Analisis Kelebihan dan Kekurangan Usaha-usaha KH. Ahmad Dahlan

67 mana. Ini adalah berkat pertolongan Allah, serta keuletan, ketabahan dan keikhlasan beliu dalam perjuangannya.

E. Analisis Kelebihan dan Kekurangan Usaha-usaha KH. Ahmad Dahlan

Dalam Pendidikan Islam a. Kelebihan usaha-usaha KH. Ahmad Dahlan KH. Ahmad Dahlan melalui organisasinya Muhammadiyah telah sangat berjasa kepada bangsa karena telah turut mencerdaskan rakyat Indonesia. Di masa penjajahan, di mana pemerintah kolonial menutup pintu bagi rakyat untuk menuntut ilmu pengetahuan sebanyak mungkin dari tingkat terendah sampai tingkat teratas, maka KH. Ahmad Dahlan melalui Muhammadiyah telah mendirikan sekolah-sekolah sebanyak mungkin dari tingkat bawah sampai tingkat atas. Baik yang khusus mengenai sekolah-sekolah agama maupun sekolah-sekolah umum yang setingkat dengan sekolah-sekolah negeri. Apabila pada zaman penjajahan sekolah-sekolah seperti HIS, Kweekschool, MULO, dan AMS jarang bangsa kita yang diberi kesempatan memasukinya, maka Muhammadiyah mendirikan sekolah-sekolah semacam itu sebanyak-banyaknya kepada seluruh bangsa Indonesia dari segala lapisan dan golongan dengan diberi pelajaran Islam. KH. Ahmad Dahan memang merupkan seorang pendidik yang pandai. Sesudah Muhammadiyah berdiri KH. Ahmad Dahlan mengadakan pengajian yang diberi nama Fathul Asror wa Miftahus Sa‟adah, khusus untuk membimbing pemuda-pemuda yang berusia 25 tahun, agar supaya suka beramal kebaikan dan berani membela Muhammadiayah, dan jangan sampai terjerumus ke dalam tindak kenakalan dan kemaksiatan. Dalam mendidik pemuda-pemuda ini KH. Ahmad Dahlan menjalankan taktik yang hebat, yaitu mula-mula mereka diikuti kemauannya, seperti berdarmawisata dan bermain musik, baru kemudian dengan sedikit demi sedikit diajarkan jiwa ke Muhammadiyahan dan kepemimpinan, sehingga mereka kelak menjadi pemimpin-pemimpin yang tangguh. KH. Ahmad Dahlan kecuali sebagai seorang ulama ia juga mempunyai pembawaan dan sifat sebagai seorang pendidik yang baik. KH. Ahmad Dahlan sanggup mendidik anak-anak yang nakal, menjadi anak yang baik. Demikian juga 68 dengan sadar mendidik kaum wanita calon ibu rumah tangga. Sungguh luar biasa cara KH. Ahmad Dahlan mendidiknya yaitu dengan menyampaikan cita-citanya kepada murid-murid dengan cara yang tidak membosankan, menarik dan efektif. KH. Ahmad Dahlan bersikap sabar dan jujur terhadap murid-muridnya. Ia tidak cepat marah apabila ada murid yang nakal. Kecurangan dibalas dengan kejujuran dan kebaikan. 30 Jika pada zaman penjajahan penghidupan rakyat sangat menyedihkan, banyak anak-anak yang terlantar karena ditinggalkan oleh orangtuanya, maka dikumpulkanlah anak-anak itu untuk dipelihara dan diberi pendidikan, sebagaimana terjelma dalam bentuk adanya rumah yatim piatu, dan lain-lain. Dengan adanya usaha-usaha yang di perjuangkan oleh KH. Ahmad Dahlan dapat menyadarkan umat Islam Indonesia yang masih dikuasai dan dijajah oleh Belanda mengerti dan memahami manfaat ilmu pengetahuan umum dan teknologi modern, dengan harapan dapat bangkit kembali menyongsong zaman keemasan yang pernah diraih pada masa klasik dahulu. KH. Ahmad Dahlan melalui Muhammadiyah telah ikut melaksanakan tugas negara, dengan jalan mendidik rakyat, agar menjadi manusia muslim, yang berakhlak mulia, mempunyai rasa tanggung jawab terhadap masyarakat dan negara, cinta kepada Tanah Air Indonesia sebagai nikmat karunia Tuhan yang diberikan kepada kita. b. Kekurangan usaha KH. Ahmad Dahlan KH. Ahmad Dahlan bukanlah seorang cendikiawan atau penulis. Beliau tidak meninggalkan buku atau atikel. Tetapi beliau benar-benar seorang pendidik dan organisator yang ulung, sehingga tepat bila beliau disebut ”manusia amaliah” daripada ”manusia ilmiah”. 31 Karena tidak adanya peninggalan tertulis hasil pemikiran karya-karya beliau menjadikan khazanah intelektual serta gagasan modernisasi yang beliau cita-citakan tidak dapat dikaji sebagai catatan tokoh. 30 Tashadi, Tokoh-tokoh Pemikir Paham Kebangsaan: Ir. Soekarno dan KH. Ahmad Dahlan, Jakarta : Ilham Bangun Karya, 1999, h. 145. 31 Mitsuo Nakamuro, Bulan Sabit Muncul Dari Balik Pohon Beringin, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 1983, h. 55. 69 Dari sini sisi kelemahan usaha-usaha yang diterapkan oleh KH. Ahmad Dahlan nampak jelas sekali terlihat pada umumnya dalam lembaga pendidikan Islam yang didirikan Muhammadiyah tidak ada pengembangan tentang ide-ide dan usaha-usaha yang telah dimulai dan diutarakan oleh KH. Ahmad Dahlan, hal ini menyebabkan tradisi berijtihad hanya berlaku pada masa beliau saja tanpa ada inovasi perkembangan dan koreksi kedepan yang lebih bagus. Aktivis Muhammadiyah di bidang pendidikan lebih banyak meniru kegiatan yang dilakukan KH. Ahamad Dahlan, tetapi kurang memahami hakikat dan gagasan dasar yang melatar belakangi praktik pendidikan yang dikembangkan KH. Ahmad Dahlan saat itu. Akibatnya, praktik pendidikan lebih banyak merupakan pengulangan kegiatan sekolah saat awal gerakan ini berkembang. 32 Etos belajar dan nalar pendidikan yang mendasari praktik pendidikan masa KH. Ahmad Dahlan tidak banyak dikaji kalau bukan bukan tidak pernah diperhatikan. Di samping itu, beberapa guru dan pengurus Muhammadiyah belum memahami betul akan makna dan tujuan KH. Ahmad Dahlan mendirikan lembaga pendidikan Islam Muhammadiyah, seharusnya para guru dan pengurus Muhammadiyah sebagai pelanjut usaha dan perjuangan KH. Ahmad Dahlan lebih menyebarluaskan usaha-usaha dan pemikiran KH. Ahmad Dahlan dalam hal pendidikan Islam. 32 Mitsuo Nakamuro, dkk., Muhammadiyah Menjemput Perubahan; Tafsir Baru Gerakan Sosial-Budaya Muhammadiyah, Jakarta : Kompas, 2005, h. 11. 70

BAB V PENUTUP