b. Uji Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi R
2
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Koefisien
determinasi, dalam output SPSS terletak pada tabel Model Summary
b
dan tertulis R square berkisar nol sampai satu. Nilai hubungan antar variabel dapat dilihat
pada Tabel 4.14
Tabel 4.14 Tabel Hubungan Antar Variabel
Sumber: Situmorang
2008:113
Tabel 4.14 menjelaskan mengenai tipe hubungan antar variabel, semakin besar nilai R berarti hubungan semakin erat. Koefisien determinan mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independent. Nilainya adalah 0 – 1. Semakin mendekati nol berarti tidak baik
atau variasi model dalam menjelaskan amat terbatas, sebaliknya semakin mendekati satu model semakin baik. Hasil instrumen Koefisien Determinasi R
2
dapat dilihat pada Tabel 4.15.
Nilai Interpretasi
0,0 - 0,19 Sangat Tidak Erat
0,2 - 0,39 Tidak Erat
0,4 - 0,59 Cukup Erat
0,6 - 0,79 Erat
0,8 -0,99 Sangat Erat
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.15 Hasil Instrumen Koefisien Determinan
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
,742
a
,551 ,533
1,45579 a. Predictors: Constant, Ksehatan_k, Kslamatan_k
b. Dependent Variable: Kinerja_k
Sumber: Pengolahan Data Primer kuesioner dengan SPSS 18.00, 2013
Tabel 4.15 menunjukkan bahwa R adalah sebesar 0,742 berarti keterkaitan relation antara variabel Keselamatan kerja dan Kesehatan kerja terhadap Kinerja
karyawan pada Rumah Sakit Malahayati adalah erat. Hal ini juga menyatakan bahwa kemampuan variabel Keselamatan dan Kesehatan kerja menjelaskan
variabel Kinerja karyawan pada Rumah Sakit Malahayati adalah sebesar 0,533 atau 53,3. Artinya ada faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi variabel
Kinerja karyawan, ada sekitar 46,7, yang mana faktor-faktor tersebut tidak dijelaskan dalam penelitian ini, seperti disiplin kerja karyawan, motivasi
kompensasi, kepemimpinan, dan faktor lainnya.
b. Uji Signifikansi Parsial Uji t
Uji-t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat. Penelitian uji t menggunakan tabel
coefficients. Pengujian dilakukan untuk mengetahui mengenai variabel bebas dengan variabel terikat mempunyai pengaruh yang positif atau tidak. Nilai t
hitung selanjutnya akan dibandingkan dengan tabel dengan tingkat kesalahan alpha 5 dan derajat kebebasan df = n-k. Uji t menunjukkan secara
individual variabel bebas, yang terdiri dari X1, dan X2 mempunyai hubungan
Universitas Sumatera Utara
yang signifikan atau tidak dengan variabel terikat Y. Langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut:
1 Menentukan model hipotesis untuk H atau H
a
2 Mencari nilai tabel dengan cara menentukan tingkat kesalahan α
dan menentukan derajat kebebasan 3 Menentukan kriteria pengambilan keputusan
4 Mencari nilai thitung dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS 18.00
5 Kesimpulan. Hasil pengujian dari Uji t Uji Pengaruh Parsial adalah:
1 Model hipotesis yang digunakan dalam Uji t adalah: H
: bi = 0, artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X
dengan variabel Y. H
: bi ≠ 0, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara
variabel X dengan variabel Y. 2
Tingkat kesalahan α = 5 dan derajat kebebasan df = n-k n = jumlah sampel, n = 51
k = jumlah variabel yang digunakan, k = 3 maka, derajat bebas = n-k = 51 – 2 =48
nilai t
tabel
0,0548 = 1,6772 Nilai t
hitung
untuk variabel konstanta yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 4.16.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.16 Hasil Analisi Instrumen Uji t Uji Pengaruh Parsial
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 2,021
4,493 ,450
,655 Kslamatan_k
,121 ,141
,094 ,855
,397 Ksehatan_k
,805 ,128
,693 6,289
,000 a. Dependent Variable: Kinerja_k
Sumber: Pengolahan Data Primer kuesioner dengan SPSS 18.00, 2013
a Nilai t
hitung
pada variabel Keselamatan kerja adalah 0,855 dan nilai t
tabel
adalah 1,6772 sehingga t
hitung
t
tabel
0,855 1,6772. Tingkat signifikansi pada variabel Keselamatan kerja yaitu 0.397 lebih
besar dari 0,05 0,05 0,397. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Keselamatan kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap
variabel Kinerja karyawan pada RS Malahayati. b Nilai t
hitung
pada variabel Kesehatan kerja adalah 6,289 dan nilai
t
tabel
adalah 1,6772 sehingga t
hitung
t
tabel
6,289 1,6772 . Tingkat
signifikansi pada variabel Serikat Pekerja yaitu 0,000, lebih kecil dari 0,05 0,000 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel
Kesehatan kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Kinerja karyawan Karyawan pada RS Malahayati.
Universitas Sumatera Utara
Hasil analisis penelitian menyatakan bahwa pengaruh Keselamatan dan kesehatan kerja terhadap Kinerja karyawan pada RS Malahayati dapat
dilihat pada bentuk persamaan: Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Y = 2,021+ 0,121X1 + 0,805X2 + e 4.2. Pembahasan
1. Pengaruh variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Kinerja karyawan pada Rumah Sakit Malahayati, Medan memliki pengaruh positif
dan signifikan, yang ditinjau dari pengaruh uji sigmultan atau uji serempak uji F. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukan Yuli
2005 bahwa perhatian yang khusus kepada keselamatan dan kesehatan kerja akan selaras dengan fungsi manajemen sumber daya manusia yaitu:
mempertahankan dan atau meningkatkan kondisi fisik, mental dan sikap karyawan agar mereka tetap loyal dan bekerja secara produktif untuk
menunjang tujuan perusahaan. 2. a. Pengaruh variabel Keselamatan kerja terhadap Kinerja karyawan
pada Rumah Sakit Malahayati, Medan tidak memiliki pengaruh signifikan. Hal ini dikarenakan penerapan keselamatan kerja pada
Rumah Sakit ini tidak begitu dominan diperhatikan oleh karyawan walaupun manajemen Rumah Sakit sudah menerapkannya.
Karyawan masih menganggap program ini tidak begitu penting karena tidak ada dampak atau risiko yang sangat membahayakan
nyawa bagi karyawan. Perasaan sosial dan kemanusiaan masih
Universitas Sumatera Utara
dominan menguasai hati para karyawan dalam menangani setiap pasien sebagai umat manusia, namun jika tidak dipatuhi dan
dilaksanakan peraturan yang diiberlakukan sudah tentu akan membayakan keselamatan karyawan, terutama perawat pada
akhirnya nanti. Adanya sanksi masih saja diabaikan oleh karyawan. Misalnya tidak menggunakan masker hidung saat melayani pasien
yang terkena TBC. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi 2006, yang menyimpulkan
bahwa adanya pengaruh positif dan signifikan antara keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan secara serentak
maupun parsial. Juga bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan Mathis dan Jhon 2002 bahwa keselamatan kerja merujuk
pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang. c. Pengaruh variabel Kesehatan kerja terhadap Kinerja karyawan Kinerja
karyawan pada Rumah Sakit Malahayati, Medan memiliki pengaruh positif dan signifikan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Fatmawati
2004 bahwa kesehatan kerja memiliki penagruh secara parsial terhadap kinerja karyawan. Penerapan program-program yang berkaitan dengan
kesehatan kerja sudah mampu dilaksanakan oleh karyawan dalam kegiatan dan aktivitas melayani pasien, sehingga mampu terciptanya dan terlaksananya
kesehatan kerja dan mampu menunjang kinerja karyawan dengan baik. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Husni 2005
Universitas Sumatera Utara
bahwa agar tenaga kerja memperoleh keadaan kesehatan yang sempurna baik secara fisik, mental maupun sosial sehingga dapat bekerja secara optimal.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan adalah:
1. Keselamatan dan Kesehatan kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada RS Malahayati Medan, berdasarkan uji
serempak atau simultan uji F. 2. Keselamatan kerja tidak memiliki pengaruh signifikan namun Kesehatan
kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja karyawan pada RS Malahayati Medan, berdasarkan uji parsial uji t.
3. Keselamatan dan kesehatan kerja memiliki kaitan yang erat terhadap kinerja karyawan pada RS Malahayati Medan, berdasarkan Berdasarkan
koefisien determinan R
2
.
Universitas Sumatera Utara