Kandungan Organik Substrat Nilai Analisis Korelasi Pearson Metode Komputerisasi SPSS Ver. 11.50

menunjukkan bahwa pada stasiun 1 yang merupakan stasiun yang kondisi perairannya tergolong baik atau belum tercemar memperlihatkan tidak adanya kemiripan dengan stasiun lainnya yang telah mengalami pencemaran. Sedangkan stasiun 2, 3, 4 dan 5 memiliki nilai kesamaan yang mirip. Mirip, tidak mirip atau sangat tidak miripnya makroinvertebrata air antar stasiun penelitian ini mungkin disebabkan oleh faktor fisik, kimia dan biota di habitatnya pada masing-masing stasiun penelitian, seperti kejernihan air, kecepatan arus, substrat dasar, temperatur air, pH, BOD dan DO. Menurut Moss 1980 makroinvertebrata air dalam kehidupannya di samping ditentukan oleh faktor fisik- kimia suatu perairan juga dipengaruhi oleh faktor biotik, seperti produsen, keberadaan organisme lain sebagai sumber makanan dan predator.

4.8. Kandungan Organik Substrat

Nilai kandungan organik yang didapatkan pada kelima stasiun penelitian yaitu: stasiun I, 4,3621, stasiun II, 6,5312, stasiun III, 3,5561, stasiun IV, 5,4718 dan stasiun V, 7,2136, dengan nilai tertinggi didapatkan pada stasiun V sebesar 7,2136 dan terendah pada stasiun III sebesar 3,5561. Tingginya kadar organik pada stasiun V karena kecepatan arus berkurang dan endapan substrat akan menumpuk hal ini disebab karena pada stasiun V terletak pada hilir sungai yang secara geografis daerah yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut dan daerah tergenang serta tempat pembuangan akhir sampah-sampah dan limbah yang dihasilkan dari aktivitas kegiatan mulai dari hulu sungai. Secara keseluruhan nilai Universitas Sumatera Utara kandungan organik yang didapatkan pada kelima stasiun penelitian tergolong tinggi dan sangat tinggi terutama pada stasiun V, bila hal ini terus berlangsung maka dapat menyebabkan terjadinya pendangkalan sungai serta terjadinya eutrofikasi perairan sungai, hal ini karena banyaknya sumber bahan organik yang dibuang ke badan sungai tersebut. Menurut Djaenuddin et al 1994, kriteria tinggi rendahnya kandungan organik substrattanah berdasarkan persentase adalah sebagai berikut: 1 = sangat rendah 1 - 2 = rendah 2,01 - 3 = sedang 3,01 - 5 = tinggi 5,01 = sangat tinggi

4.9. Nilai Analisis Korelasi Pearson Metode Komputerisasi SPSS Ver. 11.50

Nilai uji analisis korelasi keanekaragaman makroinvertebrata air dengan faktor fisik - kimia perairan yang didapatkan pada setiap stasiun penelitian dapat dilihat pada Tabel 12 berikut ini: Tabel 12. Nilai Analisis Korelasi Keanekaragaman Makroinvertebrata Air dengan Faktor Fisik Kimia Perairan Temperatur o C Penetrasi m I.Cahaya pH DO mgl BOD 5 mgl K.Organik K.Arus H’ +0,215 +0,579 -0,044 +0,382 -0,150 -0,053 +0.609 +0,092 Keterangan: Nilai + = Arah Korelasi Searah Nilai - = Arah Korelasi Berlawanan Universitas Sumatera Utara Dari Tabel 12 menunjukkan bahwa hasil uji analisis korelasi Pearson antara faktor fisik kimia perairan dengan indeks keanekaragaman H’ berbeda tingkat korelasi dan arah korelasinya. Nilai + menunjukkan korelasi yang searah antara nilai faktor fisik kimia perairan dengan nilai indeks keanekaragaman H’, yaitu temperatur, penetrasi cahaya, pH, Kecepatan arus dan kandungan organik berkorelasi searah dengan indeks keanekaragaman H’, artinya semakin besar nilai salah satu faktor fisik kimia maka nilai indeks keanekaragaman akan semakin besar pula. Nilai - menunjukkan korelasi yang berlawanan yaitu antara intensitas cahaya, DO dan BOD 5 berkorelasi berlawanan dengan indeks keanekaragaman H’, artinya semakin besar nilai faktor fisik kimia perairan tersebut maka nilai H’ akan semakin kecil, begitu juga sebaliknya, jika semakin kecil nilai faktor fisik - kimia perairan maka nilai H’ akan semakin besar. Menurut Sokal James 1992, bahwa koefisien korelasi dapat berkisar dari +1 untuk hubungan positif sempurna sampai -1 untuk hubungan negatif sempurna. Berdasarkan hasil uji korelasi Pearson pada Tabel 12, dapat dilihat bahwa faktor fisik - kimia yang berkorelasi searah adalah suhu, penetrasi cahaya, pH, Kandungan organik dan Kecepatan arus, sedangkan yang berkorelasi berlawanan adalah intensitas cahaya, DO dan BOD 5 . Menurut Sugiono 2005 koefisien korelasi dapat dibagi menjadi beberapa tingkatan, yaitu seperti tertera pada Tabel 13 di bawah ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 13. Nilai Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat Sumber: Sugiono 2005. Berdasarkan Tabel 13, dapat diketahui bahwa Korelasi antara faktor fisik - kimia dengan indeks keanekaragaman H’ memiliki hubungan yang sangat rendah, rendah, sedang dan kuat. Hubungan yang sangat rendah terdiri dari DO, BOD 5 , kecepatan arus dan intensitas cahaya. Tingkat hubungan yang rendah adalah Temperatur dan pH, dan hubungan yang sedang terdiri dari penetrasi cahaya, sedangkan tingkat hubungan yang kuat adalah kandungan organik. Menurut Barus 2004, bahwa faktor cahaya matahari yang masuk ke dalam air akan mempengaruhi sifat-sifar optis dari air. Sebagian cahaya matahari tersebut akan diabsorbsi dan sebagian lagi dipantulkan ke luar dari permukaan air. Dengan bertambahnya kedalaman lapisan air intensitas cahaya tersebut akan mengalami perubahan signifikan. Bagi organisme, cahaya berfungsi sebagai alat orientasi yang akan mendukung kehidupan organisme tersebut dalam habitatnya. Universitas Sumatera Utara

4.10. Pengelolaan Sungai Bedagai