STUDI KOMPARASI PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG BERDASARKAN SNI 03-2847-2002 DAN SNI 2847:2013 MENGGUNAKAN BEBAN GEMPA SNI 1726:2012 (Studi Kasus : Apartemen 11 Lantai Malioboro City Yogyakarta)

TUGAS AKHIR
STUDI KOMPARASI PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG
BERDASARKAN SNI 03-2847-2002 DAN SNI 2847:2013 MENGGUNAKAN
BEBAN GEMPA SNI 1726:2012
(Studi Kasus : Apartemen 11 Lantai Malioboro City Yogyakarta)

Disusun guna melengkapi persyaratan untuk mencapai
derajat kesarjanaan Strata-1
Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh :
ANDINI PARAMITA
20120110104

JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016

ii


LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS AKHIR

STUDI KOMPARASI PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG
BERDASARKAN SNI 03-2847-2002 DAN SNI 2847:2013 MENGGUNAKAN
BEBAN GEMPA SNI 1726:2012
(Studi Kasus : Apartemen 11 Lantai Malioboro City Yogyakarta)

Disusun guna melengkapi persyaratan untuk mencapai derajat kesarjanaan
Strata-1
Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh :
ANDINI PARAMITA
20120110104

Telah disetujui dan disahkan oleh :
Tim Penguji


Bagus Soebandono, ST.,M.Eng

……………………………

Dosen Pembimbing I

Tanggal :

Restu Faizah, ST., MT.

……………………………

Dosen Pembimbing II

Tanggal :

Yoga Aprianto Harsoyo, ST., M.Eng

……………………………


Dosen Penguji

Tanggal :

iii

HALAMAN MOTTO

Jemput Bahagiamu Dengan Selesaikan SKRIPSImu
(A.P)

Dengan Ilmu Pengetahuan atau Budaya Mencita-citakan Kebahagiaan,
Kesejahteraan
(Ki Hadjar Dewantara)

Allah akan Meninggikan Orang-orang yang Beriman di antaramu dan Orangorang yang diberi Ilmu Pengetahuan Beberapa Derajat.
(Q.S Al-Mujadalah : 11)

Terimalah kegagalan sebagai harga kesuksesan hari ini dan tetaplah berusaha

untuk maju.
(Anonim)

Terkadang hidup memang berat dan membuat kita hampir menyerah tapi kita
harus yakin bahwa Allah pelindung, pencipta, cinta kita.
( Sang Pencerah)

Pastikan orang tuamu bangga denganmu.
(Hanggoro Tri Cahyo)

Life is Like Riding a Bicycle. To Keep Your Balance, You Must Keep Moving.
(Albert Einstein)

Jangan Hanya Menjalani Hidup, tetapi Berkembanglah Bersama Kehidupan
(-Someone-)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN
Yang utama dari segalanya....

Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih
sayang-Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta
memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia serta kemudahan yang Engkau
berikan akhirnya Tugas Akhir yang sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat
dan salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasulullah Muhammad SAW.
Saya persembahkan karya sederhana ini kepada orang-orang yang sangat
saya hormati dan saya sayangi.
 Kedua orang tua tercinta Ibu Arnawati S.Pd dan Bapak Pamri S.Pd,
sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terimakasih yang tiada terhingga
saya persembahkan karya kecil ini kepada Ibu dan Bapak yang telah
memberikan kasih sayang, segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada
terhingga yang tiada mungkin dapat saya balas hanya dengan selembar
kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini bisa
menjadi langkah awal untuk membuat Ibu dan Bapak bahagia karena saya
sadar, selama ini belum bisa berbuat yang lebih. Untuk ibu dan Bapak
yang selalu membuatku termotivasi dan selalu menyirami kasih sayang,
selalu mendoakanku, selalu menasehatiku menjadi lebih baik. Terima
Kasih Ibu...Terima Kasih Bapak...
 Kedua Adik-adikku Aris Pramana dan Aulia Pramadhani, tiada yang
paling mengharukan saat berkumpul bersama kalian, walaupun sering

bertengkar namun hal itu yang selalu menjadi warna yang tak kan bisa
tergantikan. Maaf belum bisa menjadi panutan seutuhnya, tapi kakak akan
selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik untuk kalian.
 Best Partner Achmad Hambali, sebagai tanda terimakasih saya, saya
persembahkan karya sederhana ini untuk anda. Terimakasih atas segala
bantuan, kepedulian, kesabaran anda yang telah memberikan saya

v

semangat dan inspirasi dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, semoga
anda bisa menjadi rekan terbaik dalam segala hal nantinya. Terima Kasih...
 Best Friend’s, buat sahabat-sahabat saya dari masa SMA “Nurjannah
Sitialfiah A.Md.Far dan Dwi Nugrah Gusti Ningsih A.Md” terima kasih
atas bantuan, doa, nasehat, hiburan dan semangat yang kalian berikan
selama kita kenal, kalian yang terbaik. Buat sahabat-sahabat saya selama
kuliah “Salasia Tajunnisa, Iska Istiyaningsih, Lusi Santry, Ika Novia”
terima kasih atas segala bantuannya, kebersamaan bersama kalian luar
biasa, orang-orang yang tepat untuk saling berbagi, saling menguatkan dan
yang paling mengerti masalah didunia anak teknik (wkwkwk), kalian yang
teristimewa. Buat


teman-teman “Teknik Sipil Kelas B 2012” dengan

kekompakannya yang turut membantu selama ini, yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu, terima kasih kalian semua adalah keluarga saya
semasa kuliah, semoga keakraban antara “Teknik Sipil Kelas B 2012”
tetap terjaga. Semoga sukses “CiVen B 2012”!
 Teman-teman Keluarga Besar Teknik Sipil UMY Angkatan 2012.
 Dosen Teknik Sipil UMY, terima kasih banyak untuk semua ilmu, didikan
dan pengalaman yang sangat berarti yang sudah diberikan kepada kami,
terkhusus Bapak Bagus Soebandono ST.,M.Eng dan Ibu Restu Faizah
ST.,M.T selaku dosen pembimbing Tugas Akhir saya, terima kasih banyak
atas bantuan dan bimbingannya selama ini.
 Semua pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung yang
tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Terima Kasih....

vi

KATA PENGANTAR


Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat-Mu Ya Allah,
atas segala karunia, rahmat dan kasih sayangmu yang senantiasa dicurahkan
kepada hambamu yang lemah ini, dan atas pertolonganmu juga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir, yang berjudul “Studi Komparasi Perancangan
Struktur Gedung Berdasarkan SNI 03-2847-2002 dan SNI 2847:2013
Menggunakan Beban Gempa SNI 1726:2012”.
Penulis menyadari sepenuhnya akan kekurangan – kekurangan baik teori
dan metedologinya, sehingga Tugas Akhir ini jauh dari sempurna. Disamping itu
penulis juga menyadari, tanpa adanya bekal pengetahuan, bimbingan, dorongan
moril dan materil serta bantuan dari berbagai pihak maka belum tentu Tugas
Akhir ini bisa selesai. Oleh karena itu dengan ketulusan dan kerendahan hati,
penulis mengucapkan rasa terima kasih yang setinggi-tingginya, kepada yang
terhormat:
1. Jaza’ul Ikhsan, S.T., M.T., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
2. Ir. Anita Widianti, M.T. selaku Kepala Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
3. Bagus Soebandono, ST., M.Eng selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan arahan selama pelaksanaan dan penulisan Tugas
Akhir ini.

4. Restu Faizah, ST., M.T selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan arahan demi selesainya Tugas Akhir ini.
5. Yoga Aprianto Harsoyo, ST.,M.Eng selaku dosen penguji yang telah
memberikan pengarahan dalam terselesaikanya ujian dan terselesaikanya
penulisan tugas akhir ini.
6. Seluruh dosen jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.
7. Seluruh staf dan karyawan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY atas
bantuannya selama ini.
8. Pihak Pelaksana Proyek Apartemen Malioboro City Yogyakarta yang telah
membantu memberikan data – data pembangunan Gedung kepada penulis.

vii

9. Keluarga, Bapak dan Ibu yang selalu senantiasa memberikan dukungan yang
berupa materi maupun imateri.
10. Sahabat-sahabat penulis, Achmad Hambali, Salasia Tajunnisa Setia Utami,
Iska Istiyaningsih, Ika Novia, Lusi Santry, Fitratil Laila, Hesti Pangesti,
Olganiza Haryusaputri, Vaya Rienka Gitri, Junaidi Abdurajak, Nurjannah Siti
Alfiah, dan Dwi Nugrah yang bersedia berbagi canda tawa, keluh kesah dan

motivasinya.
11. Rekan-rekan kerja Tugas Akhir Penulis, Bagus Setiawan Panbudi, Aris Mukti,
Sutrizal, dan Inees Kusuma yang bersedia saling membantu dalam
terselesaikannya Tugas Akhir ini.
12. Teman – teman Teknik Sipil B angkatan 2012 yang telah memberikan
dukungan serta motivasinya.
13. Semua pihak yang tidak tersebutkan dan telah membantu meyelesaikan Tugas
Akhir ini sehingga dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis menyadari bahwa banyak
kekurangan dan kesalahan karena keterbatasan penulis, oleh karena itu dengan
segala keterbukaan penulis, akan menerima kritik dan saran yang membangun
demi penyempurnaan dan kebenaraan Tugas Akhir ini dan semoga nantinya
tulisan ini dapat berguna bagi para pembaca sekalian.
Dengan segala hormat penulis mengucapkan terima kasih untuk semua
yang telah memberikan bantuan dan dorongan dan atas banyak salah serta
kekeliruan yang telah diperbuat oleh penulis, maka penulis memohon maaf.

Yogyakarta,

Agustus 2016


Penulis

viii

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
HALAMAN MOTTO .......................................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
INTISARI ........................................................................................................... xiv
BAB I

PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 2
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 4
E. Lingkup Penelitian ................................................................................ 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 5

A. Struktur Tahan Gempa ........................................................................... 5
B. Referensi Penelitian ................................................................................ 6
C. Keaslian Penelitian ............................................................................... 34
BAB III

LANDASAN TEORI ........................................................................ 35

A. Pembebanan ......................................................................................... 35
B. Kombinasi Pembebanan ....................................................................... 36
C. Struktur Tahan Gempa ......................................................................... 38
D. Perancangan Tulangan Balok ............................................................... 40
E. Perancangan Penulangan Kolom .......................................................... 46
BAB IV

METODE PENELITIAN ................................................................ 53

A. Tata Langkah Penelitian ...................................................................... 53

ix

B. Data Penelitian .................................................................................... 54
C. Literatur Penelitian .............................................................................. 55
D. Metode Penelitian ................................................................................ 55
E. Pembahasan Hasil ............................................................................... 57
BAB V

ANALISIS PEMBEBANAN STRUKTUR ..................................... 58

A. Spesifikasi Data Teknis Bangunan ..................................................... 58
B. Beban Struktur .................................................................................... 69
C. Analisis Struktur ................................................................................. 62
D. Perhitungan Struktur Portal ................................................................. 64
E. Perancangan Penulangan Balok (SNI 03-2847-2002) ......................... 66
F. Perancangan Penulangan Kolom (SNI 03-2847-2002) ....................... 87
G. Perancangan Penulangan Balok (SNI 2847:2013) .............................. 95
H. Perancangan Penulangan Kolom (SNI 2847:2013) .......................... 116
BAB VI

HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 124

A. Balok ................................................................................................. 124
B. Kolom................................................................................................ 131
BAB VI

PENUTUP ........................................................................................ 134

C. Kesimpulan ....................................................................................... 134
D. Saran.................................................................................................. 135

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

x

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1

Perbedaan Perhitungan Beton Bedasarkan SNI 03-2847-2002
dan SNI 2847:2013 .......................................................................... 52

Tabel 5.1

Berat Bangunan per Lantai .............................................................. 63

Tabel 5.2

Output Momen Terbesar Pada Balok .............................................. 65

Tabel 5.3

Output Gaya Geser Terbesar Pada Balok ........................................ 66

Tabel 5.4

Gaya-gaya Dalam Akibat Pembebanan Struktur ............................. 67

Tabel 5.5

Analisis Gaya dan Momen Nominal Tumpuan Balok (SNI 032847-2002) ....................................................................................... 74

Tabel 5.6

Analisi Gaya dan Momen Nominal Lapangan Balok (SNI 032847-2002) ....................................................................................... 80

Tabel 5.7

Hasil Perancangan Tulangan Lentur Balok SNI 03-2847-2002 ..... 81

Tabel 5.8

Hasil Perancangan Tulangan Geser Balok SNI 03-2847-2002 ........ 87

Tabel 5.9

Hasil Perancangan Tulangan Lentur Kolom SNI 03-2847-2002 ..... 93

Tabel 5.10

Hasil Perancangan Tulangan Geser Kolom SNI 03-2847-2002 ...... 95

Tabel 5.11

Analisis Gaya dan Momen Nominal Tumpuan Balok (SNI
2847:2013) ..................................................................................... 103

Tabel 5.12

Analisis Gaya dan Momen Nominal Lapangan Balok (SNI
2847:2013) ..................................................................................... 109

Tabel 5.13

Hasil Perancangan Tulangan Lentur Balok (SNI 2847:2013) ....... 109

Tabel 5.14

Hasil Perancangan Tulangan Geser Balok (SNI 2847:2013) ........ 116

Tabel 5.15

Hasil Perancangan Tulangan Lentur Kolom (SNI 2847:2013)...... 122

Tabel 5.16

Hasil Perancangan Tulangan Geser Kolom (SNI 2847:2013) ....... 124

Tabel 6.1

Selisih Rata-rata Penulangan Geser Balok .................................... 131

Tabel 6.2

Selisih Rata-rata Penulangan Geser Kolom ................................... 134

xi

DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Penampang Diagram Tegangan-Regangan ...................................... 41
Gambar 3.2 Diagram Alir Tulangan Lentur pada Balok ..................................... 42
Gambar 3.3 Diagram Alir Tulangan Geser pada Balok ...................................... 44
Gambar 3.4 Dimensi Kolom dan Diagram Tegangan-Regangan pada Keadaan
Seimbang ......................................................................................... 48
Gambar 4.1 Diagram Alir Proses Pelaksanaan Penelitian ................................... 53
Gambar 4.2 Pemodelan Struktur ......................................................................... 57
Gambar 5.1 Denah Struktur Bangunan lantai 1 ................................................... 59
Gambar 5.2 Penulangan Tumpuan Balok tipe BP-2 (SNI 03-2847-2002) .......... 71
Gambar 5.3 Analisis Kapasitas Momen Layan Tumpuan Balok (SNI 032847-2002) ....................................................................................... 71
Gambar 5.4 Penulangan Lapangan Balok tipe BP-2 (SNI 03-2847-2002) .......... 77
Gambar 5.5 Analisis Kapasitas Momen Layan Lapangan Balok (SNI 032847-2002) ....................................................................................... 77
Gambar 5.6 Penulangan Tumpuan Balok tipe BP-2 (SNI 2847:2013)................ 99
Gambar 5.7 Analisis Kapasitas Momen Layan Tumpuan Balok (SNI
2847:2013) ..................................................................................... 100
Gambar 5.8 Penulangan Lapangan Balok tipe BP-2 (SNI 2847:2013) ............. 105
Gambar 5.9 Analisis Kapasitas Momen Layan Lapangan Balok (SNI
2847:2013) ..................................................................................... 106
Gambar 6.1 dan 6.2 Grafik Perbandingan Penulangan Lentur Balok
Tumpuan ........................................................................................ 126
Gambar 6.3 Grafik Perbandingan Penulangan Lentur Balok Lapangan ........... 127
Gambar 6.4 Grafik Perbandingan Penulangan Lentur Balok Lapangan ........... 128
Gambar 6.5 dan 6.6 Grafik Perbandingan Penulangan Geser Balok Tumpuan .. 129
Gambar 6.7 dan 6.8 Grafik Perbandingan Penulangan Geser Balok Lapangan . 130
Gambar 6.9 Grafik Perbandingan Penulangan Lentur Kolom .......................... 132
Gambar 6.10 Grafik Perbandingan Penulangan Geser Kolom Tumpuan .......... 133
Gambar 6.11 Grafik Perbandingan Penulangan Geser Kolom Lapangan .......... 133

xii

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Lampiran 2.
2002)

Tabel Data Balok
Tabel Perhitungan Tulangan Lentur Tumpuan Balok (SNI 03-2847-

Lampiran 3.
2002)

Tabel Perhitungan Tulangan Lentur Tumpuan Balok (SNI 03-2847-

Lampiran 4.

Tabel Analisis Gaya Tumpuan Balok (SNI 03-2847-2002)

Lampiran 5.
2002)

Tabel Analisis Momen Nominal Tumpuan Balok (SNI 03-2847-

Lampiran 6.
2847-2002

Tabel Perhitungan Tulangan Lentur Lapangan Balok (SNI 03-

Lampiran 7.
2847-2002)

Tabel Perhitungan Tulangan Lentur Lapangan Balok (SNI 03-

Lampiran 8.

Tabel Analisis Gaya Lapangan Balok (SNI 03-2847-2002)

Lampiran 9.
2002)

Tabel Analisis Momen Nominal Lapangan Balok (SNI 03-2847-

Lampiran 10. Tabel Perhitungan Tulangan Lentur Tumpuan Balok (SNI
2847:2013)
Lampiran 11. Tabel Analisis Gaya Nominal Tumpuan Balok (SNI 2847:2013)
Lampiran 12. Tabel Analisis Momen Nominal Tumpuan Balok (SNI 2847:2013)
Lampiran 13. Tabel Perhitungan Penulangan Lentur Lapangan Balok (SNI
2847:2013)
Lampiran 14. Tabel Perhitungan Penulangan Lentur Lapangan Balok (SNI
2847:2013)
Lampiran 15. Tabel Analisis Gaya Nominal Lapangan Balok (SNI 2847:2013)
Lampiran 16. Tabel Analisis Momen Nominal Lapangan Balok (SNI 2847:2013)
Lampiran 17. Tabel Perhitungan Penulangan Geser Balok (SNI 03-2847-2002)
Lampiran 18. Tabel Perhitungan Penulangan Geser Tumpuan Balok (SNI 032847-2002)
Lampiran 19. Tabel Perhitungan Penulangan Geser Tumpuan Balok (SNI 032847-2002)

xiii

Lampiran 20. Tabel Perhitungan Penulangan Geser Lapangan Balok (SNI 032847-2002)
Lampiran 21. Tabel Perhitungan Penulangan Geser Balok (2847:2013)
Lampiran 22. Tabel Perhitungan Penulangan Geser Tumpuan Balok (SNI
2847:2013)
Lampiran 23. Tabel Perhitungan Penulangan Geser Tumpuan Balok (SNI
2847:2013)
Lampiran 24. Tabel Perhitungan Penulangan Geser Lapangan Balok (SNI
2847:2013)
Lampiran 25. Tabel Data Kolom
Lampiran 26. Tabel Perhitungan Penulangan Lentur Kolom (SNI 03-2847-2002)
Lampiran 27. Tabel Perhitungan Kuat Momen Kolom
Lampiran 28. Tabel Perhitungan Gaya Geser Kolom
Lampiran 29. Hasil Perhitungan Tulangan Geser Kolom (SNI 03-2847-2002)
Lampiran 30. Tabel Perhitungan Penulangan Lentur Kolom (SNI 2847:2013)
Lampiran 31. Tabel Perhitungan Kuat Momen Kolom
Lampiran 32. Tabel Perhitungan Gaya Geser Kolom
Lampiran 33. Hasil Perhitungan Tulangan Geser Kolom (SNI 2847:2013)
Lampiran 34. Gambar Detail Balok Basement
Lampiran 35. Gambar Detail Balok Lantai 2
Lampiran 36. Gambar Detail Balok Lantai 3-5
Lampiran 37. Gambar Detail Balok Lantai 6-11
Lampiran 38. Gambar Detail Balok Atap
Lampiran 39. Gambar Detail Kolom

xiv

INTISARI

Standar perencanaan untuk struktur beton bertulang di Indonesia mengalami
pembaharuan dengan dikeluarkannya SNI 2847:2013 “Persyaratan Beton Struktural
untuk Bangunan Gedung” sebagai pengganti dari SNI 03-2847-2002. Meskipun tidak
terdapat perubahan secara signifikan, namun terdapat beberapa pembaharuan konsep
yang seharusnya dipahami oleh pelaku teknis di bidang struktur, terutama seorang
perencana struktur. Salah satu perubahan yang dilakukan dalam SNI 2847:2013 adalah
dalam masalah perencanaan komponen struktur lentur. Konsep baru dalam SNI
2847:2013 adalah dalam hal perencanaan komponen struktur lentur, yang didasarkan
pada regangan tarik netto dari tulangan baja tarik terluar, t. Berdasarkan nilai t, maka
suatu penampang struktur lentur dapat dikategorikan sebagai penampang terkendali tarik,
tekan, atau berada dalam zona transisi. Jika pada SNI 2002, nilai  ditentukan seragam
sebesar 0,8, maka pada SNI 2013 nilai  diperbolehkan diambil sebesar 0,90 jika t
mencapai 0,005 atau lebih dan direduksi secara linear hingga t mencapai batas minimum
yang diizinkan sebesar 0,004.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang ulang tulangan lentur dan
tulangan geser pada balok dan kolom gedung Apartemen Malioboro City Yogyakarta
dengan mengacu pada SNI 2847:2013 dengan SNI 1726:2012 selanjutnya untuk
mengetahui perbandingan hasil perencanaan gedung yang masih menggunakan peraturan
lama SNI 03 – 1726 – 2002 dengan peraturan baru SNI 2847:2013 khususnya penulangan
struktur portal (balok dan kolom).
Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa, hasil perhitungan
penulangan lentur balok menggunakan peraturan SNI 2847:2013 diperoleh jumlah
tulangan yang lebih banyak dengan selisih 0,176% untuk lentur di tumpuan balok dan
2,493% untuk lentur di lapangan balok. Untuk penulangan geser balok di tumpuan dan
lapangan juga mengalami penigkatan dengan selisih sebesar 29,866% dan 6,459%. Dari
perencanaan analisis kolom pada penulangan lentur menggunakan peraturan SNI
2847:2013 diperoleh jumlah penulangan lebih banyak dibandingkan dengan perencanaan
penulangan dengan peraturan SNI 03 – 2847 – 2002 yaitu dengan selisih 17,803%,
sedangkan untuk perencanaan tulangan geser kolom mengalami pengurangan jumlah
penulangan pada tumpuan maupun lapangan yaitu dengan selisih 15,515%.

Kata Kunci : perancangan struktur gedung, SNI 03 – 2847 – 2002, SNI 2847:2013, SNI
1726:2012.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Beberapa tahun ini, Indonesia sering dikejutkan dengan berbagai macam
bencana alam, terutama gempa. Hal ini terjadi karena Indonesia berada di
kawasan Pasific Ring Of Fire yang merupakan jalur rangkaian gunung berapi aktif
di dunia. Kedatangan gempa tidak dapat diprediksi secara pasti tempat dan
waktunya, oleh sebab itu, harus ada sistem pemberitahuan dini terhadap bahaya
gempa dan juga dibuat pengantisipasian dengan pembangunan gedung yang tahan
gempa agar tidak memakan korban jiwa dalam jumlah banyak.
Prinsip dari perencanaan struktur gedung ini adalah menghasilkan suatu
bangunan yang aman, nyaman, kuat, efisian dan ekonomis. Suatu konstruksi gedung
harus mampu menahan beban dan gaya-gaya yang bekerja pada konstruksi itu sendiri,
sehingga bangunan atau struktur gedung aman dalam jangka waktu yang
direncanakan. Salah satu komponen yang berperan penting pada struktur bangunan
adalah beton.

Peraturan mengenai tatacara perencanaan struktur beton bertulang di
Indonesia mengalami

pembaharuan seiring

dengan dikeluarkannya

SNI

2847:2013 mengenai “Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung”.
Peraturan yang baru ini sekaligus menggantikan peraturan sebelumnya, yaitu SNI
03-2847-2002 yang sudah berlaku lebih dari 10 tahun. Meskipun tidak terdapat
perubahan yang cukup signifikan, namun beberapa detail perubahan yang diatur
dalam SNI yang baru ini harus dipahami dengan baik oleh pelaku konstruksi,
terutama para perencana struktur. Salah satu hal baru yang dicantumkan dalam
SNI 2847:2013 adalah dalam hal perencanaan komponen struktur lentur (balok).
Dalam SNI 2847:2013 penampang struktur lentur dikategorikan menjadi tiga
macam, yaitu penampang terkendali tarik, penampang terkendali tekan, serta
penampang yang berada dalam zona transisi antara tarik dan tekan. Penentuan
kriteria penampang tersebut didasarkan pada regangan tarik netto, t, yang terjadi

1

2

pada tulangan baja terluar. Rasio tulangan maksimum ditentukan berdasarkan
regangan tarik minimum yang boleh terjadi, sesuai dengan yang ditentukan dalam
peraturan. Hal ini sedikit berbeda dari peraturan sebelumnya, SNI 2002, yang
menyatakan bahwa rasio tulangan maksimum dibatasi sebesar 0,75 dari rasio
tulangan dalam kondisi seimbang.
Selain itu, perubahan juga terjadi pada faktor reduksi kekuatan, . Jika
pada SNI 2002, nilai  ditentukan seragam sebesar 0,8, maka pada SNI 2013 nilai
 diperbolehkan diambil sebesar 0,90 jika

t

mencapai 0,005 atau lebih dan

direduksi secara linear hingga t mencapai batas minimum yang diizinkan sebesar
0,004.
Dengan adanya perubahan pada standar perencanaan yang baru tersebut,
muncul pertanyaan seberapa besar perubahan faktor reduksi kekuatan dari standar
perencanaan yang lama yang mempengaruhi beban horizontal (gempa) dan besar
simpangan antar lantainya yang nantinya berdampak pada perencanaan
penulangan struktur bangunan itu sendiri.
Salah satu bangunan yang ditinjau dilakukan pembangunan adalah
Apartemen Malioboro City yang terletak di Jalan Raya Solo, Catur Tunggal,
Sleman, DI Yogyakarta dengan perencanaannya masih menggunakan peraturan
tahun 2002, maka dalam hal ini studi dilakukan analisis perbandingan antara SNI
yang lama dengan SNI yang terbaru. Perbandingan dilakukan pada gaya desain,
hasil analisis gempa statis linier dengan model 3 dimensi gedung 11 lantai dengan
fungsi bangunan sebagai kompleks apartemen, nantinya dapat diketahui pada
perencanaan penulangan struktur portal bangunan sebelumnya menggunakan
peraturan yang lama dapat diketahui selisih prosentasi pemakaiannya dengan
membandingkan

hasil

perencanaan

penulangan

struktur

portal

dengan

menggunakan SNI 2847:2013 pada penelitian ini.
B. Rumusan masalah
Peraturan mengenai Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan
Gedung SNI tahun 2013 yang telah diterbitkan untuk memperbaharui peraturan
yang lama seharusnya digunakan dalam perencanaan sebuah struktur gedung agar

3

gedung tersebut dapat lebih adaptif dan sesuai dengan keadaan dan kondisi masa
kini. Oleh karena itu, rumusan masalah dilakukannya penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Berapa perbandingan hasil perencanaan tulangan lentur balok oleh
pihak desainer yang masih menggunakan peraturan lama dengan hasil
perencanaan ulang berdasarkan peraturan SNI 2847:2013 dan SNI
1726:2012?
2. Berapa perbandingan hasil perencanaan tulangan geser balok oleh
pihak desainer yang masih menggunakan peraturan lama dengan hasil
perencanaan ulang berdasarkan peraturan SNI 2847:2013 dan SNI
1726:2012?
3. Berapa perbandingan hasil perencanaan tulangan lentur dan tulangan
geser pada kolom oleh pihak desainer yang masih menggunakan
peraturan lama dengan hasil perencanaan ulang berdasarkan peraturan
SNI 2847:2013 dan SNI 1726:2012?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Untuk mengetahui berapa perbandingan hasil perencanaan tulangan lentur
balok yang masih menggunakan peraturan lama SNI 03 – 2847 – 2002
dengan hasil perencanaan ulang berdasarkan SNI 2847:2013 dan SNI
1726:2012.

2.

Untuk mengetahui berapa perbandingan hasil perencanaan tulangan geser
balok yang masih menggunakan peraturan lama SNI 03- 2847 – 2002 dengan
hasil perencanaan ulang berdasarkan SNI 2847:2013 dan SNI 1726:2012.

3.

Untuk mengetahui berapa perbandingan hasil perencanaan tulangan lentur
dan tulangan geser kolom yang masih menggunakan peraturan lama SNI 032847 – 2002 dengan hasil perencanaan ulang berdasarkan SNI 2847:2013 dan
SNI 1726:2012.

4

D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.

Memberikan informasi dan gambaran mengenai perbandingan hasil
perencanaan penulangan

gedung dilapangan yang

masih menggunakan

peraturan lama dengan hasil perencanaan ulang penulangan gedung dengan
peraturan baru berdasarkan SNI Beban Gempa 1726:2012 dan SNI Beton
Bertulang 2847:2013.
2.

Memberikan kontribusi kepada ilmu pengetahuan yang terkait dengan
memperkaya ilmu pengetahuan yang dapat diperoleh dari penelitian ini.

E. Lingkup Penelitian
Untuk mempersempit cakupan permasalahan yang terkandung dalam
proses perancangan struktur yang sangat luas, maka dilakukan pembatasan
masalah untuk memperjelas aspek–aspek yang digunakan dalam melakukan
perancangan. Batasan masalah yang diambil adalah :
1.

Pemodelan menggunakan program SAP2000 versi 14.0.0. Pemodelan
dilakukan untuk mengetahui gaya-gaya dalam secara otomatis yang
selanjutnya dari data tersebut dapat dirancang kebutuhan dimensi elemen
strukturnya.

2.

Bangunan yang dimodelkan adalah bangunan yang memiliki jumlah lantai
sebanyak 11 lantai.

3.

Perancangan dilakukan terhadap elemen struktur yang meliputi balok dan
kolom, tidak termasuk Rencana Anggaran Biaya (RAB).

4.

Elemen dinding penahan tanah pada basement dianggap struktur terpisah
sehingga dalam penelitian ini tidak ditinjau.

5.

Struktur fondasi, plat, struktur sekunder tidak ditinjau.

6.

Tidak memperhitungkan perencanaan detail sambungan atau profil atap atap.

7.

Perhitungan portal, yakni dengan meninjau dari arah memanjang dan
melintang yang memiliki kombinasi beban terbesar.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Struktur Tahan Gempa
Pada umumnya sangatlah tidak ekonomis untuk merancang struktur yang
berespon elastis akibat gempa yang memberikan gaya inersia yang sangat besar.
Pengalaman menunjukkan bahwa struktur yang dirancang dengan beban yang
diatur oleh peraturan-peraturan gempa dapat menahan beban gempa yang cukup
besar. Hal ini disebabkan, pertama karena struktur-struktur tersebut yang
dirancang dengan baik dapat berdeformasi sampai keadaan inelastisnya tanpa
menunjukkan keruntuhan, kedua karena berkurangnya respon akibat kekakuannya
berkurang, dan ketiga akibat interaksi tanah dengan struktur. (Gideon. dkk, 1994).
Sistem struktur selama gempa bumi berlangsung, bangunan mengalami
gerakan vertikal dan horizontal, sehingga gaya gempa dalam arah vertikal maupun
horisontal akan menjadi titik-titik pada massa struktur. Gaya gempa pada arah
vertikal hanya berpengaruh sedikit pada gaya gravitasi yang bekerja pada struktur,
karena struktur biasanya dirancang terhadap gaya-gaya vertikal dengan faktor
keamanan yang memadai, sehingga jarang terjadi struktur rumah runtuh terhadap
gaya vertikal. Sebaliknya gempa horisontal banyak menimbulkan keruntuhan
(collapse) atau kegagalan (failure). Atas alasan ini prinsip utama dalam
perancangan struktur tahan gempa (earthquake resistant design) dengan
meningkatkan kekuatan struktur terhadap gaya lateral (ke samping) yang
umumnya tidak memadai. (Muto, 1987).
Pemencaran energi ini bertujuan untuk mempertahankan perilaku elastoplastis dalam struktur pada waktu menahan gaya gempa yang menjadi dasar
teknik pencadangan energi yang dipakai dalam perancangan struktur daktail,
dimana prilaku struktur harus memuaskan dan terjamin dengan baik setelah
melampaui batas elastik. Jika sistem struktur telah ditentukan, tempat-tempat yang
dirancang bagi sendi-sendi plastis untuk pemencaran energi harus dibuatkan
detailnya, sehingga komponen struktur tersebut benar-benar berperilaku daktail.
5

6

Mekanisme terbentuknya sendi plastis diarahkan agar timbul di tempat-tempat
yang telah direncanakan dengan cara meningkatkan kuat komponen-komponen
struktur yang bersebelahan. Komponen-komponen struktur yang lain tersebut
harus cukup diberi cadangan kekuatan untuk menjamin berlangsungnya
mekanisme pemencaran energi selama terjadi gempa. (Dipohusodo, 1994).
B. Referensi Penelitian
Kota Yogyakarta mengalami peningkatan gaya gempa tertinggi dari tahun
2002 hingga 2012. Hal ini menunjukan adanya status kegempaan wilayah
tersebut, sehingga beban gempa dalam perencanaan bangunan sesuai SNI
1726:2012 menjadi lebih besar (Faizah dan Widodo, 2013).
Disamping itu pada perkembangan zaman peraturan mengenai beton dari
tahun ke tahun mengalami perubahan dari segi standar minimum yang dapat
diterima untuk bahan, desain, dan praktek konstruksi, oleh karena itu suatu
perencanaan gedung bertingkat diharuskan mengikuti peraturan-peraturan yang
berlaku yang tahun-tahun lalu di Indonesia diberlakukan peraturan beton SNI
2847:2013.
Dalam perencanaan gedung di daerah rawan gempa, gedung dengan
segenap komponen struktur penahan gempa harus direncanakan dan dibuat
mendetail sedemikian rupa sehingga keseluruhannya mampu memberikan
perilaku daktail sepenuhnya, artinya saat menerima beban sampai melebihi kuat
elastisnya struktur tidak langsung pecah atau rusak, namun berubah bentuk
terlebih dahulu secara plastis sampai batas tertentu pada saat terjadi gempa.
Ketentuan ini didasarkan pada kenyataan bahwa secara ekonomi tidaklah lazim
untuk merencanakan struktur gedung sedemikian kuat sehingga tahan terhadap
gempa secara elastik (Dipohusodo, 1994).
Saat terjadinya gempa struktur harus bersifat daktail, yang artinya saat
menerima beban sampai melebihi kuat elastisnya struktur tidak langsung rusak,
namun berubah bentuk terlebih dahulu secara plastis sampai batas tertentu. Pada
struktur beton yang terdiri dari beton dan tulangan maka dapat bersifat daktail
seperti tulangan baja dan dapat bersifat getas seperti beton.

7

Berikut beberapa review jurnal terkait dengan penelitian ini :
1. Ridwan Mhd (2013),

Evaluasi Perilaku Struktur Gedung

Bertingkat Lima Menggunakan Kolom Pendek Akibat Beban
Gempa.
Pada penelitian tugas akhir ini akan dibahas tentang evaluasi
perilaku struktur gedung beton bertulang bertingkat lima dengan
kolom pendek menggunakan model portal dua dimensi untuk
mengetahui nilai deformasi yang terjadi disepanjang tinggi gedung.
Permodelan ini dilakukan dengan empat tipe posisi kolom pendek
yang akan dianalisa dengan program SAP2000 yang didesain
sesuai peraturan SNI 03-2874-2002 dan SNI 1726:2012. Evaluasi
perilaku struktur gedung dengan empat tipe posisi kolom pendek
menunjukkan bahwa akibat penempatan kolom pendek disepanjang
tinggi gedung displacement yang terjadi berbeda dan perpindahan
antar lantai menjadi tidak seragam. Penelitian tugas akhir ini akan
meneliti tentang perilaku struktur gedung bertingkat lima yang
menggunakan

kolom

pendek

akibat

gaya

gempa.

Untuk

pembebanan secara lateral maka diberikan model beban gempa
yang direncanakan untuk tanah lunak pada wilayah gempa kota
Padang, berdasarkan hasil analisa statik ekuivalen menurut SNI
1726:2012.
Manfaat

dari

penelitian

ini,

adalah

untuk

meningkatkan

pengetahuan dalam memperoleh perencanaan desain struktur
kolom pendek pada bangunan bertingkat yang lebih baik dan
ramah gempa, tanpa mengesampingkan dan menghilangkan unsur
estetika dan keindahan arsitektur.
Permodelan struktur untuk penelitian ini akan ditinjau dan
dianalisa secara 2 dimensi (2D) berupa portal bertingkat lima
menggunakan program SAP2000 v.14.

8

Adapun data spesifikasi yang akan digunakan adalah, sebagai
berikut :
a. Data Umum Bangunan
Lokasi Perencanaan : Padang
Kondisi tanah/wil. gempa: Lunak/zona 6
Fungsi gedung : Perkantoran.
Luas bangunan, At : 18 x 18 m2.
Jumlah Lantai Rencana, n: 5 lantai.
Tinggi bangunan total, H: 22 m
Tinggi perlantai umum, h : 4 m
Tinggi kolom pendek , h2 : 2 m
Jarak bentang antar kolom : 6 m.
Jenis Kategori struktur : SRPMK
b. Data mutu material
Berat Jenis Beton (Wc) : 2400 kg/m3
Mutu Beton , fc’ : 30 MPa.
Mutu Baja tulangan , fy : 400 MPa.
Modulus Elastisitas baja, Es: 2,0 x 105 MPa.
Pada penelitian ini digunakan kombinasi beban berdasarkan SNI
2847 dan ACI 318 yaitu: 1,2 DL+1LL+1EL.

9

Gambar 2.1 grafik deformasi lateral
Dari grafik deformasi lateral pada model portal yang diteliti
(Gambar 2.1) dapat terlihat bahwa perletakan posisi kolom pendek
pada setiap tinggi lantai memberikan pengaruh deformasi sebesar
75%. Hal ini disebabkan oleh karena perbedaan tinggi dari kolom
pendek dan jumlah total beban gravitasi perlantai ditinjau dari
fungsinya sehingga hasil distribusi dari gaya geser gempa dasar
menjadi tidak merata.

10

Gambar 2.2 Perpindahan Per-Tinggi Lantai akibat Beban Kombinasi
Lateral.
Pada ke empat gambar grafik tersebut diatas terlihat bahwa :
1) Pada portal 1, dimana kolom pendek terletak pada elevasi ±
0-2 m atau kolom pendek dipergunakan sebagai kolom
pedestal, simpangan antar lantai yang terjadi pada elevasi
kolom pendek terlihat bernilai lebih kecil, sehingga terlihat
struktur bawah lebih kaku dengan nilai simpangannya lebih
kecil.
2) Pada portal 2, dimana kolom pendek terletak pada lantai 1
dengan elevasi ± 4-6 m. Terlihat bahwa struktur dari elevasi
0-6m nilai simpangannya linier, tetapi di elevasi atas nilai
drift menjadi tidak beraturan sebesar 7,567 mm.

11

3) Pada portal 3, dengan kolom pendek yang terletak pada
elevasi ±8-10m, sangat terlihat bahwa arah simpangan antar
lantai

yang

terjadi

tidak

beraturan,

dengan

beda

penyimpangan sebesar 6, 259 mm. Akibat posisi kolom
pendek yang berada hampir ditengah-tengah tinggi total
gedung

mengakibatkan

pemusatan

kekakuan

massa

ditengah bentangan.
4) Portal 4, dimana kolom pendek diposisikan pada tingkat
puncak atau elevasi ± 20-22 m menunjukkan terjadinya arah
simpangan tingkat yang berbalik arah dari simpangan
tingkat dibawahnya, menyebabkan arah deformasi akibat
gaya geser gempa menjadi lebih besar.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1) Perilaku struktur dari hasil analisa ke-empat model portal
terlihat bahwa deformasi yang terjadi disepanjang tinggi
portal tidak beraturan, hal ini karena adanya kolom pendek
sehingga terjadi penambahan kekakuan struktur pada
elemen terdekat.
2) Dengan penempatan posisi kolom pendek yang berbeda
menunjukan terjadi pemusatan pembebanan pada struktur,
dimana seharusnya beban dapat terdistribusi seragam ke
sepanjang bentang akibat penggunaan kolom pendek hal
tersebut tidak terjadi.
3) Akibat tidak seragamnya distribusi beban sehingga gaya
aksial yang pada kolom tepi (A) dan kolom tengah (C)
memiliki kemampuan tahanan berbeda.
4) Sedangkan untuk gaya geser dan momen pada kolom tepi
(A) dan kolom tengah (C) terlihat berulang dalam arah yang
berbeda.

12

2. Hamdany Auliya, Sarwiasih Tri Purboningrum, Han Ay Lie,
Himawan Indarto (2014), Kajian Portal Baja SRPMB (Elastis) Dan
Portal Baja SRPMK (Daktail) Berdasarkan Sni 1726:2012 Dan Sni
03-1729-2002. Maksud dan tujuan penulisan Tugas Akhir ini
adalah mengkaji sistem struktur antara portal baja SRPMB (elastis)
dan portal baja SRPMK (daktail) berdasarkan SNI 1726:2012 dan
SNI 03-1729-2002 pada wilayah kegempaan menengah dan
wilayah kegempaan tinggi dengan masing-masing kondisi tanah
yang berbeda, sehingga bisa diperoleh tipe/ sistem struktur yang
sesuai untuk wilayah kegempaan menengah dan tinggi untuk
struktur baja.
Model yang dibuat adalah struktur portal baja dua dimensi dengan
sistem struktur penahan gaya gempamenggunakan Sistem Rangka
Pemikul Momen Khusus (SRPMK) dan Sistem Rangka Pemikul
Momen Biasa (SRPMB). Struktur direncanakan terlebih dahulu
mengacu pada standar SNI 1726:2012 (Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non
Gedung) dan SNI 03-1729-2002 (Tata Cara Perencanaan Struktur
Baja untuk Bangunan Gedung).
Adapun data – data portal yang dikaji adalah sebagai berikut :
a. Gedung terdiri dari 8 lantai, 10 lantai dan 12 lantai, dengan
lebar 6 meter, jarak antar portal 5 meter, dan tinggi tiap
lantai yaitu 3,5 meter.
b. Dengan t plat = 12 cm, jenis baja BJ 37, fu = 370 (MPa), fy
= 240 (MPa).
c. Fungsi gedung untuk perkantoran.
d. Dimensi balok yang dipakai WF 700.300.13.24 dan kolom
WF 400.400.13.21.

13

e. Pemeriksaan Waktu Getar Struktur
Waktu getar struktur diperiksa menurut SNI 1726:2012
Pasal 7.8.2 dan Pasal 7.8.2.1.
Ta untuk gedung < 12 tingkat : Ta = 0,1.(N),
N : Jumlah tingkat
Waktu getar alami maksimum yang diijinkan dari struktur
gedung :
Tmax = Cu.(Ta),
Cu

= koefisien untuk batas atas perioda yang dihitung.

Hasil pemeriksaan waktu getar struktur semua struktur
memenuhi persyaratan.

Gambar 2.3 Distribusi beban gempa nominal.

14

Berdasarkan gambar distribusi beban gempa nominal, wilayah
Banda Aceh menerima beban gempa nominal lebih besar daripada
gempa nominal pada wilayah Semarang, hal ini dipengaruhi oleh
spektrum respons desain pada masing-masing wilayah tersebut,
dari spektrum respons desain pada wilayah Banda Aceh didapatkan
nilai percepatan respons spektra (Sa) yang lebih besar daripada
Wilayah Semarang.
Berdasarkan hasil analisis besarnya beban gempa nominal pada
wilayah Banda Aceh kurang lebih sebesar 164 % dari beban gempa
nominal pada wilayah Semarang. Pada wilayah Semarang dan
Banda Aceh untuk struktur SRPMK (daktail) dan SRPMB (elastis)
terlihat bahwa semakin lunak kondisi tanah beban gempa
nominalnya semakin besar, hal ini disebabkan karena nilai
percepatan respons spektra desain (Sa) semakin besar.

Gambar 2.4 Tabel persentase beban nominal terhadap beban gempa
rencana.

15

Portal baja dengan tipe SRPMK mampu mereduksi beban gempa
kurang lebih sebesar 87,5% dari beban gempa rencana, sedangkan
tipe struktur SRPMB mampu mereduksi beban gempa kurang lebih
sebesar 71,43% dari beban gempa rencana baik pada wilayah
Semarang maupun wilayah Banda Aceh seperti yang ditunjukan
pada gambar 2.4.

Gambar 2.5 Tabel persentase beban gempa nominal SRPMB terhadap
SRPMK.
Hasil analisis yang ditunjukan pada gambar 2.5, dapat dilihat
bahwa distribusi beban gempa nominal pada tipe struktur SRPMB
menerima beban gempa lebih besar daripada tipe struktur SRPMK.
Pada wilayah Semarang maupun wilayah Banda Aceh dengan
berbagai kondisi tanah, beban gempa nominal pada tipe struktur

16

SRPMB kurang lebih sebesar 228,57% dari beban gempa nominal
pada tipe struktur SRPMK, hal ini karena dipengaruhi oleh faktor
modifikasi respon tipe struktur SRPMK lebih besar daripada tipe
struktur SRPMB atau tingkat daktilitas tipe struktur SRPMK yang
lebih besar, sehingga beban gempa pada tipe struktur SRPMK
tereduksi menjadi lebih kecil.

Gambar 2.6 Tabel pemeriksaan kolom dan balok.
Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan dalam penyusunan
Tugas Akhir ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1) Kondisi tanah pada suatu wilayah mempengaruhi besarnya
beban gempa yang diterima oleh struktur portal baja tipe
SRPMK (daktail) maupun portal baja tipe SRPMB
(elastis),semakin lunak kondisi tanah pada suatu wilayah
beban gempa yang diterima oleh struktur pada wilayah

17

tersebut semakin besar, karena semakin lunak kondisi tanah
pada suatu wilayah maka nilai percepatan respons spektra
desain (Sa) semakin besar.
2) Besarnya beban gempa nominal pada wilayah Banda Aceh
kurang lebih sebesar 164% dari beban gempa nominal pada
wilayah Semarang.
3) Pada wilayah Semarang maupun wilayah Banda Aceh
dengan berbagai kondisi tanah, beban gempa nominal pada
portal baja SRPMB kurang lebih sebesar 228,6% dari
beban

gempa

nominal

pada

portal

baja

SRPMK,

dikarenakan portal SRPMK mempunyai kemampuan
mereduksi beban gempa yang lebih besar daripada portal
SRPMB.
4) Portal baja dengan tipe struktur SRPMK mampu mereduksi
beban gempa kurang lebih sebesar 87,5% dari beban gempa
rencana sedangkan tipe struktur SRPMB mampu mereduksi
beban gempa kurang lebih sebesar 71,4% dari beban gempa
rencana baik pada wilayah Semarang maupun Banda Aceh.
5) Hasil analisa menunjukkan bahwa tipe struktur portal baja
SRPMB maupun portal baja SRPMK pada wilayah
Semarang dengan ketinggian 8 lantai, 10 lantai dan 12
lantai dengan berbagai kondisi tanah masih aman
digunakan, tetapi pada wilayah Banda Aceh tipe portal baja
SRPMB dengan ketinggian 8 lantai dan 10 lantai dengan
kondisi tanah lunak tidak aman digunakan, sedangkan pada
portal 12 lantai tipe struktur SRPMB untuk kondisi tanah
sedang dan lunak sudah tidak aman digunakan.

18

3. Abraham Tantra Karel, Zendy Sutanto, Pamuda Pudjisuryadi dan
Benjamin Lumantarna, tentang Performa Bangunan Yang Didesain
Menurut SNI 03-1726-2002 dan SNI 1726:2012 pada bangunan
beraturan 7-lantai dan 3-lantai di wilayah Surabaya, Peta Gempa
Indonesia.
Hal ini menimbulkan pertanyaan bagaimana kinerja bangunan yang
direncanakan berdasarkan SNI 03-1726-2002 dan SNI 1726:2012
jika dianalisa dengan beban gempa riwayat waktu yang disesuaikan
dengan respon spektrum sesuai SNI 1726:2012. Oleh karena itu,
dilakukan

penelitian

yang

bertujuan

mengevaluasi

kinerja

bangunan beton bertulang yang direncanakan berdasarkan SNI
1726:2002 pada sistem rangka pemikul momen khusus (SRPMK),
menengah (SRPMM), dan biasa (SRPMB) dan berdasarkan SNI
1726:2012 dengan sistem SRPMK jika dianalisa dengan beban
gempa riwayat waktu yang disesuaikan dengan respon spektrum
sesuai SNI 1726:2012, dengan berbagai level gempa sesuai FEMA
356. Penelitian dilakukan pada bangunan beraturan 7 dan 3 lantai
di wilayah Surabaya dengan kelas tanah sedang.
Kinerja bangunan diuji dengan analisis dinamis time history
nonlinier menggunakan program SAP2000v.11. Hasil penelitian
gedung 3 lantai menunjukan bangunan yang direncanakan tidak
dapat bertahan saat diberikan beban gempa rencana SNI
1726:2012.

19

Gambar 2.7 Respon spektrum tanah sedang kota Surabaya.

Gambar 2.8 Denah bangunan 7 lantai.

20

Gambar 2.9 Denah bangunan 3 lantai.
a. Metode Penelitian
Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
1) Membuat perbedaan antara berbagai sistem rangka
pemikul momen khusus (SRPMK), sistem rangka
pemikul momen menengah (SRPMM), sistem rangka
pemikul momen biasa (SRPMB) menurut SNI 03-28472002.
2) Melakukan

preliminary

design

untuk

komponen

struktur bangunan.
3) Menentukan besar beban mati dan beban hidup
berdasarkan SNI 1727:2013.
4) Membuat percepatan respon spektrum desain gempa
menurut SNI 03-1726-2002 dan SNI 1726:2012 pada
wilayah Surabaya dengan kelas tanah sedang.
5) Melakukan analisis terhadap gaya dalam bangunan
dengan menggunakan SAP 2000 v11.

21

6) Melakukan pengecekan untuk mengetahui penampang
dapat digunakan atau tidak. Apabila penampang tidak
dapat digunakan maka akan dilakukan preliminary
design kembali.
7) Penghitungan

sendi

plastis

kolom

dan

balok

menggunakan program CUMBIA.
8) Menginput

hasil

perhitungan

program

CUMBIA

kedalam SAP2000v.11.
9) Membuat percepatan gempa modifikasi gempa respon
desain SNI 1726:2012 dari rekaman gempa El Centro
18 Mei 1940 dengan program RESMAT. Penyesuaian
dengan

program

RESMAT

dilakukan

sampai

didapatkan respon spektrum modifikasi dari gempa El
Centro 18 Mei 1940 mendekati respon spektrum desain
SNI 1726:2012.
10) Percepatan gempa yang terbentuk dipakai untuk
mengecek kinerja struktur bangunan dengan metode
analisis dinamis time history nonlinier menggunakan
program SAP2000v.11.
11) Melakukan analisis dari sendi plastis dan fungsi time
history yang sudah diinput pada program SAP2000v.11.
12) Membuat tabel performance based design untuk setiap
bangunan yang diteliti dari data drift yang didapat dari
program SAP200v.11.
13) Melakukan analisa bangunan terhadap pola kerusakan
Beam Side Sway Mechanism.

22

Penelitian yang dilakukan menggunakan analisis nonlinier time
history dengan program SAP2000 v.11. Evaluasi yang dilakukan
menggunakan batasan drift menurut FEMA 356 dan posisi lokasi
sendi plastis menurut mekanisme kehancuran Beam Side Sway
Mechanism. Hasil rangkuman dari evaluasi kinerja struktur dari
penelitian yang dilakukan, dilihat pada Tabel 2 dengan parameter
drift ratio berdasarkan FEMA 356.

Gambar 2.10 Tabel matriks performance berdasarkan drift ratio
b. Hasil dan Kesimpulan
Berdasarkan

hasil

drift

ratio

bangunan

dapat

ditarik

kesimpulan sebagai berikut :
1) Bangunan

7

lantai

SRPMK12

dan

SRPMK02

menunjukan kinerja yang baik pada level gempa 225
dan 500 tahun. Sedangkan pada level gempa 72 dan
2500 tahun menunjukan kinerja yang tidak baik.
2) Bangunan

7

lantai

SRPMM02

dan

SRPMB02

menunjukan kinerja yang tidak baik pada setiap level
gempa yang diujikan.

23

3) Bangunan 3 lantai SRPMK12, SRPMK02, SRPMM02
dan SRPMB02 menunjukan kinerja yang tidak baik
pada setiap level gempa yang diujikan.
Rangkuman dari hasil kinerja bangunan berdasarkan mekanisme
kerusakan Beam Side Sway Mechanism dapat dilihat pada Tabel 3.
Beam Side Sway Mechanism mensyaratkan pola kerusakan sendi
plastis yang baik hanya terjadi pada bagian balok dan kolom pada
bagian pondasi saja.

Gambar 2.11 Tabel matriks performance berdasarkan beam side way
mechanism
Sedangkan kinerja bangunan 7 dan 3 lantai berdasarkan pola
keruntuhan Beam Side Sway Mechanism menunjukan hasil dapat
ditarik kesimpulan seperti berikut :
1) Bangunan 7 lantai SRPMK12 menunjukan kinerja yang
baik pada level gempa 72, 225 dan 500 tahun. Sedangkan
pada level gempa 2500 tahun menunjukan kinerja yang
tidak baik.

24

2) Bangunan 7 lantai SRPMK12 menunjukan kinerja yang
baik pada level gempa 72 dan 225 tahun. Sedangkan pada
level gempa 500 dan 2500 tahun menunjukan kinerja yang
tidak baik.
3) Bangunan 7 lantai SRPMM02 dan SRPMB02 menunjukan
kinerja yang tidak baik pada level gempa 225, 500 dan
2500 tahun.
4) Bangunan 3 lantai