Hambatan Yang Pertanggungjawaban Fungsional dan Penyampaiannya

54

4.2 Hambatan Yang

Dihadapi dalam Proses Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran Pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat Di dalam melaksanakan proses pertanggungjawaban bendahara pengeluaran terdapat beberapa hambatan. Menurut hasil wawancara dengan salah satu staf subbagian keuangan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat, hambatan- hambatan tersebut adalah: 1. Pertanggungjawaban dari masing-masing Bendahara Pengeluaran Pembantu tidak tepat pada waktunya. Sebelum membuat pertanggungjawaban, bendahara pengeluaran harus menunggu pertanggungjawaban dari setiap bendahara pengeluaran pembantu yang berada di setiap bidang yang berupa SPJ 3. Jika SPJ 3 tersebut belum diserahkan kepada bendahara pengeluaran, maka bendahara pengeluaran tidak dapat membuat laporan pertanggungjawaban. 2. Pengaruh sistem jaringan internet yang tidak stabil. Dalam proses penatausahaan sampai proses pertanggungjawaban, bendahara pengeluaran tidak lagi menggunakan secara manual, melainkan melalui sistem yang sudah tersedia yang dinamakan dengan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah SIPKD. Dimana sistem tersebut harus terhubung dengan jaringan internet. Jika jaringan internet yang digunakan mengalami ketidakstabilan, maka hal ini dapat menghambat proses penatausahaan maupun proses pertanggungjawaban. 55 Sehingga, kegiatan yang dilakukan sering tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan atau sering terlambat. 3. Dalam proses penandatanganan, Kepala Badan selaku Pengguna Anggaran tidak selalu berada di ruangan. Setiap proses pertanggungjawaban harus ditandatangani oleh Kepala Badan selaku Pengguna Anggaran sebagai bukti telah disetujui pertanggungjawaban tersebut dan sebagai bukti pengeluaran yang telah dilakukan oleh Badan Kepegawain Daerah Provinsi Jawa Barat. 4. Kurangnya operator sistem di setiap bidang. Mulai tahun 2011, kegiatan di setiap lingkungan OPD Provinsi Jawa Barat, sudah menggunakan sistem jaringan yang disebut dengan SIPKD. Didalam pelaksanaannya, SIPKD harus ada satu operator guna menangani seluruh kegiatan yang dilakukan oleh staf yang ada di ruangan. Akan tetapi, di BKD Provinsi Jawa Barat, hanya terdapat satu operator saja, dan hanya dibagian keuangan. Akan tetapi, di bagian lain tidak ada satu orang operator. Sehingga, jika terjadi kendala atau masalah dalam sistem, akan mengalami kesulitan dan menghambat dalam pekerjaan. 5. Bendahara Pengeluaran Pembantu kurang menguasai sistem komputerisasi. Di era zaman modern seperti saat ini, komputer sudah banyak digunakan oleh setiap kantor, tidak terkecuali di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat. Sehingga, jika komputer tidak berfungsi 56 atau terjadi suatu masalah, maka dapat menghambat pekerjaan. Dan komputer juga tidak terlepas dari para pegawai BKD sebagai pengguna dari komputer tersebut. Akan tetapi, tidak sedikit pula pegawai yang kurang menguasai tentang sistem komputerisasi ini. Sehingga, pekerjaan yang harus selesai dengan waktu yang sudah ditargetkan, akan terjadi keterlambatan dalam penyelesaiaan pekerjaan tersebut. Terutama bendahara pengeluaran pembantu yang kegiatannya dilakukan menggunakan sistem komputer. Namun, banyak bendahara pengeluaran pembantu yang tidak menguasainya, sehingga dalam proses pertanggungjawaban pun dapat terhambat. 4.3 Upaya untuk mengatasi hambatan dalam Proses Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa di dalam pelaksanaan proses pertanggungjawaban bendahara pengeluaran terdapat beberapa hambatan, maka upaya yang dilakukan oleh bagian keuangan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat dalam mengatasi hambatan tersebut diantaranya adalah: 1. Bendahara pengeluaran pembantu yang ada di setiap bidangsetelah melakukan transaksi, hendaknya segera membuat SPJ yang akan diserahkan kepada Bendahara Pengeluaran. Sehingga, pertanggungjawaban yang akan dibuat oleh bendahara pengeluaran, 57 tidak mengalami keterlambatan dan dapat segera dilaporkan kepada Pengguna Anggaran. 2. Jika sistem jaringan yang terkadang tidak stabil, membuat para pegawai khusunya di bagian keuangan, sulit untuk melakukan pekerjaannya. Namun, menurut pegawai yang ada di bagian keuangan, mereka hanya dapat menunggu sampai sistem jaringan yang ada dapat stabil kembali. Karena ketidakstabilan tersebut terjadi dari pusatnya. 3. Jadi Kepala badan selaku pimpinan memberikan jadwal untuk penyelesaian akhir atas pertanggungjawaban kepada pegawai bagian keuangan khususnya bendahara pengeluaran yang diberi wewenang untuk mengelola keuangan daerah dan membuat pertanggungjawaban atas pengelolaan keuangan tersebut. Sehingga secara pasti pimpinan dapat memberikan persetujuan dan mengetahui atas penggunaan anggara. Dan pertanggungjawaban tersebut tidak terlambat untuk dilaporka ke Biro Keuangan Bagian Akuntansi dan Pelaporan. 4. Kurangnya operator sistem di setiap bidang, merupakan kendala atau hambatan yang cukup serius. Karena dapat menghambat pekerjaan yang harus diselesaikan. Menurut narasumber, lebih baik di setiap bidang diberi satu operator saja. Namun, operator tersebut mampu mengoperasikan jaringan komputerisasi dan internet. Sehingga, jika terjadi masalah di sistem jaringan, operator tersebut dapat memperbaikinya dan pekerjaan yang dikerjakan, tidak terhambat terlalu lama. 58 5. Komputer di era zaman sekarang, merupakan barang elektronik yang sudah menjadi kebutuhan setiap orang terutama di setiap kantor. Karena komputer merupakan alat elektronik yang dapat membantu pekerjaan. Sehingga tidak memakan waktu lama dalam pengerjaannya. Namun, tidak sedikit pula orang yang mampu mengoperasikan komputer tersebut. Hal tersebut terjadi di BKD Provinsi Jawa Barat, terutama bendahara pengeluaran pembantu. Seharusnya, seorang bendahara pembantu pengeluaran, dapat mampu menjalankan komputerisasi sehingga pekerjaan yang dilakukan tidak terhambat. Upaya yang dapat dilakukan adalah memberi pelatihan khusus bagi bendahara pengeluaran pembantu dalam mengoperasikan sistem komputerisasi. Karena bendahara pengeluaran pembantu merupakan seseorang yang penting dalam kegiatan penatausahaan terutama dalam hal pertanggungjawaban. Karena, pertanggungjawaban dikerjakan menggunakan sistem aplikasi yang terdapat dalam komputer, tidak secara manual. Sehingga pertanggungjawaban pun dapat selesai dengan tepat waktu untuk dilaporkan.