pati maka umbi tersebut terlebih dahulu diolah menjadi patidengan prosedur sebagai berikut.
1. Pembuatan Tepung Ubi Jalar Sentra Informasi Iptek, 2005.
Dipilih ubi jalar dengan varietas yang telah ditentukan dan disortasi.Lalu ditimbang beratnya dan dikupas kulitnya. Kemudian ubi jalar dicuci sampai
bersih, ditimbang beratnya dan dikupas. Setelah itu diiris tipis-tipis dan disusun diatas loyang yang telah dilapisi dengan plastik polietilen. Dikeringkan di oven
dengan suhu 50 C-60
C. Produk yang telah kering akan mengeluarkan bunyi gemerisik bila diremas-remas dan mudah dipatahkan. Dihaluskandengan
menggunakan blender dan diayak dengan ayakan berukuran 80 mesh. Dihasilkan tepung ubi jalardan dikemas di dalam plastik dalam keadaan tertutup rapat.
Dilakukan analisa kadar air, kadar abu, kadar serat kasar, kadar lemak, kadar protein, kadar pati metode hidrolisis asam. Skema pembuatan tepung ubi jalar
dapat dilihat pada Gambar 5. 2. Pembuatan Pati Ubi Jalar Sentra Informasi Iptek, 2005.
Dipilih ubi jalar dengan varietas yang telah ditentukan dan disortasi.Lalu ditimbang beratnya dan dikupas kulitnya. Kemudian ubi jalar dicuci sampai
bersih.Bahan diparut dengan menggunakan alat pemarut sampai bahan halus menjadi bubur.Setelah itu, bubur bahan ditambah air 1 bagian bubur ditambah
dengan 2 bagian air dan diaduk-aduk agar pati lebih banyak keluar dari jaringan bahan.Kemudian bubur bahan disaring dengan kain saring sehingga pati lolos dari
saringan sebagai suspensi pati dan serat tertinggal pada kain saring.Suspensi pati ini ditampung pada wadah pengendapan.Lalu suspensi pati dibiarkan mengendap
di dalam wadah pengendapan selama 12 jam. Pati akan mengendap sebagai pasta.
Universitas Sumatera Utara
Cairan diatas endapan dibuang dan pasta dicuci dengan menggunakan air dengan perbandingan yang sama. Lalu didiamkan selama 12 jam agar diperoleh pati yang
bersih. Kemudian air cucian pasta dibuang dan pasta diletakkan diatas loyang dan dikeringkan dengan menggunakan oven pada suhu 50
C-60 C hingga kering.
Produk yang telah kering akan mengeluarkan bunyi gemerisik bila diremas-remas. Hasil pengeringan ini disebut dengan tepung kasar.Tepung kasar ini selanjutnya
dihaluskan dengan menggunakan blender dan diayak dengan ayakan yang berukuran 80 mesh.Dihasilkan pati ubi jalar dan dikemas di dalam plastik dalam
keadaan tertutup rapat. Dilakukan analisa terhadap kadar air, kadar abu, kadar serat kasar, kadar lemak, kadar protein, kadar pati metode hidrolisis asam, kadar
amilosa dan amilopektin, bentuk granula pati metode mikroskop polarisasi, derajat putih, sifat amilografi mengembang dan kelarutan pati, absorpsi air dan
minyak pati, serta rendemen. Skema pembuatan pati ubi jalar dapat dilihat pada
Gambar 6. Model Rancangan Bangun, 1991
Padapenelitian karakteristik umbi dan pati 2 varietas ubi jalar pada berbagai dosis pupuk kalium, rancangan penelitian yang digunakan mengikuti
rancangan penelitian yang digunakan dilapangan yaituRancangan Acak KelompokFaktorial dengan model:
Ŷ
ijk
= µ + α
i
+ β
j
+ αβ
ij
+ ε
ijk
Dimana : Ŷ
ijk
: Hasil pengamatan dari faktor V pada taraf ke-i dan faktor K pada taraf ke-j dalam ulangan ke-k
µ : Efek nilai tengah
Universitas Sumatera Utara
α
i
: Efek faktor Varietas pada taraf ke-i β
j
: Efek faktor Dosis Pupuk KCl pada taraf ke-j αβ
ij
: Efek interaksi faktor V pada taraf ke-i dan faktor K pada taraf ke-j ε
ijk
: Efek galat dari faktor V pada taraf ke-i dan faktor K pada taraf ke-j dalam ulangan.
Apabila diperoleh hasil yang berbeda nyata dan sangat nyata maka uji dilanjutkan dengan uji beda rataan dengan menggunakan uji LSR
Least Significant Range
Pengamatan Kadar air AOAC, 1995
Sampel sebanyak 5 g dimasukkan ke dalam cawan alumunium yang telah dikeringkan selama satu jam pada suhu 105
C dan telah diketahaui beratnya. Sampel tersebut dipanaskan pada suhu 105
C selama tiga jam, kemudian didinginkan dalam desikator sampai dingin kemudian ditimbang.Pemanasan dan
pendinginan dilakukan berulang sampai diperoleh berat sampel konstan. Kadar air = Berat sampel awal – Berat sampel akhir x 100
Berat sampel awal
Kadar abu SNI-01-3451-1994
Sampel sejumlah 5 g dimasukkan ke dalam cawan porselin kering yang telah diketahui beratnya yang terlebih dulu dibakar dalam tanur dan didinginkan
dalam desikator. Kemudian sampel dipijarkan diatas pembakar mecker kira-kira 1 jam, mula-mula api kecil dan selanjutnya api dibesarkan secara perlahan-lahan
sampai terjadi perubahan contoh menjadi arang. Arang dimasukkan ke dalam tanur dengan suhunya 580 - 620
C sampai terbentuk abu.Cawan yang berisi abu dipindahkan ke dalam oven pada suhu sekitar 100
C selama 1 jam.Setelah itu
Universitas Sumatera Utara
cawan yang berisi abu didinginkan dalam desikator sampai mencapai suhu kamar dan selanjutnya ditimbang beratnya.Pemijaran dan pendinginan diulangi sehingga
diperoleh perbedaan berat antara dua penimbangan berturut-turut lebih kecil dari 0.001 g. Kadar abu dihitung dengan formula sebagai berikut.
Kadar abu =
g sampel
bobot g
abu bobot
x 100
Kadar serat kasar AOAC, 1995
Sampel sebanyak 2 g dimasukan ke dalam labu erlenmeyer 300ml kemudian ditambahkan 100 ml H
2
SO4 0,325 N. Hidrolisis dengan Autoclave selama 15 menit pada suhu 105
C. setelah didinginkan sampel ditambahkan NaOH 1,25 N sebanyak 50 ml, kemudian dihidrolisis kembali selama 15 menit.
Sampel disaring dengan kertas saring Whatman No. 41 yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya. Kertas saring tersebut dicuci berturut-turut dengan air
panas lalu 25 ml H
2
SO4 0,325 N, kemudian dengan air panas dan terakhir dengan 25 ml etanol 95. Kertas saring dikeringkan dalam oven bersuhu 105
C selama satu jam, pengeringan dilanjutkan sampai bobot tetap.
Serat kasar = bobot kertas saring dan serat – bobot kertas saring x 100 bobot sampel awal
Kadar lemak AOAC, 1995
Analisa lemak dilakukan dengan metode Soxhlet. Sampel sebanyak 5 g dibungkus dengan kertas saring, kemudian diletakkan diletakan dalam alat
ekstraksi Soxhlet. Alat kondensor dipasang diatasnya dan labu lemak di bawahnya. Pelarut lemak heksan dimasukkan ke dalam labu lemak, kemudian
dilakukan reflux selama ± 6 jam sampai pelarut turun kembali ke labu lemak dan berwarna jernih. Pelarut yang ada dalam labu lemak didestilasi dan ditampung
kembali. Kemudian labu lemak yang berisi lemak hasil ekstraksi dipanaskan
Universitas Sumatera Utara
dalam oven pada suhu 70 C hingga mencapai berat yang tetap, kemudian
didinginkan dalam desikator. Labu beserta lemaknya ditimbang. Kadar
g Sampel
Bobot g
Lemak Bobot
lemak =
x 100
Kadar protein Metode Kjedahl, AOAC.,1995
Sampel sebanyak 0,1 g yang telah yang telah dihaluskan dimasukkan ke dalam labu kjedhal 30 ml selanjutnya ditambahkan dengan 2,5 ml H
2
SO
4
pekat, satu g katalis dan batu didih. Sampel dididihkan selama 1-1,5 jam atau sampai
cairan bewarna jernih. Labu beserta isinya didinginkan lalu isinya dipindahkan ke dalam alat destilasi dan ditambahkan 15 ml larutan NaOH 50. kemudian dibilas
dengan air suling. Labu erlenmeyer berisi HCl 0,02N diletakan di bawah kondensor, sebelumnya ditambahkan ke dalamnya 2 – 4 tetes indikator campuran
metil merah 0,02 dalam alkohol dan metil biru 0,02 dalam alkohol dengan perbandingan 2 :1. Ujung tabung kondensor harus terendam dalam labu larutan
HCl, kemudian dilakukan destilasi hingga sekitar 25 ml destilat dalam labu erlenmeyer. Ujung kondensor kemudian dibilas dengan sedikit air destilat dan
ditampung dalam erlenmeyer lalu dititrasi dengan NaOH 0,02 N sampai terjadi perubahan warna hijau menjadi ungu. Penetapan blanko dilakukan dengan cara
yang sama. Kadar Protein = A-B X N X 0,014 X 6,25 x 100
Bobot Sampel A = ml NaOH untuk tittrasi blanko
B = ml NaOH untuk titrasi sampel N = Normalitas NaOH
Kadar pati metode hidrolisis asam Apriyantono et al., 1989
Universitas Sumatera Utara
Prinsip dihidrolisa dengan asam sehingga menghasilkan gula-gula kemudian gula yang terbentuk ditetapkan jumlahnya. Dengan demikian kadar pati
dapat diketahui. Sampel ditimbang 2 – 5 gram berupa bahan padat yang telah dihaluskan
ke dalam gelas piala 250 ml, selanjutnya ditambah 50 ml alkohol 80 dan aduk selama 1 jam.Suspensi disaring dengan kertas saring dan dicuci dengan air sampai
volume filtrat 250 ml. Filtrat ini mengandung karbohidrat yang terlarut dan dibuang. Residu dipindahkan secara kuantitatif dari kertas saring ke dalam
erlenmeyer dengan cara pencucian dengan 200 ml air dan ditambahkan 20ml HCl 25, selanjutnya ditutup dengan pendingin balik dan dipanaskan diatas penangas
air sampai mendidih selama 2.5 jam. Setelah dingin dinetralkan dengan larutan NaOH 45 dam diencerkan sampai volume 500 ml. Campuran ini disaring
kembali, glukosa dari filtrat ditentukan sebagai kadar gula, penentuan glukosa seperti pada penentuan gula pereduksi. Berat glukosa dikalikan faktor 0.9
merupakan berat pati.
Kadar amilosa dan amilopektin Apriyantono et al., 1989
Analisis kandungan amilosa dan amilopektin dalam sampel dilakukan dengan menggunakan metoda yang dikembangkan oleh IRRI 1974 sebanyak
0,05 g contoh ditimbang, dimasukkan kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 1 ml ethanol 95 dan 9 ml NaOH 1N. Selanjutnya dipanaskan
dalam air mendidih selama 10 menit sampai terbentuk gel, setelah itu didinginkan. Seluruh gel kemudian dipindahkan kedalam labu takar 100 ml,
kocok, tempatkan sampai tanda tera dengan air.Pipet 5 ml larutan tersebut, masukkan ke dalam labu takar 100 ml tambahkan 1 ml asam asetat 1N dan 2 ml
Universitas Sumatera Utara
larutan iodium. Volumenya ditetapkan sampai dengan air, kocok, dan didiamkan selama 20 menit.Selanjutnya warna yang terbentuk diukur absorbansinya
menggunakan spectrophotometer UV-VIS 200 S pada panjang gelombang 625 nm untuk amilosa dan 530 nm untuk amilopektin. Penetapan kadar amilosa
maupun amilopektin contoh dilakukan dengan memplot absorbansi contoh pada kurva standar.
Penetapan kurva standar dilakukan dengan cara menimbang 40 mg amilosa dan 60 mg amilopektin, kemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi,
ditambahkan 1ml etanol 95 dan 9 ml NaOH 1N. Selanjutnya campuran tersebut dipanaskan dalam air mendidih selama 10 menit sampai terbentuk gel, kemudian
didinginkan. Setelah dingin, masing-masing dipindahkan ke dalam labu takar 100 ml dan volumenya ditetapkan sampai tanda tera dengan akuades. Selanjutnya
masing-masing dipipet sebanyak 1,2,3,4 dan 5 ml, dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml, masing-masing ditambah asam asetat 1 N sebanyak 0,2; 0,4; 0,6;0,8
dan 1,0 ml dan ditambahkan masing-masing 2 ml larutan iodium. Volume larutan ditempatkan sampai tanda tera dengan air, dan didiamkan selama 20 menit.
Selanjutnya intensitas warna yang terbentuk diukur absorbansinya menggunakan Spektrophotometer pada panjang gelombang 625 nm untuk amilosa dan 530 nm
untuk amilopektin. Kurva standar dibuat dengan memplot konsentrasi amilosa terhadap absorbansinya, dimana konsentrasi sebagai absis dan absorbansinya
sebagai ordinat.
Bentuk granula pati mikroskop polarisasi
Universitas Sumatera Utara
Bentuk granula dapat dilihat di bawah mikroskop yaitu, mikroskop polarisasi cahaya dan mikroskop cahaya Olympus model BHB, Nippon Kogaku,
Jepang yang dilengkapi dengan kamera Olympus model C-35A dengan cara sebagai berikut :
Untuk pengamatan di bawah mikroskop polarisasi cahaya yaitu suspensi pati disiapkan dengan mencampur butir pati dengan air destilasi, kemudian
ditambahkan larutan iod untuk menambah daya kontras.Suspensi ini diteteskan di atas gelas objek dan kemudian ditutup dengan gelas penutup.Objek diuji dengan
meneruskan cahaya melalui alat polisator dan selama pengamatan, alat analisator diputar sehingga cahaya terpolarisasi sempurna yang ditunjukkan oleh butir-butir
pati yang belum mengalami gelatinisasi dengan sifat birefringence.Bila pengamatan dilakukan tanpa menggunakan polarisator dan alat penganalisa
analisator, maka disebut mikroskop cahaya.
Derajat putih
Derajat putih diukur dengan Kett whitenesmeter. Mula-mula alat dihidupkan dan dikalibrasi dengan standar warna putih BaSO
4
= 110 . Contoh yang akan diukur dimasukkan dalam wadah pengukuran hingga penuh agar dapat
terbaca. Nilai derajat putih sampel terbaca pada angka yang ditunjuk oleh jarum pengukuran.
Sifat amilografi dengan Brabender Viscoanalyzer Modifikasi Hoover andSenanayake , 1996
Konsentrasi pati dibuat 5bb, pati kering sebanyak 20 g dimasukkan ke dalam botol gelas bervolume 500 ml, ditambah dengan 200 ml akuades, diaduk
selama 5 menit dengan pengaduk elektrik dengan kecepatan dua, kemudian dipindahkan ke mangkuk amilograf yang sebelumnya dipasang pada alat. Botol
Universitas Sumatera Utara
gelas dan pengaduk dicuci dengan 180 ml akuades, lalu air bilasan dituangkan ke mangkuk amilograf.
Mangkuk amilograf yang berisi contoh diputar dengan kecepatan 75 rpm sambil suhunya dinaikan dari 30
C sampai 90 C dengan kenaikan 1,5
C per menit.Setelah itu dipertahankan pada suhu 95
C selama 20 menit, lalu diturunkan sampai suhu 50
C dengan laju penurunan yang sama. Perubahan Viskositas pasta dicatat secara otomatis pada kertas grafik dalam satuan BU Brabender Unit.
Kejernihan pasta Luis et al., 1999
Pasta sampel 1 dibuat dengan cara mensuspensikan 50 mg sampel ke dalam 5 ml akuades didalam tabung reaksi berulir. Pasta sampel tersebut direbus
ke dalam air mendidih selama 30 menit sambil dikocok setiap 5 menit.Selanjutnya pasta sampel didinginkan hingga suhu kamar kemudian diukur T pada λ 650
dengan akuades sebagai blanko. Kemampuan mengembang dan Kelarutan pati Luis et al., 1999
Larutan pati 1 bb ditempatkan kedalam tabung reaksi, dipanaskan pada suhu 50, 70, 90
C selama 30 menit dan digoyang setiap 5 menit. larutan disentrifugasi pada 5000 RPM selama 10 menit. Supernatan dipisahkan dan
dikeringkan pada suhu 130 C selama 2 jam dan dihitung kelarutannya. Residu
yang tertinggal ditimbang dan kemampuan mengembangnya dihitung berdasarkan kemampuan dari menahan air.
Absorpsi air dan minyak pati Sathe and Salunkhe, 1981
1 gram pati dilarutkan kedalam 10 ml air atau minyak selama 30 detik dan dibiarkan pada suhu kamar 21
C.setelah itu dilakukan sentrifugasi pada 5000 RPM selama 30 menit. Volume dari supernatan dicatat dan volume airminyak
Universitas Sumatera Utara
dapat dihitung dengan asumsi berat jenis air 1 gml sedangkan minyak 0.8888 gml.
Rendemen
Ditimbang berat awal bahan lalu dikupas kulitnya.Kemudian ditimbang berat akhir dari bahan.Berat akhir dari bahan tersebut dibagi dengan berat awal
bahan lalu dikali dengan 100. Dihitung rendemen dengan rumus :
awalg Berat
akhirg Berat
Rendemen =
x 100
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4. Skema Penelitian Umbi Ubi Jalar
Ubi Jalar
Penanaman dan Pemeliharaan
Pemanenan
Umbi Ubi Jalar
Tepung Ubi Jalar Pati Ubi Jalar
Pengamatan sifat fisiko umbi :
- Warna - Ukuran Umbi
Pengamatan sifat kimia umbi :
- Kadar air - Kadar abu
- Kadar serat kasar - Kadar lemak
- Kadar protein - Kadar pati
Varietas V : V
1
= Varietas Sari V
2
= Varietas Beta 2 Pupuk Kalium K
K = 0 kgha KCl
K
1
= 75 kgha KCl K
2
= 150 kgha KCl K
3
= 225 kgha KCl
Pengamatan sifat fisik pati :
- Rendemen - Bentuk dan ukuran
granula pati - Derajat putih
- Kejernihan pasta - Sifat amilograf
Pengamatan sifat kimia pati :
- Kadar air - Kadar abu
- Kadar protein - Kadar lemak
- Kadar serat kasar - Kadar pati
- Kadaramilosa - Kadar amilopektin
Pengamatan fisikokimia dan
fungsional pati : - Daya serap air
- Daya serap minyak - Kemampuan
mengembang dan kelarutan pati
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5. Skema Pembuatan Tepung Ubi JalarSentra Informasi Iptek, 2005 Ditimbang beratnya
Diiris tipis-tipis
Diayak dengan menggunakan ayakan ukuran 80 mesh
Dihaluskan dengan menggunakan blender
Tepung Ubi Jalar Disusun diatas loyang
Dikeringkan dioven dengan suhu 50-60 C
Disortasi dan dicuci
Dikemas
Ubi Jalar
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6. Skema Pembuatan Pati Ubi JalarSentra Informasi Iptek, 2005
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ditimbang beratnya
Diparut halus hingga menjadi bubur
Diayak dengan menggunakan ayakan ukuran 80 mesh
Dihaluskan dengan menggunakan blender
Pati Ubi Jalar Ditambah air dan diaduk
Dikeringkan dioven dengan suhu 50-60 C
Disortasi dan dicuci
Dikemas Disaring dengan kain saring
Dibibiarkan selama 12 jam dan pati akan mengendap sebagai pasta lalu pasta dicuci
Diletakkan pasta diatas loyang
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengetahui pengaruh varietas dan pemupukan kalium terhadap karakteristik umbi dan pati ubi jalar maka dilakukan dalam 2 tahap yaitu :
1. Penanaman dua varietas ubi jalar, yaitu varietas Sari dan Beta-2 pada empat
tingkat dosis pemupukan kalium yaitu : K = 0 kgha KCl, K
1
= 75 kgha KCl, K
2
= 150 kgha KCl dan K
3
= 225 kgha KCl. 2.
Penentuan karakteristik umbi ubi jalar meliputi berat umbi, besar umbi, warna umbi, analisis proksimat umbi dan kadar pati umbi. Karakteristik fisiko pati
ubi jalar meliputi rendemen, derajat putih, sifat amilografi, kejernihan pasta, bentuk dan ukuran granula pati. Sifat kimia meliputi kadar air, kadar abu,
kadar protein, kadar lemak, kadar serat kasar, kadar pati metode hidrolisis asam, kandungan amilosa dan amilopektin, sedangkan sifat fungsional
meliputi daya serap air dan minyak, serta daya mengembang dan kelarutan pati.
KARAKTERISTIK FISIKO-KIMIA UMBI UBI JALAR
Varietas ubi jalar yang digunakan dalam penelitian ini adalah umbi dari dua varietas ubi jalar yaitu varietas sari dan beta-2 yang diberi perlakuan denagn
pupuk kalium dengan dosis yang berbeda. Warna pada setiap masing-masing varietas ubi jalar berbeda-beda antara lain pada varietas sari berwarna kuning
sedangkan pada varietas beta-2 berwarna orange. Untuk pengamatan karakteristik kimia umbi maka umbi tersebut terlebih
dahulu dijadikan tepung. Karakteristik fisikokimia tepung ubi jalar meliputi kadar air, kadar abu, kadar serat, kadar lemak, dan kadar protein. Data hasil analisis
karakteristik fisikokimia umbi ubi jalar dapat dilihat pada Tabel 5.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5. Karakteristik fisikokimia umbi dari 2 varietas ubi jalar yang diberi perlakuan pupuk kalium dengan dosis yang berbeda
Perlakuan Pengamatan
Kadar air bb
Kadar abu bk
Kadar serat bk
V
1
K 47.9±2.67
1.33±0.01 2.31±0.09
V
1
K
1
49.7±4.25 1.47±0.01
2.98±0.10 V
1
K
2
48.3±3.85 1.68±0.06
3.46±0.02 V
1
K
3
51.0±5.66 1.89±0.07
4.93±0.06 V
2
K 47.3±0.55
1.35±0.04 2.36±0.07
V
2
K
1
49.6±3.85 1.47±0.02
2.76±0.08 V
2
K
2
48.2±1.13 1.67±0.01
3.65±0.14 V
2
K
3
51.1±1.42 1.88±0.03
4.57±0.10
Perlakuan Pengamatan
Kadar lemak bk
Kadar protein bk
Kadar pati bk
V
1
K 1.18±0.02
1.34±0.01 31.3±0.44
V
1
K
1
1.79±0.14 1.81±0.01
34.3±0.80 V
1
K
2
1.94±0.03 2.04±0.05
40.1±1.20 V
1
K
3
2.11±0.09 2.17±0.04
43.0±0.84 V
2
K 1.37±0.30
1.34±0.04 31.2±0.46
V
2
K
1
1.73±0.13 1.83±0.07
36.3±1.60 V
2
K
2
1.90±0.06 1.97±0.04
37.0±0.84 V
2
K
3
2.03±0.09 2.16±0.007
40.6±0.62
Tabel 5 menujukkan bahwa varietas umbi ubi jalar memberikan pengaruh terhadap parameter yang diamati. Kadar air tertinggi terdapat pada perlakuan
V
2
K
3
varietas beta-2 dengan dosis pupuk kalium 225 kgha KCl dan terendah terdapat pada perlakuan V
2
K varietas beta-2 dengan dosis pupuk kalium
0 kgha KCl. Kadar abu tertinggi terdapat pada perlakuan V
1
K
3
varietas sari dengan dosis pupuk kalium 225 kgha KCl dan terendah terdapat pada perlakuan
V
1
K varietas sari dengan dosis pupuk kalium 0 kgha KCl
.
Kadar serat tertinggi terdapat pada perlakuan V
1
K
3
varietas sari dengan dosis pupuk kalium
Universitas Sumatera Utara
225 kgha KCl dan terendah terdapat pada perlakuan V
1
K varietas sari dengan
dosis pupuk kalium 0 kgha KCl. Kadar lemak tertinggi terdapat pada perlakuan V
1
K
3
varietas sari dengan dosis pupuk kalium 225 kgha KCl dan terendah terdapat pada perlakuan V
1
K varietas sari dengan dosis pupuk kalium
0 kgha KCl. Kadar protein tertinggi terdapat pada perlakuan V
1
K
3
varietas sari dengan dosis pupuk kalium 225 kgha KCl dan terendah terdapat pada perlakuan
V
1
K varietas sari dengan dosis pupuk kalium 0 kgha KCl
.
Kadar pati tertinggi terdapat pada perlakuan V
1
K
3
varietas sari dengan dosis pupuk kalium 225 kgha KCl dan terendah terdapat pada perlakuan V
2
K varietas beta-2
dengan dosis pupuk kalium 0 kgha KCl
.
Pengaruh Varietas Umbi Ubi Jalar Terhadap Parameter yang Diamati
Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas umbi ubi jalar memberikan pengaruh terhadap kadar air, kadar abu, kadar serat, kadar lemak, kadar protein,
dan kadar pati dapat dilihat Tabel 6. Tabel 6. Pengaruh varietas umbi ubi jalar terhadap parameter mutu umbi ubi jalar
yang diamati Parameter
Varietas sari V
1
Varietas beta-2 V
2
Kadar air bb 49.1±1.40
49.0±1.64 Kadar abu bk
1.58±0.24 1.59±0.23
Kadar serat bk 3.41±1.11
3.33±0.98 Kadar lemak bk
1.75±0.40 1.75±0.28
Kadar protein bk 1.84±0.36
1.82±0.34 Kadar pati bk
37.2±5.34 36.3±3.84
Tabel 6 menujukkan bahwa varietas umbi ubi jalar memberikan pengaruh terhadap parameter mutu umbi ubi jalar yang diamati. Kadar air tertinggi terdapat
pada perlakuan V
1
varietas sari sebesar 49,13 bk dan terendah terdapat pada perlakuan V
2
varietas beta-2 sebesar 49.08 bk. Kadar abu tertinggi terdapat pada perlakuan V
2
varietas beta-2 sebesar 1,59 bk dan terendah terdapat pada
Universitas Sumatera Utara
perlakuan V
1
varietas sari sebesar 1,58 bk
.
Kadar serat tertinggi terdapat pada perlakuan V
1
varietas sari sebesar 3,41 bk dan terendah terdapat pada perlakuan V
2
varietas beta-2 sebesar 3,33 bk
.
Kadar lemak berkisar antara 1,75 bk. Kadar protein tertinggi terdapat pada perlakuan V
1
varietas sari sebesar 1,84 bk dan terendah terdapat pada perlakuan V
2
varietas beta-2 sebesar 1,82 bk
.
Kadar pati tertinggi terdapat pada perlakuan V
1
varietas sari sebesar 37,2 bk dan terendah terdapat pada perlakuan V
2
varietas beta-2 sebesar 36,3 bk.
Pengaruh Dosis Pupuk Kalium kgha terhadap Parameter yang Diamati
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis pupuk kalium kgha memberikan pengaruh terhadap kadar air, kadar abu, kadar serat, kadar lemak,
kadar protein, dan kadar pati dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 8. Pengaruh dosis pupuk kalium kgha terhadap parameter yang diamati
Parameter K
0 kgha KCl
Dosis Pupuk Kalium
K
1
75 kgha KCl
K
2
150 kgha
KCl K
3
225 kgha KCl
Kadar air bb 47.6±0.42
49.6±0.07 48.3±0.09
51.0±0.03 Kadar abu bk
1.34±0.01 1.46±0.003
1.67±0.003 1.88±0.007
Kadar serat bk 2.33±0.03
2.87±0.15 3.55±0.13
4.74±0.25 Kadar lemak bk
1.27±0.12 1.75±0.04
1.91±0.02 2.07±0.05
Kadar protein bk 1.34±0.001
1.82±0.02 2.00±0.05
2.16±0.01 Kadar pati bk
31.2±0.02 35.3±1.44
38.5±2.20 41.8±1.72
Tabel 7 menujukkan bahwa dosis pupuk kalium memberikan pengaruh terhadap parameter yang diamati. Kadar air tertinggi terdapat pada perlakuan K
3
225 kgha KCl dan terendah terdapat pada perlakuan K 0 kgha KCl. Kadar
abu tertinggi terdapat pada perlakuan K
3
225 kgha KCl dan terendah terdapat
Universitas Sumatera Utara
pada perlakuan K 0 kgha KCl
.
Kadar serat tertinggi terdapat pada perlakuan K
3
225 kgha KCl dan terendah terdapat pada perlakuan K 0 kgha KCl
.
Kadar lemak tertinggi terdapat pada perlakuan K
3
225 kgha KCl dan terendah terdapat pada perlakuan K
0 kgha KCl
.
Kadar protein tertinggi terdapat pada perlakuan K
3
225 kgha KCl dan terendah terdapat pada perlakuan K 0 kgha KCl
.
Kadar pati tertinggi terdapat pada perlakuan K
3
225 kgha KCl dan terendah terdapat pada perlakuan K
0 kgha KCl.
Kadar Abu bk Pengaruh Varietas Umbi Ubi Jalar terhadap Kadar Abu dari Ubi Jalar
Daftar analisis sidik ragam Lampiran 4 memperlihatkan bahwa varietas umbi ubi jalar memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata P0.05 terhadap
kadar abu dari ubi jalar yang dihasilkan, sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Pengaruh Pengaruh Dosis Pupuk Kalium kgha terhadap Kadar Abu dari Ubi Jalar
Daftar analisis sidik ragam Lampiran 4 memperlihatkan bahwa dosis pupuk kalium memberikan pengaruh yang sangat nyata P0,01 terhadap kadar
abu dari ubi jalar yang dihasilkan. Hasil pengujian dengan LSR pengaruh dosis
pupuk kalium terhadap kadar abu dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 menujukkan bahwa perlakuan K
berbeda sangat nyata dengan K
1
, K
2
, dan K
3
. Perlakuan K
1
berbeda sangat nyata dengan K
2
, dan K
3
. Perlakuan K
2
berbeda sangat nyata dengan K
3
. Kadar abu tertinggi terdapat pada perlakuan K
3
sebesar 1,88 bk dan terendah terdapat pada perlakuan K sebesar 1,34 bk.
Tabel 8. Uji LSR efek utama pengaruh dosis pupuk kalium kgha terhadap kadar
abu dari ubi jalar
Jarak LSR
Dosis Rataan
Notasi
Universitas Sumatera Utara
0,05 0,01
Pupuk K
0,05 0,01
- K
1.34 d
D 2
0.076 0.211
K
1
1.47 c
C 3
0.080 0.111
K
2
1.67 b
B 4
0.082 0.115
K
3
1.88 a
A
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 huruf besar menurut uji LSR
Gambar 6 menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis pupuk kalium yang diberikan maka kadar abu dari ubi jalar yang dihasilkan akan semakin meningkat.
Komposisi kimia yang berbeda dari beberapa varietasklon ubi jalar akan menghasilkan mutu tepung yang bervariasi pula. Menurut Suarni et al, 2005
yang menyatakan bahwa tingginya kadar abu pada bahan menunjukkan tingginya kandungan mineral namun dapat juga disebabkan oleh adanya reaksi enzimatis
browning enzymatic yang menyebabkan turunnya derajat putih tepung. Hal ini diduga karena kadar abu ada hubungannya dengan mineral suatu bahan salah satu
contohnya adalah potassium K. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rosmarkam dan Yuwono 2002 yang menyatakan bahwa fungsi dari kalium adalah untuk
mengatur kegiatan berbagai unsur mineral di dalam tanaman karena salah satu mempengaruhi kapasitas tukar ion di dalam tanaman.
Hubungan dosis pupuk kalium terhadap kadar abu dari ubi jalar dapat dilihat pada Gambar 7.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 7. Grafik Hubungan Dosis Pupuk Kalium kgha terhadap kadar abu dari ubi jalar
Pengaruh Interaksi Varietas Umbi Ubi Jalar dengan Dosis Pupuk Kalium kgha terhadap Kadar Abu dari Ubi Jalar
Daftar analisis sidik ragam Lampiran 4 memperlihatkan bahwa interaksi varietas umbi ubi jalar dengan dosis pupuk kalium memberikan pengaruh yang
berbeda tidak nyata P0.05 terhadap kadar abu dari ubi jalar yang dihasilkan, sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Kadar Serat Kasar bk Pengaruh Varietas Umbi Ubi Jalar terhadap Kadar Serat Kasar dari Ubi
Jalar
Daftar analisis sidik ragam Lampiran 6 memperlihatkan bahwa varietas umbi ubi jalar memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata P0.05 terhadap
kadar serat kasar dari ubi jalar yang dihasilkan, sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Pengaruh Dosis Pupuk Kalium kgha terhadap Kadar Serat Kasar dari Ubi Jalar
ŷ = 0.1829x + 1.1333 r = 0.9885
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00
1 2
3 4
5 K
ad ar
A bu
bk
Dosis Pupuk Kaliumkgha
75 225
150 225
Universitas Sumatera Utara
Daftar analisis sidik ragam Lampiran 6 memperlihatkan bahwa dosis pupuk kalium memberikan pengaruh yang sangat nyata P0,01 terhadap kadar
serat kasar dari ubi jalar yang dihasilkan. Hasil pengujian dengan LSR pengaruh dosis pupuk kalium terhadap kadar serat untuk tiap perlakuan dapat dilihat pada
Tabel 9. Tabel 9. Uji LSR efek utama pengaruh dosis pupuk kalium kgha terhadap kadar
serat kasar dari ubi jalar
Jarak LSR
Dosis Pupuk
K Rataan
Notasi 0,05
0,01 0,05
0,01 -
K 2.34
d D
2 0.174
0.211 K
1
2.87 c
C 3
0.182 0.253
K
2
3.55 b
B 4
0.187 0.261
K
3
4.75 a
A
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 huruf besar menurut uji LSR
Tabel 9 menujukkan bahwa perlakuan K berbeda sangat nyata dengan K
1
, K
2
, dan K
3
. Perlakuan K
1
berbeda sangat nyata dengan K
2
, dan K
3
. Perlakuan K
2
berbeda sangat nyata dengan K
3
. Kadar serat kasar tertinggi terdapat pada K
3
yaitu sebesar 4,75 dan terendah terdapat pada K
yaitu sebesar 2,34. Gambar 8 menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis pupuk kalium yang
diberikan maka kadar serat kasar dari ubi jalar yang dihasilkan akan semakin meningkat. Hal ini diduga karena kulit ubi mengandung selulosa yang cukup
tinggi mengandung serat Hoyzo, 1984. Luas daun berkorelasi positif nyata dengan bobot kering tanaman. Semakin luas daun akan meningkatkan berat
kering tanaman dan selanjutnya hasil tanaman bertambah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Suwardjono 2003 yang mengemukakan bila terjadi peningkatan total
luas daun, maka penerimaan cahaya matahari sebagai sumber utama dalam proses
Universitas Sumatera Utara
fotosintesis, akan meningkat. Dengan meningkatnya fotosintesa diikuti peningkatan respirasi, menyebabkan proses metabolisme berlangsung lebih baik
dan akan mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Peningkatan hasil fotosintesis di daun akan digunakan untuk membentuk penyusunan tanaman
yaitu asam-asam amino, profirin, karbohidrat, nukleotida, lipid dan enzim, dengan demikian akan mempengaruhi bobot kering. Berat kering umbi merupakan
gabungan dari pati, gula, dan serat seperti selulosa, hemiselulosa, dan pektin Hartoyo, T, 2004. Hal ini disebabkan karena unsur kalium erat kaitannya dengan
pembentukan gula, pati, selulosa, dan protein Fitter dan Hay, 1991. Hubungan dosis pupuk kalium terhadap kadar serat kasar dari ubi jalar
dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Grafik Hubungan Dosis Pupuk Kalium kgha terhadap kadar serat kasar dari ubi jalar
Pengaruh Interaksi Varietas Umbi Ubi Jalar dan Dosis Pupuk Kalium Terhadap Kadar Serat Kasar dari Ubi Jalar
Daftar analisis sidik ragam Lampiran 6 memperlihatkan bahwa interaksi varietas umbi ubi jalar dan dosis pupuk kalium memberikan pengaruh yang sangat
nyata P0,01 terhadap kadar serat kasar dari ubi jalar. Hasil uji LSR pengaruh
ŷ= 0.7922x + 1.3962 r = 0.9645
0,00 1,00
2,00 3,00
4,00 5,00
1 2
3 4
5 K
a d
a r S
er a
t K
a sa
r b
k
Dosis Pupuk Kalium kgha
75 150
225
Universitas Sumatera Utara
varietas umbi dan dosis pupuk kalium terhadap kadar serat kasar dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10 menujukkan bahwa interaksi perlakuan antara varietas umbi ubi jalar dengan dosis pupuk kalium terhadap ubi jalar memberikan pengaruh yang
berbeda nyata terhadap kadar serat kasar. Kadar serat kasar tertinggi terdapat pada perlakuan V
1
varietas sari dan dosis pupuk kalium K
3
225 kgha KCl yaitu sebesar 4,93 bk dan terendah terdapat pada perlakuan V
1
Varietas sari dan dosis pupuk kalium K 0 kgha KCl yaitu sebesar 2,31 bk.
Tabel 10. Uji LSR efek utama interaksi pengaruh varietas umbi ubi jalar dan dosis pupuk kalium kgha terhadap kadar serat kasar dari ubi jalar
Jarak LSR
Varietas Umbi
V Rataan
Notasi 0,05
0,01 0,05
0,01 -
V
1
K 2.31
f F
2 0.17356
0.2105 V
1
K
1
2.98 d
D 3
0.18215 0.253177738
V
1
K
2
3.46 cd
CD 4
0.18731 0.260624142
V
1
K
3
4.93 a
A 5
0.19074 0.265206545
V
2
K 2.36
f F
6 0.19303
0.269216147 V
2
K
1
2.76 e
E 7
0.19418 0.27379855
V
2
K
2
3.65 c
C 8
0.19532 0.276662551
V
2
K
3
4.57 b
B
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 huruf besar menurut uji LSR
Gambar 9 menujukkan bahwa semakin tinggi dosis pupuk kalium yang diberikan maka kadar serat kasar dari ubi jalar yang dihasilkan akan semakin
meningkat. Hal ini diduga karena unsur K menstimulir aktivitas fotosintesis sehingga meningkatkan luas daun dan berat kering brangkasan serta translokasi
fotosintat ke organ penyimpanan yang akan digunakan untuk pertumbuhan atau
Universitas Sumatera Utara
untuk diubah menjadi bahan yang tak larut dan disimpan sebagai cadangan Fitter dan Hay, 1991 dan unsur K berperan sebagai penyusun komponen tanaman,
seperti protoplasma, lemak, dan selulosa, dan lain-lain Hanafiah, 2005. Hubungan interaksi varietas umbi ubi jalar dan dosis pupuk kalium
terhadap kadar serat kasar dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Grafik hubungan interaksi pengaruh varietas umbi dengan dosis pupuk kalium kgha terhadap kadar serat kasar
Kadar Lemak bk Pengaruh Varietas Umbi Ubi Jalar Terhadap Kadar Lemak dari Tepung Ubi
Jalar
Daftar analisis sidik ragam Lampiran 8 memperlihatkan bahwa varietas umbi ubi jalar memberikan pengaruh yang tidak nyata P0,05 terhadap kadar
lemak dari ubi jalar yang dihasilkan, sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Pengaruh Dosis Pupuk Kalium kgha terhadap Kadar Lemak dari Tepung Ubi Jalar
Daftar analisis sidik ragam Lampiran 8 memperlihatkan bahwa dosis pupuk kalium memberikan pengaruh yang sangat nyata P0,01 terhadap kadar
lemak dari ubi jalar yang dihasilkan. Hasil pengujian dengan LSR pengaruh dosis
ŷ = 0.8334x + 1.334
r = 0.9379 ŷ
= 0.7509x + 1.4583 r = 0.9731
0,00 1,00
2,00 3,00
4,00 5,00
6,00
1 2
3 4
5
k ad
ar S
er at
K as
ar b
k
Dosis Pupuk Kalium kgha
V1 V2
225 75
150
Universitas Sumatera Utara
pupuk kalium terhadap kadar lemak untuk tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Uji LSR efek utama pengaruh dosis pupuk kalium terhadap kadar lemak dari ubi jalar
Jarak LSR
Dosis Pupuk
K Rataan
Notasi 0,05
0,01 0,05
0,01 -
K 1.27
c C
2 0.216
0.211 K
1
1.76 b
B 3
0.227 0.315
K
2
1.92 ab
AB 4
0.233 0.325
K
3
2.07 a
A
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 huruf besar menurut uji LSR
Tabel 11 menujukkan bahwa perlakuan K berbeda sangat nyata dengan
K
2
, K
3
, dan K
4
. Perlakuan K
1
tidak berbeda nyata dengan K
2
dan K
3
. Perlakuan K
2
tidak berbeda nyata dengan K
4.
Kadar lemak tertinggi terdapat pada perlakuan K
3
sebesar 2,07 bk dan terendah terdapat pada perlakuan K sebesar 1,27 bk.
Hubungan dosis pupuk kalium terhadap kadar lemak dari ubi jalar dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Grafik hubungan dosis pupuk kalium kgha terhadap kadar lemak dari ubi jalar
Gambar 10 menujukkan bahwa semakin tinggi dosis pupuk kalium yang diberikan maka kadar lemak dari ubi jalar yang dihasilkan akan semakin
ŷ = 0.2557x + 1.1167 r = 0.9099
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00 2,50
1 2
3 4
5 K
a da
r L em
a k
b k
Dosis Pupuk K kgha
150
225
75
Universitas Sumatera Utara
meningkat. Kalium berfungsi sebagai aktivator enzim dalam proses fotosintesis dan respirasi, translokasi karbohidrat, sintesis protein dan pati sehingga berperan
dalam proses buka tutup stomata karena fungsinya dalam pengaturan potensi osmotik sel-sel. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hanafiah 2005 yang
menyatakan bahwa unsur K rata-rata menyusun 1,0 bagian tanaman. Unsur ini berperan berbeda dibanding N, S, dan P karena sedikit berfungsi sebagai
penyusun komponen tanaman, seperti protoplasma, lemak, dan selulosa,
Pengaruh Interaksi Varietas Umbi Ubi Jalar dengan Dosis Pupuk Kalium kgha terhadap Kadar Lemak dari Ubi Jalar
Daftar analisis sidik ragam Lampiran 8 memperlihatkan bahwa interaksi varietas umbi ubi jalar dengan dosis pupuk kalium memberi pengaruh yang
berbeda tidak nyata P0.05 terhadap kadar lemak dari ubi jalar yang dihasilkan, sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Kadar Protein bk Pengaruh Varietas Umbi Ubi Jalar Terhadap Kadar Protein dari Ubi Jalar
Daftar analisis sidik ragam Lampiran 10 memperlihatkan bahwa pengaruh varietas umbi ubi jalar memberikan pengaruh tidak nyata P0,05
terhadap kadar protein dari ubi jalar yang dihasilkan, sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Hal ini disebabkan karena komposisi kimia umbi tergantung pada varietas, lokasim, iklim, lingkungan, dan masa prapanen Kays, 1985. Sehingga bila
tanaman kekurangan K, maka proses fotosintesis dan respirasi tidak berjalan dengan baik, maka akan terjadi kumulasi karbohidrat dan protein, menurunnya
kadar pati, dan akumulasi senyawa nitrogen dalam tanaman Rosmarkam dan Yuwono, 2002.
Universitas Sumatera Utara
Pengaruh Dosis Pupuk Kalium kgha terhadap Kadar Protein Ubi Jalar
Daftar analisis sidik ragam Lampiran 10 memperlihatkan bahwa pengaruh dosis pupuk kalium memberikan pengaruh sangat nyata P0,01
terhadap kadar lemak dari ubi jalar yang dihasilkan. Hasil pengujian dengan LSR pengaruh dosis pupuk kalium terhadap kadar lemak untuk tiap perlakuan dapat
dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Uji LSR efek utama pengaruh dosis pupuk kalium terhadap kadar
protein dari ubi jalar
Jarak LSR
Dosis Pupuk
K Rataan
Notasi 0,05
0,01 0,05
0,01 -
K 1.34
d C
2 0.080
0.211 K
1
1.82 c
C 3
0.084 0.117
K
2
2.01 b
B 4
0.087 0.121
K
3
2.16 a
A
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 huruf besar menurut uji LSR
Tabel 12 menujukkan bahwa perlakuan K berbeda sangat nyata dengan
K
2
, K
3
, dan K
4
. Perlakuan K
1
berbeda sangat nyata dengan K
2
dan K
3
. Perlakuan K
2
berbeda sangat nyata dengan K
4.
Kadar protein tertinggi terdapat pada perlakuan K
3
sebesar 2,16 bk dan terendah terdapat pada perlakuan K sebesar
1,34 bk. Gambar 11 menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis pupuk kalium yang
diberikan maka kadar protein pada ubi jalar yang dihasilkan akan semakin meningkat. Kalium di dalam jaringan tanaman tetap berbentuk ion K+. Secara
umum peran kalium berhubungan dengan proses metabolisme, seperti fotosintesis dan respirasi. Kalium juga berperan pada : translokasi pemindahan gula pada
pembentukan pati dan protein Novizan, 2002.
Universitas Sumatera Utara
Hubungan dosis pupuk kalium terhadap kadar protein dari ubi jalar dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11. Grafik hubungan interaksi dosis pupuk kalium kgha terhadap kadar protein dari ubi jalar
Pengaruh Interaksi Varietas Umbi Ubi Jalar dengan Dosis Pupuk Kalium kgha terhadap Kadar Protein Tepung Ubi Jalar
Daftar analisis sidik ragam Lampiran 10 memperlihatkan bahwa interaksi varietas umbi ubi jalar dengan dosis pupuk kalium memberikan
pengaruh yang berbeda tidak nyata P0.05 terhadap kadar protein dari tepung ubi jalar yang dihasilkan, sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Kadar Pati dari Tepung Ubi Jalar bk Pengaruh Varietas Umbi Ubi Jalar terhadap Kadar Pati dari Tepung Ubi
Jalar
Daftar analisis sidik ragam Lampiran 12 memperlihatkan bahwa pengaruh varietas umbi ubi jalar memberikan pengaruh sangat nyata P0,01
terhadap kadar pati dari tepung ubi jalar yang dihasilkan. Hasil uji LSR pengaruh varietas umbi terhadap kadar pati dari tepung ubi jalar dapat dilihat pada Tabel 13.
ŷ = 0.2651x + 1.1708 r = 0.9239
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00 2,50
1 2
3 4
5 K
ad ar
P rot
ei n
bk
Dosis Pupuk K kgha
75 150
225
Universitas Sumatera Utara
Tabel 13. Uji LSR efek utama pengaruh varietas umbi ubi jalar terhadap kadar pati dari ubi jalar
Jarak LSR
Varietas Umbi
V Rataan
Notasi 0,05
0,01 0,05
0,01 -
V
1
37.206 a
A 2
1.631 2.266
V
2
36.321 a
A
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 huruf besar menurut uji LSR
Tabel 13 memperlihatkan bahwa perlakuan V
1
tidak berbeda nyata dengan V
2
. Kadar pati tertinggi terdapat pada varietas pertama yaitu varietas sari sebesar 37.206 bk dan terendah terdapat pada varietas kedua yaitu varietas beta-2
sebesar 36.321 bk. Hubungan varietas umbi terhadap kadar pati yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 12.
Gambar 12 menujukkan bahwa pada perlakuan V
1
yaitu varietas sari memiliki kadar pati yang lebih tinggi dibandingkan dengan V
2
yaitu varietas beta-2. Hal ini disebabkan karena varietas sari merupakan varietas unggul ubi
jalar. Dimana salah satu syarat varietas unggul adalah memiliki daya panen yang tinggi dan berkadar pati tinggi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Balittan Pangan
Malang 2009 yang meyatakan bahwa sari merupakan varietas unggul yang tipe tanaman semi kompak. Produktivitas mencapai 30– 35 tha. Bentuk umbi bulat
telur membesar pada bagian ujung, tangkai umbi sangat pendek. Warna kulit umbi merah dan warna daging umbi kuning. Rasa enak, manis, kandungan bahan kering
28 dan kandungan pati 32.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 12. Pengaruh varietas umbi dosis dengan kadar pati bk Pengaruh Dosis Pupuk Kalium kgha terhadap Kadar Pati dari Ubi Jalar
Daftar analisis sidik ragam Lampiran 12 memperlihatkan bahwa pengaruh dosis pupuk kalium memberikan pengaruh yang sangat nyata P0,01
terhadap kadar pati dari tepung ubi jalar yang dihasilkan. Hasil pengujian dengan LSR pengaruh dosis pupuk kalium terhadap kadar pati dari ubi jalar untuk tiap
perlakuan dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Uji LSR efek utama pengaruh dosis pupuk kalium terhadap kadar pati
dari ubi jalar
Jarak LSR
Dosis Pupuk
K Rataan
Notasi 0,05
0,01 0,05
0,01 -
K 31.29
d D
2 1.631
0.211 K
1
35.36 c
C 3
1.712 2.379
K
2
38.58 b
B 4
1.760 2.449
K
3
41.83 a
A
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 huruf besar menurut uji LSR
Tabel 14 menujukkan bahwa perlakuan K berbeda sangat nyata dengan
K
2
, K
3
, dan K
4
. Perlakuan K
1
berbeda sangat nyata dengan K
2
dan K
3
. Perlakuan K
2
berbeda sangat nyata dengan K
4.
Kadar pati tertinggi terdapat pada perlakuan K
3
sebesar 41,83 bk dan terendah terdapat pada perlakuan K sebesar
35,80 36,00
36,20 36,40
36,60 36,80
37,00 37,20
37,40
V1 V2
K a
da r P
a ti
b k
Varietas Umbi
Universitas Sumatera Utara
31,29 bk. Hubungan dosis pupuk kalium terhadap kadar pati dari ubi jalar dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13. Grafik hubungan dosis pupuk kalium kgha dengan kadar pati dari ubi jalar
Gambar 13 menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis pupuk kalium yang diberikan maka kadar pati pada ubi jalar yang dihasilkan akan semakin
meningkat. Tanaman ubi jalar membutuhkan unsur K untuk pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan aktivitas kambium dalam akar umbi yang
menyimpan pati di dalamnya dan juga untuk meningkatkan aktivitas sintetase pati dalam umbi Hahn dan Hoyzo, 1984. Hasil yang diperoleh sesuai dengan
penelitian Tuherkih, dkk 1994, bahwa pemupukan NPK dengan dosis yang tinggi dapat meningkatkan kadar pati umbi, tetapi berbeda dengan hasil penelitian
Sumayku dan Paulus 2006 yang menyatakan bahwa kadar pati umbi tidak menunjukkan perbedaan di antara semua dosis K.
Pengaruh Interaksi Varietas Umbi Ubi Jalar dan Dosis Pupuk Kalium terhadap Kadar Pati Ubi Jalar
Daftar analisis sidik ragam Lampiran 12 memperlihatkan bahwa interaksi varietas umbi ubi jalar dan dosis pupuk kalium memberikan pengaruh
sangat nyata P0,01 terhadap kadar pati dari ubi jalar. Hasil uji LSR pengaruh
ŷ= 3.4847x + 28.052 r = 0.9966
0,00 5,00
10,00 15,00
20,00 25,00
30,00 35,00
40,00 45,00
1 2
3 4
5 K
ad ar
P at
i b
k
Dosis Pupuk K kgha
75 225
150
Universitas Sumatera Utara
varietas umbi ubi jalar dan dosis pupuk kalium terhadap kadar pati dari ubi jalar dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Uji LSR efek utama pengaruh interaksi varietas umbi ubi jalar dan dosis pupuk kalium terhadap kadar pati dari ubi jalar
Jarak LSR
Perl Rataan
Notasi 0,05
0,01 0,05
0,01 -
V
1
K 31.31
e E
2 1.63087
0.2105 V
1
K
1
34.34 d
D 3
1.7116 2.379022552
V
1
K
2
40.14 bc
b 4
1.76005 2.448993803
V
1
K
3
43.05 a
A 5
1.79234 2.492053035
V
2
K 31.27
e E
6 1.81387
2.529729863 V
2
K
1
36.38 cd
CD 7
1.82463 2.572789094
V
2
K
2
37.02 c
C 8
1.8354 2.599701114
V
2
K
3
40.62 b
AB
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 huruf besar menurut uji LSR
Tabel 15 menujukkan bahwa kadar pati tertinggi terdapat pada perlakuan V
1
varietas sari dan dosis pupuk kalium K
3
225 kgha KCl yaitu sebesar 43,05 bk dan terendah terdapat pada perlakuan V
2
Varietas Beta-2 dan dosis pupuk kalium K
0 kgha KCl yaitu sebesar 31,27 bk. Gambar 14 menujukkan bahwa semakin tinggi dosis pupuk kalium yang
diberikan maka kadar pati pada ubi jalar yang dihasilkan akan semakin meningkat. Kandungan pati di dalam tepung cukup penting, sehingga semakin
tinggi kandungan pati semakin dikehendaki konsumen. Hal ini diduga kandungan pati dipengaruhi oleh umur tanaman dan lama penyimpanan setelah panen
Antarlina dan Utomo, 1999. Dalam hal ini dosis pupuk kalium dan varietas umbi berkorelasi positif. Hal ini sesuai dengan pernyataan Fitter dan Hay 1991 yang
menyatakan bahwa ubi jalar sebagai tanaman penghasil pati, membutuhkan tanah dengan kandungan bahan organik yang tinggi dan kalium dalam jumlah yang
Universitas Sumatera Utara
lebih banyak daripada yang dibutuhkan tanaman lain pada umumnya karena unsur K sangat berperan dalam pembesaran umbi.
Hubungan interaksi varietas umbi ubi jalar dan dosis pupuk kalium terhadap kadar pati dari ubi jalar dapat dilihat pada Gambar 14.
Gambar 14. Grafik hubungan interaksi varietas umbi ubi jalar dengan dosis pupuk kalium kgha terhadap kadar pati dari ubi jalar
KARAKTERISTIK FISIKO-KIMIA DAN FUNGSIONAL PATI UBI JALAR
Untuk pengamatan karakteristik fisikokimia pati maka umbi tersebut terlebih dahulu diolah menjadi pati. Karakteristik fisikokimia dan fungsional pati
ubi jalar meliputi meliputi rendemen, derajat putih, sifat amilografi, kejernihan pasta, bentuk dan ukuran granula pati, kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar
lemak, kadar serat kasar, kadar pati, kandungan amilosa dan amilopektin, daya serap air dan minyak, kelarutan pati.
Karakteristik Fisik Pati Ubi Jalar Rendemen bk
Rendemen pati ubi jalar dari dua varietas umbi ubi jalar dengan berbagai dosis pupuk kalium seperti dapat dilihat pada Tabel 18.
ŷ = 4.103x + 26.949
r = 0.9813 ŷ
= 2.8663x + 29.155 r = 0.9249
0,00 5,00
10,00 15,00
20,00 25,00
30,00 35,00
40,00 45,00
50,00
1 2
3 4
5
K a
d a
r P a
ti b
k
Dosis Pupuk Kalium kgha
V1 V2
75 150
225
Universitas Sumatera Utara
Tabel 18 menunjukkan bahwa rendemen tertinggi terdapat pada perlakuan V
1
K
3
varietas sari dengan dosis pupuk kalium 225 kgha KCl sebesar 17.67 bk dan rendemen terendah terdapat pada perlakuan V
1
K varietas sari dengan dosis
pupuk kalium 0 kgha KCl sebesar 10.89 bk.
Tabel 18. Rendemen pati ubi jalar dari dua varietas umbi ubi jalar dengan berbagai dosis pupuk kalium
Pemupukan Kalium K
Rendemen Pati Varietas Sari V
1
Varietas Beta-2 V
2
0 kgha KCl 10.89±1.35
11.34±1.08 75 kgha KCl
15.62±0.93 13.16±1.65
150 kgha KCl 16.31±2.25
16.07±0.34 225 kgha KCl
17.67±1.35 16.54±0.75
Pengaruh Varietas Umbi Ubi Jalar terhadap Rendemen dari Pati Ubi Jalar
Daftar analisis sidik ragam Lampiran 14 memperlihatkan bahwa varietas umbi ubi jalar memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata P0.05 terhadap
rendemen dari pati ubi jalar yang dihasilkan, sehingga uji LSR tidak dilanjutkan. Pengaruh Pengaruh Dosis Pupuk Kalium kgha terhadap Rendemen dari
Ubi Jalar
Daftar analisis sidik ragam Lampiran 14 memperlihatkan bahwa dosis pupuk kalium memberikan pengaruh yang sangat nyata P0,01 terhadap
rendemen dari pati ubi jalar yang dihasilkan. Hasil pengujian dengan LSR
pengaruh dosis pupuk kalium terhadap rendemen seperti dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19 menunjukkan bahwa perlakuan K berbeda sangat nyata dengan
K
1
, K
2
, dan K
3
. Perlakuan K
1
berbeda tidak nyata dengan K
2
, dan K
3
. Perlakuan K
2
berbeda tidak nyata dengan K
3
. Rendemen tertinggi terdapat pada perlakuan
Universitas Sumatera Utara
K
3
225 kgha KCl sebesar 1,88 bk dan terendah terdapat pada perlakuan K 0 kgha KCl sebesar 1,34 bk.
Tabel 19. Uji LSR efek utama pengaruh dosis pupuk kalium kgha terhadap
rendemen dari pati ubi jalar
Jarak LSR
Dosis Pupuk
K Rataan
Notasi 0,05
0,01 0,05
0,01 -
K 11.12
c C
2 2.300
0.211 K
1
14.39 b
B 3
2.414 3.355
K
2
14.86 ab
AB 4
2.482 3.454
K
3
17.10 a
A
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 huruf besar menurut uji LSR
Gambar 15 menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis pupuk kalium yang diberikan maka rendemen dari pati ubi jalar yang dihasilkan akan semakin
meningkat. Ubi jalar membutuhkan unsur kalium yang banyak untuk pertumbuhan umbinya. Pemberian pupuk K pada tanaman ubi jalar dapat
meningkatkan produksi secara nyata terutama pupuk K. Hal ini disebabkan unsur K sangat membantu pembentukan umbi. Pemupukan K berkorelasi positif dengan
umbi yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Osman 1996 yang menyatakan bahwa semakin banyak karbohidrat yang terbentuk akan
meningkatkan pemupukan karbohidrat pada umbi dan akhirnya dapat semakin memperbesar umbi. Pada keadaan unsur K cukup tersedia maka ukuran bobot dan
mutu umbi yang dihasilkan akan meningkat. Hubungan dosis pupuk kalium terhadap rendemen dari ubi jalar seperti dapat dilihat pada Gambar 15.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 15. Hubungan dosis pupuk kalium kgha terhadap rendemen dari pati ubi jalar
Pengaruh Interaksi Varietas Umbi Ubi Jalar dengan Dosis Pupuk Kalium kgha terhadap Rendemen dari Pati Ubi Jalar
Daftar analisis sidik ragam Lampiran 14 memperlihatkan bahwa interaksi varietas umbi ubi jalar dan dosis pupuk kalium memberikan pengaruh
berbeda nyata P0,05 terhadap rendemen dari pati ubi jalar. Hasil uji LSR pengaruh varietas umbi ubi jalar dan dosis pupuk kalium terhadap rendemen dari
pati ubi jalar seperti dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. Uji LSR efek utama pengaruh interaksi varietas umbi ubi jalar dan dosis
pupuk kalium terhadap rendemen dari pati ubi jalar Jarak
LSR Perl
Rataan Notasi
0,05 0,01
0,05 0,01
- V
1
K 10.89
d D
2 2.3
0.2105 V
1
K
1
15.62 bc
BC 3
2.414 3.355170957
V
1
K
2
13.65 c
C 4
2.482 3.453852456
V
1
K
3
17.67 a
A 5
2.528 3.514579532
V
2
K 11.34
d D
6 2.558
3.567715724 V
2
K
1
13.16 cd
CD 7
2.573 3.6284428
V
2
K
2
16.07 ab
AB 8
2.588 3.666397223
V
2
K
3
16.54 ab
AB
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 huruf besar menurut uji LSR
ŷ = 0.0245x + 11.606 r = 0.9634
2 4
6 8
10 12
14 16
18
75 150
225
R ende
m en
b k
Dosis Pupuk Kalium kgha
Universitas Sumatera Utara
Tabel 20 menunjukkan bahwa kadar pati tertinggi terdapat pada perlakuan V
1
K
3
varietas sari dengan dosis pupuk 225 kgha KCl KCl sebesar 17.67 bk dan terendah terdapat pada perlakuan V
1
K varietas sari dengan dosis pupuk
kalium 0 kgha KCl sebesar 10.89 bk. Hubungan interaksi varietas umbi ubi jalar dan dosis pupuk kalium
terhadap kadar pati dari ubi jalar seperti dapat dilihat pada Gambar 16.
Gambar 16. Hubungan interaksi varietas umbi ubi jalar dengan dosis pupuk kalium kgha terhadap rendemen dari pati ubi jalar
Gambar 16 menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis pupuk kalium yang diberikan maka rendemen pada ubi jalar yang dihasilkan akan semakin
meningkat. Tanaman ubi jalar membutuhkan unsur N dan P, unsur K sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan aktivitas
kambium dalam akar umbi yang menyimpan pati di dalamnya dan juga untuk meningkatkan aktivitas sintetase pati dalam umbi Hahn dan Hoyzo, 1984. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Sumayku dan Paulus 2006 yang menyatakan bahwa kadar pati umbi tidak menunjukkan perbedaan di antara semua dosis K.
Hal tersebut berbeda dengan hasil yang dilaporkan oleh Tuherkih, dkk 1994,
ŷ = 0.0245x + 11.705
r = 0.8201 ŷ
= 0.0247x + 11.503 r = 0.9696
0,00 5,00
10,00 15,00
20,00
75 150
225
R ende
m en
b k
Dosis Pupuk K kgha
V1 V2
Universitas Sumatera Utara
bahwa pemupukan NPK dengan dosis yang tinggi dapat meningkatkan kadar pati umbi.
Bentuk dan Ukuran Granula Pati
Granula pati merupakan identitas untuk setiap pati karena memiliki ukuran, bentuk dan sifat yang khas. Granula pati dilihat dengan menggunakan mikroskop
cahaya terpolarisasi. Pada Pengamatan terhadap bentuk dan ukuran granula juga diamati sifat birefringencenya. Komponen utama dari granula pati adalah amilosa dan
amilopektin. Perbedaan jenis tanaman tidak hanya menghasilkan jumlah yang berbeda antara amilosa dan amilopektin dalam granula tapi juga memberikan bentuk
yang tepat dari molekul amilopektin. Pada granula terdapat lapisan-lapisan yang menyusun granula yang bertambah sesuai dengan jumlah karbohidrat yang dihasilkan
pada setiap periode tumbuh.
Bentuk dan ukuran granula tergantung dari jenis tanaman penghasil pati.
Pada penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap bentuk, ukuran granula, derajat putih, dan kejernihan pasta dari pati ubi jalar seperti dapat dilihat
pada Tabel 21. Tabel 21. Sifat fisik pati ubi jalar
Perlakuan Sifat Fisik
Bentuk granula
Ukuran granula
Derajat putih bk
Kejernihan pasta T
V
1
K Bulat
2-10µm 83.77±4.02
85.57±0.05 V
1
K
1
Bulat 3-17µm
82.48±3.58 84.97±0.05
V
1
K
2
Bulat 2-11µm
82.42±1.11 88.17±0.66
V
1
K
3
Bulat 3-12µm
82.92±1.73 88.63±0.05
V
2
K Bulat
4-15µm 77.93±2.19
83.13±0.15 V
2
K
1
Bulat 4-10µm
79.25±0.75 85.17±0.05
V
2
K
2
Bulat 3-10µm
80.48±2.06 86.30±0.40
V
2
K
3
Bulat 3-10µm
79.86±1.31 88.03±0.68
Universitas Sumatera Utara
Tabel 21 menunjukkan bentuk granula pati adalah bulat. Ukuran granula tertinggi terdapat pada perlakuan V
1
K
1
varietas sari dengan dosis pupuk kalium 75 kgha KCl dan terendah terdapat pada perlakuan V
1
K varietas sari dengan
dosis pupuk kalium 0 kgha KCl. Sesuai dengan penelitian Moorthy 2004 dalam Syamsir 2008 yang menyatakan bahwa pati ubi jalar berbentuk bulat
sampai oval, dengan diameter 3-40 µm dengan kandungan amilosa sekitar 15-25. Derajat putih tertinggi terdapat pada perlakuan V
1
K varietas sari
dengan dosis pupuk kalium 0 kgha KCl dan terendah terdapat pada perlakuan V
2
K varietas beta-2 dengan dosis pupuk kalium 0 kgha KCl. Kejernihan pasta
tertinggi terdapat pada perlakuan V
1
K
3
varietas sari dengan dosis pupuk kalium 225 kgha KCl dan terendah terdapat pada perlakuan V
2
K varietas beta-2
dengan dosis pupuk 0 kgha KCl. Bentuk granula pati seperti dapat dilihat pada Gambar 17.
V
1
K V
1
K
1
V
1
K
2
V
1
K
3
Universitas Sumatera Utara
V
2
K V
2
K
1
V
2
K
2
V
2
K
3
Gambar 17. Bentuk granula pati dengan perbesaran 400 kali Keterangan : V Varietas umbi ubi jalar yaitu V
1
: Varietas Sari dan V
2
: Varietas Beta-2 K Dosis Pupuk Kalium yaitu K
: 0 kgha KCl, K
1
: 75 kgha KCl, K
2
: 150 kgha KCl, dan K
3 :
225 kgha KCl
Derajat Putih bk Pengaruh Varietas terhadap Derajat Putih dari Pati Ubi Jalar
Daftar analisis sidik ragam Lampiran 16 memperlihatkan bahwa varietas umbi ubi jalar memberikan pengaruh sangat nyata P0,01 terhadap derajat putih
dari pati ubi jalar. Hasil pengujian dengan LSR pengaruh varietas umbi ubi jalar terhadap derajat putih dari pati ubi jalar untuk tiap perlakuan seperti dapat dilihat
pada Tabel 22.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 22. Uji LSR efek utama pengaruh varietas umbi ubi jalar terhadap derajat putih dari pati ubi jalar
Jarak LSR
Varietas Umbi
V Rataan
Notasi 0,05
0,01 0,05
0,01 -
V
1
82.898 a
A 2
4.144 5.758
V
2
79.379 b
B
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 huruf besar
Tabel 22 menunjukkan bahwa perlakuan V
1
berbeda sangat nyata dengan perlakuan V
2
. Derajat putih tertinggi terdapat pada perlakuan V
1
varietas sari sebesar 82,898 bk dan terendah terdapat pada perlakuan V
2
varietas beta-2 sebesar 79,379 bk.
Gambar 18 menunjukkan bahwa nilai derajat putih pada perlakuan V
1
varietas sari lebih tinggi dibandingkan dengan V
2
varietas beta-2.
Meningkatnya derajat putih pati ubi jalar akan berpengaruh terhadap aplikasi pati ubi jalar. Warna yang lebih putih tidak akan mempengaruhi warna campuran bahan jika
pati ubi jalar diolah dan dicampurkan dengan bahan lain untuk menghasilkan produk seperti pasta. Dalam hal ini,
nilai derajat putih dipengaruhi oleh sumber dari suatu bahan. Hal ini disebabkan karena varietas sari dan beta-2 memiliki warna yang
cerah sehingga nilai derajat putih lebih tinggi. Menurut Suarni et al, 2005 tingginya kadar abu pada bahan menunjukkan tingginya kandungan mineral
namun dapat juga disebabkan oleh adanya reaksi enzimatis browning enzymatic yang menyebabkan turunnya derajat putih tepung. Hal ini diduga karena apabila
semakin tinggi kandungan kadar abu pada suatu bahan maka akan menurunkan nilai derajat putih dari bahan tersebut. Perbedaan derajat putih disebabkan karena
sumber atau jenis asal dari patinya Ridwansyah, 2002.
Universitas Sumatera Utara
Hubungan dosis pupuk kalium dengan derajat putih seperti dapat dilihat pada Gambar 18.
Gambar 18. Histogram hubungan varietas umbi ubi jalar terhadap derajat putih dari pati ubi jalar
Gambar 18 menunjukkan bahwa nilai derajat putih pada perlakuan V
1
varietas sari lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan V
2
varietas beta-2.
Meningkatnya derajat putih pati ubi jalar akan berpengaruh terhadap aplikasi pati ubi jalar. Warna yang lebih putih tidak akan mempengaruhi warna campuran bahan jika
pati ubi jalar diolah dan dicampurkan dengan bahan lain untuk menghasilkan produk seperti pasta. Dalam hal ini,
nilai derajat putih dipengaruhi oleh sumber dari suatu bahan. Hal ini disebabkan karena varietas sari dan beta-2 memiliki warna yang
cerah sehingga nilai derajat putih lebih tinggi. Menurut Suarni et al, 2005 tingginya kadar abu pada bahan menunjukkan tingginya kandungan mineral
namun dapat juga disebabkan oleh adanya reaksi enzimatis browning enzymatic yang menyebabkan turunnya derajat putih tepung. Hal ini diduga karena apabila
semakin tinggi kandungan kadar abu pada suatu bahan maka akan menurunkan
77,00 78,00
79,00 80,00
81,00 82,00
83,00 84,00
V1 V2
D er
a ja
t P
ut ih
b k
Varietas Umbi
Universitas Sumatera Utara
nilai derajat putih dari bahan tersebut. Perbedaan derajat putih disebabkan karena sumber atau jenis asal dari patinya Ridwansyah, 2002.
Pengaruh Dosis Pupuk Kalium kgha terhadap Derajat Putih dari Pati Ubi Jalar
Daftar analisis sidik ragam Lampiran 16 memperlihatkan bahwa pengaruh dosis pupuk kalium memberikan pengaruh tidak nyata P0,05
terhadap derajat putih dari pati ubi jalar yang dihasilkan, sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Pengaruh Interaksi Varietas Umbi Ubi Jalar dengan Dosis Pupuk Kalium kgha terhadap Derajat Putih dari Pati Ubi Jalar
Daftar analisis sidik ragam Lampiran 16 memperlihatkan bahwa interaksi varietas umbi ubi jalar dengan dosis pupuk kalium memberikan
pengaruh berbeda tidak nyata P0.05 terhadap derajat putih dari pati ubi jalar yang dihasilkan, sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Kejernihan Pasta T Pengaruh Varietas Umbi Ubi Jalar terhadap Kejernihan Pasta dari Pati Ubi
Jalar
Daftar analisis sidik ragam Lampiran 18 memperlihatkan bahwa pengaruh varietas umbi ubi jalar memberikan pengaruh sangat nyata P0,01
terhadap kejernihan pasta dari pati ubi jalar yang dihasilkan. Hasil uji LSR pengaruh varietas umbi terhadap kejernihan pasta pati ubi jalar seperti dapat
dilihat pada Tabel 23. Tabel 23 menunjukkan bahwa perlakuan V
1
berbeda sangat nyata terhadap perlakuan V
2
. Kejernihan pasta tertinggi terdapat pada perlakuan V
1
varietas sari sebesar 86,833 T dan kejernihan pasta terendah terdapat pada perlakuan V
2
varietas beta-2 sebesar 85,658 T.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 23. Uji LSR efek utama pengaruh varietas umbi ubi jalar terhadap kejernihan pasta dari pati ubi jalar
Jarak LSR
Varietas Umbi
V Rataan
Notasi 0,05
0,01 0,05
0,01 -
V
1
86.833 a
A 2
0.661 0.919
V
2
85.658 b
B
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 huruf besar
Hubungan pengaruh varietas umbi ubi jalar terhadap kejernihan pasta dari pati ubi jalar seperti dapat dilihat pada Gambar 19.
Gambar 19. Histogram hubungan varietas umbi ubi jalar dengan kejernihan pasta Gambar 19 menunjukkan bahwa kejernihan pasta pada perlakuan V
1
varietas sari lebih tinggi dari pada perlakuan V
2
varietas beta-2.
Semakin tinggi nilai transmitan yang dihasilkan maka akan semakin jernih suspensi yang dihasilkan.
Kejernihan pasta terkait dengan swelling power dan kecenderungan retrogadasi. Swelling power yang tinggi pada pati akan menghasilkan pasta yang jernih
Menurut Radley 1977 dalam Ridwansyah 2002 kejernihan dipengaruhi oleh persentase
kandungan bahan selain pati seperti sisa serat, partikel protein dan lemak. Bahan-bahan tersebut meningkatkan keburaman, seperti yang telah diketahui
kandungan serat dan lemak pati kelapa sawit lebih tinggi dari sagu dan tapioka sehingga mengakibatkan T menjadi rendah
.
85,00 85,20
85,40 85,60
85,80 86,00
86,20 86,40
86,60 86,80
87,00
V1 V2
Ke je
rn ih
a n
Pa st
a T
Varietas Umbi
Universitas Sumatera Utara
Pengaruh Dosis Pupuk Kalium terhadap Kejernihan Pasta T dari Pati Ubi Jalar
Daftar analisis sidik ragam Lampiran 18 memperlihatkan bahwa pengaruh dosis pupuk kalium memberikan pengaruh sangat nyata P0,01
terhadap kejernihan pasta T dari pati ubi jalar yang dihasilkan. Hasil pengujian dengan LSR pengaruh dosis pupuk kalium terhadap kejernihan pasta
T pati ubi jalar untuk tiap perlakuan seperti dapat dilihat pada Tabel 24. Tabel 24 menunjukkan bahwa perlakuan K
berbeda sangat nyata terhadap perlakuan K
1
, K
2
, dan K
3
. Perlakuan K
1
berbeda sangat nyata dengan perlakuan K
2
dan K
3
. Perlakuan K
2
berbeda sangat nyata dengan perlakuan K
3
. Kejernihan pasta T tertinggi terdapat pada perlakuan K
3
250 kgha KCl sebesar 88.33 T dan terendah terdapat pada perlakuan K
0 kgha KCl sebesar 84.35 T. Gambar 20 menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis pupuk kalium yang
diberikan maka kejernihan pasta pada pati ubi jalar yang dihasilkan akan semakin meningkat. Kejernihan pasta tertinggi diperoleh pada perlakuan K
3
225 kgha KCl sebesar 88,33 T dan terendah pada perlakuan K 0 kgha KCl
sebesar 84,35 T.
Tabel 24. Uji LSR efek utama pengaruh dosis pupuk kalium terhadap kejernihan pasta dari pati ubi jalar
Jarak LSR
Dosis Pupuk
K Rataan
Notasi 0,05
0,01 0,05
0,01 -
K 84.35
a A
2 0.661
0.211 K
1
85.07 b
B 3
0.694 0.965
K
2
87.23 c
C 4
0.714 0.993
K
3
88.33 d
D
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 huruf besar menurut uji LSR
Universitas Sumatera Utara
Hubungan dosis pupuk kalium dengan kejernihan pasta seperti dapat dilihat pada Gambar 20.
Gambar 20. Hubungan dosis pupuk kalium kgha terhadap kejernihan pasta dari pati ubi jalar
Gambar 20 menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis pupuk kalium yang diberikan maka kejernihan pasta pada pati ubi jalar yang dihasilkan akan semakin
meningkat. Kejernihan pasta tertinggi diperoleh pada perlakuan K
3
225 kgha KCl sebesar 88,33 T dan terendah pada perlakuan K 0 kgha KCl
sebesar 84,35 T.
Kejernihan pasta memiliki hubungan korelasi positif dengan derajat putih. Hal ini disebabkan oleh semakin meningkat derajat putih maka daya larut pati ubi
jalar akan semakin menurun sehingga lebih banyak granula pati yang masih membaur pada larutan yang akan memberikan keburaman pada pasta pati ubi
jalar. Disamping itu, tingginya kadar gula dan serat pada ubi jalar dapat mempengaruhi warna pati yang dihasilkan. Dalam hal ini nilai gizi ubi jalar secara
kualitatif selalui dipengaruhi oleh varietas, lokasi, dan musim tanam dan kalium berperan dalam proses respirasi dan metabolisme di dalam tanaman. Hal ini sesuai
ŷ= 0.0188x + 84.13 r = 0.9829
83,5 84
84,5 85
85,5 86
86,5 87
87,5 88
88,5 89
75 150
225
K ej
er ni
ha n
P a
st a
T
Dosis Pupuk Kalium kgha
Universitas Sumatera Utara
dengan pernyataan Fitter dan Hay 1991 yang menyatakan bahwa kalium erat kaitannya dengan pembentukan gula, pati, selulosa, dan protein dalam tanaman.
Pengaruh Interaksi Varietas Umbi Ubi Jalar dan Dosis Pupuk Kalium Terhadap Kejernihan Pasta dari Pati Ubi Jalar
Daftar analisis sidik ragam Lampiran 18 memperlihatkan bahwa interaksi varietas umbi ubi jalar dan dosis pupuk kalium memberikan pengaruh
sangat nyata P0,01 terhadap kejernihan pasta dari pati ubi jalar. Hasil uji LSR pengaruh varietas umbi dan dosis pupuk kalium terhadap kejernihan pasta pati ubi
jalar seperti pada Tabel 25. Tabel 25 menunjukkan bahwa kejernihan pasta T tertinggi terdapat
pada perlakuan V
1
varietas sari dan dosis pupuk kalium K
3
225 kgha KCl yaitu sebesar 88,63 T dan terendah pada perlakuan V
2
varietas beta-2 dan dosis pupuk kalium K
0 kgha KCl yaitu sebesar 83,13 T. Gambar 21 menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis pupuk kalium yang
diberikan maka kejernihan pasta pada pati ubi jalar semakin tinggi. Kejernihan pasta tertinggi terdapat pada perlakuan K
3
250 kgha KCl dan terendah terdapat pada perlakuan K
0 kgha KCl. Kejernihan pasta juga dipengaruhi oleh sumber bahan asalnya, dimana tanaman ubi jalar banyak mengandung senyawa phenol
sehingga pada poses pembuatan pengupasan, penghancuran, dan pengeringan terjadi proses pencoklatan enzimatis maupun non enzimatis yang dapat
mempengaruhi tingkat keburaman dari pasta yang dihasilkan.
Reaksi pencoklatan yang terjadi pada saat ektraksi pati adalah pencoklatan enzimatik. Menurut Winarno
1995, pencoklatan enzimatik memerlukan adanya enzim fenol oksidase dan oksigen yang harus berhubungan dengan substrat tersebut. Enzim yang dapat mengkatalisis
oksidasi dalam pencoklatan dikenal dengan nama fenol oksidase, polifenol oksidase,
Universitas Sumatera Utara
fenolase atau polifenolase.
Pada garis besarnya, fungsi kalium di dalam tanaman antara lain : membentuk dan mengangkut karbohidrat, sebagai katalisator dalam
pembentukan protein, mengatur kegiatan berbagai unsur mineral, meningkatkan kadar karbohidrat dan gula dalam buah, kualitas buah karena bentuk, kadar, dan
warna yang lebih baik Rosmarkam dan Yuwono, 2002. Tabel 25. Uji LSR efek utama pengaruh interaksi varietas umbi ubi jalar dan dosis
pupuk kalium terhadap kejernihan pasta dari pati ubi jalar Jarak
LSR Perlakuan
Rataan Notasi
0,05 0,01
0,05 0,01
- V
1
K 85.57
cd CD
2 0.661
0.2105 V
1
K
1
84.97 D
D 3
0.694 0.964723996
V
1
K
2
88.17 Ab
AB 4
0.714 0.993098231
V
1
K
3
88.63 A
A 5
0.727 1.010559299
V
2
K 83.13
E E
6 0.736
1.025837734 V
2
K
1
85.17 Cd
CD 7
0.74 1.043298801
V
2
K
2
86.30 C
C 8
0.744 1.054211969
V
2
K
3
88.03 b
B
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 huruf besar menurut uji LSR
Hubungan interaksi varietas umbi ubi jalar dan dosis pupuk kalium terhadap kejernihan pasta T dari pati ubi jalar seperti dapat dilihat pada
Gambar 21.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 21. Hubungan interaksi varietas umbi ubi jalar dan dosis pupuk kalium kgha terhadap kejernihan pasta dari pati ubi jalar
Sifat Amilografi Pati Ubi Jalar
Pengukuran sifat amilograf dilakukan menggunakan alat Brabender amylograph, yang terdiri dari
suhu gelatinisasi, suhu viskositas puncak, viskositas puncak, stabilitas pasta, viskositas balik, dan viskositas akhir seperti dapat dilihat
pada Tabel 26, Tabel 27 dan Gambar 22. Tabel 26 menunjukkan bahwa suhu gelatinisasi tertinggi terdapat pada
perlakuan V
2
K varietas beta-2 dengan dosis pupuk kalium 0 kgha KCl dan
terendah terdapat pada perlakuan V
2
K
3
varietas beta-2 dengan dosis pupuk kalium 225 kgha KCl. Suhu viskositas puncak tertinggi terdapat pada perlakuan
V
2
K varietas beta-2 dengan dosis pupuk kalium 0 kgha KCl dan terendah
terdapat pada perlakuan V
1
K
3
varietas sari dengan dosis pupuk kalium 225 kgha KCl
.
Tabel 27 menunjukkan bahwa stabilitas pasta tertinggi terdapat pada perlakuan V
2
K
3
varietas beta-2 dengan dosis pupuk kalium 225 kgha KCl dan terendah terdapat pada perlakuan V
2
K
2
varietas beta-2 dengan dosis pupuk
y = 0.0165x + 84.973
r = 0.8721 y
= 0.0211x + 83.283 r = 0.9946
82,00 83,00
84,00 85,00
86,00 87,00
88,00 89,00
75 150
225
K ej
er ni
ha n
P a
st a
T
Dosis Pupuk Kalium kgha
V1 V2
Universitas Sumatera Utara
kalium 75 kgha KCl. Viskositas balik tertinggi terdapat pada perlakuan V
2
K
3
varietas beta-2 dengan dosis pupuk kalium 225 kgha KCl dan terendah terdapat pada perlakuan V
1
K varietas sari dengan dosis pupuk kalium 0 kgha KCl
.
Viskositas akhir tertinggi terdapat pada perlakuan V
1
K
2
varietas sari dengan dosis pupuk kalium 75 kgha KCl dan terendah terdapat pada perlakuan V
2
K
1
varietas beta-2 dengan dosis pupuk kalium 75 kgha KCl
.
Viskositas puncak tertinggi terdapat pada perlakuan V
1
K
3
varietas sari dengan dosis pupuk kalium 225 kgha KCl dan terendah terdapat pada perlakuan V
2
K varietas beta-2 dengan dosis
pupuk kalium 0 kgha KCl. Tabel 26. Suhu gelatinisasi dan suhu viskositas puncak pasta pati ubi jalar dari
dua varietas ubi jalar dengan berbagai dosis pupuk kalium Perlakuan
Sifat Pasta Suhu gelatinisasi
C Suhu viskositas puncak
C V
1
K 77.00±1.80
84.33±3.88 V
1
K
1
77.33±2.51 85.33±2.56
V
1
K
2
75.50±2.64 86.17±2.25
V
1
K
3
77.00±3.00 82.67±3.05
V
2
K 80.00±1.50
87.17±1.60 V
2
K
1
78.33±1.52 85.17±2.56
V
2
K
2
77.00±1.50 86.00±1.80
V
2
K
3
74.50±1.32 85.67±1.52
Tabel 27. Sifat amilografi pasta pati ubi jalar dari dua varietas ubi jalar dengan berbagai dosis pupuk kalium
Perlakuan Sifat Pasta
Stabilitas pasta BU
Viskositas balik BU
Viskositas akhir BU
Viskositas puncak BU
V
1
K 342.67±7.37
170.47±18.9 800.47±17.3
923.33±25.1 V
1
K
1
338.33±55.1 188.13±33.6
797.10±71.8 918.43±7.76
V
1
K
2
321.33±29.7 210.43±29.3
817.67±36.5 881.00±24.7
V
1
K
3
369.67±15.7 177.77±33.0
775.00±10.4 933.83±14.0
V
2
K 338.00±35.5
189.13±72.5 799.80±68.9
781.53±53.5 V
2
K
1
334.00±16.3 191.17±35.3
642.93±78.9 806.10±92.9
V
2
K
2
308.33±25.0 186.60±47.8
717.40±40.6 880.00±69.7
V
2
K
3
376.33±53.0 238.67±30.0
732.33±52.5 873.67±26.7
Universitas Sumatera Utara
Gambar 22. Hubungan varietas umbi dengan dosis pupuk kalium kgha terhadap sifat amilograf
Dari hasil penelitian ini diperoleh varietas ubi jalar hanya memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata P0,01 terhadap viskositas puncak
Lampiran 24 danTabel 28 dan viskositas akhir Lampiran 30 dan Tabel 29, tetapi memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap suhu gelatinisasi,
suhu viskositas puncak, stabilitas pasta, dan viskositas balik seperti terlihat pada Lampiran 20, Lampiran 22, Lampiran 26, dan Lampiran 28. Perlakuan dengan
pemupukan kalium memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata P0,05 terhadap sifat amilograf pati ubi jalar seperti terlihat pada Lampiran 20, Lampiran
22, Lampiran 26, dan Lampiran 28. Tabel 28. Uji LSR efek utama pengaruh varietas umbi ubi jalar terhadap
viskositas puncak dari pati ubi jalar Jarak
LSR Varietas
Umbi V
Rataan Notasi
0,05 0,01
0,05 0,01
- V
1
914.150 a
A 2
81.585 113.357
V
2
835.325 b
B
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 huruf besar menurut uji LSR
Universitas Sumatera Utara
Gambar 23. Pengaruh varietas umbi ubi jalar terhadap viskositas puncak dari pati ubi jalar
Gambar 23 menunjukkan bahwa viskositas puncak pada perlakuan V
1
varietas sari lebih tinggi dibandingkan dengan V
2
varietas beta-2.
Tingginya vikositas maksimum pati ubi jalar membuat pati ini dapat digunakan sebagai bahan
pengental. Viskositas puncak merupakan titik maksimum viskositas pasta yang dihasilkan selama proses pemanasan Glicksman,1969. Nilai viskositas maksimum
dapat membantu dalam pengukuran daya atau energi yang dipakai untuk proses pengadukan pati dalam reaktor. Tingginya kadar pati akan meningkatkan viskositas
maksimum karena granula yang dimiliki pati ganyong mudah menyerap air dan membengkak. Suhu pada saat viskositas maksimum tercapai disebut suhu akhir
gelatinisasi.
Tabel 29. Uji LSR efek utama pengaruh varietas umbi ubi jalar terhadap viskositas akhir dari pati ubi jalar
Jarak LSR
Varietas Umbi
V Rataan
Notasi 0,05
0,01 0,05
0,01 -
V
1
797.558 a
A 2
85.403 118.662
V
2
723.117 b
B
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 huruf besar menurut uji LSR
780,00 800,00
820,00 840,00
860,00 880,00
900,00 920,00
940,00
V1 V2
Vi sk
o si
ta s Pu
n ca
k B
U
Varietas Umbi
Universitas Sumatera Utara
Gambar 24. Pengaruh varietas umbi ubi jalar terhadap viskositas akhir dari pati ubi jalar
Gambar 24 menunjukkan bahwa pada perlakuan V
1
varietas sari memiliki viskositas akhir yang lebih tinggi dibandingkan dengan V
2
varietas beta-2. Viskositas akhir adalah nilai viskositas dari pasta setelah tahap akhir tahap pendinginan, dimana pasta telah mencapai suhu 50
C.
Nilai
viskositas akhir
yang rendah menunjukkan tingkat kehancuran granula cukup tinggi. Pada viskositas terendah ini granula akan hancur sempurna dan komponen amilosa dan
amilopektin telah terpisah. Tingginya viskositas akhir pati ubi jalar membuat pati ini dapat digunakan sebagai bahan pengental. Komponen amilopektin tetap tertinggal
dalam granula sedangkan amilosa larut bersama air.
Menurut Hoover I996 dan Rasper 1982 diacu dalam Ratnayake et al, 2001 sifat pasta pati dipengaruhi
oleh granula yang mengembang, pergesekan diantara granula yang mengembang, peluruhan amilosa, kristalinitas pati dan panjang rantai komponen pati.
Suhu gelatinisasi adalah suhu dimana granula pati pecah dan mulai mengembang mencapai pembengkakan maksimal dan bersifat irreversible tidak
dapat kembali seperti semula. Menurut Leach 1965, suhu awal gelatinisasi adalah suhu pada saat pertama kali viskositas mulai naik. Peningkatan viskositas ini
disebabkan karena terjadinya pembengkakan granula pati yang irreversible di dalam
680,00 700,00
720,00 740,00
760,00 780,00
800,00 820,00
V1 V2
Vi sk
o si
ta s
Ak h
ir B
U
Varietas Umbi
Universitas Sumatera Utara
air, dimana energi kinetik molekul-molekul air lebih kuat daripada daya tarik menarik pati di dalam granula pati. Suhu awal gelatinisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain oleh ukuran molekul amilosa dan amilopektin serta keadaan media pemanasan. Suhu gelatinisasi juga tergantung pada konsentrasi pati. Makin kental
larutan, suhu tersebut makin lama tercapai, sampai suhu tertentu kekentalan tidak bertambah, bahkan kadang-kadang turun. Makin tinggi konsentrasi, gel yang
terbentuk makin kurang kental dan setelah beberapa waktu viskositas akan turun. Pada waktu granula mulai pecah, sifat birefringent ini akan menghilang. Kisaran suhu
yang menyebabkan 90 butir pati dalam air panas membengkak sedemikian rupa sehingga tidak kembali lagi ke bentuk normalnya disebut Birefringent End Point
Temperature BEPT Winarno, 1995.
Suhu viskositas puncak adalah suhu pada saat viscograph pada tahap proses pemanasan mencatat nilai viskositas maksimum. Dihitung dengan cara
mengalikan kecepatan peningkatan suhu 1,5 menit dengan waktu granula pecah
menit ditambah dengan suhu awal proses pemansan misal 50 C.
Break down viscosity adalah nilai penurunan viskositas yang terjadi dari viskositas maksimum menuju viskositas terendah ketika suspensi dipanaskan pada
suhu 95 C selama 10 menit. Nilai Break down viscosity yang rendah menunjukkan
tingkat kehancuran granula cukup tinggi. Pada viskositas terendah ini granula akan hancur sempurna dan komponen amilosa dan amilopektin telah terpisah. Komponen
amilopektin tetap tertinggal dalam granula sedangkan amilosa larut bersama air. Viskositas balik set back viscosity menunjukkan kemampuan retrogadasi
molekul pati pada proses pendinginan. Viskositas balik merupakan selisih antara viskositas akhir dan viskositas maksimum pasta. Semakin tinggi nilai viskositas balik
Universitas Sumatera Utara
maka semakin tinggi kemampuan pati untuk mengalami retrogadasi. Retrogadasi merupakan sifat kebalikan dari gelatinisasi.
Karakteristik Kimia Pati Ubi Jalar
Hasil pengaruh varietas umbi ubi jalar dan pemupukan kalium terhadap kadar air, kadar abu, kadar serat, kadar lemak, dan kadar protein, seperti dapat
dilihat pada Tabel 30 sedangkan terhadap kadar pati, kadar amilosa, dan kadar amilopektin dapat dilihat pada Tabel 31.
Pada Tabel 30 terlihat bahwa kadar air tertinggi terdapat pada perlakuan V
2
K
3
varietas beta-2 dengan dosis pupuk kalium 225 kgha KCl dan terendah terdapat pada perlakuan V
2
K varietas beta-2 dengan dosis pupuk kalium
0 kgha KCl. Kadar abu tertinggi terdapat pada perlakuan V
2
K
3
varietas beta-2 dengan dosis pupuk kalium 225 kgha KCl dan terendah terdapat pada perlakuan
V
1
K varietas sari dengan dosis pupuk kalium 0 kgha KCl
.
Kadar serat tertinggi terdapat pada perlakuan V
1
K
3
varietas sari dengan dosis pupuk kalium 225 kgha KCl dan terendah terdapat pada perlakuan V
1
K varietas sari dengan
dosis pupuk kalium 0 kgha KCl. Kadar lemak tertinggi terdapat pada perlakuan V
1
K
3
varietas sari dengan dosis pupuk kalium 225 kgha KCl dan terendah terdapat pada perlakuan V
2
K
1
varietas beta-2 dengan dosis pupuk kalium 0 kgha KCl.
Kadar protein tertinggi terdapat pada perlakuan V
1
K
3
varietas sari dengan dosis pupuk kalium 225 kgha KCl dan terendah terdapat pada perlakuan
V
1
K varietas sari dengan dosis pupuk kalium 0 kgha KCl
.
Pada Tabel 31 terlihat bahwa kadar pati tertinggi terdapat pada perlakuan V
1
K
3
varietas sari dengan dosis pupuk kalium 225 kgha KCl dan terendah terdapat pada perlakuan V
1
K varietas sari dengan dosis pupuk kalium 0 kgha
Universitas Sumatera Utara
KCl
.
Kadar amilosa tertinggi terdapat pada perlakuan V
2
K
1
varietas beta-2 dengan dosis pupuk kalium 75 kgha KCl dan terendah terdapat pada perlakuan
V
1
K varietas sari dengan dosis pupuk kalium 0 kgha KCl
.
Kadar amilopektin tertinggi terdapat pada perlakuan V
1
K
3
varietas sari dengan dosis pupuk kalium 225 kgha KCl dan terendah terdapat pada perlakuan V
1
K varietas sari dengan
dosis pupuk kalium 0 kgha KCl
.
Tabel 30. Karakteristik kimia pati ubi jalar dari dua varietas ubi jalar dengan berbagai dosis pupuk kalium
Perlakuan Pengamatan
Kadar air Kadar abu
Kadar serat Kadar lemak Kadar protein
bk bk
bk bk
bk V
1
K 5.93±0.78
0.88±0.09 0.64±0.08
0.03±0.002 0.77±0.04
V
1
K
1
5.85±0.10 0.91±0.03
0.77±0.08 0.04±0.003
0.85±0.05 V
1
K
2
6.14±0.83 0.94±0.01
0.96±0.04 0.05±0.002
0.91±0.01 V
1
K
3
6.42±0.64 1.06±0.11
1.16±0.07 0.06±0.007
0.96±0.02 V
2
K 5.81±0.58
0.88±0.11 0.67±0.05
0.02±0.003 0.85±0.04
V
2
K
1
5.83±0.27 0.93±0.01
0.67±0.06 0.03±0.001
0.87±0.03 V
2
K
2
6.20±0.69 0.96±0.05
0.85±0.08 0.05±0.002
0.93±0.02 V
2
K
3
6.47±0.21 1.07±0.07
1.15±0.06 0.06±0.004
0.94±0.04 Tabel 31. Kadar pati, kadar amilosa, dan kadar amilopektin pati ubi jalar dari dua
varietas ubi jalar dengan berbagai dosis pupuk kalium
Perlakuan Pengamatan
Kadar pati bk Kadar amilosa Kadar amilopektin
bk bk
V
1
K 89.12±0.96
20.03±0.12 69.09±0.86
V
1
K
1
92.23±0.66 20.78±0.14
71.45±0.76 V
1
K
2
95.11±0.63 20.59±0.32
74.52±0.38 V
1
K
3
100.09±0.60 20.86±0.58
79.23±1.05 V
2
K 90.30±1.22
20.06±0.70 70.24±1.84
V
2
K
1
91.20±1.00 20.97±0.06
70.24±1.07 V
2
K
2
93.40±1.50 20.69±0.50
72.71±1.75 V
2
K
3
99.90±1.62 20.40±0.66
79.49±0.96
Universitas Sumatera Utara
Kadar Abu bk Pengaruh Varietas Umbi Terhadap Kadar Abu dari Pati Ubi Jalar
Daftar analisis sidik ragam Lampiran 34 memperlihatkan bahwa varietas umbi ubi jalar memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata P0.05 terhadap
kadar abu dari pati ubi jalar yang dihasilkan, sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Pengaruh Dosis Pupuk Kalium kgha terhadap Kadar Abu dari Pati Ubi Jalar
Daftar analisis sidik ragam Lampiran 34 memperlihatkan bahwa pengaruh dosis pupuk kalium memberikan pengaruh sangat nyata P0,01
terhadap kadar abu dari pati ubi jalar yang dihasilkan. Hasil pengujian dengan LSR pengaruh dosis pupuk kalium terhadap kadar abu untuk tiap perlakuan
seperti dapat dilihat pada Tabel 32. Tabel 32 menunjukkan bahwa perlakuan K
berbeda tidak nyata dengan K
1
, K
2
, dan K
3
. Perlakuan K
1
berbeda tidak nyata dengan K
2
, dan K
3
. Perlakuan K
2
berbeda tidak nyata dengan. Kadar abu tertinggi terdapat pada K
3
225 kgha KCl yaitu sebesar 1,07 bk dan terendah terdapat pada perlakuan K 225 kgha KCl sebesar 0,88 bk.
Tabel 32. Uji LSR efek utama pengaruh dosis pupuk kalium terhadap kadar abu dari pati ubi jalar
Jarak LSR
Dosis Pupuk K
Rataan Notasi
0,05 0,01
0,05 0,01
- K
0.88 ab
A 2
0.135 0.211
K
1
0.92 ab
A 3
0.141 0.197
K
2
0.95 a
A 4
0.145 0.202
K
3
1.07 a
A
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 huruf besar
Universitas Sumatera Utara
Hubungan dosis pupuk kalium terhadap kadar abu dari pati ubi jalar seperti dapat dilihat pada Gambar 25.
Gambar 25. Hubungan dosis pupuk kalium kgha terhadap kadar abu dari pati ubi jalar
Gambar 25 menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis pupuk kalium yang diberikan maka kadar abu akan semakin meningkat. Kadar abu tertinggi terdapat
pada perlakuan K
3
225 kgha KCl dan terendah pada perlakuan K 0 kgha
KCl.
Abu adalah zat organik sisa pembakaran bahan organik. Kadar abu menunjukkan kandungan mineral yang dimiliki suatu bahan. Makin tinggi kadar abu
suatu bahan maka semakin tinggi kandungan mineral yang dimiliki bahan tersebut sehingga dapat menentukan nilai gizi. Kadar abu juga dapat berasal dari kontaminasi
lingkungan. Pada saat bahan ditanur atau dibakar, mineral yang terkandung di dalamnya tidak ikut terbakar. Kadar abu adalah komponen yang tidak mudah
menguap, tetap tinggal dalam pembakaran dan pemijaran senyawa organik. Menurut Soebito 1988, secara kuantitatif nilai kadar abu yang dihasilkan berasal dari mineral
abu dalam bahan umbi segar, pemakaian pupuk dan dapat juga berasal dari kontaminasi tanah dan udara selama pengolahan. Abu merupakan komponen
anorganik yang tertinggal setelah bahan dipanaskan pada suhu 500-600 °C dan terdiri dari Kalium, Natrium, Magnesium, Kalsium dan komponen lain dalam jumlah kecil.
ŷ= 0.0008x + 0.865 r = 0.9463
0,2 0,4
0,6 0,8
1 1,2
75 150
225
K ada
r A b
u b
k
Dosis Pupuk Kalium kgha
Universitas Sumatera Utara
Faktor metabolisme bahan ikut mempengaruhi kandungan mineral dari pati. Mineral yang umumnya terdapat pada umbi ganyong adalah fosfor, besi dan kalsium dengan
kandungan tertinggi dimiliki fosfor. Proses pencucian pati juga dapat melarutkan mineral dalam bentuk
persenyawaan yang larut dalam air.
Hal ini disebabkan karena pada salah satu proses dalam pembuatan pati adalah pengupasan umbi dan pencucian dengan air
sehingga kandungan mineral yang terdapat di dalam bahan sudah berkurang dan menyebabkan nilai kadar abu menjadi rendah. Menurut Suarni et al, 2005
tingginya kadar abu pada bahan menunjukkan tingginya kandungan mineral namun dapat juga disebabkan oleh adanya reaksi enzimatis browning enzymatic
yang menyebabkan turunnya derajat putih tepung. Hal ini diduga karena kadar abu ada hubungannya dengan mineral suatu bahan salah satu contohnya adalah
potassium K. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rosmarkam dan Yuwono 2002 yang menyatakan bahwa fungsi dari kalium adalah untuk mengatur kegiatan
berbagai unsur mineral di dalam tanaman karena salah satu mempengaruhi kapasitas tukar ion di dalam tanaman.
Pengaruh Interaksi Varietas Umbi Ubi Jalar dengan Dosis Pupuk Kalium kgha terhadap Kadar Abu dari Pati Ubi Jalar
Daftar analisis sidik ragam Lampiran 34 dapat diketahui bahwa interaksi varietas umbi ubi jalar dengan dosis pupuk kalium memberikan pengaruh yang
berbeda tidak nyata P0.05 terhadap kadar abu dari pati ubi jalar yang dihasilkan, sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Universitas Sumatera Utara
Kadar Protein bk Pengaruh Varietas Umbi terhadap Kadar Protein dari Pati Ubi Jalar
Daftar analisis sidik ragam Lampiran 36 memperlihatkan bahwa pengaruh varietas umbi ubi jalar memberikan pengaruh tidak nyata P0,05
terhadap kadar protein dari pati ubi jalar yang dihasilkan, sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Pengaruh Dosis Pupuk Kalium kgha terhadap Kadar Protein dari Pati Ubi Jalar
Daftar analisis sidik ragam Lampiran 36 memperlihatkan bahwa pengaruh dosis pupuk kalium memberikan pengaruh sangat nyata P0,01
terhadap kadar protein dari pati ubi jalar yang dihasilkan. Hasil pengujian dengan LSR pengaruh dosis pupuk kalium terhadap kadar protein dari pati ubi jalar untuk
tiap perlakuan seperti dapat dilihat pada Tabel 33. Tabel 33. Uji LSR efek utama pengaruh dosis pupuk kalium terhadap kadar
protein pati dari pati ubi jalar Jarak
LSR Dosis
Pupuk K
Rataan Notasi
0,05 0,01
0,05 0,01
- K
0.81 b
A 2
0.070 0.211
K
1
0.86 b
A 3
0.074 0.103
K
2
0.92 ab
A 4
0.076 0.106
K
3
0.95 a
A
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 huruf besar
Tabel 33 menunjukkan bahwa perlakuan K berbeda tidak nyata dengan
K
1
, K
2
, dan K
3
. Perlakuan K
1
berbeda tidak nyata dengan K
2
, dan K
3
. Perlakuan K
2
berbeda tidak nyata dengan K3. Kadar protein tertinggi terdapat pada K
3
225 kgha KCl yaitu sebesar 0,95 bk dan terendah terdapat pada perlakuan K 0 kgha KCl sebesar 0,81 bk.
Universitas Sumatera Utara
Hubungan dosis pupuk kalium terhadap kadar protein dari pati ubi jalar seperti dapat dilihat pada Gambar 26.
Gambar 26. Hubungan dosis pupuk kalium kgha terhadap kadar protein dari pati ubi jalar
Gambar 26 menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis pupuk kalium yang diberikan maka kadar protein akan semakin meningkat.
Protein termasuk ke dalam komponen minor pati.
Dalam hal ini,
kadar protein pati ubi jalar tergolong rendah, hal ini dapat disebabkan oleh larutnya protein dalam air seperti albumin selama
proses pencucian, adanya interaksi antara larutan alkali sebagai pelarut protein seperti glutelin, serta terbuangnya sebagian protein bersama ampas. Akan tetapi
keberadaannya dapat menentukan karakteristik produk yang dibuat dari pati ubi jalar.
Kadar protein tertinggi terdapat pada perlakuan K
3
225 kgha KCl dan terendah pada perlakuan K
0 kgha KCl. Hal ini disebabkan karena kalium di dalam jaringan tanaman tetap berbentuk ion K+. Secara umum peran kalium
berhubungan dengan proses metabolisme, seperti fotosintesis dan respirasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Novizan 2006 yang menyatakan kalium
berperan dalam translokasi pemindahan gula pada pembentukan pati dan protein.
ŷ = 0.0006x + 0.813 r = 0.9922
0,8 0,82
0,84 0,86
0,88 0,9
0,92 0,94
0,96 0,98
75 150
225
K ad
ar P ro
te in
b k
Dosis Pupuk Kalium kgha
Universitas Sumatera Utara
Pengaruh Interaksi Varietas Umbi Ubi Jalar dengan Dosis Pupuk Kalium kgha terhadap Kadar Protein dari Pati Ubi Jalar
Daftar analisis sidik ragam Lampiran 36 dapat diketahui bahwa interaksi varietas umbi ubi jalar dengan dosis pupuk kalium memberikan pengaruh yang
berbeda tidak nyata P0.05 terhadap kadar protein dari pati ubi jalar yang dihasilkan, sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Kadar Lemak bk Pengaruh Varietas Umbi Terhadap Kadar Lemak dari Pati Ubi Jalar
Daftar analisis sidik ragam Lampiran 38 memperlihatkan bahwa varietas umbi memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata P0.05 terhadap kadar
lemak dari pati ubi jalar yang dihasilkan, sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Pengaruh Dosis Pupuk Kalium Terhadap Kadar Lemak dari Pati Ubi Jalar Daftar analisis sidik ragam Lampiran 38 memperlihatkan bahwa
pengaruh dosis pupuk kalium memberikan pengaruh sangat nyata P0,01 terhadap kadar lemak dari pati ubi jalar yang dihasilkan. pengujian dengan LSR
pengaruh dosis pupuk kalium terhadap kadar lemak untuk tiap perlakuan seperti dapat dilihat pada Tabel 34.
Tabel 34. Uji LSR efek utama pengaruh dosis pupuk kalium terhadap kadar lemak dari pati ubi jalar
Jarak LSR
Dosis Pupuk
K Rataan
Notasi 0,05
0,01 0,05
0,01 -
K 0.02
d D
2 0.003
0.211 K
1
0.03 c
C 3
0.004 0.005
K
2
0.05 b
B 4
0.004 0.005
K
3
0.05 a
A
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 huruf besar
Tabel 34 menunjukkan bahwa perlakuan K berbeda tidak nyata dengan
K
1
, K
2
, dan K
3
. Perlakuan K
1
berbeda tidak nyata dengan K
2
, dan K
3
. Perlakuan
Universitas Sumatera Utara
K
2
berbeda tidak nyata dengan K
3
. Kadar lemak tertinggi terdapat pada perlakuan K
3
225 kgha KCl yaitu sebesar 0,05 bk dan terendah pada perlakuan K 0 kgha KCl sebesar 0,02 bk.
Hubungan dosis pupuk kalium terhadap kadar lemak pati ubi jalar seperti dapat dilihat pada Gambar 27.
Gambar 27. Hubungan dosis pupuk kalium kgha terhadap kadar lemak dari pati ubi jalar
Gambar 27 menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis pupuk kalium yang diberikan maka kadar lemak akan semakin meningkat. Kadar lemak tertinggi
terdapat pada perlakuan K
3
dan terendah pada perlakuan K .
Kandungan lemak dalam pati dapat mengganggu proses gelatinisasi karena lemak mampu membentuk
kompleks dengan amilosa sehingga menghambat keluarnya amilosa dari granula pati. Selain membentuk kompleks dengan amilosa, lemak juga dapat menghambat proses
gelatinisasi pati dengan cara lain, yaitu sebagian besar lemak akan diabsorbsi oleh permukaan granula sehingga terbentuk lapisan lemak yang bersifat hidrofobik di
sekeliling granula. Lapisan lemak tersebut akan menghambat pengikatan air oleh granula pati. Hal ini akan menyebabkan kekentalan dan kelekatan pati berkurang
akibat jumlah air berkurang untuk terjadinya pengembangan granula pati Collinson, 1968.
Hal ini disebabkan karena salah satu dari fungsi kalium adalah
ŷ = 0.0002x + 0.019 r = 0.9899
0,01 0,02
0,03 0,04
0,05 0,06
0,07
75 150
225
K ad
ar L
em ak
b k
Dosis Pupuk Kalium kgha
Universitas Sumatera Utara
sebagai aktivator enzim dalam proses fotosintesis dan respirasi, translokasi karbohidrat, sintesis protein dan pati. Berperan dalam proses buka tutup stomata
karena fungsinya dalam pengaturan potensi osmotik sel. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hanafiah 2005 yang menyatakan bahwa unsur kalium berfungsi
sebagai penyusun komponen tanaman, seperti protoplasma, lemak, dan selulosa terutama berfungsi dalam pengaturan mekanisme bersifat katalitik atau
katalisator.
Pengaruh Interaksi Varietas Umbi dan Dosis Pupuk Kalium Terhadap Kadar Lemak dari Pati Ubi Jalar
Daftar analisis sidik ragam Lampiran 38 memperlihatkan bahwa pengaruh varietas umbi memberikan pengaruh tidak nyata P0,05 terhadap
kadar lemak dari pati ubi jalar yang dihasilkan, sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Kadar Serat Kasar bk Pengaruh Varietas Umbi terhadap Kadar Serat Kasar Pati dari Pati Ubi
Jalar
Daftar analisis sidik ragam Lampiran 40 memperlihatkan bahwa pengaruh varietas umbi ubi jalar memberikan pengaruh tidak nyata P0.05
terhadap kadar serat kasar dari pati ubi jalar yang dihasilkan, sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Pengaruh Dosis Pupuk Kalium kgha terhadap Kadar Serat Kasar dari Pati Ubi Jalar
Daftar analisis sidik ragam Lampiran 40 memperlihatkan bahwa pengaruh dosis pupuk kalium memberikan pengaruh sangat nyata P0.01
terhadap kadar serat kasar dari pati ubi jalar yang dihasilkan. Hasil pengujian
Universitas Sumatera Utara
dengan LSR pengaruh dosis pupuk kalium terhadap kadar serat kasar untuk tiap perlakuan seperti dapat dilihat pada Tabel 35.
Tabel 35 menunjukkan bahwa perlakuan K berbeda tidak nyata dengan
K
1
, K
2
, dan K
3
. Perlakuan K
1
berbeda sangat nyata dengan K
2
, dan K
3
. Perlakuan K
2
berbeda sangat nyata dengan K
3
. Kadar serat kasar tertinggi terdapat pada perlakuan K
3
225 kgha KCl sebesar 1,15 bk dan terendah terdapat pada perlakuan K
0 kgha KCl sebesar 0,66 bk. Tabel 35. Uji LSR efek utama pengaruh varietas umbi ubi jalar terhadap kadar
serat kasar dari pati ubi jalar Jarak
LSR Dosis
Pupuk K
Rataan Notasi
0,05 0,01
0,05 0,01
- K
0.66 c
C 2
0.124 0.211
K
1
0.72 c
BC 3
0.130 0.180
K
2
0.90 b
B 4
0.133 0.186
K
3
1.15 a
A
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 huruf besar
Tabel 35 menunjukkan bahwa perlakuan K berbeda tidak nyata dengan
K
1
, K
2
, dan K
3
. Perlakuan K
1
berbeda sangat nyata dengan K
2
, dan K
3
. Perlakuan K
2
berbeda sangat nyata dengan K
3
. Kadar serat kasar tertinggi terdapat pada perlakuan K
3
225 kgha KCl sebesar 1,15 bk dan terendah terdapat pada perlakuan K
0 kgha KCl sebesar 0,66 bk. Gambar 28 menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis pupuk kalium yang
diberikan maka kadar serat kasar akan semakin meningkat.
Pati mempunyai kandungan serat yang rendah dibandingkan tepung karena pada proses ekstraksi pati
sebagian serat yang berukuran kecil terbawa dalam air bersama protein larut air dan gula-gula sederhana. Kadar serat pati tergantung pada umur panen musim segar.
Kadar serat kasar termasuk dalam standar mutu pati untuk mengetahui kualitas pati
Universitas Sumatera Utara
yang dihasilkan. Selain itu kandungan serat kasar dapat menunjukkan tingkat efisiensi proses produksi
. Dalam hal ini nilai gizi ubi jalar secara kualitatif selalui dipengaruhi oleh varietas, lokasi dan musim tanam dan kalium berperan dalam
proses respirasi dan metabolisme di dalam tanaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan Fitter dan Hay 1991 yang menyatakan bahwa kalium erat kaitannya
dengan pembentukan gula, pati, selulosa, dan protein dalam tanaman.
Serat terdiri dari selulosa dengan sedikit lignin dan sebagian hemiselulosa.
Hubungan dosis pupuk kalium dengan kadar serat kasar seperti dapat dilihat pada Gambar 28.
Gambar 28. Hubungan dosis pupuk kalium kgha dengan kadar serat kasar pati ubi jalar
Pengaruh Interaksi Varietas Umbi Ubi Jalar dengan Dosis Pupuk Kalium kgha terhadap Kadar Serat Kasar dari Pati Ubi Jalar
Daftar analisis sidik ragam Lampiran 40 memperlihatkan bahwa interaksi varietas umbi ubi jalar dengan dosis pupuk kalium memberikan
pengaruh yang berbeda tidak nyata P0.05 terhadap kadar serat kasar dari pati ubi jalar yang dihasilkan, sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
ŷ = 0.0022x + 0.61 r = 0.9679
0,2 0,4
0,6 0,8
1 1,2
1,4
75 150
225
K ad
ar S
er at
K as
ar b
k
Dosis Pupuk Kalium kgha
Universitas Sumatera Utara
Kadar Pati bk Pengaruh Varietas Umbi Ubi Jalar Terhadap Kadar Pati dari Pati Ubi Jalar
Daftar analisis sidik ragam Lampiran 42 memperlihatkan bahwa pengaruh varietas umbi ubi jalar serta interaksi antara varietas umbi ubi jalar dan
dosis pupuk kalium memberikan pengaruh tidak nyata P0,05 terhadap kadar pati dari pati ubi jalar yang dihasilkan, sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Pengaruh Dosis Pupuk Kalium Terhadap Kadar Pati dari Pati Ubi Jalar
Daftar analisis sidik ragam Lampiran 42 memperlihatkan bahwa pengaruh dosis pupuk kalium memberikan pengaruh sangat nyata P0,01
terhadap kadar pati dari pati ubi jalar yang dihasilkan. Hasil pengujian dengan LSR pengaruh dosis pupuk kalium terhadap kadar pati untuk tiap perlakuan
seperti dapat dilihat pada Tabel 36. Tabel 36. Uji LSR efek utama pengaruh varietas umbi ubi jalar terhadap kadar
pati dari pati ubi jalar Jarak
LSR Dosis
Pupuk K
Rataan Notasi
0,05 0,01
0,05 0,01
- K
89.71 d
D 2
1.698 0.211
K
1
91.71 c
C 3
1.782 2.477
K
2
94.26 b
B 4
1.833 2.550
K
3
99.04 a
A
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 huruf besar
Tabel 36 menunjukkan bahwa perlakuan K berbeda tidak nyata dengan
K
1
, K
2
, dan K
3
. Perlakuan K
1
berbeda sangat nyata dengan K
2
, dan K
3
. Perlakuan K
2
berbeda sangat nyata dengan K
3
. Kadar pati metode hidrolisis asam tertinggi terdapat pada perlakuan K
3
225 kgha KCl sebesar 99,04 bk dan terendah terdapat pada perlakuan K
0 kgha KCl sebesar 89,71 bk. Hubungan dosis
Universitas Sumatera Utara
pupuk kalium dengan kadar pati dari pati ubi jalar seperti dapat dilihat pada Gambar 29.
Gambar 29. Hubungan dosis pupuk kalium kgha terhadap kadar pati dari pati ubi jalar
Gambar 29 menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis pupuk kalium yang diberikan maka kadar pati dari pati ubi jalar yang dihasilkan akan semakin
meningkat.
Kadar pati tidak termasuk kriteria mutu pati namun dapat menunjukkan kualitas pati murni yang dihasilkan. Selain itu pengukuran terhadap kadar pati dapat
membantu dalam menentukan pemanfaatan produk olahannya.
Unsur K sangat dibutuhkan untuk meningkatkan aktivitas kambium dalam akar umbi yang
menyimpan pati di dalamnya dan juga untuk meningkatkan aktivitas sintetase pati dalam umbi Hahn dan Hoyzo, 1984 dalam Sumayku dan Paulus 2006 yang
menyatakan bahwa pemupukan NPK dengan dosis yang tinggi dapat meningkatkan kadar pati umbi.
Pengaruh Interaksi Varietas Umbi Ubi Jalar dengan Dosis Pupuk Kalium kgha terhadap Kadar Pati dari Pati Ubi Jalar
Daftar analisis sidik ragam Lampiran 42 dapat diketahui bahwa interaksi varietas umbi ubi jalar dengan dosis pupuk kalium memberikan pengaruh yang
ŷ = 0.0407x + 89.099 r = 0.9784
88 90
92 94
96 98
100
75 150
225
K ad
ar P
at i
b k
Dosis Pupuk Kalium kgha
Universitas Sumatera Utara
berbeda tidak nyata P0.05 terhadap kadar pati dari pati ubi jalar yang dihasilkan, sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Kadar Amilosa bk Pengaruh Varietas Umbi Ubi Jalar Terhadap Kadar Amilosa dari Pati Ubi
Jalar
Daftar analisis sidik ragam Lampiran 44 memperlihatkan bahwa varietas umbi ubi jalar memberikan pengaruh tidak nyata P0,05 terhadap kadar amilosa
pati ubi jalar yang dihasilkan, sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Pengaruh Dosis Pupuk Kalium kgha terhadap Kadar Amilosa dari Pati Ubi Jalar
Daftar analisis sidik ragam Lampiran 44 memperlihatkan bahwa dosis pupuk kalium memberikan pengaruh tidak nyata P0,05 terhadap kadar amilosa
dari pati ubi jalar yang dihasilkan, sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Pengaruh Interaksi Varietas Umbi Ubi Jalar dengan Dosis Pupuk Kalium terhadap Kadar Amilosa Pati Ubi Jalar
Daftar analisis sidik ragam Lampiran 44 memperlihatkan bahwa interaksi antara varietas umbi ubi jalar dan dosis pupuk kalium memberikan
pengaruh tidak nyata P0,05 terhadap kadar amilosa dari pati ubi jalar yang dihasilkan, sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Kadar Amilopektin bk Pengaruh Varietas Umbi Ubi Jalar Terhadap Kadar Amilopektin dari Pati
Ubi Jalar
Daftar analisis sidik ragam Lampiran 46 memperlihatkan bahwa pengaruh varietas umbi ubi jalar memberikan pengaruh tidak nyata P0,05
terhadap kadar amilopektin dari pati ubi jalar yang dihasilkan, sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Universitas Sumatera Utara
Pengaruh Dosis Pupuk Kalium kgha terhadap Kadar Amilopektin dari Pati Ubi Jalar
Daftar analisis sidik ragam Lampiran 46 memperlihatkan bahwa pengaruh dosis pupuk kalium memberikan pengaruh yang sangat nyata P0,01
terhadap kadar amilopektin dari pati ubi jalar yang dihasilkan. Hasil pengujian dengan LSR pengaruh dosis pupuk kalium terhadap kadar amilopektin untuk tiap
perlakuan seperti dapat dilihat pada Tabel 37. Tabel 37. Uji LSR efek utama pengaruh varietas umbi ubi jalar terhadap kadar
amilopektin dari pati ubi jalar Jarak
LSR Dosis
Pupuk K
Rataan Notasi
0,05 0,01
0,05 0,01
- K
69.89 c
C 2
2.162 0.211
K
1
70.92 c
B 3
2.269 3.154
K
2
73.72 b
B 4
2.334 3.247
K
3
79.85 a
A
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 huruf besar
Tabel 37 menunjukkan bahwa perlakuan K berbeda tidak nyata dengan
K
1
, K
2
, dan K
3
. Perlakuan K
1
berbeda sangat nyata dengan K
2
, dan K
3
. Perlakuan K
2
berbeda sangat nyata dengan K
3
. Kadar amilopektin tertinggi terdapat pada perlakuan K
3
225 kgha KCl sebesar 79,85 bk dan terendah pada perlakuan K
0 kgha KCl sebesar 69,89 bk. Hubungan dosis pupuk kalium dengan kadar amilopektin seperti dapat dilihat pada Gambar 30.
Gambar 30 menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis pupuk kalium yang diberikan maka kadar amilopektin semakin meningkat.
Pati terdiri dari dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas. Fraksi terlarut disebut amilosa dan fraksi
tidak terlarut disebut amilopektin. Rasio amilosa dan amilopektin dalam granula pati sanagt penting dan sering dijadikan sebagai parameter dalam pemilihan sumber pati
Universitas Sumatera Utara
dan untuk diaplikasikan dalam proses pengolahan pangan agar memberikan siffat fungsional yang diinginkan. Hal ini disebabkan, rasio amilosa dan amilopektin akan
berpengaruh pada kemampuan pasta pati dalam membentuk gel, mengentalkan, atau membentuk film. Amilopektin dengan struktur yang lebih besar akan memberikan
tekstur gel pati dan film yang kuranbg kompak sehingga tidak cocok digunakan sebagai gelling agent atau film forming. Pati dengan amilopektin yang tinggi lebih
sesuia digunakan sebagai pengental thickening agent Kusnandar, 2010.
Kalium diperlukan untuk aktivitas kambium yang cepat dalam akar-umbi yang
menyimpan pati di dalamnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Goldsworthy dan Fisher 1992 yang menyatakan bahwa kalium mempengaruhi aktivitas sintetase
pati.
Gambar 30. Grafik hubungan dosis pupuk kalium kgha dengan kadar amilopektin dari pati ubi jalar
Pengaruh Interaksi Varietas Umbi Ubi Jalar dengan Dosis Pupuk Kalium kgha terhadap Kadar Amilopektin dari Pati Ubi Jalar
Daftar analisis sidik ragam Lampiran 46 dapat diketahui bahwa interaksi varietas umbi ubi jalar dengan dosis pupuk kalium memberikan pengaruh yang
y = 0.0425x + 68.595 r = 0.9514
68 70
72 74
76 78
80
75 150
225
K ad
ar A
milo p
ek tin
b k
Dosis Pupuk Kalium kgha
Universitas Sumatera Utara
berbeda tidak nyata P0.05 terhadap kadar amilopektin dari pati ubi jalar yang dihasilkan, sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Karakteristik Fungsional Pati Ubi Jalar
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh varietas umbi ubi jalar memberikan pengaruh terhadap daya serap air, daya serap minyak, kelarutan pati
seperti pada Tabel 38. Tabel 38. Pengaruh varietas umbi ubi jalar terhadap daya serap air, daya serap
minyak, dan kelarutan pati yang diamati Perlakuan
Daya serap air Daya serap minyak
Kelarutan pati
V
1
K 1.82±0.18
2.17±0.06 8.22±0.60
V
1
K
1
1.95±0.05 2.37±0.04
9.30±0.28 V
1
K
2
1.90±0.02 2.14±0.07
8.95±0.16 V
1
K
3
2.02±0.02 2.20±0.13
9.34±0.60 V
2
K 1.91±0.03
2.18±0.15 7.65±0.33
V
2
K
1
1.90±0.09 2.16±0.07
8.29±0.17 V
2
K
2
1.94±0.03 2.11±0.05
8.88±0.13 V
2
K
3
1.85±0.03 2.25±0.01
9.26±0.21 Tabel 38 menunjukkan bahwa daya serap air tertinggi terdapat pada
perlakuan V
1
K
3
varietas sari dengan dosis pupuk kalium 225 kgha KCl sebesar 2,02 gg dan terendah terdapat pada perlakuan V
1
K varietas sari dengan dosis
pupuk kalium 0 kgha KCl sebesar 1,82 gg. Daya serap minyak tertinggi terdapat pada perlakuan V
1
K
1
varietas sari dengan dosis pupuk kalium 75 kgha KCl sebesar 2,37 gg dan terendah terdapat pada perlakuan V
2
K
2
varietas beta-2 dengan dosis pupuk kalium 75 kgha KCl. Kemampuan mengembang dan
kelarutan pati tertinggi terdapat pada perlakuan V
1
K
3
varietas sari dengan dosis pupuk kalium 225 kgha KCl dan terendah terdapat pada perlakuan V
2
K
varietas beta-2 dengan dosis pupuk kalium 0 kgha KCl.
Universitas Sumatera Utara
Secara umum varietas umbi ubi jalar dan pemupukan Kalium hanya memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata P0,01 terhadap kelarutan pati
ubi jalar seperti terlihat pada Lampiran 52 serta Tabel 39 dan Tabel 40, tetapi tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap parameter fungsional
pati lainnya yaitu daya serap air Lampiran 48 dan daya serap minyak Lampiran 50.
Tabel 39. Uji LSR efek utama pengaruh varietas umbi ubi jalar terhadap kelarutan pati dari pati ubi jalar
Jarak LSR
Varietas Umbi
V Rataan
Notasi 0,05
0,01 0,05
0,01 -
V
1
8.951 a
A 2
0.585 0.812
V
2
8.521 b
B
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 huruf besar
Tabel 39 menunjukkan bahwa perlakuan V
1
varietas sari berbeda sangat nyata dengan V
2
varietas beta-2. Kelarutan pati pati ubi jalar tertinggi terdapat
pada varietas pertama yaitu varietas sari sebesar 8,951 bk dan terendah terdapat pada varietas kedua yaitu varietas beta-2 sebesar 8,521 bk. Hubungan varietas
umbi terhadap dengan kelarutan pati seperti dapat dilihat pada Gambar 31.
Gambar 31. Pengaruh varietas umbi ubi jalar terhadap kelarutan dari pati ubi jalar
8,30 8,40
8,50 8,60
8,70 8,80
8,90 9,00
V1 V2
K em
a pua
n m
en ge
m b
a n
g b
k
Varietas Umbi
Universitas Sumatera Utara
Gambar 31 menunjukkan bahwa pada perlakuan V
1
varietas sari memiliki kelarutan pati yang lebih tinggi dibandingkan dengan V
2
varietas beta-2.
Kelarutan merupakan bobot pati yang terlarut dan diukur dengan cara mengeringkan dan menimbang sejumlah larutan supernatan. Nilai swelling
power pati ubi jalar yang tidak terlalu tinggi menjadikan pati ini dapat diaplikasikan dalam pembuatan makanan bayi. Granula pati tidak larut dalam air dingin namun
mengembang dalam air hangat.
Hal ini disebabkan karena varietas ubi jalar sangat beragam. Dua kelompok ubi jalar yang umum dibudidayakan adalah jenis ubi
jalar yang memiliki daging ubi keras padat, kering dan berwarna putih dan jenis ubi jalar dengan daging umbi lunak, kadar air tinggi dan warnanya kuning-oranye.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Moorthy 2004 dalam Syamsir yang menyatakan bahwa, pasta pati ubi jalar terbentuk pada kisaran suhu 66.0-84.6
C, dengan viskositas puncak sekitar 480 BU, volume pengembangan pati sekitar
20-27 mlg dengan kelarutan 15-35. Tabel 40. Uji LSR efek utama pengaruh dosis pupuk kalium terhadap kelarutan
pati dari pati ubi jalar Jarak
LSR Dosis
Pupuk K
Rataan Notasi
0,05 0,01
0,05 0,01
- K
7.93 a
B 2
0.585 0.211
K
1
8.80 b
AB 3
0.614 0.853
K
2
8.91 ab
AB 4
0.631 0.878
K
3
9.30 a
A
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 huruf besar
Tabel 40 menunjukkan bahwa perlakuan K berbeda sangat nyata dengan
perlakuan K
2
, K
3
,dan K
4
. Perlakuan K
1
berbeda tidak nyata dengan K
2
dan K
3
. Perlakuan K
3
berbeda tidak nyata dengan K
4
.
Universitas Sumatera Utara
Kelarutan pati tertinggi terdapat pada perlakuan K
3
225 kgha KCl sebesar 9,30 bk dan dan terendah terdapat pada perlakuan K
0 kgha KCl sebesar 7,93 bk. Hubungan dosis pupuk kalium dengan kelarutan pati seperti
dapat dilihat pada Gambar 32.
Gambar 32. Hubungan dosis pupuk kalium kgha terhadap kelarutan pati dari pati ubi jalar
Gambar 32 menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis pupuk kalium yang diberikan maka kelarutan pati akan semakin meningkat.
Swelling power merupakan kemampuan pati mengembang dalam air atau kenaikan volume dan bobot maksimum
pati saat terjadi pengembangan dalam air. Semakin tinggi nilai swelling power maka semakin meningkat kemampuan mengembang pati dalam air. Hal ini juga
dipengaruhi oleh kandungan amilosa pati. Swelling power merupakan rasio bobot granula yang membengkak per bobot pati kering. Pembengkakan terbatas terjadi pada
60-70 C yaitu pemecahan ikatan yang lemah atau sel amorf. Pembengkakan cepat
terjadi pada suhu 80-90 °C yaitu pemecahan ikatan yang kuat atau sisi yang sulit diakses. Selanjutnya Winarno 1995 menyatakan bahwa proses pengembangan gel
dipengaruhi oleh konsentrasi, pH larutan, garam, lemak, surfaktan dan protein.
Pada garis besarnya, fungsi kalium di dalam tanaman antara lain : membentuk dan
ŷ = 0.0056x + 8.102 r = 0.9426
7,8 8
8,2 8,4
8,6 8,8
9 9,2
9,4 9,6
75 150
225
K el
a ru
ta n
P a
ti b
k
Dosis Pupuk Kalium kgha
Universitas Sumatera Utara
mengangkut karbohidrat, sebagai katalisator dalam pembentukan protein, mengatur kegiatan berbagai unsur mineral
Rosmarkam dan Yuwono, 2002.
Pengaruh Interaksi Varietas Umbi dan Dosis Pupuk Kalium terhadap Kelarutan Pati
Daftar analisis sidik ragam Lampiran 61 memperlihatkan bahwa interaksi antara varietas umbi ubi jalar dan dosis pupuk kalium memberikan
pengaruh tidak nyata P0,05 terhadap terhadap kelarutan pati dari pati ubi jalar yang dihasilkan, sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Universitas Sumatera Utara
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Hasilpenelitiankarakteristikumbidanpatiduavarietasubijalarpadaberbagaido sispupukkaliumterhadap parameter yang diamatidapatdisimpulkansebagaiberikut :
1.Varietas umbi ubi jalar memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata P0,01 terhadap kadarpati, derajat putih, kejernihan pasta, viskositas puncak,
viskositasakhir, dan kelarutan dari pati ubi jalar. 2. Dosis pupuk kalium memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata
P0,01 terhadap kadar abu, kadar serat, kadar lemak, kadar protein, dan kadar pati, kejernihan pasta, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, kadar serat, kadar
pati, kadar amilopektin, dan kelarutan patidari pati ubi jalar. 3. Pengaruh interaksi varietas umbi dan dosis pupuk kalium memberikan
pengaruhyang berbeda sangat nyata terhadap kadar serat kasar dan kadar pati dari umbi umbi jalar dan berpengaruh sangat nyata P0,01 terhadap
kejernihan pasta dari pati ubi jalar. 4. Ubi jalar varietas sari dan beta-2 yang diberi dosis pupuk kalium sebesar
225 kgha KCl sangat cocok sebagai sumber pati karena mempunyai rendemen dan kadar pati yang tinggi.
Saran 1 Perlu dilakukan penelitian lanjutan terhadap produk olahan dari pati yang
diperoleh, sesuai dengan karakteristik fisikokimia dan fungsionalnya.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Ambarsari, I, Sarjana, dan A. Choliq., 2009. Rekomendasi Dalam Penetapan Standar Mutu Tepung Ubi Jalar. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian,
Jawa Tengah. Antarlina, S. S. dan Utomo, J. S., 1997. Proses Pembuatan dan Penggunaan
Tepung Ubi Jalar untuk Produk Pangan. Dalam Edisi Khusus Balitkabi 15-1999.
AOAC, 1995.Official Methods of Analysis of The Association of Official Analytical Chemists. Washington : AOAC.
Apriyantono A, Fardiaz D, Puspitasari NL, Sedarnawati, Budiyanto S. 1989. Analisis Pangan.Bogor : PAU Pangan dan Gizi
Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, 2009. Berita Resmi Statistik.
http:sumut.bps.go.id. [15 November 2010].
Balai Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Balitkabi Malang. Basuki, N., Y. Widodo, Sudaryono,dan S. Brotonegoro. 1987. Penelitianteknik
tanaman ubi jalar.Mimeograph.hlm. 1-23. Eliasson AC, Gudmundsson M. 1996. Starch : Physicochemical and Functional
Aspects. Di dalam :Carbohydrates In Food.Eliasson AC, editor. New York:Marcel Dekker Inc.
Esti dan Sediadi, 2000. Keripik Ubi Jalar.http:www.ristek.go.id. [15 November 2010].
FAO. 2004. Statistical database of food balance sheet. FAOSTAT, http:www.fao.org. [25 November 2009].
Fitter, A.H. dan R.K.M. Hay, 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Terjemahan S. Andani dan E.D. Purla Yanti. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Gunadi, N., 2009. Response of potato to potassium fertilizer sources and
application methods in andisols of West Java.Indonesian Journal of Agricultural Science 10 2 : 65-72.
Hasim, A dan M. Yusuf., 2008. Diversifikasi Produk Ubi Jalar Sebagai Bahan Pangan Susbtitusi Beras. Badan Litbang Pertanian, Malang.
Universitas Sumatera Utara
Heriyanto dan A. Winarto. 1998. Prospek pemberdayaan tepung ubi jalar sebagai bahan baku industri pangan. Makalah disampaikan pada Lokakarya
Nasional Pemberdayaan Tepung Ubi Jalar Sebagai Bahan Substitusi Terigu. Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian.
Malang, 12 Oktober 1998.
Heriyanto, N. Prasetiawati dan S.S. Antarlina. 2001. Kajian pemanfaatan tepung ubi jalar sebagai bahan baku industri pangan. Jurnal Litbang
Pertanian.202:45-53. Horton, D., G. Prain, and P. Gregory.1989.High level investment returnsfor global
sweet potato researchand development. Circular 173:1-11. Hoover, R, Vasanthan, T. 1994. The effect of heat moisture treatment on the
structure and physico-properties of cereals, tuber and legume starches. Carbohydr.Rec. 252 : 33-53.
Husodo, S. Y., 2001. Kemandirian di bidang pangan kebutuhan negara kita, Makalah Seminar PATPI, 9-10 Oktober 2001, Semarang.
Iptek Net, 2005. Pemanfaatan Pati Ubi Kayu dalam Berbagai Industri.httpwww.ipteknet.com. [15 November 2010].
Jian-wei, L., C.Fang, X.You-sheng, W.Yun-fan and L.Dong-bi., 2001. Sweet potato response to potassium. Better Crops International 15 1 : 10-12.
Julianti, E., 2008. Karakteristik fisikokimia tepung dari 4 varietas ubi jalar pada berbagai metode pengeringan. Prosiding Seminar Nasional PATPI,
Palembang 14-16 Oktober 2008.
Julianti, E., dan Ridwansyah, 2008. Karakteristik fisikokimia dan fungsional pati termodifikasi dari 4 empat varitas ubi jalar. Prosiding Seminar Nasional
PATPI, Palembang 14-16 Oktober 2008.
Karam, F., Y. Rouphael, R.Lahoud, J.Breidi and G.Colla, 2009. Influence of genotypes and potassium application rates on yield and potassium use
efficiency of potato. J.of Agronomy 8 19 27-32
Kartasapoetra, A. G., 1994. Teknologi Penanganan Pasca Panen. Rineka Cipta, Jakarta.
Linda, T.W.A., 2010. Pertumbuhan, Produksi dan Kualitas Beberapa Varietas Ubi Jalar ipomoea batatas. L padaAplikasi Kompos dan Pupuk KCl. Tesis
Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Mbwaga, Z., Mataa, M., Msabaha, M., 2007. Quality and yield stability of orange
fleshed sweet potato Ipomoea batatas varieties grown in different agro- ecologies. African Crop Science Conference Proceedings Vol. 8 : 339-
345.
Universitas Sumatera Utara
Onwuene,I.C. 1978. The Tropical Tuber Crops, Yams, Cassava, Sweet Potato and Cooyams. John Willey and Sons, Chiester New York.
Osman, F., 1996.Memupuk Padi dan Palawija. Penebar Swadaya, Jakarta. Pomeranz Y. 1991. Functional Properties of Food Components. San Diego :
Academic Press Inc. Purnomo, H., dan H. Purnamawati, 2007. Budidaya dan Jenis Tanaman Pangan
Unggul. Penebar Swadaya, Jakarta. Rosmarkam, A., dan N.W. Yuwono, 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius,
Yogyakarta. SatheSK, Salunkhe DK. 1981. Isolation, Partial Characterization and Modifikation
of The Great Northern Bean Phaseolus vulgaris L..J. Of Food sci. 46 : 617-621.
Sentra Informasi Iptek, 2005. Tanaman Penghasil Pati. http:www.ipteknet.com. [17 November 2010].
Smith PS. 1982. Starch Derivatives and Their Use in Foods. Di dalam :Food Carbohydrates. Lineback DR, Inglet GE, editor.Wesport, Connecticut : AVI
Publ. Co. Inc.
Soemarno. 1981. Pengkajian singkatkesuburan ubi jalar. DepartemenIlmu Tanah. Fakultas Pertanian UniversitasBrawijaya, Malang.
Sumayku, B.R.A and J.M. Paulus, 2006. The Role of Potassium on Quality of Sweet Potato Tuber. Eugenia 12 2 : 116-121.
Sutomo, B., 2007. Gizi dan Kuliner. http:www.sahabatnestle.co.id.
[15 November 2010]. Swinkels JJM. 1985. Sources of Starch, its Chemistry and Physics. Di dalam
:Starch Conversion Technology. Van Beynum GMA, Roels A, editor. New York : Marcel Dekker.
Syarief, R dan A. Irawati., 1988. Pengetahuan Bahan Untuk Industri Pertanian. Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta.
Tani, 2010. Proses Pengolahan Tepung Ubi Jalar. http:www.sinartanionline.co.id.[15 November 2010].
Yufdi, M.P., A.Jamil, D.R.Siagian, E.S.Ulina, V.Aryadi dan D.Napitupulu. 2006. Komoditas unggulan kawasan agropolitam Kabupaten Karo. Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara, Medan.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Ambarsari, I, Sarjana, dan A. Choliq., 2009. Rekomendasi Dalam Penetapan Standar Mutu Tepung Ubi Jalar. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian,
Jawa Tengah. Antarlina, S. S. dan Utomo, J. S., 1997. Proses Pembuatan dan Penggunaan
Tepung Ubi Jalar untuk Produk Pangan. Dalam Edisi Khusus Balitkabi 15-1999.
AOAC, 1995.Official Methods of Analysis of The Association of Official Analytical Chemists. Washington : AOAC.
Apriyantono A, Fardiaz D, Puspitasari NL, Sedarnawati, Budiyanto S. 1989. Analisis Pangan.Bogor : PAU Pangan dan Gizi
Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, 2009. Berita Resmi Statistik.
http:sumut.bps.go.id. [15 November 2010].
Balai Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Balitkabi Malang. Basuki, N., Y. Widodo, Sudaryono,dan S. Brotonegoro. 1987. Penelitianteknik
tanaman ubi jalar.Mimeograph.hlm. 1-23. Eliasson AC, Gudmundsson M. 1996. Starch : Physicochemical and Functional
Aspects. Di dalam :Carbohydrates In Food.Eliasson AC, editor. New York:Marcel Dekker Inc.
Esti dan Sediadi, 2000. Keripik Ubi Jalar.http:www.ristek.go.id. [15 November 2010].
FAO. 2004. Statistical database of food balance sheet. FAOSTAT, http:www.fao.org. [25 November 2009].
Fitter, A.H. dan R.K.M. Hay, 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Terjemahan S. Andani dan E.D. Purla Yanti. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Gunadi, N., 2009. Response of potato to potassium fertilizer sources and
application methods in andisols of West Java.Indonesian Journal of Agricultural Science 10 2 : 65-72.
Hasim, A dan M. Yusuf., 2008. Diversifikasi Produk Ubi Jalar Sebagai Bahan Pangan Susbtitusi Beras. Badan Litbang Pertanian, Malang.
Universitas Sumatera Utara
Heriyanto dan A. Winarto. 1998. Prospek pemberdayaan tepung ubi jalar sebagai bahan baku industri pangan. Makalah disampaikan pada Lokakarya
Nasional Pemberdayaan Tepung Ubi Jalar Sebagai Bahan Substitusi Terigu. Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian.
Malang, 12 Oktober 1998.
Heriyanto, N. Prasetiawati dan S.S. Antarlina. 2001. Kajian pemanfaatan tepung ubi jalar sebagai bahan baku industri pangan. Jurnal Litbang
Pertanian.202:45-53. Horton, D., G. Prain, and P. Gregory.1989.High level investment returnsfor global
sweet potato researchand development. Circular 173:1-11. Hoover, R, Vasanthan, T. 1994. The effect of heat moisture treatment on the
structure and physico-properties of cereals, tuber and legume starches. Carbohydr.Rec. 252 : 33-53.
Husodo, S. Y., 2001. Kemandirian di bidang pangan kebutuhan negara kita, Makalah Seminar PATPI, 9-10 Oktober 2001, Semarang.
Iptek Net, 2005. Pemanfaatan Pati Ubi Kayu dalam Berbagai Industri.httpwww.ipteknet.com. [15 November 2010].
Jian-wei, L., C.Fang, X.You-sheng, W.Yun-fan and L.Dong-bi., 2001. Sweet potato response to potassium. Better Crops International 15 1 : 10-12.
Julianti, E., 2008. Karakteristik fisikokimia tepung dari 4 varietas ubi jalar pada berbagai metode pengeringan. Prosiding Seminar Nasional PATPI,
Palembang 14-16 Oktober 2008.
Julianti, E., dan Ridwansyah, 2008. Karakteristik fisikokimia dan fungsional pati termodifikasi dari 4 empat varitas ubi jalar. Prosiding Seminar Nasional
PATPI, Palembang 14-16 Oktober 2008.
Karam, F., Y. Rouphael, R.Lahoud, J.Breidi and G.Colla, 2009. Influence of genotypes and potassium application rates on yield and potassium use
efficiency of potato. J.of Agronomy 8 19 27-32
Kartasapoetra, A. G., 1994. Teknologi Penanganan Pasca Panen. Rineka Cipta, Jakarta.
Linda, T.W.A., 2010. Pertumbuhan, Produksi dan Kualitas Beberapa Varietas Ubi Jalar ipomoea batatas. L padaAplikasi Kompos dan Pupuk KCl. Tesis
Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Mbwaga, Z., Mataa, M., Msabaha, M., 2007. Quality and yield stability of orange
fleshed sweet potato Ipomoea batatas varieties grown in different agro- ecologies. African Crop Science Conference Proceedings Vol. 8 : 339-
345.
Universitas Sumatera Utara
Onwuene,I.C. 1978. The Tropical Tuber Crops, Yams, Cassava, Sweet Potato and Cooyams. John Willey and Sons, Chiester New York.
Osman, F., 1996.Memupuk Padi dan Palawija. Penebar Swadaya, Jakarta. Pomeranz Y. 1991. Functional Properties of Food Components. San Diego :
Academic Press Inc. Purnomo, H., dan H. Purnamawati, 2007. Budidaya dan Jenis Tanaman Pangan
Unggul. Penebar Swadaya, Jakarta. Rosmarkam, A., dan N.W. Yuwono, 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius,
Yogyakarta. SatheSK, Salunkhe DK. 1981. Isolation, Partial Characterization and Modifikation
of The Great Northern Bean Phaseolus vulgaris L..J. Of Food sci. 46 : 617-621.
Sentra Informasi Iptek, 2005. Tanaman Penghasil Pati. http:www.ipteknet.com. [17 November 2010].
Smith PS. 1982. Starch Derivatives and Their Use in Foods. Di dalam :Food Carbohydrates. Lineback DR, Inglet GE, editor.Wesport, Connecticut : AVI
Publ. Co. Inc.
Soemarno. 1981. Pengkajian singkatkesuburan ubi jalar. DepartemenIlmu Tanah. Fakultas Pertanian UniversitasBrawijaya, Malang.
Sumayku, B.R.A and J.M. Paulus, 2006. The Role of Potassium on Quality of Sweet Potato Tuber. Eugenia 12 2 : 116-121.
Sutomo, B., 2007. Gizi dan Kuliner. http:www.sahabatnestle.co.id.
[15 November 2010]. Swinkels JJM. 1985. Sources of Starch, its Chemistry and Physics. Di dalam
:Starch Conversion Technology. Van Beynum GMA, Roels A, editor. New York : Marcel Dekker.
Syarief, R dan A. Irawati., 1988. Pengetahuan Bahan Untuk Industri Pertanian. Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta.
Tani, 2010. Proses Pengolahan Tepung Ubi Jalar. http:www.sinartanionline.co.id.[15 November 2010].
Yufdi, M.P., A.Jamil, D.R.Siagian, E.S.Ulina, V.Aryadi dan D.Napitupulu. 2006. Komoditas unggulan kawasan agropolitam Kabupaten Karo. Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara, Medan.
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Data Pengamatan Analisis Kadar Air dari Umbi Ubi Jalar bb
Ulangan Perlakuan
I II
III Total
Rataan V
1
K
50.747 45.400
47.795 143.942
47.98
V
1
K
1
54.437 46.143
48.603 149.183
49.73
V
1
K
2
46.765 52.771
45.572 145.108
48.37
V
1
K
3
57.589 47.385
48.235 153.209
51.07
V
2
K
48.014 47.014
47.102 142.13
47.38
V
2
K
1
47.252 47.559
54.070 148.881
49.63
V
2
K
2
47.645 47.515
49.535 144.695
48.23
V
2
K
3
52.277 49.536
51.555 153.368
51.12
Total 404.726
383.323 392.467
1180.52
Rataan 50.59
47.92 49.06
49.19
Lampiran 2. Daftar Analisis Sidik Ragam Kadar Air dari Umbi Ubi Jalar bb
SK db
JK KT
F hit F tab
5 1
Ulangan 2
28.8326 14.4163
1.3229 tn
3.74 6.51
Perlakuan 7
42.2728 6.0389
0.554 tn
2.77 4.28
V 1
0.2336 0.2336
0.0214 tn
4.6 8.86
K 3
41.677 13.8926
1.2749 tn
3.34 5.56
Linier 1
2.6259 2.6259
0.2409 tn
4.6 8.86
Kuadratik 1
0.1058 0.1058
0.0097 tn
4.6 8.86
Kubik 1
1.8990 1.8990
0.1742 tn
4.6 8.86
VxK
3 0.3614
0.1204 0.0110
tn 3.34
5.56
Galat 14
152.5582 10.897
Umum 24
223.6637
Keterangan : FK
= 58067,4178 KK
= 6,80 = Nyata
= Sangat nyata tn
= Tidak nyata V
= Varietas ubi jalar K
= Dosis pupuk kalium
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. Data Pengamatan Analisis Kadar Abudari Umbi Ubi Jalar bk
Perlakuan Ulangan
Total Rataan
I II
III V
1
K
1.343 1.315
1.321 3.979
1.33
V
1
K
1
1.473 1.449
1.486 4.408
1.47
V
1
K
2
1.729 1.602
1.696 5.027
1.68
V
1
K
3
1.957 1.895
1.808 5.66
1.89
V
2
K
1.303 1.369
1.391 4.063
1.35
V
2
K
1
1.449 1.492
1.454 4.395
1.47
V
2
K
2
1.691 1.660
1.661 5.012
1.67
V
2
K
3
1.894 1.896
1.838 5.628
1.88
Total 12.839
12.678 12.655
38.172
Rataan 1.60
1.58 1.58
1.59
Lampiran 4. Daftar Analisis Sidik Ragam Kadar Abudari Umbi Ubi Jalar bk
SK db
JK KT
F hit F tab
5 1
Ulangan 2
0.0025 0.0012
0.6611 tn
3.74 6.51
Perlakuan 7
1.0166 0.1452
76.427 2.77
4.28
V 1
2.4E-05 2.4E-05
0.0126 tn
4.6 8.86
K 3
1.0152 0.3384
178.08 3.34
5.56
Linier 1
0.1115 0.1115
58.676 4.6
8.86
Kuadratik 1
0.0011 0.0011
0.5801 tn
4.6 8.86
Kubik
1 0.0001
0.0002 0.104
tn 4.6
8.86
VxK 3
0.0013 0.0004
0.2435 tn
3.34 5.56
Galat
14 0.0266
0.0019
Umum 24
1.0458
Keterangan : FK
= 60.712566 KK
= 2.92 = Nyata
= Sangat nyata tn
= Tidak nyata V
= Varietas ubi jalar K
= Dosis pupuk kalium
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5. Data Pengamatan Analisis Kadar Serat Kasar dari Umbi Ubi Jalar bk
Perlakuan Ulangan
Total Rataan
I II
III V
1
K
2.405 2.300
2.221 6.926
2.31
V
1
K
1
2.894 2.941
3.098 8.933
2.98
V
1
K
2
3.481 3.455
3.435 10.371
3.46
V
1
K
3
4.943 4.854
4.984 14.781
4.93
V
2
K
2.307 2.447
2.332 7.086
2.36
V
2
K
1
2.740 2.690
2.854 8.284
2.76
V
2
K
2
3.482 3.744
3.724 10.95
3.65
V
2
K
3
4.670 4.577
4.459 13.706
4.57
Total 26.922
27.008 27.107
81.037
Rataan 3.37
3.38 3.39
3.38
Lampiran 6. Daftar Analisis Sidik Ragam Kadar Serat Kasardari Umbi Ubi Jalar bk
SK db
JK KT
F hit F tab
5 1
Ulangan 2
0.0021 0.0010
0.1088 tn
3.74 6.51
Perlakuan
7 19.8407
2.8343 287.96
2.77 4.28
V 1
0.0404 0.0404
4.1070 tn
4.6 8.86
K 3
19.5177 6.5059
660.96 3.34
5.56
Linier 1
2.0916 2.0916 212.503
4.6 8.86
Kuadratik
1 0.07263
0.0726 7.3795
4.6 8.86
Kubik 1
0.00433 0.0043
0.4401 tn
4.6 8.86
VxK 3
0.28251 0.0941
9.5674 3.34
5.56
Galat 14
0.1378 0.0098
Total 24
19.9806
Keterangan : FK
= 273.624807 KK
= 3.40 = Nyata
= Sangat nyata tn
= Tidak nyata V
= Varietas ubi jalar K
= Dosis pupuk kalium
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. Data Pengamatan Analisis Kadar Lemak dari Umbi Ubi Jalar bk
Perlakuan Ulangan
Total Rataan
I II
III V
1
K
1.179 1.208
1.161 3.548
1.18
V
1
K
1
1.761 1.662
1.939 5.362
1.79
V
1
K
2
1.914 1.922
1.974 5.81
1.94
V
1
K
3
2.069 2.048
2.220 6.337
2.11
V
2
K
1.139 1.249
1.707 4.095
1.37
V
2
K
1
1.811 1.570
1.808 5.189
1.73
V
2
K
2
1.896 1.964
1.840 5.7
1.90
V
2
K
3
1.925 2.077
2.098 6.1
2.03
Total 13.694
13.7 14.747
42.141
Rataan 1.71
1.71 1.84
1.76
Lampiran 8. Daftar Analisis Sidik Ragam Kadar Lemakdari Umbi Ubi Jalar bk
SK db
JK KT
F hit F tab
5 1
Ulangan 2
0.0918 0.0459
3.0101 tn
3.74 6.51
Perlakuan 7
2.2215 0.3173
20.7955 2.77
4.28
V 1
3.0375E-05 3E-05
0.0019 tn
4.6 8.86
K 3
2.1553 0.7184
47.0762 3.34
5.56
Linier 1
0.21791 0.2179
14.278 4.6
8.86
Kuadratik 1
0.01816 0.0181
1.1904 tn
4.6 8.86
Kubik 1
0.00340 0.0034
0.2229 tn
4.6 8.86
VxK 3
0.0662 0.0220
1.446 tn
3.34 5.56
Galat 14
0.2136 0.0152
Umum
24 2.5271
Keterangan : FK
= 73.9943284 KK
= 7.49 = Nyata
= Sangat nyata tn
= Tidak nyata V
= Varietas ubi jalar K
= Dosis pupuk kalium
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. Data Pengamatan Analisis Kadar Protein dari Umbi Ubi Jalar bk
Perlakuan Ulangan
Total Rataan
I II
III V
1
K
1.353 1.331
1.348 4.032
1.34
V
1
K
1
1.791 1.819
1.808 5.418
1.81
V
1
K
2
2.067 1.980
2.080 6.127
2.04
V
1
K
3
2.194 2.205
2.117 6.516
2.17
V
2
K
1.350 1.380
1.296 4.026
1.34
V
2
K
1
1.878 1.752
1.874 5.504
1.83
V
2
K
2
1.920 2.017
1.976 5.913
1.97
V
2
K
3
2.152 2.154
2.166 6.472
2.16
Total 14.705
14.638 14.665
44.008
Rataan 1.84
1.83 1.83
1.83 Lampiran 10. Daftar Analisis Sidik Ragam Kadar Proteindari Umbi
Ubi Jalar bk SK
db JK
KT F hit
F tab 5
1 Ulangan
2 0.0002
0.0001 0.0671
tn 3.74
6.51
Perlakuan 7
2.2917 0.3273
154.69 2.77
4.28
V 1
0.0013 0.0013
0.6237 tn
4.6 8.86
K 3
2.2825 0.7608
359.49 3.34
5.56
Linier 1
0.2343 0.2343
110.71 4.6
8.86
Kuadratik
1 0.0169
0.017 8.0303
4.6 8.86
Kubik 1
0.0022 0.0023
1.0866 tn
4.6 8.86
VxK 3
0.0078 0.0026
1.2401 tn
3.34 5.56
Galat 14
0.0296 0.0021
Umum
24 2.3216
Keterangan : FK
= 80.69600267 KK
= 2.67 = Nyata
= Sangat nyata tn
= Tidak nyata V
= Varietas ubi jalar K
= Dosis pupuk kalium
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 11. Data Pengamatan Analisis KadarPati dari Umbi Ubi Jalar bk
Perlakuan Ulangan
Total Rataan
I II
III V
1
K
31.159 31.809
30.949 93.917
31.31
V
1
K
1
34.974 34.600
33.432 103.006
34.34
V
1
K
2
41.293 38.88
40.232 120.405
40.14
V
1
K
3
43.302 43.736
42.109 129.147
43.05
V
2
K
31.231 30.831
31.754 93.816
31.27
V
2
K
1
35.605 35.308
38.230 109.143
36.38
V
2
K
2
37.374 36.048
37.624 111.046
37.02
V
2
K
3
40.848 39.912
41.085 121.845
40.62
Total 295.786
291.124 295.415 882.325
Rataan 36.97
36.39 36.93
36.76
Lampiran 12. Daftar Analisis Sidik Ragam Kadar Pati dari Umbi Ubi Jalar bk
SK db
JK KT
F hit F tab
5 1
Ulangan 2
1.6785 0.8392
0.9656 tn
3.74 6.51
Perlakuan
7 395.2764
56.468 64.972
2.77 4.28
V 1
4.7037 4.7037
5.4121 4.6
8.86
K
3 365.5125
121.83 140.18
3.34 5.56
Linier 1
40.4759 40.476
46.571 4.6
8.86
Kuadratik
1 0.1100
0.1100 0.1266
tn 4.6
8.86
Kubik 1
0.0265 0.0265
0.0305 tn
4.6 8.86
VxK 3
25.0600 8.3533
9.6114 3.34
5.56
Galat
14 12.1675
0.8691
Umum 24
409.1224
Keterangan : FK
= 32437.3919 KK
= 2.66 = Nyata
= Sangat nyata tn
= Tidak nyata V
= Varietas ubi jalar K
= Dosis pupuk kalium
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 13. Data Pengamatan Analisis Rendemen dari Pati Ubi Jalar bk
Perlakuan Ulangan
Total Rataan
I II
III V
1
K 12.35
10.67 9.66
32.68 10.89
V
1
K
1
14.78 16.63
15.46 46.87
15.62 V
1
K
2
16.65 13.91
10.38 40.94
13.65 V
1
K
3
18.87 16.20
17.94 53.01
17.67 V
2
K 12.24
11.65 10.13
34.02 11.34
V
2
K
1
13.42 14.67
11.40 39.49
13.16 V
2
K
2
15.87 16.47
15.88 48.22
16.07 V
2
K
3
17.41 16.16
16.04 49.61
16.54
Total 121.6
116.36 106.89
344.84
Rataan 15.20
14.55 13.36
14.37 Lampiran 14. Daftar Analisis Sidik Ragam Rendemen dari Pati Ubi Jalar
bk SK
db JK
KT F hit
F tab 5
1 Ulangan
2 13.8801
6.9400 4.0147
3.74 6.51
Perlakuan 7
129.9119 18.558
10.736 2.77 4.28
V 1
0.1944 0.1944
0.1124 tn
4.6 8.86
K 3
109.7755 36.5918
21.1679 3.34 5.56
Linier 1
11.3180 11.3180
6.54736 4.6
8.86 Kuadratik
1 0.17796
0.17796 0.10294
tn 4.6
8.86 Kubik
1 0.70125
0.7012 0.40566
tn 4.6
8.86
VxK 3
19.942 6.64733
3.84539 3.34 5.56
Galat
14 24.20104167 1.728646
Umum
24 167.9931333
Keterangan : FK
= 4954.776067 KK
= 9.77 = Nyata
= Sangat nyata tn
= Tidak nyata V
= Varietas ubi jalar K
= Dosis pupuk kalium
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 15. Data Pengamatan Analisis Derajat Putih dari Pati Ubi Jalar bk
Perlakuan Ulangan
Total Rataan
I II
III V
1
K
86.938 85.126
79.234 251.298
83.77
V
1
K
1
79.900 86.571
80.973 247.444
82.48
V
1
K
2
83.075 83.055
81.134 247.264
82.42
V
1
K
3
84.591 83.048
81.134 248.773
82.92
V
2
K 77.400
80.347 76.046
233.793 77.93
V
2
K
1
78.385 79.593
79.767 237.745
79.25
V
2
K
2
80.234 78.550
82.654 241.438
80.48
V
2
K
3
80.274 78.386
80.916 239.576
79.86
Total
650.8 654.676
641.858 1947.331
Rataan
81.35 81.83
80.23 81.14
Lampiran 16. Daftar Analisis Sidik Ragam Derajat Putih dari Pati Ubi Jalar
bk
SK db
JK KT
F hit F tab
5 1
Ulangan 2
10.8022 5.4011
0.9623 tn
3.74 6.51
Perlakuan 7
88.4252 12.6321
2.2507 tn
2.77 4.28
V 1
74.2966 74.2966
13.238 4.6
8.86
K
3 1.9214
0.6404 0.1141
tn 3.34
5.56
Linier
1 0.1634
0.1634 0.0291
tn 4.6
8.86
Kuadratik 1
0.0009 0.0009
0.0001 tn
4.6 8.86
Kubik 1
0.0490 0.0490
0.0087 tn
4.6 8.86
VxK 3
12.2071 4.0690
0.7250 tn
3.34 5.56
Galat
14 78.5723
5.6123
Umum 24
177.7998 Keterangan :
FK
=158004.0843 KK
= 2.92 = Nyata
= Sangat nyata tn
= Tidak nyata V
= Varietas ubi jalar K
= Dosis pupuk kalium
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 17. Data Pengamatan Analisis Kejernihan Pasta dari Pati Ubi Jalar T
Perlakuan Ulangan
Total Rataan
I II
III V
1
K
85.6 85.5
85.6 256.7
85.57
V
1
K
1
84.9 85
85 254.9
84.97
V
1
K
2
87.4 88.6
88.5 264.5
88.17
V
1
K
3
88.7 88.6
88.6 265.9
88.63
V
2
K 83.1
83.3 83
249.4 83.13
V
2
K
1
85.1 85.2
85.2 255.5
85.17
V
2
K
2
86.7 85.9
86.3 258.9
86.30
V
2
K
3
87.8 87.5
88.8 264.1
88.03
Total 689.3
689.6 691
2069.9
Rataan 86.16
86.20 86.38
86.25
Lampiran 18. Daftar Analisis Sidik Ragam Kejernihan Pasta dari Pati Ubi Jalar T
SK db
JK KT
F hit F tab
5 1
Ulangan 2
0.2058 0.1029
0.7201 tn
3.74 6.51
Perlakuan 7
76.6129 10.9447
76.5810 2.77
4.28
V
1 8.2837
8.2837 57.9621
4.6 8.86
K 3
61.9045 20.6348
144.3839 3.34
5.56
Linier
1 6.6426
6.6426 46.4793
4.6 8.86
Kuadratik 1
0.0244 0.0244
0.1713 tn
4.6 8.86
Kubik 1
0.2111 0.2111
1.4772 tn
4.6 8.86
VxK 3
6.4245 2.1415
14.9844 3.34
5.56
Galat 14
2.0008 0.1429
Umum 24
78.8195 Keterangan :
FK
=178520.2504 KK
= 0.44 = Nyata
= Sangat nyata tn
= Tidak nyata V
= Varietas ubi jalar K
= Dosis pupuk kalium
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 19. Data Pengamatan Analisis Suhu Gelatinisasi dari Pati Ubi Jalar
C Perlakuan
Ulangan Total
Rataan I
II III
V
1
K
78.5 75
77.5 231
77.00
V
1
K
1
80 77
75 232
77.33
V
1
K
2
78.5 73.5
74.5 226.5
75.50
V
1
K
3
77 74
80 231
77.00
V
2
K
80 81.5
78.5 240
80.00
V
2
K
1
77 80
78 235
78.33
V
2
K
2
75.5 78.5
77 231
77.00
V
2
K
3
75.5 73
75 223.5
74.50
Total 622
612.5 615.5
1850
Rataan 77.75
76.56 76.94
77.08
Lampiran 20. Daftar Analisis Sidik Ragam Suhu Gelatinisasi dari Pati Ubi Jalar
C SK
db JK
KT F hit
F tab 5
1 Ulangan
2 28.8326
14.4163 1.3229
tn 3.74
6.51
Perlakuan 7
42.2728 6.0389
0.554 tn
2.77 4.28
V 1
0.2336 0.2336
0.0214 tn
4.6 8.86
K 3
41.6777 13.8926
1.2749 tn
3.34 5.56
Linier 1
2.6259 2.6259
0.2409 tn
4.6 8.86
Kuadratik
1 0.1058
0.1058 0.0097
tn 4.6
8.86
Kubik 1
1.8990 1.8990
0.1742 tn
4.6 8.86
VxK 3
0.3614 0.1204
0.0110 tn
3.34 5.56
Galat 14
152.5582 10.897
Umum 24
223.6637
Keterangan : FK
= 142604.1667 KK
= 2.72 = Nyata
= Sangat nyata tn
= Tidak nyata V
= Varietas ubi jalar K
= Dosis pupuk kalium
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 21. Data Pengamatan Analisis Suhu Viskositas Puncak dari Pati Ubi Jalar
C Perlakuan
Ulangan Total
Rataan I
II III
V
1
K
87.5 80
85.5 253
84.33
V
1
K
1
87.5 82.5
86 256
85.33
V
1
K
2
86 88.5
84 258.5
86.17
V
1
K
3
86 80
82 248
82.67
V
2
K 89
86.5 86
261.5 87.17
V
2
K
1
84.5 83
88 255.5
85.17
V
2
K
2
84.5 88
85.5 258
86.00
V
2
K
3
86 87
84 257
85.67
Total
691 675.5
681 2047.5
Rataan 86.38
84.44 85.13
85.31 Lampiran 22. Daftar Analisis Sidik Ragam Suhu Viskositas Puncak dari Pati
Ubi Jalar C
SK db
JK KT
F hit F tab
5 1
Ulangan
2 15.4375
7.7187 1.2532
tn 3.74 6.51
Perlakuan
7 38.2395
5.4627 0.8869
tn 2.77 4.28
V 1
11.3437 11.3437
1.8417 tn
4.6 8.86
K 3
12.6145 4.2048
0.6826 tn 3.34
5.56
Linier
1 0.5113
0.5113 0.0830
tn 4.6
8.86
Kuadratik 1
0.3344 0.3344
0.0543 tn
4.6 8.86
Kubik 1
0.5557 0.5557
0.0902 tn
4.6 8.86
VxK
3 14.2812
4.7604 0.7728
tn 3.34 5.56
Galat 14
86.2291 6.1592
Umum 24
139.9062 Keterangan :
FK
= 174677.3438 KK
= 2.90 = Nyata
= Sangat nyata tn
= Tidak nyata V
= Varietas ubi jalar K
= Dosis pupuk kalium
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 23. Data Pengamatan Analisis Viskositas Puncak dari Pati Ubi Jalar BU
Perlakuan Ulangan
Total Rataan
I II
III V
1
K
920 900
950 2770
923.33
V
1
K
1
920 910
925.3 2755.3
918.43
V
1
K
2
900 890
853 2643
881.00
V
1
K
3
950 925.5
926 2801.5
933.83
V
2
K 720.4
820 804.2
2344.6 781.53
V
2
K
1
700 873.3
845 2418.3
806.10
V
2
K
2
800 928
912 2640
880.00
V
2
K
3
898 845
878 2621
873.67
Total
6808 7091.8
7093.5 20993.7
Rataan 851.05
886.48 886.69
874.74 Lampiran 24. Daftar Analisis Sidik Ragam Viskositas Puncak dari Pati Ubi
Jalar BU
SK db
JK KT
F hit F tab
5 1
Ulangan 2
6733.3525 3366.676
1.5479 tn 3.74
6.51
Perlakuan 7
63688.1429 9098.306
4.1831 2.77
4.28
V
1 37280.2837
37280.28 17.1404
4.6 8.86
K 3
9167.5745 3055.858
1.4049 tn 3.34
5.56
Linier
1 988.2366
988.2367 0.4543
tn 4.6
8.86
Kuadratik 1
30.0011 30.0011
0.0137 tn
4.6 8.86
Kubik
1 0.3815
0.3815 0.0001
tn 4.6
8.86
VxK 3
17240.2845 5746.762
2.6422 tn 3.34
5.56
Galat 14
30449.8808 2174.991
Umum 24
100871.3762 Keterangan :
FK
= 18363976.65 KK
= 5.39 = Nyata
= Sangat nyata tn
= Tidak nyata V
= Varietas ubi jalar K
= Dosis pupuk kalium
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 25. Data Pengamatan Analisis Stabilitas Pasta dari Pati Ubi Jalar BU
Perlakuan Ulangan
Total Rataan
I II
III V
1
K
337 340
351 1028
342.67
V
1
K
1
275 376
364 1015
338.33
V
1
K
2
340 287
337 964
321.33
V
1
K
3
352 382
375 1109
369.67
V
2
K 310
378 326
1014 338.00
V
2
K
1
330 352
320 1002
334.00
V
2
K
2
280 318
327 925
308.33
V
2
K
3
436 335
358 1129
376.33
Total
2660 2768
2758 8186
Rataan 332.50
346.00 344.75
341.08 Lampiran 26. Daftar Analisis Sidik Ragam Stabilitas Pasta dari Pati
Ubi Jalar BU
SK db
JK KT
F hit F tab
5 1
Ulangan 2
890.3333 445.1667
0.3564 tn 3.74
6.51
Perlakuan 7
10775.8333 1539.405
1.2325 tn 2.77
4.28
V 1
88.1666 88.1666
0.0705 tn
4.6 8.86
K
3 10394.8333
3464.944 2.7742
tn 3.34 5.56
Linier 1
195.9259 195.9259
0.1568 tn
4.6 8.86
Kuadratik 1
647.5740 647.5741
0.5184 tn
4.6 8.86
Kubik 1
311.4814 311.4815
0.2493 tn
4.6 8.86
VxK
3 292.8333
97.6111 0.0781
tn 3.34 5.56
Galat 14
17485.6666 1248.976
Umum
24 29151.8333
Keterangan : FK
= 2792108.167 KK
= 10.69 = Nyata
= Sangat nyata tn
= Tidak nyata V
= Varietas ubi jalar K
= Dosis pupuk kalium
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 27. Data Pengamatan Analisis Viskositas Balik dari Pati Ubi Jalar BU
Perlakuan Ulangan
Total Rataan
I II
III V
1
K
173 150.4
188 511.4
170.47
V
1
K
1
175 163
226.4 564.4
188.13
V
1
K
2
218 178
235.3 631.3
210.43
V
1
K
3
152 166.3
215 533.3
177.77
V
2
K 120.4
182 265
567.4 189.13
V
2
K
1
150.5 208
215 573.5
191.17
V
2
K
2
150.8 168
241 559.8
186.60
V
2
K
3
218 225
273 716
238.67
Total
1358 1440.7
1858.7 4657.1
Rataan 169.71
180.09 232.34
194.05
Lampiran 28. Daftar Analisis Sidik Ragam Viskositas Balik dari Pati Ubi Jalar BU
SK db
JK KT
F hit F tab
5 1
Ulangan 2
18025.5833 9012.792
15.2309 3.74 6.51
Perlakuan
7 9610.1329
1372.876 2.3200
tn 2.77 4.28
V
1 1295.0704
1295.07 2.1885
tn 4.6
8.86
K 3
2658.4079 886.136
1.4975 tn 3.34 5.56
Linier 1
295.2648 295.2649
0.4989 tn
4.6 8.86
Kuadratik 1
0.0037 0.00375
6.34E-06 tn
4.6 8.86
Kubik
1 0.1100
0.1100 0.0001
tn 4.6
8.86
VxK 3
5656.6545 1885.552
3.1864 tn 3.34 5.56
Galat 14
8284.3833 591.7417
Umum 24
35920.0995 Keterangan :
FK
= 903690.8504 KK
= 12.85 = Nyata
= Sangat nyata tn
= Tidak nyata V
= Varietas ubi jalar K
= Dosis pupuk kalium
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 29. Data Pengamatan Analisis Viskositas Akhir dari Pati Ubi Jalar BU
Perlakuan Ulangan
Total Rataan
I II
III V
1
K
818 800
783.4 2401.4
800.47
V
1
K
1
758 753.3
880 2391.3
797.10
V
1
K
2
778 850
825 2453
817.67
V
1
K
3
780 782
763 2325
775.00
V
2
K 720.4
845 834
2399.4 799.80
V
2
K
1
520.5 650.3
758 1928.8
642.93
V
2
K
2
670.8 736.2
745.2 2152.2
717.40
V
2
K
3
680 732
785 2197
732.33
Total
5726 6148.8
6373.6 18248.1
Rataan 715.71
768.60 796.70
760.34 Lampiran 30. Daftar Analisis Sidik Ragam Viskositas Akhir dari Pati
Ubi Jalar BU
SK db
JK KT
F hit F tab
5 1
Ulangan 2
27055.1275 13527.56
5.6759 3.74
6.51
Perlakuan 7
73297.0295 10471
4.3934 2.77
4.28
V 1
33249.3704 33249.37
13.9509 4.6
8.86
K 3
19834.5479 6611.516
2.7741 tn 3.34
5.56
Linier 1
281.4182 281.4182
0.1180 tn
4.6 8.86
Kuadratik
1 731.5104
731.5104 0.3069
tn 4.6
8.86
Kubik
1 1190.9100
1190.91 0.4996
tn 4.6
8.86
VxK 3
20213.1112 6737.704
2.8270 tn 3.34
5.56
Galat 14
33366.1791 2383.299
Umum 24
133718.3363 Keterangan :
FK
= 13874714.73 KK
= 6.40 = Nyata
= Sangat nyata tn
= Tidak nyata V
= Varietas ubi jalar K
= Dosis pupuk kalium
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 31. Data Pengamatan Analisis Kadar Air dari Pati Ubi Jalar bk
Perlakuan Ulangan
Total Rataan
I II
III V
1
K
6.839 5.489
5.459 17.787
5.93
V
1
K
1
5.869 5.946
5.731 17.546
5.85
V
1
K
2
5.204 6.818
6.403 18.425
6.14
V
1
K
3
6.835 6.736
5.68 19.251
6.42
V
2
K 5.137
6.203 6.078
17.418 5.81
V
2
K
1
5.673 6.153
5.673 17.499
5.83
V
2
K
2
6.148 5.523
6.915 18.586
6.20
V
2
K
3
6.307 6.717
6.376 19.4
6.47
Total
48.01 49.585
48.315 145.912
Rataan 6.00
6.20 6.04
6.08 Lampiran 32. Daftar Analisis Sidik Ragam Kadar Air dari Pati
Ubi Jalar bk
SK db
JK KT
F hit F tab
5 1
Ulangan 2
0.1741 0.0870
0.2335 tn
3.74 6.51
Perlakuan 7
1.4777 0.2111
0.5663 tn
2.77 4.28
V 1
0.0004 0.0004
0.0012 tn
4.6 8.86
K
3 1.4466
0.4822 1.2937
tn 3.34
5.56
Linier
1 0.1401
0.1401 0.3760
tn 4.6
8.86
Kuadratik 1
0.0150 0.015
0.0402 tn
4.6 8.86
Kubik 1
0.0055 0.0055
0.0149 tn
4.6 8.86
VxK 3
0.0306 0.0102
0.0273 tn
3.34 5.56
Galat 14
5.2181 0.3727
Umum 24
6.8700 Keterangan :
FK
= 887.0963227 KK
= 10.25 = Nyata
= Sangat nyata tn
= Tidak nyata V
= Varietas ubi jalar K
= Dosis pupuk kalium
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 33. Data Pengamatan Analisis Kadar Abu dari Pati Ubi Jalar bk
Perlakuan Ulangan
Total Rataan
I II
III V
1
K
0.776 0.938
0.921 2.635
0.88
V
1
K
1
0.927 0.871
0.922 2.72
0.91
V
1
K
2
0.916 0.945
0.944 2.805
0.94
V
1
K
3
1.054 1.173
0.953 3.18
1.06
V
2
K 0.943
0.750 0.95
2.643 0.88
V
2
K
1
0.922 0.944
0.913 2.779
0.93
V
2
K
2
1.009 0.975
0.91 2.894
0.96
V
2
K
3
1.009 1.162
1.051 3.222
1.07
Total
7.556 7.758
7.564 22.878
Rataan 0.94
0.97 0.95
0.95 Lampiran 34. Daftar Analisis Sidik Ragam Kadar Abu dari Pati
Ubi Jalar bk
SK db
JK KT
F hit F tab
5 1
Ulangan 2
0.003271 0.0016
0.2754 tn 3.74 6.51
Perlakuan 7
0.1204 0.0172
2.8990 2.77 4.28
V 1
0.0016 0.0016
0.2750 tn 4.6
8.86
K 3
0.1182 0.0394
6.6405 3.34 5.56
Linier 1
0.0118 0.0118
1.9895 tn 4.6
8.86
Kuadratik 1
0.0010 0.0010
0.1811 tn 4.6
8.86
Kubik 1
0.0002 0.0002
0.0428 tn 4.6
8.86
VxK 3
0.0005 0.00019 0.0320 tn 3.34 5.56
Galat 14 0.083131667
0.0059
Umum
24 0.2069025
Keterangan : FK
= 21.8084535 KK
= 8.42 = Nyata
= Sangat nyata tn
= Tidak nyata V
= Varietas ubi jalar K
= Dosis pupuk kalium
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 35. Data Pengamatan Analisis Kadar Protein dari Pati Ubi Jalar bk
Perlakuan Ulangan
Total Rataan
I II
III V
1
K
0.728 0.820
0.774 2.322
0.77
V
1
K
1
0.829 0.919
0.815 2.563
0.85
V
1
K
2
0.892 0.923
0.916 2.731
0.91
V
1
K
3
0.941 0.946
0.979 2.866
0.96
V
2
K 0.822
0.837 0.905
2.564 0.85
V
2
K
1
0.888 0.839
0.896 2.623
0.87
V
2
K
2
0.906 0.926
0.963 2.795
0.93
V
2
K
3
0.993 0.932
0.895 2.82
0.94
Total
6.999 7.142
7.143 21.284
Rataan 0.87
0.89 0.89
0.89
Lampiran 36. Daftar Analisis Sidik Ragam Kadar Protein dari Pati Ubi Jalar bk
SK db
JK KT
F hit F tab
5 1
Ulangan 2
0.0017 0.0008
0.5302 tn
3.74 6.51
Perlakuan 7
0.0751 0.0107
6.6366 2.77
4.28
V 1
0.0042 0.0042
2.6365 tn
4.6 8.86
K
3 0.0637
0.0212 13.138
3.34 5.56
Linier 1
0.0069 0.0069
4.2955 tn
4.6 8.86
Kuadratik 1
0.00009 9.07E-05
0.0560 tn
4.6 8.86
Kubik
1 0.00004
4.48E-05 0.0276
tn 4.6
8.86
VxK 3
0.0071 0.0023
1.4685 tn
3.34 5.56
Galat 14
0.0226 0.0016
Umum 24
0.0995
Keterangan : FK
=18.87536067 KK
= 4.64 = Nyata
= Sangat nyata tn
= Tidak nyata V
= Varietas ubi jalar K
= Dosis pupuk kalium
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 37. Data Pengamatan Analisis Kadar Lemak dari Pati Ubi Jalar bk
Perlakuan Ulangan
Total Rataan
I II
III V
1
K
0.023 0.027
0.025 0.075
0.03
V
1
K
1
0.038 0.034
0.040 0.112
0.04
V
1
K
2
0.048 0.043
0.047 0.138
0.05
V
1
K
3
0.053 0.064
0.050 0.167
0.06
V
2
K 0.020
0.022 0.026
0.068 0.02
V
2
K
1
0.030 0.028
0.029 0.087
0.03
V
2
K
2
0.044 0.045
0.048 0.137
0.05
V
2
K
3
0.062 0.054
0.058 0.174
0.06
Total 0.318
0.317 0.323
0.958
Rataan 0.04
0.04 0.04
0.04
Lampiran 38. Daftar Analisis Sidik Ragam Kadar Lemak Patidari Pati Ubi Jalar bk
SK db
JK KT
F hit F tab
5 1
Ulangan 2
2.5833 1.292
0.0869 tn
3.74 6.51
Perlakuan
7 0.0038
0.0005 37.2271
2.77 4.28
V 1
2.8166 2.817
1.89507 tn
4.6 8.86
K 3
0.0037 0.0012
84.157 3.34
5.56
Linier
1 0.0004
0.0004 27.9651
4.6 8.86
Kuadratik 1
0.000000463 4.63E-07
0.03115 tn
4.6 8.86
Kubik
1 0.000000833 8.333E-07 0.05607
tn 4.6
8.86
VxK 3
9.25E-05 3.083E-05 2.07449
tn 3.34
5.56
Galat 14
0.0002 1.486E-05
Umum 24
0.0040
Keterangan : FK
=0.038240167 KK
= 11.25 = Nyata
= Sangat nyata tn
= Tidak nyata V
= Varietas ubi jalar K
= Dosis pupuk kalium
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 39. Data Pengamatan Analisis Kadar Serat Kasar dari Pati Ubi Jalar bk
Perlakuan Ulangan
Total Rataan
I II
III V
1
K
0.571 0.623
0.729 1.923
0.64
V
1
K
1
0.832 0.801
0.664 2.297
0.77
V
1
K
2
0.935 0.940
1.011 2.886
0.96
V
1
K
3
1.088 1.151
1.237 3.476
1.16
V
2
K 0.606
0.701 0.710
2.017 0.67
V
2
K
1
0.702 0.702
0.596 2.000
0.67
V
2
K
2
0.82 0.943
0.776 2.539
0.85
V
2
K
3
1.069 1.200
1.166 3.435
1.15
Total
6.623 7.061
6.889 20.573
Rataan 0.83
0.88 0.86
0.86
Lampiran 40. Daftar Analisis Sidik Ragam Kadar Serat Kasar dari Pati Ubi Jalar bk
SK db
JK KT
F hit F tab
5 1
Ulangan 2
0.0121 0.0060
1.2184 tn
3.74 6.51
Perlakuan 7
0.9312 0.1330
26.6299 2.77
4.28
V
1 0.0145
0.0145 2.91321
tn 4.6
8.86
K 3
0.8947 0.2982
59.6995 3.34
5.56
Linier
1 0.0933
0.0933 18.6869
4.6 8.86
Kuadratik 1
0.0059 0.0059
1.1812 tn
4.6 8.86
Kubik
1 0.0001
0.0001 0.0316
tn 4.6
8.86
VxK 3
0.0219 0.0073
1.4658 tn
3.34 5.56
Galat 14
0.0699 0.0049
Umum 24
1.0133
Keterangan : FK
= 17.63534704 KK
= 9.31 = Nyata
= Sangat nyata tn
= Tidak nyata V
= Varietas ubi jalar K
= Dosis pupuk kalium
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 41. Data Pengamatan Analisis Kadar Pati dari Pati Ubi Jalar bk
Perlakuan Ulangan
Total Rataan
I II
III V
1
K
89.921 88.045
89.394 267.36
89.12
V
1
K
1
92.985 91.739
91.952 276.676
92.23
V
1
K
2
94.621 95.835
94.885 285.341
95.11
V
1
K
3
98.773 99.110
99.448 297.331
99.11
V
2
K
88.889 91.016
91.006 270.911
90.30
V
2
K
1
91.194 92.201
90.197 273.592
91.20
V
2
K
2
94.108 91.674
94.419 280.201
93.40
V
2
K
3
98.758 98.971
99.185 296.914
98.97
Total 749.249
748.591 750.486 2248.326
Rataan 93.66
93.57 93.81
93.68 Lampiran 42. Daftar Analisis Sidik Ragam KadarPati dari Pati
Ubi Jalar bk
SK db
JK KT
F hit F tab
5 1
Ulangan
2 0.23142325
0.115712 0.122797 tn
3.74 6.51
Perlakuan
7 300.2797718
42.89711 45.5238
2.77 4.28
V 1
1.079504167 1.079504 1.145605
tn 4.6
8.86
K 3
292.16074750 97.38692 103.3501 3.34
5.56
Linier
1 31.074791126 31.07479 32.97758
4.6 8.86
Kuadratik 1
1.292085352 1.292085 1.371203
tn 4.6
8.86
Kubik 1
0.095428800 0.095429 0.101272
tn 4.6
8.86
VxK 3
7.039520167 2.346507 2.490189
tn 3.34
5.56
Galat
14 13.19220942
0.942301
Umum 24
313.7034045
Keterangan : FK
=210623.7418 KK
= 1.06 = Nyata
= Sangat nyata tn
= Tidak nyata V
= Varietas ubi jalar K
= Dosis pupuk kalium
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 43. Data Pengamatan Analisis Kadar Amilosa dari Pati Ubi Jalar bk
Perlakuan Ulangan
Total Rataan
I II
III V
1
K
20.169 19.934
19.984 60.087
20.03
V
1
K
1
20.651 20.756
20.93 62.337
20.78
V
1
K
2
20.507 20.95
20.314 61.771
20.59
V
1
K
3
21.366 20.219
21.003 62.588
20.86
V
2
K 20.712
19.309 20.158
60.179 20.06
V
2
K
1
20.928 20.925
21.042 62.895
20.97
V
2
K
2
20.103 20.964
21.007 62.074
20.69
V
2
K
3
20 21.168
20.055 61.203
20.40
Total
164.416 164.225
164.493 493.134
Rataan 20.55
20.53 20.56
20.55
Lampiran 44. Daftar Analisis Sidik Ragam Kadar Amilosadari Pati Ubi Jalar bk
SK db
JK KT
F hit F tab
5 1
Ulangan 2
0.0047 0.0023
0.0098 tn
3.74 6.51
Perlakuan 7
2.6341 0.3763
1.5592 tn
2.77 4.28
V 1
0.0077 0.0077
0.0322 tn
4.6 8.86
K 3
2.2457 0.7486
3.1019 tn
3.34 5.56
Linier 1
0.0781 0.0781
0.3238 tn
4.6 8.86
Kuadratik 1
0.1166 0.1166
0.4834 tn
4.6 8.86
Kubik 1
0.0546 0.0546
0.2266 tn
4.6 8.86
VxK 3
0.3805 0.1268
0.5256 tn
3.34 5.56
Galat 14
3.378594917 0.241328
Umum 24
6.0174645 Keterangan :
FK
=10132.54758 KK
= 2.39 = Nyata
= Sangat nyata tn
= Tidak nyata V
= Varietas ubi jalar K
= Dosis pupuk kalium
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 45. Data Pengamatan Analisis Kadar Amilopektin dari Pati Ubi Jalar bk
Perlakuan Ulangan
Total Rataan
I II
III V
1
K
69.752 68.111
69.41 207.273
69.09
V
1
K
1
72.334 70.983
71.022 214.339
71.45
V
1
K
2
74.114 74.885
74.571 223.57
74.52
V
1
K
3
78.804 80.426
78.445 237.675
79.23
V
2
K 68.177
71.707 70.848
210.732 70.24
V
2
K
1
70.266 71.296
69.155 210.717
70.24
V
2
K
2
74.005 70.71
73.412 218.127
72.71
V
2
K
3
78.758 80.587
79.13 238.475
79.49
Total
586.21 588.705
585.993 1760.908
Rataan 73.28
73.59 73.25
73.37
Lampiran 46. Daftar Analisis Sidik Ragam Kadar Amilopektindari Pati Ubi Jalar bk
SK db
JK KT
F hit F tab
5 1
Ulangan 2
0.56779 0.2838
0.1827 tn
3.74 6.51
Perlakuan
7 345.3248
49.3321 31.751
2.77 4.28 V
1 0.9624
0.9624 0.6194
tn 4.6
8.86
K 3
336.0998 112.0333
72.1067 3.34 5.56
Linier 1
33.8055 33.8055
21.7579 4.6
8.86
Kuadratik 1
3.4762 3.4762
2.2373 tn
4.6 8.86
Kubik 1
0.0625 0.0625
0.0402 tn
4.6 8.86
VxK 3
8.2625 2.7541
1.7726 tn
3.34 5.56
Galat 14
21.7520 1.5537
Umum 24
367.6446
Keterangan : FK
=129199.8744 KK
= 1.75 = Nyata
= Sangat nyata tn
= Tidak nyata V
= Varietas ubi jalar K
= Dosis pupuk kalium
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 47. Data Pengamatan Analisis Daya Serap Air dari Pati Ubi Jalar gg
Perlakuan Ulangan
Total Rataan
I II
III V
1
K
1.616 1.905
1.953 5.474
1.82
V
1
K
1
1.903 1.952
2.001 5.856
1.95
V
1
K
2
1.922 1.899
1.872 5.693
1.90
V
1
K
3
1.992 2.024
2.042 6.058
2.02
V
2
K 1.946
1.892 1.886
5.724 1.91
V
2
K
1
1.836 2.017
1.854 5.707
1.90
V
2
K
2
1.928 1.978
1.911 5.817
1.94
V
2
K
3
1.881 1.852
1.814 5.547
1.85
Total
15.02 15.519
15.333 45.876
Rataan 1.88
1.94 1.92
1.91 Lampiran 48. Daftar Analisis Sidik Ragam Daya Serap Airdari Pati
Ubi Jalar gg
SK db
JK KT
F hit F tab
5 1
Ulangan 2
0.0156 0.0078
1.2882 tn
3.74 6.51
Perlakuan
7 0.0772
0.0110 1.8198
tn 2.77 4.28
V
1 0.0034
0.0034 0.5618
tn 4.6
8.86
K 3
0.0170 0.0056
0.9383 tn
3.34 5.56
Linier
1 0.0012
0.0012 0.2082
tn 4.6
8.86
Kuadratik 1
0.0003 0.0003
0.0556 tn
4.6 8.86
Kubik
1 0.0002
0.0002 0.0488
tn 4.6
8.86
VxK 3
0.0567 0.0189
3.1207 tn
3.34 5.56
Galat 14
0.0849 0.0060
Umum 24
0.1778 Keterangan :
FK
=87.691974 KK
= 4.09 = Nyata
= Sangat nyata tn
= Tidak nyata V
= Varietas ubi jalar K
= Dosis pupuk kalium
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 49. Data Pengamatan Analisis Daya Serap Minyak dari Pati Ubi Jalar gg
Perlakuan Ulangan
Total Rataan
I II
III V
1
K
2.146 2.121
2.241 6.508
2.17
V
1
K
1
2.395 2.32
2.401 7.116
2.37
V
1
K
2
2.089 2.108
2.23 6.427
2.14
V
1
K
3
2.352 2.102
2.155 6.609
2.20
V
2
K 2.032
2.155 2.341
6.528 2.18
V
2
K
1
2.112 2.25
2.117 6.479
2.16
V
2
K
2
2.071 2.17
2.097 6.338
2.11
V
2
K
3
2.257 2.223
2.257 6.737
2.25
Total
17.45 17.449
17.839 52.742
Rataan 2.18
2.18 2.23
2.20 Lampiran 50. Daftar Analisis Sidik Ragam Daya Serap Minyakdari Pati
Ubi Jalar gg
SK db
JK KT
F hit F tab
5 1
Ulangan 2
0.0125 0.0062
0.7774 tn 3.74 6.51
Perlakuan 7
0.1371 0.0195
2.4348 tn 2.77 4.28
V 1
0.0139 0.0139
1.7294 tn 4.6
8.86
K 3
0.0654 0.0218
2.7099 tn 3.34 5.56
Linier 1
0.000009 9.26E-06 0.0011 tn
4.6 8.86
Kuadratik
1 0.000002
2.24E-06 0.0002 tn 4.6
8.86
Kubik 1
0.0072 0.0072
0.9018 tn 4.6
8.86
VxK 3
0.0578 0.0192
2.3947 tn 3.34 5.56
Galat
14 0.11268475
0.008049
Umum 24 0.262381833
Keterangan : FK
=115.9049402 KK
= 4.10 = Nyata
= Sangat nyata tn
= Tidak nyata V
= Varietas ubi jalar K
= Dosis pupuk kalium
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 51. Data Pengamatan Analisis Kelarutan dari Pati Ubi Jalar bk
Ulangan Perlakuan
I II
III Total
Rataan V
1
K
7.543 8.706
8.397 24.646
8.22
V
1
K
1
9.548 9.367
8.998 27.913
9.30
V
1
K
2
8.954 8.787
9.108 26.849
8.95
V
1
K
3
8.633 9.649
9.723 28.005
9.34
V
2
K 7.516
7.411 8.03
22.957 7.65
V
2
K
1
8.281 8.115
8.462 24.858
8.29
V
2
K
2
8.839 8.771
9.028 26.638
8.88
V
2
K
3
9.043 9.285
9.465 27.793
9.26
Total
68.36 70.091
71.211 209.659
Rataan 8.54
8.76 8.90
8.74
Lampiran 52. Daftar Analisis Sidik Ragam Kelarutan dari Pati Ubi Jalar bk
SK db
JK KT
F hit F tab
5 1
Ulangan
2 0.5169
0.2584 2.3131
tn 3.74 6.51
Perlakuan
7 8.0251
1.1464 10.260 2.77 4.28
V 1
1.1124 1.1124
9.9555 4.6
8.86
K 3
5.9793 1.9931
17.8373 3.34 5.56
Linier 1
0.5927 0.5927
5.3045 4.6
8.86
Kuadratik 1
0.0377 0.0377
0.3381 tn
4.6 8.86
Kubik 1
0.0338 0.0338
0.3030 tn
4.6 8.86
VxK
3 0.93345
0.3111 2.7846
tn 3.34 5.56
Galat 14
1.5643 0.11173
Umum 24 10.1064
Keterangan : FK
=1831.537345 KK
= 3.91 = Nyata
= Sangat nyata tn
= Tidak nyata V
= Varietas ubi jalar K
= Dosis pupuk kalium
Universitas Sumatera Utara