Memberikan Masukan dalam Pembangunan Kebijakan (Providing Inputs into Policy Development)
1) Memberikan Masukan dalam Pembangunan Kebijakan (Providing Inputs into Policy Development)
Menurut Arifsyah Nasution, secara umum tugas para jurukampanye di berbagai Greenpeace NROs adalah menyampaikan berbagai dokumen intervensi Greenpeace, seperti policy briefing kepada para pejabat-pejabat utama di dalam
pemerintah nasional. 236 Berdasarkan penjelasan dari para jurukampanye yang menjadi narasumber dalam skripsi ini, upaya pengiriman dokumen intervensi
tersebut atau yang dikenal dengan “endorsement” dapat melalui komunikasi lewat telepon ataupun surel, bertemu dalam rapat khusus, berpartisipasi dalam kegiatan diskusi (seperti FGD maupun lokakarya) yang diselenggarakan oleh pemerintah,
234 Greenpeace, Oceans Sanctuaries Political Work Plan 2014-2015.
235
236 Greenpeace, Oceans Sanctuaries Political Work Plan 2014-2015.
Wawancara Pribadi dengan Arifsyah Nasution. Jakarta, 7 Juni 2017.
maupun mengundang perwakilan pemerintah dalam kegiatan diskusi (seperti FGD maupun lokakarya) yang diselenggarakan oleh Greenpeace. Menurut Arifsyah Nasution, upaya tersebut dilakukan untuk mengintervensi secara langung dalam proses pembuatan posisi negara atau paling tidak untuk membuat para delegasi diinformasikan secara baik terhadap isu-isu yang akan dibahas sebelum menghadiri pertemuan Kelompok Kerja BBNJ. Selain itu, endorsement kepada para delegasi dari champion countries dan like-minded countries, khususnya negara-negara berkembang, dibutuhkan untuk meningkatkan kapabilitas mereka agar dapat berdebat dengan para delegasi dari opponent countries, melihat bahwa
minimnya kapabilitas negara, khususnya negara-negara berkembang. 237
Beberapa contoh kasus upaya yang dilakukan oleh Greenpeace NROs, antara lain: Greenpeace AS, di mana, menurut John Hocevar, Greenpeace beserta NGO lain telah berkomunikasi sebanyak 24 kali dengan tujuh hingga delapan
pejabat dari Kementerian Luar Negeri AS; 238 Greenpeace Indonesia, di mana, menurut penjelasan dari Arifsyah Nasution, sejak awal peluncuran kampanye
kelautannya di Asia Tenggara, ditandai dengan kedatangan kapal Rainbow Warrior III pada tahun 2013, telah bertemu langsung dengan pihak Kementerian Luar Negeri Kementerian Kelautan dan Perikanan, maupun Kementerian
Koordinator Kemaritiman; 239 Greenpeace Swedia, di mana menurut Frida Bengtsson, Senior Oceans Campaigner Greenpeace Nordic - Swedia, juga
menjalin komunikasi dengan pemerintah nasional Swedia, salah satunya dengan
237 Wawancara Pribadi dengan Arifsyah Nasution. Jakarta, 7 Juni 2017.
239 Wawancara Pribadi dengan John Hocevar. Via Skype, 10 Mei 2017.
Wawancara Pribadi dengan Arifsyah Nasution. Jakarta, 7 Juni 2017.
Isabella Lovin, Menteri Kerjasama Pembangunan Internasional dan Iklim Swedia; 240 Greenpeace Kanada, di mana, menurut Sarah King, Senior Oceans
Strategist Greenpeace Kanada, secara rutin berkomunikasi dengan pejabat dari Kementerian Perikanan dan Kelautan Kanada serta Kementerian Luar Negeri
Kanada, baik melalui telefon maupun pertemuan langsung; 241 hingga Greenpeace Korea Selatan, di mana, menurut Taehyun Park, Senior Oceans Campaigner
Greenpeace Asia Timur - Korea Selatan, sering menginisiasi pertemuan langsung dengan pejabat pemerintah. 242
Menurut Sofia Tsenikli, Chair of Greenpeace Delegation at Working Group BBNJ 2013-2015, selain melakukan komunikasi pollitik secara langsung dengan pemerintah nasional, Greenpeace berkolaborasi dengan NGO lain
menyelenggarakan lokakarya regional. 243 Di antara berbagai lokakarya regional yang diselenggarakan oleh NGO yang tergabung dalam Deep Seas Conservation
Coalition dan High Seas Alliance, Greenpeace bersama Pew Charitable Trust, PICAF, dan pemerintah Filipina, 244 secara langsung menyelenggarakan “Regional
Workshop for ASEAN Member States on Sustainable Use and Conservation of Marine Environment Beyond Areas of National Jurisdiction” di Filipina pada 9-13
Desember 2014. 245 di mana, menurut pengakuan dari Budi Atyasa, Kementerian
Wawancara Pribadi dengan Frida Bengtsson. Via Skype, 29 Mei 2017. 241 Wawancara Pribadi dengan Sarah King. Via Email, 29 Mei 2017.
242 Wawancara Pribadi dengan Taehyun Park. Via Email, 23 Juni 2017.
244 Wawancara Pribadi dengan Sofia Tsenikli. Via Email, 12 Juni 2017.
High Seas Alliance, HSA Members Host Series of Regional BBNJ Workshops. 245 UN, ConferencesMeetingsWorkshopsTraining Courses Attended by the UN Legal Counsel or
a Representative of the DOALOS to Provide Information on the Legal Regime in the UNCLOS and Related Agreements, as well as Policy Development in Ocean Affairs and the Law of the Sea at the UN: From 1 September 2014 to 31 August 2015 dari http:www.un.orgdeptslosreference_filesmeetings.pdf diakses pada 12 Juni 2017.
Luar Negeri RI, yang menghadiri lokakarya regional tersebut bersama Sora Lokita dari Kementerian Koordinator Kemaritiman RI, menyatakan bahwa, “banyak informasi dan data yang saya pribadi juga baru mengetahuinya dari lokakarya tersebut dan tentunya berguna buat pemerintah dalam menentukan posisinya
terkait perlindungan laut lepas.” 246 Hal tersebut menggambarkan bahwa informasi yang diberikan oleh Greenpeace dapat bermanfaat bagi pemerintah dalam
mengambil keputusan, khususnya negara berkembang, yang tidak memiliki kapabilitas untuk melakukan penelitian terhadap keanekaragaman hayati di laut lepas. Menurut Dr. rer. nat. Mufti Petala Partia akibat dari tingginya biaya yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian bawah laut di laut dalam, menyebabkan
informasi tentang keanekaragaman hayati di wilayah tersebut masih terbatas. 247
Meskipun demikian, upaya komunikasi yang dilakukan Greenpeace NROs kepada pemerintah nasional di level domestik masih bergantung pada akses dan respon yang diberikan oleh pemerintah nasional tersebut. Hubungan baik dijalin oleh Greenpeace dengan pemerintah Indonesia dan Swedia, di mana Greenpeace diberikan akses untuk melakukan endorsement dalam proses pembuatan posisi negara. Menurut Haryo Budi Nugroho, Utusan Khusus Presiden RI untuk Urusan
Perbatasan Maritim, 249 dan Budi Atyasa, pemerintah Indonesia secara terbuka mengundang Greenpeace untuk terlibat langsung dalam proses pembuatan posisi
negara Indonesia serta pembentukan tim delegasi seperti melalui FGD.
246 Wawancara Pribadi dengan Budi Atyasa. Jakarta, 2 Juni 2017. 247 Wawancara Pribadi dengan Mufti Petala Partia. Depok, 17 Mei 2017. 248 249 Wawancara Pribadi dengan Haryo Budi Nugroho. Jakarta, 5 Mei 2017.
Wawancara Pribadi dengan Budi Atyasa. Jakarta, 2 Juni 2017.
Kondisi berbeda dialami oleh Greenpeace AS, di mana, meskipun menurut Elizabeth Kim, pemerintah AS memberikan akses terbuka kepada partisipasi
NGO dalam proses pembuatan kebijakan, 250 akan tetapi, menurut John Hocevar, NGO yang mengangkat isu BBNJ, mendapatkan ancaman dari salah satu pejabat
Kementerian Luar Negeri AS, yaitu Ambassador Dave Bolton, agar para NGO tersebut tidak ikut campur dalam isu tersebut. 251 Sedangkan, dalam kasus
Greenpeace Denmark, menurut Magnus Eckeskog, Senior Oceans Campaigner Greenpeace Nordic - Denmark, upaya Greenpeace untuk mengadalam pertemuan
langsung dengan pemerintah Denmark selalu ditolak oleh pihak pemerintah. 252 Kasus yang lebih buruk dialami oleh Greenpeace Jepang, di mana, menurut Kazue
Komatsubara, Senior Oceans Campaigner Greenpeace Jepang, kampanye perburuan paus Greenpeace telah membuat reputasi Greenpeace menjadi buruk bagi pemerintah Jepang, sehingga membuat komunikasi dengan pemerintah
Jepang menjadi mustahil, khususnya dalam isu perikanan. 253
2) “Name and Shame” melalui Kampanye publiks
Selain melakukan lobi politik, Greenpeace NROs juga memainkan upaya untuk membangun kesadaran publik hingga tekanan publik dengan melakukan kampanye publik. Upaya ini dilakukan ketika Greenpeace kesulitan merubah posisi opponent countries, terutama di negara-negara di mana pemerintah nasionalnya memberikan akses yang terbatas kepada NGO untuk berkomunikasi
250 Wawancara Pribadi dengan Elizabeth Kim. Via Phone, 26 Mei 2017. 251 Wawancara Pribadi dengan John Hocevar. Via Skype, 10 Mei 2017. 252 253 Wawancara Pribadi dengan Magnus Eckeskog. Via Skype, 16 Mei 2017.
Wawancara Pribadi dengan Kazue Komatsubara. Via Email, 3 Juli 2017.
dan melakukan lobi politik. 254 Oleh karena itu, kegiatan kampanye publik ditujukan untuk mempengaruhi opini publik untuk mengisolasi opponent
countries dan melemahkan argumen mereka dengan melakukan upaya “name and shame” kepada negara-negara tersebut. 255 Berdasarkan dokumen internal
Greenpeace “Implementing Agreement Political Strategy 2012-2014,” pada tahun 2013-2014, Greenpeace berfokus pada kampanye publik meningkatkan opini publik serta membangun dukungan korporasi dan pasar terhadap perlindungan
laut lepas dengan meluncurkan tiga kampanye, yaitu “Monster Boats,” 256 “Deep
Sea Mining, 258 serta “Arctic Sanctuary,” yang bertujuan untuk mengekspos kepentingan opponent countries atas aktivitas eksploitasi di laut lepas. 259
Contoh kasus “name and shame” yang paling besar dilakukan oleh Greenpeace NROs ialah, sebelum penyelenggaraan Our Ocean Conference, Greenpeace AS membuat suatu surat terbuka kepada Menlu John Kerry berjudul, “Dear John, We Need to Talk: Will You Commit to Our Oceans‟ Future?” yang ditulis oleh Phil Kline, Senior Oceans Campaigner Greenpeace AS, 260 dan Kumi Naidoo, Direktur Greenpeace Internasional, 261 untuk mempertanyakan komitmen
254 Greenpeace, Implementing Agreement Political Strategy 2012-2014. 255 Greenpeace, Oceans Sanctuaries Political Work Plan 2014-2015. 256 Greenpeace, Monster Boats: The Scourge of the Oceans. 257 Michelle Allsopp, dkk., Review of the Current State of Development and the Potential for
Environmental Impacts of Seabed Mining Operations (Amsterdam: Greenpeace, 2013) 258 Neil T. M. Hamilton, Arctic Sanctuary: Global Commons, Environmental Protection
and Future-Proofing (Amsterdam: Greenpeace, 2014)
260 Greenpeace, Implementing Agreement Political Strategy 2012-2014.
Phil Kline, Dear John, We Need to Talk: Will You Commit to Our Oceans’ Future? (2014) dari http:www.greenpeace.orginternationalennewsBlogsmakingwavesour-oceansblog49370 diakses pada 13 Juni 2017.
261 Kumi Naidoo, Dear John, We Need to Talk: Will You Commit to Our Oceans’ Future? (2014) dari http:www.huffingtonpost.comkumi-naidoodear-john-we-need-to-
talk_b_5371236.html?utm_hp_ref=tw diakses pada 13 Juni 2017.
John Kerry yang sempat memberikan pernyataan, “There can be no doubt that the ocean requires our protection and our collective action” dan membandingkannya dengan kebijakan AS yang kontradiktif dengan berusaha menggagalkan upaya
pembentukan perjanjian pelaksanaan di bawah UNCLOS. 262 Kemudian, pada saat Our Ocean Conference sedang diselenggarakan, Greenpeace AS juga melakukan
aksi “photo opportunities” yang ditujukan kepada Menlu John Kerry, 263 dan didukung oleh Greenpeace Swedia, Jerman, Perancis, India, Australia, Korea
Selatan, dan Argentina yang melakukan aksi „direction communication‟ di Kedutaan Besar AS, dengan memberikan surat “Dear John” kepada Duta Besar AS untuk mendesak Menlu John Kerry "Act for the High Seas.” 264
Kasus “name and shame” lainnya ditujukan kepada Rusia, di mana para aktivis Greenpeace melakukan „direction action‟ di oil platform “Prirazlomnaya”
milik perusahaan minyak asal Rusia, yaitu Gazprom, yang terletak di Laut Pechora di wilayah Arktik pada 18 September 2013. 265 Meskipun aksi tersebut
berakhir dengan penahanan kepada 28 aktivis Greenpeace, dua jurnalis, beserta kapal Arctic Sunrise hingga 39 Desember 2013, 266 akan tetapi, fenomena tersebut
juga dapat mempengaruhi kebijakan Rusia, antara lain: delegasi Rusia
263 Kline, Dear John, We Need to Talk.
Daniel Mittler, Ocean Action in Washington – But High Seas Ignored (2014) dari http:www.greenpeace.orginternationalennewsBlogsmakingwavessupport-ocean- sanctuaries-united-nationsblog49665 diakses pada 15 Juni 2017.
264 Sofia Tsenikli, Major Breakthrough for Ocean Lovers: UN Takes Landmark Step Towards High Seas Biodiversity Agreement (2015) dari http:www.greenpeace.orgcanadaenBlogmajor-
breakthrough-for-ocean-lovers-un-takes-blog51974 diakses pada 15 Juni 2017. 265 Greenpeace, Update from the Arctic Sunrise Activists (2014) dari
http:www.greenpeace.orginternationalennewsfeaturesFrom-peaceful-action-to-dramatic- seizure-a-timeline-of-events-since-the-Arctic-Sunrise-took-action-September-18-CET diakses pada 15 Juni 2017. 266
Greenpeace, Update from the Arctic Sunrise Activists.
mengumumkan kepada Arctic Council bahwa pemerintah Rusia mendukung pembentukan istrumen hukum untuk mencegah tumpahan limah minyak di wilayah Arktik; Presiden Vladimir Putin memerintahkan kepada pemerintah dan perusahaan minyak Rusia untuk melakukan langkah-langkah perlindungan keanekaragaman hayati di wilayah Arktik dari tumpahan minyak bekerjasama
dengan para ilmuwan dan NGO dan kebijakan lainnya. 267 Aksi serupa juga dilakukan di oil rig “Transocean Spitsbergen” milik perusahaan asal Norwegia,
yaitu Statoil, di Laut Barents di wilayah Arktik pada 27 Mei 2014. Dalam merespon aksi tersebut, Badan Lingkungan Hidup Norwegia mengumumkan bahwa proyek eksplorasi minyak Statoil dihentikan sementara, sambil menunggu
pengaduan dari Greenpeace yang didukung oleh 50.000 tandatangan. 268 Dalam rangkaian aksi tersebut, Greenpeace menuntut negara-negara di wilayah Arktik,
seperti AS, Rusia, Kanada, Norwegia, dan Denmark untuk menjadikan Laut Arktik bagian tengah menjadi Arctic Sanctuary. 269
Berdasarkan pengalaman dari Prof. Tullio Scovazzi, Chair of the EU Council Working Group on the Law of the Sea, ketika NGO tidak berhasil mengintervensi proses pengambilan kebijakan oleh pemerintah nasional secara langsung, mereka akan berupaya mempengaruhi opini publik untuk menekan pemerintah nasional secara tidak langsung. Prof. Tullio Scovazzi juga mengakui
267 Maria Favorskaya, How the Peaceful Protest at Prirazlomnaya Made Positive Change in Russia (2014) dari http:www.greenpeace.orginternationalennewsBlogsmakingwaveshow-
peaceful-protest-made-positive-change-in-Russiablog50222 268 diakses pada 15 Juni 2017.
Greenpeace, Greenpeace Activists Climb Statoil Rig to Protest the Northernmost Oil Drilling in the Norwegian Arctic (2014) dari http:www.greenpeace.orginternationalenpressreleases2014Greenpeace-activists-climb- Statoil-rig-to-protest-the-northernmost-oil-drilling-in-the-Norwegian-Arctic diakses pada 15 Juni 2017. 269
Hamilton, Arctic Sanctuary, Hal. 12 Hamilton, Arctic Sanctuary, Hal. 12
dilakukan Greenpeace kepada Menlu AS John Kerry. 270