negatif dan tujuannya mengurangi ketidak harmonisan. Dalam penelitian ini, peneliti hanya menemukan 1 fungsi tuturan kompetitif, yaitu “meminta”.
Contoh : 71
Sophie : “Porto dengan es yang banyak” Konteks: Sophie meminta suatu jenis minuman dengan diberi es yang banyak kepada Francine.
La Barka hal. 76
Tuturan 71 merupakan fungsi tuturan kompetitif “meminta”. Tuturan
dituturkan oleh penutur Sophie dengan maksud untuk meminta segelas porto dengan es yang banyak. Sehingga dalam tuturannya, si penutur tidak perlu bertutur
terlalu sopan untuk meminta minuman. Karena pada fungsi kompetitif ini, sopan santun mempunyai sifat negatif dan tujuannya adalah mengurangi ketidakharmonisan
yang tersirat dalam kompetisi antara apa yang ingin dicapai oleh penutur dengan apa yang dituntut oleh sopan santun.
Fungsi tindak ilokusi kedua yang ditemukan dalam penelitian ini adalah fungsi menyenangkan. Fungsi menyenangkan
convivial
adalah tuturan yang bertatakrama. Tujuan ilokusi dari fungsi menyenangkan sejalan dengan tujuan sosial.
Pada fungsi ini, sopan santun lebih positif bentuknya dan bertujuan untuk mencari kesempatan untuk beramah tamah; misalnya mengucapkan terimakasih, menawarkan,
menyapa, dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini, peneliti menemukan 3 fungsi tuturan menyenangkan yaitu “mengucapkan terimakasih”, “menawarkan”, dan
“menyapa”.
Contoh: 72
Monique : Ini Rina. Kau telah mengenal namanya sejak lama. Francine : Selamat pagi, Rina,aku Francine.
Konteks : Francine menyapa Rina saat diperkenalkan oleh Monique.
La Barka hal. 30.
Tuturan 72 merupakan fungsi tuturan menyenangkan “menyapa”. Tuturan mengandung fungsi tuturan menyenangkan “menyapa”. Tujuan penutur bersikap
demikian adalah untuk menciptakan situasi yang akrab dengan beramah tamah dan mengucapkan salam.
Fungsi tindak ilokusi ketiga yang ditemukan dalam penelitian ini adalah fungsi bekerjasama. Fungsi kerja sama
collaborative
adalah tuturan yang tidak melibatkan sopan santun karena pada fungsi ini sopan santun tidak relevan. Tujuan
ilokusinya tidak melibatkan tujuan sosial; misalnya seperti tuturan “menyatakan” dan “melaporkan” yang ditemukan dalam penelitian ini.
Contoh : 73
Joseph : Musim ini tidak baik
Konteks : Joseph melaporkan bahwa musim kali ini tidak baik karena banyak kembang yang jatuh sebelum waktunya.
La Barka hal. 49.
Tuturan 73 adalah fungsi bek erjasama “melaporkan”. penutur melaporkan
kepada Rina bahwa musim panen kali ini tidak begitu baik. Oleh karena itu, fungsi tuturan “melaporan” termasuk dalam fungsi “bekerja sama” karena tidak melibatan
sopan santun. Fungsi tindak ilokusi keempat yang ditemukan dalam penelitian ini adalah fungsi
bertentangan. Fungsi bertentangan
conflictive
adalah tuturan yang unsur sopan
santunnya tidak ada sama sekali karena fungsi ini pada dasarnya bertujuan menimbulkan kemarahan. Tujuan ilokusi bertentangan dengan tujuan sosial, misalnya
tuturan “mengancam” dan “memarahi”. Dalam penelitian ini, peneliti menemukan 2 fungsi tuturan bertentangan yaitu tuturan “mengancam” dan “memarahi”.
Contoh : 74
Christine : Bodoh Kau lebih bodoh dari yang kusangka.
Konteks : Christine memarahi Rina karena telah berpikir bodoh.
La Barka hal. 201.
Fungsi tuturan 74 adalah fungsi bertentangan “memarahi”, yaitu Christine memarahi Rina karena telah bertindak bodoh. Oleh karena itu, tuturan di atas
merupakan tuturan yang berfungsi untuk memarahi, karena unsur sopan santun dalam tuturan “memarahi” tidak ada sama sekali.
Dari keempat jenis tindak ilokusi di atas, jenis ilokusi yang melibatkan sopan santun hanyalah jenis pertama kompetitif dan jenis kedua menyenangkan. Pada
ilokusi yang pertama kompetitif, sopan santun mempunyai sifat negatif dan tujuannya adalah mengurangi ketidakharmonisan yang tersirat dalam kompetisi
antara apa yang ingin dicapai oleh penutur dengan apa yang dituntut oleh sopan santun. Sebaliknya, pada jenis fungsi ilokusi yang kedua menyenangkan, sopan
santun memiliki bentuk positif dan bertujuan untuk mencari kesempatan beramah- tamah. Misalnya, jika ada teman kita yang berulang tahun, kita harus mengucapkan
selamat.
Fungsi ketiga, yakni fungsi ilokusi bekerjasama, menurut Leech tidak melibatkan sopan santun karena pada situasi ini, sopan santun tidak relevan. Begitu
pula dalam fungsi ilokusi yang keempat yakni fungsi bertentangan. Dalam fungsi ini, unsur sopan santun tidak ada sama sekali, karena fungsi ini pada dasarnya
menimbulkan kemarahan seperti mengancam atau menyumpahi.
76
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan pada bab I, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
5.1.1. Ditemukan lima jenis tindak tutur ilokusi dalam tuturan novel La Barka
pengarang Nh. Dini. Kelima jenis tindak ilokusi tersebut adalah : 1.
Tindak ilokusi representatif meliputi
menyatakan, melaporkan, mengakui, menyebutkan,
dan
menunjukkan.
2. Tindak ilokusi direktif meliputi
mengajak, meminta, menyuruh, menyarankan.
3. Tindak ilokusi komisif meliputi
menawarkan, menyatakan kesanggupan,
dan
berjanji.
4. Tindak ilokusi ekspresif meliputi
mengucapkan terimakasih, mengeluh, dan memuji.
5. Tindak ilokusi deklarasi meliputi
memutuskan.
Dari kelima tindak ilokusi tersebut, yang paling banyak muncul dalam tuturan novel adalah tindak ilokusi representatif. Hal ini disebabkan karena tuturan-turan
yang ada sesuai dengan kebenaran atas apa yang diujarkan penutur. Sedangkan tindak ilokusi yang paling sedikit muncul adalah tindak ilokusi deklarasi yang hanya terdiri
dari 1 tuturan memutuskan.
5.1.2 Ditemukan pula empat fungsi tindak tutur dalam novel La Barka pengarang
Nh. Dini. Keempat fungsi tindak ilokusi tersebut adalah :
1. Fungsi tindak ilokusi kompetitif meliputi
meminta.
2. Fungsi tindak ilokusi menyenangkan meliputi
mengucapkan terimakasih, menawarkan,
dan
menyapa.
3. Fungsi tindak ilokusi bekerja sama meliputi
mengumumkan
dan
melaporkan
. 4. Fungsi tindak ilokusi bertentangan meliputi
mengancam
dan
memarahi.
Dari keempat fungsi tindak ilokusi tersebut, yang paling banyak muncul dalam tuturan novel adalah fungsi menyenangkan. Sedangkan fungsi tindak ilokusi
yang paling sedikit muncul adalah fungsi bertentangan.
Saran
Beberapa saran yang dapat dikemukakan berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
Dalam penelitian ini, peneliti hanya membahas dua hal, yaitu jenis tindak ilokusi dan fungsi tindak ilokusi. Oleh karena itu, bagi pihak-pihak yang berminat
untuk mengadakan penelitian tentang bahasa, khususnya bagi mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia disarankan untuk melakukan penelitian sejenis bisa
juga dengan menggunakan sumber data yang sama namun membahas aspek atau bidang lain dari ilmu pragmatik.
Para pembaca yang tertarik dengan kajian pragmatik, khususnya dalam mempelajari tindak tutur ilokusi agar mendalami jenis tindak tutur ilokusi yang
terbagi dalam kategori yang terdapat pada tindak tutur ilokusi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya
terutama yang berhubungan dengan tindak tutur ilokusi.
79
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006.
Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Dini, Nh. 1975.
La Barka
. Jakarta: PT DUNIA PUSTAKA JAYA. Gunarwan, Asim. 1999.
Pragmatik: Pandangan Mata Burung.
Jakarta: Universitas Indonesia.
Handayani, Tri. 2004.
Tuturan Perlokusi dan Efeknya dalam Wacana Dakwah Aa Gym.
Skripsi tidak diterbitkan. Semarang: FBS, Unnes. Haryadi. 2003.
Jenis, Efek dan Fungsi Tuturan Perlokusi Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Universitas Negeri Semarang di Kabupaten Kendal
. Tesis tidak diterbitkan. Semarang:FBS, Unnes.
Ibrahim, Abdul Syukur. 1993.
Kajian Tindak Tutur
. Surabaya: Usaha Nasional. Kridalaksana, Harimurti. 1993.
Kamus Linguistik.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Leech, Geoffrey. 1993.
Prinsip-prinsip Pragmatik
Diterjemahkan oleh Oka. Jakarta: Balai Pustaka.
Levinson, S. C. 1983.
Pragmatics.
Cambridge: Cambridge University Press. Nababan. 1997.
Ilmu Pragmatik, Teori dan Penerapannya
. Jakarta: Depdikbud. Nadar, F.X. 2009.
Pragmatik dan Penelitian Pragmatik
. Yogyakarta: Graha Ilmu. Rahardi, R. Kunjana. 2005.
Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia.
Jakarta: Erlangga. Ramlan, M. 1983.
Sintaksis
. Jakarta : CV. Karyono. Rohmadi, Muhammad. 2004.
Pragmatik Teori dan Analisis
. Yogyakarta: Lingkar Media Jogja.
Rustono. 1999.
Pokok-Pokok Pragmatik.
Semarang: IKIP Semarang Press. Sarwono, Jonathan. 2006.
Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Subagyo, P. Ari. 2003.
Reader: Pragmatik I
. Yogyakarta: PBSID Universitas Sanata Dharma.
Sudaryanto. 1993.
Metode dan Teknik Analisis Bahasa
. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.
_________. 1994.
Pemanfaatan Potensi Bahasa
. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Suyono. 1990.
Pragmatik: Dasar-dasar dan Pengajaran
. Malang: YA3. _______. 1990.
Pengajaran Pragmatik
. Bandung: Angkasa. Wijana, I Dewa Putu. 1996.
Dasar-dasar Pragmatik
. Yogyakarta: Andi Offset.
LAMPIRAN
NO KALIMAT LANGSUNG
HAL
1 Terimakasih, anda baik sekali. 9
2 Saya tidak dapat menolong anda sampai di luar setasiun. Tunggulah sebentar.
Nanti akan ada tukang pelat. 9
3 Apakah saya dapat menolong nyonya? 9
4 O, Ya, jawabku dengan segera, kalau anda sudi membawakan kopor ini sampai
di luar setasiun, saya akan berterimakasih. 9
5 Nyonya datang dari mana? 9
6 Dari Jenewa. 9
7 Bagaimana udara di sana? Jelek.Jelek sekali. Kemarin malam hujan. Pagi
tadi, ketika kami berangkat langit masih penuh dengan awan.
9 8 Di sini nyonya akan menjumpai langit yang
selalu terang 10
Oh, sudah hampir enam bulan tidak hujan. 9 Itu malah menyusahkan.
10 10 Memang. Beberapa rumah yang tinggal di bukit
dan di ladang anggur mulai kekurangan air. 10
11 Terimakasih, nyonya. 12 Bis di depan itu akan berangkat ke Draguignan
tujuh menit lagi. Dia menunggu kereta api dari Nice. Kalau nyonya mau naik, saya tolong
membawakan kopor ke seberang jalan. 10
Anda baik sekali.Tapi saya akan menunggu sebentar lagi.
13 Trans tidak jauh dari sini. Hanya dua belas kilo. kalau nyonya naik bis, turunnya di perhentian
yang kedua. 11
14 Mengapa kita tidak mengambil bis saja, mama? 11
Karena kita tidak tahu rumah di mana kita akan 15 tinggal. Sebentar lagi tentu monique datang.
11 16 Kau telah lama menunggu?
Kau tidak ingat kepadaku, sayang. Waktu aku 17 sering datang ke rumahmu, kau masih bayi.
18 Aku kagum akan keringanan hati orang-orang 11
di sini untuk menolong pendatang. 19 Ah, itu belum seberapa. Kaulihat nanti bagai-
mana orang-orang di desa. Mereka amat baik. 20 Aku terlambat, karena tidak bisa meninggalkan
11 toko lebih cepat.
21 Toko? tanyaku sambil menoleh kepadanya. Aku bekerja sekarang. Seorang kawan