Data operasi pompa untuk debit air = 8 tonjam Data operasi pompa untuk debit air = 10 tonjam Kesimpulan

e. Data operasi pompa untuk debit air = 8 tonjam

Dimana: V = 380 Volt I = 3,6 Ampere cos ø = 0,80 daya in put = 2,2 Kw f = 50 Hz jumlah kutub = 2 buah 1. Daya yang diberikan motor pada pompa: P = x V x I x cos ø = 1,73 x 380 x 3,6 x 0,80 = 1893,31 W = 1,893 Kw 2. Daya guna motor penggerak DGMP: DGMP = x 100 = x 100 = 86,04 3. Putaran motor penggerak Ns = = = 3000 Rpm Universitas Sumatera Utara Slip: Slip = x 100 = x 100 = 5,33 4. Daya yang diterima oleh pompa: Pp = x V x I x cos ø x DGMP = 1,73 x 380 x 3,6 x 0,80 x 86,04 = 1628,24 W = 1,628 Kw 5. Daya guna kerja performance kerja pompa DGKP: DGKP = x 100 = x 100 = 86,00 6. Perubahan kemampuan kerja pompa PKKP: PKKP = – x 100 PKKP = x 100 = 13,99

f. Data operasi pompa untuk debit air = 10 tonjam

Universitas Sumatera Utara Dimana: V = 380 Volt I = 3,7 Ampere cos ø = 0,80 daya in put = 2,2 Kw f = 50 Hz jumlah kutub = 2 buah 1. Daya yang diberikan motor pada pompa: P = x V x I x cos ø = 1,73 x 380 x 3,7 x 0,80 = 1945,90 W = 1,945 Kw 2. Daya guna motor penggerak DGMP: DGMP = x 100 = x 100 = 88,40 3. Putaran motor penggerak Ns = = = 3000 Rpm Slip: Universitas Sumatera Utara Slip = x 100 = x 100 = 5,66 4. Daya yang diterima oleh pompa: Pp = x V x I x cos ø x DGMP = 1,73 x 380 x 3,7 x 0,80 x 88,40 = 1712,39 W = 1,712 Kw 5. Daya guna kerja performance kerja pompa DGKP: DGKP = x 100 = x 100 = 88,02 6. Perubahan kemampuan kerja pompa PKKP: PKKP = – x 100 PKKP = x 100 = 11,97 = x 2,2 kw = 0,26 kw Universitas Sumatera Utara Untuk mencarai putaran pompa sentrifugal P – 9 dapat dihitung dengan contoh seperti dibawah ini: = X 4,16 = 124,8 = 2875 – 128,4 = 2750,2 Rpm Tabel 4.2 Data Hasil Perhitungan Pompa Sentrifugal p - 9 NO ROTAMETER tonjam PUTARAN rpm ARUS ampere TEKANAN PG kgcm 2 KEMAMPUAN KERJA POMPA 1 2875 3,2 3,0 76,08 2 2 2870 3,3 2,9 77,98 3 4 2860 3,4 2,8 80,98 4 6 2850 3,5 2,7 82,98 5 8 2840 3,6 2,6 86,00 6 10 2830 3,7 2,5 88,02

4.2 PEMBAHASAN

Pembahasan suatu keterpasangan peralatan hal yang harus dipelajari, harus diketahui untuk meningkatkan proses produksi dalam suatu industri. Penggunaan peralatan yang optimal sangat dipengaruhi oleh daya kerja dari suatu ketepasangan peralatan. Untuk menjamin kelancaran produksi dalam suatu industri, keterpasangan peralatan yang baik merupakan faktor - Universitas Sumatera Utara Jarak Celah Kopling I Kopling II Poros pendukung. Bagian unit mempunyai keterpasangan peralatan tersebut. Sama halnya dengan keterpasangan peralatan pada pompa yang digunakan diindustri besar, penggunaan pompa sangat dipengaruhi oleh kesentringan kopling. Apabila aliran yang dihasilkan pompa tidak sesuai dengan kapasitas pompa itu terjadi karena adanya kesalahan dari pemasangan keterpasangan kopling pada pompa, yang mengakibatkan terjadinya rugi – rugi daya yang diberikan oleh motor penggerak pada pompa, jadi perlu dipahami:

4.2.1 Pengaturan Jarak Celah Kopling Pada Pompa Sentrifugal

Adapun pengaturan yang dilakukan untuk mengatur jarak celah kopling pada pompa adalah sebagai berikut: 1.Mengatur Jarak Celah Pengaturan jarak celah ini dilakukan dengan menggunakan Fille Gauge, yang mana pengaturan jarak celah ini sudah menpunyai batas ketentuan jarak celah yang diijinkan dari jarak celah kopling yaitu 2 mm sampai 5 mm. dalam pengaturan jarak celah ini terdapat pada Gambar 4.2. Gambar 4.2 Pengaturan Jarak Celah Kopling Universitas Sumatera Utara Kopling Poros Mistar Baja 2.Kesejajaran simetris Kopling Dalam pengaturan ini dipergunakan alat ukur mista baja dan lena lempengan tipis yang mana penggunaan masing – masing pealatan tersebut yaitu : a. Mistar Baja Mistar baja ini dipergunakan untuk mengukur kerataankesejajaran antara kopling dengan pompa. b.Lena Lempengan Tipis Lena digunakan untuk penyanggaperata antara kopling dengan pompa. Hal ini dapat dilihat seperti Gambar 4.3. Gambar 4.3 Pengaturan Simetris Kopling

4.2.2 Pemeliharaan Pompa Sentrifugal Pada Kopling

Bagi tiap perusahaan industri agar fasilitas perawatan seperti mesin – mesin produksi selalu dalam keadaan baik dan agar dapat menggunakan Universitas Sumatera Utara peralatan secara terus menerus, maka dibutuhkan program pemeliharaan yang terencana, efektif dan efesien. Pemeliharaan merupakan suatu bentuk kegiatan untuk menjaga peralatan dan mengadakan perbaikan – perbaikan atau penyesuaian dan pergantian – pergantian yang diperlukan bagi peralatan agar terdapat suatu kegiatan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan. 1. Preventive Maintenance Preventive Maintenance atau pemeliharaan pencegahan adalah suatu kegiatan pemeliharaan yang dilakukan secara teratur untuk mencegah timbulnya kerusakan – kerusakan pada peralatan secara tidak terduga dan menjaga peralatan agar tidak mengalami kerusakan yang lebih besar lagi. Preventive Maintenance ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan pada peralatan yaitu berupa : a. Pemeriksaan Pemeriksaan peralatan produksi perlu dilakukan dengan seksama dan teliti, karena dengan adanya pemeriksaan yang intensif dan mengikuti suatu jadwal tertentu dan dapat membantu terselenggaranya kegiatan pemeliharaan yang baik. Pada kopling ini diperlukan pemeriksaan setiap saat untuk menjaga dan mencegah kerusakan yang lebih fatal, pemeriksaan yang perlu dilakukan pada pemeriksaan ini adalah pemeriksaan terhadap kerusan akibat kurangnya temperatur proses. Universitas Sumatera Utara b. Penyetelan Setiap peralatan produksi lainnya yang telah dioperasikan sedikit banyaknya akan megalami perubahan dan terjadi pergeseran dari keadaan semula, maka untuk mengembalikan keadaan semula pelu dilakukan penyetelan. c. Pencegahan atau Pebaikan Pencegahan atau perbaikan cara pemeliharaan peralatan dengan cara mengganti elemen peralatan yang rusak, sehingga peralatan dapat kembali dioperasikan dengan baik, dengan cara seperti ini kerusakan dapat dicegah supaya tidak merambat keelemen yang lainnya pada peralatan tersebut. 2. Predictive Maintenace Jenis pemeliharaan ini dilakukan dengan maksud : a. Peralatan dapat bekerja dimana sebagian seperpatnya ditukar. b. Peralatan dapat bekerja untuk kondisi kerja yang berbeda sesuai dengan spesifikasi pembuat. Perlakuan peralatan kerja predictive maintenance mengikuti penentuan kerja yang haus dilakukan terhadap suatu peralatan yang mengalami modifikasi baik sperpatnya maupun kondisi kerja. Universitas Sumatera Utara 3. Corrective Maintenance Jenis pemeliharaan ini dilakukan terhadap peralatan yang telah rusak tetapi masih bisa beroperasi. Perlakukan kerja corrective maintenance meliputi: a. Penjadwalan kerja pemeliharaan agar perlakuan pemeliharaan dapat terlaksana dalam waktu yang tepat. b. Menyusun rencana pemeliharaan yang meliputi : 1. Kebutuhan kerja pemeliharaan. 2. Tenaga kerja atau pelaksana pemeliharaan. 3. Petunjuk keja serta penanggulangan masalah kecelakaan kerja. 4. Petunjuk pengujian hasil kerja Universitas Sumatera Utara

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah penulis melakukan riset pengamatan di lapangan pabrik mini PTKI Medan, yang membahas tentang sistem kerja pompa sentrifugal terhadap keterpasangan kopling maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari hasil perhitungan didapat bahwa unjuk kerja performance pompa sentrifugal P-9 dalam keadaan cukup baik, karena kemampuan kerja pompa sentrifugal di dapat dari hasil perhitungan sebesar 88,02 . 2. Agar kopling dan pompa selalu berada dalam kondisi siap pakai pada setiap saat maka perlu dilakukan: a. Pemeriksaan b. Penyetelan c. Perbaikan. 3. Pemeriksaan yang terus-menerus terhadap pompa dan kopling adalah salah satu faktor pendukung untuk mencapai tujuan pemakaian yang lebih baik dan menunjang kelancaran pengoperasian dari suatu perusahaan atau industri. Universitas Sumatera Utara

5.2 Saran