Perjanjian Kredit TOPIK PENELITIAN

atau memilki prospek nilai yang baik, mempunyai manfaat ekonomis dalam jangka waktu yang telah lama dari jangka waktu kredit. 2. Jaminan kredit harus memilki syarat atau nilai yuridis yaitu milik perusahaan calon debitur, ada dalam kekuasaan calon debitur, tidak berada dalam persengketaan dengan pihak lain, memiliki bukti-bukti pemilikan yang sah, memenuhi persyaratan untuk diadakan pengikatan secara hipotik, fiducia ataupun jenis pengikatan yuridis lain. Bentuk-bentuk jaminan yang diterima terbagi atas 2 golongan yaitu jaminan utama dan jaminan tambahan. Setiap jaminan yang diberikan oleh nasabah atau calon nasabah akan dicek kebenarannya melalui peninjauan lapangan lokasi kantor, lokasi usaha, banguna kantor, bangunan tempat usaha atau pabrik dari segi strukturnya dan lay outnya akan dicek kebenarannya yang meliputi posisi lokasi apakah ditempat yang strategis atau tidak. Bila nasabah atau calon nasabah dimasa yang akan datang tidak dapat melunasi kreditnya, maka pihak Bank Agroniaga dapat menyita barang- barang jaminan tersebut atau menjual barang-barang jaminan secara bawah tangan.

H. Perjanjian Kredit

Perjanjian kredit bank dalam aspek konsensuil dan rill sebagai perjanjian bernama Nasional, berdasarkan UUP 1967, memiliki identitas sendiri dengan sifat- sifat umum sebagai berikut : 1. merupakan perjanjian pendahuluan voorovereenkomst dari perjanjian penyerahan uang, Universitas Sumatera Utara 2. perjanjian kredit bersifat konsensuil, obligator, 3. perjanjian penyerahan uangnya bersifat riil, 4. perjanjian kredit banyak dicampuri Pemerintah, 5. perjanjian kredit lazimnya dibuat secara rekening Koran, 6. perjanjian kredit dalam aspek konsensuil adalah perjanjian timbale balik, 7. perjanjian kredit harus mengandung perjanjian jaminan. Penrapan Perjanjian Kredit Dalam Praktek Didalam praktek khususnya di Medan, hambatan-hambatan yang terdapat didalam perkreditan adalah sebagai berikut : a. dana yang disediakan Bank belum memenuhi kebutuhan kredit yang dibutuhkan masyarakat pengusaha ekonomi lemah, b. biaya memproleh kredit relative tinggi, c. bunga tunggakan dirasakan berat oleh penerima kredit, d. layanan Bank terhadap masyarakat khususnya penerima kredit masih dirasakan belum memuaskan, e. pengusaha-pengusaha golongan ekonomi lemah belum memenuhi persayaratan perkreditan, f. keputusan pemberian kredit membutuhkan waktu yang lama. Universitas Sumatera Utara

I. Kendala yang Dihadapi dalam Pemberian Kredit

Nasabah yang telah memperoleh kredit tidak seluruhnya dapat mengembalikan kredit dengan baik dan tepat pada waktu yang disepakati, apabila nasabah memiliki itikad baik kepada bank, maka PT. Bank Agroniaga,Tbk dapat menyelesaikan masalah tersebut secara kekeluargaan yaitu : memberikan kegiatan-kegiatan berupa perubahan jadwal angsuran, perubahan syarat kredit, dan lain-lain. Ada beberapa kendala yang dihadapi oleh PT. Bank Agroniaga,Tbk dalam memberikan kredit kepada nasabahnya, antara lain nasabah, masalah jaminan, dan terjadiya kredit macet. 1. Nasabah Terkadang nasabah tidak memiliki Trade Record yang baik dibidang perbankan. Data-data yang diminta sebagai syarat debitur tidak diberikan dan dilengkapi dengan baik, serta usaha debitur diperkirakan tidak maju sehingga diperkirakan sulit untuk membayar pinjaman dikemudian hari setelah kredit diberikan. 2. Masalah Jaminan Selalu menjadi persoalan bagi pihak bank, apabila hipotik tersebut telah dijaminkan pada pihak lain karena nantinya akan merugikan kepada bank yang bersangkutan. Dan ada pula jaminan yang diberikan kepada bank sedang dalam sengketa atau sitaan pengadilan. Universitas Sumatera Utara 3. Terjadinya Kredit Macet Kredit macet yang merugikan pihak nasabah dan bank adalah jika kredit macet ini tidak dapat diatasi oleh nasabah, maka nasabah akan sulit untuk mendapatkan kepercayaan dari bank yang bersangkutan dalam hal pemberian kredit untuk selanjutnya. Kredit macet yang terjadi karena kesulitan keuangan yang dialami para nasabah atau debitur, timbul karena berbagai faktor, antara lain factor internal perusahaan, factor eksternal perusahaan, dan factor penyebab kredit macet. a. Faktor Internal Perusahaan yaitu : 1 kelemahan dalam kebijakan pembelian atau penjualan kredit, 2 tidak efektifnya pengawasan biaya perusahaan, 3 kebijakan terhadap piutang tidak ada. b. Faktor Eksternal Perusahaan yaitu : 1 bencana alam, 2 perubahan kondisi perekonomian perdagangan, 3 perubahan-perubahan teknologi. c. faktor-faktor penyebab kredit macet yaitu : 1 kelemahan manajemen debitu, 2 struktur permodalan atau keuangan sangat lemah, 3 nasabah kurang memiliki pengalaman untuk mengelola usahanya walaupun telah menerima fasilitas kredit dipihak bank. Universitas Sumatera Utara J . Upaya Penanggulangan Kredit Bermasalah Apa yang diinginkan biasanya seringkali tidak sesuai dengan kenyataan. Hal ini juga sering terjadi dengan nasabah yang melakukan Ingkar Janji Wan Prestasi atas pinjamannya ke bank. Ingkar janji yang dimaksudkan dalam hal ini adalah nasabah lalai didalam melakukan pembayaran hutangnya ke bank. Di dalam Surat Edaran Bank Indonesia SEBI No. 2312BPPP tanggal 28 Februari 1991 dijumpai beberapa kebijaksanaan dalam penyelesaian kredit bermasalah yaitu penjadwalan kembali rescheduling, persyaratan kembali reconditioning, penataan kembali restructuring, kombinasi dan penyitaan jaminan. 1. Penjadwalan kembali Rescheduling yaitu melakukan perubahan syarat- syarat perjanjian kredit atau jangka waktu kredit termasuk masa tenggang baik perubahan angsuran maupun tidak. 2. Persyaratan kembali Reconditioning yaitu melakukan perubahan atas sebagian atas sebagian atau seluruh syarat-syarat perjanjian kredit yang tidak terbatas hanya pada perubahan jadwal jangka waktu kreditnya. 3. Penataan kembali Restructuring yaitu melakukan perubahan syarat-syarat perjanjian kredit dapat berupa pemberian tambahan kredit atau melakukan penjadwalan atas seluruh atau sebagian dari tunggakan bunga. 4. Kombinasi yaitu merupakan kombinasi dari ketiga jenis yang diatas. Seorang nasabah dapat saja diselamatkan dengan kombinasi antara rescheduling dengan restructuring, misalnya jangka waktu diperpanjang modal ditambah. Universitas Sumatera Utara 5. Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir apabila nasabah sudah benar- benar tidak punya itikad baik ataupun sudah tidak mampu lagi untuk membayar semua utang-utangnya, tindakan bank adalah menyita jaminan yang telah digunakan oleh nasabah. Cara-cara yang ditempuh pihak PT. Bank Agroniaga, Tbk Cabang Medan dalam melakukan penyelesaian kredit perbankan adalah secara musyawarah kekeluargaan dan secara hukum yang berlaku. a. Secara Musyawarah Kekeluargaan Jalan ini ditempuh oleh kedua pihak apabila masalah masih bisa dirundingkan. Dimana antara pihak Kreditur yaitu bank dengan pihak Debitur Nasabah dapat mencari jalan keluarnya dan tidak harus menempuh jalur hukum. b. Secara Hukum yang berlaku Jalan ini ditempuh apabila jalan musyawarah tidak dapat lagi diusakan. Jalan hukum ditempuh dengan melakukan sita benda jaminan di pengadilan eksekusi. K . Analisis Kredit Analisis Kredit adalah suatu proses pemeriksaan atau penganalisaan kredit yang akan diambil oleh seorang Debitur Nasabah pada suatu bank. Dalam suatu bank terdapat bagian tertentu yang bertugas untuk menganalisa nasabah yang hendak melakukan kredit. Pada PT. Bank Agroniaga,Tbk Cabang Medan, bagian ini disebut dengan “Legal Processing” yang bertujuan untuk memeriksa atau menganalisa setiap Debitur Nasabah yang akan mengajukan kredit dengan berpedoman kepada syarat- Universitas Sumatera Utara syarat dan ketentuan-ketentuan yang berlaku yang telah ditetapkan oleh PT. Bank Agroniaga,Tbk Cabang Medan sendiri. Adanya unit atau bagian analisis kredit, maka Debitur Nasabah yang akan mengambil kredit diproses terlebih dahulu dan di analisis sehingga kelak tidak terjadi kemacetan di dalam pelunasan kewajiban Debitur Nasabah yang bersangkutan. Universitas Sumatera Utara

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka peneliti dapat mengambil tiga kesimpulan. 1. PT. Bank Agroniaga,Tbk Cabang Medan dalam penyaluran kredit sudah dijalankan sesuai dengan prosedur SOP pada PT.Bank Agroniaga,Tbk. 2. PT. Bank Agroniaga,Tbk Cabang Medan dalam penyaluran kredit lebih mengutamakan pengusaha perkebunan milik pemerintah maupun perkebunan milik perseorangan dan masyarakat golongan menengah kebawah yang ingin membuka usaha. 3. Kredit yang disalurkan PT.Bank Agroniaga, Tbk adalah kredit modal kerja kredit yang diperuntukkan bagi kebutuhan modal debitur, kredit investasi kredit yang diperuntukkan bagi pengembangan usaha debitur dan kredit konsumtif kredit yang diperuntukkan bagi pemenuhan konsumsi perorangan. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka peneliti dapat meberikan lima saran. Universitas Sumatera Utara