INCO KLBF PTBA TLKM 304.03 3951

Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa nilai EPS dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2010 memiliki nilai rata-rata EPS yang positif, hal ini menunjukkan prospek perusahaan-perusahaan dalam kelompok JII yang baik yaitu kemampuan perusahaan dalam kelompok JII untuk menghasilkan keuntungan per lembar saham.

d. Price Earning Ratio PER

Rasio harga terhadap laba price earning ratio merupakan rasio harga per saham price terhadap laba per saham earning per share. Nilai PER yang tinggi kemungkinan menunjukkan prospek perusahaan yang baik. Rasio PER yang lebih tinggi yaitu pada perusahaan yang kemungkinan pertumbuhannya tinggi. Tabel 4.5 Price Earning Ratio Jakarta Islamic Index Tahun 2004-2010 No. Emiten 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 1. ANTM 20.31 40.50 49.14 8.34 7.59 34.67 13.86

2. INCO

4.31 45.19 68.13 86.25 4.35 19.21 13.54

3. INTP

96.09 17.66 35.71 30.83 9.70 18.36 18.21

4. KLBF

12.5 15.97 17.76 18 5.56 13.40 23.72 5. PTBA 7.74 8.57 16.71 38.10 9.31 14.57 26.32 6. TLKM 15.87 14.88 18.42 15.53 12.77 16.31 13.56

7. UNVR

17.19 22.62 29.20 26.26 24.76 27.69 37.16 Terendah 4.31 8.57 16.71 8.34 4.35 13.4 13.54 Tertinggi 96.09 45.19 68.13 86.25 24.76 34.67 37.16 Rata-rata 24.859 23.627 33.58 31.90 10.577 20.60 20.91 Tabel diatas merupakan nilai PER Price Earning Ratio perusahaan- perusahaan yang ada dalam kelompok saham JII tahun 2004-2010. Nilai rata-rata PER yaitu antara 10,577 kali sampai dengan 33,58 kali. Nilai terendah terjadi pada tahun 2004 yaitu 4,31 kali International Nickel Indonesia Tbk dan nilai tertinggi terjadi pada tahun 2004 yaitu 96,09 kali Indocement Tunggal Prakasa Tbk. Pada tahun 2004 nilai rata-rata PER yaitu 24,86 kali. Nilai PER tertinggi pada tahun 2004 yaitu pada saham Indocement Tunggal Prakasa Tbk, yaitu 96,09 kali. Dan nilai PER terendah pada tahun 2004 yaitu pada saham International Nickel Indonesia Tbk, yaitu 4,31 kali. Pada tahun 2005 nilai rata-rata PER yaitu 23,63 kali. Nilai PER tertinggi pada tahun 2005 yaitu pada saham International Nickel Indonesia Tbk, yaitu 45,19 kali. Dan nilai PER terendah pada tahun 2005 yaitu pada saham Tambang Batubara Bukit Asam Tbk, yaitu 8,57 kali. Pada tahun 2006 nilai rata-rata PER yaitu 33,58 kali. Nilai PER tertinggi pada tahun 2006 yaitu pada saham International Nickel Indonesia Tbk, yaitu 68,13 kali. Dan nilai PER terendah pada tahun 2006 yaitu pada saham Tambang Batubara Bukit Asam Tbk, yaitu 16,71 kali. Pada tahun 2007 nilai rata-rata PER yaitu 31,9 kali. Nilai PER tertinggi pada tahun 2007 yaitu pada saham International Nickel Indonesia Tbk, yaitu 86,25 kali. Dan nilai PER terendah pada tahun 2007 yaitu pada saham Aneka Tambang Tbk, yaitu 8,34 kali. Pada tahun 2008 nilai rata-rata PER yaitu 10,58 kali. Nilai PER tertinggi pada tahun 2008 yaitu pada saham Unilever indonesia Tbk, yaitu 24,76 kali. Dan nilai PER terendah pada tahun 2008 yaitu pada saham International Nickel Indonesia Tbk, yaitu 4,35 kali. Pada tahun 2009 nilai rata-rata PER yaitu 20,60 kali. Nilai PER tertinggi pada tahun 2009 yaitu pada saham Aneka Tambang Tbk, yaitu 34,67 kali. Dan nilai PER terendah pada tahun 2009 yaitu pada saham Kalbe Farma Tbk, yaitu 13,4 kali. Pada tahun 2010 nilai rata-rata PER yaitu 20,91 kali. Nilai PER tertinggi pada tahun 2010 yaitu pada saham Unilever Indonesia Tbk, yaitu 37,16 kali. Dan nilai PER terendah pada tahun 2010 yaitu pada saham International Nickel Indonesia Tbk, yaitu 13,54 kali.

C. Analisis Regresi Linear Berganda 1.

Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas dengan analisis statistik dilakukan dengan uji Kolmogorov- Smirnov. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel 4.6.