oleh lembaga legislatif di Negara Indonesia dan juga legislatif Kota Tarakan pada saat sekarang ini yang hal tersebut menurut penulis tidak lain salah satu kegagalan
tersebut yakni diakibatkan pada proses rekrutmen yang dilakukan oleh para anggota parpol itu sendiri. Sehingga dalam penelitian ini peneliti mengangkat
judul PELAKSANAAN REKRUITMEN KADER PARTAI DALAM PARTAI POLITIK Studi Di Kantor DPC Partai PDIP Dan DPD Partai
Golkar Kota Tarakan. B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pelaksanaan rekrutmen kader partai politik yang dilakukan
oleh DPC Partai PDIP dan DPD Partai Golkar Kota Tarakan? 2.
Faktor-faktor penghambat apa sajakah yang dihadapi oleh DPC Partai PDIP dan DPD Partai Golkar Kota Tarakan dalam pelaksanaan rektrutmen
kader dalam partai politik?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimanakah pelaksanaan rekrutmen kader partai
politik yang dilakukan oleh DPC Partai PDIP dan DPD Partai Golkar Kota Tarakan.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat apa sajakah yang dihadapi
oleh DPC Partai PDIP dan DPD Partai Golkar Kota Tarakan dalam pelaksanaan rektrutmen kader dalam partai politik.
D. Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan yang diharapkan dalam penelitian ini dapat memperoleh beberapa hal yang urgen yakni sebagai berikut:
a. Kegunaan Teoritis
1 Bagi penulis, yang mana dalam penelitian ini merupakan kesempatan
penulis dalam menerapkan teori-teori yang telah didapatkan di dalam bangku kuliah.
2 Sebagai bahan pustaka serta sebagai bahan pengetahuan bagi pembaca
dan para mahasiswa khusunya agar mengetahui secara jelas mekanisme tentang rekrutmen kader partai politik.
b. Kegunaan Praktis
1 Bagai partai politik, yang mana dalam penelitian ini diharapkan dapat
menjadi rekomendasi dalam memberikan masukan kepada kedua partai politik dalam penelitian ini DPC PDIP dan DPD Partai Golkar Kota
Tarakan dalam melaksanakan rekrutmen yang ideal di Kota Tarakan. 2
Diharapakan dapat digunakan untuk perkembangan ilmu sosial dan ilmu poltik pada khususnya yang berkaitan dengan rekrutmen kader
partai politik yang ideal dalam penerapan.
E. Definisi Konseptual
Definisi konseptual adalah abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian, keadaan,
kelompok atau individu tertentu.
10
Definisi mengenai konseptual yang ada dengan memperhatikan tema objek penelitian, maka dapat ditemukan beberapa konsep
yang perlu didefinisikan dengan tujuan agar peneliti dan pembaca memiliki
10
Singarimbun, Masri dan Soyan Efendi, 1998, “Metode Penelitian Survai”, LP3ES, Jakarta hal 34.
persepsi atau pemahaman yang mana. Maka peneliti memberikan definisi konseptual sebagai berikut diantaranya.
1. Pengertian Partai Politik
Dalam peraturan perundang-undangan pengertian politik terdapat pada pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik.
Partai politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok Warga Negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan
kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
11
Pengertian yang hampir sama juga dikemukakan oleh Budiardjo bahwa partai poliktik adalah suatu kelompok yang angota-anggotanya mempunyai
orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini ialah untuk memproleh kekuasaan politik atau merebut kedudukan politik dengan cara
konstitusional untuk melaksanakan kebijaksanaan umum.
12
Sementara itu juga sudah jelas dikemukakan di dalam Undang-undang No.31 Tahun 2002 partai politik adalah organisasi politik yang dibentuk oleh
sekelompok warga negara Republik Indonesia secara sukarela atas dasar persamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan kepentingan anggota,
masyarakat, bangsa, dan Negara melalui pemilihan umum.
13
11
Undang-Undang No. 2 tahun 2008. Op.Cit., Pasal 1 angka 1
12
Ibid.
13
Ibid, hal 209
2. Konsep Rekrutmen Partai Politik
Rekrutmen politik adalah suatu proses seleksi anggota-aggota kelompok untuk mewakili kelompoknya dalam jabatan administratif maupun politik. Dalam
pengertian lain, rekrutmen politik merupakan fungsi penyelekksian rakyat untuk kegiatan politik dan jabatan pemerintahan melalui penampilan dalam media
komunikasi, menjadi anggota organisasi, mencalonkan diri untuk jabatan tertentu dan sebagainya. Setiap sistem politik memiliki sistem atau prosedur rekrutmen
yang berbeda. Anggota kelompok yang direkrut adalah yang memiliki suatu kemampuan atau bakat yang sangat dibutuhkan untuk suatu jabatan politik. Setiap
partai juga memiliki pola rekrutmen yang berbeda. Pada referensi yang lain, kita bisa menemukan definisi atau pengertian rekrutmen politik yang lebih
memperhatikan sudut pandang fungsionalnya, yaitu “The process by which citizens are selected for involvement in politics”. Pengertia tersebut di atas
menjelaskan bahwa rekrutmen politik adalah proses yang melibatkan warga negara dalam politik. Di Indonesia, perekrutan politik berlangsung melalui pemilu
setelah setiap calon peserta yang diusulkan oleh partainya diseleksi secara ketat oleh suatu badan resmi. Seleksi ini dimulai dari seleksi administrative, penelitian
khusus yanitu menyangkut kesetiaaan pada ideology Negara.
14
Adapun beberapa pilihan partai politik dalam proses rekrutmen politik adalah sebagai berikut;
14
Cheng Prudjung , 2010“Rekrutmen Politik”, http:chengxplore.blogspot.com201012rekrutmen-politik.html 12 Janurai 2012.
1. Partisan, yaitu merupakan pendukung yang kuat, loyalitas tinggi
terhadap partai sehingga bisa direkrut untuk menduduki jabatan strategis.
2. Compartmentalization, merupakan proses rekrutmen yang
didasarkan pada latar belakang pendidikan dan pengalaman organisasi atau kegiatan sosial politik seseorang, misalnya
aktivis LSM. 3.
Immediate survival, yaitu proses rekrutmen yang dilakukan oleh otoritas pemimpin partai tanpa memperhatikan kemampuan
orang-orang yang akan direkrut. 4.
Civil service reform, merupakan proses rekrutmen berdasarkan kemampuan dan loyalitas seorang calon sehingga bisa
mendapatkan kedudukan lebih penting atau lebih tinggi.
15
Ada beberapa hal menurut Czudnowski, yang dapat menentukan terpilihnya seseorang dalam lembaga legislatif, sebagaimana berikut;
1. Social background : Faktor ini berhubungan dengan pengaruh
status sosial dan ekonomi keluarga, dimana seorang calon elit dibesarkan.
2. Political socialization : Merupakan suatu proses yang
menyebabkan seorang menjadi terbiasa dengan tugas-tugas yang harus diilaksanakan oleh suatu kedudukan politik.
15
Ibid
3. Initial political activity : Faktor ini menunjuk kepada aktivitas
atau pengalaman politik calon elit selama ini. 4.
Apprenticeship : Faktor ini menunjuk langsung kepada proses “magang” dari calon elit ke elit yang lain yang sedang
menduduki jabatan yang diincar oleh calon elit. 5.
Occupational variables : Calon elit dilihat pengalaman kerjanyadalam lembaga formal yang bisa saja tidak
berhubungan dengan politik, kapasitas intelektual dalam kualitas kerjanya.
16
Motivations : Orang akan termotivasi untuk aktif dalam kegiatan politik karena dua hal yaitu harapan dan orientasi mereka terhadap isu-isu politik.
Selection : Faktor ini menunjukkan pada mekanisme politik yaitu rekrutmen terbukan dan rekrutmen tertutup.
F. Definisi Oprasional