan
waktu untuk bercerita atas masalah-masalah yang mereka hadapi, 43,1 sesuai dengan jawaban siswa. Guru Pendidikan Agama Islam PAI juga
menerangkan bahwa mereka memberikan waktunya kapanpun, dimanapun
1
Deden finanda, wawancara pribadi denagn guru bidang study Pendidikan Agama Islam PAI SMP Negeri 20 Tangerang, 9 Maret 2010
68
siswa ingin bertanya tentang permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi,
2
yang pastinya tidak mengganggu jam pelajaran. Kreativitas guru juga membuat siswa termotivasi dalam belajar, karena
dengan kreativitas pengajaran yang guru ciptakan itu membuat belajar semakin bervariasi, tidak monoton dan membosankan. Motivasi itu sendiri
penulis lihat sudah tumbuh dalam diri siswa itu sendiri, hal ini lah yang penting agar siswa giat dalam belajar. Ini terbukti dari sebagian responden
mengatakan bahwa mereka belajar atas kemauan diri sendiri, selanjutnya mereka juga mengatakan senang mengikuti pelajaran dengan selalu
memperhatikan ketika guru menjelaskan pelajaran 51,2, responden juga menjawab selalu menyelesaikan tugas pendidikan agama islam dengan baik
52,3. Kemudian motivasi dari luar diri siswa pun terlihat member motivasi juga terhadap keberhasilan siswa dalam belajar, hal ini terbukti dari sebagian
besar responden mengatakan bahwa guru melaksanakan perannya sebagai pendidik yakni seperti memberikan hadiah atau penghargaan, hukuman dan
menciptakan suasana agar siswa bersaing dalam mencapai prestasi yang sebaik-baiknya dengan teman-teman mereka. Hal ini terlihat sekitar 43,1
responden menjawab sering diberikan penghargaan yakni berupa nilai plus bila dapat menjawab pertanyaan dengan baik, 47,7 responden menjawab
sering diberikan hukuman jika tidak mengerjakan tugas yang guru berikan, hal ini tentu saja hukuman yang membangun semangat siswa dan 44,2 selalu
siswa belajar lebih giat agar prestasinya lebih baik dari teman-teman. Hasil dari temuan penelitian diperkuat dengan hasil wawancara
penulis kepada guru bidang syudy Pendidikan Agama Islam PAI yang mengatakan bahwa kesemangatan siswa dalam mengikuti pelajaran memang
besar, namun tidak dipungkiri bahwa masih ada 1, 2 orang siswa yang masih merasa malas.
3
2
Deden finanda, wawancara pribadi denagn guru bidang study Pendidikan Agama Islam PAI SMP Negeri 20 Tangerang, 9 Maret 2010
3
Deden finanda, wawancara pribadi denagn guru bidang study Pendidikan Agama Islam PAI SMP Negeri 20 Tangerang, 9 Maret 2010
69
Faktor yang mendukung dalam mempengaruhi kreativitas siswa yang timbul dari dalam diri siswa seperti rasa kepercayaan diri, berani dan
lapang dada dalam keterbukaan terhadap gagasan orang lain, sebanyak 37,2 menjawab sering mengungkapkan gagasan-gagasan ataupun ide-ide baru yang
mereka temukan dari suatu permasalahan, 58,1 siswa lebih banyak menjawab selalu percaya pada kemampuan diri mereka sendiri, tanpa harus
berpatokan ataupun hanya mengikuti jawaban teman, dari hasil wawncara guru menjelaskan bahwa gagasan-gagasan yang siswa ungkapkan ditampung
terlebih dahulu tanpa harus mengatakan benar atau salah, itu dimaksudkan agar siswa berani dan percaya diri pada kemampuannya sendiri
4
. Selain daripada faktor yang berasal dari diri siswa, faktor pendukung dari luar diri
siswa lingkungan juga amat membantu. Diantara dukungan dari luar yakni lingkungan keluarga ataupun sekolah, seperti halnya faktor yang berasal dari
lingkungan keluarga yakni diberikannya kebebasan oleh orang tua untuk berdiskusi dengan teman 54,6, selalu didukungnya kegiatan ekstrakulikuler
keagamaan yang siswa ikuti 69,8. Faktor pendukung dari lingkungan keluarga maupun sekolah menjadi motivasi besar terhadap pengaruh
kreativitas siswa yang nantinya akan berkembang. Selain faktor pendukung, ada faktor yang dapat menghambat dalam
menumbuhkembangkan kreativitas siswa, faktor penghambat itu baik yang berasal dari dalam diri siswa ataupun dari luar diri siswa. Faktor tersebut
antara lain selalu adanya perasaan takut gagal 8,1, pendirian yang selalu tidak tetap 7, terkadang merasa cukup apa yang sudah diperoleh 45,3. Itu
semua adalah faktor penghambat yang bersal dari dalam diri siswa, yang berasal dari luar diri siswa seperti keterbatasan waktu yang selalu siswa
rasakan dalam belajar 1,2, keluarga yang kurang mendukung kegiatan 53,5 responden menjawab tidak pernah, dan kritikan dari orang lain yang
terkadang membuat siswa tidak semangat 27,9. Walaupun dilihat kecil pengaruh penghambat dari kreativitas, namun itu tetap harus di perbaiki agar
nantinya tidak bertambah tinggi prosentasenya.
4
Deden finanda, wawancara pribadi denagn guru bidang study Pendidikan Agama Islam PAI SMP Negeri 20 Tangerang, 9 Maret 2010
70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN