Analisis pengaruh perbedaan waktu pengoperasian terhadap hasil tangkapan pukat cincin (Purse Seine) di Perairan Prigi kabupaten Trenggalek

'IF?
2(xy
0 32

ANALISIS PENGARUH PERBEDAAN WAKTU
PENGOPERASIAN TERHADAP HASIL TANGKAPAN
PUKAT CINCIN (PURSE SEINE) DI PERAIRAN PRIG1
KABUPATEN TRENGGALEK

ALLAND PERKASA

SKRIPSI

PROGRAM STUD1 PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2004

ANALISIS PENGARUH PERBEDAAN WAKTU
PENGOPERASIAN TERHADAP HASIL TANGKAPAN

PUKAT CINCIN (PURSE SEINE) DI PERAIRAN PRIG1
KABUPATEN TRENGGALEK

Ofeh :
ALLAND PERKASA
C05400028

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan pada
Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

PROGRAM STUD1 PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2004

ALLAND PERKASA. C05400028. Analisis Pengaruh Perbedaan Waktu
Pengoperasian terhadap Hasil Tangkapan Pukat Cincin (Purse Seine) Di

Perairan Prigi Kabupaten Trenggalek. Dibimbing oleh MULYONO S.
Pukat cincin mempakan salah satu alat tangkap yang dominan dan dianggap paling
efektif untuk menangkap ikan pelagis terutama ikan pelagis yang membentuk
kelompok. Prinsip menangkap ikan dengan pukat cincin adalah dengan melingkari
suatu gerombolan ikan lalu jaring pada bagian bawah dikerucutkan dengan demikian
ikan-ikan akan terkumpul dibagian kantong. Dengan adanya jaring yang melingkari
gerombolan ikan maka mang lingkup gerak ikan akan menjadi kecil, sehingga
kemungkinan ikan untuk melarikan diri menjadi lebih kecil.
Untuk mendapatkan hasil tangkapan ikan yang optimal, perlu diketahui tentang
j s h behaviour ikan yang akan menjadi tujuan penangkapan. Pukat cincin mempakan
alat tangkap yang bertujuan untu menangkap ikan yang membentuk kelompok. Oleh
karena itu perlu diketahui pula sufat-sifat dari ikan yang membektuk kelompok
tersebut. Salah satu sifat yang perlu diketahui adalah kapan ikan membentuk
kelompok yang besar. Dengan mengetahui kapan dan dimana ikan-ikan akan
membentuk kelompok yang besar maka operasi penangkapan pukat cincin akan
berhasil dengan baik.
Nelayan purse seine di daerah Prigi melakukan kegiatan operasi penangkapan
berdasarkan pengalaman. Mereka tidak mengetahui secara tepat kapan waktu operasi
penangkapan yang baik agar pada setiap operasi penangkapan didapatkan hasil yang
maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan

waktu pengoperasian terhadap hasil tangkapan pukat cincin @urse seine) di perairan
Prigi dan mengidentifikasi hasil tangkapan purse seine di perairan Prigi Kabupaten
Trenggalek Jawa Timur. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah, nelayan
dan pihak-pihak yang terkait dapat mengetahui kapan operasi penangkapan purse
seine yang tepat.
Penelitian dilakukan dari bulan Juni 2003 yang dimulai dari persiapan,
penyusunan proposal, pengambilan data, pengolahan data sampai penyusunan
laporan. Pengambilan data di lapangan dilakukan antara bulan Agustus sampai
September 2003 yang bertempat di perairan Prigi Kabupaten Trenggalek. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode percobaan. Alat yang digunakan
dalam penelitian ini adalah satu unit jaringpurse seine dengan panjang 600 meter dan
kedalaman 63 meter. Data yang diambil terdiri dari data primer dan data sekunder.
Data primer yang diambil adalah data hasil tangkapan selama 15 hari trip, data ini
diambil dengan cara mengikuti proses operasi penangkapan pukat cincin, sedangkan
data sekunder yang diambil antara lain jumlah alat tangkap, jumlah nelayan, jumlah
armada dan data lainnya yang berhubungan dengan perikanan. Data sekunder didapat
dari instansi terkait. Perlakuan yang diambil adalah waktu operasi pukul 18.00 24.00 WIB dengan waktu operasi pukul 00.00 - 06.00 WIB. Data hasil tangkapan
digunakan untuk menganalisis perbedaan waktu pengoperasian yang diamati terhadap
hasil tangkapan. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif.


Nelayan Prigi mengoperasikan pukat cincin menggunakan dua buah kapal yang
terdiri dari kapal utarna atau biasa disebut kapal ketinting dan kapal jhonson. Kapal
ketinting memiliki dimensi L x B x D sebesar 15 x 3,15 x 1,5 meter, sedangkan kapal
jhonson memiliki diiensi 12 x 3 x 1,3 meter. Kapal ketinting membawa alat tangkap
beserta ABK sedangkan kapal jhonson berhngsi untuk membawa hasil tangkapan
dan menarik tali kolor saat operasi penangkapan berlangsung. Jaring yang digunakan
oleh nelayan Prigi menggunakan jaring tipe Amerika. Jaring tipe ini menludahkan
pandega pada saat penarikan jaring.
Dari analisis yang dilakukan temyata hasil tangkapan yang paling dominan pada
saat penelitian berlangsung adalah ikan tongkol (Euthynnus sp)dengan jumlah 11763
kg (42,78 %) lalu ikan layang (Decapterus sp) dengan jumlah 6283 kg (22,85 %), teri
(Stolephorus commersonii) 5765 kg (20,97 %), ekor merah (Caesio sp) 3384 kg
(12,31 %) dan jenis ikan yang paling sedikit tertangkap adalah slengseng (Scomber
australicus). Pada operasi yang dilakukan sebelum tengah malam ikan yang paling
dominan tertangkap adalah ikan tongkol (Euihynnus sp) dengan total jumlah
tangkapan sebesar 8977 kg (50,59%) dan yang paling sedikit tertangkap adalah ikan
ekor merah (Caesio sp) sebesar 1488 kg (8,39%). Sedangkan pada operasi yang
dilakukan setelah tengah malarn, ikan yang paling dominan tertangkap adalah ikan
layang (Decapterus sp) dengan total tangkapan 3290 kg (33,74%) d m ikan yang
paling sedikit tertangkap adalah slengseng (Scomber ausiralicus)dengan 299 kg

(3,07%).