Manfaat Penelitian Pengaruh penggunaan strategi mastery learning terhadap hasil belajar IPS siswa Mts Al-Khairiyah tegal parung jakarta selatan tahun ajaran 2014/2015
dalam setting poses belajar mengajar siswa dituntut beraktifitas secara penuh bahkan secara individual mempelajari bahan pelajaran. Dengan demikian kalau
istilah “mengajar” atau “teaching” menempatkan guru sebagai “pemeran utama” memberikan informasi, maka dalam istilah
“instruction” guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator, memanage berbagai sumber dan fasilitas untuk
dipelajari siswa.
5
3 Definisi hasil belajar
Dalam proses belajar mengajar guru juga ingin mengetahui seberapa jauh pemahaman yang telah dicapai oleh siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil
belajar siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Menurut Sudjana: Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik yang berorientasi pada proses
belajar mengajar yang dialami siswa. Sementara menurut Gronlund: hasil belajar adalah suatu bagian pelajaran misalnya suatu unit, bagian ataupun bab tertentu
mengenai materi tertentu yang telah dikuasai oleh siswa. Sedangkan Spears berpendapat bahwa pengalaman belajar meliputi apa-apa yang dialami siswa baik
itu kegiatan mengobservasi, mengobservasi, membaca, meniru, mencoba sesuatu sendiri, mendengar, mengikuti perintah.
Sistem pendidikan nasional dan rumusan tujuan pendidikan; baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional pada umumnya menggunakan klasifikasi
hasil belajar Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah: ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil
belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni: knowledge pengetahuan, comprehension pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua
aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang
terdiri dari lima aspek, yakni: penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar
keterampilan dan kemampuan bertindak yang terdiri atas enam aspek, yakni:
5
Ibid, h. 78
gerakan refleks,
keterampilan gerakan
dasar, kemampuan perseptual,
keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan pada kognitif, afektif dan konatif sebagai pengaruh pengalaman belajar
yang dialami siswa baik berupa suatu bagian, unit, atau bab materi tertentu yang telah diajarkan. Dalam penelitian ini aspek yang di ukur adalah perubahan pada
tingkat kognitifnya saja.
4 Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Dalam proses belajar pasti ada yang mempengaruhi siswa baik dalam motivasi belajar, minat belajar bahkan terhadap hasil belajar itu sendiri.
Kenyataan menunjukkan bahwa hasil belajar seseorang tidaklah sama, tetapi sangat berbeda. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, yang secara
garis besar dapat dibedakan menjadi dua; 1 Faktor dari dalam diri seseorang intrinsic dan 2 Faktor dari luar seseorang Extrinsic.
Beberapa Faktor dari dalam Intrinsic 1.Inteligensi
Winkel 1986 memberi batasan tentang pengertian inteligensi dengan mengatakan, inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak dengan mendapatkan
suatu tujuan untuk berfikir secara rasional, dan untuk berhubungan dengan lingkungan disekitarnya secara memuaskan.
Dari pengertian ini dapat dikatkan bahwa faktor inteligensi menjadi penting dalam proses belajar seseorang guna mencapai prestasi belajarnya.
2.Motivasi Winkel 1986 menyatakan motivasi adalah motor penggerak yang
mengaktifkan siswa untuk melibatkan diri. Hal ini sejalan dengan Sardiman 2003 yang menyatakan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin keberlangsungan dari kegiatan belajar dan memberi arah pada kegiatan
belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
Jadi jelaslah bahwa motivasi mempunyai peranan penting dalam mencapai prestasi belajar, sehingga perlu upaya untuk menghidupkan motivasi dari
seseorang. 3.Sikap
Sarwono 1988 mendefinisikan sikap adalah kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu kalau ia menghadapi suatu
rangsangan tertentu. Seseorang memiliki sikap tertentu terhadap berbagai hal secara baik positif
maupun negatif. Sikap positif menjadi pilihan untuk dikembangkanditanamkan kepada seseorang sehingga dapat bersikap positip terhadap rangsangan yang
diterima yang pada gilirannya akan mengoptimalkan prestasi belajar yang optimal.
4.Minat Minat sangat besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa. Pendapat
ini didukung oleh pernyataan beberapa pakar yang mengatakan bahwa: „minat adalah kecenderungan yang tepat untuk memperhatikan dan memegang beberapa
kegiatan yang diamati siswa diperhatikan terus menerus disertai dengan rasa senang dan diperoleh suatu ke
puasan‟ Cony Semiawan, 1990. Juga menurut Winkel 1986 bahwa minat adalah kecenderungan yang menetapkan untuk rasa
tertarik pada bidang-bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang-bidang itu.
Seseorang yang didorong oleh minat dan merasa senang dalam belajar dapat memperoleh prestasi belajar yang optimal. Oleh karena itu yang dapat
diupayakan agar siswa dapat berprestasi dengan baik perlu dibangkitkan minat belajarnya.
5.Bakat Bakat menurut Tabrina Rusyan 1989, adalah kapasitas seseorang atau
potensi hipotesis untuk dapat melakukan suatu tugas dimana sebelumnya sedikit mengalami latihan atau sama sekali tidak memperoleh latihan lebih dahulu.