sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah homogen atau sama. Uji homogenitas yang dilakukan menggunakan levene statistic.
Berdasarkan pengukuran uji homogenitas, data variabel penelitian bersifat homogen yaitu p 0.05. Variabel tersebut memiliki p = 0.235 yang berarti bahwa
kedua kelompok memiliki variansi nilai rata-rata yang sama atau dengan kata lain varians dari sampel penelitian ini homogen.
C. HASIL UTAMA PENELITIAN 1. Hasil Analisis Data
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan stres kerja ditinjau dari beban kerja. Dalam hal ini asumsi penelitian
menyatakan bahwa beban kerja rendah, sedang dan tinggi berbeda. Analisa data yang digunakan untuk melihat perbedaan adalah dengan uji
ANOVA. Untuk melakukan pengujian statistik maka dilakukan perumusan hipotesa statistik yaitu:
� hipotesa nol,
� :
�
1
= �
2
: artinya tidak ada perbedaan stres kerja ditinjau dari beban kerja.
�
1
hipotesa alternatif, �
1
: �
1
≠ �
2
: artinya ada perbedaan stres kerja ditinjau dari beban kerja.
Universitas Sumatera Utara
Berikut ini merupakan hasil skor uji one way ANOVA untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan stres kerja ditinjau dari beban kerja. Berdasarkan output
deskripsi data diperoleh bahwa stres kerja untuk kategori beban kerja rendah, sedang dan tinggi berbeda. Ini dilihat melalui mean pada masing-masing
kategorisasi. Untuk stres kerja dengan beban kerja rendah diperoleh skor mean sebesar 73.00, kemudian untuk stres kerja dengan beban kerja sedang diperoleh
skor mean sebesar 72.09 dan untuk stres kerja dengan beban kerja tinggi diperoleh mean sebesar 88.71. Untuk nilai minimum pada beban kerja rendah adalah 60 dan
nilai maksimun adalah 84. Untuk nilai minimum pada beban kerja sedang adalah 50 dan nilai maksimun adalah 99. Untuk nilai minimum pada beban kerja tinggi
adalah 65 dan nilai maksimun adalah 103. Dari hasil uji ANOVA terlihat bahwa nilai F hitung sebesar 10.779 dengan
signifikansi sebesar 0.000, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, yang berarti ada perbedaan yang signifikan antara stres kerja pada beban kerja
rendah, sedang dan tinggi. di mana berdasarkan hasil uji Post Hoc dengan melihat tabel uji Bonferroni didapat bahwa hanya beban kerja sedang – tinggi yang
memiliki perbedaan yang signifikan.
Universitas Sumatera Utara
D. HASIL TAMBAHAN 1. Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Data Penelitian
a. Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Stres Kerja
Setelah dilakukan uji reliabilitas terhadap skala stres kerja, terdapat 26 aitem yang memenuhi persyaratan untuk kemudian dianalisa menjadi data
penelitian dengan rentang skor 1-5, sehingga dihasilkan skor minimum 26 dan skor maksimum sebesar 130. Berdasarkan data penelitian, maka diperoleh total
skor minimum 50 dan skor maksimum 103. Hasil perhitungan mean empirik dan
mean hipotetik beban kerja dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 7. Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik
Stres Kerja
Variabel Empirik
Hipotetik
Min Max Mean SD
Min Max Mean SD
Stres kerja 50
103 78,78 15.604
26 130
78 17,33
Berdasarkan tabel 12 di atas, dapat dilihat bahwa mean empirik stres kerja sebesar 78,78 dengan standar deviasi sebesar 15,604 dan mean hipotetik sebesar
78 dengan standar deviasi sebesar 17,33. Jika dilihat perbandingan antara mean empirik dengan mean hipotetik,
maka diperoleh mean empirik lebih besar daripada mean hipotetik dengan selisih 0,78. Hasil ini menunjukkan bahwa stres kerja yang dirasa subjek penelitian
Universitas Sumatera Utara
hampir sama atau sama dengan stres kerja yang dialami populasi pada umumnya.
2. Kategorisasi Data Penelitian
Hasil penelitian dapat dikelompokkan mengacu pada kriteria pengkategorisasian yang didasarkan pada asumsi bahwa skor subjek penelitian
terdistribusi secara normal Azwar, 2012. Kriterianya terbagi atas tiga kategori yaitu kategori rendah, sedang, dan tinggi. Norma kategorisasi yang digunakan
adalah sebagai berikut :
Tabel 8. Norma Kategorisasi Data Penelitian
Rentang nilai Kategori
X µ -1.0 SD Rendah
µ -1.0SD ≤ X ≤ µ +1.0 SD
Sedang
X ≥ µ +1.0 SD
Tinggi
a Kategorisasi Beban Kerja
Berdasarkan deskripsi nilai hipotetik beban kerja yang dapat dilihat pada tabel 10 yaitu mean hipotetik sebesar 51 dengan standar deviasi sebesar 11,33
sehingga didapatkan kategorisasi sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 9. Kategorisasi Skor Beban Kerja
Variabel Rentang Nilai
Kategori Frekuensi
Persentase
Beban Kerja
X 40 Rendah
3 5
40 ≤ X 62
Sedang 33
55 X
≥ 62 Tinggi
24 40
Total 60
100
Kategorisasi pada tabel 13 menunjukkan bahwa 33 subjek termasuk ke dalam kategori beban kerja sedang 55, sedangkan 24 subjek tergolong ke
dalam kategori beban kerja tinggi 40. Dan 3 subjek 40 termasuk ke dalam kategori beban kerja rendah 5.
b Kategorisasi Stres Kerja
Berdasarkan deskripsi nilai hipotetik stres kerja yang dapat dilihat pada tabel 11 yaitu mean hipotetik sebesar 78 dengan standar deviasi sebesar 17,33
sehingga didapatkan kategorisasi sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 10. Kategorisasi Skor Stres Kerja
Variabel Rentang
Nilai Kategori
Frekuensi Persentase
Stres Kerja X 61
Rendah 9
15 61
≤ X 95 Sedang
39 65
X ≥ 95
Tinggi 12
20
Total 60
100
Kategorisasi pada tabel 14 menunjukkan bahwa stres kerja subjek yang termasuk ke dalam kategori sedang berjumlah 39 orang 65. Kemudian
jumlah subjek yang tergolong dalam kategori rendah sebanyak 9 orang 15 dan yang tergolong ke dalam kategori tinggi sebanyak 12 orang 20.
Universitas Sumatera Utara
3. Deskripsi Data Skor Stres Kerja Dan Beban Kerja Tabel. 11 Deskripsi Data Skor Stres Kerja Dan Beban Kerja
Stres kerja Total
Rendah Sedang
Tinggi Beban
kerja Rendah
1 2
3 Sedang
8 21
4 33
Tinggi 16
8 24
Total 9
39 12
60
Dari deskripsi data pada tabel di atas diperoleh bahwa subjek yang merasa stres kerja tinggi berjumlah 12 orang dengan tidak adanya subjek yang merasa
beban kerja rendah = 0, beban kerja sedang 4 orang dan beban kerja tinggi 8 orang, subjek yang merasakan stres kerja sedang sebanyak 39 orang dengan
masing-masing untuk beban kerja rendah sebanyak 2 orang, beban kerja sedang sebanyak 21 orang dan beban kerja tinggi sebanyak 18 orang dan subjek yang
merasakan stres kerja rendah sebanyak 9 orang dengan skor beban kerja rendah sebanyak 1 orang, beban kerja sedang sebanyak 9 orang, dan untuk beban kerja
tinggi tidak ada = 0.
Universitas Sumatera Utara
E. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Hasil utama penelitian ini menyatakan bahwa terdapat perbedaan stres kerja ditinjau dari beban kerja. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan uji
ANOVA yang mengasumsikan bahwa ada perbedaan skor stres kerja yang dirasa oleh Air Traffic Controller ATC. Hipotesa nol pada penelitian ini ditolak dan
hipotesa alternatif diterima. Hasil penelitian ini sesuai dengan asumsi sebelumnya, bahwa stres kerja
pada beban kerja rendah, sedang, dan tinggi berbeda di mana mayoritas akan berada di beban kerja rendah dan tinggi. Dari hasil skor mean pada masing-
masing kelompok diperoleh data skor untuk beban kerja rendah sebesar 73.00, beban kerja sedang sebesar 72.09 dan beban kerja tinggi sebesar 88.71. Asumsi
peneliti sebelumnya mengenai bahwa seorang ATC akan mengalami stres kerja dengan beban kerja yang rendah dan tinggi terbukti.
Ini sesuai dengan pendapat dari McShane Glonov 2003 bahwa banyak sedikitnya beban kerja dapat mempengaruhi stres kerja. Karena beban kerja
merupakan salah satu faktor yang menjadi sumber stres kerja King, 2007. Banyaknya beban kerja disebabkan oleh tugas yang begitu sulit maupun terlalu
banyak untuk dikerjakan, sehingga membuat seorang ATC mengalami stres kerja. Namun sedikitnya beban kerja juga membuat ATC merasa stres, seperti
sedikitnya beban kerja dan pekerjaan yang monoton, di mana pekerjaan tersebut terus menerus harus mengalami pengulangan pergerakan, otomatis membuat ATC
mengalami kebosanan Manuaba, 2000. Kebosanan sendiri merupakan salah satu
Universitas Sumatera Utara
gejala munculnya stres kerja. Bagi ATC pekerjaan monoton tersebut disebabkan karena mereka harus terus menerus duduk dan fokus terhadap layar monitor yang
menampilkan rute pesawat atau ketika traffic tidak padat yang menyebabkan beban kerja mereka sedikit. Selain itu, kebosanan dalam pekerjaan yang rutin
yang terjadi sehari-hari karena tugas atau pekerjaan yang terlalu sedikit dapat mengakibatkan kurangnya perhatian pada pekerjaan tersebut, sehingga secara
potensial membahayakan pekerja Manuaba, 2000. Di mana bagi ATC kurangnya perhatian terhadap lalu lintas udara yang berjalan dapat
membahayakan keselamatan penerbangan. Selain itu, dari ketiga kelompok dapat dilihat bahwa skor mean terbesar
berada di beban kerja tinggi. ini berarti bahwa subjek merasa stres ketika menghadapi beban kerja yang tinggi. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan
pendapat McShane Glinov 2003 bahwa beban kerja yang berlebih atau tinggi dapat menyebabkan stres kerja. Berry 1998 juga mengungkapkan bahwa
kebanyakan kasus yang membuat individu mengalami stres kerja adalah beban kerja yang berlebih. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan
oleh Munandar 2001 diatas, dimana responden yang mengalami stres kerja disebabkan oleh beban kerja yang berlebihan baik secara kuantitatif maupun
kualitatif yang tidak segera diatasi serta tuntutan peran tugas yang lain.
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil deskripsi data diperoleh bahwa subjek dengan stres kerja tinggi berjumlah 12 orang dengan masing-masing nilai skor beban kerja tinggi
berjumlah 8 orang, beban kerja sedang berjumlah 4 orang dan tidak ada yang merasakan beban kerja rendah. Selanjutnya subjek yang merasakan stres kerja
sedang sebanyak 39 orang dengan masing-masing nilai skor untuk beban kerja rendah sebanyak 2 orang, beban kerja sedang sebanyak 21 orang dan beban kerja
tinggi sebanyak 18 orang. Dan subjek yang merasakan stres kerja rendah sebanyak 9 orang dengan skor beban kerja rendah sebanyak 1 orang, beban kerja
sedang sebanyak 9 orang, dan tidak adanya subjek yang merasakan beban kerja tinggi.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada Air Traffic Controller ATC, dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan stres kerja ditinjau
dari beban kerja rendah, sedang dan tinggi. Di mana skor stres kerja pada ATC yang merasakan beban kerja tinggi lebih besar dibandingkan pada skor stres kerja
dengan beban kerja rendah dan sedang.
B. Saran
1. Saran Metodologis a. Dalam penyusunan alat ukur stres kerja, sebaiknya lebih mempehatikan
penyebaran aitem pada masing-masing simtom dalam skala agar semuanya memiliki proporsi yang sama atau seimbang.
b. Dalam penyusunan alat ukur skala beban kerja, juga perlu memperhatikan penyebaran aitem pada masing-masing jenis beban kerja agar semuanya
memiliki proporsi yang seimbang.
Universitas Sumatera Utara