Penentuan Bahan Aktif Surfaktan Anionik Melalui Titrasi Kationik

44

d. Bilangan Iod AOAC, 1995

Sampel yang telah disaring ditimbang sebanyak 0,5 gram di dalam erlenmeyer 250 ml, lalu dilarutkan dengan 10 ml kloroform atau tetraklorida dan ditambahkan dengan 25 ml pereaksi hanus. Semua bahan tersebut dicampur merata dan disimpan di dalam ruangan gelap selama satu jam. Sebagian iodium akan dibebaskan dari larutan. Setelah penyimpanan, ke dalamnya ditambahkan 10 ml larutan KI 15. Iod yang dibebaskan kemudian dititrasi dengan larutan Na 2 S 2 O 3 0,1 N sampai warna biru larutan tidak terlalu pekat. Selanjutnya ditambahkan larutan kanji satu persen dan titrasi kembali sampai warna biru hilang. Blanko dibuat dengan cara yang sama tanpa menggunakan sampel. Perhitungan: B-S x N x 12,69 Bilangan Iod = G Keterangan: B = ml Na 2 S 2 O 3 blanko S = ml Na 2 S 2 O 3 contoh N = normalitas Na 2 S 2 O 3 G = berat contoh gram 12,69 = berat atom iod10

e. Penentuan Bahan Aktif Surfaktan Anionik Melalui Titrasi Kationik

ASTM D 1681 1. Pemisahan bahan larut alkohol i. Timbang sampel hingga ketelitian ± 0,01 g ke dalam erlenmeyer 600 ml sebesar Bahan aktif Jumlah sampel 10 – 25 30 25 – 40 15 40 – 60 10 60 – 80 7 80 5,5 ii. Tambahkan 300 – 350 alkohol panas. Tutup dengan gelas arloji dan panaskan dalam penangas air sekitar 2 jam, aduk secara seksama untuk memecah padatan. Siapkan erlenmeyer vakum 1 L. iii. Saring larutan menggunakan filter vakum. Tambahkan 50 ml alkohol panas ke dalam residu. Panaskan untuk mendidihkan larutan dalam hotplate sehingga padatan dalam residu pecah dan kemudian saring menggunakan vacuum filter. Ulangi lagi dengan menambahkan 50 ml alkohol panas. iv. Uapkan alkohol sisa dalam residu menggunakan erlenmeyer pada penangas air. Kocok sekali sekali, khusunya pada akhir proses. Larutkan residu menggunakan 10 ml air panas. Panaskan larutan dalam penangas air hingga larut. v. Larutkan larutan air dalam 200 ml alkohol panas, didihkan dalam penangas air dan saring. Pindahkan presipitat dalam filter dengan menambahkan alkohol panas. Cuci erlemeyer dan residu menggunakan alkohol panas 3 – 4 kali. vi. Pindahkan filtrat ke dalam erlenmeyer 1 L. Cuci erlenmeyer filtrasi menggunakan alkohol dan 10 ml air dan diikuti dengan alkohol. Uapkan filtrat hingga menjadi 400 ml kemudian pindahkan ke dalam labu takar 1 L. Tambahkan air hingga tanda tera. Larutan ini disebut sebagai Larutan I. 45 2. Pemisahan minyak bebas sulfonat i. Pindahkan sejumlah larutan alkohol ke dalam erlenmeyer 1 L dan pekatkan hingga 100 ml dalam penangas air. Pindahkan konsentrat ke dalam corong pemisah 500 ml. Cuci erlenmeyer menggunakan 100 ml air dan masukan air bilasan ke dalam corong pemisah sehingga total volume menjadi 200 ml. ii. Ekstrak larutan alkohol dengan tiga bagian 50 ml petroleum eter. Campurkan ekstrak eter dan cuci dengan 3 – 50 ml etanol 50. Tambahkan cucian larutan etanol ke dalam ekstrak larutan alkohol. Pindahkan larutan bebas minyak beralkohol ke dalam erlemeyer 1 L. Cuci labu corong pemisah dengan sedikit air dan masukan air cucian ke dalam erlenmeyer. Panaskan larutan dalam erlenmeyer 400 ml menggunakan penangas air dengan suhu 40 – 50 o C pada ruang asam untuk membuang asap petroleum eter. Pindahkan larutan bebas eter ke dalam labu takar 1 L. Tambahkan 300 ml alkohol dan tambahkan air hingga tanda tera. Larutan ini disebut larutan II. 3. Prosedur pembuatan larutan indikator standar i. Siapkan larutan 0,0045 – 0,0050 ± 0,00001 M sebagai larutan III dengan cara pipet sejumlah larutan I atau II kedalam erlenmeyer 250 ml, dimana A = 250 x 0,0045M I atau M II A : ml larutan yang akan digunakan, mendekati 3 ml, M I : molaritas larutan I, M II : molaritas larutan II. ii. Panaskan larutan hingga volume menjadi 10 – ml untuk menghilangkan etanol iii. Pindahkan larutan ke dalam labu takar 250 ml. Bilas erlenmeyer dan masukan air bilasan ke dalam labu takar. Tambahkan 15 ml n-butanol, kocok dengan baik, kemudian tambahkan air hingga tanda tera. Larutan ini disebut sebagai larutan III. iv. Pipet 10 ml larutan masing – masing ke dalam dua buah erlenmeyer 100 ml. Tambahkan 25 ml larutan indikator dan 15 ml kloroform. Tambahkan 5 ml CTAB atau Hyamine 1622 dengan menggunakan buret mikro 10 ml. v. Campur larutan. Biarkan dua dua lapisan terpisah dan kemudian lanjutkan titrasi. Penambahan sejumlah CTAB atau Hyamine 1622 diikuti dengan pengocokan hingga diperoleh titik akhir. Tititk akhir titrasi dicapai ketika dua lapisan memiliki dua intensitas warna yang sama. Lakukan perbandingan dengan membiaskan cahaya menggunakan kertas putih sebagai latar. Biarkan silinder selama 1 menit sebelum dilakukan perbandingan kedua lapisan. vi. Sekitar 15 - 20 ml larutan CTAB atau Hyamine 1622 diperlukan untuk mentitrasi larutan anionik standar. Jika volume yang digunakan lebih kecil, maka perlu digunakan volume larutan sampel lebih banyak dan titrasi dilakukan kembali. Jika volume titran lebih dari 20 ml, maka perlu dilakukan titrasi untuk volume larutan sampel yang lebih kecil. vii. Hitung molaritas larutan III M III menggunakan persamaan sebagai berikut : M III = M I atau M II x A250 A : ml larutan I atau II yang digunakan, M I : molaritas larutan I, M II : molaritas larutan II. viii. Hitung molaritas larutan CTAB menggunakan persamaan sebagai berikut : M CTAB = M III x AB A : ml larutan III yang digunakan, B ; ml larutan CTAB yang digunakan, M III : molaritas larutan III. ix. Ketelitian ulangan titrasi adalah sekitar 0,05 ml CTAB. 46 Prosedur pengujian bahan aktif : a Larutkan sejumlah sampel seperti yang tergambar pada Gambar – x timbang mendekati 1 mg dalam 100 ml air pada erlenmeyer 250 ml. Pindahkan larutan ke dalam labu takar 250 ml. Bilas erlenmeyer dan tambahkan air bilasan ke dalam labu takar. Tambahkan 15 ml n-butanol dan larutkan bahan dalam labu takar lalu tera dengan air. Campur larutan dengan baik. b Pipet 10 ml larutan masing – masing ke dalam dua buah erlenmeyer 100 ml. Tambahkan 25 ml larutan indikator dan 15 ml kloroform. Tambahkan 5 ml CTAB atau Hyamine 1622 dengan menggunakan buret mikro 10 ml. c Campur larutan. Biarkan dua dua lapisan terpisah dan kemudian lanjutkan titrasi. Penambahan sejumlah CTAB atau Hyamine 1622 diikuti dengan pengocokan hingga diperoleh titik akhir. Tititk akhir titrasi dicapai ketika dua lapisan memiliki dua intensitas warna yang sama. Lakukan perbandingan dengan membiaskan cahaya menggunakan kertas putih sebagai latar. Biarkan silinder selama 1 menit sebelum dilakukan perbandingan kedua lapisan. d Sekitar 20 ml larutan CTAB atau Hyamine 1622 diperlukan untuk titrasi. Jika volume yang digunakan lebih kecil, maka perlu digunakan volume larutan sampel lebih banyak dan titrasi dilakukan kembali, atau tambahkan 1 – 2 ml larutan sampel ke dalam sistem dua fasa dan titrasi dilanjutkan kembali hingga diperoleh titik akhir titrasi baru. Jika volume titran lebih dari 20 ml, maka perlu dilakukan titrasi untuk volume larutan sampel yang lebih kecil. e Hitung persen SO 3 dalam sampel menggunakan persamaan sebagai berikut : SO 3 , wt = [A X B X 0,0801 X 250C X D] X 100 Dimana: A : ml CTAB atau Hyamine 1622 yang diperlukan untuk titrasi B : molaritas larutan CTAB atau Hyamine 1622 C : gram sampel yang digunakan D : ml larutan sampel f Hitung persen bahan aktif sampel menggunakan persamaan sebagai berikut : Bahan aktif, wt = AB80,01 Dimana: A : persen berat SO3 dalam sampel B : berat sampel 47 Lampiran 5. Data Hasil Analisis Pengaruh Suhu dan Lama Aging terhadap Viskositas MESA

A. Rekapitulasi Data Hasil Analisis Suhu dan Lama Aging terhadap

Viskositas MESA Perlakuan Hasil Analisis Viskositas MESA Standar Deviasi Ulangan 1 Ulangan 2 Rataan X1Y1 360 320 340 28.284271 X1Y2 375 310 342.5 45.961941 X1Y3 375 315 345 42,42641 X2Y1 510 50 280 325.269119 X2Y2 515 56 285.5 324.562013 X2Y3 520 65 292.5 321.733585 X3Y1 16 245 130.5 161.927453 X3Y2 16.5 260 138.25 172.180501 X3Y3 25 280 152.5 180.312229 Keterangan : X1 : suhu 80 o C X2 : suhu 100 o C X3 : suhu 120 o C Y1 : waktu 30 menit Y2 : waktu 45 menit Y3 : waktu 60 menit

B. Analisa Ragam

Sumber Variasi db JK RJK F-Hitung Signifikansi Suhu 2 130448.8611 65224.4306 1.41 0.2998 Waktu 2 527.1944 263.5972 0.01 0.9943 suhuwaktu 4 152.8889 38.2222 0.00 1.0000 Ulangan 1 36585.1250 36585.1250 0.79 0.4004 Error 8 371159.5000 46394.9375 Total 17 538873.5694 Keterangan: nilai signifikansi ≤ nilai α 0,05 = berpengaruh nyata

C. Hasil Uji Duncan terhadap Faktor Suhu Aging

Suhu N Kelompok 80 6 A 100 6 A 120 6 A

D. Hasil Uji Duncan terhadap Faktor Lama Aging

Waktu N Kelompok 30 6 A 45 6 A 60 6 A Keterangan:  Huruf pengelompokkan Duncan yang sama menunjukkan faktor tidak berbeda nyata.  Huruf pengelompokkan Duncan yang tidak sama menunjukkan faktor yang berbeda nyata. 48 Lampiran 6. Data Hasil Analisis Pengaruh Suhu dan Lama Aging terhadap Nilai pH MESA

A. Rekapitulasi Data Hasil Analisis Suhu dan Lama Aging terhadap

Nilai pH MESA Perlakuan Hasil Analisis Nilai pH Standar Deviasi Ulangan 1 Ulangan 2 Rataan X1Y1 1,7 1,9 1,8 0.14142136 X1Y2 1,6 1,6 1,6 0.00000000 X1Y3 0,9 1,5 1,2 0.42426407 X2Y1 1,5 2,3 1,9 0.56568542 X2Y2 1,7 1,7 1,7 0.00000000 X2Y3 0,9 2,1 1,5 0.84852814 X3Y1 2,4 1,8 2,1 0.42426407 X3Y2 2,4 1,5 1,95 0.63639610 X3Y3 2,3 1,1 1,7 0.84852814 Keterangan : X1 : suhu 80 o C X2 : suhu 100 o C X3 : suhu 120 o C Y1 : waktu 30 menit Y2 : waktu 45 menit Y3 : waktu 60 menit

B. Analisa Ragam

Sumber Variasi db JK RJK F-Hitung Signifikansi Suhu 2 0.44333333 0.22166667 0.70 0.5260 Waktu 2 0.66333333 0.33166667 1.04 0.3959 suhuwaktu 4 0.03333333 0.00833333 0.03 0.9984 Ulangan 1 0.00055556 0.00055556 0.00 0.9677 Error 8 2.54444444 0.31805556 Total 17 3.68500000 Keterangan: nilai signifikansi ≤ nilai α 0,05 = berpengaruh nyata

C. Hasil Uji Duncan terhadap Faktor Suhu Aging

Suhu N Kelompok 80 6 A 100 6 A 120 6 A

D. Hasil Uji Duncan terhadap Faktor Lama Aging

Waktu N Kelompok 30 6 A 45 6 A 60 6 A Keterangan:  Huruf pengelompokkan Duncan yang sama menunjukkan faktor tidak berbeda nyata.  Huruf pengelompokkan Duncan yang tidak sama menunjukkan faktor yang berbeda nyata. 49 Lampiran 7. Data Hasil Analisis Pengaruh Suhu dan Lama Aging terhadap Densitas MESA

A. Rekapitulasi Data Hasil Analisis Suhu dan Lama Aging terhadap

Densitas MESA Perlakuan Hasil Analisis Densitas Standar Deviasi Ulangan 1 Ulangan 2 Rataan X1Y1 1.0367 1.0257 1.0312 0.00778 X1Y2 1.0369 1.0244 1.03065 0.00884 X1Y3 1.0237 1.0359 1.0298 0.00863 X2Y1 1.046 0.9539 0.99995 0.06512 X2Y2 1.0543 0.9582 1.00625 0.06795 X2Y3 1.0434 0.9618 1.0026 0.0577 X3Y1 0.90749 1.0031 0.9553 0.06761 X3Y2 0.90958 1.00033 0.95496 0.06417 X3Y3 0.9102 0.9981 0.95415 0.06215 Keterangan : X1 : suhu 80 o C X2 : suhu 100 o C X3 : suhu 120 o C Y1 : waktu 30 menit Y2 : waktu 45 menit Y3 : waktu 60 menit

B. Analisa Ragam

Sumber Variasi db JK RJK F-hitung Signifikansi suhu 2 0.01763512 0.00881756 2.83 0.1178 waktu 2 0.00001276 0.00000638 0.00 0.9980 suhuwaktu 4 0.00003064 0.00000766 0.00 1.0000 Ulangan 1 0.00000260 0.00000260 0.00 0.9777 Error 8 0.02495016 0.00311877 Total 17 0.04263127 Keterangan: nilai signifikansi ≤ nilai α 0,05 = berpengaruh nyata

C. Hasil Uji Duncan terhadap Faktor Suhu Aging

Suhu N Kelompok 80 6 A 100 6 A 120 6 A

D. Hasil Uji Duncan terhadap Faktor Lama Aging

Waktu N Kelompok 30 6 A 45 6 A 60 6 A Keterangan:  Huruf pengelompokkan Duncan yang sama menunjukkan faktor tidak berbeda nyata.  Huruf pengelompokkan Duncan yang tidak sama menunjukkan faktor yang berbeda nyata. 50 Lampiran 8. Data Hasil Analisis Pengaruh Suhu dan Lama Aging terhadap Bilangan Asam MESA

A. Rekapitulasi Data Hasil Analisis Suhu dan Lama Aging terhadap

Bilangan Asam MESA Perlakuan Hasil Analisis Bilangan Asam Standar Deviasi Ulangan 1 Ulangan 2 Rataan X1Y1 21.9649 14.9733 18.4691 4.943808 X1Y2 22.1616 15.5454 18.8535 4.67836 X1Y3 23.1215 16.456 19.78875 4.71322 X2Y1 8.34165 12.7736 10.55763 3.133862 X2Y2 8.59215 15.7522 12.17218 5.06292 X2Y3 9.4669 16.7232 13.09505 5.130979 X3Y1 13.7987 12.6666 13.23265 0.800516 X3Y2 14.6968 12.712 13.7044 1.403466 X3Y3 14.8296 13.7596 14.2946 0.756604 Keterangan : X1 : suhu 80 o C X2 : suhu 100 o C X3 : suhu 120 o C Y1 : waktu 30 menit Y2 : waktu 45 menit Y3 : waktu 60 menit

B. Analisa Ragam

Sumber Variasi db JK RJK F-hitung Signifikansi suhu 2 163.2252090 81.6126045 4.96 0.0398 waktu 2 8.0656579 4.0328290 0.24 0.7885 suhuwaktu 4 1.5073751 0.3768438 0.02 0.9987 Ulangan 1 1.7496345 1.7496345 0.11 0.7528 Error 8 131.7572811 16.4696601 Total 17 306.3051576 Keterangan: nilai signifikansi ≤ nilai α 0,05 = berpengaruh nyata

C. Hasil Uji Duncan terhadap Faktor Suhu Aging

Suhu N Kelompok 80 6 A 100 6 B 120 6 AB

D. Hasil Uji Duncan terhadap Faktor Lama Aging

Waktu N Kelompok 30 6 A 45 6 A 60 6 A Keterangan:  Huruf pengelompokkan Duncan yang sama menunjukkan faktor tidak berbeda nyata.  Huruf pengelompokkan Duncan yang tidak sama menunjukkan faktor yang berbeda nyata. 51 Lampiran 9. Data Hasil Analisis Pengaruh Suhu dan Lama Aging terhadap Bilangan Iod MESA

A. Rekapitulasi Data Hasil Analisis Suhu dan Lama Aging terhadap

Bilangan Iod MESA Perlakuan Hasil Analisis Bilangan Iod Standar Deviasi Ulangan 1 Ulangan 2 Rataan X1Y1 36,6148 39,7713 38.19305 2,231983 X1Y2 28,738 25,1509 26.94445 2,536463 X1Y3 27,1593 23,0154 25.08735 2,93018 X2Y1 37,6352 31,7202 34.67770 4,182537 X2Y2 32,1547 27,8416 29.99815 3,049822 X2Y3 29,0041 26,5221 27.76310 1,755039 X3Y1 32,9974 38,148 35.57270 3,642024 X3Y2 22,7546 26,1 24.42730 2,365555 X3Y3 19,9047 25,07 22,48735 3,652419 Keterangan : X1 : suhu 80 o C X2 : suhu 100 o C X3 : suhu 120 o C Y1 : waktu 30 menit Y2 : waktu 45 menit Y3 : waktu 60 menit

B. Analisa Ragam

Sumber Variasi db JK RJK F-hitung Signifikansi suhu 2 36.4012195 18.2006097 1.79 0.2278 waktu 2 414.5216449 207.2608224 20.38 0.0007 suhuwaktu 4 35.9145261 8.9786315 0.88 0.5153 Ulangan 1 0.7293502 0.7293502 0.07 0.7956 Error 8 81.3475359 10.1684420 Total 17 568.9142765 Keterangan: nilai signifikansi ≤ nilai α 0,05 = berpengaruh nyata

C. Hasil Uji Duncan terhadap Faktor Suhu Aging

Suhu N Kelompok 80 6 A 100 6 A 120 6 A

D. Hasil Uji Duncan terhadap Faktor Lama Aging

Waktu N Kelompok 30 6 A 45 6 B 60 6 B Keterangan:  Huruf pengelompokkan Duncan yang sama menunjukkan faktor tidak berbeda nyata.  Huruf pengelompokkan Duncan yang tidak sama menunjukkan faktor yang berbeda nyata. 52 Lampiran 10. Data Hasil Analisis Pengaruh Suhu dan Lama Aging terhadap Bahan Aktif MESA

A. Rekapitulasi Data Hasil Analisis Suhu dan Lama Aging terhadap Bahan

Aktif MESA Perlakuan Hasil Analisis Bahan Aktif Standar Deviasi Ulangan 1 Ulangan 2 Rataan X1Y1 13.9 4.7879 9.34395 6.443228 X1Y2 15.445 5.869 10.657 6.771255 X1Y3 16.989 12.6648 14.8269 3.057671 X2Y1 6.641 12.7421 9.69155 4.314129 X2Y2 8.958 14.6727 11.81535 4.040903 X2Y3 10.811 16.7578 13.7844 4.205023 X3Y1 7.791 3.398 5.5945 3.10632 X3Y2 9.62 10.811 10.2155 0.842164 X3Y3 10.811 12.665 11.738 1.310976 Keterangan : X1 : suhu 80 o C X2 : suhu 100 o C X3 : suhu 120 o C Y1 : waktu 30 menit Y2 : waktu 45 menit Y3 : waktu 60 menit

B. Analisa Ragam

Sumber Variasi db JK RJK F-hitung Signifikansi suhu 2 25.14882151 12.57441076 0.63 0.5558 waktu 2 82.38292338 41.19146169 2.07 0.1883 suhuwaktu 4 8.10257794 2.02564448 0.10 0.9787 Ulangan 1 2.41831363 2.41831363 0.12 0.7362 Error 8 158.9960572 19.8745071 Total 17 277.0486936 Keterangan: nilai signifikansi ≤ nilai α 0,05 = berpengaruh nyata

C. Hasil Uji Duncan terhadap Faktor Suhu Aging

Suhu N Kelompok 80 6 A 100 6 A 120 6 A

D. Hasil Uji Duncan terhadap Faktor Lama Aging

Waktu N Kelompok 30 6 A 45 6 A 60 6 A Keterangan:  Huruf pengelompokkan Duncan yang sama menunjukkan faktor tidak berbeda nyata.  Huruf pengelompokkan Duncan yang tidak sama menunjukkan faktor yang berbeda nyata. 53 Lampiran 11. Data Hasil Analisis Pengaruh Suhu dan Lama Aging terhadap Nilai pH MES

A. Rekapitulasi Data Hasil Analisis Suhu dan Lama Aging terhadap Nilai

pH MES Perlakuan Hasil Analisis Nilai pH MES Standar Deviasi Ulangan 1 Ulangan 2 Rataan X1Y1 6.93 6.88 6.905 0.035355 X1Y2 7.02 7.05 7.035 0.021213 X1Y3 6.34 6.82 6.58 0.339411 X2Y1 6.98 6.57 6.775 0.289914 X2Y2 6.36 6.32 6.34 0.028284 X2Y3 6.18 7.02 6.6 0.59397 X3Y1 6.99 7.2 7.095 0.148492 X3Y2 6.73 6.78 6.755 0.035355 X3Y3 6.91 6.94 6.925 0.021213 Keterangan : X1 : suhu 80 o C X2 : suhu 100 o C X3 : suhu 120 o C Y1 : waktu 30 menit Y2 : waktu 45 menit Y3 : waktu 60 menit

B. Analisa Ragam

Sumber Variasi db JK RJK F-hitung Signifikansi suhu 2 0.40814444 0.20407222 3.23 0.0939 waktu 2 0.19234444 0.09617222 1.52 0.2757 suhuwaktu 4 0.33458889 0.08364722 1.32 0.3404 Ulangan 1 0.07220000 0.07220000 1.14 0.3166 Error 8 0.50610000 0.06326250 Total 17 1.51337778 Keterangan: nilai signifikansi ≤ nilai α 0,05 = berpengaruh nyata

C. Hasil Uji Duncan terhadap Faktor Suhu Aging

Suhu N Kelompok 80 6 A 100 6 A 120 6 A

D. Hasil Uji Duncan terhadap Faktor Lama Aging

Waktu N Kelompok 30 6 A 45 6 A 60 6 A Keterangan:  Huruf pengelompokkan Duncan yang sama menunjukkan faktor tidak berbeda nyata.  Huruf pengelompokkan Duncan yang tidak sama menunjukkan faktor yang berbeda nyata. 54 Lampiran 12. Data Hasil Analisis Pengaruh Suhu dan Lama Aging terhadap Bilangan Iod MES A. Rekapitulasi Data Hasil Analisis Suhu dan Lama Aging terhadap Bilangan Iod MES Perlakuan Hasil Analisis Bilangan Iod MES Standar Deviasi Ulangan 1 Ulangan 2 Rataan X1Y1 37,875 37,082 37,4785 0,560736 X1Y2 23,696 27,615 25,6555 2,771151 X1Y3 22,416 25,375 23,8955 2,092329 X2Y1 30,824 42,914 36,869 8,548921 X2Y2 28,074 39,953 34,0135 8,399721 X2Y3 26,925 33,62 30,2725 4,73408 X3Y1 33,759 44,068 38,9135 7,289564 X3Y2 20,166 26,903 23,5345 4,763778 X3Y3 19,8683 24,262 22,06515 3,106815 Keterangan : X1 : suhu 80 o C X2 : suhu 100 o C X3 : suhu 120 o C Y1 : waktu 30 menit Y2 : waktu 45 menit Y3 : waktu 60 menit

B. Analisa Ragam

Sumber Variasi db JK RJK F-hitung Signifikansi suhu 2 107.2917642 53.6458821 5.66 0.0294 waktu 2 516.2446136 258.1223068 27.24 0.0003 suhuwaktu 4 94.1427995 23.5356999 2.48 0.1273 Ulangan 1 188.1069338 188.1069338 19.85 0.0021 Error 8 75.7991196 9.4748899 Total 17 981.5852307 Keterangan: nilai signifikansi ≤ nilai α 0,05 = berpengaruh nyata

C. Hasil Uji Duncan terhadap Faktor Suhu Aging

Suhu N Kelompok 80 6 B 100 6 A 120 6 B

D. Hasil Uji Duncan terhadap Faktor Lama Aging

Waktu N Kelompok 30 6 A 45 6 B 60 6 B Keterangan:  Huruf pengelompokkan Duncan yang sama menunjukkan faktor tidak berbeda nyata.  Huruf pengelompokkan Duncan yang tidak sama menunjukkan faktor yang berbeda nyata. 55 Lampiran 13. Data Hasil Analisis Pengaruh Suhu dan Lama Aging terhadap Bahan Aktif MES

A. Rekapitulasi Data Hasil Analisis Suhu dan Lama Aging terhadap Bahan

Aktif MES Perlakuan Hasil Analisis Bahan Aktif MES Standar Deviasi Ulangan 1 Ulangan 2 Rataan X1Y1 14.6929 6.8567 10.7748 5.54103 X1Y2 16.3255 9.7953 13.0604 4.617549 X1Y3 17.958 13.0634 15.5107 3.461005 X2Y1 7.0199 13.4685 10.2442 4.559849 X2Y2 9.4688 15.5091 12.48895 4.271137 X2Y3 11.4278 17.7131 14.57045 4.444378 X3Y1 8.2352 3.5916 5.9134 3.283521 X3Y2 10.1686 11.4278 10.7982 0.890389 X3Y3 11.4278 13.3869 12.40735 1.385293 Keterangan : X1 : suhu 80 o C X2 : suhu 100 o C X3 : suhu 120 o C Y1 : waktu 30 menit Y2 : waktu 45 menit Y3 : waktu 60 menit

B. Analisa Ragam

Sumber Variasi db JK RJK F-hitung Signifikansi suhu 2 39.05555360 19.52777680 1.15 0.3645 waktu 2 81.85523636 40.92761818 2.41 0.1520 suhuwaktu 4 5.05589130 1.26397283 0.07 0.9881 Ulangan 1 0.20311813 0.20311813 0.01 0.9157 Error 8 136.0808780 17.0101097 Total 17 262.2506774 Keterangan: nilai signifikansi ≤ nilai α 0,05 = berpengaruh nyata

C. Hasil Uji Duncan terhadap Faktor Suhu Aging

Suhu N Kelompok 80 6 A 100 6 A 120 6 A

D. Hasil Uji Duncan terhadap Faktor Lama Aging

Waktu N Kelompok 30 6 A 45 6 A 60 6 A Keterangan:  Huruf pengelompokkan Duncan yang sama menunjukkan faktor tidak berbeda nyata.  Huruf pengelompokkan Duncan yang tidak sama menunjukkan faktor yang berbeda nyata. 56 Lampiran 14. Gambar Proses Produksi Metil Ester Jarak Pagar Metil Ester Jarak Pagar Minyak Jarak + Larutan Metoksida Reaksi Esterifikasi Transesterifikasi Pemisahan Gliserol Proses Settling Pencucian Pengeringan PENGARUH SUHU DAN LAMA PROSES AGING TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA SURFAKTAN MESA JARAK PAGAR SKRIPSI NUR HIDAYAT F34061189 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 PENGARUH SUHU DAN LAMA PROSES AGING TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA SURFAKTAN MESA JARAK PAGAR SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor Oleh NUR HIDAYAT F34061189 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 Judul Skripsi : Pengaruh Suhu dan Lama Proses Aging terhadap Sifat Fisikokimia Surfaktan MESA Jarak Pagar Nama : Nur Hidayat NIM : F34061189 Menyetujui, Pembimbing, Prof. Dr. Erliza Hambali NIP 19620821 198703 2 003 Mengetahui : Ketua Departemen, Prof. Dr.Ir.Nastiti Siswi Indrasti NIP 19621009 198903 2 001 Tanggal lulus : 7 Februari 2011 THE EFFECT OF TEMPERATURE AND AGING PROCESS DURATION ON THE PHYSICOCHEMICAL PROPERTIES OF MESA JATROPHA CURCAS SURFACTANT Nur Hidayat and Erliza Hambali Department of Agroindustrial Technology, Faculty of Agricultural Technology, Bogor Agricultural University, IPB Dramaga Campus, PO Box 220, West Java, Indonesia e-mail: nuru_hidayatyahoo.co.id ABSTRACT Surfactant is an actives compound which decrease the surface tension surface active agent and inter-facial tension of matter with different polarity. MES Methyl Ester Sulfonate surfactant was anionic surfactant from jatropha oil which has potential to replace petroleum-based surfactant petroleum sulfonate which commonly used. The objectives of this research were to obtain the best condition of aging process temperature and aging duration in methyl ester conversion of jatropha oil into Methyl Ester Sulfonate Acid MESA, and to know the physic-chemical characters of MESA which been produced. Main process of MESA synthesizing was sulfonation, that’s the binding of sulfonate clusters by sulfonating reactant in hydrocarbon chain of methyl ester. Used sulfonating reactant in this research was SO 3 gas. Condition of sulfonating process are input temperature of methyl ester at 100 C and sample taken after sulfonating process lasting for 120 minutes, then continued by aging process. Studied parameters are aging temperatures at 80, 100, and 120 C and aging duration for 30, 45, and 60 minutes. MES was obtained from neutralization of MESA by using NaOH 50. Result of variance analysis shows that temperature and aging duration has a significant effect to density, acid number, and iod number of MESA. Best condition from temperature and aging duration’s combination was at process condition at 80 C for 60 minutes. Keywords : metil ester jatropha, aging process, MESA, MES Nur Hidayat . F34061189. Pengaruh Suhu dan Lama Proses Aging terhadap Sifat Fisikokimia Surfaktan MESA Jarak Pagar. Dibawah Bimbingan Erliza Hambali. 2011 RINGKASAN Surfaktan merupakan senyawa aktif penurun tegangan permukaan surface active agent dan tegangan antar muka antara zat yang berbeda polaritasnya. Pemakaian surfaktan antara lain untuk aplikasi pencucian dan pembersihan washing and cleaning applications, produk pangan, pertambangan, cat dan pelapis, kertas, tekstil, serta produk kosmetika dan produk perawatan diri personal care products. Surfaktan MES Metil Ester Sulfonat merupakan surfaktan anionik dari minyak jarak pagar yang berpotensi menggantikan surfaktan berbasis minyak bumi petroleum sulfonat yang selama ini digunakan. Hal ini terkait dengan kelebihan yang dimiliki surfaktan MES, diantaranya bersifat terbarukan, lebih ramah lingkungan, secara alami mudah didegradasi dan memiliki sifat deterjensi yang baik walaupun digunakan pada air dengan tingkat kesadahan yang cukup tinggi Matheson, 1996. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi proses aging terbaik suhu dan lama aging pada konversi metil ester jarak pagar menjadi Metil Ester Sulfonat Acid MESA, serta mengetahui karakteristik fisikokimia MESA yang dihasilkan. Penelitian ini diawali dengan pengepresan biji jarak pagar untuk mendapatkan minyak. Minyak jarak pagar yang dihasilkan tersebut kemudian diproses melalui tahap esterifikasi dan transesterifikasi untuk mendapatkan metil ester jarak pagar. Proses utama sintesis MESA adalah sulfonasi, yaitu pengikatan gugus sulfonat oleh reaktan pensulfonasi pada rantai hidrokarbon metil ester. Reaktan pensulfonasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu gas SO 3 . Reaktan gas SO 3 bersifat sangat reaktif, sesuai untuk produksi kontinyu, dan dapat membentuk gugus sulfonat secara optimal. Proses sulfonasi penelitian ini menggunakan Single Tube Falling Film Reactor STFR dengan panjang reaktor 6 meter dan kapasitas umpan bahan organik 8 liter. Kondisi proses sulfonasi adalah dengan suhu input metil ester 100 o C dan sampel diambil setelah proses sulfonasi berlangsung selama 120 menit, setelah itu dilanjutkan dengan proses aging. Faktor kajian terdiri dari suhu aging 80, 100, dan 120 o C serta lama proses aging 30, 45, dan 60 menit. MES diperoleh dari proses netralisasi MESA menggunakan NaOH 50. Berdasarkan tahapan kegiatan yang telah dilakukan, hasil analisis biji jarak pagar yang digunakan dengan kadar air 9.73 dan kadar minyak 40.55. Hasil pengepresan biji jarak pagar menghasilkan minyak jarak pagar dengan sifat fisikokimia: FFA 32.09, bilangan asam 63.859 mg KOHg minyak, bilangan iod 98.29 g iodg minyak, bilangan penyabunan 197.6 mg KOHg minyak dan densitas minyak jarak adalah 0.9131 gml. Hasil proses esterifikasi dan transeterifikasi minyak jarak pagar menghasilkan metil ester dengan sifat fisikokimia: bilangan asam 0.44 mg KOHg sampel, bilangan iod 94.917 mg iod g sampel, bilangan penyabunan 198.125 mg KOHg sampel, kadar gliserol total 0.918bb, dan kadar ester alkil 97.70bb. Metil ester yang dihasilkan tersebut kemudian dikonversi menjadi MESA melalui tahapan sulfonasi. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa suhu dan lama aging berpengaruh nyata terhadap bilangan asam MESA, bilangan iod MESA, dan bilangan iod MES. Kondisi proses terbaik dari kombinasi suhu dan lama aging adalah pada kondisi proses dengan suhu aging 80 o C selama 60 menit. Proses aging pada suhu aging 80 ⁰ C selama 60 menit memberikan kandungan bahan aktif tertinggi yaitu sebesar 14.83, pH 1.8, bilangan iod 25.087 mgIg, bilangan asam 19.788 mg KOHg, densitas 1.0298 gml, dan viskositas 337.5 cP, sedangkan kualitas MES nya pada kondisi yang sama yaitu bahan aktif 15.51, pH 6.58, serta bilangan iod 23.895 mg Iodg MES. 1

I. PENDAHULUAN