commit to user
69
Berdasarkan hasil analisis korelasi parsial diatas didapat korelasi antara kestabilan emosi dengan kecemasan komunikasi interpersonal rx
1
y dimana variabel penerimaan diri dikendalikan, adalah -0,428 dan p0,05.
Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan negatif yang signifikan antara
kestabilan emosi dengan kecemasan komunikasi interpersonal. Tabel 23
Korelasi antara Penerimaan diri dengan Kecemasan Komunikasi Interpersonal
Correlations
Control Variables Kecemasan Komunikasi
Interpersonal Penerimaan
Diri Kestabilan Emosi
Kecemasan Komunikasi
Interpersonal Correlation
1.000 -.538
Significance 1-tailed
.
.000
df 82
Penerimaan Diri Correlation
-.538 1.000
Significance 1-tailed
.000 .
df 82
Berdasarkan hasil analisis korelasi parsial diatas didapat korelasi antara penerimaan diri dengan kecemasan komunikasi interpersonal rx
2
y dimana variabel kestabilan emosi dikendalikan adalah -0,538 dan p0,05.
Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan negatif yang signifikan antara penerimaan diri dengan kecemasan komunikasi interpersonal.
4. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif
Setelah dilakukan perhitungan secara manual, sumbangan relatif kestabilan emosi sebesar 38,1 dan sumbangan relatif penerimaan diri
sebesar 61,9. Sumbangan efektif kestabilan emosi dengan kecemasan
commit to user
70
komunikasi interpersonal sebesar 16,95 dan sumbangan efektif penerimaan diri dengan kecemasan komunikasi interpersonal sebesar
27,55. Total sumbangan efektif kestabilan emosi dan penerimaan diri terhadap kecemasan komunikasi interpersonal sebesar 44,5 yang
ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi R² sebesar 0,445.
5. Hasil Analisis Deskriptif
Berikut ini akan disajikan deskripsi data penelitian, deskripsi data penelitian dijelaskan sebagai gambaran umum mengenai data penelitian yang
lengkap dan dapat dilihat pada tabel 24 berikut ini:
Tabel 24 Deskripsi Data Penelitian
Keterangan: M
: Mean : Standar Deviasi
a. Kategorisasi tingkat kecemasan komunikasi interpersonal berdasarkan nilai subjek.
Skala Kecemasan Komunikasi Interpersonal akan dikategorikan untuk mengetahui tinggi rendahnya nilai subjek. Kategorisasi yang
dilakukan adalah dengan mengasumsikan bahwa skor populasi subjek
Skala Jum
Subjek Data hipotetik
M SD
Data empirik M
SD Skor
Min Skor
Maks Skor
Min Skor
Maks Kecemasan
Komunikasi Interpersonal
85 42
168 105
21 58
110 90,21
10,765 Kestabilan Emosi
85 39
156 97,5
19,5 72
134 104,85
12,385 Penerimaan Diri
85 31
124 77,5
15,5 70
113 87,46
8,199
commit to user
71
terdistribusi secara normal, sehingga skor hipotetik didistribusi menurut model normal Azwar, 1999. Skor minimal yang diperoleh subjek adalah
42 x 1 = 42 dan skor maksimal yang dapat diperoleh subjek adalah 42 x 4 = 168, maka jarak sebarannya adalah 168 42 = 126 dan setiap satuan deviasi
standarnya bernilai 126 : 6,0 = 21, sedangkan rerata hipotetiknya 42 x 2,5 = 105. Apabila subjek digolongkan dalam 3 kategorisasi, maka akan diperoleh
kategorisasi serta distribusi skor subjek seperti pada tabel.
Tabel 25 Kriteria Kategori Skala Kecemasan Komunikasi Interpersonal
dan Distribusi Skor Subjek
Standar Deviasi Skor
Kategorisasi Subjek
Rerata empirik
Frek N
Presentase 126
Tinggi -
- MH-
84 126
Sedang 65
76,5 90,21
X MH- X 84
Rendah 20
23,5
Jumlah 85
100
Dari kategori Skala Kecemasan Komunikasi Interpersonal seperti terlihat pada tabel, dapat diambil kesimpulan bahwa 76,5 subjek memiliki
tingkat kecemasan komunikasi interpersonal yang tergolong sedang dan 23,5 subjek tergolong memiliki tingkat kecemasan komunikasi
interpersonal yang tergolong rendah. b. Kategorisasi tingkat kestabilan emosi berdasarkan nilai subjek.
Skala Kestabilan Emosi akan dikategorikan untuk mengetahui tinggi rendahnya nilai subjek. Kategorisasi yang dilakukan adalah dengan
mengasumsikan bahwa skor populasi subjek terdistribusi secara normal, sehingga skor hipotetik didistribusi menurut model normal Azwar, 1999.
commit to user
72
Skor minimal yang diperoleh subjek adalah 39 x 1 = 39 dan skor maksimal yang dapat diperoleh subjek adalah 39 x 4 = 156, maka jarak sebarannya
adalah 156 - 39 = 117 dan setiap satuan deviasi standarnya bernilai 117 : 6,0 = 19,5, sedangkan rerata hipotetiknya 39 x 2,5 =97,5. Apabila subjek
digolongkan dalam 3 kategorisasi, maka akan diperoleh kategorisasi serta distribusi skor subjek seperti pada tabel.
Tabel 26 Kriteria Kategori Skala Kestabilan Emosi
dan Distribusi Skor Subjek
Standar Deviasi Skor
Kategorisasi Subjek
Rerata empirik
Frek N
Presentase 117
Tinggi 15
17,6 MH-
78 117
Sedang 69
81,2 104,85
X MH- X 78
Rendah 1
1,2
Jumlah 85
100
Dari kategori Skala Kestabilan Emosi seperti terlihat pada tabel dapat diambil kesimpulan bahwa 17,6 subjek memiliki kestabilan emosi
yang tergolong tinggi, 81,2 subjek memiliki tingkat kestabilan emosi yang tergolong sedang dan 1,2 subjek memiliki kestabilan emosi yang
tergolong rendah. c. Kategorisasi tingkat penerimaan diri berdasarkan nilai subjek.
Skala Penerimaan Diri akan dikategorikan untuk mengetahui tinggi rendahnya nilai subjek. Kategorisasi yang dilakukan adalah dengan
mengasumsikan bahwa skor populasi subjek terdistribusi secara normal, sehingga skor hipotetik didistribusi menurut model normal Azwar, 1999.
Skor minimal yang diperoleh subjek adalah 31 x 1 = 31 dan skor maksimal
commit to user
73
yang dapat diperoleh subjek adalah 31 x 4 = 124, maka jarak sebarannya adalah 124 31 =93 dan setiap satuan deviasi standarnya bernilai 93 : 6,0 =
15,5 sedangkan rerata hipotetiknya 31 x 2,5 = 77,5. Apabila subjek digolongkan dalam 3 kategori, maka akan diperoleh kategorisasi serta
distribusi skor subjek seperti pada tabel.
Tabel 27 Kriteria Kategori Skala Penerimaan Diri
dan Distribusi Skor Subjek
Standar Deviasi Skor
Kategorisasi Subjek
Rerata empirik
Frek N
Presentase 93
Tinggi 19
22,3 MH-
62 93
Sedang 66
77,7 87,46
X MH- X 62
Rendah -
-
Jumlah 85
100
Dari kategori Skala Penerimaan Diri seperti terlihat pada tabel, dapat diambil kesimpulan bahwa 22,3 subjek memiliki penerimaan diri yang
tergolong tinggi, dan 77,7 subjek memiliki penerimaan diri yang tergolong sedang.
D. Pembahasan