Analisis Data 1. Analisis dan interpretasi data kuantitatif hasil belajar

8 Hafidz Khotami M 80 Tuntas 100 Tuntas 9 Ibrahim Movic 60 Tidak Tuntas 80 Tuntas 10 Iis Maslahat 70 Tuntas 80 Tuntas 11 M. Diyahul Haq 70 Tuntas 80 Tuntas 12 M. Fauzi febrian 60 Tidak Tuntas 80 Tuntas 13 M. Ilyasa 60 Tidak Tuntas 80 Tuntas 14 M. Irfan Al-Farizi 60 Tidak Tuntas 80 Tuntas 15 M. Nur Ali 80 Tuntas 100 Tuntas 16 M. Rafie Maulana 60 Tidak Tuntas 70 Tuntas 17 M. Ryansyah 50 Tidak Tuntas 70 Tuntas 18 M. Zikri 60 Tidak Tuntas 70 Tuntas 19 Meizer Olivero G 60 Tidak Tuntas 70 Tuntas 20 Nia Safitri 60 Tidak Tuntas 80 Tuntas 21 Nur Amelia P 80 Tuntas 100 Tuntas 22 Rizque Marine 60 Tidak Tuntas 90 Tuntas 23 Safira Agustiani 70 Tuntas 80 Tuntas 24 Siti Murti Adelia 70 Tuntas 80 Tuntas 25 Tegar Firdaus 30 Tidak Tuntas 60 Tuntas 26 Zulfikar 60 Tidak Tuntas 80 Tuntas Jumlah 1640 2100 Rata-rata 63,08 80,77 Nilai Tertinggi 80 100 Nilai Terendah 30 60 Presentase tuntas kelas 38,46 96,15 Hasil belajar pada siklus I masih harus ditingkatkan karena masih banyak nilai siswa yang berada di bawah rata-rata KKM, yaitu sebanyak 16 siswa dengan presentasi 61,54, sedangkan siswa yang mendapat nilai diatas rata-rata KKM hanya 10 siswa dengan persentase 38,46. Dengan demikian proses pembelajaran dengan metode bermain peran role playing dilanjutkan ke siklus II dengan tujuan meningkatkan hasil belajar PKn siswa karena masih banyak siswa yang mendapatkan nilai rendah atau ketuntasan kelasnya hanya mencapai 38,46 Berdasarkan data diatas, maka dapat diketahui hal-hal sebagai berikut: a. Ketuntasan Perorangan  Jumlah Siswa Tuntas : 10 orang  Jumlah Siswa belum Tuntas : 16 orang b. Ketuntasan Kelas = = 38,46 Hasil belajar PKn siswa siklus II mengalami peningkatan dari siklus I, hal ini dapat dibuktikan dengan berkurangnya siswa yang mendapatkan nilai di bawah rata-rata KKM yaitu 1 siswa dengan persentase 3,85, sedangkan 25 siswa mendapat nilai diatas rata-rata KKM dengan persentase ketuntasan kelas 96,15 Setelah dilaksanakan penelitian siklus II didapat data-data sebagai berikut : a. Ketuntasan Perorangan  Jumlah Siswa Tuntas : 25 orang  Jumlah Siswa belum Tuntas : 1 orang b. Ketuntasan Kelas = = 96,15

a. Analisis Data Observasi

Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran sudah meningkat ini ditandai dengan adanya peningkatan antusias siswa saat mengikuti proses pembelajaran dan saat pelaksanaan metode bermain peran role playing. Pada siklus II ini siswa lebih sungguh-sungguh dalam mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan guru, siswa yang bertanya bertambah dibanding siklus I, semakin banyak siswa yang berani untuk mengemukakan pendapat dan memberikan contoh seputar materi pelajaran, dan tidak ada lagi siswa yang berdiam diri pada saat berdiskusi. Hasil observasi aktivitas guru semakin meningkat dan lebih baik. Karena pada siklus II ini guru sudah dapat menyesuaikan diri dengan siswa dan lingkungan serta keadaan kelas sehingga mampu menciptakan suasana pembelajaran yang lebih hidup, kondusif, dan menggembirakan.

b. Analisis data wawancara

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan siswa dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran role playing lebih memudahkan siswa dalam memahami materi peraturan perundang- undangan, dengan begitu siswa tidak merasa bosan selama proses pembelajaran berlangsung, bahkan siswa merasa senang selama proses pembelajaran. Siswa menjadi lebih aktif dan antusias saat mengikuti pembelajaran. Hasil belajar PKn siswa pun mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan oleh peneliti telah berhasil karena implikasinya positif terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar PKn.

D. Pembahasan Temuan Penelitian

Pada awal siklus I belum terlihat adanya peningkatan hasil belajar dikarenakan beberapa faktor. Diantaranya adalah siswa belum terbiasa dengan menggunakan metode bermain peran role playing, masih adanya penyesuaian antara guru dan siswa, siswa belum fokus dalam mendengarkan penjelasan yang disampaikan guru, masih terdapat siswa yang asik dengan aktifitasnya sendiri seperti bercanda, mengobrol dan bahkan ada yang mengantuk serta siswa masih terbiasa dengan pengajaran konvensional dimana guru yang mempunyai peran utama dalam pembelajaran teaching center. Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis menunjukkan bahwa penerapan metode bermain peran role playing, dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas V MI Sirajul Athfal 5. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai rata-rata siklus I yaitu 63,08 meningkat pada siklus II menjadi 80,77. Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh beberapa ahli, salah satu ahli yang mengemukakan tentang strategi cooperative learning yaitu Mayer mengatakan bahwa “siswa yang aktif tidak hanya sekedar hadir di kelas, menghafalkan, dan akhirnya mengerjakan soal-soal di akhir pembelajaran.Siswa harus terlibat aktif, baik secara fisik maupun mental. Siswa aktif juga melakukan praktik dalam proses pembelajaran.” 1 Sesuai dengan hasil penelitian bahwa dengan menggunakan strategi cooperative learning, dalam proses pembelajaran siswa menjadi lebih aktif dan tidak lagi hanya menjadi receifer orang yang menerima akan tetapi lebih kepada student centered pembelajaran berpusat pada siswa. `Dalam penelitian dengan menggunakan metode bermain peran role playing ini siswa belajar lebih menyenangkan karena adanya intensitas yang lebih dalam interaksi antara siswa dengan siswa dimana mereka akan mengadu argumentasi pada saat diskusi dan disitulah letak adanya kompetisi yang sehat diantara para siswa. Sehingga dalam hal ini pembelajaran terjadi dengan mengedepankan pada aktifitas siswa. Dan tujuan pembelajaran dapat tersampaikan secara efesien karena dengan penggunaan metode bermain peran role playing, para siswa dituntut untuk aktif dalam kegiatan diskusi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan metode bermain peran role playing, dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa. 1 Jamal Ma’mur, 7 Tips Aplikasi PAKEM, Jogjakarta:Diva Press, 2011, Cet.1, h. 67