Perbandingan Metode Simple Additive Weighting dan Fuzzy Simple Additive Weighting pada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Karyawan Teladan di Perhutani KBM Pemasaran Randublatung.
PERBANDINGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING
DAN FUZZY SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING PADA SISTEM
PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KARYAWAN
TELADAN DI PERHUTANI KBM PEMASARAN
RANDUBLATUNG
Nur Kholik, Erna Zuni Astuti
Program Studi Teknik Informatika – S1, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro
Jl. Imam Bonjol 207 Semarang 50131
Telp. (024) 3517261, Fax (024) 3520165
E-mail : [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Dari sekian banyak karyawan Perhutani hanya ada 3 % yang antusias dalam pemilihan
karyawan berprestasi. Hal ini mungkin disebabkan oleh ketidak objektifan pemilihan karyawan
berprestasi. Pemberian penghargaan kepada karyawan teladan tidak serta merta meningkatkan
minat dari karyawan. Dalam melaksanakan pemilihan, KBM Perhutani memiliki banyak
kendala. Salah satu kendala yang dihadapi KBM Perhutani adalah tidak adanya sistem untuk
membantu menentukan pemilihan karyawan teladan. Oleh karena itu, perlu adanya sistem
pendukung pengambilan keputusan. Dalam penelitian ini digunakan metode Simple Additive
Weighting dan Fuzzy Simple Additive Weighting yang kemudian akan dibandingkan hasilnya
berdasarkan beberapa poin pembeda.
Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Prioritas, Pemilihan karyawan teladan, Simple
Additive Weighting, Fuzzy Simple Additive Weighting
Abstract
Of the many employees Perhutani only 3% were enthusiastic in the selection of employees. This
may be caused by non objective the selection of employees. Award to exemplary employees do
not necessarily increase the interest of employees. In carrying out the elections, Perhutani KBM
has many obstacles. One of the obstacles faced by KBM Perhutani is the absence of a system to
help determine the selection model employee. Therefore, the need for decision support systems.
In this research used Simple Additive weighting method and Fuzzy Simple Additive weighting
which will then be compared to the results based on some point of differentiation.
.
Keywords: Decision Support Systems, Priorities, Selection model employee, Simple Additive
Weighting, Fuzzy Simple Additive Weighting.
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Karyawan merupakan aspek terpenting
dalam sebuah perusahaan, kemajuan
suatu perusahaan tergantung oleh
kualitas sumber daya manusia suatu
perusahaan. Dengan adanya karyawankaryawan yang berprestasi membuat
suatu perusahaan menjadi berkembang
pesat dan kokoh[1].
Perhutani
KBM
Pemasaran
Randublatung merupakan perusahaan
yang bergerak dibidang jual beli dan
pelelangan kayu jati. Bagi perusahaan
perhutani
prestasi
dan
kualitas
karyawan sangat
penting untuk
memajukan
perusahaan.
Untuk
meningkatkan
kinerja
karyawan
diperlukan pemilihan karyawan teladan
setiap tahunnya.
Proses pemilihan karyawan teladan itu
sendiri
selama
ini
dilakukan
berdasarkan rekomendasi dari karyawan
lainnya, dari kandidat yang dipilih akan
1
dilakukan voting yang nantinya para
karyawan yang akan memilih. Cara
pemilihan tersebut tentunya masih
bersifat subyektifitas belum ada kriteriakriteria tertentu untuk menetukan
karyawan teladan. Maka Perhutani
harus membuat suatu kriteria untuk
dapat menentukan karyawan teladan
secara obyektif. Karyawan dengan point
kriteria
tertinggi
akan
menjadi
karyawan teladan.
Sistem pendukung keputusan adalah
salah satu sistem terkomputerisasi yang
tepat untuk membantu pihak Perhutani
dalam menentukan pemilihan karyawan
teladan.
Secara
umum,
sistem
pendukung
keputusan
dapat
didefinisikan sebagai suatu sistem
berbasis komputer yang ditujukan untuk
membantu
pengambil
keputusan
(decision maker) dengan memanfaatkan
data dan model tertentu untuk
memecahkan berbagai persoalan yang
tidak
terstruktur
atau
semi
terstruktur[2].
Metode
yang
digunakan
dalam
perhitungan SPK ini adalah metode
Simple Additive Weighting dan Fuzzy
Simple Additive Weighting.
Metode Simple Additive Weighting
(SAW) sering juga dikenal dengan
istilah metode penjumlahan terbobot.
Konsep dasar metode SAW adalah
mencari penjumlahan terbobot dari
ranting pada setiap alternative pada
semua atribut[3]. Sedangkan untuk
metode Fuzzy SAW pada dasarnya
memiliki konsep yang sama dengan
metode SAW tetapi mengandung fuzzy
logic didalamnya.
Dengan adanya perbedaan perilaku
metode tersebut, maka akan berdampak
pada hasil dari perhitungan. Perbedaan
hasil perhitungan itulah yang akan
menjadi fokus penelitian ini. Dalam
penelitian
ini,
peneliti
hendak
membandingkan
kualitas
kinerja
metode SAW dan Fuzzy SAW dalam
menyelesaikan masalah penentuan
karayawan teladan pada perusahan
Perhutani dan kemudian menyimpulkan
metode mana yang lebih efektif dan
tepat untuk menyelesaikan kasus
tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti
hendak mengembangkan penelitian
dengan judul “Perbandingan Metode
Simple Additive Weighting dan Fuzzy
Simple Additive Weighting pada
Sistem
Pendukung
Keputusan
Pemilihan Karyawan Teladan di
Perhutani
KBM
Pemasaran
Randublatung”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah
disampaikan sebelumnya, maka penulis
merumuskan masalah yang dihadapi
adalah bagaimana membandingkan
penggunaan metode SAW dan Fuzzy
SAW dalam memecahkan masalah
pemilihan karyawan teladan agar dapat
membantu Perhutani untuk membuat
perankingan karyawan teladan setiap
tahunnya
1.3 Batasan Masalah
Mengingat luasnya ruang lingkup pada
analisis perbandingan metode SAW dan
Fuzzy SAW dalam studi kasus Sistem
Pendukung
Keputusan
pemilihan
karyawan teladan ini, maka penulis
memberikan batasan permasalahan
Tugas Akhir ini pada :
1.
Pengambilan keputusan pada
sistem pendukung keputusan ini
menggunakan metode Simple Additive
Weighting dan Fuzzy Simple Additive
Weighting yang kemudian akan
diperbandingkan akurasinya.
2.
Pembuatan sistem pendukung
keputusan
menggunakan
bahasa
pemrograman PHP dan MySQL untuk
mengelola databasenya.
Kriteria-kriteria yang digunakan dalam
pengambilan keputusan adalah kriteria
resmi yang digunakan oleh Perhutani
dalam menentukan karyawan teladan.
2
1.4 Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang telah
disebutkan sebelumnya, maka dibuatlah
penelitian ini dengan tujuan sebagai
berikut :
1.Membandingkan metode Simple
Additive Weighting dan Fuzzy Simple
Additive Weighting untuk perankingan
karyawan di Perhutani.
2.Menentukan akurasi kedua metode
untuk perankingan karyawan.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak
yang terkait, yakni :
1.Bagi Penulis
a. Sebagai sarana untuk menerapkan
ilmu yang telah diperoleh selama berada
di bangku perkuliahan.
b.
Menambah
pemahaman
dan
pengalaman dalam pembuatan sistem
pendukung
keputusan
khususnya
dengan menggunakan SAW dan Fuzzy
SAW.
c. Untuk memenuhi persyaratan formal
dalam menyelesaikan program studi
Teknik Informatika S-1 pada Fakultas
Ilmu Komputer Universitas Dian
Nuswantoro.
2.Bagi Perhutani KBM Pemasaran
Randublatung
a.Membantu pengambil keputusan
dalam menentukan karyawan teladan.
b.Meminimalisir
subjektivitas
pemilihan karyawan teladan.
c.Mensosialisasikan konversi aktivitas
konvensional menjadi komputerisasi.
3.Bagi Akademik
a.Sebagai tolak ukur sejauh mana
pemahaman dan penguasaan materi
terhadap teori yang diajukan.
b.Sebagai bahan evaluasi akademik
untuk meningkatkan mutu pendidikan.
c.Sebagai bahan referensi bagi peneliti
yang mengadakan penelitian dengan
menggunakan SAW dan Fuzzy SAW
untuk dikembangkan lebih lanjut
dengan permasalahan yang berbeda.
4.Bagi Masyarakat
Sistem pendukung keputusan ini dapat
dijadikan sebagai suatu pandangan lain
tentang teknologi komputer bahwa pada
era saat ini dalam semua aspek
kehidupan akan sangat membutuhkan
sistem yang sudah terkomputerisasi,
tidak terkecuali pada proses pemilihan
karyawan teladan.
5.Bagi Pembaca
Sebagai
bahan
pengetahuan,
pembanding
dan
acuan
dalam
menghadapi permasalahan atau kasus
penelitian serupa.
2. LANDASAN TEORI
2.1 Metode SAW
Konsep dasar metode Simple Additive
Weighting adalah mencari penjumlahan
terbobot dari rating kinerja setiap
alternative pada semua atribut. Metode
SAW membutuhkan proses normalisasi
matrik keputusan ke suatu skala yang
dapat diperbandingkan dengan semua
rating alternative yang ada[8].
2.2 Metode Fuzzy SAW
Fuzzy SAW adalah implementasi
penggunaan metode SAW dengan
menggunakan dasar Fuzzy Logic dalam
penerapannya.
2.3 Tinjauan Tentang Karyawan
Teladan
Pemilihan karyawan terbaik pada
prinsipnya menggunakan kriterianya
disesuaikan dengan Misi, Visi atau
Tujuan dari perusahaan itu sendiri.
Sehingga dari satu perusahaan dengan
perusahaan lainnya dapat menentukan
sendiri kriterianya berdasarkan ruang
lingkup bisnis atau sistem penilaian
prestasi perusahaan masing-masing.
3. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil kasus pada
proses pengambilan keputusan untuk
pemilihan
karyawan
teladan
di
Perhutani
KBM
Pemasaran
Randublatung. Penelitian dilakukan di
3
Perhutani KBM Pemasaran
yang
beralamat di Jl. Cepu Blok III
Randublatung.
a)
Materi
pemrograman
PHP
beserta pemanfaatan fitur – fitur yang
telah ada di dalamnya.
3.2 Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur yang digunakan peneliti antara
lain :
1.
Wawancara
Teknik pengumpulan data dengan
melakukan tanya jawab langsung
dengan pihak Perhutani Randublatung
mengenai
proses
pengambilan
keputusan untuk menentukan ranking
karyawan teladan. beserta data-data
yang diperlukan untuk proses tersebut.
Antara lain adalah : data pemilihan
karyawan te.ladan tahun 2013 dan
kriteria resmi pemilihan karyawan
teladan .
2.
Survei
Metode
yang
digunakan
untuk
memperoleh
data
dengan
cara
mengadakan pengamatan terhadap
objek penelitian dan pencatatan secara
sistematis terhadap suatu gagasan yang
diselidiki. Kegiatan yang dilakukan
adalah
melakukan
riset
untuk
mengamati secara langsung proses
pemilihan
karyawan
teladan
di
Perhutani Randublatung.
Hasil dari pengumpulan data dengan
metode survei ini adalah diperolehnya
data-data sebagai berikut :
Kebutuhan dalam pemilihan
karyawan teladan
Kemampuan
melakukan
penilaian karyawan
Data karyawan
Data nilai karyawan
3.
Studi Pustaka (Library
Research Method)
Merupakan metode yang dilakukan
dengan cara mencari sumber dari bukubuku pemrograman PHP, buku tentang
sistem pendukung keputusan, buku
tentang metode terkait, jurnal, dan
media internet. Data-data yang peneliti
kumpulkan dari hasil studi pustaka
adalah :
Pengumpulan jurnal – jurnal yang
berhubungan dengan sistem pendukung
keputusan dengan metode SAW dan
Fuzzy SAW.
3.3 Tahapan Pengembangan Sistem
1.
Tahap pengelompokan data
Data
yang
sudah
diperoleh
dikelompokkan ke dalam data primer
dan data sekunder. Data primer adalah
data yang didapatkan langsung pada
objek penelitian yang berhubungan
dengan penelitian yang dilakukan.
Sedangkan data sekunder yaitu data
yang diperoleh dari hasil studi pustaka.
2.
Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan meliputi kebutuhan
informasi User, kebutuhan perangkat
keras, kebutuhan perangkat lunak.
3.
Perancangan Sistem
Tahapan perancangan sistem yaitu
membuat Context Diagram Unified
Modeling Language (UML), mendesain
database,
melakukan
tahapan
implementasi metode SAW dan Fuzzy
SAW, melakukan pengujian sistem,
kemudian melakukan perbandingan
metode.
4.
IMPLEMENTASI DAN
PENGUJIAN
4.1 Implementasi
4
+
5.2 Saran
Untuk meningkatkan kinerja dan
menyempurnakan sistem pendukung
keputusan yang telah dibuat, peneliti
memberikan saran sebagai berikut :
1.
Perbandingan kedua metode
dapat diuji cobakan pada kasus sistem
pendukung keputusan yang lain
sehingga hasil perbandingannya dapat
lebih valid dan akurat.
2.
Sistem pendukung keputusan
dapat diuji cobakan pada perbandingan
metode sistem pendukung keputusan
yang lain.
3.
Jika
sistem
pendukung
keputusan ini kedepannya terbukti
membantu pihak KBM pemasaran
untuk memproses pemilihan karyawan
teladan diharapkan sistem ini dapat
digunakan untuk mengganti sistem
pengambilan keputusan yang masih
subjektif dan masih berdasar voting
pemilihan kandidat.
+
DAFTAR PUSTAKA
+
[1]
Lijan Poltak Sinambela
,(2012). Kinerja Karyawan
[2]
Suryadi, Kadrasah dan
Muhammad Ali Ramdhani. (2000).
Sistem pendukung keputusan: suatu
wacana struktural idealisasi dan
implementasi konsep pengambilan
keputusan.
Remaja
Rosdakarya.
Surabaya.
[3]
Eniyati,
Sri.
(2011).
Perancangan
Sistem
Pendukung
Pengambilan
Keputusan
untuk
Penerimaan Beasiswa dengan Metode
SAW (Simple Additive Weighting).
Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK
Volume 16, No.2.
[4]
Indrawaty, Youllia, dkk.
(2011). Implementasi Metode Simple
Additive Weighting pada Sistem
Pengambilan Keputusan Sertifikasi
Guru. Jurnal Informatika No.2, Vol.2.
4.2 Pengujian
Berdasarkan
pengujian
Blackbox,
seluruh detail program telah berjalan
dengan baik, dan berdasarkan dari
pengujian penghitungan manual oleh
peneliti diperoleh hasil penghitungan
yang sesuai.
Metode SAW
V1 = ((1*0.150) + (1*0.250) +
(0.875*0.350) + (1*0.300))
= 1,00625
V2 = ((1*0.150) + (0.9032*0.250) +
(0,875*0.350) + (0.875*0.300))
= 0.94455
V3= ((0.875*0.150) + (0.9032*0.250) +
(1*0.350) + (1*0.300))
= 1.00705
V4= ((0,875*0.150) + (0.9032*0.250) +
(0.75*0.350) + (1*0.300))
= 0..91955
Metode Fuzzy SAW
V1 = ((1*0.150) + (1*0.250)
(1*0.350) + (1*0.300)) = 1.05
V2 = ((1*0.150) + (1*0.250)
(1*0.350) + (1*0.300)) = 1.05
V3= ((1*0.150) + (1*0.250)
(1*0.350) + (1*0.300)) = 1.05
V4
= ((1*0.150) + (1*0.250)
(1*0.350) + (1*0.300)) = 1.05
+
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan oleh peneliti, maka dapat
disimpulkan bahwa :
1.
Metode SAW dan Fuzzy SAW
dapat digunakan untuk membuat
keputusan perankingan prioritas dalam
pemilihan karyawan teladan.
2.
Dari hasil perankingan yang
diperoleh, dapat disimpulkan pula
perbandingan kedua metode dari sisi
efisiensi dan akurasi. Metode SAW
lebih efisien dari segi algoritma dan
pengkodean namun memiliki tingkat
akurasi yang sama dengan metode
Fuzzy SAW dalam menyelesaikan
kasus pemiliha karyawan teladan.
[5]
Maulana, Much. Rifqi. (2012).
Penilaian Kinerja Karyawan di Ifun
Jaya Textile dengan Metode Fuzzy
5
Simple Additive Weighted. Junal Ilmiah
ICTech Vol.X No.1.
[6]
Kusrini, M.Kom. (2007).
Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung
Keputusan. Penerbit Andi. Yogyakarta.
[7]
Turban,
Efraim,
dkk.
(2005). Decision Support Systems and
Intelligent Systems (Sistem Pendukung
Keputusan dan Sistem Cerdas) edisi
ketujuh jilid 1. Andi Offset. Yogjakarta.
[8]
Setiaji, Pratomo. (2012).
Sistem Pendukung Keputusan dengan
Metode Simple Additive Weighting.
Jurnal Simetris Vol.1, No.1.
[9]
Darmastuti,
Destriyana.
(2013). Implementasi Metode Simple
Additive Weighting (SAW) dalam Sistem
Informasi Lowongan Kerja Berbasis
Web untuk Rekomendasi Pencari Kerja
Terbaik. Jurnal Sistem dan Teknologi
Informasi. Vol.2, No.1.
[10]
Kusumadewi, Sri, dkk.
(2006). Fuzzy Multi-Attribute Decision
Making (Fuzzy MADM). Graha Ilmu.
Yogyakarta.
[11]
T. Sutojo, S.Si.,M.Kom,
dkk. (2011). Kecerdasan Buatan. Andi
Offset. Yogyakarta.
http://kbbi.web.id
diakses
[12]
tanggal 2 Januari 2015.
[13]
Jogiyanto, Hm. (2005).
Analisis dan Disain Sistem Informasi.
Andi Offset. Yogyakarta.
[14]
Perangingangin, Kasiman.
(2006). Aplikasi Web dengan PHP &
MySQL. Andi Offset. Yogyakarta.
[15]
Raharjo, Budi. (2011).
Belajar Otodidak Membuat Web
dengan MySQL. Informatika. Bandung.
[16]
Kadir,
Abdul.
(2005).
Konsep & Tuntunan Praktis Basis Data.
Andi Offset. Yogyakarta.
6
DAN FUZZY SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING PADA SISTEM
PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KARYAWAN
TELADAN DI PERHUTANI KBM PEMASARAN
RANDUBLATUNG
Nur Kholik, Erna Zuni Astuti
Program Studi Teknik Informatika – S1, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro
Jl. Imam Bonjol 207 Semarang 50131
Telp. (024) 3517261, Fax (024) 3520165
E-mail : [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Dari sekian banyak karyawan Perhutani hanya ada 3 % yang antusias dalam pemilihan
karyawan berprestasi. Hal ini mungkin disebabkan oleh ketidak objektifan pemilihan karyawan
berprestasi. Pemberian penghargaan kepada karyawan teladan tidak serta merta meningkatkan
minat dari karyawan. Dalam melaksanakan pemilihan, KBM Perhutani memiliki banyak
kendala. Salah satu kendala yang dihadapi KBM Perhutani adalah tidak adanya sistem untuk
membantu menentukan pemilihan karyawan teladan. Oleh karena itu, perlu adanya sistem
pendukung pengambilan keputusan. Dalam penelitian ini digunakan metode Simple Additive
Weighting dan Fuzzy Simple Additive Weighting yang kemudian akan dibandingkan hasilnya
berdasarkan beberapa poin pembeda.
Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Prioritas, Pemilihan karyawan teladan, Simple
Additive Weighting, Fuzzy Simple Additive Weighting
Abstract
Of the many employees Perhutani only 3% were enthusiastic in the selection of employees. This
may be caused by non objective the selection of employees. Award to exemplary employees do
not necessarily increase the interest of employees. In carrying out the elections, Perhutani KBM
has many obstacles. One of the obstacles faced by KBM Perhutani is the absence of a system to
help determine the selection model employee. Therefore, the need for decision support systems.
In this research used Simple Additive weighting method and Fuzzy Simple Additive weighting
which will then be compared to the results based on some point of differentiation.
.
Keywords: Decision Support Systems, Priorities, Selection model employee, Simple Additive
Weighting, Fuzzy Simple Additive Weighting.
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Karyawan merupakan aspek terpenting
dalam sebuah perusahaan, kemajuan
suatu perusahaan tergantung oleh
kualitas sumber daya manusia suatu
perusahaan. Dengan adanya karyawankaryawan yang berprestasi membuat
suatu perusahaan menjadi berkembang
pesat dan kokoh[1].
Perhutani
KBM
Pemasaran
Randublatung merupakan perusahaan
yang bergerak dibidang jual beli dan
pelelangan kayu jati. Bagi perusahaan
perhutani
prestasi
dan
kualitas
karyawan sangat
penting untuk
memajukan
perusahaan.
Untuk
meningkatkan
kinerja
karyawan
diperlukan pemilihan karyawan teladan
setiap tahunnya.
Proses pemilihan karyawan teladan itu
sendiri
selama
ini
dilakukan
berdasarkan rekomendasi dari karyawan
lainnya, dari kandidat yang dipilih akan
1
dilakukan voting yang nantinya para
karyawan yang akan memilih. Cara
pemilihan tersebut tentunya masih
bersifat subyektifitas belum ada kriteriakriteria tertentu untuk menetukan
karyawan teladan. Maka Perhutani
harus membuat suatu kriteria untuk
dapat menentukan karyawan teladan
secara obyektif. Karyawan dengan point
kriteria
tertinggi
akan
menjadi
karyawan teladan.
Sistem pendukung keputusan adalah
salah satu sistem terkomputerisasi yang
tepat untuk membantu pihak Perhutani
dalam menentukan pemilihan karyawan
teladan.
Secara
umum,
sistem
pendukung
keputusan
dapat
didefinisikan sebagai suatu sistem
berbasis komputer yang ditujukan untuk
membantu
pengambil
keputusan
(decision maker) dengan memanfaatkan
data dan model tertentu untuk
memecahkan berbagai persoalan yang
tidak
terstruktur
atau
semi
terstruktur[2].
Metode
yang
digunakan
dalam
perhitungan SPK ini adalah metode
Simple Additive Weighting dan Fuzzy
Simple Additive Weighting.
Metode Simple Additive Weighting
(SAW) sering juga dikenal dengan
istilah metode penjumlahan terbobot.
Konsep dasar metode SAW adalah
mencari penjumlahan terbobot dari
ranting pada setiap alternative pada
semua atribut[3]. Sedangkan untuk
metode Fuzzy SAW pada dasarnya
memiliki konsep yang sama dengan
metode SAW tetapi mengandung fuzzy
logic didalamnya.
Dengan adanya perbedaan perilaku
metode tersebut, maka akan berdampak
pada hasil dari perhitungan. Perbedaan
hasil perhitungan itulah yang akan
menjadi fokus penelitian ini. Dalam
penelitian
ini,
peneliti
hendak
membandingkan
kualitas
kinerja
metode SAW dan Fuzzy SAW dalam
menyelesaikan masalah penentuan
karayawan teladan pada perusahan
Perhutani dan kemudian menyimpulkan
metode mana yang lebih efektif dan
tepat untuk menyelesaikan kasus
tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti
hendak mengembangkan penelitian
dengan judul “Perbandingan Metode
Simple Additive Weighting dan Fuzzy
Simple Additive Weighting pada
Sistem
Pendukung
Keputusan
Pemilihan Karyawan Teladan di
Perhutani
KBM
Pemasaran
Randublatung”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah
disampaikan sebelumnya, maka penulis
merumuskan masalah yang dihadapi
adalah bagaimana membandingkan
penggunaan metode SAW dan Fuzzy
SAW dalam memecahkan masalah
pemilihan karyawan teladan agar dapat
membantu Perhutani untuk membuat
perankingan karyawan teladan setiap
tahunnya
1.3 Batasan Masalah
Mengingat luasnya ruang lingkup pada
analisis perbandingan metode SAW dan
Fuzzy SAW dalam studi kasus Sistem
Pendukung
Keputusan
pemilihan
karyawan teladan ini, maka penulis
memberikan batasan permasalahan
Tugas Akhir ini pada :
1.
Pengambilan keputusan pada
sistem pendukung keputusan ini
menggunakan metode Simple Additive
Weighting dan Fuzzy Simple Additive
Weighting yang kemudian akan
diperbandingkan akurasinya.
2.
Pembuatan sistem pendukung
keputusan
menggunakan
bahasa
pemrograman PHP dan MySQL untuk
mengelola databasenya.
Kriteria-kriteria yang digunakan dalam
pengambilan keputusan adalah kriteria
resmi yang digunakan oleh Perhutani
dalam menentukan karyawan teladan.
2
1.4 Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang telah
disebutkan sebelumnya, maka dibuatlah
penelitian ini dengan tujuan sebagai
berikut :
1.Membandingkan metode Simple
Additive Weighting dan Fuzzy Simple
Additive Weighting untuk perankingan
karyawan di Perhutani.
2.Menentukan akurasi kedua metode
untuk perankingan karyawan.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak
yang terkait, yakni :
1.Bagi Penulis
a. Sebagai sarana untuk menerapkan
ilmu yang telah diperoleh selama berada
di bangku perkuliahan.
b.
Menambah
pemahaman
dan
pengalaman dalam pembuatan sistem
pendukung
keputusan
khususnya
dengan menggunakan SAW dan Fuzzy
SAW.
c. Untuk memenuhi persyaratan formal
dalam menyelesaikan program studi
Teknik Informatika S-1 pada Fakultas
Ilmu Komputer Universitas Dian
Nuswantoro.
2.Bagi Perhutani KBM Pemasaran
Randublatung
a.Membantu pengambil keputusan
dalam menentukan karyawan teladan.
b.Meminimalisir
subjektivitas
pemilihan karyawan teladan.
c.Mensosialisasikan konversi aktivitas
konvensional menjadi komputerisasi.
3.Bagi Akademik
a.Sebagai tolak ukur sejauh mana
pemahaman dan penguasaan materi
terhadap teori yang diajukan.
b.Sebagai bahan evaluasi akademik
untuk meningkatkan mutu pendidikan.
c.Sebagai bahan referensi bagi peneliti
yang mengadakan penelitian dengan
menggunakan SAW dan Fuzzy SAW
untuk dikembangkan lebih lanjut
dengan permasalahan yang berbeda.
4.Bagi Masyarakat
Sistem pendukung keputusan ini dapat
dijadikan sebagai suatu pandangan lain
tentang teknologi komputer bahwa pada
era saat ini dalam semua aspek
kehidupan akan sangat membutuhkan
sistem yang sudah terkomputerisasi,
tidak terkecuali pada proses pemilihan
karyawan teladan.
5.Bagi Pembaca
Sebagai
bahan
pengetahuan,
pembanding
dan
acuan
dalam
menghadapi permasalahan atau kasus
penelitian serupa.
2. LANDASAN TEORI
2.1 Metode SAW
Konsep dasar metode Simple Additive
Weighting adalah mencari penjumlahan
terbobot dari rating kinerja setiap
alternative pada semua atribut. Metode
SAW membutuhkan proses normalisasi
matrik keputusan ke suatu skala yang
dapat diperbandingkan dengan semua
rating alternative yang ada[8].
2.2 Metode Fuzzy SAW
Fuzzy SAW adalah implementasi
penggunaan metode SAW dengan
menggunakan dasar Fuzzy Logic dalam
penerapannya.
2.3 Tinjauan Tentang Karyawan
Teladan
Pemilihan karyawan terbaik pada
prinsipnya menggunakan kriterianya
disesuaikan dengan Misi, Visi atau
Tujuan dari perusahaan itu sendiri.
Sehingga dari satu perusahaan dengan
perusahaan lainnya dapat menentukan
sendiri kriterianya berdasarkan ruang
lingkup bisnis atau sistem penilaian
prestasi perusahaan masing-masing.
3. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil kasus pada
proses pengambilan keputusan untuk
pemilihan
karyawan
teladan
di
Perhutani
KBM
Pemasaran
Randublatung. Penelitian dilakukan di
3
Perhutani KBM Pemasaran
yang
beralamat di Jl. Cepu Blok III
Randublatung.
a)
Materi
pemrograman
PHP
beserta pemanfaatan fitur – fitur yang
telah ada di dalamnya.
3.2 Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur yang digunakan peneliti antara
lain :
1.
Wawancara
Teknik pengumpulan data dengan
melakukan tanya jawab langsung
dengan pihak Perhutani Randublatung
mengenai
proses
pengambilan
keputusan untuk menentukan ranking
karyawan teladan. beserta data-data
yang diperlukan untuk proses tersebut.
Antara lain adalah : data pemilihan
karyawan te.ladan tahun 2013 dan
kriteria resmi pemilihan karyawan
teladan .
2.
Survei
Metode
yang
digunakan
untuk
memperoleh
data
dengan
cara
mengadakan pengamatan terhadap
objek penelitian dan pencatatan secara
sistematis terhadap suatu gagasan yang
diselidiki. Kegiatan yang dilakukan
adalah
melakukan
riset
untuk
mengamati secara langsung proses
pemilihan
karyawan
teladan
di
Perhutani Randublatung.
Hasil dari pengumpulan data dengan
metode survei ini adalah diperolehnya
data-data sebagai berikut :
Kebutuhan dalam pemilihan
karyawan teladan
Kemampuan
melakukan
penilaian karyawan
Data karyawan
Data nilai karyawan
3.
Studi Pustaka (Library
Research Method)
Merupakan metode yang dilakukan
dengan cara mencari sumber dari bukubuku pemrograman PHP, buku tentang
sistem pendukung keputusan, buku
tentang metode terkait, jurnal, dan
media internet. Data-data yang peneliti
kumpulkan dari hasil studi pustaka
adalah :
Pengumpulan jurnal – jurnal yang
berhubungan dengan sistem pendukung
keputusan dengan metode SAW dan
Fuzzy SAW.
3.3 Tahapan Pengembangan Sistem
1.
Tahap pengelompokan data
Data
yang
sudah
diperoleh
dikelompokkan ke dalam data primer
dan data sekunder. Data primer adalah
data yang didapatkan langsung pada
objek penelitian yang berhubungan
dengan penelitian yang dilakukan.
Sedangkan data sekunder yaitu data
yang diperoleh dari hasil studi pustaka.
2.
Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan meliputi kebutuhan
informasi User, kebutuhan perangkat
keras, kebutuhan perangkat lunak.
3.
Perancangan Sistem
Tahapan perancangan sistem yaitu
membuat Context Diagram Unified
Modeling Language (UML), mendesain
database,
melakukan
tahapan
implementasi metode SAW dan Fuzzy
SAW, melakukan pengujian sistem,
kemudian melakukan perbandingan
metode.
4.
IMPLEMENTASI DAN
PENGUJIAN
4.1 Implementasi
4
+
5.2 Saran
Untuk meningkatkan kinerja dan
menyempurnakan sistem pendukung
keputusan yang telah dibuat, peneliti
memberikan saran sebagai berikut :
1.
Perbandingan kedua metode
dapat diuji cobakan pada kasus sistem
pendukung keputusan yang lain
sehingga hasil perbandingannya dapat
lebih valid dan akurat.
2.
Sistem pendukung keputusan
dapat diuji cobakan pada perbandingan
metode sistem pendukung keputusan
yang lain.
3.
Jika
sistem
pendukung
keputusan ini kedepannya terbukti
membantu pihak KBM pemasaran
untuk memproses pemilihan karyawan
teladan diharapkan sistem ini dapat
digunakan untuk mengganti sistem
pengambilan keputusan yang masih
subjektif dan masih berdasar voting
pemilihan kandidat.
+
DAFTAR PUSTAKA
+
[1]
Lijan Poltak Sinambela
,(2012). Kinerja Karyawan
[2]
Suryadi, Kadrasah dan
Muhammad Ali Ramdhani. (2000).
Sistem pendukung keputusan: suatu
wacana struktural idealisasi dan
implementasi konsep pengambilan
keputusan.
Remaja
Rosdakarya.
Surabaya.
[3]
Eniyati,
Sri.
(2011).
Perancangan
Sistem
Pendukung
Pengambilan
Keputusan
untuk
Penerimaan Beasiswa dengan Metode
SAW (Simple Additive Weighting).
Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK
Volume 16, No.2.
[4]
Indrawaty, Youllia, dkk.
(2011). Implementasi Metode Simple
Additive Weighting pada Sistem
Pengambilan Keputusan Sertifikasi
Guru. Jurnal Informatika No.2, Vol.2.
4.2 Pengujian
Berdasarkan
pengujian
Blackbox,
seluruh detail program telah berjalan
dengan baik, dan berdasarkan dari
pengujian penghitungan manual oleh
peneliti diperoleh hasil penghitungan
yang sesuai.
Metode SAW
V1 = ((1*0.150) + (1*0.250) +
(0.875*0.350) + (1*0.300))
= 1,00625
V2 = ((1*0.150) + (0.9032*0.250) +
(0,875*0.350) + (0.875*0.300))
= 0.94455
V3= ((0.875*0.150) + (0.9032*0.250) +
(1*0.350) + (1*0.300))
= 1.00705
V4= ((0,875*0.150) + (0.9032*0.250) +
(0.75*0.350) + (1*0.300))
= 0..91955
Metode Fuzzy SAW
V1 = ((1*0.150) + (1*0.250)
(1*0.350) + (1*0.300)) = 1.05
V2 = ((1*0.150) + (1*0.250)
(1*0.350) + (1*0.300)) = 1.05
V3= ((1*0.150) + (1*0.250)
(1*0.350) + (1*0.300)) = 1.05
V4
= ((1*0.150) + (1*0.250)
(1*0.350) + (1*0.300)) = 1.05
+
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan oleh peneliti, maka dapat
disimpulkan bahwa :
1.
Metode SAW dan Fuzzy SAW
dapat digunakan untuk membuat
keputusan perankingan prioritas dalam
pemilihan karyawan teladan.
2.
Dari hasil perankingan yang
diperoleh, dapat disimpulkan pula
perbandingan kedua metode dari sisi
efisiensi dan akurasi. Metode SAW
lebih efisien dari segi algoritma dan
pengkodean namun memiliki tingkat
akurasi yang sama dengan metode
Fuzzy SAW dalam menyelesaikan
kasus pemiliha karyawan teladan.
[5]
Maulana, Much. Rifqi. (2012).
Penilaian Kinerja Karyawan di Ifun
Jaya Textile dengan Metode Fuzzy
5
Simple Additive Weighted. Junal Ilmiah
ICTech Vol.X No.1.
[6]
Kusrini, M.Kom. (2007).
Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung
Keputusan. Penerbit Andi. Yogyakarta.
[7]
Turban,
Efraim,
dkk.
(2005). Decision Support Systems and
Intelligent Systems (Sistem Pendukung
Keputusan dan Sistem Cerdas) edisi
ketujuh jilid 1. Andi Offset. Yogjakarta.
[8]
Setiaji, Pratomo. (2012).
Sistem Pendukung Keputusan dengan
Metode Simple Additive Weighting.
Jurnal Simetris Vol.1, No.1.
[9]
Darmastuti,
Destriyana.
(2013). Implementasi Metode Simple
Additive Weighting (SAW) dalam Sistem
Informasi Lowongan Kerja Berbasis
Web untuk Rekomendasi Pencari Kerja
Terbaik. Jurnal Sistem dan Teknologi
Informasi. Vol.2, No.1.
[10]
Kusumadewi, Sri, dkk.
(2006). Fuzzy Multi-Attribute Decision
Making (Fuzzy MADM). Graha Ilmu.
Yogyakarta.
[11]
T. Sutojo, S.Si.,M.Kom,
dkk. (2011). Kecerdasan Buatan. Andi
Offset. Yogyakarta.
http://kbbi.web.id
diakses
[12]
tanggal 2 Januari 2015.
[13]
Jogiyanto, Hm. (2005).
Analisis dan Disain Sistem Informasi.
Andi Offset. Yogyakarta.
[14]
Perangingangin, Kasiman.
(2006). Aplikasi Web dengan PHP &
MySQL. Andi Offset. Yogyakarta.
[15]
Raharjo, Budi. (2011).
Belajar Otodidak Membuat Web
dengan MySQL. Informatika. Bandung.
[16]
Kadir,
Abdul.
(2005).
Konsep & Tuntunan Praktis Basis Data.
Andi Offset. Yogyakarta.
6