50
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai hasil penelitian secara keseluruhan. Pembahasan dimulai dengan memberikan gambaran subjek penelitian, hasil
penelitian utama berupa hasil analisa dan interpretasi, hasil tambahan dan pembahasan.
A. ANALISA DATA
1. Gambaran Umum Subjek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa suku Simalungun yang berdomisili di kota Medan. Subjek penelitian terdiri dari 92 orang mahasiswa
suku Simalungun. Dari 92 orang mahasiswa suku Simalungun yang menjadi sampel penelitian, didapatkan gambaran subjek berdasarkan jenis kelamin, usia,
angkatan, originalitas sebagai suku Simalungun, asal daerah, tempat tinggal di perantauan, organisasi Simalungun yang diikuti, dan kemampuan berbahasa
Simalungun.
a. Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, maka diperoleh gambaran subjek
penelitian sebagaimana tertera dalam tabel 5 : Tabel 5 Komposisi Subjek berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi orang Presentase
Pria 48
52.17 Wanita
44 47.83
Total 92
100.0
Universitas Sumatera Utara
51 Berdasarkan tabel 5, dapat dilihat bahwa jumlah subjek pria lebih banyak dari
jumlah subjek wanita. Subjek pria sebanyak 48 orang 52.17 dan jumlah subjek wanita sebanyak 44 orang 47.83 .
Penyebaran subjek berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada grafik 1
Grafik 1 Penyebaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin
b. Berdasarkan usia
Berdasarkan rentang usia menurut Papalia 2008, maka diperoleh gambaran subjek penelitian sebagaimana yang tertera pada tabel 6 :
Tabel 6 Komposisi Subjek berdasarkan Usia Usia
Frekuensi orang Presentase
Remaja akhir 17 – 20 tahun
36 39.13
Dewasa Awal 21-25 tahun 56
60.87 Total
92 100.0
Pada tabel 6, dapat dilihat bahwa jumlah subjek yang berada pada rentang usia dewasa awal lebih banyak dari jumlah subjek yang berada pada rentang usia
42 43
44 45
46 47
48
Jenis Kelamin Pria
Wanita
Universitas Sumatera Utara
52 remaja. Subjek dewasa awal sebanyak 36 orang 39.13 dan jumlah subjek
remaja sebanyak 56 orang 60.87. Penyebaran subjek berdasarkan usia dapat dilihat pada grafik 2
Grafik 2 Penyebaran Subjek Berdasarkan Usia
c. Gambaran Subjek berdasarkan Asal Daerah
Berdasarkan asal daerah subjek penelitian maka diperoleh data subjek sebagai
berikut : Tabel 7 : Komposisi Subjek berdasarkan Asal Daerah
Asal Daerah Frekuensi orang
Presentase
Simalungun Atas 54
58.7 Simalungun Bawah
38 41.3
Total 92
100 Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat bahwa jumlah subjek yang terbanyak
berasal dari daerah Simalungun atas yaitu sebanyak 54 orang 58.7, selanjutnya yang berasal dari daerah Simalungun bawah sebanyak 38 orang 41.3,
10 20
30 40
50 60
Usia Remaja
Dewasa Awal
Universitas Sumatera Utara
53 Penyebaran subjek berdasarkan usia dapat dilihat pada grafik 3
Grafik 3 Penyebaran Subjek Berdasarkan Asal Daerah
d. Gambaran Subjek berdasarkan Tempat Tinggal di Medan
Berdasarkan tempat tinggal di Medan subjek penelitian maka diperoleh data
subjek sebagai berikut : Tabel 8 : Komposisi Subjek berdasarkan Tempat Tinggal di Medan
Tempat Tinggal Frekuensi orang
Presentase
Sesama Simalungun 33
35.87 Dengan suku lain
59 64.13
Total 92
100
Berdasarkan tabel 8, dapat dilihat bahwa jumlah terbanyak adalah subjek yang tinggal bersama dengan suku lainnya yaitu sebanyak 33 orang 35.87,
selanjutnya subjek yang tinggal dengan sesama suku Simalungun yaitu sebanyak 59 orang 64.13.
10 20
30 40
50 60
Asal Daerah Sim Atas
Sim Bawah
Universitas Sumatera Utara
54 Penyebaran subjek berdasarkan Tempat Tinggal di kota Medan dapat
dilihat pada grafik 4
Grafik 4 Penyebaran Subjek Berdasarkan Tempat Tinggal di kota Medan
2. Hasil Penelitian
Data dalam penelitian ini akan dianalisis secara deskriptif. Tujuan dari analisis ini adalah untuk menjelaskan dan mendeskripsikan karakteristik variabel
yang diteliti, dalam hal ini adalah gambaran motif sosial Need for Achievement, Need for Affiliation, dan Need for Power pada mahasiswa suku Simalungun yang
berdomisili di kota Medan. Fungsi analisis deskriptif adalah menyederhanakan kumpulan data hasil pengukuran sedemikian rupa sehingga kumpulan data
tersebut berubah menjadi informasi yang berguna. Secara teknis, analisis deskriptif merupakan kegiatan meringkas kumpulan data menjadi ukuran tengah
dan ukuran variasi. Selanjutnya membandingkan data kelompok subjek satu dan lainnya Hastono, 2001.
10 20
30 40
50 60
Tempat Tinggal Sesama
Campur
Universitas Sumatera Utara
55 Data dalam penelitian ini adalah data numerik, maka analisis deskriptif
yang akan disajikan adalah ukuran tengah meliputi nilai mean dan ukuran variasi meliputi standar deviasi, minimum dan maksimum. Mean adalah angka rata-rata.
Nilai maksimum dan nilai minimum digunakan untuk mengetahui range selisih antara nilai maximum dan minimum. Nilai kuadrat penyimpangan dari nilai
mean disebut dengan varian. Agar satuan varian sama dengan mean, maka dikembangkan ukuran variasi yang disebut dengan standar deviasi. Standar
deviasi merupakan akar dari varian, dimana standar deviasi yang semakin besar menunjukan variasi yang semakin besar pula Hastono, 2001.
a. Hasil Utama Penelitian
Hasil utama penelitian ini berupa gambaran motif sosial Need for Achievement, Need for Affiliation dan Need for Power pada mahasiswa suku
Simalungun yang berdomisili di kota Medan. Motif sosial Need for Achievement, Need for Affiliation dan Need for Power pada mahasiswa suku Simalungun yang
berdomisili di kota Medan akan dikategorikan ke dalam tiga kategori berdasarkan model distribusi normal, yaitu tinggi, sedang, dan rendah.
i. Uji Normalitas
Sebelum melakukan kategorisasi, asumsi bahwa skor subjek pada kelompoknya merupakan estimasi terhadap skor subjek dalam populasi dan
bahwa skor subjek dalam populasinya terdistribusi secara normal harus terpenuhi. Oleh karena itu, dilakukan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov pada ketiga jenis
motif sosial tersebut untuk mengetahui apakah data telah terdistribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
56 Menurut Hadi 2000, kaidah yang digunakan yaitu jika nilai signifikansi
atau nilai probabilitas p di bawah 0,05, sebaran data tidak normal. Sedangkan, apabila nilai probabilitas p di atas 0,05, data yang diuji tidak memiliki perbedaan
yang signifikan dengan data normal baku, sehingga sebaran data normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 9, 10 dan 11
Tabel 9 Hasil Uji Normalitas dari Skala Need for Achievement
Need for Achievement
Kolmogorov-Smirnov Z 0.571
Asymp. Sig. 2-tailed 0.901
Berdasarkan tabel 9, diperoleh nilai Z sebesar 0.571 dan nilai signifikansi
p sebesar 0.901. Oleh karena nilai p 0.05, dengan demikian data penelitian terdistribusi normal sehingga dapat dilakukan kategorisasi berdasarkan model
distribusi normal.
Tabel 10 Hasil Uji Normalitas dari Skala Need for Affiliation
Need for Affiliation
Kolmogorov-Smirnov Z 0.847
Asymp. Sig. 2-tailed 0.470
Berdasarkan tabel 10, diperoleh nilai Z sebesar 0.847 dan nilai signifikansi p sebesar 0.470. Oleh karena nilai p 0.05, dengan demikian data penelitian
terdistribusi normal sehingga dapat dilakukan kategorisasi berdasarkan model distribusi normal.
Tabel 11 Hasil Uji Normalitas dari Skala Need for Power
Need for Power Kolmogorov-Smirnov Z
0.798 Asymp. Sig. 2-tailed
0.548 Berdasarkan tabel 11, diperoleh nilai Z sebesar 0.798 dan nilai signifikansi
p sebesar 0.548. Oleh karena nilai p 0.05, dengan demikian data penelitian
Universitas Sumatera Utara
57 terdistribusi normal sehingga dapat dilakukan kategorisasi berdasarkan model
distribusi normal.
ii. Gambaran Umum Motif Sosial Mahasiswa Suku Simalungun yang
Berdomisili di Kota Medan
Sebelum dipaparkan cara pengkategorian subjek ke dalam kelompok subjek yang memiliki motif sosial Need for Achievement, Need for Affiliation dan
Need for Power tinggi, sedang dan rendah, berikut ini akan disajikan deskripsi umum skor motif sosial Need for Achievement, Need for Affiliation dan Need for
Power subjek penelitian. Data ini penting dalam pengolahan data dalam mengkategorikan subjek ke dalam tiga kelompok subjek yang dimaksudkan.
Jumlah aitem yang terdapat pada skala motif sosial sebanyak 45 aitem, diantaranya : 17 aitem hendak mendeskripsikan motif Need for achievement, 13
aitem hendak mendeskripsikan motif Need for Affiliation, dan 15 aitem hendak mendeskripsikan motif Need for Power. Gambaran motif sosial pada mahasiswa
suku Simalungun yang berdomisili di kota Medan dapat dilihat dari nilai minimum, nilai maksimum, mean, dan standar deviasi dari skor skala yang
diperoleh subjek penelitian. Nilai minimum, Nilai maksimum, mean, dan standar deviasi pada subjek penelitian dapat dilihat pada tabel 12 :
Tabel 12 Deskripsi Motif Sosial Subjek Penelitian Variabel
N Min Maks
Mean Std. Error Std deviasi
N Ach 92
51 95
72.25 .823
7.897 N Aff
92 37
66 50.32
.536 5.142
N Pow 92
36 67
51.55 .657
6.299
Universitas Sumatera Utara
58 Berdasarkan tabel 12 diperoleh bahwa mean Need for Achievement sebesar
72.25 mean average = 4.25, selanjutnya mean Need for Affiliation sebesar 50.32 mean average
= 3.87 dan mean Need for Power sebesar 51.55. mean average = 3.44.
Dengan demikian, berdasarkan perhitungan mean skor ditemukan bahwa motif sosial yang dominan dimiliki mahasiswa suku Simalungun yang berdomisili
di kota Medan adalah Need for Achievement selanjutnya Need for Affiliation, sedangkan motif sosial dengan mean terendah adalah Need for Power.
Berdasarkan nilai mean hipotetik dan standar deviasi hipotetik maka dapat dilakukan pengkategorisasian berdasarkan rumus pengkategorisasian. Rumusan
untuk pengkategorisasian dapat dilihat pada tabel 13 :
Tabel 13 Rumus Pengkategorisasian Motif Sosial
Keterangan tabel 13: X : Skor yang didapatkan oleh subjek
µ : Mean hipotetik skala Need for Achievement, Need for Affiliation dan Need for Power
σ : Standard deviasi
Rentang Nilai Kategorisasi
X µ- 1,0σ
Rendah µ-
1,0σ ≤ X µ+1,0σ Sedang
X ≥ µ+1,0σ Tinggi
Universitas Sumatera Utara
59 Hasil dari pengkategorisasian tampak dalam tabel 14, 15, 16 dan grafik 5 ,
6 dan 7 :
Tabel 14. Kriteria Kategorisasi Need for Achievement pada Mahasiswa suku
Simalungun yang berdomisili di Medan Variabel
Kriteria kategorisasi
jenjang Kategori
N Persentase
Need for Achievement
X 35 Rendah
35 ≤ X 50
Sedang X ≥ 50
Tinggi 92
100
Total
92 100
Grafik 5 Kriteria Kategorisasi Need for Achievement Pada Mahasiswa Suku
Simalungun yang Berdomisili di Kota Medan
Berdasarkan tabel 14 dan grafik 4 maka dapat disimpulkan bahwa mahasiswa suku Simalungun yang berdomisili di kota Medan yang memiliki Need
for Achievement pada kategori rendah sebesar 0 0, kategori sedang sebesar 0 0, dan kategori tinggi sebesar 92 100. Secara umum, Need for Achievement
subjek penelitian berada pada rentang tinggi.
92
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Rendah Sedang
Tinggi Rendah
Sedang Tinggi
Universitas Sumatera Utara
60
Tabel 15. Kriteria Kategorisasi Need for Affiliation pada Mahasiswa suku
Simalungun yang berdomisili di Medan Variabel
Kriteria kategorisasi
jenjang Kategori
N Persentase
Need for Affiliation
X 28 Rendah
28 ≤ X 37
Sedang 1
1.09 X ≥ 37
Tinggi 91
98.91
Total
92 100
Grafik 6. Kriteria Kategorisasi Need for Affiliation Pada Mahasiswa Suku
Simalungun yang Berdomisili di Kota Medan
Berdasarkan tabel 15 dan grafik 5 maka dapat disimpulkan bahwa mahasiswa suku Simalungun yang berdomisili di kota Medan yang memiliki Need
for Affiliation pada kategori rendah sebesar 0 0, kategori sedang sebesar 1 1.09, dan kategori tinggi sebesar 91 98.91. Secara umum, Need for
Affiliation subjek penelitian berada pada rentang tinggi.
1 91
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Rendah Sedang
Tinggi Rendah
Sedang Tinggi
Universitas Sumatera Utara
61
Tabel 16. Kriteria Kategorisasi Need for Power pada Mahasiswa suku
Simalungun yang berdomisili di Medan Variabel
Kriteria kategorisasi
jenjang Kategori
N Persentase
Need for Power
X 28 Rendah
28 ≤ X 47
Sedang 18
19.56 X ≥ 47
Tinggi 74
80.44
Total
92 100
Grafik 7. Kriteria Kategorisasi Need for Affiliation Pada Mahasiswa Suku
Simalungun yang Berdomisili di Kota Medan
Berdasarkan tabel 16 dan grafik 6 maka dapat disimpulkan bahwa mahasiswa suku Simalungun yang berdomisili di kota Medan yang memiliki Need
for Power pada kategori rendah sebesar 0 0, kategori sedang sebesar 18 19.56, dan kategori tinggi sebesar 74 80.44. Secara umum, Need for Power
subjek penelitian berada pada rentang tinggi.
18 74
10 20
30 40
50 60
70 80
Rendah Sedang
Tinggi Rendah
Sedang Tinggi
Universitas Sumatera Utara
62
3. Hasil Tambahan Penelitian
Penelitian ini juga memperoleh beberapa hasil tambahan yang dapat memperkaya hasil penelitian, yaitu gambaran motif sosial Need for Achievement,
Need for Affiliation, dan Need for Power mahasiswa suku Simalungun yang berdomisili di kota Medan berdasarkan jenis kelamin, usia, asal daerah, dan
tempat tinggal di kota Medan.
1. Uji Homogenitas
Sebelum menggambarkan subjek berdasarkan perbedaan jenis kelamin, usia, asal daerah, tempat tinggal di kota Medan, uji homogenitas dilakukan
terlebih dahulu untuk melihat apakah sampel dalam penelitian ini homogen. Uji homogenitas menggunakan Levene Statistik dengan bantuan SPSS 16.00 for
windows. Menurut Hadi 2000, jika probabilitas p di atas 0.05 p0.05 maka sampel dalam penelitian ini homogen.
Selanjutnya peneliti ingin menguji apakah ada perbedaan motif sosial Need for Achievement, Need for Affiliation, Need for Power yang signifikan
ditinjau dari jenis kelamin, usia, asal daerah, dan tempat tinggal di kota Medan. Dalam hal ini peneliti menggunakan uji independent sample t-test untuk
kelompok subjek yang terdiri dari dua kelompok data. A. Uji Homogenitas Need for Achievement
a. Uji Homogenitas Need for Achievement berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 17 Hasil Uji Homogenitas Jenis Kelamin
Levene Statistic df1 df2
Sig.
.846 1
90 .360
Universitas Sumatera Utara
63 Pada tabel 17 dapat dilihat bahwa pada Need for Achievement nilai p
adalah 0.360 memiliki nilai p 0.05 maka sampel dalam penelitian ini memiliki varians skor yang homogen, oleh sebab itu dapat dilakukan uji perbedaan.
Tabel 18 Hasil Uji Independent Sample t-test berdasarkan Jenis Kelamin
t df
Sig 2- tailed
Mean Diefferences
Std.Error
Need for Achievement
1.490 90
.140 2.439
1.637
Dari hasil analisis uji t pada tabel 18 terlihat bahwa diperoleh nilai signifikansi sebesar .140 p0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat perbedaan yang signifikan Need for Achievement berdasarkan jenis kelamin mahasiswa suku Simalungun yang berdomisili di kota Medan, dimana
t90 = 1.490 p.05 b. Uji Homogenitas Need for Achievement berdasarkan Usia
Tabel 19 Hasil Uji Homogenitas Usia Levene Statistic df1
df2 Sig.
2.044 1
90 .156
Pada tabel 19 dapat dilihat bahwa pada Need for Achievement nilai p
adalah .156 memiliki nilai p .05 maka sampel dalam penelitian ini memiliki varians skor yang homogen, oleh sebab itu dapat dilakukan uji perbedaan.
Tabel 20 Hasil Uji Independent Sample t-test Berdasarkan Usia
t df
Sig2- tailed
Mean Differences
Std.Error
Need for Achievement
-.946 90 .347
-1.597 1.688
Universitas Sumatera Utara
64 Dari hasil uji t pada tabel 20 terlihat bahwa diperoleh nilai signifikansi
sebesar .347 p0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan Need for Achievement berdasarkan usia mahasiswa
suku Simalungun yang berdomisili di kota Medan dimana t90 = -.946 p.05 c. Uji Homogenitas Need for Achievement berdasarkan Daerah Asal Simalungun
Tabel 21 Hasil Uji Homogenitas Asal Daerah
Levene Statistic df1 df2
Sig.
.017 1
90 .898
Pada tabel 21 dapat dilihat bahwa pada Need for Achievement nilai p adalah .898 memiliki nilai p .05 maka sampel dalam penelitian ini memiliki
varians skor yang homogen, oleh sebab itu dapat dilakukan uji perbedaan
Tabel 22 Hasil Uji Independent Sample t-test Berdasarkan Daerah Asal
t df
Sig 2- tailed
Mean Diefferences
Std.Error
Need for Achievement
-1.087 90
.280 -1.816
1.670
Dari hasil uji t pada tabel 22 terlihat bahwa diperoleh nilai signifikansi sebesar .280 p.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan Need for Achievement berdasarkan keturunan sebagai suku Simalungun mahasiswa suku Simalungun yang berdomisili di kota Medan
dimana t90 = -1.087, p.05.
Universitas Sumatera Utara
65
d. Uji Homogenitas Need for Achievement berdasarkan Tempat Tinggal di Kota
Medan Tabel 23 Hasil Uji Homogenitas Tempat Tinggal
Levene Statistic df1 df2
Sig.
1.641 1
90 .204
Pada tabel 23 dapat dilihat bahwa pada Need for Achievement nilai p
adalah .204 memiliki nilai p .05 maka sampel dalam penelitian ini memiliki varians skor yang homogen, oleh sebab itu dapat dilakukan uji perbedaan
Tabel 24 Hasil Uji Independent Sample t-test Berdasarkan Tempat Tinggal di
Medan t
df Sig 2-
tailed Mean
Diefferences Std.Error
Need for Achievement
.404 90
.687 .697
1.725
Dari hasil uji t pada tabel 24 terlihat bahwa diperoleh nilai signifikansi sebesar .687 p.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan Need for Achievement berdasarkan keturunan sebagai suku Simalungun mahasiswa suku Simalungun yang berdomisili di kota Medan
dimana t90 = .404, p.05 B. Uji Homogenitas Need for Affiliation
a. Uji Homogenitas Need for Affiliation berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 25 Hasil Uji Homogenitas Jenis Kelamin Levene Statistic df1
df2 Sig.
.035 1
90 .851
Universitas Sumatera Utara
66 Pada tabel 25dapat dilihat bahwa pada Need for Affiliation nilai p adalah
.851 memiliki nilai p .05 maka sampel dalam penelitian ini memiliki varians skor yang homogen, oleh sebab itu dapat dilakukan uji perbedaan
Tabel 26 Hasil Uji Independent Sample t-test Berdasarkan Jenis Kelamin
t df
Sig 2- tailed
Mean Diefferences
Std.Error
Need for Affiliation
-.653 90
.516 -.703
1.077
Dari hasil uji Independent Sample t-test pada tabel 26terlihat bahwa diperoleh nilai signifikansi sebesar .516 p.05. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan Need for Achievement berdasarkan kemampuan berbahasa Simalungun mahasiswa suku
Simalungun yang berdomisili di kota Medan dimana t90 = -.653, p.05 b. Uji Homogenitas Need for Affiliation berdasarkan Usia
Tabel 27 Hasil Uji Homogenitas Usia Levene Statistic df1
df2 Sig.
1.105 1
90 .296
Pada tabel 27 dapat dilihat bahwa pada Need for Affiliation nilai p adalah .296 memiliki nilai p .05 maka sampel dalam penelitian ini memiliki varians
skor yang homogen, oleh sebab itu dapat dilakukan uji perbedaan
Tabel 28 Hasil Uji Independent Sample t-test Berdasarkan Usia
t df
Sig 2- tailed
Mean Diefferences
Std.Error
Need for Affiliation
-1.138 90
.258 -1.248
1.097
Universitas Sumatera Utara
67 Dari hasil uji Independent Sample t-test pada tabel 28 terlihat bahwa
diperoleh nilai signifikansi sebesar .258 p.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan Need for Affiliation
berdasarkan rentang usia mahasiswa suku Simalungun yang berdomisili di kota Medan dimana t90 = -1.138, p.05
c. Uji Homogenitas Need for Affiliation berdasarkan Daerah Asal di Simalungun
Tabel 29 Hasil Uji Homogenitas Daerah Asal di Simalungun
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.002 90
90 .961
Pada tabel 29 dapat dilihat bahwa pada Need for Affiliation nilai p adalah .826 memiliki nilai p .05 maka sampel dalam penelitian ini memiliki varians
skor yang homogen, oleh sebab itu dapat dilakukan uji perbedaan
Tabel 30 Hasil Uji Independent Sample t-test Berdasarkan Daerah Asal di
Simalungun t
df Sig 2-
tailed Mean
Diefferences Std.Error
Need for Affiliation
1.619 90
.109 1.748
1.079
Dari hasil uji Independent Sample t-test pada tabel 30 terlihat bahwa diperoleh nilai signifikansi sebesar .109 p.05. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan Need for Affiliation berdasarkan daerah asal di Simalungun mahasiswa suku Simalungun yang
berdomisili di kota Medan dimana t90 = 1.619, p.05
Universitas Sumatera Utara
68 d. Uji Homogenitas Need for Affiliation berdasarkan Tempat Tinggal di Medan
Tabel 31 Hasil Uji Homogenitas Tempat Tinggal di Medan
Levene Statistic df1 df2
Sig.
.127 1
90 .722
Pada tabel 31 dapat dilihat bahwa pada Need for Affiliation nilai p adalah .722 memiliki nilai p .05 maka sampel dalam penelitian ini memiliki varians
skor yang homogen, oleh sebab itu dapat dilakukan uji perbedaan
Tabel 32 Hasil Uji Independent Sample t-test Berdasarkan Tempat Tinggal di
Medan t
df Sig 2-
tailed Mean
Diefferences Std.Error
Need for Affiliation
.647 90
.282 1.210
1.117
Dari hasil uji Independent Sample t-test pada tabel 32 terlihat bahwa diperoleh nilai signifikansi sebesar .282 p.05. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan Need for Affiliation berdasarkan tempat tinggal di Medan mahasiswa suku Simalungun yang
berdomisili di kota Medan dimana t90 = .647, p.05 C. Uji Homogenitas Need for Power
a. Uji Homogenitas Need for Power berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 33 Hasil Uji Homogenitas Jenis Kelamin Levene Statistic df1
df2 Sig.
1.341 1
90 .250
Universitas Sumatera Utara
69 Pada tabel 33 dapat dilihat bahwa pada Need for Power nilai p adalah
.250 memiliki nilai p .05 maka sampel dalam penelitian ini memiliki varians skor yang homogen, oleh sebab itu dapat dilakukan uji perbedaan.
Tabel 34 Hasil Uji Independent Sample t-test Berdasarkan Jenis Kelamin
t df
Sig 2- tailed
Mean Diefferences
Std.Error
Need for Power
-.581 90
.562 -.767
1.319 Dari hasil uji Independent Sample t-test pada tabel 34 terlihat bahwa
diperoleh nilai signifikansi sebesar .562 p0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan Need for power
berdasarkan jenis kelamin mahasiswa suku Simalungun yang berdomisili di kota Medan dimana t90 = -.581, p.05
b. Uji Homogenitas Need for Power berdasarkan Usia
Tabel 35 Hasil Uji Homogenitas Usia
Pada tabel 35 dapat dilihat bahwa pada Need for Power nilai p adalah .626 memiliki nilai p .05 maka sampel dalam penelitian ini memiliki varians
skor yang homogen, oleh sebab itu dapat dilakukan uji perbedaan.
Tabel 36 Hasil Uji Independent Sample t-test Berdasarkan Usia
t df
Sig 2- tailed
Mean Diefferences
Std.Error
Need for Power
1.822 90
.072 2.421
1.329
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.239 1
90 .626
Universitas Sumatera Utara
70 Dari hasil uji Independent Sample t-test pada tabel 36 terlihat bahwa
diperoleh nilai signifikansi sebesar .072 p.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan Need for Power
berdasarkan rentang usia mahasiswa suku Simalungun yang berdomisili di kota Medan dimana t90 = .-1.822, p.05
c. Uji Homogenitas Need for Power berdasarkan Daerah Asal di Simalungun
Tabel 37 Hasil Uji Homogenitas Daerah Asal
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.739 1
90 .191
Pada tabel 37 dapat dilihat bahwa pada Need for Power nilai p adalah .191 memiliki nilai p .05 maka sampel dalam penelitian ini memiliki varians
skor yang homogen, oleh sebab itu dapat dilakukan uji perbedaan.
Tabel 38 Hasil Uji Independent Sample t-test Berdasarkan Daerah Asal
t df
Sig 2- tailed
Mean Diefferences
Std.Error
Need for Power
-.065 90
.949 -.087
1.341
Dari hasil uji Independent Sample t-test pada tabel 38 terlihat bahwa diperoleh nilai signifikansi sebesar .949 p.05. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan Need for Power berdasarkan daerah asal mahasiswa suku Simalungun yang berdomisili di kota
Medan dimana t90 = -0.65, p.05 d. Uji Homogenitas Need for Power berdasarkan Tempat Tinggal di Medan
Tabel 39 Hasil Uji Homogenitas Tempat Tinggal
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.309 1
90 .580
Universitas Sumatera Utara
71 Pada tabel 39 dapat dilihat bahwa pada Need for Power nilai p adalah
.580 memiliki nilai p .05 maka sampel dalam penelitian ini memiliki varians skor yang homogen, oleh sebab itu dapat dilakukan uji perbedaan.
Tabel 40 Hasil Uji Independent Sample t-test Berdasarkan Tempat Tinggal
t df
Sig 2- tailed
Mean Diefferences
Std.Error
Need for Power
-.182 90
.856 -.250
1.377
Dari hasil uji Independent Sample t-test pada tabel 40 terlihat bahwa diperoleh nilai signifikansi sebesar .856 p.05. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan Need for Power berdasarkan tempat tinggal mahasiswa suku Simalungun yang berdomisili di kota
Medan dimana t90 = -.182, p.05
2. Gambaran motif sosial Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, gambaran motif sosial mahasiswa suku Simalungun yang berdomisili di kota Medan sebagai berikut:
1. Need for Achievement
Tabel 41. Gambaran Need for Achievement berdasarkan Jenis
Kelamin Jenis
Kelamin N
Min Max Mean
Std N Ach
Rendah Sedang Tinggi
Laki-Laki 48
51 95
70.58 8.35
48 Perempuan
44 56
91 73.2
8.43 44
Total 92
92
Universitas Sumatera Utara
72 Tabel 41 menunjukkan bahwa subjek penelitian berjenis kelamin laki-laki
yang memiliki Need for Achievement yang tinggi sebanyak 48 orang, dan tidak ada subjek laki-laki yang memiliki Need for Achievement sedang maupun rendah.
Subjek penelitian berjenis kelamin perempuan yang memiliki Need for Achievement yang tinggi sebanyak 44 orang, dan tidak ada subjek perempuan
yang memiliki Need for Achievement sedang maupun rendah Need for Affiliation
Tabel 42 Gambaran Need for Affiliation berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
N Min Max
Mean Std
N Aff Rendah Sedang Tinggi
Laki-Laki 48
34 66
50.56 5.950
1 47
Perempuan 44
40 58
49.70 4.588
44 Total
92 1
91 Dari tabel 42 dapat dilihat bahwa nilai mean pada kedua kelompok tidak
memiliki perbedaan yang signifikan. Nilai mean pada kelompok mahasiswa suku Simalungun yang berdomisili di kota Medan berjenis kelamin laki-laki adalah
50.56 dan nilai mean pada kelompok mahasiswa suku Simalungun yang berdomisili di kota Medan berjenis kelamin perempuan adalah 49.70. Mean
kelompok mahasiswa suku Simalungun yang berdomisili di kota Medan berjenis kelamin laki-laki lebih tinggi daripada mean kelompok mahasiswa suku
Simalungun yang berdomisili di kota Medan berjenis kelamin perempuan. Tabel 42 juga menunjukkan bahwa subjek penelitian berjenis kelamin
laki-laki yang memiliki Need for Affiliation yang tinggi sebanyak 47 orang, sedang sebanyak 1 orang dan tidak ada subjek laki-laki yang berada pada kategori
rendah. Subjek penelitian berjenis kelamin wanita yang memiliki Need for
Universitas Sumatera Utara
73 Affiliation yang tinggi sebanyak 44 orang, dan tidak ada subjek perempuan yang
berada pada kategori sedang dan rendah.
2. Need for Power
Tabel 43 Gambaran
Need for Power berdasarkan Jenis Kelamin Jenis
Kelamin N
Min Max Mean
Std N Pow
Rendah Sedang
Tinggi
Laki-Laki 48
41 65
52.69 6.165
1 47
Perempuan 44
36 67
50.05 5.502
1 43
Total 92
2 90
Dari tabel 43 dapat dilihat bahwa nilai mean pada kedua kelompok tidak
berbeda secara signifikan. Nilai mean pada kelompok mahasiswa suku Simalungun yang berdomisili di kota Medan berjenis kelamin laki-laki adalah
52.69 dan nilai mean pada kelompok mahasiswa suku Simalungun yang berdomisili di kota Medan berjenis kelamin perempuan adalah 50.05. Mean
kelompok mahasiswa suku Simalungun yang berdomisili di kota Medan berjenis kelamin laki-laki lebih tinggi daripada mean kelompok mahasiswa suku
Simalungun yang berdomisili di kota Medan berjenis kelamin perempuan. Tabel 43 juga menunjukkan bahwa subjek penelitian berjenis kelamin
laki-laki yang memiliki Need for Power yang tinggi sebanyak 47 orang, sedang sebanyak 1 orang dan tidak ada subjek laki-laki dengan kategori rendah. Subjek
penelitian berjenis kelamin perempuan yang memiliki Need for Power yang tinggi sebanyak 43 orang, sedang sebanyak 1 orang dan tidak ada subjek perempuan
dengan kategori rendah.
Universitas Sumatera Utara
74
3. Gambaran Motif Sosial Mahasiswa Suku Simalungun yang Berdomisili di
Kota Medan Berdasarkan Rentang Usia
Berdasarkan rentang usia menurut Papalia 2008, gambaran motif sosial mahasiswa suku Simalungun yang berdomisili di kota Medan, sebagai berikut.
1. Need for Achievement
Gambaran Need for Achievement ditinjau berdasarkan rentang usia subjek digambarkan pada tabel 44 :
Tabel 44. Gambaran Need for Achievement berdasarkan Rentang
Usia
Usia N
Min Max Mean
Std N Ach
Rendah Sedang
Tinggi
Remaja 36
51 89
70.22 8.350
36 Dewasa
Awal 56
53 95
72.86 8.417
56 Total
92 92
Dari tabel 44, dapat dilihat bahwa nilai mean pada kedua kelompok tidak terlalu berbeda secara signifikan. Nilai mean pada kelompok mahasiswa suku
Simalungun yang berdomisili di kota Medan berusia remaja 17-20 tahun adalah 70.22, dan nilai mean pada kelompok mahasiswa suku Simalungun yang
berdomisili di kota Medan berada pada rentang usia dewasa 20 tahun adalah 72.86
Tabel 44 juga menunjukkan bahwa subjek yang berada pada rentang usia remaja 17-20 tahun yang memiliki Need for Achievement yang tinggi sebanyak
36 orang, dan tidak terdapat subjek dengan kategori sedang dan rendah. Subjek penelitian yang berada pada rentang usia dewasa awal 20 tahun yang memiliki
Universitas Sumatera Utara
75 Need for Achievement yang tinggi sebanyak 56 orang, dan tidak terdapat subjek
dengan kategori sedang dan rendah.
2. Need for Affiliation
Gambaran Need for Affiliation ditinjau berdasarkan rentang usia subjek digambarkan pada tabel 45 :
Tabel 45 Gambaran Need for Affiliation berdasarkan Rentang Usia
Usia N
Min Max Mean
Std N Aff
Rendah Sedang Tinggi
Remaja 36
40 58
50.78 4.667
36 Dewasa
Awal 56
34 66
49.75 5.772
1 55
Total 92
1 91
Dari tabel 45, dapat dilihat bahwa nilai mean pada kedua kelompok tidak berbeda secara signifikan. Nilai mean pada kelompok mahasiswa suku
Simalungun yang berdomisili di kota Medan berusia remaja 17-20 tahun adalah 50.78, dan nilai mean pada kelompok mahasiswa suku Simalungun yang
berdomisili di kota Medan yang berada pada rentang usia dewasa awal 20 tahun adalah 49.75
Tabel 45 juga menunjukkan bahwa subjek yang berada pada rentang usia remaja 17-20 tahun yang memiliki Need for Affiliation yang tinggi sebanyak 36
orang dan tidak terdapat subjek dengann kategori sedang dan rendah. Subjek penelitian yang berada pada rentang usia dewasa awal 20 tahun yang memiliki
Need for Affiliation yang tinggi sebanyak 55 orang, sedang sebanyak 1 orang dan tidak terdapat subjek dengan kategori rendah.
Universitas Sumatera Utara
76
3. Need for Power
Gambaran Need for Power ditinjau berdasarkan rentang usia subjek digambarkan pada tabel 46 :
Tabel 46 Gambaran Need for Power berdasarkan Rentang Usia
Usia N
Min Max Mean
Std N Pow
Rendah Sedang
Tinggi
Remaja 36
43 67
52.61 6.011
36 Dewasa
Awal 56
36 64
50.66 5.878
2 54
Total 92
2 90
Dari tabel 46, dapat dilihat bahwa nilai mean pada kedua kelompok tidak berbeda secara signifikan. Nilai mean pada kelompok mahasiswa suku
Simalungun yang berdomisili di kota Medan berusia remaja 17-20 tahun adalah 52.61, dan nilai mean pada kelompok mahasiswa suku Simalungun yang
berdomisili di kota Medan berusia 20 tahun adalah 50.66. Tabel 46 juga menunjukkan bahwa subjek yang berada pada rentang usia
remaja 17-20 tahun yang memiliki Need for Power yang tinggi sebanyak 36 orang, dan tidak terdapat subjek dengan kategori sedang dan rendah. Subjek
penelitian yang berada pada rentang usia dewasa awal 20 tahun yang memiliki Need for Power yang tinggi sebanyak 54 orang, sedang sebanyak 2 orang dan
tidak terdapat subjek dengan kategori rendah.
4. Gambaran Motif Sosial mahasiswa suku Simalungun yang berdomisili di
kota Medan berdasarkan Asal Daerah
Berdasarkan asal daerah sebagai suku Simalungun, gambaran motif sosial mahasiswa suku Simalungun yang berdomisili di kota Medan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
77 1.
Need for Achievement Gambaran Need for Achievement ditinjau berdasarkan asal daerah sebagai
suku Simalungun subjek digambarkan pada tabel 47 :
Tabel 47. Gambaran Need for Achievement berdasarkan asal daerah
sebagai suku Simalungun
Asal Daerah
N Min Max
Mean Std
N Ach Rendah
Sedang Tinggi
Sim Atas
54 51
95 72.04
8.832 54
Sim Bawah
38 53
89 71.53
7.869 38
Total 92
92 Dari tabel 47, dapat dilihat bahwa nilai mean pada kedua kelompok tidak
memiliki perbedaan secara signifikan. Nilai mean pada kelompok mahasiswa suku Simalungun yang berdomisili di kota Medan yang berasal dari Simalungun atas
adalah 72,04 dan nilai mean pada kelompok mahasiswa suku Simalungun yang berdomisili di kota Medan yang berasal dari Simalungun bawah adalah adalah
71.53 Tabel 47 juga menunjukkan bahwa subjek yang berasal dari Simalungun
Atas yang memiliki Need for Achievement yang tinggi sebanyak 54 orang dan tidak terdapat subjek dengan kategori sedang dan rendah. Subjek penelitian yang
berasal dari Simalungun Bawah yang memiliki Need for Achievement yang tinggi sebanyak 38 orang, dan tidak terdapat subjek dengan kategori sedang dan rendah.
2. Need for Affiliation
Gambaran Need for Affiliation subjek ditinjau berdasarkan asal daerah di Simalungun digambarkan pada tabel 48:
Universitas Sumatera Utara
78
Tabel 48. Gambaran Need for Affiliation berdasarkan berdasarkan
asal daerah di Simalungun Asal
Daerah N
Min Max Mean
Std N Aff
Rendah Sedang
Tinggi
Sim Atas
54 39
66 50.28
5.734 54
Sim Bawah
38 34
58 49.97
4.767 1
37 Total
92 1
91 Dari tabel 48, dapat dilihat bahwa nilai mean pada kedua kelompok tidak
terlalu berbeda. Nilai mean pada kelompok mahasiswa suku Simalungun yang berdomisili di kota Medan yang berasal dari Simalungun atas adalah 50.28, dan
nilai mean pada kelompok mahasiswa suku Simalungun yang berdomisili di kota Medan yang berasal dari Simalungun bawah adalah 49.97.
Tabel 48 juga menunjukkan bahwa subjek yang berasal dari Simalungun Atas yang memiliki Need for Affiliation yang tinggi sebanyak 54 orang, dan tidak
terdapat subjek dengan kategori sedang dan rendah. Subjek penelitian yang berasal dari Simalungun Bawah yang memiliki Need for Affiliation yang tinggi
sebanyak 37 orang, sedang sebanyak 1 orang dan tidak terdapat subjek dengan kategori rendah.
3. Need for Power
Gambaran Need for Power subjek ditinjau berdasarkan asal daerah di Simalungun digambarkan pada tabel 4.91:
Universitas Sumatera Utara
79
Tabel 49 Gambaran Need for Power berdasarkan berdasarkan asal
daerah di Simalungun Asal
Daerah N
Min Max Mean
Std N Pow
Rendah Sedang
Tinggi
Sim Atas
54 36
66 51.61
6.549 3
51 Sim
Bawah 38
43 67
51.16 5.123
38 Total
92 3
89 Dari tabel 49, dapat dilihat bahwa nilai mean pada kedua kelompok tidak
memiliki perbedaan yang signifikan. Nilai mean pada kelompok mahasiswa suku Simalungun yang berdomisili di kota Medan yang berasal dari Simalungun atas
adalah 51.61 dan nilai mean pada kelompok mahasiswa suku Simalungun yang berdomisili di kota Medan yang berasal dari Simalungun bawah adalah 51.16.
Tabel 49 juga menunjukkan bahwa subjek yang berasal dari Simalungun Atas yang memiliki Need for Power yang tinggi sebanyak 51 orang, sedang
sebanyak 3 orang dan tidak terdapat subjek dengan kategori rendah. Subjek penelitian yang berasal dari Simalungun Bawah yang memiliki Need for Power
yang tinggi sebanyak 38 orang, dan tidak terdapat subjek dengan kategori sedang dan rendah.
5. Gambaran Motif Sosial Mahasiswa Suku Simalungun yang Berdomisili di
Kota Medan berdasarkan Tempat Tinggal di Medan
Berdasarkan tempat tinggal di Medan, gambaran motif sosial mahasiswa suku Simalungun yang berdomisili di kota Medan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
80 1. Need for Achievement
Gambaran Need for Achievement subjek ditinjau berdasarkan tempat tinggal di Medan digambarkan pada tabel 50 :
Tabel 50 Gambaran Need for Achievement berdasarkan tempat
tinggal di Medan Tempat
Tinggal
N Min Max
Mean Std
N Ach Rendah
Sedang Tinggi
Sesama Sim
61 51
95 71.98
8.148 61
Berbaur suku lain
31 53
89 71.52
9.132 31
Total 92
92 Dari tabel 50, dapat dilihat bahwa nilai mean pada kedua kelompok tidak
memiliki perbedaan yang signifikan. Nilai mean pada kelompok mahasiswa suku Simalungun yang berdomisili di kota Medan yang tinggal dengan sesama
Simalungun adalah 71.98, dan nilai mean pada kelompok mahasiswa suku Simalungun yang berdomisili di kota Medan yang tinggal berbaur dengan suku
lain adalah 71.52 Tabel 50 juga menunjukkan bahwa subjek yang berasal dari Simalungun
Atas yang memiliki Need for Achievemen yang tinggi sebanyak 61 orang, dan tidak terdapat subjek dengan kategori sedang dan rendah. Subjek penelitian yang
berasal dari Simalungun Bawah yang memiliki Need for Achievement yang tinggi sebanyak 32 orang, dan tidak terdapat subjek dengan kategori sedang dan rendah.
2. Need for Affiliation Gambaran Need for Affiliation subjek ditinjau berdasarkan tempat tinggal
di Medan digambarkan pada table 51:
Universitas Sumatera Utara
81
Tabel 51 Gambaran Need for Affiliation berdasarkan tempat tinggal
di Medan Tempat
Tinggal
N Min Max
Mean Std
N Aff Rendah
Sedang Tinggi
Sesama Sim
61 40
66 50.74
5.431 61
Berbaur Suku lain
31 34
57 49
5.013 1
30 Total
92 1
91 Dari tabel 51, dapat dilihat bahwa nilai mean pada kedua kelompok tidak
memiliki perbedaan yang signifikan. Nilai mean pada kelompok mahasiswa suku Simalungun yang berdomisili di kota Medan yang tinggal dengan sesama suku
Simalungun adalah 50.74, dan nilai mean pada kelompok mahasiswa suku Simalungun yang berdomisili di kota Medan yang tinggal berbaur dengan suku
lainnya adalah 49. Tabel 51, juga menunjukkan bahwa subjek yang berasal dari Simalungun
Atas yang memiliki Need for Affiliation yang tinggi sebanyak 61 orang, dan tidak terdapat subjek dengan kategori sedang dan rendah. Subjek penelitian yang
berasal dari Simalungun Bawah yang memiliki Need for Affiliation yang tinggi sebanyak 30 orang, sedang sebanyak 1 orang dan tidak terdapat subjek dengan
kategori rendah. 3. Need for Power
Gambaran Need for Power subjek ditinjau berdasarkan tempat tinggal di Medan digambarkan dalam tabel 52:
Universitas Sumatera Utara
82
Tabel 52 Gambaran Need for Power berdasarkan berdasarkan
tempat tinggal di Medan Tempat
Tinggal
N Min Max
Mean Std
N Pow Rendah
Sedang Tinggi
Sesama Sim
61 36
67 51.26
6.019 3
58 Berbaur
Suku lain 31
41 65
51.74 5.972
1 30
Total 92
4 88
Dari tabel 52, dapat dilihat bahwa nilai mean pada kedua kelompok tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Nilai mean pada kelompok mahasiswa suku
Simalungun yang berdomisili di kota Medan yang tinggal dengan sesama Simalungun adalah 51.26, dan nilai mean pada kelompok mahasiswa suku
Simalungun yang berdomisili di kota Medan yang tinggal berbaur dengan suku lainnya adalah 51,74.
Tabel 52 juga menunjukkan bahwa subjek yang berasal dari Simalungun Atas yang memiliki Need for Power yang tinggi sebanyak 58 orang, sedang
sebanyak 3 orang dan tidak terdapat subjek dengan kategori rendah. Subjek penelitian yang berasal dari Simalungun Bawah yang memiliki Need for Power
yang tinggi sebanyak 30 orang, sedang sebanyak 1 orang dan tidak terdapat subjek dengan kategori rendah.
6. Gambaran Motif Sosial Mahasiswa Suku Simalungun yang Berdomisili di
Kota Medan berdasarkan Respon Terhadap Pertanyaan Terbuka
Terdapat 92 orang subjek penelitian yang memberikan respon atas pertanyaan terbuka yang diberikan. Berikut gambaran motif sosial mahasiswa
Universitas Sumatera Utara
83 suku Simalungun yang berdomisili di kota Medan berdasarkan respon terhadap
pertanyaan terbuka:
1. Need for Achievement
Gambaran Need for Achievement pada mahasiswa suku Simalungun yang berdomisili di kota Medan sehubungan dengan penyelesaian tugas dalam
perkuliahan, maka terlihat bahwa mereka memilih teman kelompok belajar dengan ciri seperti gambaran pada tabel 53:
Tabel 53 Gambaran Need for Achievement Sehubungan dengan Ciri
Teman Kelompok Belajar yang Diharapkan No.
Ciri Teman Kelompok Yang Diharapkan Persentase
1 Dapat diajak bekerjasama
54.3 2
Aktif 23.9
3 Pintar
22.8 4
Merupakan teman dekat 21.7
5 Bertanggungjawab
16 6
Tidak egois 13
7 Terbuka dan menerima kita
7 8
Kritis .5
9 Tekun
5 10 Siapa saja boleh
3 11 Inisiatif
2 12 Tegas
2
Pada penelitian ini terlihat bahwa empat ciri yang paling disukai mahasiswa suku Simalungun sebagai teman sekelompok belajar adalah dapat
diajak bekerjasama 54.3, aktif 23.9, pintar 22.8, dan merupakan teman dekat 21.7.
Orang yang dapat diajak bekerjasama merupakan ciri yang paling disenangi oleh mahasiswa suku Simalungun di dalam memilih teman kelompok
Universitas Sumatera Utara
84 belajar, hal ini dikarenakan orang yang dapat diajak bekerjasama akan menjadi
team yang lebih menyenangkan dibanding dengan orang yang lebih suka bekerja sendiri atau individual. Ciri selanjutnya adalah aktif, yang berarti inisiatif dan juga
berkontribusi banyak di dalam kelompok belajar, bukan orang yang hanya menunggu arahan dari teman kelompok. Selanjutnya ciri yang disukai adalah
orang yang pintar, yang dianggap dapat menjadi orang yang memberi arahan di dalam kelompok dan menguasai materi. Dan yang terakhir adalah teman dekat,
ketika teman dekat menjadi teman kelompok maka suasana akan semakin leluasa dan nyaman.
Berikut disajikan alasan memilih teman kelompok dengan ciri seperti disebutkan diatas digambarkan melalui tabel 54:
Tabel 54 Gambaran Need for Achievement berdasarkan berdasarkan
Alasan Memilih Teman Kelompok Ciri Teman Kelompok
Alasan Memilih Teman Kelompok
Dapat diajak bekerjasama a. Diskusi lebih menyenangkan
b. Tugas lebih cepat selesai c. Tidak ada kesenjangan dalam kelompok
d. Menjadi team yang solid e. Tidak sulit mengajak diskusi
f. Semu hal dapat ditanggung bersama
dalam kelompok g. Biasanya tidak egois
Aktif a. Tugas dapat selesai tepat waktu
b. Diskusi lebih seimbang c. Tidak malas jika sudah bagi tugas
d. Inisiatif bertanya dalam kelompok e. Suka mencari hal baru di dalam kelompok
Pintar a. Cenderung menjadi kelompok menonjol
b. hasil maksimal c. wawasan bertambah
d. memahami materi dengan baik e. bisa diajari ketika tidak tahu
f. disenangi dosen g. nilai kelompok aman
Universitas Sumatera Utara
85 Merupakan Teman Dekat
a. kondisi diskusi lebih nyaman b. lebih leluasa, rileks dan terbuka
c. tidak membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri lagi
2. Need fpr Affiliation Gambaran Need for Affiliation pada mahasiswa suku Simalungun yang
berdomisili di kota Medan sehubungan dengan pilihan antara menolong teman yang sakit atau persiapan UAS, maka terlihat bahwa mereka memilih seperti
gambaran pada tabel 55:
Tabel 55 Gambaran Need for Affiliation berdasarkan berdasarkan
Plihan antara Menolong Teman atau Persiapan Ujian No.
Menolong Teman VS Persiapan Ujian Persentase
1 Menolong teman yang sakit
70.6 2
Persiapan ujian 16.3
3 Menghubungi teman lain
10.9 4
Membantu lalu belajar 9.7
5 Tidak bisa memilih
1
Pada penelitian ini terlihat bahwa terdapat dua jawaban yang dominan mengenai pilihan memilih menolong teman yang sakit atau persiapan 70.6 dan
yang memilih tetap persiapan ujian adalah sebanyak 16.3. Pada mahasiswa suku Simalungun terlihat bahwa mereka cenderung
memilih menolong teman yang sakit, hal ini dikarenakan nilai kekerabatan pada suku Simalungun cukup kuat. Namun beberapa memilih untuk tetap
mempersiapkan ujian. Hal ini juga dapat dilihat dari alasan memilih sesuai dengan jawaban di atas dapat dilihat seperti gambaran pada tabel 56
Universitas Sumatera Utara
86
Tabel 56 Gambaran Need for Affiliation berdasarkan Alasan Plihan
antara Menolong Teman atau Persiapan Ujian Perilaku
Alasan
Menolong teman yang sakit a. a. Teman lebih penting b. b. Adanya ujian susulan
c. c. Setelah menolong lanjut belajar d. d.Merasa bertanggungjawab untuk menolong
e. e. Persiapan ujian sudah dilakukan jauh hari f. f. Menolong teman adalah kesempatan
berharga g. g. Sesama harus saling menolong
h. h. Takut menyesal bila terjadi hal yang tidak diinginkan
Persiapan ujian i. a. Kuliah lebih penting
j. b. Ujian tidak bisa ditunda k. c. Tujuan utama adalah kuliah
l. d. Tidak mau terpengaruh m. e. Tidak peduli kondisi orang lain
n. f. Jika tidak ujian lebih banyak lagi yang
kecewa 3. Need for Power
Gambaran Need for Power pada mahasiswa suku Simalungun yang berdomisili di kota Medan sehubungan dengan sikap ketika beradu pendapat,
maka terlihat bahwa mereka cenderung memilih sikap seperti gambaran pada tabel 56:
Tabel 57 Gambaran Need for Power Berdasarkan Sikap Ketika Beradu
Pendapat No.
Sikap Ketika Beradu Pendapat Persentase
1 Mempertahankan pendapat berdebat
57.6 2
Mendengar dan mempertimbangkan 27.1
3 Diam
9.7 4
Mengalah 9.7
5 Marah dan agresif
7.6 6
Adil 7.6
7 Meyakinkan orang lain
4.3
Universitas Sumatera Utara
87 Pada penelitian ini terlihat bahwa terdapat dua jawaban yang dominan
mengenai sikap ketika beradu pendapat yaitu mempertahankan pendapat atau berdebat sebanyak 57.6 dan mendengar dan mempertimbangkan pendapat orang
lain yaitu sebanyak 27.1. Pada mahasiswa suku Simalungun terlihat bahwa mereka cenderung
mempertahankan pendapat mereka, tidak langsung mengalah ketika mereka beradu pendapat dengan orang lain. Sebagian besar lagi memilih untuk
mendengarkan dan mempertiimbangkan apa yang disampaikan oleh orang lain. Adapun alasan mereka memiliki sikap seperti itu dapat kita lihat pada gambaran
tabel 57:
Tabel 58 Gambaran Alasan Sikap Dalam Beradu Pendapat Sikap
Alasan
Mempertahankan pendapat
berdebat o. a. Yakin dengan pendapat pribadi
p. b. Harus menegakkan keadilan q. c. Pendapat pribadi adalah yang paling benar
r. d. Bangga jika pendapat dipertimbangkan s. e.Memiliki
hak menyatakan
pendapat berbeda
t. f. Harus konsisten dalam berpendapat Mendengar dan
Mempertinbangkan pendapat orang lain
u. a. Tidak selalu pendapat kita adalah benar v. b. Malas berkonflik
w. c. Saling menghargai x. d. Berusaha menjadi penengah
y.
B. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil utama dari hasil penelitian yang terdiri dari 92 subjek ini, diperoleh hasil bahwa motif sosial yang dimiliki oleh mahasiswa suku
Simalungun yang berdomisili di kota Medan secara berurut yakni Need for Achievement dengan mean 72.25 mean average = 4.25, selanjutnya Need for
Universitas Sumatera Utara
88 Affiliation dengan mean 50.32 mean average
= 3.87, dan Need for Power dengan mean 51.55 mean average = 3.44.
Berdasarkan hasil analisa data penelitian Need for Achievement merupakan motif yang secara empirik paling cenderung dimiliki oleh mahasiswa suku
Simalungun yang berdomisili di kota Medan. Hasil dari data pertanyaan terbuka sehubungan dengan penyelesaian tugas dalam perkuliahan, maka terlihat bahwa
mereka memilih teman kelompok belajar yang mampu diajak bekerjasama, serius, aktif, kreatif, bertanggungjawab, kritis, pintar, bersemangat dan lain sebagainya.
Hal ini disebabkan karena mereka berpikir dengan teman kelompok belajar dengan ciri tersebut akan memudahkan mereka untuk bekerjasama, mampu
menyelesaikan tugas tepat waktu, merasa lebih nyaman, berdiskusi dengan lebih baik, mampu menjadi kelompok yang lebih unggul dibanding kelompok lain, dan
memperoleh hasil yang memuaskan. Jika ditinjau dengan peran mereka sebagai mahasiswa, mereka dituntut untuk berprestasi tidak hanya dalam hal akademik
namun juga dalam hal non akademik Winkel, 1996. Winkel 1996:162 juga mengatakan bahwa prestasi belajar mahasiswa adalah suatu bukti keberhasilan
belajar atau kemampuan seseorang mahasiswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.
Berdasarkan kategorisasi pada Need for Achievement, dari 92 subjek penelitian diperoleh hasil bahwa sebanyak 92 orang atau 100 tabel 14
memiliki Need for Achievment pada kategori tinggi. Dari keseluruhan subjek penelitian, tidak terdapat mahasiswa suku Simalungun yang berada pada
kategorisasi sedang maupun rendah. Artinya, keseluruhan subjek mahasiswa suku
Universitas Sumatera Utara
89 Simalungun tersebut memiliki keinginan untuk berprestasi hampir di setiap situasi
kehidupan. Berdasarkan hasil analisa data penelitian ditemukan bahwa mean skor
Need for Affiliation pada mahasiswa Suku Simalungun berada pada tingkatan yang kedua yaitu 50.37 mean average
= 3.875. Hasil dari data pertanyaan terbuka sehubungan dengan penentuan pilihan antara menolong teman yang sakit
dengan mempersiapkan diri untuk ujian, maka terlihat bahwa mereka cenderung memilih untuk menolong teman yang sedang sakit. Hal ini disebabkan karena
menurut mereka kesehatan teman tersebut jauh lebih penting, menolong orang lain adalah sebuah kesempatan yang begitu berharga, merasa bertanggungjawab
untuk menolong seorang teman yang sedang membutuhkan, seorang teman adalah sosok yang sangat penting, akan merasa sangat bersalah jika terjadi hal buruk
pada teman tersebut, dan tidak ingin mengalami penyesalan di kemudian hari. Hal ini sesuai dengan pandangan McClelland 1987, bahwa karakteristik
individu dengan Need for Affiliation tinggi adalah kinerja yang lebih bagus bila diberikan insentif yang bersifat affiliatif. Pada mahasiswa suku Simalungun,
insentif yang mereka terima dengan memilih menolong teman yang sakit adalah adanya perasaan tenang dan nyaman karena melaksanakan tanggungjawab sebagai
seorang teman, hubungan interpersonal yang tetap terjaga dengan baik, dan tidak munculnya konflik dengan teman tersebut.
Berdasarkan kategorisasi pada Need for Affiliation, dari 92 subjek penelitian diperoleh hasil bahwa sebanyak 91 orang atau 98.91 memiliki Need
for Affiliation pada kategori tinggi. Artinya, mahasiswa suku Simalungun
Universitas Sumatera Utara
90 memiliki keinginan untuk menjaga kekerabatan hampir di setiap situasi
kehidupan. Sedangkan yang termasuk kategori Need for Affiliation sedang sebanyak 1 orang atau 1.09 tabel 15. Artinya, Need for Affiliation yang
dimiliki mahasiswa suku Simalungun tersebut ditampilkan dalam beberapa situasi kehidupan. Dan tidak terdapat subjek yang termasuk dalam kategori Need for
Affiliation rendah. Myers-Briggs 1980 menyatakan bahwa terdapat dua tipe kepribadian,
yaitu task-oriented personality berfokus kepada agenda tugas yang telah ditetapkan, produktivitas dan efisiensi, memiliki tujuan juga harapan yang jelas,
dan merupakan orang yang detail dalam tugas-tugasnya dan juga people-oriented personality berfokus kepada kebutuhan orang-orang di sekelilingnya, sangat
menjaga hubungan yang dibangun dengan orang lain, berusaha menjaga agar orang lain tetap merasa senang dan nyaman, lebih mementingkan perasaan dan
kebahagiaan orang lain dibandingkan jadwal yang sudah ditetapkan sebelumnya. Pada mahasiswa suku Simalungun, terlihat jelas bahwa mereka adalah individu
dengan tipe people-oriented personality karena lebih mengutamakan kenyamanan orang lain, menjaga hubungan baik dengan orang lain dan mau mengorbankan hal
yang harus dikerjakannya demi kepentingan orang lain. Hal ini perlu diteliti lebih lanjut, untuk melihat bagaimana gambaran sebenarnya kepribadian pada suku
Simalungun. Berdasarkan hasil analisa data penelitian Need for Power merupakan motif
dengan perolehan hasil mean terendah yaitu sebesar 51.22 mean average = 3.415. Meskipun demikian, perolehan tersebut tidak berarti bahwa mahasiswa
Universitas Sumatera Utara
91 suku Simalungun yang berdomisili di kota Medan kurang memiliki ciri power
seperti yang disampaikan oleh Munandar 2006 yaitu keinginan yang kuat untuk mengendalikan orang lain, mempengaruhi orang lain, memiliki dampak terhadap
orang lain dan bukan berarti mereka cenderung kurang menyukai pekerjaan- pekerjaan dimana mereka menjadi pimpinan dan mereka mempengaruhi orang
lain. Hasil dari data pertanyaan terbuka sehubungan dengan sikap ketika beradu pendapat di dalam sebuah diskusi, maka terlihat bahwa mereka cenderung tetap
mempertahankan pendapat, berdebat, berusaha meyakinkan orang lain tentang pendapatnya, dan agresif. Hal ini disebabkan karena mereka yakin dengan
pendapat pribadi, harus menegakkan keadilan, adanya kepuasan tersendiri ketika pendapat dipertimbangkan, pendapat pribadi adalah pendapat yang paling benar,
memiliki hak untuk menyatakan pendapat yang berbeda, dan harus konsisten. Hal ini sesuai dengann pandangan Veroff dan Winter dalam
Asnawi,2007 bahwa Need for Power adalah disposisi yang mengarahkan perilaku untuk mencapai kepuasan dengan tujuan tertentu, yaitu kekuasaaan
dengan jalan mengontrol dalam arti mempengaruhi orang lain. Pada mahasiswa suku Simalungun terlihat adanya kepuasan ketika pendapatnya dipertimbangkan
dan diakui oleh orang lain, pemikiran bahwa pendapatnya adalah yang paling benar dan juga kemampuan untuk konsisten di dalam memberikan pendapatnya.
Berdasarkan hasil kategorisasi Need for Power, dari 92 subjek penelitian diperoleh hasil bahwa sebanyak 74 orang atau 80.44 tabel 16 memiliki Need
for Power pada kategori tinggi. Sedangkan yang termasuk kategori Need for Power sedang sebanyak 18 orang atau 19.56 tabel 16. Artinya, Need for
Universitas Sumatera Utara
92 Power yang dimiliki mahasiswa suku Simalungun ditampilkan dalam beberapa
situasi kehidupan. Dan tidak terdapat subjek yang termasuk dalam kategori Need for Power rendah. Artinya, mahasiswa suku Simalungun memiliki keinginan
untuk menguasai dan mengendalikan orang lain hampir di setiap situasi kehidupan.
Dari hasil kategorisasi tersebut dapat terlihat bahwa Need for Power cenderung berada pada kategori tinggi, artinya adalah meskipun Need for Power
memiliki mean terendah dibanding Need for Achievement dan Need for Affiliation, bukan berarti Need for Power pada mahasiswa suku Simalungun tersebut adalah
rendah. Hal ini sejalan dengan pendapat De Dreu 1998 bahwa di dalam organisasi individu cenderung memiliki power yang tinggi karena terbiasa untuk
bernegosiasi, berdiskusi. mempertahankan pendapat, melihat cara pemimpin dan dilatih menjadi pemimpin. Pada mahasiswa suku Simalungun, tingginya Need for
Power dipengaruhi oleh status mereka sebagai anggota organisasi yang mengarahkan mereka berdiskusi, mempertahankan pendapat, belajar menjadi
pemimpin dan mengarahkan perilaku orang lain. Apabila ditinjau dari hasil kategorisasi ketiga need tersebut secara umum
berada pada kategori tinggi. Dengan kata lain, mahasiswa suku Simalungun yang berdomisili di kota Medan, memiliki Need for Achievement, Need for Affiliation
dan Need for Power yang tinggi. Artinya mahasiswa suku Simalungun memiliki dorongan yang tinggi dalam hal mencapai prestasi, membina kekerabatan yang
baik dengan orang lain, dan juga dalam hal mengarahkan dan menguasai orang lain McGraw, 2010. Namun hal ini tidak sejalan dengan filosofi budaya dan
Universitas Sumatera Utara
93 pandangan para tokoh Simalungun mengenai perilaku yang ditampilkan pada
suku Simalungun yang kurang menonjol, takut untuk berkonflik dan cenderung menyesuaikan diri dengan sekitarnya. Sehingga pernyataan McGraw 2010,
bahwa motif sosial mempengaruhi perilaku seseorang untuk memenuhi kebutuhan di dalam dirinya tidak terbukti di dalam penelitian ini. Karena perilaku yang
ditampilkan oleh suku Simalungun tidak sesuai dengan perolehan motif sosial dimana ketiga need berada di dalam kategori tinggi.
Dengan perolehan nilai motif sosial Need for Achievement, Need for Affiliation dan Need for Power pada subjek penelitian yang berbeda dengan
perilaku yang ditampilkan, maka perlu ditinjau kembali faktor lainnya yang mempengaruhi perilaku pada mahasiswa suku Simalungun tersebut. Faktor lain
yang juga mempengaruhi perilaku adalah karakter Schultz 1994, menurutnya karakter merupakan sejumlah pola emosional, kognitif dan perilaku yang
dipelajari dari pengalaman yang menentukan bagaimana seseorang berpikir, merasa dan berperilaku. Dalam pembentukannya, karakter dipengaruhi oleh
pengalaman hidup yang dialami individu tersebut, kemudian mempengaruhi cara mereka menanggulangi perubahan dan menyeimbangkan perbedaan agar dapat
sukses bertahan Pervin, Cervone John, 2005. Karakter yang dapat menggambarkan kondisi Simalungun tersebut adalah temperance character, yaitu
karakter pengekspresian yang pantas dan moderat dari hasrat dan keinginan diri, cenderung tidak menekan keinginan tetapi menunggu kesempatan untuk
memenuhinya, sehingga tidak merugikan diri sendiri dan orang lain Seligman,
Universitas Sumatera Utara
94 2004. Karakter ini juga cenderung untuk memaafkan, berbelaskasihan, rendah
hati dan memiliki kontrol diri yang kuat Seligman, 2004. Dalam penelitian ini terdapat hasil tambahan berupa analisis Need for
Achievement, Need for Affiliation, dan Need for Power berdasarkan faktor usia, jenis kelamin, asal daerah Simalungun dan tempat tinggal di kota Medan. Namun
berdasarkan hasil uji homogenitas, didapati bahwa tidak terdapat faktor yang secara signifikan mempengaruhi Need for Achievement, Need for Affiliation dan
Need for Power. Hadi 2000 menyatakan bahwa nilai signifikansi dari faktor- faktor tersebut dapat menunjukkan seberapa besar pengaruh dari faktor tersebut
terhadap nilai skornya. Jadi melihat hasil homogenitas tersebut, didapati bahwa nilai tinggi rendahnya skor dari ketiga need tersebut tidak dipengaruhi oleh
keberadaan faktor-faktor tersebut. Penelitian ini memiliki kelemahan dalam hal pemilihan subjek penelitian.
Subjek penelitian merupakan mahasiswa yang berdomisili di kota Medan, yang mengalami banyak berinteraksi dengan suku yang berbeda. Menurut Herskovitz
1939 kontak langsung antar budaya yang berbeda yang terjadi secara terus menerus dapat mengakibatkan terjadinya proses perubahan sejalan dengan pola-
pola budaya asal atau kedua kelompok tersebut, yang disebut sebagai proses akulturasi. Tingginya Need for Achievement dan Need for Power pada mahasiswa
suku Simalungun yang berdomisili di kota Medan adalah akibat dari banyaknya interaksi yang dialami dengan individu yang berasal dari suku yang berbeda,
sehingga kemungkinan terjadinya perubahan nilai budaya Simalungun dapat terjadi akibat interaksi tersebut. Sehingga penelitian selanjutnya diharapkan
Universitas Sumatera Utara
95 dilakukan langsung di daerah Simalungun sehingga tidak terdapat percampuran
budaya pada subjek yang diteliti. Hal ini juga didukung oleh pernyataan Sortaman 2008 bahwa suku Simalungun lebih banyak beradaptasi menyesuaikan diri
dengan suku lain, sehingga seringkali membuat masyarakat Simalungun melepaskan identitasnya, hanya untuk menyesuaikan diri dengan orang
disekitarnya.
Universitas Sumatera Utara
96
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN