Hasil Determinasi Tumbuhan Stabilitas Pewarna Pipi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Determinasi Tumbuhan

Hasil determinasi tumbuhan dilakukan di Herbarium Bogoriense, Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi-LIPI Bogor; tumbuhan yang digunakan adalahEtlingera elatior Jack R.M.Smith; sinonim Nicolaia speciosa Blume Horan. Suku Zingiberaceae. Lembar hasil determinasi dapat dilihat di Lampiran5.

4.2 Hasil Ekstraksi Bunga Kecombrang

Hasil maserasi dari 1 kg bunga kecombrang diperoleh 500 ml maserat kemudian dikering-bekukanselama 72 jam pada suhu -40 o 4.3Hasil Formulasi Pewarna Pipi C dengan tekanan 2 atm menghasilkan 189,7 gram ekstrak kental. Rendemen yang diperoleh yaitu 18,97. Gambar ekstrak dapat dilihat di Lampiran 6. Dalam penelitian ini dilakukan formulasi dengan variasi konsentrasi ekstrak bunga kecombrang, sehingga menghasilkan perbedaan pada intensitas warna pewarna pipi. Sediaan dengan konsentrasi 15 menghasilkan warna krem; sediaan dengan konsentrasi 17,5 dan 20 menghasilkan merah jambu; sediaan dengan konsentrasi 22,5 menghasilkan warna merah muda dan 25 menghasilkan warna merah. Gambar sediaan dapat dilihat pada Lampiran 7. Universitas Sumatera Utara 4.4Hasil Pemeriksaan Mutu Fisik Sediaan Pewarna Pipi 4.4.1 Uji dispersi warna Homogenitas Hasil pemeriksaan dispersi warna menunjukkan bahwa sediaan yang dibuat terdispersi merata dan tidak ada warna yang berbeda atau tidak merata pada saat ditaburkan pada kertas putih. Sediaan yang diuji adalah sediaan dengan 22,5 ekstrak bunga kecombrang Gambar hasil uji dispersi warna dapat dilihat pada Lampiran8. 4.4.2Uji poles Berdasarkan uji poles diperoleh hasil bahwa sediaan yang menghasilkan pemolesan yang baik adalah sediaan pada konsentrasi 15; 17,5 dan 20. Hal ini ditandai dengan dua kali pemolesan, sediaan telah menghasilkan warna pada punggung tangan. Sediaan 22,5 menghasilkan warna dengan 3 kali pemolesan. Sedangkan sediaan 25 sukar dipoles sehingga tidak melepaskan warna pada punggung tangan. Antosianin adalah glikosida, pada konsentrasi tinggi menyebabkan kekompakan sediaan 25 lebih besar sehingga tidak melepaskan warna saat dipoles pada punggung tangan. Gambar hasil uji polesdapat dilihat pada Lampiran9.

4.4.3 Uji kekerasan

Berdasarkan uji kekerasan diperoleh bahwa hanya sediaan 6 yang menunjukkan hasil yang berbeda, sedangkan sediaan 1-5 menunjukkan hasil yang relatif sama. Hasil uji kekerasan dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1 Data hasil uji kekerasan sediaan pewarna pipi dari ekstrak bunga kecombrang Keterangan: Sediaan 1 = Formula dengan konsentrasi ekstrak bunga kecombrang 15 Sediaan 2 = Formula dengan konsentrasi ekstrak bunga kecombrang 17,5 Sediaan 3 = Formula dengan konsentrasi ekstrak bunga kecombrang 20 Sediaan 4 = Formula dengan konsentrasi ekstrak bunga kecombrang 22,5 Sediaan 5 = Formula dengan konsentrasi ekstrak bunga kecombrang 25 Sediaan 6 = Formula tanpa ekstrak bunga kecombrang Dilakukan juga uji kekerasan pada produk pewarna pipi komersial sebagai pembanding dengan nilai kekerasan 0,45 kg. Produk yang digunakan memiliki bobot 1,6 gram, dengan ukuran 1,8×1,8cm dan tebal 4mm.Maka nilai uji kekerasan antara pewarna pipi komersial dengan sediaan yang dibuat tidak berbeda secara signifikan. Untuk ukuran kekerasan, sediaan tidak dapat dibuat terlalu keras karena akan sulit saat penggunaannya. 4.4.4Uji keretakan Uji keretakan yang dilakukan menunjukkan hasil bahwa semua sediaan yang dibuat tidak pecah saat dijatuhkan pada permukaan kayu dengan ketinggian 8-10 inci sebanyak 3 kali. Hasil uji keretakan dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini. Sediaan Kekerasan kg 1 0,37 2 0,39 3 0,39 4 0,41 5 0,40 6 0,31 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Data hasil uji keretakan sediaan pewarna pipidari ekstrakbunga kecombrang Sediaan Hasil 1 Tidak pecah 2 Tidak pecah 3 Tidak pecah 4 Tidak pecah 5 Tidak pecah 6 Tidak pecah Keterangan: Sediaan 1 = Formula dengan konsentrasi ekstrak bunga kecombrang 15 Sediaan 2 = Formula dengan konsentrasi ekstrak bunga kecombrang 17,5 Sediaan 3 = Formula dengan konsentrasi ekstrak bunga kecombrang 20 Sediaan 4 = Formula dengan konsentrasi ekstrak bunga kecombrang 22,5 Sediaan 5 = Formula dengan konsentrasi ekstrak bunga kecombrang 25 Sediaan 6 = Formula tanpa ekstrak bunga kecombrang 4.5Uji Cemaran Mikroba Hasil uji cemaran mikroba menunjukkan bahwa sediaan blanko dan produk pewarna pipi komersial mengadungmikroba sebanyak 10 5 Sedangkan sediaan dengan konsentrasi ekstrak bunga kecombrang 15; 17,5; 20; 22,5 dan 25, memiliki jumlah mikroba lebih dari 10 sehingga memenuhi persyaratan maksimum mikroba. 5 . Besarnya jumlah mikroba ini dapat terjadi karena prosedur kerja yang tidak aseptis dan terkontaminasinya tumbuhan selama proses penanaman sehingga dapat mencemari sediaan pewarna pipi Pratiwi, 2008. Hasil uji cemaran mikroba dapat dilihat pada Lampiran 10 dan Tabel 4.3 berikut ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Data hasil uji cemaran mikroba sediaan pewarna pipi dari ekstrak bunga kecombrang No. Sampel Jumlah mikroba x10 5 1 Sediaan 15 3 2 Sediaan 17,5 3 3 Sediaan 20 4 4 Sediaan 22,5 4 5 Sediaan 25 4 6 Blanko 1 7 Produk pewarna pipi komersial 1 4.6 Uji Iritasi dan Uji Kesukaan Hedonic Test 4.6.1 Uji iritasi Hasil uji iritasi yang dilakukan pada 10 orang panelis menunjukkan bahwa sediaan pewarna pipi tidak menyebabkan iritasi. Hal ini ditandai dengan tidak ditemukannya parameter reaksi iritasi pada semua panelis. Hasil uji iritasi dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini. Tabel 4.4 Data hasiluji iritasi sediaan pewarna pipi dari ekstrak bunga kecombrang terhadap kulit relawan Panelis 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Reaksi Keterangan Tidak ada reaksi Eritema 1 Eritema dan papula 2 Eritema, papula dan vesikula 3 Edema dan vesikula 4

4.6.2 Uji kesukaan Hedonic test

Berdasarkan uji kesukaan yang dilakukan terhadap 30 orang panelis, didapat hasil penilaian yang bervariasi terhadap sediaan pewarna pipi yang dibuat.Hasil ini dapat dilihat pada Tabel 4.5berikut ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Data hasil uji kesukaan sediaan pewarna pipi dari ekstrakbungakecombrang Panelis Sediaan 1 2 3 4 1 2 4 5 7 2 3 4 6 8 3 2 3 5 7 4 1 2 6 8 5 2 3 5 7 6 1 2 7 8 7 1 3 6 7 8 2 4 5 7 9 3 4 6 8 10 2 3 7 8 11 1 2 6 8 12 1 3 6 7 13 2 3 7 8 14 1 2 7 8 15 2 3 7 8 16 3 4 6 9 17 2 4 5 8 18 1 3 6 7 19 1 2 6 8 20 2 3 7 8 21 3 4 6 7 22 1 2 7 8 23 1 2 6 8 24 2 3 5 7 25 2 3 5 7 26 1 4 5 7 27 2 3 7 8 28 2 3 7 8 29 3 4 6 9 30 1 2 6 8 Sediaan 5 formula dengan konsentrasi ekstrak bunga kecombrang 25 tidak disertakan dalam uji ini karena berdasarkan hasil uji pemolesan, sediaan 5 sukar dipoles sehingga tidak melepaskan warna pada punggung Universitas Sumatera Utara tangan. Parameter uji kesukaan adalah homogenitas warna, kemudahan pemolesan dan intensitas warna. Data yang diperoleh dari lembar penilaian kuisioner ditabulasi dan ditentukan nilai kesukaannya untuk setiap sediaan dengan tingkat kepercayaan 95. Perhitungan hasil uji kesukaan dapat dilihat pada Lampiran 11. Dari hasil perhitungan didapatkan interval nilai kesukaan untuk setiap sediaan yaitu: - Sediaan 1 memiliki interval nilai kesukaan 1,50 – 3,26. Untuk penulisan nilai akhir diambil nilai terkecil yaitu 1,5 dan dibulatkan menjadi 1 amat sangat tidak suka. - Sediaan 2 memiliki interval nilai kesukaan 2,76 – 5,79. Untuk penulisan nilai akhir diambil nilai terkecil yaitu 2,76 dan dibulatkan menjadi 3 tidak suka. - Sediaan 3 memiliki interval nilai kesukaan 5,83 – 11,93. Untuk penulisan nilai akhir diambil nilai terkecil yaitu 5,83 dan dibulatkan menjadi 6 agak suka. - Sediaan 4 memiliki interval nilai kesukaan 7,52 – 7,93. Untuk penulisan nilai akhir diambil nilai terkecil yaitu 7,52 dan dibulatkan menjadi 7 suka. Berdasarkan nilai kesukaan, sediaan yang disukai adalah sediaan dengan konsentrasi 22,5. Universitas Sumatera Utara

4.7 Stabilitas Pewarna Pipi

Berdasarkan pengamatan uji stabilitas yang dilakukan selama 90, diperoleh hasil yang tertera pada Tabel 4.6 dibawah ini. Tabel 4.6 Hasil uji stabilitas pewarna pipidari ekstrak bunga kecombrang Hari ke- Pengamatan Bentuk Warna Bau 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 b b b b b b k mj mj mm m p bk bk bk bk bk bk 5 b b b b b b k mj mj mm m p bk bk bk bk bk bk 10 b b b b b b k mj mj mm m p bk bk bk bk bk bk 15 b b b b b b k mj mj mm m p bk bk bk bk bk bk 20 b b b b b b k mj mj mm m p bk bk bk bk bk bk 25 b b b b b b k mj mj mm m p bk bk bk bk bk bk 30 b b b b b b k mj mj mm m p bk bk bk bk bk bk 35 b b b b b b k mj mj mm m p bk bk bk bk bk bk 40 b b b b b b k mj mj mm m p bk bk bk bk bk bk 45 b b b b b b k wp wp wp wp p bk bk bk bk bk bk 50 b b b b b b k wp wp wp wp p bk bk bk bk bk bk 55 b b b b b b k wp wp wp wp p bk bk bk bk bk bk 60 b b b b b b k wp wp wp wp p bk bk bk bk bk bk 65 b b b b b b k wp wp wp wp p bk bk bk bk bk bk 70 b b b b b b k wp wp wp wp p bk bk bk bk bk bk 75 b b b b b b k wp wp wp wp p bk bk bk bk bk bk 80 b b b b b b k wp wp wp wp p bk bk bk bk bk bk 85 b b b b b b k wp wp wp wp p bk bk bk bk bk bk 90 b b b b b b k wp wp wp wp p bk bk bk bk bk bk Universitas Sumatera Utara Keterangan 1 = Formula dengan konsentrasi ekstrak bunga kecombrang 15 2 = Formula dengan konsentrasi ekstrak bunga kecombrang 17,5 3 = Formula dengan konsentrasi ekstrak bunga kecombrang 20 4 = Formula dengan konsentrasi ekstrak bunga kecombrang 22,5 5 = Formula dengan konsentrasi ekstrak bunga kecombrang 25 6 = Formula tanpa ekstrak bunga kecombrang b = baik m = merah k = krem p = putih mj = merah jambu wp = warna pudar mm = merah muda bk = bau khas Parameter yang mengalami perubahan selama pengamatan adalah warna. Warna semua sediaan memudar sejak hari ke-40 pengamatan. Hal ini dapat terjadi karena oksidasi antosianin menjadi khalkon yang tidak berwarna. Maka sebaiknya untuk penelitian selanjutnya pada formula ditambahkan antioksidan. Selain oksidasi, ada beberapa hal yang mempengaruhi stabilitas antosianin, misalnya suhu, cahaya dan pH. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Ekstrak bunga kecombrang dapat digunakan sebagai pewarna dalam formulasi sediaan pewarna pipi. Sediaan dengan konsentrasi 15 menghasilkan warna krem; konsentrasi 17,5 dan 20 menghasilkan warna merah jambu; konsentrasi 22,5 menghasilkan warna merah muda dan 25 menghasilkan warna merah. 2. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa seluruh sediaan pipi yang dibuat stabil dalam penyimpanan selama 40 hari. Setelah hari ke-41, warna sediaan memudar. 3. Hasil uji iritasi menunjukkan bahwa sediaan pewarna pipi yang dibuat tidak menyebabkan iritasi.

5.2 Saran

Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan isolasi pigmen antosianidin agar didapat senyawa antosianidin murni. Universitas Sumatera Utara