Langkah-Langkah Kebijakan Pabrik Gula Kwala Madu (PGKM) PT Perkebunan IX (1984-1996)

47 1. Upah perangsang berdasarkan prestasi. 2. Pembagian keuntungan, Tunjangan Hari Raya THR, Tahun Baru, dan lain- lain. 3. Jaminan untuk hari tuapensiun. Salah satu faktor yang mempengaruhi produktifitas karyawan adalah kesejahteraan karyawan itu sendiri. Untuk itu Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan IX menyediakan fasilitas-fasilitas sebagai berikut: 1. Perumahan bagi setiap karyawan tetap dan keluarganya. 2. Sarana pendidikan untuk anak-anak karyawan. 3. Sarana kesehatan. 4. Cuti tahunan.

3.4 Langkah-Langkah Kebijakan

Dalam upaya meningkatkan produksi gula nasional khususnya produksi dari Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan IX, pemerintah melakukan berbagai hal dari mengeluarkan peraturan pemerintah ataupun kebijakan-kebijakan lain yang menyangkut pergulaan. Salah satunya yaitu dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 1989 yang mengatur tentang pengubahan status Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan IX dari proyek menjadi unit usaha serta penambahan modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal saham PT. Perkebunan IX. Selain itu pemerintah juga mengeluarkan kebijakan mengenai pemasaran gula serta pengawasan terhadap gula yang beredar dipasaran. Hal ini dilakukan agar kestabilan harga Universitas Sumatera Utara 48 serta ketersediaan gula dipasaran tetap terjaga mengingat spekulasi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab masih kerap terjadi bahkan sampai sekarang. Begitu juga mengenai ekspor dan impor gula yang dilakukan masih tetap di bawah pengawasan pemerintah langsung yang dalam hal ini ditunjuk Bulog sebagai wakil pemerintah untuk menanganinya. Universitas Sumatera Utara BAB IV DAMPAK PELEBURAN PTP IX DAN PTP II TERHADAP MANAJEMEN PGKM Peleburan PT. Perkebunan IX dan PT. Perkebunan II menjadi PT. Perkebunan Nusantara II diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1996. Dalam bab ini penulis membahas tentang dampak peleburan tersebut terhadap Pabrik Gula Kwala Madu. Namun perlu diketahui karena peleburan tersebut terjadi pada tahun 1996 sedangkan penulis membatasi pembahasan tentang Pabrik Gula Kwala Madu hanya sampai tahun 1996 maka tidak banyak hal yang dapat dilihat dari dampak peleburan tersebut. Artinya penulis tidak mungkin mengulas tentang semua sisi yang berkorelasi langsung ataupun tidak langsung dengan Pabrik Gula Kwala Madu itu sendiri. Walaupun begitu masih ada satu sisi yang dapat dilihat secara nyata sebagai dampak dari peleburan tersebut. Sisi yang dimaksud adalah manajemen Pabrik Gula Kwala Madu. Perubahan manajemen merupakan sisi utama yang sering dilakukan dalam penentuan kebijakan baru perusahaan. Oleh sebab itu penulis melirik hal tersebut. Konsentrasi penulis tujukan pada perubahan struktur organisasi Pabrik Gula Kwala Madu serta penggunaan sumber daya manusia yang ada. Dari sini kemudian dapat dilihat dominasi karyawan yang ada di Pabrik Gula Kwala Madu. Apakah dari pihak PT. Perkebunan IX atau dari PT. Perkebunan II.

4.1 Struktur Organisasi PGKM