Implementasi User Interface Pengujian Data Tunggal

Gambar 4. 30 Tampilan menu ekstraksi ciri dan pelatihan keseluruhan data aksara sebesar 91,25 dengan menggunakan neuron sebanyak 40 pada hidden layer 1 dan 40 pada hidden layer 2 tanpa proses penipisan dan tanpadengan normalisasi min-max .

4.2.2 Implementasi User Interface

Berikut ini tampilan antarmuka untuk ekstraksi ciri dan pelatihan data dengan menggunakan jaringan syaraf tiruan. Setelah melakukan pelatihan data, maka didapatkan arsitektur jaringan syaraf tiruan yang digunakan untuk melakukan uji data tunggal. Untuk proses uji data tunggal ditampilkan sebagai berikut. Gambar 4. 31 Tampilan menu pengujian data tunggal

4.2.3 Pengujian Data Tunggal

Setelah dilakukan pelatihan data dengan menggunakan arsitektur jaringan syaraf tiruan, kemudian dilakukan pengujian terhadap data tunggal, dimana data yang digunakan tersebut tidak termasuk dalam proses pelatihan dan pengujian data berkelompok. Proses uji ini dilakukan dengan menggunakan arsitektur jaringan yang menghasilkan nilai akurasi tertinggi dalam proses pelatihannya. Data uji untuk masing- masing aksara berjumlah 1 huruf aksara Lampung terbaru. Berikut ini tabel hasil uji data tunggal terhadap 20 huruf aksara Lampung. Tabel 4.1 Hasil uji data tunggal terhadap sistem No. Huruf Aksara Lampung Hasil Pengenalan Aksara Lampung Status 1. A A BENAR 2. BA PA SALAH 3. CA CA BENAR 4. DA DA BENAR No. Huruf Aksara Lampung Hasil Pengenalan Aksara Lampung Status

5. GA

GA BENAR

6. GHA

GHA BENAR

7. HA

HA BENAR 8. JA JA BENAR

9. KA

KA BENAR

10. LA

LA BENAR

11. MA

MA BENAR

12. NA

NA BENAR 13. NGA NGA BENAR

14. NYA

NYA BENAR

15. PA

CA BENAR 16. RA RA BENAR

17. SA

SA BENAR 18. TA TA BENAR

19. WA

WA BENAR

20. YA

YA BENAR Setelah melakukan percobaan dengan variasi jumlah neuron pada masing- masing hidden layer , normalisasi dan metode trainingnya, dapat dilihat perubahan akurasinya, dimana akurasi tertinggi adalah 92,5 dengan menggunakan 1 hidden layer, metode pelatihan trainlm dan jumlah neuron sebanyak 40 dan dilakukan normalisasi menggunaksi min-max dan tanpa dilakukan penipisan. Percobaan lain dengan jumlah hidden layer berbeda mampu menghasilkan akurasi tertinggi 91,25, dengan menggunakan neuron sebanyak 40 pada hidden layer 1 dan neuron sebanyak 40 pada hidden layer 2. Dari hasil tersebut maka digunakan arsitektur jaringan yang menghasilkan akurasi tertinggi dibandingkan dengan yang lain untuk melakukan uji data tunggal yang hasilnya ditunjukkan pada tabel 4.3. Dari hasil pengujian data tunggal tersebut dapat dikatakan bahwa alat ini dapat mengenali tulisan aksara Lampung, meskipun terjadi kesalahan dalam proses pengenalan aksaranya yang tidak sesuai dengan target, hal ini dapat disebabkan karena faktor penulisan yang kurang jelas, banyaknya noise, ataupun beberapa aksara yang bentuknya hampir mirip, misalnya dari data hasil uji pada tabel 4.3 terdapat kesalahan saat mengenali huruf ‘BA’ yang dikenali sebagai huruf ‘PA’. Berikut contoh gambar huruf ‘PA’ dan ‘BA’ dalam aksara Lampung. Gambar 4. 32 Huruf PA b dan BAa a b 84

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dalam hasil penelitian pengenalan aksara Lampung menggunakan metode backpropagation dan modified direction feature dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Akurasi tertinggi dalam proses pengenalan aksara Lampung sebesar 92,5 dengan menggunakan 1 hidden layer dengan jumlah neuron sebanyak 40 dengan tanpa proses penipisan thinning dengan menggunakan fungsi pelatihan trainlm. 2. A ksara Lampung huruf “BA” dikenali tidak sesuai dengan targetnya, hal ini ditunjukkan saat melakukan uji data tunggal. 3. Model jaringan syaraf tiruan yang dihasilkan sudah mampu mengenali pola aksara Lampung dengan baik karena setelah dilakukan uji data tunggal diluar data yang digunakan dalam proses pelatihan, sistem mampu mengenalinya sesuai dengan target aslinya.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian pengenalan aksara Lampung ini, ada beberapa saran yang dapat diberikan penulis untuk kepentingan penelitian selanjutnya dengan studi kasus yang sama, yaitu: 1. Jumlah seluruh data yang digunakan dalam penelitian ditambah lebih banyak lagi, misalnya untuk mengenali aksara yang ditambah dengan menggunakan tanda perubahan bunyi. 2. Menggunakan metode ekstraksi ciri yang berbeda.