PKMAH UMM Siapkan Mahasiswa Jadi Auditor Halal

Universitas Muhammadiyah Malang
Arsip Berita
www.umm.ac.id

PKMAH UMM Siapkan Mahasiswa Jadi Auditor Halal
Tanggal: 2015-05-25

BERLAKUNYA Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (UU JPH) membuat
perusahaan-perusahaan pangan, obat-obatan dan kosmetika di Indonesia dituntut menjamin produknya agar aman dan
halal. Konsekuensinya, auditor halal internal (AHI) semakin dibutuhkan, terlebih di tengah minimnya profesi tersebut.
Kenyataan tersebut direspon cepat oleh Pusat Kajian Makanan Aman dan Halal (PKMAH) bentukan Program Studi
Ilmu Teknologi Pangan (ITP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dengan menyiapkan lulusannya agar bisa
menjadi auditor halal internal. Hal itu diwujudkan melalui kegiatan ‘Workshop Sertifikasi Halal dan Penguatan Bekal
Auditor Halal Internal’ yang berlangsung di Ruang Sidang Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UMM, Senin (25/5).
Wakil Direktur Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM-MUI)
Pusat, Ir Hj Osmena Gunawan yang hadir sebagai pembicara mengatakan, saat ini masyarakat butuh diyakinkan bahwa
produk yang digunakan sepenuhnya halal. Untuk itu, sejak 2012 LPPOM-MUI memberlakukan sistem jaminan halal
HAS 2300 yang telah menjadi rujukan internasional dan diakui oleh World Halal Food Council (WHFC).
Bagi Osmena, penerapan sistem jaminan halal (SJH) ini amat penting, baik dalam perspektif teknologi, manajemen
maupun bisnis. “Terlebih, saat ini tren pasar global terhadap produk halal tengah meningkat. Jadi, kebutuhan auditor
halal tidak hanya secara nasional, tapi juga internasional, apalagi menjelang berlakunya pasar global dan terbentuknya

masyarakat ekonomi ASEAN.”
Ketua PKMAH UMM Dr Ir Elfi Anis Saati MP menambahkan, di tengah tuntutan pasar global terhadap sertifikasi
halal, nyatanya kondisi keamanan dan kehalalan pangan di Indonesia amat memprihatinkan. Elfi mencontohkan, tak
sampai 15 persen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia yang sudah tersertifikasi halal.
“Untuk bisa memperoleh sertifikasi halal, sebuah UMKM harus memiliki perizinan Pangan Industri Rumah Tangga
(PIRT) terlebih dahulu. Nah, di Indonesia UMKM yang memiliki izin PIRT hanya sekitar 45 persen saja. Jadi tugas kita,
selain menyiapkan lulusan sebagai auditor halal internal, juga mendampingi UMKM agar tersertifikasi halal,” terang Elfi
yang juga dosen ITP UMM ini.
Menurut Elfi, workshop ini sangat menguntungkan bagi mahasiswa ITP UMM karena bisa menjadi bekal selepas
lulus nantinya. “Dulu, untuk bisa mengikuti acara seperti ini saya harus pergi ke Bogor, waktu itu bayarnya 300 ribu.
Sekarang, untuk bisa ikut workshop seperti ini kita harus bayar sampai dua setengah juta. Nah, khusus mahasiswa ITP
UMM kita gratiskan,” ujarnya.
Menindaklajuti kegiatan workshop ini, PKMAH UMM juga akan mengadakan seminar tentang ‘Pentingnya
Sertifikasi Halal: Prospek, Manfaat, dan Peluang Bagi Perusahaan serta Pengembangan IPTEKS dalam Menyongsong
Perdagangan Global’ pada 11 Juni 2015 di UMM Dome. Seminar menghadirkan direktur LPPOM-MUI Jawa Timur Prof
Dr Sugijanto MKes Apt dan kepala Quality Assurance (QA) Perusahaan Cleo Pandaan-Pasuruan, di mana ketua
PKMAH UMM Elfi Anis Saati juga bertindak sebagai pembicara. (han)

page 1 / 1