METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang berbentuk deskriptif, yaitu penelitian yang menguraikan sifat-sifat dan keadaan sebenarnya dari suatu objek penelitian. Tujuannya adalah mengumpulkan fakta dan menguraikannya secara menyeluruh dan teliti sesuai dengan persoalan yang akan dipecahkan.

B. Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan penulis adalah data sekunder, yang merupakan data yang telah terdokumentasi yang diperoleh dari perusahaan. Seperti Sejarah Perusahaan, Struktur Organisasi, Company Profil, Laporan Aktiva Tetap, Laporan Keuangan Perusahaan.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah: a. Teknik observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap bagian akuntansi pada PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara. b. Teknik kepustakaan, dalam hal ini penulis membaca dan mempelajari dan mengumpulkan data sekunder mengenai teori-teori, konsep dasar akuntansi khususnya yang berhubungan dengan aktiva tetap. c. Teknik dokumentasi dilakukan dengan melakukan analisis terhadap catatan dan dokumen yang dimiliki oleh organisasi yang terpilih sebagai objek penelitian.

D. Teknik Analisis Data

Metode analisis yang dipakai penulis adalah Metode Deskriptif. Metode deskriptif yaitu metode yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data, menyusun, menginterprestasikan serta menganalisanya sehinga diperoleh gambaran masalah yang diteliti.

E. Jadwal Penelitian

Tahapan Penelitian September Oktober November Desember Januari Pengajuan Judul Penyelesaian Proposal Bimbingan Proposal Seminar Proposal Pengumpulan Data Pengolahan Data Penyelesaian Skripsi

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

1. Gambaran Umum Perusahaan

a. Sejarah Ringkas Perusahaan

Berawal di akhir abad ke 19, perkembangan ketenagalistrikan di Indonesia mulai ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang pabrik gula dan pabrik teh mendirikan pembangkit listrik untuk keperluan sendiri. Antara tahun 1942-1945 terjadi peralihan pengelolaan perusahaan- perusahaan Belanda tersebut oleh Jepang,setelah Belanda menyerah kepada pasukan tentara Jepang di awal Perang Dunia II. Proses peralihan kekuasaan kembali terjadi di akhir Perang Dunia II pada Agustus 1945, saat Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh listrik melalui delegasi BuruhPegawai Listrik dan Gas yang bersama-sama dengan Pimpinan KNI Pusat berinisiatif menghadap Presiden Soekarno untuk menyerahkan perusahaan- perusahaan tersebut kepada Pemerintah Republik Indonesia. Pada 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5 MW. Pada tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU- PLN Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas yang dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965. Pada saat yang sama, 2 dua perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara PLN sebagai pengelola tenaga listrik milik negara dan Perusahaan Gas Negara PGN sebagai pengelola gas diresmikan. Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.17, status Perusahaan Listrik Negara PLN ditetapkan sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan PKUK dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum. Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak tahun 1994 status PLN beralih dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan Persero dan juga sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi kepentingan umum hingga sekarang. Sesuai Undang-undang No.30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan dan berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, berikut adalah rangkaian kegiatan usaha Perusahaan: 1. Menjalankan usaha penyediaan tenaga listrik yang mencakup: a. Pembangkitan tenaga listrik. b. Penyaluran tenaga listrik. c. Distribusi tenaga listrik. d. Perencanaan dan pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik. e. Pengembangan penyediaan tenaga listrik. f. Penjualan Tenaga Listrik kepada konsumen. 2. Menjalankan usaha penunjang tenaga listrik yang mencakup: a. Konsultasi ketenagalistrikan. b. Pembangunan dan pemasangan peralatanketenagalistrikan. c. Pengembangan teknologi peralatan yang menunjang penyediaan tenaga listrik. 3. Kegiatan-kegiatan lainnya mencakup: a. Kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber energi lainnya untuk kepentingan tenaga listrik. b. Pemberian jasa operasi dan pengaturan dispatcher pada pembangkitan, transmisi, distribusi serta retail tenaga listrik. c. Kegiatan perindustrian perangkat keras dan lunak di bidang ketenagalistrikan dan peralatan lain terkait dengan tenaga listrik. d. Kerja sama dengan pihak lain atau badan penyelenggara bidang ketenagalistrikan baik dari dalam maupun luar negeri di bidang pembangunan, operasional, telekomunikasi dan informasi terkait dengan ketenagalistrikan. Kegiatan usaha Perusahaan dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu: 1. Kegiatan Perencanaan Kegiatan yang dilaksanakan oleh Perusahaan sebagai induk perusahaan termasuk diantaranya perencanaan pengembangan fasilitas tenaga listrik pembangkitan, transmisi dan distribusi secara umum dan penunjangnya, rencana pendanaan, pengembangan usaha, pengembangan organisasi dan SDM. Kegiatan perencanaan dilakukan oleh induk Perusahaan yang mencakup pokok kebijakan makro, sedangkan detilnya dilakukan oleh satuan organisasi wilayah atau distribusi. 2. Kegiatan Pembangunan Kegiatan pembangunan yang mencakup konstruksi sarana penyediaan tenaga listrik pembangkitan,transmisi dan gardu induk merupakan tugas dari satuan organisasi konstruksi Proyek Induk, sementara itu pelaksanaan pembangunan jaringan distribusi dilakukan oleh masing-masing unit organisasi wilayah dan distribusi. Kegiatan pembangunan proyek kelistrikan desa yang berasal dari pendanaan APBN adalah merupakan tugas Pemerintah melalui Ditjen Listrik dan Pemanfaatan Energi. 3. Kegiatan UsahaOperasi Kegiatan usaha berupa produksi tenaga listrik dihasilkan oleh pusat pembangkit tenaga listrik yang terdiri dari beberapa jenis pembangkit, yaitu Pusat Listrik Tenaga Uap PLTU berbasis batubara, gas alam atau bahan bakar minyak BBM, Pusat Listrik Tenaga Air PLTA, berbasis tenaga air sebagai penggerak turbin, Pusat Listrik Tenaga Gas PLTGgas turbine berbasis gas alam atau BBM, Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi PLTP berbasis tenaga uap panas bumi dan Pusat Listrik Tenaga Diesel PLTD berbasis BBM.Selain itu, Perusahaan juga melakukan pembelian tenaga listrik yang diproduksi oleh pusatpusat pembangkit tenaga listrik swasta yang juga merupakan gabungan dari beberapa jenis pembangkit, yaitu PLTU berbahan bakar batubara, Pusat Listrik Tenaga Gas Uap PLTGU- combined cycle berbasis gas alam atau BBM, PLTA berbasis tenaga air sebagai penggerak turbin, PLTP berbasis tenaga uap panas bumi dan PLTD berbasis BBM. Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pusat pembangkit disalurkan ke gardu induk melalui jaringan transmisi dengan berbagai tingkat tegangan seperti Tegangan Ekstra Tinggi 500 kV danTegangan Tinggi 150 dan 70 kV. Semakin besar daya yang akan disalurkan melalui kawat transmisi berukuran sama, semakin tinggi tegangan yang diperlukan. Tingkat tegangan di gardu induk yang berkapasitas 500 kV atau 150 kV akan diturunkan untuk tujuan distribusi kepada pelanggan. Kategori pelanggan besar dilayani dengan jaringan tegangan tinggi sebesar 150 dan 70 kV dan jaringan menengah sebesar 20 kV, sementara untuk pelanggan kecil, energi listrik disalurkan ke gardu distribusi melalui Jaringan Tegangan Menengah JTM 20 kV dan selanjutnya di gardu distribusi tegangan diturunkan ke tingkat 380220 volt untuk kemudian disalurkan melalui Jaringan Tegangan Rendah JTR ke sambungan rumah SR. 4. Kegiatan Riset Penunjang Kegiatan yang dilakukan oleh satuan organisasi penunjang mencakup : a. Jasa Pendidikan dan Latihan PT PLN Persero yang bertugas untuk menyelenggarakan berbagai pendidikan dan latihan di bidang teknik, manajemen, keuangan dan administrasi umum. b. Jasa Enjiniring PT PLN Persero yang bertugas memberikan dukungan dalam studi kelayakan, desain dan supervisi konstruksi sarana penyediaan tenaga listrik. untuk memberikan dukungan terhadap produksi dan layanan perbaikan terutama pada sektor kelistrikan. c. Jasa Sertifikasi PT PLN Persero yang bertugas untuk memberikan dukungan dalam sertifikasi produk peralatan listrik, sistem manajemen mutu dan lingkungan bidang ketenagalistrikan serta kelayakan instalasi tenaga listrik dan tera meter. d. Jasa Manajemen Konstruksi PT PLN Persero yang bertugas untuk memberikan dukungan dalam manajemen konstruksi lapangan untuk konstruksi dan layanan perbaikan terutama pada sektor kelistrikan. e. Jasa dan Produksi PT PLN Persero yang bertugas untuk memberikan dukungan terhadap produksi dan layanan perbaikan terutamapada sektor kelistrikan.

b. Struktur Organisasi

1 Manager Mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut: a Menjaga nama baik PT PLN Persero Cabang Lubuk Pakam; b Memimpin, mengurus dan mengelolah cabang Lubuk Pakam sesuai dengan tugfas pokoknya dengan senantiasa berusaha meningkatkan daya guna dan hasil guna dari wilayah; c Mengusulkan dan melaksanakan tecana kerjadan anggaran yang ditetapkan Direksi PLN; d Melaksanakan kebijakan umum dalam pengurus cabang Lubuk Pakam yang telah digariskan oleh Direksi; e Menetapkan kebijaksanaan dibudang perencanaan, pembangunan dan pengusahaan sarana penyediaan tenaga listrik dan Sumber Daya Manusia; f Menjaga agar laporan keungan cabang lubuk Pakam kerjanya tidak menimbulkan kwalifikasi bagi auditor; g Melaksanakan kegiatan-kegiatan lainnya dengan persetujuan Direksi dalam rangka mengembangkan sarana penyediaan tenaga listrik. 2 Asman Asisten Manager Teknik Bertanggung jawab atas tersusunnya strategi, standarisasi dan penerapan system pengelolaan jaringan distribusi dan pembangkit serta penerapan manajemen lingkungan dan keselamatan ketenagalistrikan serta upaya pencapaian sasaran dan ketersediaan kerangka acuan pelaksanaan kerja, untuk mendukung upaya pengasuhan tenaga listrik yang efektif, efesien dengan tingkat mutu dan keandalan yang baik. a Menyusun dan membina penerapan systempengelolaan jaringan distribusi dan pembangkit; b Menyusun rencana kegiatan konstruksi dan administrasi pekerjaan serta membina penerapannya; c Menyusun kebijakan dan membina penerapan manajemen lingkungan dan keselamatan ketenagalistrikan; d Membuat usulan RKAP yang terkait dengan bidangnya; e Menyusun dan mengelolammanajeman mutu; f Menerapkan tata kelola perusahaan yang baik; g Menyusunlaporan keuangan manajeman di bidangnya. 3 Asman Asisten Manager Pengukuran dan Proteksi Bertanggung jawab atas penyediaan tenaga listrik beserta kebutuhan investasinya. Merencankan pengembangan system pembangkit, transmisi, gardu induk, dan distribusi sesuai dengan standar, menciptakan kerangka pelaksanaan kerja sehingga dapat mendukung upaya pengusahaan tenaga listrik yang efektif dan efesien dengan tingkat mutu serta keandalan yang baik dan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik. h Menyusun dan memutahirkan RPTL; i Membuat perkiraan beban jangka pendek, menengah, dan jangka panjang; j Menyusun kebutuhan investasi untuk penyediaan tenaga listrik; k Membuat desain standar konstruksi jaringan distribusi; l Membuat desain standar konstruksi jaringan isolated; m Membuat pedoman untuk evaluasi kelayakan inveatasi; n Melakukan evaluasi sesuai pedoman kelayakan investasi dan penilaian finansial; o Membuat, mengendalikan dan meriview rencana pengembangan sistem ketenagalistrikan; p Membuat dan meriview standar pengembangan sistem dalam kaitannya dengan pelayanan penyambungan; q Melaksanakan survey dan evaluasi kelayakan sistem tenaga listrik untuk PBPD pelanggan besar diatas 5 MVA; r Menyusun rencana pengembangan sarana komunikasi dan scada; s Mengendalikan anggaran investasi dengan meperhatikan efisiensi kinerja perusahaan; t Membuat laporan sesuai dengan bidang tugasnya. 4 Asman Asisten Manager Niaga dan Pelayanan Bertanggung jawab atas upaya pencapaian target pendapatan dari penjualan tenaga listri, pengembangan pemasaran yang berorientasi kepada kebutuhan pelanggan dan transaksi pembelian tenaga listrik yang memberikan nilai tambah bagi Perusahaan, serta ketersediaan standar pelaksanaan kerja dan tercapaianya interaksi kerja yang baik antar unit-unit pelaksana. a. Menyusun, i. Ketentuan dan strategi pemasaran ii. Rencana penjualan energi dan rencana pendapatan; b. Mengevaluasi harga jual energi listrik; c. Menghitung biaya penyediaan tenaga lsitrik; d. Menegosiasikan harga jual beli tenaga listrik; e. Menyusun : i. Strategi dan pengembangan pelayanan pelanggan; ii. Standar dan produk pelayanan; iii. Ketentuan data induk pelanggan DIL dan data induk saldo DIS; iv. Konsep kebijakan sestem informasi pelayanan pelanggan; f. Melakukan pengendalian DIS dan opname saldo piutang; g. Mengkoordinasikan pelaksanaan penagihan kepada pelanggan tertentu antara lain TNIPOLRI dan instansi vertical; h.Mengkaji pengelolaan pencatatan meter dan menyusun rencana penyempurnaanya; i. Menyusun mekanisme interaksi antar unit pelaksana. j. Menyusun rencana pengembangan usaha baru serta pengaturannya; k. Membuat ususlan RKAP yang terkait dengan bidangnya; l. Menyusun dan mengelola manajemn mutu; m.Menerapkan tata kelola perusahaan yang baik; n. Menyusun laporan manajemen di bidangnya.

5. Asman Asisten Manager Keuangan

Bertanggung jawab atas penyelenggaraan pengelolaan anggaran dan keuangn unit sesuai dengan prisnsip-prinsip manajemen keuangan yang baik, pengelolaan pajak dan asuransi yang efektif serta penyajian laporan keuangan dan akuntansi yang akurat dan tepat waktu. a. Menyusun kebijakan anggaran dan proyeksi keuangan Perusahaan; b. Menyusun Biaya perolehan BPP per titik transaksi dan atau perfungsi; c. Mengendalikan anggaran investasi dan anggaran operasi; d. Mengendalikan aliran kas pendapatan; e. Mengendalikan aliran kas Pembiayaan; f. Melakukan pengelolaan keuangan; g. Melakukan analisis dan evaluasi laporan keuangan unit-unit; h. Menyusun laporan keuangan konsolidasi; i. Menyusun laporan rekonsiliasi keuangan; j. Menyusun dan menganalisa kebijakan resiko dan pengahapusan asset; k. Melakukan pengelolaan pajak asuransi; l. Membuat RKAP besama bidang perencanaan dan bidang lainnya; m. Menyusun dan mengelola manajemen mutu, menerapkan tata kelola perusahaan, Menyusun laporan manajeman dibidangnya.

5.1 SPV Supervisor Anggaran dan Pendanaan

Bertanggung jawab atas penyelenggaraan pengelolaan anggaran unit sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen, keuangan yang baik serta menerapkan tata kelola perusahaan yang baik. a Menyusun RKAP bersama bidang lain; b Menyusun cash budget untuk seluruh aktivitas cash in dan cash out; c Menetapkan dan melaksanakan pengendalian SKKO dan SKKO; d Memantau realisasi cash budget anggaran tunai; e Mengevaluasi dan mengusulkan penetapan anggaran tunai unit-unit; f Memantau dan mengendalikan cash in dan cash out; g Memantau dan mengendalikan anggaran investasi dan operasi dengan material PDP dan pemeliharaan; h Mengevaluasi perubahan alokasi pos anggaran; i Mengevaluasi dan mengajukan revisi anggaran; j mengevaluasi resiko yang timbul dari suatu aktivitas Risk Management; k Membuat laporan konsolidasi realisasi cash budget; l Membuat laporan sesuai dengan bidang tugasnya.

5.2 SPV Supervisor Pendapatan

Bertanggung jawab atas penyelenggaraan keuangan sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen keuangan yang baik, pengelolaan pajak dan asuransi sesuai ketentuan yang berlaku serta menerapkan tata kelola perusahaan yang baik; a Melaksanakan pengelolaan administrasi transfer pendapat; b Mengajukan permintaan droping anggaran tunai ke PLN Pusat; c Membuat perencanaan aliran kas pembiayaan AOAI; d Melaksanakan droping kas pembiayaan ke unit Imprest; e Melaksanakan pengendalian kas pembiayaan unit; f Melaksanakan rekonsiliasi kas, bank dan pendapatan; g Meneliti kelengkapan dokumen pendukung pembayaran; h Melaksanakan pembayaran atas transaksi sesuai batas kewenangan yang diberikan; i Melakukan rekonsiliasi piutang pegawai; j Memantau dan mengendalikan biaya operasional PPJJ k Melaksanakan ketentuan pembayaran pajak-pajak serta asuransi; l Memantau dan mengevaluasi Revenue Protection; m Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan transfer pendapatan bank receipt; n Membuat laporan perpajakan; o Membuat laporan sesuai dengan bidang tugasnya;

5.3 SPV Supervisor Akuntansi

Bertangung jawab atas penyelenggaraan pengelolaan akuntasi unit sesuaai dengan standar akuntasi keuangan, serta penyajian laporan keuangan Standar Akuntasi Keuangan, serta penyajian laporan keuangan Standar Akuntasi yang akurat dan tepat waktu serta menerapkan tata kelola perusahaan yang baik. a Melaksanakan rekonsiliasi penerrimaan pendapatan dengan laporan akuntasi; b Menyusun laporan keuangan bulanan, triwulan, semester dan tahunan; c Menyusun laporan keuangan konsolidasi bulanan, triwulan, semester dan tahunan; d Menyusun laporan keuangan konsolidasi keuangan PUKKBina lingkungan; e Menyajikan data laporan konsolidasi keuangan listrik pedesaan; f Menyajikan data laporan proyek selesai ke Departemen APBN g Melaksanakan administrasi material PDP dan utang piutang; h Melaksanakan rekonsiliasi hutang piutang termasuk iuran pensiun; i Mengawasi pelaksanaan opname tisik kas bank kantor cabang dan unit; j Menyusun biaya perolehan pokok BPP per titik traksaksi dan atau per fungsi; k Melaksanakan pembinaan tata kelola akuntansi unit; l Melaksanakan analisa dan evaluasi laporan keuangan unit-unit; m Melakukan inventarisasi asset AY, PDP, Pesediaan, dan Piutang; n Mengelola administrasi asuransi dan penghapusan asset dan limbah; o Menyusun dan mengakaji pengembangn aplikasi sistem informasi akuntansi termasuk sistem akuntasi manajemen; p Membuat laboran sesuais dengan bidang tugasnya.

5.3.1 Sub Bidang Akuntasi AT, Pdp dan Persediaan

Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan akuntansi untuk pembangunan dan pemugaran sarana penyediaan tenaga listrik serta akuntansi aktiva tetap, akuntansi persediaan dan analisa keungan akuntansi.

5.3.2 Sub Bidang Akuntasi Umum

Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan akuntansi umum dan pengusahaan sarana penyediaan tenaga listrik serta menyusun laporan keuangannya.

6. Asman Asisten Manager SDM

Bertanggung jawab atas penyelnggaraan pengelolaan manajemen Sumber Daya Manusia dan organisasi, administrasi kepegawaian dan hubungan industrial, pengelolaan administrasi kesekretariatan, kominukasi masyarakat dan hukum dan pengelolaan keamanan, sarana dan kelancaran kerja organisasi. a. Mengelola : i. Pengembangan organisasi dan manajemen; ii. Pengembangan sumber daya manusia; iii. Manajemen sumber daya manusia; iv. Administrasi kepegawaian dan data pegawai. b. Membina hubungan idustial; c. Mengelola : i. Mengelola sertifikasi asset; ii. Dokumentasi dan perpustakaan; iii. Administrasi kesekretariatan, protokol dan rumah tangga kantor induk. d. Megelola : i. Komuikasi kemasyarakatan dan pelanggan; ii. Fasilitas dan prasarana kerja; iii. Sistem keamanan dan pengamanan kantor. e. Megelola program bina peduli lingkungan; f. Melakukan advokasi hukum dan peraturan-peraturan perusahaan; g. Membuat usulan RKAP yang terkait dengan bidangnya; h. Menyusun dan mengelola manajemen mutu; i. Menyusunlaporan keuangan manajemen di bidangnya.

2. Akuntansi Aktiva Tetap pada PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara a.

Penggolongan Aktiva Tetap Pengertian aktiva tetap menurut PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara pada prinsipnya sama dengan pengertian yang terdapat pada Standar Akuntansi Keuangan yaitu :

1. Mempunyai bentuk fisik;

2. Digunakan secara aktif dalam kegiatan normal perusahaan; 3. Dimiliki tidak sebagai investasi dan tidak untuk dijual; 4. Memiliki masa manfaat relatif permanen lebih dari satu periode akuntansi lebih dari satu tahun; 5. Memberi manfaat dimasa yang akan datang. Perusahaan mengelompokkan aktiva tetap yang dimilikinya atas dua bagian besar yaitu :

1. Aktiva Tetap Menurut Fungsi

PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara membagi aktiva tetapnya menurut fungsinya dengan tujuan mempermudah dalam hal pencatatannya selain itu juga sebagai alat kontrol terhadap setiap fungsi atau bagian yang ada, sebab banyak sekali jenis aktiva tetap yang dimiliki dan setiap fungsi membutuhkan aktiva tetap seperti material cadang yang sama. Pembagian ini diperlukan demi pengambilan keputusan yang tepat oleh pimpinan. aktiva tetap menurut fungsinya terdiri atas : 140 Distribusi 160 Tul 171 Tatausaha 172 Gudang dan Persediaan 176 Wisma dan Rumah Dinas 177 Sistem Telekomunikasi

2. Aktiva tetap Menurut Jenis

Pembagian aktiva tetap menurut jenis ini bertujuan sama dengan pembagian aktiva tetap menurut fungsinya untuk mengetahui secara keseluruhan jumlah aktiva tetap guna memperoleh gambaran yang jelas tentang aktiva tetap yang dimilki. Aktiva tetap menurut jenisnya terdiri atas : 01 Tanah 02 Bangunan dan Kelengkapan Halaman 12 Jaringan Distribusi 13 Gardu Distribusi 14 Perlengkapan Lain-Lain Distribusi 15 Perlengkapan Pengolahan Data 17 Perlengkapan Telekomunasi 18 Perlengkapan Umum 19 Kendaraan Bermotor

b. Perolehan Aktiva Tetap

Aktiva tetap PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara diperoleh dengan beberapa cara yaitu :

1. Membeli dengan tunai

Aktiva tetap yang diperolah melalui pembelian tunai adalah tanah dan perlengkapan umum. Aktiva tetap yang diperoleh secara tunai ini dicatat berdasarkan harga perolehan yaitu seluruh biaya atau pengeluaran yang terjadi sampai aktiva tetap tersebut berfungsi atau dapat dipakai.

2. Membuat sendiri

Aktiva tetap di perusahaan yang dibangun sendiri adalah bangunan dan kelengkapan halaman. Ini dilakukan perusahaan untuk menghemat biaya konstruksi, menggunakan fasilitan yang menganggur atau untuk mencapai kwalitas konstruksi yang lebih tinggi. Nilai perolehan aktiva tetap adalah sebesar jumlah seluruh biaya-biaya dan beban-beban yang diperlukan untuk membangun sampai aktiva tetap tersebut siap digunakan dalam operasi perusahaan.

3. Diterima dari satuan PLN lain

Sebagian aktiva tetap yang dimiliki perusahaan diterima dari satuan PLN lain yang terdiri dari : saluran udara tegangan tinggi, kabel bawah tanah, perlengkapan pengolah data, perlengkapan telekomunikasi, kendaraaan bermotor dan alat-alat mobil serta material cadang. Nilai perolehannya adalah sebesar jumlah nilai perolehan semula seperti yang telah tercatat dalam perusahaan satuan PLN yang menyerahkan beserta akumulasi penyusutannya dan biaya-biaya sehubungan dengan pemindahan aktiva tetap tersebut, misalnya biaya pengangkutan dan biaya pembongkaran tidak menambah nilai, tetapi biaya tersebut bibebankan sebagai biaya operasi.

4. Pemberian atau hibah.

Perusahaan pernah menerima hibah dari pihak lain yaitu tanah. nilai perolehan aktiva tersebut adalah menurut harga pasar yang layak untuk aktiva tetap yang bersangkutan ditambah pajak pertambahan nilai Ppn sebesar 10 sesuai dengan ketentuan Dirjen Pajak. Jika harga pasarnya tidak ada atau sulit diketahui, maka ditetapkan berdasarkan penilaian dan penaksir yang ditunjuk sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku.

c. Penyusutan Aktiva Tetap

Dalam perhitungan penyusutan aktiva tetap PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara menggunakan metode garis lurus yang diatur dalam SK No.054DIRJ1988 dan telah dilaksanakan secara konsisten dari tahun ke tahun. penyusutan dilakukan pada semua aktiva tetap yang dimiliki perusahaan, kecuali aktiva tetap tanah dan hak atas tanah. Perhitungan penyusutan aktiva tetap perusahaan adalah bulanan. Nilai awal aktiva tetap ditetapkan sebesar harga perolehan aktiva tetap tersebut. Sedangkan nilai residu adalah nol. Masa manfaat atau umur aktiva tetap yang telah ditetapkan PT.PLN Persero Wilayah Sumatera Utara, sedangkan aktiva tetap yang telah habis disusutkan tidak disusutkan lagi. PT.PLN Persero telah menetapkan tarif penyusutannya untuk aktiva tetapnya yang berlaku untuk seluruh wilayah. Adapun masa manfaat aktiva tetap menurut jenisnya pada PT.PLN Persero Wilayah Sumatera Utara adalah sebagai berikut. Tabel 4.1 Masa Manfaat Aktiva Tetap Menurut Jenis No. Nama Jenis Masa Manfaat Tahun 1. Tanah 2. Gedung-Gedung Batu 3. Bangunan Kayu Seng 31 4. Kelengkapan Halaman 15 5. JTM Menara 15 6. Ja r. Udara Trg. Menengah Tiang 37 7. JTM Hantaran Diatas Tanah 37 8. Kabel Bawah Tanah 37 9. JTR Tiang 37 10. JTR Hantaran Diatas Tanah 37 11. JAR. Distr. Dibawah Tanah 37 12. Bangunan 37 13. Transformator 37 14. Regulator 37 15. Pemutus Aliran 37 16. Kapasitor 37 17. Prlkpn. Pelindung Pengontrol 37 18. Rupa-rupa 37 19. Meter dan Saklar Waktu 15 20. Peralatan Kamar Tera 15 21. Sambungan Rumah Diatas Tanah 15 22. Sambungan Rumah Dibawah Tanah 15 23. Prlkpn. Penerangan Umum PJU 25 24. Prltn Instalasi yang disewakan 1 25. Perabot dan Peralatan 5 26. Perlengkapan Kantor 5 27. Perlengkapan Service 5 28. Perlengkapan Rupa-rupa 5 29. Kendaraan Bermotor 5 30. Alat-alat yang Mobil 5 31. Mat. Cad Jaringan Udara T.M 37 32. Mat. Cad Gardu Distribusi 37 33. Mat. Cad Prlk. Lain-lain Distribusi 15 Jurnal yang dilakukan pada saat penyusutan adalah : Beban Penyusutan nama aktiva Rp. xxxx Akumulasi Penyusutan nama aktiva Rp. Xxxx

d. Pengeluaran terhadap Aktiva Tetap

Pada umumnya aktiva tetap mempunyai umur ekonomis yang terbatas. keterbatasan ini dapat disebabkan oleh pengaruh faktor fisik dan faktor fungsional. Untuk mencegah proses ini berlangsung lebih cepat, maka dalam masa pemakaian aktiva tetap tersebut, perusahaan mengeluarkan sejumlah dana yang dikenal dengan nama expenditure atau pengeluaran. PT.PLN Persero Wilayah Sumatera Utara mengeluarkan biaya pemeliharaan dan perbaikan untuk aktiva tetap yang dimilikinya. Hal itu dilakukan agar aktiva tetap tersebut tetap dapat dipakai dalam operasi perusahaan. Pengeluaran ini dapat digolongkan menjadi pengeluaran penghasilan Revenue Expenditure dan pengeluaran modal Capital Expenditure. Pengeluaran penghasilan pada PT.PLN Persero Wilayah Sumatera Utara terdiri atas biaya pemeliharaan dan biaya reperasi kecil yang diperlakukan sebagai beban usaha selama masa penggunaan aktiva tetap tersebut. Pengeluaran modal mencakup biaya perbaikan atau reperasi besar yang dikapitalisasi sebagai pertambahan harga perolehan aktiva tetap.

e. Penarikan Aktiva Tetap

Pada saat tertentu perusahaan melakukan Penarikan aktiva tetap yang dimilikinya dari operasi normal perusahaan. Penghentian dan pelepasan aktiva tetap tersebut dilakukan oleh perusahaan apabila kondisi fisik tidak memungkinkan lagi utnuk beroperasi dan sudah tidak ekonomis lagi bagi perusahaan. Tahapan yang dilakukan dalam melaksanakan penarikan aktiva tetap adalah sebagai berikut : 1. Aktiva tetap yang akan ditarik untuk tahapan pertama dimasukkan ke dalam Aktiva Tetap Tidak Beroperasi ATTB terlebih dahulu. Jurnal yang dilakukan adalah : Aktiva Tetap Tidak Beroperasi Rp. xxxx Aktiva Tetap Rp. xxxx 2. Apabila aktiva tetap yang dimasukkan ke dalam ATTB sudah tidak ekonomis lagi maka PT.PLN Persero Wilayah Sumatera Utara akan mengusulkan kepada PLN Pusat agar aktiva tersebut dijual atau dihapuskan. PLN Pusat akan mengadakan penilaian dengan seksama dan meneruskan hal ini kepada, Menteri Keuangan dan Menteri Pertambangan dan Energi untuk ditinjau lebih lanjut. Jurnal yang dilakukan jika PLN pusat menyetujui penghapusan aktiva tetap jurnal yang dilakukan adalah : Aktiva Tetap Rp. xxxx Aktiva Tetap Tidak Beroperasi Rp. xxxx Ada kalanya aktiva tetap yang dimasukkan ke dalam ATTB masih bisa dimanfaatkan. Contoh, Tiang 15 meter rusak, masuk ke dalam ATTB, setelah ditinjau ulang tiang tersebut masih dapat digunakan tapi hanya 12 meter. Maka Tiang yang 15 meter dinilai ulang kembali menjadi 12 meter.

f. Penyajian Aktiva Tetap dalam Laporan Keuangan

Laporan Keuangan dapat dikatakan wajar jika laporan keuangan dapat menggambarkan posisi keuangan yang wajar, tidak menyesatkan dan tidak menimbulkan kekeliruan apabila dibaca oleh pemiliknya. Pada PT.PLN Persero Wilayah Sumatera Utara Aktiva tetap perusahaan disajikan dalam laporan keuangan pada komponen neraca dan berada pada sisi debit neraca. Dalam neraca dicatat Aktiva tetap bruto dan penyusutan awal dan akhir periode dan dibandingkan dengan saldo periode tahun sebelumnya.

g. Pengaruh Aktiva Tetap terhadap Laporan Keuangan

Dalam hal pencatatanya sehubungan perolehan aktiva tetap, PT PLN telah mengikuti pedoman atau standar yang ada yaitu aktiva tetap yang dibeli secara tunai dicatat sebesar harga perolehan, yakni harga beli ditambah dengan biaya-biaya yang dikeluarkan dampai aktiva tersebut siap utnuk dioperasikan dipakai. Nilai perolehan aktiva tetap yang dibangun sendiri dicatat sebesar jumlah biaya dan beban yang diperlukan untuk membangun aktiva tetap sampai aktiva tetap tersebut siap digunakan. Nilai perolehan aktiva tetap yang diterima dari satuan PLN Lain adalah sebesar jumlah nilai perolehan semula seperti yang telah tercatat dalam perusahaan satuan PLN yang menyerahkan beserta akumulasi penyusutannya dan biaya-biaya sehubungan dengan pemindahan aktiva tetap tersebut. Sedangkan nilai perolehan aktiva tetap yang diperoleh dari hibah dicatat sebesar harga pasar atau harga taksiran yang layak. Hal ini dapat memperlihatkan pengaruh yang cukup signifikan pada laporan keuangan PT PLN tersebut. Contoh :

1. Membeli dengan tunai

Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara membeli tunai dicatat sebesar jumlah uang yang dikeluarkan yang mencakup semua pengeluaran utnuk pembelian dan penyiapan hingga dapat dipakai sebagaimana dimaksudkan. Apabila ada potongan harga, maka langsung dipotong harga faktur. Contoh : Pada tanggal 20 Januari 2010, dibeli mesin dengan tunai sebesar Rp.5.000.000,- biaya pengangkutan Rp.300.000,- dan biaya pemasangan Rp.200.000,- maka akan dijurnal sebagai berikut : Tabel 4.2 Jurnal Pembelian Tunai Tanggal Uraian Ref. Debit Kredit 20Jan2010 Mesin Kas Rp. 5.500.000 Rp. 5.500.000

2. Membeli dengan angsuran

Perolehan aktiva tetap dengan angsuran pembayarannya dilakukan dikemudian hari secara angsuran disertai bunga angsuran. Contoh: Pada tanggal 1 Februari 2009, dibeli Mesin dengan harga Rp.25.000.000,- pembayaran pertama Rp. 10.000.000,- dan sisanya diangsur tiap tanggal 31 Desember selama 3 tahun sebesar Rp.5.000.000,- dengan bunga 12 pertahun, maka akan dijurnal sebagai berikut : Tabel 4.3 Jurnal Pembelian Angsuran Tgl. Uraian Ref. Debit Kredit 1Feb 2009 31Des 2009 Mesin Hutang Usaha Kas Hutang Usaha Beban Bunga Kas Rp. 25.500.000 Rp. 5.000.000 Rp. 1.650.000 Rp. 15.000.000 Rp. 10.000.000 Rp.6.650.000 Jurnalnya akan dibuat setiap akhir tahun sampai masa angsuran aktiva yang dibeli habis.

3. Pemberian atau hibah.

Jika aktiva tetap diperoleh sebagai sumbangan atau pemberian maka tidak ada harga perolehan sebagai basis penilaiannya, atau aktiva tetap dicatat dengan harga pasarnya yang wajar. Kendatipun pengeluaran tertentu mungkin dilakukan atas pemberian aktiva tetap tersebut. Tetapi pengeluaran itu biasanya jauh lebih kecil dari nilai aktiva tetap. Contoh : Pada tanggal 21 Maret 2009, diperoleh Tanah dan Bangunan dari sumbangan dengan nilai Rp.90.000.000,- dan Rp.50.000.000,- maka ayat jurnalnya adalah : Tabel 4.4 Jurnal Pemberian Hibah Tgl. Uraian Ref. Debit Kredit 21Mar 2009 Tanah Bangunan Modal Donasi Rp. 90.000.00 Rp. 50.000.000 Rp. 140.000.000

B. Analisa Hasil Penelitian

1. Penggolongan Aktiva Tetap

PT.PLN Persero Wilayah Sumatera Utara mempunyai kebijakan akuntansi tersendiri dalam memperlakukan aktiva tetap yang dimilikinya yang dianggap perusahaan cukup baik dan sesuai dengan perusahaan. Dasar perusahaan mengelompokkan suatu aktiva tertentu ke dalam aktiva tetap yaitu aktiva tersebut mempunyai bentuk fisik, digunakan secara aktif dalam kegiatan normal perusahaan, dimiliki tidak sebagai investasi dan tidak untuk dijual, memiliki masa manfaat relatif permanen lebih dari satu periode akuntansi lebih dari satu tahun, memberi manfaat dimasa yang akan datang. Dasar penentuan aktiva tetap ini telah sesuai dengan Standar Akuntasi Keuangan. Keseluruhan aktiva tetap yang ada dikelompokkan oleh perusahaan menurut fungsi yang memanfaatkannya dan jenis aktiva tetap tersebut. Jika dilihat dari cara penggolongan yang dilakukan perusahaan ini terhadap aktiva tetap yaitu dengan membagi aktiva tetap kedalam dua bahagian besar yakni menurut fungsi dan jenisnya. Hal ini dilakukan demi mencapai efektivitas dan kelancaran operasional perusahaan disamping diinginkannya kontrol antara aktiva tetap menurut fungsinya dan menurut jenisnya. Jika dibandingkan dengan teori yang ada, hal ini tidaklah menyalahi aturan atau menyimpang dengan pedoman yang ada. PT.PLN Persero Wilayah Sumatera Utara membuat suatu daftar aktiva tetap sebagai pendukung laporan keuangan. Di dalam daftar tersebut dirinci mengenai nama aktiva tetap, jumlah fisik, satuan, masa manfaat, harga perolehan, beban penyusutan, akumulasi penyusutan dan nilai buku dari aktiva tetap. Daftar tersebut sangat membantu pemakai laporan keuangan untuk membaca informasi mengenai aktiva tetap perusahaan.

2. Perolehan Aktiva Tetap

PT.PLN Persero Wilayah Sumatera Utara memperoleh aktiva tetapnya dengan empat cara yakni dengan membeli dengan tunai, membuat sendiri, diterima dari satuan PLN lain dan pemberian atau hibah. Dalam hal pencatatanya sehubungan perolehan aktiva tetap, perusahaan ini telah mengikuti pedoman atau standar yang ada yaitu aktiva tetap yang dibeli secara tunai dicatat sebesar harga perolehan, yakni harga beli ditambah dengan biaya-biaya yang dikeluarkan dampai aktiva tersebut siap utnuk dioperasikan dipakai. Nilai perolehan aktiva tetap yang dibangun sendiri dicatat sebesar jumlah biaya dan beban yang diperlukan untuk membangun aktiva tetap sampai aktiva tetap tersebut siap digunakan. Nilai perolehan aktiva tetap yang diterima dari satuan PLN Lain adalah sebesar jumlah nilai perolehan semula seperti yang telah tercatat dalam perusahaan satuan PLN yang menyerahkan beserta akumulasi penyusutannya dan biaya-biaya sehubungan dengan pemindahan aktiva tetap tersebut. Sedangkan nilai perolehan aktiva tetap yang diperoleh dari hibah dicatat sebesar harga pasar atau harga taksiran yang layak. Dari keempat cara perolehan tersebut perusahaan telah melakukannya seuai dengan Standar Akuntansi Keuangan.

3. Penyusutan Aktiva Tetap

Penggunaan aktiva tetap secara terus menerus akan mengakibatkan penuaan secara fisik. Walaupun ketika masa penggunaannya aktiva tetap tersebut diperbaiki, akan tetapi kemampuan produksinya akan semakin berkurang dan suatu saat aktiva itu harus diganti. Aktiva tetap tidak pernah lepas dari penyusutannya, karena aktiva tetap itu sendiri memiliki masa manfaat yang terbatas dan kemampuan ekonomis yang semakin hari semakin berkurang kecuai tanah, jadi perlu diadakan pengalokasian biaya secara berkala. Dalam prakteknya terdapat beberapa macam metode penyusutan yang dapat diterapkan oleh suatu perusahaan yang dapat disesuaikan dengan jenis aktiva tetap yang dimiliki. Perusahaan bisa memilih salah satu atau beberapa diantaranya untuk dijadikan pedoman dalam menentukan beban penyusutan setiap periode akuntansi. PT.PLN Persero Wilayah Sumatera Utara dalam prakteknya hanya menetapkan satu metode penyusutan saja untuk semua jenis aktiva tetap, yang dimiliki yakni metode garis lurus dengan mengabaikan nilai residu atau menganggap nilai residu sama dengan nol. Metode ini telah dilaksanakan secara konsisten dari tahun ke tahun dan telah sesuai dengan Standar Akuntasi Keuangan. Berdasarkan analisa dan observasi yang dilakukan oleh penulis di perusahaan ini, penulis kurang setuju dengan penerapan metode garis lurus yang sepenuhnya diterapkan untuk semuajenis aktiva tetap. Untuk Gedungbangunan, perlengkapan umum dan perlengkapan pengolahan data, penulis setuju dengan diterapkannya metode garis lurus, tetapi untuk kendaraan, jaringan distribusi, perlengkapan telekomunikasi dan perlengkapan distribusi lainnya penulis kurang setuju dengan diterapkannya metode garis lurus terhadap aktiva ini karena kemampuan ekonomis yang dimiliki aktiva ini tidak sama sepanjang tahun dalam masa manfaat. Pada tahun-tahun pertama kemampuan atau daya yang bisa disumbangkan aktiva ini jauh lebih besar dari tahun-tahun berikutnya, hal inilah yang menyebabkan penulis kurang setuju dengan penerapan metode garis lurus untuk semua jenis akitva tetap. Penulis lebih merasa tepat jika terhadap jaringan distribusi, gardu distribusi, perlengkapan telekominikasi dan kendaraan diterapkan metode penyusutan jumlah angka tahun atau saldo menurun atau metode jam jasa. Jika dilihat dari segi kemudahankesederhanaanya, metode garis lurus adalah satu-satunya metode yang tepat. Menurut penulis, faktor kemudahan dan kesederhanaan bukanlah satu-satunya alasan yang paling utama dalam menentukan pemilihan metode penyusutan, kembali harus tetap memastikan faktor-faktor lain yang tidak kalah pentingnya, seperti faktor ketepatan dan keakuratan demi kewajaran laporan keuangan yang dihasilkan.

4. Pengeluaran terhadap Aktiva Tetap

Dalam penggunaan aktiva tetap PT.PLN Persero Wilayah Sumatera Utara menetapkan kebijakan akuntansi untuk memperlakukan pengeluaran setelah perolehan aktiva tetap menjadi dua bagian besar yaitu sebagai pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan. Dalam pelaksanaanya pengeluaran modal dikapitalisasi sebagai pertambahan harga perolehan aktiva tetap dan pengeluran pendapatan dibebankan pada periode berjalan. Perlakuan akuntansi ini telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan.

5. Penarikan Aktiva Tetap

Pada saat tertentu perusahaan melakukan penarika aktiva tetap yang dimilikinya dari operasi normal perusahaan. Penghentian dan pelepasan aktiva tetap dilakukan oleh perusahaan apabila kondisi fisik dari aktiva tetap yang bersangkutan sudah tidak memungkinkan lagi untuk beroperasi atau aktiva tetap yang dihentikan atau dilepaskan tersebut tidak lagi ekonomis bagi perusahaan. Dalam pelaksanaanya, aktiva tetap yang dihentikan dari operasi normal perusahaan akan dimasukkan dalam perkiraan aktiva tetap tidak beroprasi dan apabila aktiva tetap tersebut dijual maka nilainya dihapuskan seluruhnya dari perkiraan aktiva tetap demikian juga dengan akumulasi penyusutannya.

6. Penyajian Aktiva Tetap dalam Laporan Keuangan

Penyajian aktiva tetap pada PT.PLN Persero Wilayah Sumatera Utara telah sesuai dengan Standar Akuntasi Keuangan. Aktiva tetap disajikan dalam laporan keuangan pada komponen neraca dan berada pada sisi debit neraca Di dalam neraca dicantumkan nilai buku dan akumulasi penyusutan aktiva tetap.

7. Pengaruh Aktiva Tetap terhadap Laporan Keuangan

Aktiva tetap terhadap laporan keuangan PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara mempunyai pengaruh yang cukup signifikan, dimana jumlah beban penyusutan dalam suatu periode dilaporkan secara terpisah dalam laporan laba rugi atau diungkapkan pada catatan kaki. Penjelasan umum mengenai metode yang digunakan dalam menghitung penyusutan juga dilaporkan. Jumlah setiap kelompok aktiva utama harus diungkapkan dalam neraca atau dalam catatan kaki. Disajikan pada nilai buku harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Biaya-biaya dari beberapa upaya PT PLN juga dicantumkan didalam neraca yang memperlihatkan pengaruh terhadap laporan keuangan tersebut.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN