PERBEDAAN PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) DAN KONVENSIONAL PADA MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT DI KELAS VII SMP NEGERI 11 MEDAN TAHUN AJARAN 2015/2016.

PERBEDAAN PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK
SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) DAN KONVENSIONAL PADA
MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT DI KELAS VII
SMP NEGERI 11 MEDAN TAHUN AJARAN 2015/2016

Oleh :

Anggi Citra
NIM. 4121111001
Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016


i

ii

RIWAYAT HIDUP

Anggi Citra dilahirkan di Medan, pada tanggal 31 Juli 1994. Ayah bernama
Edward Dwi Putra dan Ibu bernama Laumi dan merupakan anak kedua dari dua
bersaudara. Pada tahun 1998, penulis masuk TK Aisyiyah Bustanul Athfal dan lulus
pada tahun 2000. Pada tahun 2000, penulis masuk SD Medan Putri dan lulus pada
tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di SMP Pertiwi Medan
dan lulus pada tahun 2009. Setelah itu pada tahun 2009, penulis melanjutkan sekolah
di SMA Negeri 7 Medan dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis
diterima di Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah
dan hidayahnya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini
berjudul “Perbedaan Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa
yang Diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Think-Pair-Share

(TPS) dan Konvensional pada Materi Bangun Datar Segi Empat di Kelas VII
SMP Negeri 11 Medan Tahun Ajaran 2015/2016”. Skripsi ini disusun untuk
memenuhi satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada
Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran positif kepada penulis dari
awal pemilihan judul penelitian hingga selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan
terima kasih juga disampaikan pada Bapak Prof. Dr. Asmin, M.Pd, Bapak Prof.
Dr. Mukhtar, M.Pd, dan Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku dosen penguji yang
telah memberikan masukan dan saran–saran dalam perbaikan skripsi ini. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Rektor UNIMED Prof. Dr. Syawal
Gultom, M.Pd selaku pimpinan UNIMED beserta seluruh Wakil Rektor, Bapak

Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dekan FMIPA UNIMED beserta Wakil Dekan I, II
dan III di lingkungan UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku Ketua Jurusan
Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku Ketua Program Studi
Jurusan Pendidikan Matematika, dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku
Sekretaris Jurusan Matematika. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
Bapak Dr. KMS. Muhammad Amin Fauzi, M.Pd selaku Dosen Pembimbing
Akademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai jurusan
Matematika FMIPA UNIMED yang telah banyak membantu penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Hj. Khairani,
M.M selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 11 Medan, Ibu Sitti Khadijah, S.Pd
selaku Guru Matematika SMP Negeri 11 Medan, Guru/Staf Pegawai SMP Negeri
11 Medan yang telah banyak membantu dan mengarahkan penulis selama
penelitian.

v

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayah tercinta
Edward Dwi Putra dan Mamak tercinta Laumi yang terus memberikan motivasi
dan doa demi keberhasilan penulis menyelesaikan skripsi ini, juga kepada Abang
tersayang Angga Putra yang setiap hari mengantarkan penulis pergi ke kampus,

dan tak lupa kepada Nenek tersayang Kasih yang juga memberikan doa serta
dukungan.
Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada sahabatsahabatku yang terbaik Auliya Rahma Lola Rajana Harahap (Lolek), Edia
Wiradaratama Putri (Kakak), Desi Apriani Dasopang (Mammaq), Sri Milawarni
Tambunan (Milek), Dwi Ayu Apriani (Bab) dan Armi Mayang Sari Hasibuan
(teman seperjuanganku) yang telah banyak membantu, mendoakan, menemani,
dan mendukung penulis. Tak lupa juga terima kasih kepada seluruh teman-teman
kelas Dik A Matematika 2012 yang telah mengukir cerita indah selama 4 tahun
ini.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya ilmu pengetahuan.

Medan,

Juni 2016

Penulis,


Anggi Citra
NIM. 4121111001

iii

PERBEDAAN PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK
SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) DAN KONVENSIONAL PADA
MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT DI KELAS VII
SMP NEGERI 11 MEDAN TAHUN AJARAN 2015/2016
Anggi Citra (NIM: 4121111001)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan
peningkatan yang signifikan antara kemampuan komunikasi matematik siswa yang
diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS)
dengan kemampuan komunikasi matematik siswa yang diajar menggunakan model
pembelajaran Konvensional pada materi bangun datar segi empat kelas VII SMP
Negeri 11 Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 11 Medan tahun

ajaran 2015/2016 sebanyak 398 yang terbagi menjadi 9 kelas. Sampel dalam
penelitian ini diambil sebanyak dua kelas. Pengambilan sampel ditentukan oleh
pihak sekolah. Dipilih kelas VII-4 dan VII-3, dimana VII-4 sebagai kelas kontrol
yang diajar menggunakan model pembelajaran Konvensional dan kelas VII-3
sebagai kelas eksperimen yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Think-Pair-Share (TPS). Objek penelitian ini adalah perbedaan peningkatan
kemampuan komunikasi matematik siswa. Penelitian ini menggunakan dua jenis
instrumen yaitu pre-test dan post-test yang telah divalidasi dalam bentuk soal uraian.
Pada kelas eksperimen diperoleh rata-rata pre-test sebesar 8,82 dan rata-rata posttest sebesar 16,76 sedangkan pada kelas kontrol deiperoleh rata-rata pre-test 10,45
dan rata-rata post-test 16,55. Selanjutnya diperoleh rata-rata selisih (post-test – pretest) dari kelas eksperimen sebesar 7,93 dan kelas kontrol sebesar 6,09. Dari hasil
analisis selisih data dilakukan uji normalitas dan homogenitas dan terbukti data
berdistribusi normal dan homogen. Dari uji hipotesis diperoleh thitung = 2,162.
Selanjutnya dengan meninjau harga ttabel pada dk = 87 dan taraf signifikan
diperoleh t(0,975)(87) = 1,991. Dengan demikian maka H0 ditolak dan Ha diterima
sehingga disimpulkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan yang signifikan antara
kemampuan komunikasi matematik siswa yang diajar menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dibandingkan dengan
kemampuan komunikasi matematik siswa yang diajar menggunakan model
pembelajaran Konvensional pada materi bangun datar segi empat kelas VII SMP
Negeri 11 Medan.


Kata kunci : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share, Konvensional,
Kemampuan Komunikasi Matematik, Bangun Datar Segi Empat

vi

DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

i
ii
iii

iv
vi
ix
x
xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Batasan Masalah
1.4 Rumusan Masalah
1.5 Tujuan Penelitian
1.6 Manfaat Penelitian

1
6
6
7
7
7


BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teoritis
2.1.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran Matematika
2.1.2 Pengertian Komunikasi
2.1.3 Komunikasi Matematik
2.1.4 Model Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif
2.1.5 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS)
2.1.5.1 Pengertian Model Pembelajaran Think-Pair-Share
2.1.5.2 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Think-Pair-Share
2.1.5.3 Teori Belajar yang Mendukung Model Pembelajaran
Think-Pair-Share (TPS)
2.1.6 Model Pembelajaran Konvensional
2.1.7 Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think-Pair-Share (TPS) dengan Pembelajaran Konvensional
2.2 Materi Pelajaran Segiempat
2.2.1 Persegi Panjang
2.2.1.1 Pengertian Dasar
2.2.1.2 Sifat-sifat persegi panjang

2.2.1.3 Keliling dan Luas Persegi Panjang
2.2.2 Persegi/ Bujur Sangkar
2.2.2.1 Pengertian Dasar
2.2.2.2 Sifat-sifat Persegi
2.2.2.3 Keliling dan Luas Persegi
2.2.3 Jajargenjang
2.2.3.1 Pengertian Dasar

9
9
10
12
15
18
18
20
21
23
24
25

25
25
26
26
27
27
27
27
28
28

vii

2.2.3.2 Sifat-sifat Jajargenjang
2.2.3.3 Keliling dan Luas Jajargenjang
2.2.4 Belah Ketupat
2.2.4.1 Pengertian Dasar
2.2.4.2 Sifat-sifat Belah Ketupat
2.2.4.3 Keliling dan Luas Belah Ketupat
2.2.5 Layang-layang
2.2.5.1 Pengertian Dasar
2.2.5.2 Sifat-sifat Layang-layang
2.2.5.3 Keliling dan Luas Layang-layang
2.2.6 Trapesium
2.2.6.1 Pengertian Dasar
2.2.6.2 Jenis-Jenis Trapesium
2.2.6.3 Sifat-sifat Trapesium
2.2.6.4 Keliling dan Luas Trapesium
2.3 Penelitian Yang Relevan
2.4 Kerangka Konseptual
2.5 Hipotesis

28
28
29
29
29
28
30
30
31
31
32
32
32
33
33
34
36
37

BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1 Populasi Penelitian
3.2.2 Sampel Penelitian
3.3 Variabel Penelitian
3.4 Jenis dan Desain Penelitian
3.4.1 Jenis Penelitian
3.4.2 Desain Penelitian
3.5 Prosedur Penelitian
3.6 Instrumen Penelitian
3.7 Uji Instrumen
3.7.1 Validitas Isi Tes
3.8 Teknik Analisis Data
3.8.1 Menghitung Rata-Rata Untuk Masing-Masing Variabel
3.8.2 Menentukan Simpangan Baku Masing-Masing Variabel
3.8.3 Uji Normalitas Data
3.8.4 Uji Homogenitas Varians
3.8.5 Analisis Pengujian Hipotesis
3.8.6 Analisis Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematik

39
39
39
39
39
40
40
40
41
44
47
47
48
48
48
48
49
50
51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian
4.1.1 Nilai Pre-Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
4.1.2 Nilai Post-Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
4.2 Analisis Data Hasil Penelitian
4.2.1 Uji Normalitas Data

52
52
53
54
54

viii

4.2.2 Uji Homogenitas
4.2.3 Uji Hipotesis
4.2.4 Analisis Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematik
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
4.4 Keterbatasan Penelitian

54
55
56
56
58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

59
59

DAFTAR PUSTAKA

61

ix

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
Tabel 2.2 Hubungan Teknis Pelaksanaan Model Pembelajaran
Think-Pair-Share dengan Teori Piaget dan Vygotsky
Tabel 2.3 Sintaks Model Pembelajaran Langsung atau Konvensional
Tabel 2.4 Perbedaan antara TPS dengan Konvensional
Tabel 3.1 Untreated Control Group Design with Pretest and Posttest
Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Pre-test
Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Post-test
Tabel 3.4 Pedoman Penskoran Soal Kemampuan Komunikasi Matematik
Tabel 3.5 Hasil Validasi Soal Pre-test dan Post-Test
Tabel 4.1 Data Pre-Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Tabel 4.2 Data Post-Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Tabel 4.3 Ringkasan Rata-rata Nilai Pre-test dan Post-Test Kedua Kelas
Tabel 4.4 Hasil Analisis Uji Normalitas Data Penelitian
Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Data Penelitian
Tabel 4.6 Hasil Uji Analisis Peningkatan Kemampuan Komunikasi
Matematik Siswa Kelas Eksperimen
Tabel 4.7 Hasil Uji Analisis Peningkatan Kemampuan Komunikasi
Matematik Siswa Kelas Kontrol

17
22
23
24
41
44
45
45
47
52
53
53
54
55
56
56

x

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Macam-macam Bangun Datar
Gambar 2.2 Persegi Panjang ABCD
Gambar 2.3 Persegi Panjang KLMN
Gambar 2.4 Persegi ABCD
Gambar 2.5 Persegi ABCD
Gambar 2.6 Jajar Genjang ABCD
Gambar 2.7 Jajar Genjang ABCD
Gambar 2.8 Belah Ketupat ABCD
Gambar 2.9 Belah Ketupat ABCD
Gambar 2.10 Layang-layang ABCD
Gambar 2.11 Layang-layang ABCD
Gambar 2.12 Trapesium
Gambar 2.13 Trapesium Sebarang ABCD
Gambar 2.14 Trapesium Sama Kaki ABCD
Gambar 2.15 Trapesium Siku-siku ABCD
Gambar 2.16 Trapesium Sama Kaki ABCD
Gambar 2.17 Trapesium ABCD
Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian

25
26
26
27
27
28
28
29
30
31
31
32
32
33
33
34
34
43

xi

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
Lampiran 15
Lampiran 16
Lampiran 17
Lampiran 18
Lampiran 19
Lampiran 20
Lampiran 21
Lampiran 22
Lampiran 23
Lampiran 24
Lampiran 25
Lampiran 26
Lampiran 27
Lampiran 28
Lampiran 29
Lampiran 30
Lampiran 31
Lampiran 32
Lampiran 33

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Konvensional
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II Konvensional
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III Konvensional
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Think-Pair-Share
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II Think-Pair-Share
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III Think-Pair-Share
Lembar Aktivitas Siswa I (LAS I)
Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa I (LAS I)
Lembar Aktivitas Siswa II (LAS II)
Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa II (LAS II)
Lembar Aktivitas Siswa III (LAS III)
Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa III (LAS III)
Kisi-kisi Soal Pre-test
Pre-test
Alternatif Penyelesaian Soal Pre-test
Kisi-kisi Soal Post-test
Post-test
Alternatif Penyelesaian Soal Post-test
Pedoman Penskoran Kemampuan Komunikasi Matematik
Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
Kelas Eksperimen (Pertemuan I)
Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
Kelas Eksperimen (Pertemuan II)
Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
Kelas Eksperimen (Pertemuan III)
Lembar Validitas Soal Pre-test
Lembar Validitas Soal Post-test
Selisih Nilai Post-Test dan Nilai Pre-Test Kelas Eksperimen
Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Simpangan Baku Selisih
Nilai Post-Test dan Nilai Pre-Test Kelas Eksperimen
Selisih Nilai Post-Test dan Nilai Pre-Test Kelas Kontrol
Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Simpangan Baku Selisih
Nilai Post-Test Dan Nilai Pre-Test Kelas Kontrol
Uji Normalitas
Uji Homogenitas
Uji Hipotesis
Analisis Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematik
Kelas Eksperimen
Analisis Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematik
Kelas Kontrol

63
67
71
75
80
85
90
92
94
96
98
100
102
103
105
108
109
111
115
116
119
122
125
131
137
139
140
142
143
147
149
152
154

xii

Lampiran 32
Lampiran 33
Lampiran 34
Lampiran 35
Lampiran 36

Tabel Distribusi Nilai F
Tabel Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors
Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 Ke Z
Daftar Nilai Presentil untuk Distribusi T
Dokumentasi Penelitian

156
159
160
161
162

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan

IPTEK

saat

ini

telah

memudahkan

kita

untuk

berkomunikasi dan memperoleh berbagai informasi dengan cepat dari berbagai
belahan dunia. Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang mempunyai
peranan penting dalam upaya penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK). Hal ini memungkinkan karena matematika dapat melatih seseorang
untuk berpikir secara logis, kritis, kreatif dan terampil untuk menyelesaikan
masalah dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, matematika merupakan alat
bantu yang dapat memperjelas dan menyederhanakan suatu keadaan atau situasi
yang sifatnya abstrak menjadi konkrit melalui bahasa dan ide matematika serta
generalisasi, untuk memudahkan pemecahan masalah.
Matematika dipelajari oleh semua siswa dari tingkatan SD hingga SMA
dan bahkan sampai Perguruan Tinggi. Ada banyak alasan perlunya siswa belajar
matematika, menurut Cornelius (Abdurrahman, 2012: 204) ”karena matematika
merupakan: (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk
memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola
hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan
kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan
budaya.”
Menurut Jhonson dan Myklebust (Abdurrahman, 2012: 202), matematika
adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubunganhubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah fungsi
untuk memudahkan berpikir. Menurut Lerner (Abdurrahman, 2012: 202)
mengemukakan bahwa matematika disamping sebagai bahasa simbolis juga
merupakan bahasa universal yang memungkinkan dan mengkomunikasikan ide
mengenai elemen dan kuantitas. Selanjutnya NCTM (dalam Ansari, 2009: 9)
mengemukakan bahwa:
“Matematika sebagai alat komunikasi merupakan pengembangan bahasa
dan simbol untuk mengkomunikasikan ide matematik, sehingga siswa
1

2

dapat : (1) mengungkapkan dan menjelaskan pemikiran mereka tentang
ide matematik dan hubungannya, (2) merumuskan defenisi matematik dan
membuat generalisasi yang diperoleh melalui investigasi, (3)
mengungkapkan ide matematik secara lisan dan tulisan, (4) membaca
wacana matematika dengan pemahaman, (5) menjelaskan dan mengajukan
serta memperluas pertanyaan terhadap matematika yang telah
dipelajarimya, dan (6) menghargai keindahan dan kekuatan notasi
matematik, serta peranannya dalam mengembangkan ide/gagasan
matematik.”
Dalam proses pembelajaran, siswa tidak akan lepas dari komunikasi antar
siswa, siswa dengan fasilitas belajar, ataupun dengan guru. Namun pada
kenyataannya, aktifitas pembelajaran di kelas yang selama ini dilakukan oleh guru
tidak lain merupakan penyampaian informasi dengan lebih mengaktifkan guru
sedangkan siswa pasif mendengarkan dan menyalin sesekali, guru bertanya dan
siswa menjawab sesekali, guru memberi contoh soal dilanjutkan dengan memberi
soal latihan yang sifatnya rutin dan kurang melatih daya nalar kemudian guru
memberikan penilaian. Komunikasi satu arah yang terjadi saat pembelajaran
itulah yang memicu rendahnya kemampuan komunikasi matematik siswa.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Trends in International Mathematics
and Science Study (TIMSS) seperti yang diungkapkan oleh Fachrurazi (2011: 78):
“Pada laporan TIMSS 2003, siswa Indonesia berada pada posisi 34 dari 45
negara yang disurvei. Prestasi Indonesia jauh di bawah negara-negara Asia
lainnya. Dari kisaran rata-rata skor yang diperoleh oleh setiap negara 400625 dengan skor ideal 1000, nilai matematika Indonesia berada pada skor
411. Khususnya kemampuan komunikasi matematis siswa Indonesia,
laporan TIMSS menyebutkan bahwa kemampuan siswa Indonesia dalam
komunikasi sangat jauh di bawah negara-negara lain. Sebagai contoh,
untuk permasalahan matematika yang menyangkut kemampuan
komunikasi matematis, siswa Indonesia yang berhasil benar hanya 5% dan
jauh di bawah negara seperti Singapura, Korea, dan Taiwan yang
mencapai lebih dari 50%.”
Dari data TIMSS tersebut terlihat bahwa siswa Indonesia mendapatkan
peringkat yang tergolong rendah pada bidang matematika. Dalam hal ini
pendidikan di Indonesia membutuhkan perhatian khusus terhadap prestasi didik
terutama di bidang sains dan matematika.
Selanjutnya dari hasil wawancara yang dilakukan dengan seorang guru
matematika di SMP Negeri 11 Medan menyatakan bahwa banyak siswa yang

3

kesulitan dalam memahami soal, mereka hanya mampu mengerjakan soal yang
menyerupai contoh soal yang diberikan saja, sehingga jika soal yang diberikan
berbeda dengan contoh soal maka siswa akan kesulitan untuk mengerjakan soal
tersebut atau dengan kata lain pemahaman matematik mereka rendah. Pemahaman
matematik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan
komunikasi matematik siswa. Selain itu, hasil observasi awal yang dilakukan
peneliti pada tanggal 14 Januari 2016 berupa pemberian soal tes yang berkaitan
dengan materi bangun datar kepada 43 siswa di SMP Negeri 11 Medan, terdapat
13,95% (6 siswa) tingkat kemampuan komunikasi matematiknya berada dalam
kategori sedang, 6,97% (3 siswa) berada dalam kategori rendah, dan sisanya
79,06% (34 siswa) berada dalam kategori sangat rendah.
Rendahnya kemampuan komunikasi matematik siswa juga tidak terlepas
dari kemampuan guru dalam mengajarkan matematika. Pembelajaran matematika
cenderung abstrak, sementara itu kebanyakan guru dalam mengajar masih kurang
memperhatikan

kemampuan

berpikir

siswa.

Model

pembelajaran

yang

berlangsung disekolah sebagian besar masih berpusat pada guru seperti model
pembelajaran Konvensional. Dimana dalam pembelajaran Konvensional lebih
ditekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal (ceramah) dari
seorang guru kepada siswa, akibatnya siswa mengalami kesulitan dalam
mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya secara optimal. Bukan hanya
sampai disitu akibat dari pembelajaran Konvensional ini siswa juga mengalami
kesulitan menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana
aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Seharusnya dalam kegiatan belajar
mengajar terjadi kerja sama antara guru dan siswa. Oleh karena itu diperlukan
kreatifitas dan gagasan yang baru untuk mengembangkan cara penyajian materi
pelajaran di sekolah. Kreatifitas yang dimaksud adalah kemampuan seorang guru
dalam memilih metode, pendekatan, dan media yang tepat dalam penyajian materi
pelajaran.
Pentingnya kemampuan komunikasi matematik dalam pembelajaran
matematika memberikan tantangan tersendiri bagi guru matematika untuk
memilih dan menerapkan model pembelajaran yang dapat mengembangkan

4

kemampuan komunikasi tersebut. Model pembelajaran yang digunakan harus
dapat mengasah kemampuan komunikasi siswa untuk memecahkan masalah yang
ada dalam pembelajaran matematika. Selain itu model pembelajaran pembelajaran
tersebut juga harus dapat membuat siswa aktif, karena keaktifan siswa mampu
mempengaruhi pengetahuan mereka. Dalam Ansari (2009: 5) diungkapkan:
“Suatu cara untuk mengungkapkan kemampuan komunikasi matematik di
kalangan siswa pada semua tingkat sekolah adalah dengan representasi
yang relevan. Representasi adalah bentuk baru sebagai translasi dari suatu
masalah atau ide atau translasi suatu diagram atau model fisik ke dalam
simbol atau kata-kata.”
Ada beberapa model pembelajaran yang dapat digunakan untuk
mengaktifkan

siswa dalam

pembelajaran,

salah satunya

adalah

model

pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif adalah salah satu model
pembelajaran yang mengutamakan keaktifan siswa dan mengurangi dominasi
guru dalam proses pembelajaran selain itu model pembelajaran ini juga
memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan
pemahaman baik secara individu maupun kelompok juga bertujuan untuk
mengembangkan keterampilan-keterampilan kelompok dan pemecahan masalah
sehingga model ini sangat tepat untuk meningkatkan kemampuan komunikasi
siswa. Menurut Trianto (2009:58) menyatakan bahwa:
“Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk
meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dalam pengalaman
sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta
memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar
bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya. Jadi dalam
pembelajaran kooperatif siswa berperan ganda yaitu sebagai siswa ataupun
sebagai guru.”
Terdapat banyak tipe pada model pembelajaran kooperatif diantaranya
adalah tipe Think-Pair-Share (TPS). Menurut Lyman, F (Trianto, 2009: 81)
menyatakan bahwa:
“Think-Pair-Share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat
variasi suasana diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua diskusi
membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan,
dan prosedur yang digunakan dalam Think-Pair-Share dapat memberi
siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling
membantu.”

5

Sehingga dapat dikatakan bahwa Think-Pair-Share adalah pola diskusi
kelas yang menuntut siswa untuk lebih aktif dalam bepikir dan merespon serta
saling membantu. Senada dengan hal tersebut menurut Arends (Ansari, 2009: 62):
“Model pembelajaran Think-Pair-Share (saling bertukar pikiran secara
berpasangan) merupakan struktur pembelajaran kooperatif yang efektif
untuk menigkatkan partisipasi siswa dan daya pikir siswa. Hal ini
memungkinkan dapat terjadi karena prosedurnya telah disusun
sedemikian sehingga dapat memberikan waktu yang lebih banyak kepada
siswa untuk berpikir, serta merespon sebagai salah satu cara yang dapat
membangkitkan bentuk partisipasi siswa”.
Menurut Ansari (2009: 64) model pembelajaran Think-Pair-Share selaras
dengan teori belajar kontruktivis yang dikemukakan oleh Vygotsky yang
menyatakan bahwa, siswa harus menemukan sendiri dan mentranformasikan
informasi kompleks, menelaah informasi baru sesuai dengan informasi yang telah
ada. Agar siswa menemukan dan mentranformasikan informasi kompleks maka
harus disesuaikan dengan perkembangan kognitif. Piaget menyatakan bahwa
sebagian besar perkembangan ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak
dengan lingkungan atau dengan kata lain pengetahuan berasal dari tindakan. Hal
ini sejalan dengan pendapat Kurniasih bahwa model pembelajaran Think-PairShare menggunakan metode diskusi berpasangan yang dilanjutkan dengan diskusi
pleno. Dengan model pembelajaran ini siswa dilatih bagaimana mengutarakan
pendapat dan siswa juga belajar menghargai pendapat orang lain dengan tetap
mengacu pada materi atau tujuan pembelajaran (Kurniasih, 2015: 58).
Selain daripada itu pemilihan model pembelajaran Think-Pair-Share juga
dilihat dari segi manfaatnya antara lain adalah: 1) memungkinkan siswa untuk
bekerja sendiri dan bekerja sama dengan orang lain; 2) mengoptimalkan
partisipasi siswa; 3) memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan
partisipasi mereka kepada orang lain (Huda, 2013: 206).
Dari uraian diatas terlihat bahwa model pembelajaran Think-Pair-Share
dianggap mampu mengoptimalkan partisipasi siswa dan juga keaktifan siswa
dalam bekerja sama atau pun bekerja secara individu yang semuanya
membutuhkan

kemampuan

komunikasi

matematik.

Siswa

akan mampu

6

berinteraksi aktif dan mampu berpartisipasi dalam pembelajaran apabila memiliki
kemampuan komunikasi matematik yang baik.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, peneliti tertarik
melakukan penelitian yang berjudul: “Perbedaan Peningkatan Kemampuan
Komunikasi Matematik Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) dan Konvensional pada Materi
Bangun Datar Segi Empat Kelas VII SMP Negeri 11 Medan Tahun Ajaran
2015/2016.”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Ketidakaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas
sebab pembelajaran tersebut masih lebih didominasi oleh guru
(pembelajaran Konvensional).
2. Kemampuan komunikasi matematik siswa sangat rendah.
3. Proses

pembelajaran

yang

kurang

mendukung

siswa

untuk

mengekspresikan kemampuan komunikasi matematik yang dimiliki siswa
tersebut.
4. Kemampuan guru dalam mengajarkan matematika yang dinilai kurang
memperhatikan kemampuan berpikir siswa.
5. Perlunya kreatifitas dan gagasan yang baru untuk mengembangkan cara
penyajian materi pelajaran di sekolah. Kreatifitas yang dimaksud adalah
kemampuan seorang guru dalam memilih metode, pendekatan, dan media
yang tepat dalam penyajian materi pelajaran.

1.3 Batasan Masalah
Mengingat kompleksnya permasalahan yang ada dalam penelitian ini dan
keterbatasan kemampuan peneliti maka peneliti membatasi masalah ini pada halhal yang berhubungan dengan model pembelajaran Think-Pair-Share dan model
pembelajaran Konvensional serta kemampuan komunikasi matematik siswa.

7

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah perbedaan peningkatan
kemampuan komunikasi matematik siswa yang diajar dengan model pembelajaran
Think-Pair-Share (TPS) dan Konvensional pada materi bangun datar segi empat
kelas VII SMP Negeri 11 Medan.

1.4 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah : “Apakah terdapat
perbedaan peningkatan yang signifikan antara kemampuan

komunikasi

matematik siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Think-Pair-Share (TPS) dengan kemampuan komunikasi matematik siswa yang
diajar menggunakan model pembelajaran Kovensional pada materi bangun datar
segi empat kelas VII SMP Negeri 11 Medan”.
1.5 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan peningkatan yang signifikan
antara kemampuan komunikasi matematik siswa yang diajar menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dengan

kemampuan

komunikasi matematik siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran
Konvensional pada materi bangun datar segi empat kelas VII SMP Negeri 11
Medan.

1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terutama:
1. Bagi Peneliti
Sebagai pengalaman dan pengetahuan dalam melakukan penelitian dan
melatih diri dalam menerapkan ilmu pengetahuan khusus tentang konsep
matematika.
2. Bagi Guru
Sebagai bahan masukan bagi guru bidang studi matematika dalam
pencapaian kemampuan komunikasi matematik siswa.

8

3. Bagi Siswa
Dapat membantu siswa dalam memahami pelajaran matematika dan untuk
meningkatkan aktifitas, prestasi, dan kemampuan komunikasi matematik
siswa.
4. Bagi Sekolah
Sebagai bahan pertimbangan untuk melengkapi sarana dan prasarana
belajar dalam usaha meningkatkan mutu pembelajaran matematika.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada
bab sebelumnya maka dimpulkan bahwa : terdapat perbedaan peningkatan yang
signifikan antara kemampuan

komunikasi matematik siswa yang diajar

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS)
dengan kemampuan

komunikasi matematik siswa yang diajar menggunakan

model pembelajaran Konvensional pada materi bangun datar segi empat kelas VII
SMP Negeri 11 Medan.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran yang dapat peneliti berikan
adalah:
1. Berdasarkan hasil penelitian bahwa pembelajaran matematika dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) mampu meningkatkan
kemampuan komunikasi matematik siswa khususnya pada materi bangun
datar segi empat, sehingga model pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai
salah satu variasi dalam pembelajaran matematika yang dapat diterapkan oleh
guru.
2. Terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, oleh karena itu sebaiknya
dilakukan penelitian lanjut yang meneliti tentang pembelajaran matematika
dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) pada
pokok bahasan lain, mengukur aspek lain serta pada jenjang sekolah yang
berbeda.
3. Guru ataupun Peneliti Lanjutan

yang hendak menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dalam pembelajaran di
kelas diharapkan dapat mendesain pembelajaran dengan seefektif mungkin,
sehingga pembelajaran dapat selesai tepat waktu.

59

60

4. Dalam pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think-PairShare (TPS) diharapkan Guru ataupun Peneliti Lanjutan dapat memfasilitasi
siswa dengan permasalahan yang berkenaan dengan kehidupan sehari-hari dan
media pembelajaran berupa gambar-gambar yang menarik.

61

DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2012. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Jakarta: Rineka Cipta
Ansari, Bansu I. 2009. Komunikasi Matematik (Konsep dan Aplikasi). Banda
Aceh: Penerbit Pena
Asmin dan Abil Mansyur. 2014. Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar dengan
Analisis Klasik dan Modern. Medan: Larispa
Cangara, Harfied. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers
Fachrurazi, 2011. “Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Komunikasi Matematis
Siswa Sekolah Dasar”, Forum Penelitian Edisi Khusus No. 1: 76-89
Hasibuan, Sundut Azhari. 2015. Perbedaan Kemampuan Komunikasi Matematis
Siswa Yang Belajar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe ThinkPair-Share (TPS) Dan Tipe Student Team Achievement Division (STAD)
Di SMA Negeri 1 Sosa Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi. Medan:
UNIMED
Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran Isu-isu
Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Husna. 2013. ”Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Komunikasi
Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS)”, Jurnal Peluang
Volume 1 No.2: 81-92
Isjoni. 2011. Cooperative Learning. Bandung: Alfabetha
Istarani, 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada
Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2015. Ragam Pengembangan Model
Pembelajaran Untuk Peningkatan Profesionalitas Guru. Yogyakarta: Kata
Pena
Nuharini, Dewi dan Tri Wahyuni. 2008. Matematika 1: Konsep dan Aplikasinya
untuk Kelas VII SMP/MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional
Setyosari, Punaji. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Siagian, Frans Karunia. 2014. Perbedaan Kemampuan Komunikasi Matematika
Siswa Yang Diajar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-

62

Pair-Share Dengan Pembelajaran
2013/2014. Skripsi. Medan: UNIMED

Konvensional

Tahun

Ajaran

Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito
Tim Dosen. 2015. Psikologi Pendidikan. Medan: UNIMED
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,
Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Jakarta: kencana
Wijaya, A. 2012. Pendidikan Matematika Realistik. Yogyakarta: Graha Ilmu
Yanti, Silvia. 2015. Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Pada
Materi Segiempat Dengan Model Kooperatif Think-Pair-Share Pada Siswa Kelas
VII Di SMP Muhammadiyah 01 Medan T.A 2014/2015. Skripsi. Medan:
UNIMED

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN LKS MATEMATIKA BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING SISWA KELAS VII SMP MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT

0 0 8

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN OPEN ENDEED TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT DAN SEGITIGA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 KISARAN

0 1 7

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIKA SISWA PADA MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT Fachrudin Ruzi

0 0 12

KOMPARASI KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) PADA SISWA SMP

0 0 8

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang - PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF PADA MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT SISWA KELAS VII DI MTs NEGERI 6 TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Institutional Repository o

0 0 13

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF PADA MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT SISWA KELAS VII DI MTs NEGERI 6 TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 19

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian - PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF PADA MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT SISWA KELAS VII DI MTs NEGERI 6 TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Institutional

0 0 18

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF PADA MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT SISWA KELAS VII DI MTs NEGERI 6 TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 2 17

KEMAMPUAN METAKOGNISI SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI BANGUN DATAR DI KELAS VII SMP

0 5 13

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS-GAMESTOURNAMENTS

0 3 7