Sosiologi 006

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seiring dengan bertambahnya kebutuhan manusia, banyak juga diciptakan pemuas

  kebutuhan manusia. Untuk itulah muncul pabrik pabrik Industri sebagai pengolah bahan mentah untuk kemudian diolah dengan sedemikian rupa menjadi barang jadi maupun setengah jadi.

  Dalam jumlah produksi yang sangat besar setiap harinya akan menghasilkan sisa sisa hasil dari proses pengolahan yang tidak terpakai, sisa sisa inilah (limbah) yang bila terakumulasi dalam jangka waktu yang lama dapat mencemari lingkungan bila tidak ada penanganan yang khusus . Kemudian masyarakat yang sebagai pelaku konsumsi pun akan mengeluarkan limbah limbah sebagai hasil barang produksi tersebut , limbah ini dinamakan limbah rumah tangga .

  Begitupun dengan penyebaran pabrik pabrik industri bukan hanya di kota kota besar saja tetapi sudah merambat masuk ke desa. Salah satunya di Blok. Kadawung Desa.Talaga Wetan Kecamatan.Talaga Kabupaten.Majalengka yang sudah memiliki pabrik tahu dan limbah limbahnya juga dapat dimanfaatkan swbagai bahan konsumsi masyarakat.

  Agar limbah tahu tidak terbuang sia sia maka kita dapat memanfaatkan limbah tahu tersebut untuk dijadikan produk yang dapat dikinsumsi kembali oleh masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memaparkan manfaat manfaat dari limbah pabrik tahu seperti dijadikannya bahan konsumsi oleh masyarakat, makan ternak ddan lain sebagainya oleh masyarakat itu sendiri. B. RUMUSAN MASALAH

  1. Bagaimanakah pemanfaatan ampas tahu oleh masyarakat Blok.Kadawung ?

  2. Bagaimanakah dampak dari pencemaran limbah tahu terhadap lingkungan di Daerah Kadawung ?

  C. TUJUAN PENELITIAN 1. Mengetahui manfaat ampas tahu oleh masyarakat Blok.Kadawung .

  2. Mengetahui damapak dari pencemaran limbah tahu terhadap lingkkungan di Daerah Kadawung.

  D. MANFAAT PENELITIAN

  Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Pelajaran Sosiologi dan diharapkan dapat memberikan solusi hasil pemanfaatan hasil penelitian limbah dari proses pembuatan tahu . Supaya lebih bermanfaat untuk masyarakat khususnya peternak Kambing dan Sapi.

  BAB II Tahu merupakan makanan tradisional yang banyak digemari oleh masyarakat luas di

Indonesia. Hal tersebut disebabkan oleh tahu yang memiliki manfaat yang besar dengan harga yang

sangat terjangkau. Dalam memenuhi banyaknya permintaan kebutuhan tahu di masyarakat, maka di

berbagai daerah banyak sekali ditemukan perusahaan tahu baik berskala kecil maupun berskala besar.

Dalam proses pembuatan tahu, perusahaan menghasilkan limbah padat, cair, maupun gas. Pada

umumnya limbah padat sudah banyak dimanfaatkan masyarakat sebagai pakan ternak karena dalam

ampas tahu terdapat kandungan gizi, yaitu, protein (23,35%), lemak (5,54%), karbohidrat (26,92%),

abu (17,03%), serat kasar (16,53%), dan air (10,53%) (Bapedal, 1994).

  Sedangkan sebagian besar limbah cair yang dihasilkan oleh industri pembuatan tahu yaitu

cairan kental yang terpisah dari gumpalan tahu yang disebut air dadih. Limbah cairan ini dibuang

langsung ke lingkungan karena para pengusaha belum mengetahui metode yang tepat dalam

pengolahan limbah cair. Padahal limbah cair dapat merusak lingkungan, pasalnya limbah cair hasil

produksi tahu mengandung chemical oxygen demand (COD), biological oxygen demand (BOD), dan

tingkat keasaman (pH) yang tinggi. Tingkat COD ialah kebutuhan oksigen kimiawi di perairan untuk

bereaksi dengan limbah. Adapun BOD merupakan kebutuhan oksigen mikroorganisme untuk

memecah bahan buangan di perairan. Air buangan industri tahu rata-rata mengandung, BOD. COD,

TSS dan minyak/lemak berturut-turut sebesar 4583, 7050, 4743 dan 2 mg/L. Sementara EMDI

(Enviromental Management Development in Indonesia) (Bapedal, 1994) melaporkan kandungan rata-

rata BOD, COD, dan TSS berturut-turut sebesar 3250, 6520, dan 1500 mg/L. Apabila dilihat dari baku

mutu limbah cair industri produk makanan dari kedelai menurut KepMenLH No. Kep-51?

MENLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Industri, kadar maksimum yang

diperbolehkan untuk BOD,COD, dan TSS berturut-turut adalah 50,100, dan 200 mg/L, sehingga jelas

bahwa limbah cair industri tahu telah melebihi baku mutu yang telah diisyaratkan.

  Pada dasarnya limbah merupakan bahan yang terbuang atau dibuang dari hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis (Ecolink, 1996). Banyak jenis limbah dapat dimanfaatkan kembali melalui daur ulang ataupun dikonversikan ke produk lain yang berguna, misalnya limbah dari industri pangan. Limbah tersebut biasanya masih mengandung serat, karbohidrat, protein, lemak, asam organik, dan mineral dan pada dasarnya dapat mengalami perubahan secara biologis sehingga dapat dikonversikan ke produk lain seperti energi, pangan, pakan, pupuk organis dan lain-lain.

  Konsep pemanfaatan limbah sebagai upaya untuk membangun usaha kecil dan menengah (UKM), pertama-tama harus diketahui sifat kimia dan fisikanya, sehingga dapat diperkirakan berbagai produk yang mungkin dihasilkan. Kemudian produk yang dipilih dipertimbangkan dengan pasar dan tekno-ekonominya. Sebagai contoh ampas tahu yang memiliki sifat kimiawi yang didominasi oleh protein sehingga dapat diolah menjadi produk yang berfungsi sebagai sumber protein. Misalnya pada tepung ampas tahu yang masih terdapat kandungan gizi.

  Potensi ampas tahu di Indonesia cukup tinggi, kacang kedelai di Indonesia tercatat pada Tahun 1999 sebanyak 1.306.253 ton, sedangkan Jawa Barat sebanyak 85.988 ton. Bila 50% kacang kedelai tersebut digunakan untuk membuat tahu dan konversi kacang kedelai menjadi ampas tahu sebesar 100-112%, maka jumlah ampas tahu tercatat 731.501,5 ton secara nasional dan 48.153 ton di Jawa Barat.

  8 Fosfor (mg) 506

  11 Vitamin B (mg)

  29

  10 Vitamin A (mcg)

  4

  9 Zat besi (mg) 6,9 0,8

  29

  63

  19

  Adapula tabel Perbandingan Gizi yang ada pada Tahu dan Ampas Tahu Kadar/100 g Bahan : No Unsur Gizi Kedelai Basah Tahu Ampas Tahu

  7 Kalsium (mg) 196 124

  6 Mineral (g) 4,1 1,2 4,3

  5 Karbohidrat (g) 30,1 1,6 67,5

  4 Lemak (g) 15,6 4,6 5,9

  3 Protein (g) 30,2 7,8 17,4

  2 An (g) 20 84,8 4,9

  1 Energi (kal) 382 79 393

  0.93 0.06 0,2