40
VI. KELAYAKAN PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN LIMBAH
B3 PT. X
Pelaksanaan proyek tidak hanya menyangkut biaya-biaya, tapi juga aspek- aspek lain yang secara bersama-sama menentukan bagaimana keuntungan yang
diperoleh dari penanaman investasi. Seluruh aspek-aspek ini saling berhubungan. Penilaian kelayakan usaha pengolahan dan pemanfaataan limbah B3 dilakukan
dengan penilaian-penilaian pada aspek pasar, teknis, hukum, sosial-lingkungan, dan aspek finansial melalui analisis biaya dan manfaat.
6.1 Aspek Pasar
Dari sudut pandang output, analisa pasar untuk hasil proyek adalah sangat penting untuk meyakinkan bahwa terdapat suatu permintaan yang efektif pada
suatu harga yang menguntungkan, termasuk kemana produk akan dipasarkan, dan tingkat harga dan pengaruhnya Gittingger, 1986. Untuk penilaian aspek pasar
pengelolaan limbah B3 oleh PT.X ini dibagi menjadi dua yakni jasa pengelolaan limbah dan pemasaran produk hasil pemanfaatan B3.
6.1.1 Jasa Pengelolaan Limbah
Peningkatan pertumbuhan ekonomi yang ditandai dengan pertumbuhan industri di Indonesia menyebabkan meningkatnya jumlah limbah yang dihasilkan.
Limbah-limbah industri pada umumnya merupakan limbah yang berbahaya dan beracun sehingga harus dikelola sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
Selain itu, pengawasan dari pemerintah yang semakin ketat terhadap aktivitas industri—seperti misalnya PROPER Program Penilaian Peringkat Kinerja
Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup—mengakibatkan meningkatnya upaya kesadaran masyarakat industri dalam pengelolaan
lingkungan khususnya mengenai limbah. Masalah pengelolaan limbah juga terkendala pada biaya-biaya yang harus dikeluarkan dalam pengelolaan limbah
maupun kemampuan teknis sumberdaya manusia, sehingga penanganan B3 ini menjadi sering ditunda sehingga menyebabkan masalah-masalah pencemaran dan
kerusakan lingkungan, serta kerugian pada masyarakat sekitar pelaku usaha.
41 Faktor-faktor yang telah dibahas di atas mendorong bertumbuhnya
industri dengan basis jasa pengelolaan limbah. Selain untuk membantu pemerintah dan pelaku usaha untuk menjaga kelestarian lingkungan, jasa
pengelolaan limbah ini juga menjadi bisnis yang berpeluang besar untuk dijalankan. Kehadiran industri dengan jasa khusus pengelolaan limbah B3 ini
pertama kali ditandai dengan lahirnya PT.PPLI Prasadha Pamunah Limbah Indonesia pada 1993, yang kini mengubah pandangan bahwa limbah yang
tadinya dianggap tidak berguna justru menjadi prospek bisnis yang menjanjikan.
8
8
Kementerian Lingkungan Hidup. 2007.Hanya Limbah..?? Bulletin Pengelolaan B3 dan Limbah B3 Edisi IIIIV2007. Diterbitkan oleh Kementerian Lingkungan hidup
6.1.1.1 Struktur Pasar Jasa Pengelolaan Limbah B3
Permintaan untuk jasa pengelolaan limbah ini sangat besar mengingat masih banyak perusahaan yang belum mampu mengelola limbahnya sendiri.
Permintaan akan jasa ini juga akan meningkat seiring dengan peningkatan aktivitas industri di tahun-tahun mendatang. Selama aktivitas industri masih
berlangsung, maka produksi limbah B3 pun tidak akan pernah berhenti sehingga permintaan untuk jasa ini akan tetap ada dan bahkan akan mengalami peningkatan
jika memang pertumbuhan industri didorong sebagai respon dari Master Plan Percepatan dan Perluasan Ekonomi Indonesia MP3I. Dan jika pengawasan
pemerintah terhadap aktivitas industri semakin ditingkatkan, maka usaha ini secara tidak langsung akan semakin menguntungkan.
Sementara untuk sisi supply, jumlah industri pengelola limbah B3 masih sedikit dan terpusat hanya di beberapa daerah di Indonesia. Jika dilihat dari
struktur pasarnya, maka industri pengelolaan jasa B3 ini tergolong dalam pasar monopolistik. Ciri-ciri struktur pasar monopolistik adalah produk yang dijual
bersifat unikterdiferensiasi Nicholson, 2002. Jasa pengelolaan limbah B3 ini bersifat unik karena yang ditawarkan adalah hanya jasa pengelolaan B3 yang
berbeda dengan yang ditawarkan perusahaaan pengelola B3 lainnya. Selain itu, jasa pelayanan bergantung pada jenis limbah B3 nya. Hal ini memungkinkan
perusahaan untuk menetapkan harga price maker, yang memungkinkan perusahaan memperoleh keuntungan dari aktivitas usaha pengelolaan B3 ini.
42 Kondisi supplystruktur pasar industri seperti ini menjadikan besarnya
peluang dikembangkannya usaha ini, terlebih karena permintaan datang dari seluruh penjuru Indonesia bahkan dari luar negeri hanya saja tidak diperbolehkan
sesuai UU No.32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Peluang-peluang inilah yang dilihat dan dimanfaatkan oleh PT. X untuk
bergerak dalam bidang pengelolaan limbah B3.
6.1.1.2 Penetapan Harga Jasa Pengelolaan Limbah B3
Karena sifat produk jasa yang ditawarkan oleh industri pengelolaan B3 ini bersifat unik dan jumlah pemainnya sedikit, maka harga yang harus dibayar
oleh pelanggan untuk penanganan B3 ini dapat ditentukan sendiri oleh produsen agar dapat memperoleh keuntungan yang diharapkan. Karakteristik B3 yang
sifatnya tidak dapat ditunda penanganannya mencirikan sifat permintaan nya yang inelastis nilai elastisitas kurang dari 1. Sifat barang yang inelastis adalah ketika
terjadi perubahan harga produk, maka kuantitas permintaannya akan berubah tidak sebanyak perubahan harga. Mankiw, 2001. Dengan demikian, meskipun
produsen mengambil keputusan untuk menetapkanmengubah harga jasa pengelolaan B3 ini, namun permintaannya tidak sebanyak perubahan harga. Hal
ini menjadi keuntungan bagi perusahaan, karena dengan demikian, pengelola dapat menetapka harga yang diharapkan mampu memberikan keuntungan.
Adapun harga yang ditetapkan untuk penyimpanan limbah fly ash adalah Rp.200kg, limbah sludge IPAL kertas sebesar Rp. 600kg, limbah solvent sebesar
1500kg, dan limbah yang akan dimusnahkan dengan incinerator sebesar Rp. 1700 untuk setiap kilogram limbah padat dan Rp. 1500 untuk setiap kilogram limbah
cair. Ada beberapa hal yang turut mendorong berkembangnya usaha PT. X ini.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, jumlah industri pengelolaah limbah B3 di Indonesia masih sedikit. Semenjak dikeluarkannya izin resmi oleh Kementerian
Lingkungan Hidup, permintaan pada jasa PT. X meningkat dari tahun ke tahun, karena izin yang dikeluarkan akan meningkatkan kepercayaan pelanggan untuk
memastikan limbah B3 yang diserahkan ke PT. X ditangani dengan baik. Faktor lokasi juga mendukung berjalannya aktivitas ini. Keberadaannya di Kabupaten
Karawang yang merupakan salah satu sentra industri di Indonesia menjadikan