Fosfat COD Sulfida BOD Besi

Pengambilan sampel kedua pada titik sesudah bercampurnya air sungai dengan air olahan dari CMTF Arak yang berjarak 50 meter ke arah hilir. Titik ini disebut titik downstream. Dari analisis laboratorium terhadap titik downstream yang ditemukan melebihi nilai baku mutu menurut PP RI No. 82 Tahun 2001 adalah Amonia sebesar 1.57 mgl, Sulfida sebesar 0.03 mgl, BOD sebesar 8 mgl, COD sebesar = 61 mgl, Besi sebesar 0.34 mgl, Minyak dan Lemak sebesar 5 mgl. Tingginya kadar beberapa parameter ini daripada nilai baku mutu menurut PP RI No. 82 Tahun 2001 disebabkan karena air sungai Batang Pudu dari awalnya sudah dalam kondisi tercemar oleh besarnya volume sampah yang menumpuk sepanjang aliran sungai bahkan menutupi permukaan air sungai. Namun pengaruh masuknya air olahan dari CMTF Arak merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas sungai Batang Pudu. Walaupun menurut PerMen LH No. 04 Tahun 2007 bahwa kedelapan parameter yang dianalisis telah memenuhi nilai baku mutu yang ditetapkan, tetapi hasil laboratorium menunjukkan bahwa ada kenaikan kadar beberapa parameter pada downstream dibandingkan dengan titik upstream yaitu Fosfat naik sebesar 0.1 mgl, COD naik sebesar 32 mgl , Sulfida sebesar 0.01 mgl BOD naik sebesar 3 mgl dan Besi sebesar 0.05 mgl. Selain kenaikan kadar, terdapat juga penurunan kadar yaitu Amoniak turun sebesar 0.4 mgl.

1. Fosfat

Kadar fosfat yang melebihi baku mutu pada titik downstream karena air sungai Batang Pudu telah tercemar buangan manusia, deterjen dan cairan pembersih rumah tangga. Dari ketiga sumber ini menurut Dojlido dan Best, 1993 dalam sebuah situs internet buangan manusia merupakan penghasil fosfat terbesar disusul deterjen dan cairan pembersih rumah tangga.

2. COD

Kadar COD yang melebihi baku mutu pada titik downstream menunjukkan tingginya kadar oksigen yang dibutuhkan untuk mendegradasi zat organik secara kimia yang dihasilkan dari tumpukan sampah dan limbah domestik yang dihasilkan dari aktivitas rumah tangga, hotel dan pasar yang dilalui sungai Batang Pudu.

3. Sulfida

Sulfida merupakan ion bermuatan negatif dua S 2- yang membutuhkan 2elektron untuk kestabilannya. Salah satu bentuk senyawa dari sulfida ini adalah hidrogen sulfida H 2 S yang terbentuk dari proses penguraian bahan-bahan organis oleh bakteri yang banyak terkandung dalam air sungai Batang Pudu. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa sulfida yang ditemukan melebihi baku mutu pada sungai Batang Pudu dihasilkan dari penguraian senyawa H 2 S.

4. BOD

Kadar BOD yang melebihi baku mutu pada titik downstream menunjukkan tingginya kadar oksigen yang dibutuhkan bakteri untuk dekomposisi aearobik zat-zat organik yang dihasilkan dari tumpukan sampah dan limbah domestik yang dihasilkan dari aktivitas rumah tangga, hotel dan pasar yang dilalui sungai Batang Pudu.

5. Besi

Menurut Rukaesih Achmad, 2004 besi secara alami ditemukan hampir setiap tempat di bumi, semua lapisan geologis dan semua badan air termasuk pada sungai Batang Pudu. Kadar besi yang melebihi baku mutu pada titik downstream menunjukkan bahwa air pada lokasi tersebut memiliki kadar besi terlarut yang tinggi. Dari beberapa parameter yang melebihi baku mutu di titik downstream yaitu fosfat, COD, sulfida, BOD, dan Besi dapat diartikan bahwa air olahan dari CMTF Arak tidak mempengaruhi kualitas air sungai Batang Pudu seperti yang pernah dituduhkan melainkan penyebab tingginya kadar beberapa parameter tersebut disebabkan oleh pencemaran yang dilakukan masyarakat yang bermukim di sekitar sungai itu sendiri.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN