44 Wilayah pantai merupakan kawasan yang memiliki tingkat kemiringan
lereng rendah antara 5–10. Tutupan lahan wilayah pantai merupakan dataran yang bervariasi yaitu hutan, perkebunan, rawa, permukiman, dan pantai berpasir.
Sebagian besar wilayah muara merupakan kawasan rawa dengan hutan bakau, namun pada beberapa tempat merupakan kawasan pantai berpasir putih dan pantai
berbatu.
Tipe perairan di Kabupaten Belitung terdiri atas laut, pantai dan perairan umum kolong, rawa-rawa dan sungai. Kolong adalah istilah untuk menyebut
kawasan lingkungan bekas tambang yang digenangi air. Perairan pantai umumnya tidak terlalu dalam, berkisar antara 10 – 15 m, sedangkan yang agak
jauh mencapai 15–30 m bahkan di beberapa tempat, kedalaman 5 m baru dijumpai pada jarak hingga 500 m dari garis pantai. Dasar laut umumnya berpasir dan
berlumpur disertai batu karang. Menurut tipe substrat, dasar perairan Kabupaten Belitung bagian barat secara umum dapat dibagi menjadi paparan batu karang
reef flats dan paparan pasir gravel. Permukaan paparan kebanyakan tidak rata, terdapat parit air moat dan sebagian tergenang air dengan kedalaman 0,5-5 m.
4.1.3 Geologi
Menurut Widagdo et al. 1990, Pulau Belitung dikelompokkan dalam empat formasi geologi yaitu batuan Plutonik berupa Granit pTgr berumur Perm
sampai Kapur, formasi Bintan anggota Batupasir TRbp dan formasi Bintan anggota Batupasir dan Batulempung TRbl yang berumur Trias serta Aluvium
Qal berumur Holosen.
Formasi Granit pTgr
Formasi ini berumur Perm sampai Kapur. Batu granit mempunyai tekstur agak halus sampai kasar dengan didominasi oleh mineral Kuarsa, Ortoklas, Albit,
Oligoklas dan Biotit dengan inklusi Zirkon, Muskovit, Apatit, Amfibol, Turmalin, Ortit, dan Titanit. Formasi Granit sebagian besar berada di sisi Barat Laut pulau
Belitung yang di beberapa tempat berasosiasi dengan batuan Sedimen terutama di daerah cekungan atau kaki lereng di sekitar Tanjung Binga. Sebagian lain dari
batuan Granit terdapat di sebelah Timur Laut pulau Belitung.
45
Formasi Bintan TRbl dan TRbp
Formasi ini menempati sebagian besar Kabupaten Belitung dimana formasi Bintan yang dimaksud berumur Trias baik anggota Batu Pasir dan Batu Lempung
TRbl ataupun Batu Pasir TRbp dan di beberapa tempat terdapat selang-seling antara Batu Pasir dan Batu Lempung. Formasi Bintan anggota Batu Pasir dan
Batu Lempung kadang-kadang berselingan dengan serpihan yang terkikis.
Sisipan batu pasir dalam batu lempung banyak mengandung besi dan arang. Formasi Bintan anggota batu pasir sebagian besar terdiri dari kuarsa. Berdasarkan
hasil analisis Mineralogi, komposisi mineral formasi Bintan didominasi oleh Kuarsa keruh, Kuarsa bening, Opak, Zirkon, disamping ada Turmalin.
Aluvium Qal
Aluvium merupakan endapan muda Qal berumur Holosen yang berupa endapan sungai, rawa dan pantai. Endapan sungai terutama terdiri dari liat, debu,
pasir dan bahan kasar. Adapun endapan rawa berupa lempung berwarna gelap, lempung liat yang mengandung lempung pasiran, sedangkan endapan pantai
berupa endapan kasar dan pasir halus yang mengandung pecahan Koral dan Moluska. Aluvium pada umumnya menempati daerah aliran sungai dan pantai.
4.1.4 Fisiografi