4.2 Hasil Skrining
Hasil skrining terhadap madu diketahui bahwa madu mengandung senyawa-senyawa seperti yang terlihat pada tabel berikut:
Tabel 3.2 Hasil skrining madu hutan Lhoknga, Montasik dan Sare
No Pemeriksaan Hasil
1 Flavonoid
+ 2
Fruktosa +
3 Glukosa
+ 4
Sukrosa +
Hasil skrining madu menunjukkan bahwa madu mengandung fruktosa,
glukosa dan sukrosa serta senyawa kimia golongan flavonoid. Selain flavonid madu juga mengandung vitamin A, vitamin C, vitamin E asam organik, enzim,
asam fenolat, flavonoid dan beta karoten yang diketahui dapat bertindak sebagai antioksidan yaitu sebagai penangkap radikal bebas karena gugus hidroksil yang
dikandungnya mendonorkan hidrogen kepada radikal bebas Silalahi, 2006.
4.3 Hasil Pengukuran Aktivitas Antioksidan
Pemeriksaan aktivitas anti radikal bebas DPPH secara spektrofotometri dilakukan dengan mereaksikan sampel dengan larutan pereaksi DPPH 0,5 mM.
Pengukuran aktivitas antioksidan madu dengan konsentrasi masing-masing 3000 µgml, 4000 µgml dan 5000 µgml yang dibandingkan dengan BHT konsentrasi
20 µgml sebagai kontrol larutan pereaksi DPPH 0,5 mM tanpa penambahan sampel. Hasil pengukuran aktivitas antioksidan madu hutan Lhoknga, hutan
Montasik dan hutan Sare dapat dilihat pada tabel 4.3.1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3.1 Data aktivitas antioksidan madu hutan Lhoknga, Montasik dan Sare serta BHT
Larutan Uji Aktivitas antioksidan pada
konsentrasi 3000 µgml
4000 µgml 5000 µgml
Madu hutan Lhoknga 73,34
73,89 79,66
Madu hutan Montasik 63,36
68,88 74,18
Madu hutan Sare 65,58
67,17 75,06
Pembanding 20 µgml
40 µgml 60 µgml
BHT 74,46
83,31 86,87
Data tersebut menunjukkan adanya peningkatan aktivitas antioksidan pada
ketiga madu dengan konsentrasi yang berbeda. BHT sebagai pembanding dengan konsentrasi 20µgml menunjukkan aktivitas antioksidan yang hampir sama
dibandingkan dengan ketiga madu pada konsentrasi 5000 µgml. Adanya perbedaan aktivitas antioksidan dari madu hutan Lhoknga,
Montasik dan Sare dapat disebabkan karena sumber nektar ketiga madu tersebut berbeda sehingga komposisi senyawanya berbeda dan menghasilkan aktivitas
antioksidan yang berbeda pula. Pernyataan ini didukung oleh Parwata yang menyatakan bahwa tiap jenis madu memang memiliki efek antioksidan yang
berbeda-beda dimana jumlah dan kandungan antioksidannya sangat tergantung dari sumber nektarnya Parwata, 2010. Hasil tersebut dapat dilihat pada gambar
4.3.1.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3.1 Grafik konsentrasi vs aktivitas antioksidan madu hutan Lhoknga,
Montasik dan Sare setelah didiamkan selama 60 menit Gambar diatas menunjukkan adanya peningkatan aktivitas antioksidan
dari madu hutan Lhoknga, Montasik dan sare. Dimana aktivitas antioksidan masing-masing madu pada konsentrasi 5000µgml lebih besar dibandingkan
dengan konsentrasi 4000µgml dan 3000µgml. Peningkatan aktivitas antioksidan ini mempunyai arti bahwa telah terjadinya penangkapan radikal DPPH oleh madu.
Antioksidan pada madu bersumber dari vitamin A, vitamin C, vitamin E asam organik, enzim, asam fenolat, flavonoid dan beta karoten yang terkandung di
dalam madu. 60
65 70
75 80
85
3000 4000
5000
A k
ti vi
tas A
n ti
ok si
d an
Konsentrasi µgml
Madu Hutan Lhoknga Madu Hutan Montasik
Madu Hutan Sare
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Hasil pemeriksaan makroskopik dilakukan terhadap ketiga madu hutan
Lhoknga, Montasik dan Sare merupakan cairan kental, berwarna coklat kemerahan, coklat kekuningan, coklat kekuningan tua,, mempunyai bau
dan rasa yang khas. Hasil pemeriksaan mikroskopik menunjukkan adanya butir butir serbuk sari. Kadar air, kadar abu total dan kadar abu yang tidak
larut dalam asam masing masing madu yang diperoleh memenuhi persyaratan Standar Nasional Indonesia.
2. Hasil uji aktivitas antioksidan ketiga madu pada konsentrasi 5000 µgml
menunjukkan aktivitas antioksidan yang hampir sama dibandingkan BHT
pada konsentrasi20 µgml. 5.2 Saran
Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang cara membedakan madu asli dengan madu palsu.
Universitas Sumatera Utara