Mekanisme Pemotongan Rumput dengan Menggunakan Pisau Pemotong Rumput Tipe Reel

MEKANISME PEMOTONGAN RUMPUT DENGAN
MENGGUNAKAN PISAU PEMOTONG
RUMPUT TIPE REEL

OLEH :
LISYANTO

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002

ABSTRAK
LISYANTO. Mekanisme Pemotongan Rumput dengan Menggunakan Pisau
Pemotong Rumput Tipe Reel. Dibimbing oleh I NENGAH SUASTAWA dan
WAWAN HERMAWAN.
Pisau pemotong rumput tipe reel sangat dibutuhkan untuk melakukan
pemotongan secara presisi pada berbagai lapangan rumput seperti green lapangan
golf, lawn lapangan tenis, lawn lapangan bowling, sport turf, lawn turf, dan functional
turf: Kebutuhan torsi pernotongan dan hasil pemotongan yang baik merupakan faktor
penting yang hams dipertimbangkan dalam merancang pisau pemotong rumput tipe
ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mekanisme pemotongan rumput

menggunakan pisau tipe reel dan mengembangkan model matematik untuk
menghitung kebutuhan torsi pemotongan melalui analisis kinematika mekanisme
pemotongannya. Selanjutnya, model tersebut divalidasi dengan data torsi pemotongan
yang diperoleh melalui percobaan pemotongan rumput skala laboratorium.
Parameter yang menentukan torsi pemotongan rumput tipe reel adalah:
kecepatan putar reel, kecepatan maju alat, kecepatan pemotongan arah sejajar poros
reel, kerapatan rumput, diameter rumput, gaya puncak pemotongan spesifik, jumlah
titik potong, jari-jari reel, panjang reel, sudut potong pisau, dan jumlah pisau.
Model matematik yang dikembangkan berdasarkan analisis teoritis dari
mekanisme pernotongan dapat mgunakan untuk menduga besarnya torsi pemotongan
rumput menggunakan pisau tipe ini.

SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang bejudul:

MEKANISME PEMOTONGAN RUMPUT DENGAN
MENGGUNAKAN PISAU PEMOTONG RUMPUT TIPE REEL
Adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pemah
dipublikasikan. Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan
secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.


Bogor, 27 Maret 2002

Lisvanto
Nrp.99709

MEKANISME PEMOTONGAN RUMPUT DENGAN
MENGGUNAKAN PISAU PEMOTONG
RUMPUT TIPE REEL

LISYANTO

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Ilmu Keteknikan Pertanian

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002


Judul Tesis

: Mekanisme Pemotongan Rumput dengan Menggunakan Pisau

Nama
NRP
Program Studi

Pemotong Rumput Tipe Reel
: Lisyanto
: 99709
: Ilmu Keteknikan Pertanian

Menyetujui,
1. Komisi Pembimbing

-

Dr. 1r.hawan Hermawan, MS

Anggota

Dr. Ir. I Nengah Suastawa. MSc.
Ketua

Mengetahui,
gram Pascasajana

Tanggal Lulus: 27 Maret 2002

Penulis dilahirkan di Purwosari pada tanggal 6 Juli 1966 sebagai anak kedua
dari ayah bemama Warsit dan ibu Rukamah. Pendidikan sarjana ditempuh di Program
Studi Pendidikan Teknik Mesin Konstruksi, Fakultas Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan, IKIP Surabaya (sekarang Universitas Negeri Surabaya), lulus tahun 1992.
Pada tahun 1993 hingga sekarang penuljs bekeja sebagai staf pengajar di Jurusan
Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan.
Kesempatan untuk melanjutkan pendidikan Pascasajana dimulai dengan
mengikuti program Pra-Pascasaqana IPB pada tahun 1998, dengan bantuan beasiswa
dari URGE. Selanjutnya, pada tahun 1999 penulis meneruskan S-2 (Magister Sains)
pada perguruan tinggi yang sama dan memilih Program Studi Ilmu Keteknikan

Pertanian dengan konsentrasi Teknik Mesin Pertanian. Biaya pendidikan diperoleh
dari Beasiswa Program Pascasajana (BPPS) Departemen Pendidikan Nasional.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian
yang dilaksanakan di Laboratorium Teknik Mesin Budidaya Pertanian IPB sejak
bulan April 2001 ini adalah pemotongan rumput, dengan judul Mekanisme
Pemotongan Rumput dengan Menggnakan Pisau Pemotong Rumput Tipe Reel.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. I Nengah Suastawa, MSc.
dan Bapak Dr. Ir. Wawan Hermawan, MS selaku ketua dan anggota komisi
pernbimbing yang telah banyak memberikan saran dan arahan mulai dari perencanaan
hingga selesainya penulisan tesis ini.
Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada:
1. Tim Manajemen Program Doktor (TMPD) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
yang telah memberikan bantuan berupa biaya pendidikan dan penelitian.

2. Bapak Dr. Ir. Budi Tjahyono yang telah membantu dalam ha1 pengadaan rumput
sebagai bahan percobaan.
3. Bapak Ir. Hariyanto beserta staf Bagian Maintenance Gunung Geulis Golf, yang


telah membantu dalam pengadaan pisau pemotong rumput tipe reel dan bedknife.
4. Bapak Abbas Mustafa dan Bapak Wana yang telah membantu dalam pembuatan

alat percobaan pemotongan rumput (turf bin test apparatus).
5. Rekan-rekan di Program Studi Ilmu Keteknikan Pertanian, terutama Siti
Suharyatun, STP atas kerjasamanya dalam pelaksanaan penelitian ini, serta Ir.

Mohamad Dhafir yang telah membantu dalam pengumpulan data.
4*":---...,*,"'=.~"

,*---

6. Istri dan Anak-anakku tercinta: Mamik Setiyarini, SPd, Kharisma Indah Listyorini,
dan Afif Listiya Dermawan yang selalu memberikan motivasi kepada penulis
dalam menyelesaikan studi.
Akhirnya, semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Maret 2002

Lisyunto


DAFTAR IS1
Halaman
DAFTAR TABEL ....................................................................................

vi

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................

vii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................

ix

DAFTAR ISTILAH .........................................................................................

x

PENDAHULUAN

Latar Belakang
. . ..........................................................................................
Tujuan Peneht~an....................... .
.
.........................................................

1
5

TINJAUAN PUSTAKA
Jenis dan Karakteristik Rumput Lansekap ...............................................
Budidaya Rumput ...................................................................................
Pemotongan Rumput dan Jenis Pisau Pemotongnya ...............................
Mekanisme Pemotongan Rumput Tipe Reel ...........................................

6
9
12
14


METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Tahapan Penelitian
Metode Analisis
Metode Percobaan Pemotongan ..............................................................

18
18
19
22

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Analisis Mekanisme Pemotongan ....................................................
Hasil Analisis Lintasan Reel dan Bedknfe ..............................................
Hasil Analisis Jumlah Titik Potong ...........................................................
Hasil Analisis Gaya Pemotongan ..............................................................
Model Matematik Torsi Pernotongan Rumput Tipe Reel ..........................
Torsi Pemotongan Hasil Pengukuran .....................................................
Perbandingan antara Torsi Teoritis dan Torsi Pengukuran .......................


31
33
39
41
44
46

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ...............................................................................................
Saran-saran ...............................................................................................

49
49

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

50

LAMPIRAN ....................................................................................................


52

28

DAFTAR TABEL

1. Karakteristik rumput lansekap ...................................................................

6

2. Kombinasi perlakuan &lam pengukuran torsi pemotongan .....................

25

3. Nilai clip of the reel (Cn)dan restitution Izeighht (RH)dari kombinasi
perlakuan &lam percobaan .......................................................................

30

4 . Rata-rata torsi pemotongan rumput secara teoritis berdasarkan hasil
model matematik pa& masing-masing kombinasi perlakuan ....................

44

5 . Torsi saat pemotongan berdasarkan hasil percobaan pengukuran .............

45

DAFTAR GAMBAR
Halaman

1 . Bentuk fisik rumput Bermuda .......................
2 . Tekstur beberapa jenis rumput lansekap (a) rumput Bermuda. (b) rumput
Agrotis. (c) rumput Manila. dan (d) rumput Gajahan ...............................
?

2.

Susunan tanah pada areal green lapangan golf .........................................

8
9

4 . Konstruksi dari pisau pemotong rumput (a) pisau tipe reel dan (b) pisau
tipe rotary ...................................................................................................

13

5 . Hasil pernotongan pisau (a) tipe reel dan (b) tipe rotary ...........................

13

6. Mekanisme pemotongan pada pisau pernotong rumput tipe reel ...............

15

7 . Jalur pergerakan sebuah titik P pada pisau reel .......................................

16

..

8. Tahapan kegiatan penelltlan .......................................................................

18

9 . Mekanisme pemotongan rumput tipe reel dan parameter yang relevan .....

19

10. Skema alat percobaan pemotongan rumput tipe reel ..................................

26

1 1 . Geometri dasar penentuan murcelling pada hasil pemotongan rumput ......

29

12. Pola jalur pergerakan pisau reel pada n=550 rpm. V=0.5 ddetik. k=l.
Yp= 0.015 m. dan CR=0.0545 m .........................................................

31

13. Pola jalur pergerakan pisau reel pada n=550 rpm. V=0.5 ddetik. k=2.
Yp=O.015 m. dan CR=O.0273 m ............................................................

32

14. Pola jalur pergerakan pisau reel pada n=550 rpm. V=0.5 mldetik. k=.
Yp=O.015 m. dan CR=O.014 m ..............................................................

32

15 . Pisau reel yang dibentangkan beserta bedknife ...........................................

34

16 . Hubungan antara sudut putar pisau (8) dan jumlah titik potong (Jrp)
pada pisau reel dengan jurnlah pisau (k) = 9................................................

38

17. Hubungan antara sudut putar pisau (8) dan jumlah titik potong (Jrp)
pada pisau reel dengan jumlah pisau (k) = 11 ...............................................

38

18. Mekanisme pemotongan dari pisau reel yang dibentangkan dan beberapa
parameter yang relevan ............................... .
.
...........................................

39

19. Pola torsi teoritis hasil perhitungan dengan model matematik pada
n =550 rpm, V= 0,5 ddetik, k=9, dan CR= 0,6061 crn ..............................

43

20. Pola torsi hasil pen,&wan pada proses pernotongan rumput
rnenggunakan pisau pemotong rumput tipe reel ..........................................

44

21. Pola dan besar torsi saat pemotongan pada n =550 rpm, V= 0,5 ddetik,
k = 11, dan CR=0,4959 cm .........................................................................

45

22. Perbandingan antara pola torsi saat pemotongan hasil model matematik
dengan pola torsi saat pemotongan hasil pengukuran pada n =550 rpm,
V= 0,5 ddetik, k = 11, dan CR= 0,4959 cm .............................................

46

23. Hasil perbandingan antara torsi rata-rata pernotongan secara teoritis dan
torsi rata-rata pernotongan berdasarkan pen,@uran ...................................

47

24. Plot pencaran data untuk torsi teoritis dan torsi hasil pengukuran ..............

48

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Gambar skema pemasangan strain gages sebagai sensor torsi pada
poros reel ..................................................................................................

53

2. Gambar skema metode kalibrasi sensor torsi .............................................

54

3. Gambar kerangka utama alat percobaan pemotongan rumput (turf bin test
apparatus) ...................................
..............................................................

55

4. Gambar bentuk dan konstruksi alat percobaan pemotongan rumput (turf
bin test apparatus) ...................... .
.
.
........................................................

55

5. Pola torsi hasil pengukuran pada proses pemotongan rumput
menggunakan pisau pemotong rumput tipe reel pada sejumlah kombinasi
perlakuan ....................................................................................................

56

DAFTAR ISTILAH
Apron: Bagian dari lapangan golf antara green dan fairway.
Clip of the reel: Jarak yang dtempuh oleh satu titik potong pada satu reel blade ke
blade berikutnya.

Coring: Pembuatan lubang pada tanah dengan tujuan menjaga agar tanah tetap
gembur, menjaga porositas tanah, menjaga kestabilan oksigen dalam tanah, dan
mengurangi kepadatan tanah.

Fairway: Bagian lapangan golf yang terletak antara green dan tee box sebagai daerah
lintasan bola.

Green: Daerah permainan lapangan golf yang terdapat lubang sebagai target akhir
dari setiap permainan golf dalam satu hole.

Marcelling: Bentuk gelombang pada permukaan mmput setelah dipotong
menggunakan pisau tipe reel akibat setting clip of tlze reel lebih besar dari tinggi
pemotongan.

Restitution Height: Besamya marcelling yang teqadi dalam pemotongan rumput.
Rough: Bagian lapangan golf di luar daerah green, apron, tee box, dan juirway.
Seeding: Penanaman rumput menggunakan biji atau benih.
Sodding: Penanaman rumput menggunakan lempengan rumput.
Sprigging: Penanaman rumput meng,wakan stolon.
Stolon: Bagian dari batang rumput yang dapat menghasilkan akar dan tunas rumput
pada tiaptiap node.

Tee Box: Bagian lapangan golf sebagai tempat melakukan pukulan pertama pada
setiap hole.

Top Dressing: Penaburan pasir di atas permukaan lapangan rumput agar lubanglubang hasil coring tertutup dengan baik sehingga rumput dapat tumbuh dengan
sempuma.

Verticutting: Pemotongan secara vertikal untuk membuang akar rumput yang sudah
tua sehingga tumbuh akar atau tunas rumput yang baru.

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumput-rumputan (Gramineae) di samping dianggap sebagai tanaman
pengganggu, temyata dapat juga dimanfaatkan untuk beberapa keperluan. Selain
sebagai bahan pakan, rumput dapat digunakan sebagai salah satu elmen taman dan
penahan erosi. Dewasa ini, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni (IPTEK'S), beberapa jenis rumput seperti Bermuda (Cynodon
tluclilon), Gajahan (Axonopus co~npre.s.ru.s),Manila (Zoy.~iumalrellu), dan rumput
Agrotis (Agrolis palu.slris) telah dibudidayakan sebagai unsur estetika pertamanan
dan bahkan telah dijadikan sebagai persyaratan teknis dalam berbagai lapangan
olahraga (Kumurur 1998).
Berdasarkan kualitasnya, lapangan rumput dapat dibedakan menjadi empat
ke!as antara lain: (1) green yang meliputi green lapangan golf, lawn lapangan tenis,
dan lawn lapangan howling, (2) sport turf meliputi tee dan fuirway lapangan golf,
lapangan sepakbola, dan lapangan baseball, (3) lawn turf meliputi halaman rurnput di
t i jalan raya,
rumah dan lapangan rumpit di tarnan, dan (4) functional l ~ r f m e l i ~ usisi
rough lapangan golf, dan sisi landasan pesawat terbang (Beard 1973).
Sebagai upaya untuk mempertahankan kondisi dan kualitas lapangan rumput
tersebut perlu dilakukan pemeliharaan rumput yang meliputi peremajnan, perawatan,
dan pemotongan. Peremajaan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk
mendapatkan kembali kondisi tanaman rumput yang bagus melalui verlic~rtt~ng,
coring, lop dressing, dan sodding. Adapun perawatan adalah kegiatan yang dilakukan

untuk lnemberikan kebutuhan nutrisi yang diperltlkan oleh rurnpL1t dan pengendalian
terhadap berbagai hama dan penyakit serta tanaman pengganggu, sehingga rumput
dapat tumbuh dengan sempuma. Sedangkan pemotongan men~pakanpelnangkasan
secara periodik terhadap sebagian tajuk rumput dengan tujuan untuk mendapatkan
hamparan rumput yafig seragam, rapat, dan merata.
Dari ketiga aspek tersebut, pemotongan merupakan aspek terpenting. Hal ini
disebabkan pemotongan lnerupakan kegiatan yang harus dilakukan secara rutin,
menggunakan jenis alat potong yang presisi, serta harus memenuhi standar tinggi
pemotongan agar menghasilkan permukaan yang mempunyai daya sangga bola yang
baik. Tjahyono (1994) mengungkapkan bahwa kegiatan pemotongan berkaitan erat
dengan aspek pemeliharaan yang lainnya. Di samping itu, pemotongan juga berkaitan
dengan praktek irigasi dan pemupukan (Turgeon 1991).
Ditinjau dari mekanisme pemotongannya, alat atau pisau yang digunakan untuk
pemotongan lapangan rumput dapat dibedakan menjadi dua tipe, yakni reel mower
dan rorary mower. Pisau pemotong rumput tipe reel beke j a seperti gunting, di lnana
terdiri atas satu unit pisau yang diam (bedknife) dan beberapa bilah pisau berbentuk
lzelik pada silinder (reel blades) yang berputar pada poros horisontal. Titik gunting
(sltear poinl) terjadi pada saat reel blades menyentuh bedknife. Pisau tipe rotary

bekerja seperti sabit, yakni berbentuk lempengan yang bagian sisinya ditajamkan
dengan sudut tertentu. Pemotongan menggunakan pisau tipe ini terjadi akibat
besarnya gaya pukul yang diperoleh dari kecepatan putar pisau pada sulnbu vertikal.
Di samping itu pisau ini tidak menggunakan bedknife, sehingga mekanisme
pemotongannya relatif sederhana dibandingkan dengan pisau tipe reel.

Pisau pemotong rumput tipe reel menghasilkan pemotongan yang lebih rapi
dibandingkan dengan pisau tipe rotary. Beard (1983) menyatakan bahwa pisau tipe
reel memberikan hasil pemotongan yang halus dan rata pada bagian tajuk rumput

yang dipotong sehingga tidak mengganggu pertumbuhan rumput, sedangkan pisau
pemotong tipe rotary memberikan hasil potongan yang tidak rata dan pecah pada
bagian tajuk rumput yang dipotong. Di samping itu, pisau pemotong rumput tipe reel
sangat cocok digunakan untuk padang rulnput yang luas seperti lapangan golf,
lapangan sepakbola, dan beberapa lapangan olahraga lainnya.
Pisau tipe reel ini memiliki umur pakai paling pendek jika dibandingkan
dengan komponen lain pada alat pemotong rumput. Reel dan bedknife menjadi
tumpul apabila digunakan selama f 4 jam, sehingga harus sering ditajamkan kembali
dan bahkan harus diganti dengan satu unit reel yang baru. Dengan demikian dalam
sebuah lapangan olahraga saja, khususnya lapangan golf hanu banyak disediakan
pisau tipe ini untuk melakukan kegiatan pemeliharaan melalui aspek pemotongan
rumputnya. Padahal di Indonesia diperkirakan terdapat sekitar 100 lapangan golf.
Ketersediaan pisau pemotong rumput tipe reel merupakan kebutuhan rutin demi
kelancaran kegiatan pem'otongan lapangan rumput yang benar-benar berkualitas
sesuai dengan yang diharapkan. Kendala yang dihadapi adalah hahwa pisau
pemotong rumput tipe ini belum dibuat di Indonesia, sehingga untuk memenuhi
kebutuhan pisau tersebut diperlukan dana yang cukup besar untuk impor dari luar
negeri. Diperkirakan pada tahun 1999 kebutuhan pisau pemotong rumput tipe reel
untuk lapangan golf di Indonesia

+ 1000 unit'tahun (Suastawa dan Mardison 2000).

Harga satu unit pisau untuk berbagai model berkisar dari US$ 150 sampai US$ 500

(Rp1.500.000-5.000.000). Dengan demikian total anggaran yang digunakan untuk
membeli pisau pemotong rumput tipe reel untuk lapangan golf saja tiap tahun
mencapai USS500.000 atau sekitar Rp 5.000.000.000 Itahun.
Seandainya pisau tersebut dapat dibuat sendiri di Indonesia menggunakan
teknologi yang ada, maka kita dapat memperoleh beberapa keuntungan. Pertama,
untuk lapangan golf saja secara langsung kita dapat menghemat devisa negara sekitar
5 milyar per tahun. Kedua, dari aspek sosial kita dapat me~nperbesar peluang

terbukanya lapangan kerja pada sektor industri kecil pengerjaan logam (pandai besi)
yang diproyeksikan mampu memproduksi pisau tipe reel tersebut. Ketiga, dengan
tersedianya alat pemotong yang murah, berkualitas, dan mudah didapat kita mampu
melakukan pemeliharaan berbagai lapangan rumput khususnya lapangan olahraga
yang kita miliki secara intensif demi tercapainya persyaratan teknis maupun estetis
sesuai dengan yang diharapkan.
Upaya untuk menciptakan pisau pemotong rumput tipe reel menggunakan
teknologi sederhana belum banyak dilakukan orang, sehingga penelitian atau
pengkajian yang mengarah pada rekayasa pisau pemotong rumput tipe reel ini perlu
mendapatkan perhatian. Hal yang perlu dilakukan terlebih dahulu adalah menyelidiki
karakteristik dari mekanisme pemotongannya atau mempelajari teknik pembuatannya
berdasarkan pada dimensi pisau pemotong rutnput tipe reel yang sudah ada.
Penelitian Mardison (2000) merupakan salah satu usaba rancang bangun prototipe
pisau pemotong r~~rnput
tipe reel berdasarkan pada bentuk dan ukuran pisau yang
sudah ada. Hasil dari penelitian yang menggunakan program cotnputer aided design

(CAD) tersebnt adalah gambar teknik dari beberapa pisau tipe reel dan sebuah

prototipenya. Tetapi prototipe yang dihasilkan tersebut masih belum presisi
sebagaimana pisau yang dipergunakan pada berbagai mower. Dengan demikian masih
diperlukan penelitian lanjutan mengenai rekayasa pembuatan pisau t i p reel ini.
Di satu sisi, pemahaman terhadap mekanisme pemotongan dari pisau pemotong
rumpirt tipe reel secara ilmiah (scientrfic) merupakan prasyarat penting dalam rangka
perancangan pisau ini. Penjelasan mekanisme pemotongan dan pendugaan torsi yang
diterima oleh pisau tipe reel saat tejadi pemotongan melalui pengembangan model
matematik yang dapat disimulasikan dengan berbagai variabel masukan diantaranya
seperti: kecepatan putar reel (n), kecepatan maju pemotongan (73, jumlah pisau (k),
diameter reel (D), panjang reel (L), dan sudut potong pisau ( a )merupakan langkah
efisien yang dapat mempersingkat prosedur perancangan dari pisau pemotong rumput
tipe ini.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mekanisme pemotongan ru~nput
meng,makan

pisau pemotong rumput tipe reel dan mengembangkan model

matematik untuk menghitung torsi pemotongan rumput berdasarkan mekanisme
pemotongannya. Selanjutnya model matematik tersebut divalidasi dengan data torsi
pemotongan yang diperoleh melalui pengukuran menggunakan apparafzis percobaan
pemotongan rumput skala laboratorium yang telah dibuat.

TINJAUAN PUSTAKA
Jenis dan Karakteristik Rumput Lansekap
Rumput merupakan salah satu jenis tanaman yang dibudidayakan, ten~tama
untuk taman atau lapangan olahraga seperti golf, sepakbola, dan baseball. Menurut
Kumurur (1998) terdapat enam jenis rumput lansekap yang umum digunakan untuk
perencanaan taman, empat diantaranya biasanya digunakan untuk lapangan olahraga,
yaitu rumput Bermuda (Cynodon ductilon), Manila (Zoysiu mefrella), Gajahan
(Axonopus compressus), dan Agrotis (Agrotispalustris), serta dua jenis lainnya yakni

rumput Belulang (Eleusine indicu) dan rumput Gajah (Pennisetum pzirpureum)
digunakan sebagai tanaman penguat teras dan pencegah erosi.
Enam jenis rumput lansekap tersebut memiliki karakteristik yang berbeda
antara yang satu dengan lainnya Tabel 1 menunjukkan bahwa rumput jenis Bermuda
(Cynodon ductilon) mempunyai karakteristik teksrur yang lebih halus daripada

rumput jenis Manila (Zoysia mefrella ) atau Belulang (Elexvine indica).
Tabel 1. Karakteristik rumput lansekap

Tekstur

Jenis Rumput

I
I
I

Gajahan, kipait (Axonopus compressus)
Manila king (Zoysia mefrella)
Bermuda, golf (Cynodon dactilon)
rigrotis (Agrotjspalusfris)
Belulang (Eleusine indica)

I Gajah (Pennisetumpurpureum)
Sumber: Kumurur (1998).

I
(
I

1

I

kasar
cukup
halus
halus

Warna

1
I
I

kasar
kasar

I

hijau muda
hijau
hujau muda
hijau

I

hijau

II
I

I1

Dari beberapa jenis rumput lansekap yang digunakan untitk lapangan olahraga
tersebut, Bermuda (Cynodon daclilon) mempakan jenis rumput yang mempunyai
karakteristik lebih baik, sehingga banyak digunakan di Indonesia terutama untuk
lapangan golf. Rumput Bermuda, selain memiliki wama

yang menarik juga

mempunyai kemampuan tumbuh yang baik dan daya tahan yang tinggi terhadap
gaya-gaya yang menekan di atasnya (Musser 1962). Rumput Bermuda mempunyai
ritnpang dan stolon yang tumbuhnya ke segala arah, batangnya kaku seperti kawat
dan ramping, buku-bukunya (nodes) kadang-kadang benvarna hijau keunguan, ujung
daunnya menggulung ke arah dalam, dan bunganya terdiri dari 3-9 bulir yang terpusat
di ujung (Kumurur 1998).
Gambar 1 memperlihatkan bentuk fisik rumput Bermuda yang memiliki
struktur daun kecil, lidah daunnya pendek dan terdapat rambut-rambut halus dengan
panjang sekitar 1-3 mm, dan mempunyai bunga 4-5 bulir. Di samping itu mmput
jenis Bermuda ini memiliki tekstur yang'halus dan benvama hijau (Gamba'r 2a).

Gambar 1 Bentuk fisik rumput Bermuda (Beard 1982)

I

Rumput Agrotis (Agrotu palusins) mempunyal perakaran yang dangkal,
kerapatannya tinggi, daunnya benvama hijau muda dengan helaian yang kecil, dan
bertekstur halus (Gambar 2b). Rumput ini cocok digunakan untuk green pada
lapangan golf maupun tarnan yang terletak di datilran tinggi.
Rumput Manila (Zoysia matrella) mempunyai rimpang yang kuat dan
bercabang ke segala arah, ujung daun selalu menggulung ke dalam, helaian daunnya
halus dan benvarna hijau tua atau hijau kebiruan (Kumurur 1998). Gambar 2c
memperlihatkan tekstur rumput Manila yang agak kasar sehingga banyak digunakan
pada lapangan olahraga atau taman rekreasi.
Rurnput Gajahan (Axonopus compressus) turnbuh berumpun, tahan terhadap
injakan dan pangkasan, menyukai tanah gembur yang berkompos, dan dapat tumbuh
baik di tempat yang ternaungi. Rumput Gajahan ini bertekstur kasar (Gambar 2d),
sehingga lebih cocok digunakan untuk taman.

Gambar 2. Tekstur beberapa jenis rumput lansekap (a) rumput Bermuda, (b) rumput
Agrotis, (c) rumput Manila, clan (d) rumput Gajahan.

Budidaya Rumput
Penyiapan Lahan dan Penanaman
Rumput lapangan olahraga (khususnya untuk lapangan golf) &pat tumbuh dan
berkembang sempuma apabila ditanam pada kondisi tanah yang baik. Tanah yang
diperlukan oleh tanaman rumput adalah tanah yang mengandung sekitar 50 % ruang
pori dan 50 % padatan dalam volume totalnya. Jumlah antara udara dan air yang
mengisi ruang pori tersebut hams seimbang untuk menjamin kecepatan drainase dan
kemampuan menahan air saat diberikan irigasi (Muser 1962).
Umumnya padang golf terdiri atas beberapa bagian lapangan seperti green,

apron, fairway, tee box, dan rozigh yang masing-masing memiliki lapisan tanah
berbeda. Gambar 3 menunjukkan lapisan tanah pada areal green yang terdiri atas
lapisan pasir halus, pasir kasar (coarse sand), kerikil (graveo, dan sub soil.
Sedangkan bagian lapangan lainnya secara umum memiliki struktur lapisan tanah
berupa pasir sedalam 10-20 cm pada bagian atas dan sub soil pada lapisan bawahnya.
Saluran drainase biasanya dipasang pada lapisan sub soil pada saat proses penyiapan
lahan sedang dilakukan.

'

Drain coil

Gambar 3. Susunan tanah pada areal green lapangan golf.

Terdapat tiga metode dalam penanaman rumput untuk keperluan taman atau
lapangan olah raga. Pertama adalah seeding (penanaman dengan biji atau benih), di
mana benih ruinput disebar secara langsung pada lahan yang telah disediakan. Kedua
yaitu sprigging (menggunakan stolon atau batang horisontal yang tumbuh ke samping
berada di atas permukaan tanah). Cara penanamannya adalah dengan mengambil
stolon dari nursery kemudian ditebar di atas lahan yang telah disiapkan. Selanjutnya
stolon tersebut di rolling agar bagian akamya dapat masuk atau menyentuh media

tanam. Penaburan pasir diatas permukaan (top dressing) stolon clan penyiraman
perlu dilakukan untuk mempercepat proses pertumbuhan. Ketiga adalah sodding,
yakni penanaman menggunakan lempengan rumput. Penanaman dengan cara ini
menghasilkan penutupan yang lebih cepat jika dibandingkan dengan dua metode
lainnya, sehingga cara ini lebih baik digunakan untuk areal tanam yang luas seperti
lapangan golf atau beberapa lapangan olahraga lainnya. Lempengan rumput tersebut
biasanya berukuran 50 cm x 100 cm, tetapi ukuran tersebut dapat bervariasi
bergantung pada luasnya areal yang akan ditanami. Prosedur penanamannya dimulai
dengan membuat petakan berukuran 100 cm x 100 cm pada lahan yang sudah
disiapkan. Kemudian lempengan rumput ditanam pada petakan yang telah dibuat.
Agar menempel dengan kuat di tanah, lempengan rumput tersebut ditekan secara
merata menggunakan balok kayu berukuran 30 cm x 15 cm x 5 cm.

Pemeliharaan Rumput
Sebagai upaya mempertahankan kondisi dan kualitas lapangan rumput perlu
dilakukan pemeliharaan yang meliputi peremajaan, perawatan, dan pernotongan.

Peremajaan. Peremajaan merupakan usaha untuk mendapatkan kembali
kondisi tanaman rumput yang bagus melalui verticuiiing, coring, top dressing, dan

sodding. Verticuiting adalah memotong secara vertikal untuk membuang akar rumput
yang sudah tua sehingga tumbuh aka-aka yang baru. Coring adalah pembuatan
lubang pada tanah dengan tujuan menjaga agar tanah menjadi gembur, menjaga
porositas tanah, menjaga kestabilan oksigen dalam tanah, dan men,wangi kepadatan
tanah. Top dressing merupakan proses penaburan pasir di atas permukaan tanah yang
ditumbuhi rumput agar lubang-lubang hasil coring dapat tertutup dengan baik
sehingga rumput dapat tumbuh dengan baik. Sodding merupakan kegiatan
penambalan rumput yang rusak menggunakan lempengan rumput.

Perawatan. Perawatan merupakan upaya yang dilakukan untuk memberikan
kebutuhan nutrisi yang diperlukan oleh rumput dan pengendalian terhadap berbagai
hama atau penyakit serta tanaman pengganggu, sehingga rumput dapat tumbuh
dengan

sempurna.

Kegiatan

perawatan

nunput

terdiri

atas

pemupukan,

pemberantasan gulma, hama atau penyakit, dan pengairan.
Pemupukan merupakan kegiatan untuk menambah dan memberikan unsur hara
yang diperlukan oleh tanaman. Pemberantasan gulma, hama atau penyakit dilakukan
berdasarkan pengamatan terhadap kondisi lapangan rumput. Hama yang biasanya
menyerang rurnput lapangan golf adalah ulat, semut, rayap, dan anjing tanah (gaang).
Sedangkan penyakit yang ada berupa dolar spot yang disebabkan oleh cendawan

sclero$nlu homoeocarfa yang menyerang daun melalui embun.

Pemotongan. Pemotongan rumput merupakan usaha yang paling mendasar dari
rangkaian kegiatan pemeliharaan lapangan rumput, karena pemotongan rumput

berkaitan erat dengan kegiatan pemeliharaan yang lainnya (Tjahyono 1994).
Pemotongan, irigasi dan pemupukan merupakan praktik pemeliharaan yang saling
terkait (Turgeon 1991). Perubahan tinggi pemotongan biasanya perlu diikuti dengan
penyesuaian frekuensi pengairan dan intensitas pemupukan.

Pemotongan Rumput dan Jenis Pisau Pemotongnya
Pemotongan rumput adalah pemangkasan rumput secara periodik terhadap
bagian tajuk rumput dengan tujuan mendapatkan hamparan rumput yamg seragam
(Roza 1999). Tinggi pemotongan rumput memiliki nilai standar yang berbeda-beda
berdasarkan teinpat dan fungsinya. Pemotongan yang terlalu rendah menyebabkan
rumput stress akibat penguapan dan kehilangan cadangan karbohidrat yang tinggi.
Sebaliknya, pemotongan yang terlalu tinggi akan menyebabkan rumput mudah rebah
atau tidak tegar sehingga nilai kualitas lapangan menjadi berkurang (Beard 1983).
Pemotongan rumput dilakukan dengan menggunakan mesin yang berbeda-beda
untuk setiap lapangan rumput, karena kualitas pemotongan ditentukan oleh alat yang
digunakan (Roza 1999). Faktor peralatan yang mempengaruhi kualitas pemotongan
adalah kecepatan pergerakan mesin, ketajarnan pisau, dan pemasangan pisau
pemotong (Tjahyono 1994).
Mesin yang digunakan untuk pemotongan rumput di lapangan golf hampir
seluruhnya menggunakan jenis pisau tipe reel. Mesin ini tediri dari dua bagian utalna
yaitu bagian penggerak dan unit pemotong (cutting unit). Bagian penggerak
merupakan bagian yang menggerakkan komponen reel melalui sistem penyaluran
tenaga. Sedangkan cuttrng unit terdiri dari bilah pisau yang berputar disebut blade
dan bilah pisau yang diam disebut bedknife. Jumlah blade dalam satu unit reel

bervariasi mulai dari 4 sampai 11 pisau. Urutan tersebut berkaitan dengan tingkat
kerataan hasil pemotongan yang dihasilkan oleh pisau tipe reel. Dengan julnlah blude
11 berarti pelnotongan yang dilakukan akan menghasilkan tingkat kerataan
permukaan rurnput yang paling tinggi.
Selain pisau tipe reel di atas, terdapat pisau pemotong rumput tipe roluqi. Pisau
pemoiong rumput tipe ini terdiri dari satu bilah pisau yang digerakkan secara rotasi
oleh poros vertikal dengan kecepatan tinggi, sehingga menghasilkan daya pukul yang
kuat untuk memotong ruinput (Tjahyono 1994). Dua jenis pisau ini memiliki
perbedaan dari segi konstruksi dan hasil pemotongannya (Gambar 4 dan 5).

(a)

6- -

- - -- - - - --- - - --zs2??.
-.

~

-

.
. ... -...-..-.-.
~. .-- .
~

~

Garnbar 4. Konstruksi dari pisau pernotong rurnput (a) pisau tipe reel dan (b) pisau
tipe rolury.

Gambar 5. Hasil pernotongan pisau (a) tipe reel dan (b) tipe rolrrq).

Pisau pemotong tipe reel memberikan hasil potongan yang rata pada bagian
tajuk rumput yang dipotong, sehingga tidak mengganggu pertumbuhan rumput. Pisau
pernotong tipe rotary lnemberikan hasil potongan yang tidak baik pada bagian tajuk
rumput, dimana tajuk rumput yang dipotong rnenjadi pecah dan hasil potongannya
tidak rata (Beard 1983).

Mekanisme Pemotongan Rumput Tipe Reel
Mekanisme Pemotongan
Mekanisme pemotongan pada pisau pemotong rumput tipe reel pada prinsipnya
sarna dengan menggunting, tetapi pada pisau tipe reel terdapat satu bilah pisau yang
diam (bedknije) dan beberapa bilah pisau berbentuk helik yang berputar (reel blades).
Pisau reel (reel blades) berfungsi mengarahkan rumput menuju bedknfe. Sedangkan
bedknije berfungsi mendorong rumput menuju reel dan menjaga agar rumput tersebut

selalu tetap pada posisi vertikal. Gambar 6 menunjukkan rnekanislne pemotongan
rumput pada pisau tipe reel. Di rnana V adalah kecepatan maju unit pernotong (reel
blades dan bedknife), R adalah adalah jari-jari reel,

Y, merupakan tinggi poros reel

terhadap permukaan tanah, YR adalah tinggi rumput sebelurn dipotong,

Yp

adalah

tinggi pemotongan, dan w adalah kecepatan sudut reel. Titik potong (slzeur point)
adalah satu dari sekian banyak titik dimana reel blade menyentuh bedknife,
sedangkan clip oftl7e reel (CR)merupakan jarak yang ditempuh oleh satu titik potong
pada satu reel blade ke blade herikutnya (Turgeon 1991). Tinggi pernotongm (Yp)
merupakan jarak antara bidang tempat kedudukan roda untuk ~najunyaalat dengan
bidang pemotongan secara paralel (Beard 1982). Kualitas pelnotongan ditentukan

oleh hubungan antara Yp dan CK,di mana C