A. Penyerahan Naskah
Naskah yang akan diterbitkan dalam Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan, harus memenuhi ketentuan berikut :
1. Naskah diserahkan dalam dua media CD dan print out. Pengetikan naskah menggunakan Microsoft Word dan ber-extension DOC atau RTF. CD dan print
out yang sudah dikirim menjadi milik Tim Redaksi 2. Naskah harus disertai dengan pernyataan penulis, bahwa naskah belum pernah
diterbitkan, sedang diproses atau ditolak oleh majalah lainnya. 3. Naskah harus disertai dengan pernyataan penulis, bahwa naskah tidak plagiat.
4. Naskah diterima 2 dua bulan sebelum waktu penerbitan untuk dikoreksi 5. Page Setup: portrait A4, kanan 2,5 cm, kiri 3 cm, Atas 2.5 cm, bawah 3 cm.
Format 2 kolom, Spacing kolom 0,5 cm
B. Penulisan Naskah
1. Judul Naskah : Kapital Title Case, Arial 14pt Bold, Posisi Center 2. Nama Penulis : Kapital Sesuai dengan kaidah EYD, tanpa gelar, Time New
Roman 12pt bold center, Keterangan tentang penulis jabatan keanggotaan dicantumkan pada catatan kaki
3. Abstrak dan kata kunci : Abstrak Time New Roman 12pt bold center, isi abstrksi 10pt, justify rata kiri-kanan tanpa ada pemenggalan kata di akhir baris.
Sedangkan kata kunci Time New Roman 10pt bold
C. Isi Naskah
Meliputi: Pendahuluan, Masalah, Kajian Pustaka, Metode Penelitian, Analisis, Hasil Pembahasan, Kesimpulan
Sub Judul Tingkat 1 Huruf Time New Roman , 12pt bold Sub Judul Tingkat 2 Huruf Time New Roman , 10pt bold
D. Isi Paragraf
1. Penulisan simbol matematis dan kata teknik sesuai yang umum dipakai dan system yang dipakai adalah system satuan internasional SI
2. Naskah bahasa Indonesia diketik sesuai EYD dan kata – kata yang dipergunakan merupakan bahasa kata baku sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia
3. Gambar dan tabel harus didekatkan dengan keterangan, harus diberi judul Arial 9pt dan diber nomor urut
E. Referensi
Setiap naskah harus mencantumkan referensi yang diacu. Tata tulis mengacu APA American Psychological Association
.
PEDOMAN PENULISAN NASKAH PTK
PENGANTAR
Assalamu ‘alaikum Wr. Wb., salam bahagia dan sejahtera bagi kita semua. Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berbagai nikmat yang telah
dikarunikan kepada Tim Redaksi, Penulis, semua civitas akademika Fakukltas Teknik dan semua sumber daya manusia pendukung, Jurnal Pendidikan Teknologi Kejuruan
Volume 14 No. 2 April Tahun 2013 dapat diterbitkan.
Tri Dharma Perguruan Tinggi merupakan tugas pokok seorang dosen. Dengan tugas pokok ini seorang dosen wajib melakukan aksi untuk menemukan alternatif
tindakan guna menyelesaikan masalah-masalah pendidikan. Bagi dosen Fakultas Teknik, aksi Tri Dharma Perguruan Tinggi diarahkan untuk perbaikan pendidikan
teknologi dan kejuruan, baik melalui pengajaran, pengabdian dan penelitian. Salah satu aksi dosen dalam memasyarakatkan hasil penelitiannya adalah dengam mengirimkan
ringkasan hasil penelitian ke jurnal-jurnal penelitian.
Pada Jurnal Pendidikan Teknologi Kejuruan Volume 14 No. 2 Tahun 2013 ini terhimpun sepuluh tulisan yang berasal dari penelitian dosen atau dosen dan
mahasiswanya dengan pendekatan penelitian yang berbeda-beda. Ada dua tulisan yang merupakan hasil penelitian dengan pendekatan penelitian tindakan kelas, ada empat
menggunakan pendekatan korelasional, ada dua yang menggunakan pendekatan evaluasi, dan dua menggunakan pendekatan eksperimen.
Akhirnya Tim Redaksi mengucapkan terima kasih kepada penulis yang mengirim tulisan hasil penelitiannya dan telah dimuat pada edisi Volume 14 No. 2
Tahun 2013, dan semoga isi Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan ini dapat bermanfaat.
Wassalam
Redaksi
23
PERBEDAAN HASIL JAHITAN BLUS ANTARA POLA LEEUW VAN REES DENGAN POLA M.H WANCIK
UNTUK WANITA BERTUBUH GEMUK
Elvida Siregar
1
dan Flora Hutapea
2
ABSTRAK
Pendahuluan
Kebutuhan manusia akan busana tercermin melalui pesatnya dunia industri
khususnya dibidang busana. Pakaian atau busana tidak hanya sebagai penutup tubuh akan
tetapi, sudah menjadi suatu bentuk kreatifitas yang membutuhkan daya cipta, rasa, karsa dan
karya. Peningkatan kebutuhan pakaian bagi manusia sejalan dengan ragamnya aktifitas
yang memerlukan busana khusus untuk berbagai kesempatan, bahkan untuk menunjang
penampilan setiap harinya seperti pada wanita karier.
Pembuatan pakaian tidak lepas dari pengaruh ilmu pengetahuan dan tekhnologi
yang terus berkembang sehingga membuat suatu perubahan di dunia industri. Perubahan
tersebut dapat dilihat dari banyaknya sektor industri busana yang menghasilkan berbagai
macam produk yang beredar dipasaran. Perubahan-perubahan
yang demikian
membutuhkan sumberdaya
manusia. Sumberdaya
manusia yang
dimaksud diantaranya adalah tenaga professional dalam
bidang gaya, selera dan teknik pembuatan pakaian.
Sehingga dapat bersaing dengan dunia industri busana. Dalam pembuatan pakaian hal
yang terpenting yang perlu diketahui salah satunya adalah pola dasar. Hampir seluruh
masyarakat Indonesia yang berprofesi sebagai penjahit pakaian sudah kenal dengan pola dasar,
dan diperlukan kemampuan mengembangkan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil jahitan antara pola dasar Leeuw Van Rees dengan pola dasar M.H Wancik untuk wanita bertubuh gemuk. Objek penelitian ini adalah
wanita bertubuh gemuk usia 18-25 sebanyak 10 orang. Sedangkan Subjek pada penelitian ini adalah 20 potong blus yaitu 10 potong dengan menggunakan sistem Leeuw Van Rees dan 10
potong untuk sistem M.H Wancik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, untuk membandingkan hasil akhir pembuatan blus wanita antara sistem Leeuw Van
Rees dan sistem MH.Wancik. Instrument penelitian yang digunakan lembar penilaian yang dibagikan pada 5 orang pengamat, dengan kriteria penilaian yang berisi butir-butir pernyataan
yang berkaitan dengan penampilan hasil jahitan blus wanita dan keadaannya pada saat dipakai, yang dilihat secara keseluruhan. Untuk mengetahui validitas lembar pengamatan maka dilakukan
uji kesepatan. Untuk menguji normalitas data digunakan uji Lilliefors pada taraf signifikan α sebesar 0,05. Berdasarkan data pada sistem pola Leeuw Van Rees diperoleh Lhitung Lo Ltabel
yakni 0.22 0.258 data berdistribusi normal. Pada sistem pola M.H Wancik diperoleh Lhitung = 0,148 pada
dan dk = 10 atau 0,148 0,258 data berdistribusi Normal. Untuk menguji homogenitas dilakukan dengan kesamaan dua varians maka diperoleh nilai Fhitung tabel yaitu
1,796 3.18. Sehingga, dapat disimpulkan seluruh data varians hasil penelitian homogen. Hasil dari penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji beda uji-t.Hasil analisis t diperoleh harga
thitung sebesar 0,5916 dan harga ttabel dengan = 0,05 dan dk = + -2 = 18 dari daftar distribusi t-standart adalah 1,73. Hasil perhitungan tersebut ternyata nilai t hitung 0.5916 t tabel
1,73. sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pola Leeuw Van Rees dengan Pola M.H Wancik.
Kata Kunci : Hasil Jahitan, Blus, Pola Dasar, Wanita Bertubuh Gemuk
Kata Kunci : Hasil Jahitan, Blus, Pola Dasar, Wanita Bertubuh Gemuk
1 Elvida Siregar, S.Pd adalah Alumni Jurusan PKK FT Unimed 2 Dra Flora Hutapea, M.Pd adalah dosen jurusan PKK FT Unimed
Bertubuh Gemuk
24
teknik pembuatan busana yang lebih praktis
dan dapat
memenuhi selera
konsumenpelanggan. Idealnya setiap orang menginginkan busana kelihatan lebih menarik
dan cantik.Namun hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satu diantaranya adalah
bentuk tubuh. Tubuh yang ideal atau proporsional lebih
mudah mendapatkannya.Sebaliknya bagi orang yang kurang proporsional seperti bentuk tubuh
gemuk perlu perhatian khusus seperti model, corak, dan sistem pola yang digunakan.
Menurut Poespo 2004 : 40 “ tiap-tiap orang bentuk badannya berbeda, baik dalam
fostur, maupun proporsi antara tinggi badan dan berat badan. Adanya perbedaan tersebut
dipengaruhi oleh faktor keturunan genetik dan pengaruh makanan serta lingkungan hidup kita”
Salah satu contoh bentuk tubuh. Sesuai dengan pendapat diatas masalah
yang sering terjadi pada saat menjahit pakaian adalah bagi orang-orang yang memiliki bentuk
tubuh gemuk. Pada umumnya jika melihat wanita bertubuh gemuk terlihat kurang menarik
dalam hal berbusana, sering terlihat lipatan- lipatan tubuh pada bagian perut, dada, panggul
dan lengan.Hal ini didukung oleh pendapat Muliawan 2003 busana pada bentuk tubuh
gemuk, sering terlihat kerutan, tarikan, lipatan, atau sempit yang semestinya tidak ada.Fungsi
busana bukan hanya sekedar sebagai penutup dan pelindung tubuh.Seharusnya berbusana
dapat juga menutupi kekurangan-kekurangan pada bentuk tubuh agar terlihat menarik.
Berdasarkan pendapat pratiwi 2005:8 Dalam proses pembuatan busana, khususnya
pada pembuatan pola dan pecah pola, orang dengan bentuk tubuh diluar normal terutama
gemuk dan orang dengan bentuk tubuh menyimpang atau displastis memerlukan
perlakuan khusus. Oleh karena itu, dibutuhkan pengetahuan dan pemilihan pola dasar yang
sesuai dengan bentuk tubuh. Dalam pembuatan pakaian ada banyak
macam pola dasar yang dapat digunakan diantaranya adalah pola dengan sistem
Meyneke, Dressmaking, Leeuw Van Ress, Chartman, Soen, Wancik dan lain-lain.
Beberapa sistem tersebut memiliki cara tersendiri dalam teknik pembuatannya dan
membutuhkan beberapakali percobaan untuk mendapatkan pola manakah yang sesuai dengan
bentuk tubuh. Maka disini peneliti memilih menggunakan pola dasar sistem Leeuw Van
Rees dengan pola dasar sistem Wancik.Dimana, kedua pola tersebut pernah diteliti sebelumnya
pada pembuatan pola rok suai. Pola dasar dengan pola dasar sitem
Leeuw Van Rees lebih sederhana dibandingkan dengan pola sistem Wancik. Pola dengan sistem
M.H Wancik adalah sistem pola yang sudah cukup lama digunakan dari pola sistem Leeuw
Van Rees. Hal ini dapat dilihat dari cara pengukuran maupun teknik pembuatan polanya
yang berbeda. Dengan adanya perbandingan kedua pola tersebut dapat membantu penjahit
dalam memilih pola mana yang cocok dengan bentuk tubuh.
Dalam penelitian ini hipotesis yang akan diuji adalah Perbedaan Hasil Jahitan Blus
Antara Pola Leeuw Van Rees Dengan Pola M.H Wancik Untuk Wanita Bertubuh Gemuk.
Selanjutnya, menurut Djamarah 2000, hasil adalah prestasi dari suatu kegiatan yang telah
dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Hasil merupakan sesuatu
yang diadakan dibuat, dijadikan oleh usaha pikiran. Sedangkan jahitan adalah cara
menjahit, hasil menjahit dan barang apa yang dijahit.Hasil jahitan yang baik akan
berpengaruh terhadap mutu dan kualitas. Poerwadarminta 2005.
Menurut Waswito 2010 mutu adalah kualitas dalam pemenuhan kebutuhan terhadap
keinginan pelanggan sesuai dengan persyaratan secara berkesinambungan. Jadi, hasil jahitan
adalah sesuatu yang diperoleh dengan melakukan suatu usaha kerja yang telah
direncanakan dan menunjukkan baik tidaknya kualitas suatu jahitan yang dikerjakan
seseorang. Blus merupakan salah satu hasil jahitan
yang sering digunakan sebagai penutup tubuh. Menurut Pratiwi 2005 Blus adalah pakaian
yang dikenakan pada bagian atas. Menurut Ernawati 2008 Blus merupakan pakaian yang
dikenakan pada badan atas sampai batas pinggang atau ke bawah hingga panggul sesuai
dengan yang diinginkan. blus adalah penutup tubuh bagian atas yang panjangnya melewati
garis pinggang dan dapat digunakan sebagai pasangan rok atau celana, baik secara
pemakaiannya dimasukkan kedalam atau diluar rok ataupun celana.
Pembuatan blus tidak lepas dari penggunaan pola.
Tanpa pola, memang suatu pakaian dapat dibuat, tetapi hasilnya tidaklah
sebagus yang diharapkan. pola pakaian yang
Bertubuh Gemuk
25
berkualitas akan menghasilkan busana yang enak dipakai, indah dipandang dan bernilai
tinggi sehingga akan tercipta kepuasan bagi sipemakainya. Ernawati 2008
Pratiwi mengemukakan 2005 Pattern atau pola dalam bidang jahit menjahit adalah
suatu potongan kain atau kertas yang dipakai sebagai contoh untuk membuat baju, pada saat
kain digunting. Jadi, pola dasar adalah gambaran dari suatu bentuk ciplakan badan
yang dituangkan diatas kertas atau bahan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan sebelum
diubah bentuknya. Hasil jahitan blus yang baik dalam arti
pas dan enak dipakai tidaklah diperoleh dengan mudah, terutama untuk wanita bertubuh gemuk.
Menurut Pratiwi 2005:65 Penampilan dan pemilihan blus yang tepat, mulai dari model,
bahan, ukuran maupun polanya akan menambah keindahan dan percaya diri pemakainya. Setiap
manusia akan berusaha menjaga tubuhnya agar tetap sehat dan menarik. Salah satu upaya yang
dilakukan adalah dengan memperhatikan bentuk tubuh. Hal ini didukung oleh pendapat
Faris 2012, setiap orang jelas ingin mendapatkan berat badan ideal.
Menurut Wijaya 2011:8 bentuk badan yang ideal umumnya diukur dari berat badan
ideal. Gemuk merupakan salah satu kondisi bentuk
tubuh yang
mengalami ketidakseimbangan antara tinggi badan dengan
berat badan.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada mahasiswi Universitas Negeri Medan. Adapun waktu
penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2013 di Fakultas Teknik Laboratorium Busana.
Subjek pada penelitian ini adalah 20 potong blus yaitu 10 potong dengan
menggunakan sistem Leeuw Van Rees dan 10 potong untuk sistem M.H Wancik.Adapun
bahan yang digunakan adalah bahan katun polos. Sedangkan objek penelitian ini adalah
wanita bertubuh gemuk usia 18-25 sebanyak 10 orang. Dengan kriteria kelebihan berat badan
tingkat berat sesuai dengan perhitungan Indeks Massa Tubuh IMT.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, untuk membandingkan hasil akhir
pembuatan blus wanita dengan sistem Leeuw Van Rees dan sistem MH.Wancik.
Instrumen penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah lembar penilaian yang
dibagikan pada 5 orang pengamat, denngan kriteria penilaian yang berisi butir-butir
pernyataan yang berkaitan dengan penampilan hasil jahitan blus wanita dan keadaannya pada
saat dipakai, yang dilihat secara keseluruhan. Pengamat adalah dosen dari jurusan PKK
Program Studi Tata Busana Fakultas Teknik Unniversitas Negeri Medan.
Analisis Penelitian
Berdasarkan analisis data hasil penelitian yang terdiri dari deskriptif data, uji
kecenderungan, uji persyaratan analisis, dan pengujian hipotesis. Maka, deskriptif data
ubahan penelitian adalah sebagai berikut: Tabel.1 deskritif data ubahan penelitian
Hasil penelitian
Skor tertinggi
Skor terendah
M SD
36,4 28,2
33,52 2,3413
33,52 28
32,8 3,138
Selanjutnya melakukan
uji kecenderungan. Berdasakan hasil perhitungan
maka diketahui kedua pola memiliki tingkat kecenderungan tinggi. Dapat dilihat pada tabel
berikut ini. Tabel 2.Tingkat kecenderungan hasil penelitian.
Hasil penelitian
F kategori Mh
Mi 80 Tinggi
33,52 25
60 Tinggi 32,8
25 Berdasarkan analisis data hasil
penelitian uji normalitas dengan menggunakan uji liliefors ditemukan data berdistribusi
normal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.berikut:
Tabel 3. Ringkasan analisis perhitungan uji normalitas data variabel penelitian X.
No .
Variable penelitian
N L
hitung
L
tabel
1. Berdasarkan: M = 33,52
SD= 2,3413 10
0,22 0,258
2. Berdasarkan: M=33,52
SD= 2,3413 10
0,148 0,258
Hasil uji homegenitas menunjukkan bahwa data ubahan penelitian memiliki
Bertubuh Gemuk
26
varians yang homogen. Dapat dilihat pada tabel 4 Berikut :
Tabel 4. Ringkasan analisis perhitungan uji homogenitas data variabel penelitian.
Sumber Varians
dk Total
10 3,18 1,796
Varians terbesar
9 Varians
terkecil 9
Setelah uji persyaratan analisis terpenuhi selanjutnya, menguji hipotesis penelitian
dengan menggunakan uji t. Hasil perhitungan diperoleh harga thitung sebesar 0,5916 dan
harga ttabel dengan = 0,05 dan dk = + -2 = 18 dari daftar distribusi t-standart adalah 1,73.
Dari hasil perhitungan tersebut ternyata nilai t hitung 0.5916 t tabel 1,73 Sehingga dapat
disimpulkan bahwa hipotesis alternatif Ha yang berbunyi : Terdapat perbedaan antara hasil
jahitan blus sistem pola leeuw van rees dengan pola M.H wancik untuk wanita bertubuh gemuk
ditolak.
Pembahasan
Berdasarkan data pengamatan ada beberapa bagian yang dapat dijadikan
perbandingan dalam membuat pola blus. Misalnya pada perhitungan letak garis leher,
lingkar badan, dan garis kupnat sistem M.H wancik hasilnya lebih baik.Kesalahan seorang
penjahit dalam mengambil ukuran tentu akan berdampak terhadap hasil jahitan.
Setelah peneliti melakukan penelitian terhadap hasil jahitan blus untuk wanita
bertubuh gemuk, ternyata hasil jahitan yang menggunakan pola sistem Leeuw Van Rees
lebih baik dari pada hasil jahitan yang menggunakan pola sistem M.H Wancik. Hal
ini dapat dilihat dari uji kecenderungan hasil jahitan blus sistem Leeuw Van Rees terhadap
bentuk tubuh gemuk dengan skor rata-rata 33,52 menunjukkan sebanyak 8 80
tergolong tinggi dan 2 20 termasuk dalam cukup. Kecenderungan hasil jahitan blus sistem
M.H Wancik dengan skor rata-rata 32,8 terdapat 6 60 dalam kategori tinggidan 4
40 dalam kategori cukup. Walaupun demikian dengan hasil analisis
statistik menggunakan uji t-standart uji rata- rata dua pihak menunjukkan bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil jahitan blus sistem Leeuw Van Rees dengan
sistem M.H Wancik. hal ini terlihat dari hargat hitung t tabel 1-αyakni 0.5916 1,73 jadi,
walaupun ada terdapat perbedaan dari harga rata-rata hitung namun perbedaan tersebut tidak
berarti.
Kesimpulan
Berdasarkan data penelitian dan hasil penelitiann maka dapat ditarik kesimpulan :
Pertama, Hasil jahitan blus sistem Leeuw Van Rees cenderung sangat baik. hal ini berdasarkan
hasil perhitungan uji kecenderungan dimana sebanyak 8 atau 80 termasuk dalam kategori
tinggi dan 2 20 dalam kategori cukup sedangkan kategori kurang dan rendah tidak
ada. Kemudian didukung dari hasil perhitungan rata-rata hasil jahitan blus Leeuw Van Rees
= 33,52 =25. Kedua, Hasil jahitan blus sistem M.H Wancik
cenderung sangat baik. hal ini berdasarkan hasil perhitungan uji kecenderungan dimana
sebanyak 6 atau 60 termasuk dalam kategori tinggi dan 4 40 dalam kategori cukup
sedangkan kategori kurang dan rendah tidak ada. Kemudian didukung dari hasil perhitungan
rata-rata hasil jahitan blus Leeuw Van Rees = 32,8 =25.
Ketiga, Dari hasil analisis data dengan uji t – standart menunjukkan harga t hitung
0,5916sedangkan ttabel pada taraf signifikan 5 dan dk = 10 +10 – 2 = 18 diperoleh sebesar
1,73. Dengan demikian harga thitungt tabel1- α yang berarti tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara hasil jahitan blus sistem M.H Wancik dengan hasil jahitan blus sistem Leeuw
Van Rees terhadap bentuk tubuh gemuk. Sehingga hipotesis yang diajukan dalam
penelitian tidak teruji kebenarannya atau dengan kata lain ditolak.
Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan penelitian serta implikasi, maka saran dari
penelitian dapat diajukan sebagai berikut: Pertama, Mengingat penggunaan kedua sistem
pola ini telah diteliti sebelumnya oleh Siregar pada tahun 2003 dalam pembuatan rok suai,
ternyata hasil penelitian sama dengan penggunaan pola sistem Leeuw Van Rees dan
Bertubuh Gemuk
27
sistem M.H Wancik pada hasil jahitan blus. Sebaiknya mahasiswa menerapkan pola dasar
sistem Leeuw Van Rees dari pada sistem M.H Wancik. walaupun keduanya masih tergolong
baik. Kedua, Perlu dilakukan penelitian lanjutan penggunaan sistem pola Leeuw Van Rees dan
sistem M.H Wancik untuk bentuk tubuh lainnya contoh bentuk tubuh pada pembuatan pola
lainnya antara lain pola kebaya, jas, dan lain- lain. Sehingga perbandingan pola Leeuw Van
Rees dengan pola M.H Wancik dapat lebih akurat. Ketiga, Guru dan dosen sebaiknya
memperkenalkan pola Leeuw Van Rees kepada mahasiswa atau para penjahit agar penggunaan
pola tersebut dapat lebih dikembangkan lagi.
Daftar pustaka
Budiono,2005. Kamus Ilmiah Popular Internasional.Surabaya: Alumni
Ernawati, dkk.2008. Tata Busana Untuk Smk Jilid 2. Klaten: PT.Macanan Jaya
Cemerlang. Djamarah.2002.http:www.tokoblog.net2010
10macam-macam-metode- pembelajaran.html.
Diakses Pada
Tanggal 14 Februari 2013. Faris.2012.http:kabarnesia.com130hitung-
berat-badan-ideal. Diakses
Pada Tanggal 14 Februari 2013.
Poespo Goet.2004. Teknik Menggambar Mode Busana. Kanisius.
Poerwadarminta, W.J.S.2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka. Pratiwi Djati.2005. Pola Dasar Dan Pecah
Pola.Yogjakarta: Kanisius. Soekarno.2012. Buku Penuntun Membuat
Pola Busana Tingkat Dasar. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.
Sudjana.1992. Statistika. Bandung: Tarsito Tim Dosen.2008. Pengetahuan Busana.
Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.
Wijaya Choky.2011. Tips Menaikkan Berat Badan. Yogjakarta. Second Hope.
Wancik M.H.1993. Pelajaran Menjahit Pakaian Wanita, Bina Busana, Jilid I,
Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama. Wikipedia.2012.http:id.wikipedia.orgwikiP
ola. Diakses Pada Tanggal 19 November 2012.
Waswito,A.A.2010. Kamus Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: PT.Wahyu Utama.