Inventarisasi Hasil-hasil Penelitian Tentang Pertumbuhan Pohon dan Pengaturan Hasil Hutan di Indonesia

INVENTARISASI HASIL-HASIL P E N E L I T M TENTANG
PERTUIY~BUHAN
POHUN DAN PENGATUIZAN HASIL HUTAN
DI INDO?lESIA

Oleh:
Agus Dwi Harmoko

E01400012

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2004

RINGKASAN
Agus Dwi Harmoko. E01400012. INVENTARISASI HASIL-HASIL PENELlTlAN TENTANG
PERTUMBUHAN POHON DAN PENGATURAN HASlL HUTAN DI INDONESIA. Di bawah
bimbingan Ir. Muhdin MSc.
--


Pengelolaan hutan dalam keadaan lestari jika besarnya hasil sama dengan pertumbubannya
dan berlangsung secara terus-menerus. Dalam rangka mewujudkan pengelolaan hutan yang lestari ini
diperlukan perencanaan strategi pengelolaan hutan yang baik. Informasi tentang pertumbuhan pohon
dan pengaturan hasil hutan mempakan informasi yang penting dan diperlukan dalam penyusunan
rencana pengelolaan hutan. Dengan melihat perlunya informasi tersebut maka banyak dilakukan
berbagai macam pengkajian maupun penelitian tentang pertumbuhan pohon dan pengaturan hasil hutan
untuk mendukung kegiatan pengelolaan hutan.
Meskipun informasi pertumbuhan pohon dan pengaturan hasil hutan ini demikian esensial
dan dibutuhkan dalam pengelolaan hutan, akan tetapi untuk mendapatkan informasi mengenai ha1
tersebut tidaklah mudah karena ketersediaan informasi yang hingga saat ini masih sangat terbatas dan
sulit untuk didapatkan. Oleh karena itu, maka penelitian mengenai inventarisasi hasil-hasil penelitian
tentang pertumbuhan pohon dan pengaturan hasil hutan di Indonesia dan penyajiannya dalam bentuk
data base penting untuk dilakukan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran dan menghimpun hasil-hasil penelitian
tentang pertumbuhan pohon dan pengaturan hasil hutan dalam pengelolaan hutan di Indonesia serta
menyajikannya dalam bentuk monograph.
Penelitian ini dilakukan berdasarkan data yang diambil dari Perpustakaap Fakultas
Kehutanan dan Pusat Institut Pertan'ian Bogor, Perpustakaan Penelitian dan Pengembangan Hutan
Bogor, Perpustakaan Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada dan Perpustakaan Manggala Wana
Bhakti. Pengambilan data dilakukan mulai bulan Pebruari salnpai Mei. Sedangkan pengolahan data

dilaksanakan selama 3 bulan (Juni - Agustus 2004). Metode penelitian yang digunakan adalah dengan
menginventarisir hasil-hasil penelitian tentang pertumbuhan pohon dan metode pengaturan hasil hutan
yang ada di Indonesia baik yang berbentuk laporan penelitian, skripsi, jurnal maupun prosiding.
Data yang terkumpul dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu kategori pertumbuhan
pohon dan pengaturan hasil hutan. Kategori pertumbuhan pohon dengan sub kategori riap diameter;
riap tinggi; riap volume; ingrowth, recrlritment dan nlortalily; riap diameter dan riap tinggi; riap
diameter dan riap volume; riap diameter, riap tinggi dan riap volume; riap diameter dan mortalily; riap
diameter, riap tinggi dan mortalify. Kategori pengaturan hasil dengan sub kategori berdasarkan luas
dan volume; berdasarkan volume dan riap ; berdasarkan jumlah pohon; berdasarkan luas volume dan
volume riap. Judul penelitian yang berhasil diinventarisir sebanyak 160 judul.
Hasil inventarisir judul-judul penelitian tentang pertumbuhan pohon sebagian besar meneliti
tentang peningkatan dimensi pertumbuhan pohon sampai jangka waktu tertentu saja. Riap rata-rata
yang dihasilkan belum mencapai maksimum, karena pertumbuhan dimensi tegakan yang diteliti masih
berada pada tahap awal pertumbuhan. Penelitian dilakukan sebatas penilaian apakah pohon yang
ditanam memiliki pertumbuhan yang normal atau tidak, dan sebagai pedoman dalam melakukan
pendugaan potensi tegakan pada saat tanaman mencapai umur tertentu. Dari beberapa jenis pohon
yang informasinya telah sampai mencapai daur dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk rotasi tebang
(daur) kelompok jenis medang di Kalimantan Barat dengan batas diameter tebang 50 cm atau lebih
rata-rata selama 75 tahun. Daur yang cocok untuk pengusahaan kayi~pulplkertas pada hutan tanaman
Eucalypllrs trrophyNa S.T. Blake adalah 6 tahun, sedangkan untuk iujuan produksi kayu perkakas

minimal diperlukan daur 25 tahun. Tegakan Pinus merktrsii untuk produksi kayu pertukangan dapat
mulai ditebang pada umur 25 tahun, sedangkan untuk produksi serat dapat ditebang antara umur 11
hingga 13 tahun. Untuk tegakan Agarhis loranthifolia Salisb, daur produksi maksimum yaitu pada
selang umur 13 sampai 15 tahun. Sedangkan untuk pertumbuhan jati (Tectona grandis t.0 di KPH
Randublatung daur volume maksimat jati dicapai pada umur rata-rata 70 tahun.
Pengelolaan tegakan hutan yang bertujuan mendapatkan ukuran dimensi pohon yang besar,
perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dimensi pohon-pohon yang

membentuk tegakan hutan. Faktor-faktor tersebut antara lain: curah hujan, intensitas cahaya, umur,
kerapatan, topografi, sifat fisik dan kimia tanahnya.
Berdasarkan hasil penelitian yang diinventarisir, terlihat bahwa sebagian besar Kesatuan
Pemangkuan Hutan (KPH) yang ada di Pulau Jawa merupakan kelas perusahan jati dan pinns. Dimana
sebagian besar metode pengaturannya menggunakan metode Bum. Sedangkan di luar Pulau Jawa
sebagian besar bempa hutan alam dimana pengaturan hasilnya yang terpilih sebagian besar
menggunakan metode berdasarkan jumlah pohon. Penerapan metode Heyer untuk pengaturan hasil
hutan jati perlu mendapatkan perhatian lebih lanjut karena metode ini dapat mengatasi masalah
kekosongan tebangan yang dihadapi oleh metode Burn dan diikutsertakannya faktor pencurian dalam
perhitungan etatnya dapat menciptakan suatu metode pengaturan hasil yang lebih sesuai daripada
metode Bum. Dengan melihat sifat-sifat tegakan yang merupakan tegakan hutan tidak seumur yang
ada di Indonesia, maka penelaahan lebih lanjut terhadap kemungkinan penerapan metode pengaturan

hasil berdasarkan jumlah pohon pada sistem silvikultur TPTI kiranya merupakan ha1 yang mendesak
untuk dilakukan.
Saran dalam penelitian ini adalah penelitian tentang riap diameter, riap tinggi dan riap volume
hendaknya tidak hanya sampai pada jangka waktu tertentu saja, tetapi sebaiknya hingga saat
tercapainya daur. Perlu penelaahan lebih lanjut terhadap kemungkinan penerapan metode Heyer untuk
diterapkan pada hutan jati dan metode pengaturan hasil berdasarkan jumlah pohon pada sistem
silvikultur TPTI. Perlu adanya sistem data base hasil-hasil penelitian yang berbasis komputer pada
perpustakaan-perpustakaan seperti: Perpustakaan Badan Penelitian dan Pengembangan Hutan Bogor
dan Perpustakaan Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada, sehingga lebih memudahkan dalam
mengakses informasi-informasi penelitian yang dibutnhkan. Perlunya sumber datdinformasi selain
dari tempat-tempat yang sudah dijadikan sebagai sumber data dalam penelitian ini, sehingga nantinya
bisa didapatkan informasi yang lebih lengkap.

"Ingathh,
6ahwa apa yang hari ini anda takmau muhi mngerjat&annya,
6esolFpun tielurn tentu anda mau mengejaiepnnya"

"Keindahan 6ersinar h6ih terang d fiati orang yang merindiukannya
daripada di mata orang yang tehh melihatnya"


"Mengingat ingat &&cewaan yang &marin,
6erarti menam6ah satu &&cewaan hi''

' w a e t a tdakmeinifi& apa yang &ta sukaiai,
e t a h a m menyu!&ai apa yang tehh &ta miE&"

"Engkau adahti k6aikan manakah 6ersatu rikngan drimu,
tetapi saat engkau tdakmenyatu dengan drimu 6u(an(ah engkau adahti
&ja fiatan "

"Sungguh mahng apa6ih aku menguCurkan se6uah tangan kosong &pada orangorang dun tida~menerimaapa-apa, tetapi sungguh sengsara andaikata a@
mengulurkan tangan yang 6erisi rlhn tdakseorangpun y a w menerimanya"

"Nerara bingung adahh awaldaripengetahuan"

INVENTARISASI HASIL-HASIL PENELITIAN TENTANG
PERTUMBUHAN POHON DAN PENGATURAN HASIL HUTAN
DI INDONESIA

Skripsi

ScfiagaiSahhSatu Syarat
Z'ntu@4entperohh GehrSarjuna I(ehutanan
%& Fakubas Kehutanan

Institut Peftanian Bogor

Oleh:

Agus D ~ v Harmoko
i
E01400012

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITTJT PERTANIAN BOGOR
2004

Judul Penelitian

: Inventarisasi Hasil-Hasil Penelitian tentang Pemmbuhan Pohon dan


Pengaturan Hasil Hutan di Indonesia
Nama Mahasiswa

:Agus Dwi Harmoko

NW

: E01400012

Menyetujui :
Dosen Pembimbing

Ir. Muhdin MSc.
Tanggal:

I 1-(

Mengetahui :


Tanggal lulus: 12 Januari 2005

.

%'3

s-

RIWAYAT HIDUP
Agus Dwi

Harmoko, lahir di Wonosobo pada tanggal 16 Mei 1982 dari pasangan

Bapak Kardiyono dan lbu M. Y. Supar, merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Pendidikan
formal penulis dimulai pada tahun 1988 di Sekolah Dasar Negeri M a n g u ~ e j oI, pada tahun 1994
penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Kertek dan lulus pada tahun
1997, penulis kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 2 Wonosobo
dan lulus pada tahun 2000.
Pada tahun yang sama penulis diterima di lnstitut Pertanian Bogor di Fakultas Kehutanan,
Departemen Manajemen Hutan melalui program Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).


Selama

kuliah penulis pernah duduk dalam organisasi Dewan Penvakilan Mahasiswa (DPM) periode
200112002 dengan jabatan Ketua I. Selain itu, pernah menjadi asisten pada mata kuliah inventarisasi
sumberdaya hutan pada tahun ajaran 200212003 dan 200312004, Praktek Pengenalan dan Pengelolaan
Hutan (P3H) di Getas, Baturaden dan Cilacap,
- serta Kuliah Kerja Nyata di Desa Megamendung,
+

Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor.
Dalam penyelesaian kegiatan Praktek Khusus sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana, penulis melakukan penelitian dengan judul : "Inventarisasi Hasil-Hasil Penelitian
Tentang Pertumbuhan Pohon dan Pengaturan Hasil di Indonesia".
Bapak Ir. Muhdin MSc.

Di bawah bimbingan

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala puji bagi

Allah, atas segala limpahan rahmat-Nya yang memberikan kemudahan kepada penulis, sehingga
penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini berjudul "Inventarisasi Hasil-Hnsil Penelitian
Tentang Pertumbuhan Pohon dan Pengatnran Hasil di Indonesia".
Pada bagian ini penulis ingin menyampaikan penghargaan dan rasa terimakasihnya kepada
mereka-mereka yang langsung atau tidak, melalui moril maupun materiil, telah berjasa dalam
mendorong, memotivasi, memberi semangat, sehingga kegiatan Praktek Khusus ini bisa terselesaikan.
Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang tulus kepada :
1. Ibunda tercinta Mama M. Y. Supar, yang telah mengandung dan melahirkan penulis;
Ayahanda penulis Papa Kardiyono yang telah mencurahkan segala perhatian dan pengorbanan
serta kasih sayang dan do'anya. Kakak-Adikku tercinta, Mbak Nita dan Dik Martin atas
perhatian, kasih sayang dan do'anya.
2.

Bapak 11. Muhdin MSc. selaku dosen pembimbing skripsi pada saat penulis melaknkan
Praktek Khusus.

3.

Bapak Ir. Edhi Sandra MSc. dan Ibu Lina Karlinasari, S.Hut.,MSc. selaku dosen penguji
selama penulis menjalani njian komprehensif.


4.

Para gum dan dosen yang telah memberikan bimbingan selama penulis menempuh
pendidikan di TK, SD, SMP, SMU dan Fakultas Kehutanan IPB.

5. Hertika Novarini yang telah banyak memberi dorongan, motlvasi, semangat, keceriaan dan
do'anya sehingga terselesaikannya Praktek Khusi~sini.

6. Teman seperjuangan lndah Fajanvati atas motivasi, bantuan dan doanya. Teman-teman
di Mahameru Eri, Ajat, Joko, Ucup, Dasep, Wiji, Asrul, Rian dan Tejo atas kebersamaan dan
keceriaannya. Kepada Echa, makasih juga atas semangatnya.
7.

Teman-teman MNH 37 atas kebersamaan, dukungan dan keceriaannya.

Khusus buat

almarhum Sabnu sang motivator yang selalu membuat kita tertawa semoga mendapat tempat
yang terbaik disisi-Nya, Amiin
8. Kepada selumh pihak yang telah membantu penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Penulis meyadari bahwa skripsi ini masih banyak memiliki kekurangan. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna memperbaiki kekurangan-kekuranngan
tersebut. Akhirnya semoga skripsi ini berguna dan bermanfaat bagi yang memerlukan.
Bogor, Januari 2005

DAFTAR IS1
RIWAYAT HIDUP .................

................................... I
KATA PENGANTAR .................................................................................................................
ii

DAFTAR IS1..............................
DAFTAR TABEL .............................................................................................................................
v
DAFTAR GAMBAR ..........

I

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................................
~ i i
I. PENDAHULUAN ..........................................................
A . Latar Belakang ..

B . Tujuan ............
C . Manfaat Penelitian

.

I1 TINJAUAN PUSTAKA ..

A . Pemmbuhan Pohon .................................................................................................... 3
B . Metode Pengaturan Hasi

5

C. Pendekatan Rumus Dalam Metode Pengahlran Hasil .................................................. 6

.

111 METODE PENELITIAN ..........................................................................................
A . Lokasi dan \Vaktu Penelitian
B. Bahan dan Ala

..........................

8

8

..............................................8

..
C. Metode Peneht~an.........................................................................................................
8
D . Analisis Data ............................

9

.

................................................................................
10
I . Penelitian-penelitian yang Berhasil Diinventarisir ...................................................................10
A . Pertumbuhan Pohon ............................................
.....10
1. Riap Diameter .....................
.
..............................................................................
10
2. Riap Tinggi ..............................
19
21
3 . Riap Volume.................................................................................................................
.
..................................................
23
4 . Ingrowth. Recruilment. dan Mortality ....................
.........................................................
5. Riap Diameter dan Riap Tinggi ...................
.
.
24
IV HASIL

6 . Riap Diameter dan Riap Volume ...................................................................................
37
7 . Riap Diameter, Riap T i g g i dan Riap Volume..............................................................
39
8. Riap Diameter dan Mortality ....................................................................................... 42

9 . Riap Diameter, Riap Tinggi dan Mortality .......................................d
B. Pengaturan Hasil ................................................................................................................ 44
1. Berdasarkan Volume dan Luas ......................................................................................
44
2 . Berdasarkan Volume dan Riap ...........................
.
.
......................................................46

3 . Berdasarkan Jumlah Pohon

7

4 . Berdasarkan Luas Volume dan Volume Ria

9

.

11 Sistem Silvikultur dan Metode Pengaturan Hasil Untuk Hutan Produksi Alami di

52
Indonesia .................................................................................................................................

.

V PEMBAHASAN ....................................

............................................................................. 55

A . Tempat Pengambilan Data Hasil Penelitian dan Kecendemngan Ketersediaan
Datanya ...................................................................................................................... 55

.

.

.

..

B. Distr~bus~
Has11 Penel~tlan.............................................................................................
56

. . Tahun Penel~t~an
..
C. Distr~bus~
...........................................................................................
57
D . Distribusi Lokasi Penelitian

.......................................

E. Distribusi Penelitian Berdasarkan Jenis Pohon ............................

59

.
.
..........................61

F. Distribusi Berdasarkan Kategori Areal Penelitian .......................................................
*

63

G . Pertumbuhan Pohon dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi ........................................ 64

H . Pengaturan Hasil dan Metode Pengaturan Hasil yang Terpilih .....................................67
I . Perkembangan Sistem Silvikultur dan Metode Pengaturan Hasil di Indonesia .............68

I . Kemungkinan Pengembangan atau Pemanfaatan Hasil-Hasil Penelitian ......................69

.

VI KESIMPULAN DAN SARAN ..........................................................................................
70
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................
72
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

No

Teks

Halarnart

1. Beberapa Contoh Rumus Perhitungan Hasil (Wright, 1999) .............................................

7

2. Jumlah dan Kategori Judul Penelitian ......................................................................................... 10
3.

Fungsi-Fungsi Periumbuhan Diameter (19 Jenis) Untuk Plot-Plot Tebangan Lebih dari

........
.
.

15 Tahun yang Lalu ...................
4.

Fungsi-Fungsi Pertumbuhan Diameter (17 Jenis) Untuk Plot-Plot Tebangan Kurang
dari 15 Tahun yang Lal

5.

Fungsi-Fungsi Mortalfry Untuk Plot-Plot Tebangan ..........

6.

Fungsi-fungsi Recruitment (7 Jenis) Untuk Plot-Plot Tebanga

7.

Diameter Rata-rata, Tinggi Rata-rata dan Riap Tahunan Rata-rata (MAI) Tegakan
Pinus merkusii pada Tahun 1986 (Umur 1I tahun) .....................

37

8. Petak Permanen dan Perlakuan P@a Tahun 1994 Untuk Tegakan Mahoni (Swiefenia
~i~acrophylla)
di Benakat

42

Jadwa! Kegiatan Dalam Sistem TPTI ..........................................................................................53
..
10. Dishibusi Tahun Penel~tlan........................................................................................................ 57

9

11. Distribusi Lokasi Penelitian Tentang Pertumbuhan Pohon ..........................................................
59
12. Distribusi Lokasi Penelitian Tentang Pengaturan Hasil ...........................................................

................................................... 61
Distribusi Jenis Pohon Untuk Kategori Pengaturan Hasil .......................................................... 62
..
Distribusi Berdasarkan Kategori Areal Penellt~an......................................................................63
Metode-Metode Pengaturan Hasil Terpilih Berdasarkan Hasil Penelitian ....................
.
...........66

13. Distribusi Jenis Pohon Untuk Kategori Pertumbuhan Pohon
14.
15.
16.

60

DAFTAR GAMBAR

No

Teks

Hala~t~an

1 . Proporsi Hasil Penelitian Tentang Pertumbuhan Pohon yang Diinventarisir............
.
..............56

2 . Proporsi Hasii Penelitian Tentang Pengaturan Hasil yang Diinventarisir ...................................57

3 . Pengelompokan H a i l Penelitian Pertumbuhan Pohon Berdasar Tahun Penelitian .....................58
4.

Pengelompokan H a i l Penelitian Tentang Pengaturan Hasil Berdasar Tahun Penelitian ........... 58

DAFTAR LAMPIRAN

No

Teks

I. Nilai MA1 dan CAI untuk Riap Pohon
2. Hasil lnventarisasi Penelitian Pertumbuhan Pohon di Perpustakaan IPB

3. Hasil lnventarisasi Penelitian Pertumbuhan Pohon di Balitbang Hutan, Bogor
4. Hasil Inventarisasi Penelitian Pertumbuhan Pohon di Perpustakaan UGM

5. Hasil Inventarisasi Penelitian Pertumbuhan Pohon di Manggala Wanabakti
6. Hasil Inventarisasi Penelitian Pengaturan Hasil Hutan di Perpustakaan IPB

7. Hasil lnventarisasi Penelitian Pengaturan Hasil Hutan di Perpustakaan UGM
8. Hasil Inventarisasi Penelitian Pengaturan Hasil Hutan di Perpustakaan Manggala Wanabakti

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Hutan merupakan salah satu sumber kekayaqn negara yang besar, dimana jika dapat
dioptimalkan dengan baik dapat mendatangkan pendapatan yang tidak sedikit dan bahkan bisa
meningkatkan derajat hidup bangsa. Untuk dapat mengoptimalkannya, maka diperlukan pengelolaan
hutan secara lestari. Pengelolaan hutan dalam keadaan lestari jika besarnya hasil sama dengan
pertumbuhannya dan berlangsung secara terus-rnenerus. Dalam rangka mewujudkan pengelolaan hutan
yang lestari ini diperlukan perencanaan strategi pengelolaan hutan yang baik. lnformasi tentang
pertumbuhan pohon dan pengaturan hasil hutan merupakan informasi yang penting dan diperlukan
dalam penyusunan rencana pengelolaan hutan. Dengan melihat perlunya informasi tersebut maka
banyak dilakukan berbagai macam pengkajian maupun penelitian tentang pertumbuhan pohon dan
pengaturan hasil hutan untuk mendukung kegiatan pengelolaan hutan.
Dari penelitian-penelitian tentang pertumbuhan pohon dapat diketahui informasi antara lain
tentang riap dari berbagai jenis pohon seperti riap diameter, riap tinggi, maupun riap volume. Dari
penelitian pemmbuhan pohon dapat diketahui juga tentang model penduga pertumbuhannya yang bisa
menduga daur yang cocok serta faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pohon tersebut.
Sedangkan dari penelitian-penelitian tentang pengaturan hasil hutan dapat diketahui salah satunya
yaitu tentang metode pengaturan hasil yang terbaik yang dapat diterapkan pada suatu jenis hutan
tertentu. Metode pengaturan hasil yang telah diterapkan pada jenis hutan tertentu, bisa berubah pada
saat-saat tertentu seperti pada saat metode yang diterapkan sudah tidak sesuai iagi dengan kondisi
hutan yang dikelola.
Meskipun informasi perturnbr~hanpohon dan pengaturan hasil hutan ini demikian esensial
dan dibutuhkan dalam pengelolaan hutan, akan tetapi untuk mendapatkan informasi mengenai ha1
tersebut tidaklah mudah karena ketersediaan informasi yang hingga saat ini masih sangat terbatas dan
sulit untuk didapatkan. Oleh karena itu, maka penelitian rnengenai inventarisasi hasil-hasil penelitian
tentang pertumbuhan pohon dan pengaturan hasil hutan di Indonesia dalam bentuk data base penting
untuk dilakukan.
B. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran dan menghimpun hasil-hasil penelitian
tentang pertumbuhan pohon dan pengaturan hasil hutan dalam pengelolaan hutan di Indonesia serta
menyajikannya dalam bentuk monograph.

C. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalali:
1. mengetahui "slate of [he art' perkembangan hasil-hasil penelitian tentang pertuinbuhan
pohon dan pengaturan hasil hutan dalam pengelolaan hutan di Indonesia.
2.

Menjadi salah satu rujukan bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengall
pertulnbuhan pohon dan pengaturan hasil hutan dalam pengelolaan hutan di Indonesia.

.

Dapat lnenjadi salah satu sumber informasi dalam penyusunan rencana dan pelaksanaan
pengelolaan hutan di Indonesia.

11. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pertumbuhan Pohon

Pertulnbuhan pohon adalah pertambahan ukuran (dimensi) pohon atau tegakan sepanjang
ulnur~iyza.Sedany riap adalah pertambahan ukuran (dimensi) pohon atau tegakan dalam jangka waktu
tertentu (Suharlan dan Sudiono,l973 a R i y a n t i n i , 1987). Riap merupakan pertalllbahan volume
pohon atau tegakan per satuan waktu tertenhl.

Riap juga sering digunakan untuk menyatakan

pertambahan nilai tegakan, pertambahan diameter atau pertambahan tinggi pohon setiap tahun
(Departemen Kehutanan, 1992).
a.

Diameter Pohon
Diameter merupakan salah satu parameter yang mempunyai arti penting dalam

pengumpulan data tentang potensi hutan untuk keperluan pengelolaan. Dalam pengukuran diameter,
yang biasa digunakan adalah diameter setinggi dada (dbh). Dbh merupakan pengukuran diameter yang
termudah dan memiliki korelasi yang kuat dengan parameter lainnya, seperti luas bidang dasar dan
iolume batan:.

Di Indonesia, diameter setinggi dada diukur rada ketinggian batang 1,30 meter dari

pel-mukaan tanah (Departemen Kehutanan, 1992).
b. Tinggi Pohon
Depanemen Kehutanan (1992), menjelaskan bahwa tinggi adalah parameter lain seteiah
diameter yang mempunyai arti penting

dalam pendugaan dimensi tegakan.

Pengukuran tinggi

merupakan penentuan jarak lurus dari beberapa objek dari permukaan bumi atau beberapa bidang
datum lainnya dalam arah normal terhadap bidang dasar tersebut. Dalam inventarisasi hutan dikenal
beberapa macam pengukuran tinggi pohon yaitu:
1. Tinggi pohon total, yaitu tinggi pangkal pohon dari permukaan tanah hingga puncak pohon.
2. Tinggi bebas cabang atau permukaan tajuk, yaitu tinggi pohon dari pangka! batang di
permukaan tanah sampai cabang pertama yang membentuk tajuk.
3.

Tinggi batang komersil, yaitu tinggi batang pada saat itu laku dijual dalam perdagangan.

c.

Volume Pohon
Volume pohon adalah suatu besaran tiga dimensi dari suatu benda atau objek yang

basaiannya dinyatakan dalam kubik.

Volume pohon dapzt ditentukan secara langsung dengan

menggunakan sylometer dan secara tidak lzngsung dengan mengguna!:an cara anaiitik dan cara grafis
(Suliarlan dan Sudiono. 1976 dalam Riyantini 1987).

0. I~zgro!vfl~
Pengertian ingrowtlz menurut Davis dan Johnson (i3S7) adalah pohon-pohon yang tumbuh
ke dalam suatu kelas diameter setelah periode tertentu. Vanclay (1994) mendefinisikan ingrowth
sebagai individu pohon yang mengalami penambahan ukuran dari sifat spesifik. Ingrowth dipengaruhi
oleh jumlah pohon per liektar dan luas bidangdasar tegakan (Badan Litbang Kehutanan, 1993).

Recruitnrent nierupakan julnlah pohon yang mengalami pertumbuhan dan mencapai ukuran

minimum diameter pohon selaina pengukuran dalam suatu periode. Recruitnrent didefinisikan
berdasarkan batas minimum diameter dalam pengukuran. Faktor penyebab terjadinya recruir~nent
adalah banyaknya pohon induk, derajat gangguanlkerusakan, frekuensi pennudaan alalni tiap tahunnya
dan tipe hutan (Alder, 1995).

g

Mortality
M o r l a l i h (kematian) adalab banyaknya individu pohon yang lnati selalna periode

pertumbuhan (Davis dan Johnson, 1987). Mortality merupakan fungsi dari diameter, probabilitas
survival dan probabilitas matinya pohon (Badan Litbang Kehutanan, 1993).

Kematian dapat

diakibatkan oleh adanya naungan, infeksi virus dan serangga, kerusakan akibat pemanenari, aogin dan
akibat pembukaan kawasan hutan.

Rata-rata kematian pada kisaran ukuran I%

- 5%

di hutan hujan

tropik (Alder, 1995)
h.

Riap Taliunan Berjalan (CAI) dan Riap Rata-Rata Taliunan (MAI)
CAI adalah pertambahan tumbuh dimensi pohon atau tegakan selatna jangka waktu satu

taliun. dan dirumuskan sebagai berikut:

!',-, - v,

CAI = 1

Dan dalam praktek untuk memperlnudah dibuat dalam suatu periode tertentu, yaitu:

",-" - 6
CAI = ----11

Dimana:

v,

= volume

tegakan pada saat umur t tahun

v,~.

= volume

tegakan pada saat umur t + n tanun

n

= interval antara

pengukuran pertama dan kedua

MA1 meripakan rata-rata pertambahan tumbdh din~ensipohon atau tegakan tizp tahunnya dan
dirumuskan sebagsi berikut:

Di mana:
vt

= volume

t

= umur

tegakan saat pensukuran

tegakan saat dilakukan pengukuran (Soeroso, 1961 &Tuti Riyantini, 1987)

B. Metode Pengaturan Hasil
Pengaturan hasil adalah penenti!,. . hasil kayu dan produk lainnya dalani preskripsi rencana
petlgelolaan, tertnasuk di mana, kapan dan h ;zimana hasil seharusnya dapat diekstraksi (FA0,1998).
Sebuah metode pengaturan hasil !~mgbet-tujuan untuk suatu kelestarian harus menetapkan
intensitas pemanenan (volume atau jumlah pfihon yang dipanen per liektar), interval pemanenan, dan
besarnya pemanenan (luas maksitnum yan::. dapat dipanen setiap tahunnya) (Seydack, 1995 da1or11
Krisnawati 2001).
Ada beberapa alasan pengaturaii liasil dalatn jumlah, mutu, tempat dan waktu. Menurut
Osmaston (1968) alasan-alasannya antara lain:
1.

penyediaan bagi konsumen, penebangaii liarus dilaksanakan agar tersedia jenis, mutu, dan
ju~nlahkayu sesuai permintaan pasar.

2.

pemeliharaan Groiving Rock untuk mempe~tahankandan tnengetnbangkan produksi dalam
betituk setta kualitas yang baik secepat mungkin.

3.

penyesuaian jutnlah dan bentuk tegakan persediaan agar lebih sesuai dengan tujuan
pengelolaan.

4.

penebangan perlindungan, terutama digunaka~idalam sistem silvikultur untuk nlelindungi
tegakan dari angin, kebakaran hutan dan sebagainya.
Osmaston (1968) menyebutkan bahwa ada beberapa tiietode pengaturan hasil yang dapat

digunakan pada hutan seumur. yaitu :
1,

metode berdasarkan area

2.

metode berdasarkan volume dan riap

3.

metode berdasarkan luas dan volume.

Sedangkan metode petigaturan hasil untuk hutan tidak seumur adalah metode junllah pohon atau
metode brandis. Kriteria yang dipakai dalam metode ini adalah mengusahakan agar besarnya hasil
(volume) yang dipanen untuk ukuran diameter di atas batas diatneter minimal yatlg ditetapkan (limit
diameter) harus sama untuk setiap 'tahunnya sepanjang daur.
Suhendang (1993), menyebutkan ada beberapa tilacam metode pengatusan hasil yang
apabi!a dikelompokkan berdasarkan persyaratan umum yang dituntutnya dapat dikelompokkail ke
dalam 4 (etnpat) kelompok besar, yaitu:
1. Metode pengaturan hasil berdasarkan luas
Pada metode ini setiap tahun ditebang areal hutan deiigan luas yang sama, yaitu seluas seperdaur dari
total luas areal yang di~usahakan.Metode ini merupakat~:netode paling kiasik clan paling sederhana
yang hatiya baik apabila produktivitas lahan di seluruh areal kerja relatif homogen. Metode ini hanya
akan efektif dipakai apabila sistem pe~ebzngandipakai tebang habis.

2. Metode pengaturan hasil ber. iarkan volume
Dalam metode ini tujuan pengusahs..~hutan yang diharapkan adalah diperoleh besamya volume kayu
yang sama setiap tahun, walaupui. !uas areal yang ditebang tidak perlu sama. Tidak perlu ada
pembatasan dalam besamya d i a m e i ~ ipohon yang holeh ditebang dan banyaknya pohon yang harus
tersisa. Metode ini paling cocok untu:. sistem penebangan dengan tebang habis.
3. Metode pengaturan hasil berdasarkan volume dan riap

Pada metode ini perhitungan perkiraan total volume pada seluruh areal berdasarkan pada penumbuhan
nyata dari setiap kesatuan pengelolaan (petak) sesuai dengan tingkat pertumbuhannya sehingga akan
diperoleh perkiraan volume total yang lebih mendekati keadaan yang sebenarnya. Metode ini tidak
dituntut adanya pembatasan diameter pohon yang boleh ditebang maupun persyaratan banyaknya
polion pada tegaka~itinggal. Metode ini paling cocok diterapkan pada sistem penebangan dengan
tebang habis.
4. Metode pengaturan hasil berdasarkan jumlah pohon
Metode ini biasanya dipakai dalam pengusahaan hutan yang besifat ekstensif ( liutan belum tertata,
terdiri atas tegakan tidak seumur dengan komposisi jenis yang tinggi), dikehendaki adanya pembatasan
besarnya diameter pohon yang boleh ditebang dan persyaratan banyaknya pohon yang harus tersedia
pada tegakan tinggal. Pengaturan hasil berdasarkan kepada jumlah pohon pada setiap keias
diametemya yang apabila dikehendaki dapat saja dinyatakan dalam satuan volumenya.
Suhendang (1993) mengusulkan untuk hutan alam di Indonesia agar menggunakan metode
pengaturan hasil berdasarkan jumlah pohon yang merupakan bentuk modifikasi dari metode Brandis.
Pada metode Brandis. perhitungan besarnya pohon yang dapat ditebang dalam satu tahun (AAC)
diperoleh dari hutan tidak seumur yang homogen yang belum mengalami penataan hutan.
Selalijutnya, Suhendang (1993) memodifikasikannya untuk hutan tidak seumur yang heterogen dan
telah rnengalami penataan hutan terlebih dahulu. Metode pengaturan hasil ini ~iiensyaratkan
penebangan pohon yang bersifat proporsional untuk setiap jenis dan setiap kelas diameter.
Menurut Wright (1999), daur adalah jumlah tahun yang direncanakan antara penbangunan
hutan tanaman (dengan penanaman atau permudaan) dan penebangan akhir. Siklils tebangan adalah
interval waktu yang berumtan di tempat yang sama.

C. Tendeliatan Rumus Dalam Metode Pengaturaii Hasil
Metode pengaturan hasil dengan ~endekatanrumus digunakan apabila lokasi, jenrs dan
struktur tegakan hutan homogen. Pendekatan ini rnenggeneraiisasikan jenis-jenis ke dalam kelompok
jenis komersial tunggal dengan asumsi laju mortaiitas, penumbuhan, slrukiur dan lokasinya homogen.
Dalam pendekaian ini asumsi atau perliitungan sederhzna hams diiakukan uniuk menentukan siklus
penebangan dan limit diameter minimum (Alder. 1999).

Beberapa contoh metode pengaturan hasil dengan dengan mmus disajikan dalam Tabel 1.
'l'abel I. Deberapa contoh nlmus perhitungan hasil
Nnma Rumus
Rentuk Rumus
Rumus Von Mantel
Rumus modifikasi Von
Mantel

I

2Va

AAC = R

Va = volume aktual
Vp =merchantable volume sekarang

(VP - Vf)
AAC = R

Vf

= merchanrable

R

= panjang

la
Rumus Austrian

AAC=la+-

(Heyer)

(Va - Vn)
P

= riap

volume yang akan datang

dua siklus tebang

volume rata-rata tahunan aktual

Va =volume growing stock aktual
Vn

= volume

growing stock normal

P

= periode

penyesuaian hutan untuk mencapai normal

Y

= hasil-jumlah

T

=jumlah

batang per petak

pohon di atas diameter minimum per petak

T = jumlah pohon di bawah kelas diameter tertentu per

petak
Vm

=

volume rata-rata jenis-jenis komersial di atas

diameter tertentu pada luas hutan tertentu
=

Ip

riap volume jenis-jenis komersial pada hutan

tertentu dan pada periode regenerasi tertentu P
Rumus BlanfordSimmons

AAC =

2v
(I - m ' ) ~

V
m

volume di atas limit diameter tertentu

=

rasio umur pada diameter minimum yang sampai

=

rotasi R
El

= etat

luas

Ev

= etat volume

L

=

luas areal produktif dari kelas perusahaan

V1 = volume tegakan kelas umur pada umur tebang ratarata
V2 = volume kayu miskin riap
D = daur

Rumus Hundeshagen

E = AGx(NY/NG)

E

= tebangan

AG

= tandon

NY

= riap

NG

=

(hasil) tahunan

tumbuh (ocllral growingstock)

atau hasil kayu menurut tabel normal

tandon tumbuh (growing stock) menurut tabel

normal

111. METODOLOGI PENZLITIAN

A. Loltasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan berdasarkan data yang diambil dari Perpustakaan

Fakul:as

Kehutanan lnstitut Pertanian Bogor, Perpustakaan Pusat Institut Pertanian Bogor, Perpustakaan Badan
Penelitian dan Pengembangan Hutan Bogor, Perpustakaan Fakultas Kehutanan Universitas Gajah
Mada, Perpustakaan Manggala Wana Bhakti. Pengambilan data dilakukan mulai bulan Pebmari
sampai Mei 2004. Sedangkan pengolahan data dilaksanakan selama 3 bulan (Juni - Agustus 2004).
B. Balian dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kumpulan hasil-hasil penelitian tentaog
penumbuhan pohon dan pengaturan hasil hutan yang ada di Indonesia.
Sedangkan alat yang digunakan adalah alat tulis dan komputer. Untuk pengolahan data
dilakukan dengan rnenggunakan bantuan sofi{,ave komputer Microsofr Word dun Micvosofr Excel

C. hletode Penelitian
I. Pengumpulan Data
Jenis data yang diinventarisir berupa hasil-hasil penelitian tentang penumbunan po'non aan
metode pengaturan hasil hutan serta pemanfaatan sumberdaya hutan yang ada di Indonesia baik yang
berbentuk laporan penelitian, skipsi, jurnal, prosiding maupun data penunjang lainnya. Banyahya
data yang dikumpulkan tergantung atau sesuai dengan kemampuan untuk dapat menemukan data
tersebut.
2. Pengolahan Data
Data yang terkumpul kemudian dilakukan pengolahan dengan tahap-tahap pengelompokan
sebagai berikut:
A. Kategori Pertumbuhan Pohon

a. Sub Kategori Riap Diameter
b. Sub Kategori Riap Tinggi
c. Sub Kategori Volume

d. Sub Kategori Ingroivth, Recruitment dan Mortality
e. Sub Kategori Riap Diameter dan Riap Tinggi
f. 'Sub Kategori Riap Diameter dan Riap Volume
g. Sub Kategori Riap Diameter, Riap T i n g ~dan
i Riap Volume
h. 'Sub Kategori Riap .Diameter dan Mortality
i. Sub Kategori Riap Diameter, Riap Tinggi dan Mortality

B. Kategori Pengaturan Hasil
a. Sub Kategori Berdasarkan Luas dan Volume
b. Sub Kategori Berdasarkan Vo!ume dan Riap
c . Sub Kategori Berdasarkan Ju~nlahI'ohon

d. Sub I I00 cm
yairu 0;23 cm pel. tahun.
Penelitian jenis Shorea juga dilakukan oleh Butarbutar dan Supriana (1988) yang meneliti
riap rata-rata dan rlap berjalan diameter hutan tanarnan S/?oreaplaryclados V. SL di Purba Tongah
Sumatera Utara. Daii psnelitian ini didapat rata-rata dizmeter pohon pada tahun tanam 1951 (umur

35 tahun), 1949 (umur 37 tahun) dan 1948 (umur 38 tahun) berturut-turut 40,28 cm; 40,47 cm dan
38,99 cm. Adapun nilai rata-rata MA1 dan CAI per pohon dalam tiap tahun tanam adalah sebagai
berikut:
a. Tahun Tanam 195 1: MA11 = 1,16 cdtahun, MA12 = 1,14 cmltahun, CAI = 0,96 cmltahun
b. Tahun Tanam 1949 : MA11 = 1,13 cdtahun, MAIz= 1,ll cdtahun, CAI = 0,75 cmltahun
c. Tahun Tanam 1948 : MAI, = 1,03 cdtahun, MA12 = 1,O 1 cmltahun, CAI = 0,68 cmltahun
Pada jenis dan lokasi yang sama Butar-Butar dan Sembiring (1991) meneliti lagi riap rata-rata
dan riap berjalan diameter selama 5 (lima) tahun terakhir. Didapat hasil hahwa tanaman tahun 1948
mempunyai MA1 pada umur 37- 41 tahun, menunjnkkan nilai yang hampir sama (masing-masing
1,14; 1,14; 1,14; 1,16 dan 1,13 ) cm, sedangkan nilai CAI pada umur (38 - 39) tahun meningkat yaitu
0,47 sampai 2,07 cm. Kemudian mulai dari umur (39 - 41) tahun nilai CAI menurun yaitu dari
2,07 cm menjadi 0,54 cm dan menjadi 0,53 cm. Periode umur (39 -41) tahun tanaman 1948 termasuk
miskin riap diameter. Selanjutnya tanaman tahun 1949 mempunyai nilai MA1 yang hampir sama pada
umur 36 - 40 tahun (masing-masing: l,l3 cm; 1,12 cm; 1,13 cm; 1.14 cm; dan 1,ll cm) sedangkan
nilai CAI pada umur (37 - 39) tahun meningkat yaitu dari 0,55 cm menjadi 1,85 cm dan kemudian
menjadi 1,23 cm, kemudian pada periode umur (39

- 40)

tahun menurun yaitu dari 1,23 menjadi

0,3 1 cm. Nilai CAI dari seluruh tahun tanam atau pada umur (34 - 41) tahun adalah (0,31 - 2,07) cm
dengan nilai rata-rata 1,06 cm.
Dengan berlokasi di Selat Panjang, dilakukan juga pengukuran riap diameter terhadap jenis
Meranti, Geronggang, Suntai, dan Punak sebagai tanaman perkayaan, Riau. tlasil-hasil Pengukuran
pertambahan diameter selama selang waktu 2 tahun dapat diketahui bahwa untuk jenis Meranti
sebesar 1,963 cm, jenis Geronggang sebesar 1,969 cm, jenis Suntai sebesar 1,800 cm, jenis Punak
(2,172 cm). Sedangkan pertumbuhan diameterltahun rata-rata selama selang waktu 5 tahun dapat
diketahui bahwa untuk

jenis Meranti sebesar

0,982 cmlthn, jenis Geronggang sebesar

0,985 cdtahun, jenis Suntai sebesar 0,900 cdtahun, jenis Punak 1,086 cmltahun ( Rio,1985 ).
Penelitian riap diameter juga dilakukan Trisnanto (2003) terhadap kelompok jenis Medang
(Litsea spp.) pada hutan alam bekas tebangan di Kalimantan Barat. Besarnya riap diameter (R) untuk
kelas diameter 50 cm ke atas dapat diduga oleh diameter setinggi dada (D) dengan model:
R = -0,308191 i0,00019 D~
dengan R' sebesar 27.4% dan ~ ' a d jsebesar 24,1%. Rotasi tebang kelompok jenis Medang di lokasi
penelitian dengan batas diameter tebang 50 cm atau lebih dan batas diameter pohon inti 20 cm

- 50 cm

rata-rata selama 75 tahun.
Abdurachman (1997) melakukan penelitian pertumbuhan diameter jenis Lophopefalztm
Javanicum (Zoll) Turcz di areal hutan rawa PT lnhutani I Berau Kalimantan Timur. Dari hasil
penelitian didapat nilai rataau riap diameter per tahun 0,41 cm dengan galat baku sebesar 0,014 cm.
Maka kisaran nilai parameter riap diameter (u) pada selang kepercayaan 95% adalah 0,38 - O,44 cm.

Kalau dilihat angka yang termasuk dalam kisaran nilai riap diameter ini adaiah kecil. Untuk melihat
pergeseran diameter, semua hasil pengukuran dikelompokkan ke dalam kelas diameter dimana kelas
yang terkecil adalah 10 cm dan tertinggi 56 cm.
Jenis-jenis pohon yang termasuk jenis komersial-dominan di areal HPH PT. Bina Balantak
Utama, Propinsi Papua secara beNNt dari yang paling dominan, yaitu: jenis matoa (Pomeliapinnato),
pala (Horsfeldio sp.), marendom (Pimeleodendron sp.) dan merbau (Instia bijuga). Besamya CAI
untuk jenis matoa (Pometiapinnata) pada kelas diameter 10 - 50 cm adalah 0,87 cdtahun, untuk jenis
marendom (Pimeleodendron spp ) pada kelas diameter 10 - 20 cm adalah 1,10 cmltahun, untuk jenis
merbau (Intsia bijuga) pada kelas diameter 20 cm-up adalah 1,22 cdtahun dan untuk jenis pala
(Horsfldia sp.) pada kelas diameter 10 cm up adalah 1,12 cmltahun (Knstiwa, 2003).
Berdasarkan jenis dipterocarpaceae dan non dipterocarpaceae pada hutan bekas tebangan dan
hutan alam di Sumatera Barat, Butarbutar dan Sembiring ( 1995) melakukan penelitian riap diameter.
Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa pertumbuhan diameter Dipterocarpaceae lebih rendah
daripada Non Dipterocarpaceae pada hutan alam ( 0,445cmlthn O,Slcm/thn). Sedangkan berdasarkan arealnya terlihat
bahwa pertumbuhan Dipterocarpaceae dan Non Dipterocarpaceae lebih tinggi pada areal bekas
tebangan (1,105 c d t h n dan 0,81 c d t h n ) daripada pada hutan alam ( 0,445 c d t h n dan 0,5 cmlthn).
Hal ini disebabkan oleh berkurangnya pohon pada bekas tebangan sehingga persaingan ruang tumbuh
berkurang dibandingkan dengan di hutan alam (6,3 - 15,3) pohonl0,I ha.
Dengan melihat kelompok jenis intoleran dan toleran, Qiram (2002) meneliti riap diameter
pohon di hutan alam bekas tebangan areal HPH. PT. Sumalindo Lestari Jaya IV, Kalimantan Timur.
Dengan basilnya riap diameter untuk kelompok jenis intoleran dan jenis toleran adalah berbeda. Riap
diameter terbesar adalah pada jenis intoleran sehesar 0,34 cmlth. Kisaran riap diameter pada jenis

-

intoleran berkisar 0,28 - 0,34 c d t h . Sedangkan pada kelompok toleran berkisar 0,20 0,26 c d t h .
Hasil penelitian pertumbuhan pohon pada berbagai umur tegakan tinggal di kesatuan usaha
Stagen PT. Inhutani I1 Pulau Laut, Kalimantan Selatan didapat riap diameter tahunan rata-rata
kelompok pohon cepat tumbuh terkecil 0,510 cm per tahun dan terbesar 3,025 cm per tahun,
sedangkan pohon lambat tumbuh riap diameter tahunan rata-rata terkecil adalah 0,532 cm per tahun
dan terbesar 1,612 cm per tahun (Viveryani, 1988).
Menurut Pratomo (1992), pertumbuhan Mangium pada tegakan murni dan tegakan campur di
Kalimantan Selatan ternyata berbeda nyata pada diameter tajuk, yaitu bila ditanam campur dengan
sengon. Perlu diketahui bila ditanam campur dengan Melina pada umur 47 bulan pertumbuhannya
14 % lebih tinggi, 25% lebih besar diameter batang dan 34% lebih besar tajuknya. Bila dicampur
dengan sengon pertumbuhannya 32% lebih tinggi, 41% lebih besar diameter batang dan 49% lebih
lebar tajuknya. Pertumbuhan Melina pada tegakan mumi herbeda dengan pada tegakan campur
mangium dan Melina. Pada tegakan campur ini mangium pada umur 47 bulan pertumbuhannya 51%

46% lebih besar diameter batang dan 28% lebih lebar tajuknya dibanding pertumbuhannya pada
tegakan murni. Bila dicampur deiigan sengon peltumbuhannya 16% lebih rendah, 17% lebih kecil
diameter batangnya dan 15% lebih sempit tajuknya dibandingkan pada tegakan niurni.
Husni (1997) melakukan penelitian tentang pertumbuhan hutan alam bekas tebangan di HPH
PT. Asialog Jambi. Tegakan yaxig menjadi objek penelitian ini adalah bekas tebangan tahun
199011991. Pohon-pohon yang terdapat dalam PUP dikelompokkan menjadi 2 kelompok jenis yaitu
kelo~iipokjenis medang (Litsea spp.) dan kelompok jenis non-medang. Berdasarkan hasil pengamatan,
terlihat besarnya riap kelompok jenis medang cenderung meningkat dari kelas diameter 20-30 cm
sebesar 0,60 c d t h sampai kelas diameter 70 ke atas sebesar 1,49 cidth, sedangkan riap kelompok
jenis non medang pada setiap kelas diameter cenderung meningkat dari kelas diameter 20-30 cidth
sebesar 0,55 c d t h sampai kelas diameter 60-70 cin sebesar 1,22 cmlth. Riap maksimuin ierjadi pada
kelas diameter 60-70 cm yaitu sebesar 1,22 cmlth. Sedangkan berdasarkan perbedaan pengukuran
antar waktu terlihat kecenderungaii menurunnya riap pohon pada pengukuran awal ke pengukuran
selanjutnya.
1. b. Model Penduga Riap Diameter

Rismayanti (2001) meneliti model penduga riap diameter pohon jenis Resak (Palica rassak)
pada hutan alam bekas tebangan di kalimantan Timur. Hasil peiielitian dapat disimpulkan bahwa dari
ketujuh model regresi yang dicobakan diperoleh model-model yang terpilih scbagai model yang
terbaik yaitu:
1. model Ln CAI = -3,16 + 1,49 Ln D - 0,19 (L~D)'untuk PUP I dengan R' sebesar 11,3%
2.

model CAI = 1,23 - 0,00036 DN + 0,00396 D') untuk PUP 2 dengan R' sebesar 16%

3.

model Ln CAI = 0,543

4.

+ 0,0921 Ln D - 0,00166 D ~ untuk
)
PUP 4 dengan R' sebesar 12,6%
riiodel Ln CAI = 1,17 - 1,23 Ln D + 0,109 D) untuk PUP 5 dengan R2 sebesar 17%.

Dirnana D adalah diameter setinggi dada (cm).
Fachmrozy (2000) meneliti jenis Kapur (Diyobalanops spp.) di Kalimantan Timur dan
didapatkan hasil bahwa uiituk memudahkan praktek di lapangan maka dibentuk model penduga untuk
plot yang inengalami perlakuan dan tidak mengalami perlakuan. Model penduga terbaik yang dipilih
untuk plot yang mengalami perlakuan dan tidak mengalami perlakuan masing-masing adalah:
I. model Y

= 0,176

+ 0,000409 DN - 0,00Oi?9 D~

2. model Y = 0,466 - 0,000021 DN + 0,000442 D'

Y

= Riap

diameter (cdtahun)

D =Diameter pohon (sm)
N = Kerapatali tegakan untck pohon-pohon berdiameter lebih besar dari 30 cm (individuhekar)

Sedangkan besar riap diameter (CAI) untuk plot yang mengalami perlakuan dan tidak, berdasarkan
model terbaik yang dipilih secara berturut-turut adalah 0,92 c d t h dan 0,7S c d t h .
Fungsi penduga pertumbuhan dan riap diameter tegakan sengon (Paroserianlhe$falcataria

L. Nielsen) dari ulilur 4 sarnpai S tahun di Jawa Tiniur hasil penelitian Kuswandana (1994) adalah
sebagai berikut :
Secara umum tanpa melnbedakan bonita :
D = -7.72 + 6.95 U - 0,33 u', R' = SS,O %
Do, = 6,95 - 0,66 U
DMAI
= 6,95 - 7,72 (U-1) - 0,34 U
Dimana D adalah diameter tegakan (cm), U adalah umur tegakan (tahun), DC4[ adalall riap diameter
tegakan rata-rata tahunan berjalan (cdtahun) dan
(cmltahun). Pada umur yang sama (4

- S tahun),

adalah riap diameter rata-rata tahunan

tegakan yang tutilbuh pada bonita yang lebih tinggi

mempunyai tingkat pettu~nbuhan diameter tegakan yang lebih tinggi. Pada umur dan bonita yang
sama, tegakan yang kerapatannya lebih rendah mempunyai tingkat pel-tunibuhan diameter tegakan
yang lebih tinggi.
Berdasarkan data hasil pengolahan analisis batang yang berupa ringkasan dbh per pohon yang
dilakukan oleh Siswoko (2000) pada tegakan Jati di Jawa Tengah ~nenunjukkankemungkinan adanya
korelasi yang k u a ~anrara dbh dengan umur. Jika dbh sebagai variabel dependen dan umur sebagai
variabel independent, niaka dapat disusun persamaan dbli sebagai fungsi umur. Model persamaan
regresinya :
Dbh = lI((l1u) + bo*biAumur)
Dimana: u = harga batas atas
bo = konstanta regresi
bi = koefisien regresi
Menurut Kuncahyo (1984), faktor lokasi berpengaruh nyata dalam menentukan model
persamaali kurva pertumbuhan diameter pohon jati. Dengan demikian penerapan metode plot tstap
akan membutuhkan areal plot yang luas, sedangkar? penerapan metode plot berubah sulit lilenghasilkan
kurva yang reliri. Model hipotetik log Y = log A + B log X dapat dipergunakan untuk menduga kvrva
pettumbuhan diameter pohon jati, dengan Y tilerupaka~lnilai karakteristik tumbuhan, X merupakan
umur dan A, B merupakan parameter ,dari fungsi tersebut. Sedangkan model persamaan yang
dihasilkan dari penelitian dengan lnetode multiphase sampling untuk populasi hutan jati Perhutani
Unit 11 adalah log Y = 0,61 + 0,50 log X.
Ternyata dengan model penduga riap diameter bisa melakukan pengelompokan jenis pohon
pada hutan ala~llbekas tebangan. Studi Kasus di HP1-I PT. Sumalindo Lestari Jaya 11, Kalimatan
Timur. Uerdasarkan hasil pengelompokan jenis didapatkan bahwa dari keelnpat be!ss jenis y3ng ada
dapat dikelompokkan ke dalam 9 kelompok, yakni kelolnpok 1 (Di!Iej?ia mcelsa), kelompok 2

(Litsea odorifera, Canarium asperurn), kelompok 3 (Palaqui~rnmaingayi, Nepheliurn sp), kelolnpok 4
(Shorea acurnunatissirr~a),kelompok 5 (Slzorea lepros~rla,Dracorrtomelon mangijerum), kelompok 6
(Myristica nlarirna, Narak), kelompok 7 (Mezzetia parviflora),

kelompok 8 (Syzygium sp,

Karamunyik) dan kelompok 9 (Gluta wallichi~]. Riap rata-rata diameter terbesar dimiliki oleh
kelompok 4 (Shorea ac~rrnina!issin~a)yaitu sebesar 1,163 c~nlthdengan kisaran 0,959 -. 1,367 c d t h ,
sedangkan riap rata-rata diameter yang terkecil dimiliki oleh kelompok 1 (Dillenia excelsa) yaitu
sebesar 0,262 cmlth dengan kisaran 0,241 - 0,283 c d t h (Ratika, 2002).
Dewi (2003) melakukali penelitian juga tentang pengeloinpokan jenis berdasarkan model
penduga riap diameter pohon pada iiutan alam bekas tebangan di Jambi. Pengukura~idilakukan 6 kali
densan selang waktu

i

I tahun pada periode tahun 1995 - 2000. Berdasarkan perbandingan nilai JKS

terkecil dari semua pengelompokkan jenis sementara model terpilih, dihasilkan 11 kelompok jenis.
Yaitu kelompok 1 (X)dopia sp.