Long Way Towards Recognition

LONG WAY TOWARDS RECOGNITION (MIXED-USE STASIUN DAN SHOPPING CENTER)
SKRIPSI
OLEH NENI CHRISTY SIANTURI
110406111
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015
Universitas Sumatera Utara

LONG WAY TOWARDS RECOGNITION (MIXED-USE STASIUN DAN SHOPPING CENTER)
SKRIPSI
OLEH NENI CHRISTY SIANTURI
110406111
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015
Universitas Sumatera Utara

LONG WAY TOWARDS RECOGNITION SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Dalam Departemen Arsitektur
Pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
OLEH NENI CHRISTY SIANTURI
110406111

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015
Universitas Sumatera Utara

PERNYATAAN LONG WAY TOWARDS RECOGNITION
SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan,

Juli 2015

(Neni Christy Sianturi)

iv
Universitas Sumatera Utara

Judul Skripsi Nama Mahasiswa Nomor Induk Mahasiswa Departemen


: Long Way Towards Recognition : Neni Christy Sianturi : 110406111 : Arsitektur

Menyetujui Dosen Pembimbing

Ir. Nurlisa Ginting, M.Sc, Ph.D NIP : 196201091987012001

Koordinator Skripsi

Ketua Program Studi,

Ir. N. Vinky Rahman, M.T NIP : 195802241986 01 002

Ir. N. Vinky Rahman, M.T NIP : 195802241986 01 002

Tanggal Lulus

:

Universitas Sumatera Utara


v
Universitas Sumatera Utara

Telah diuji pada Tanggal 14 Juli 2015

Panitia Penguji Skripsi

Ketua Komisi Penguji

: Ir. Nurlisa Ginting, M.Sc, Ph.D

Anggota Komisi Penguji : 1. Ir. Tavip Kurniadi Mustafa, IAI 2. Hilma Tamiami Fachrudin, S.T.,M.Sc Phd

Universitas Sumatera Utara

vi
Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR
Perancang bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karuniaNya perancang dimampukan untuk menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur pada Universitas Sumatera Utara (USU) Medan. Perancang ingin menyampaikan penghargaan dan terima-kasih kepada: 1. Ibu Ir. Nurlisa Ginting, M.Sc, Ph.D selaku Dosen Pembimbing yang telah

membantu memberikan petunjuk dan pengarahan dalam penulisan skripsi dan telah membimbing dalam proses perancangan mata kuliah Perancangan Arsitektur 6. 2. Bapak Ir. Tavip Kurniadi Mustafa, IAI selaku Dosen Penguji yang telah memberikan kritik dan saran dalam proses perancangan mata kuliah Perancangan Arsitektur 6, Bapak Ir.Bauni Hamid,M.Des.,Ph.D selaku Dosen Penguji pada preview I dan preview II, serta Ibu Hilma Tamiami Fachrudin, S.T.,M.Sc Phd selaku dosen penguji sidang preview III. 3. Kedua orangtua yang saya cintai, Bapak T. Sianturi dan Ibu A. Tampubolon yang menjadi alasan dibalik semangat saya. Yang selalu mendukung apapun pilihan saya. Terimakasih untuk cintanya yang luar biasa dan tak terbatas, terimakasih untuk dukungan dan kasih sayang yang tiada hentinya. 4. Ketiga saudara-saudara saya yang telah memberikan dukungan untuk menyelesaikan studi dan skripsi saya, Sandi Daniel, Irma Sintya, Fery Gomgom. Terimakasih untuk keceriaan yang diberikan, terimakasih untuk selalu menjadi yang dirindukan saat jauh. Terimakasih kepada abangda Richo Ronald, sudah menjadi abang dan partner yang baik, terimakasih untuk suka dan duka yang dibagikan. 5. Teman-teman mahasiswa kelompok skripsi yaitu Amelia, Gina, Lina dan Hafizul. Terimakasih untuk pengalaman bersama selama 1 semester, terimakasih untuk pelajaran berkelompok bersama. 6. Teman-teman yang saya sayangi, Lio Someng, Octa Birong, Gina Kribo, dan Mirza, terimakasih karena bisa ada saat dibutuhkan, terimakasih untuk segala lelucon dan kegilaanya. Terimakasih untuk selalu menjadi teman pulang dan pergi ke kampus tercinta, terimakasih untuk pengalaman makan bersama yang selalu dinantikan. 7. Teman-teman semenjak ospek yang turut menyertai kehidupan perkuliahan, Risma, Ruth, Try, Chaterine, Grace, dan Hana. Terimakasih untuk pengalamannya.

Universitas Sumatera Utara

vii
Universitas Sumatera Utara

Terimakasih telah menghadirkan beragam sifat dan menyatukannya dalam kita. Maaf karena sudah jarang bersama. 8. Teman-teman 2011 lain yang luar biasa! Joshua, Robert Gunario, dan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Aku bangga jadi stambuk 2011! 9. Penulis TV Seri Favorit saya “Game of Thrones” George R.R Martin, terimakasih untuk cerita yang luar biasa, tidak tertebak, dan sangat membuat penggemar selalu menantikan kelanjutannya, juga untuk band favorit sepanjang masa, Coldplay.
Perancang menyadari bahwa penyusun skripsi ini masih jauh dari sempurna sehingga perancang sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sebagai bahan penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, perancang berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat besar bagi semua pihak.
Medan, Juli 2015 Perancang,
Neni Christy Sianturi

Universitas Sumatera Utara

viii
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

Hlm.


Kata Pengantar ...................................................................................................... vii Daftar Isi................................................................................................................. ix Daftar Gambar......................................................................................................... x Daftar Tabel .......................................................................................................... xii Daftar Lampiran ................................................................................................... xiii Abstrak ................................................................................................................. xiv Abstract ................................................................................................................. xv Prolog ................................................................................................................... xvi Bab I: THE ALFA............................................................................................. 1 Bab II: WHAT’S IN THE BOX ......................................................................... 14 Bab III: SAME CASE, SAME STYLE ................................................................. 22 Bab IV : REQUISITE .......................................................................................... 31 Bab V: THE THOUGHT................................................................................... 37 Bab VI: CONTRIVANCE ................................................................................... 45 Bab VII: THE OMEGA ........................................................................................ 61 Daftar Pustaka ....................................................................................................... 64 Lampiran ............................................................................................................... 66

Universitas Sumatera Utara

ix
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

No.

Judul

Hal.

Gambar 1.1 Lokasi Kawasan Labuhan Deli ....................................................... 3 Gambar 1.2 Masjid Al Oesmani.......................................................................... 6 Gambar 1.3 Sungai Deli ...................................................................................... 7 Gambar 1.4 Vihara Tri Dharma .......................................................................... 7 Gambar 1.5 Deretan Ruko Cina Pasar Lama....................................................... 8 Gambar 2.1 Area Stasiun Labuhan.................................................................... 15 Gambar 2.2 Pembangunan Stasiun Labuhan..................................................... 16 Gambar 2.3 Batas Site ....................................................................................... 17 Gambar 2.4 Kondisi Akses Utama Menuju Stasiun.......................................... 18 Gambar 2.5 Kondisi Stasiun dari Jalan Yos Sudarso ........................................ 18 Gambar 2.6 Detail Kondisi Fisik Eksisting Stasiun Labuhan ........................... 19 Gambar 2.7 Bangunan Eksisting Stasiun Memilik Denah dan Fasad yang Simetris.............................................................................................................. 20 Gambar 2.8 Kondisi Jalan Yos Sudarso ............................................................ 20 Gambar 2.9 Kondisi Stasiun Labuhan............................................................... 21 Gambar 3.1 Massa Stasiun Diapit Shopping Center dan Kantor Berlin Central Station................................................................................................................ 23 Gambar 3.2 Lorong Stasiun dengan Bentang Lebar 40 meter .......................... 23 Gambar 3.3 Struktur Baja pada Atap Berlin Central Station ............................ 24 Gambar 3.4 Materialkan Kaca untuk Memaksimalkan Masuknya Cahaya ...... 24 Gambar 3.5 Entrance Utama Metrocentre Mall ................................................ 25 Gambar 3.6 Suasana interior Mall..................................................................... 25 Gambar 3.7 Jembatan Penghubung Stasiun dengan Mall ................................. 26 Gambar 3.8 Platform Stasiun ............................................................................ 26 Gambar 3.9 Kolom Baja Stasiun ....................................................................... 27 Gambar 3.10 Bentuk Massa Quai Branly ......................................................... 30 Gambar 5.1 Akses Menuju Site......................................................................... 39 Gambar 5.2 Konsep Zoning dan Sirkulasi Area................................................ 40 Gambar 5.3 Konsep Bentuk Blok Stasiun dan Shopping Center ...................... 41

Universitas Sumatera Utara


x
Universitas Sumatera Utara

Gambar 5.4 Konsep Pedestrian Stasiun dan Shopping Center.......................... 42 Gambar 5.5 Konsep Struktur Bangunan............................................................ 43 Gambar 5.6 Blok Massa Bangunan ................................................................... 44 Gambar 5.7 Konsep Atap Setengah Dome Pada Stasiun .................................. 44 Gambar 6.1 Rencana Masterplan ...................................................................... 46 Gambar 6.2 Rencana Lantai Basement ............................................................. 47 Gambar 6.3 Rencana Denah Lantai 1................................................................ 48 Gambar 6.4 Rencana Denah Lantai 2................................................................ 49 Gambar 6.5 Rencana Denah Lantai 3................................................................ 50 Gambar 6.6 Zoning Lantai Bangunan ............................................................... 51 Gambar 6.7 Tampak Depan Bangunan ............................................................. 51 Gambar 6.8 Tampak Samping Kanan ............................................................... 52 Gambar 6.9 Tampak Samping Kiri Bangunan .................................................. 52 Gambar 6.10 Tampak Belakang Bangunan....................................................... 53 Gambar 6.11 Perspektif Bangunan................................................................... 53 Gambar 6.12 Potongan Tapak ........................................................................... 54 Gambar 6.13 Perspektif Birdview ..................................................................... 54 Gambar 6.14 Potongan B-B .............................................................................. 55 Gambar 6.15 Potongan A-A .............................................................................. 55 Gambar 6.16 Potongan Prinsip.......................................................................... 56 Gambar 6.17 Sistem Distribusi Elektrikal Bangunan........................................ 57 Gambar 6.19 Sistem Distribusi Air dan Limbah ............................................... 58 Gambar 6.21 Interior Cafe................................................................................. 59 Gambar 2.23 Interior Area Stasiun.................................................................... 60

Universitas Sumatera Utara

xi
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

No.

Judul

Hal

Tabel 4.1 Data Jumlah Fungsi Komersil Kecamatan Medan Labuhan ......... 32


Tabel 4.2 Jumlah Penumpang dan Barang yang Diangkut Melalui Stasiun KA Medan/ Tahun ......................................................................................... 33

Universitas Sumatera Utara

xii
Universitas Sumatera Utara

Judul Lampiran

DAFTAR LAMPIRAN

Hlm.

Lampiran 1 Tabel Analisa Kegiatan Mixed-use Stasiun dan Shopping Center Labuhan Deli 66 Lampiran 2 Tabel Program Kebutuhan Luas Ruang Mixed-use Stasiun Shopping Center Labuhan Deli......................................................................................................... 69 Lampiran 3 Gambar Kerja Perancangan Arsitektur 6 .............................................................. 72

Universitas Sumatera Utara

xiii
Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK
Pengembangan suatu kawasan dengan sistem revitalisasi merupakan cara yang tepat untuk membangkitkan kembali kondisi dan kehidupan ekonomi kawasan yang sudah menurun, terutama untuk kawasan bersejarah yang telah ditinggalkan. Kawasan Labuhan Deli sangat berpotensi untuk dilakukan revitalisasi kawasan. Sebelum dipindahkan ke Medan Kesawan, Labuhan Deli merupakan pusat kota Medan dimana perkembangan ekonomi melaju pesat lewat bisnis tembakau. Revitalisasi kawasan Labuhan Deli dapat dilakukan lewat pengembangan bangunan lama bersejarah yang banyak terdapat di kawasan Labuhan Deli. Perpaduan tiga kebudayaan terlihat mencolok pada bangunan di kawasan tersebut. Tidak hanya sejarah kawasan, namun bangunan-bangunan di kawasan tersebut sangat berpotensi untuk dikembangkan kembali, seperti Masjid Al-Oesmani yang merupakan masjid tertua di kota Medan, Klenteng Tri Dharma yang merupakan klenteng pertama di kota Medan, Sungai Deli yang dulunya merupakan pusat pelabuhan kota Medan, Ruko-ruko cina di Jalan Pasar Lama, serta Stasiun Labuhan yang juga merupakan stasiun pertama di kota Medan. Potensi bangunan bersejarah tersebut akan menarik wisatawan untuk mengunjungi kawasan tersebut, terutama untuk pengunjung yang ingin menikmati wisata sejarah kota Medan. Pengembangan kawasan didukung dengan sistem penataan lahan yang tepat. Sistem Transit Orientated Development (TOD) sangat cocok diterapkan untuk pengembangan kawasan yang berkaitan dengan rancangan yang sustainable dan sangat bermanfaat terutama untuk mengatasi masalah transportasi kemacetan. Selain meningkatkan nilai tata guna lahan kawasan, sistem TOD juga sangat relevan dengan adanya pengembangan Stasiun Labuhan dengan cara meminimalisir penggunaan kendaraan pribadi dan mengalihkannya menjadi sistem transportasi angkutan massal yaitu kereta api. Pengembangan kawasan Labuhan Deli melalui sistem ini diharapkan mampu meningkatkan kehidupan perekonomian Labuhan Deli, menjaga warisan bersejarah yang ada didalamnya, dan membuat kawasan Labuhan Deli dikenal kembali (Long Way Towards Recognition).
Kata Kunci: Stasiun, Labuhan Deli, Revitalisasi, Transit Oriented Development.

Universitas Sumatera Utara

xiv
Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
The development of an area with revitalization system is the right way to revive economic life conditions and areas has decreased, especially for the historical district that has been abandoned. Labuhan Deli region has the potential to do revitalization of the area. Before being transferred to Kesawan Medan, Labuhan Deli is downtown Medan where economic development moving rapidly through the tobacco business. Labuhan Deli revitalization of the area can be done through the development of historic old buildings are numerous in the region Labuhan Deli. A blend of three cultures appeared prominently on the building in the region. Not only the history of the area, but the buildings in the region has the potential to be developed again, like Masjid Al-Oesmani which is the oldest mosque in the city of Medan, Tri Dharma temple which is the first temple in the city of Medan, Deli River which was once the center of the port city field, office, shop china in Jalan Pasar Lama, as well as Labuhan station which is also the first station in the city of Medan. The potential of the historic buildings will attract tourists to visit the region, especially for visitors who want to enjoy the historical attractions of Medan. Regional development is supported by the appropriate land settlement systems. System Transit Orientated Development (TOD) is very suitable to be applied for the development of the region related to sustainable design and very useful especially to resolve transportation problems of congestion. In addition to increasing the value of the land use area, TOD system is also highly relevant to the development of Labuhan Station by minimizing the use of private vehicles and divert it into the system of mass transportation is the train. Labuhan Deli development of the area through this system is expected to improve the economic life Labuhan Deli, keeping the historic legacy that is therein, and made the region of Labuhan Deli can be recognition again (Long Way Towards Recognition).
Keywords: Station, Labuhan Deli, Revitalization, Transit Oriented Development.

Universitas Sumatera Utara

xv
Universitas Sumatera Utara

PROLOG
Kawasan Labuhan Deli merupakan kawasan bersejarah yang dulunya menjadi pusat kota Medan sebelum pada akhirnya dipindahkan ke daerah Medan Kesawan. Kawasan Labuhan Deli memilik beragam bangunan bersejarah yang menjadi persatuan antar tiga jenis budaya yang dapat dilihat dari gaya arsitektur bangunannya yang antara lain adalah gaya arsitektur Melayu pada Masjid Al-Oesmani dan lahan bekas Kerajaan Melayu Deli yang sekarang telah menjadi bangunan Yayasan Pendidikan YASPI, gaya arsitektur Cinan yang terdapat pada bangunan klenteng Tri Dharma dan deretan ruko cina di Jalan Pasar Lama yang mayoritas masih mempertahankan bentuk bangunannya, sedangkan gaya arsitektur Kolonial (Belanda) dapat ditemukan pada bangunan Stasiun Labuhan yang merupakan stasiun tertua di kota Medan.

Untuk mengembangkan kawasan Labuhan Deli menjadi kawasan wisata, ada beberapa potensi serta masalah yang harus diatasi untuk menjadikan kawasan Labuhan Deli berkembang dengan baik dan mampu mengikuti sistem yang sustainable. Diantara masalah tersebut, isu transportasi merupakan masalah yang kerap terjadi. Selama ini pemecahan permasalahan transprtasi terutama kemacetan seringkali hanya diatasi melalui pendekatan praktis seperti peningkatan kuantitas jaringan jalan baik melalui pelebaran maupun penambahan panjang jalan. Pada akhirnya permasalahan kemacetan menjadi pemasalahan yang berkepanjangan. Masalah transportasi dapat diperbaiki melalui bagian makro transportasi yang terbentuk dari sistem kegiatan, sistem jaringan, dan sistem pergerakannya.
Salah satu konsep yang diterapkan untuk mengatasi masalah transportasi adalah konsep Transit Oriented Development (TOD). TOD muncul akibat tingginya

Universitas Sumatera Utara

xvi
Universitas Sumatera Utara

ketergantungan masyarakat pada jalan raya dan kendaraan pribadi. Untuk mengurangi ketergantungan tersebut, pengembangan kota diarahkan pada titik-titik transit. Konsep ini meninjau titik-titik transit tidak hanya berfungsi sebagai tempat untuk menaikkan dan menurunkan penumpang, namun titik-titik transit tersebut dapat sekaligus berfungsi sebagai sebuah tempat berlangsungnya aktivitas perkotaan (pusat permukiman, perkantoran, perdagangan dan jasa, pendidikan, dan sebagainya).
Adanya konsep TOD memungkinkan untuk memindahkan sistem transportasi kendaraan pribadi menjadi sistem angkutan massal kereta api dan bus. Akan tetapi, sangat disayangkan Stasiun Labuhan yang cukup berjaya pada masanya sekarang tidak lagi berfungsi secara optimal. Fungsi fasilitas penumpang stasiun telah lama dihilangkan akibat tidak sanggup bersaing dengan kendaran angkutan umum yang makin marak tersebar dan menjadi salah satu faktor terbesar yang mempengeruhi kemacetan di kota Medan. Pengembangan stasiun tersebut sangat memberikan manfaat yang baik. Selain mengurangi isu kemacetan, meningkatkan nilai tanah dan membantu mobilitas pengunujung serta penduduk, adanya pengembangan stasiun memungkinkan perawatan bangunan Stasiun Labuhan sebagai bangunan bersejarah akan lebih diperhatikan.
Untuk mengembangkan stasiun, diperlukan tema yang sesuai untuk bangunan stasiun yang fungsional. Tema kotemporer dianggap tepat untuk mewujudkan bangunan yan fungsional, kekinian, namun tetap dapat menyesuaikan diri dengan bangunan lama Stasiun Labuhan.

Universitas Sumatera Utara

xvii
Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
Pengembangan suatu kawasan dengan sistem revitalisasi merupakan cara yang tepat untuk membangkitkan kembali kondisi dan kehidupan ekonomi kawasan yang sudah menurun, terutama untuk kawasan bersejarah yang telah ditinggalkan. Kawasan Labuhan Deli sangat berpotensi untuk dilakukan revitalisasi kawasan. Sebelum dipindahkan ke Medan Kesawan, Labuhan Deli merupakan pusat kota Medan dimana perkembangan ekonomi melaju pesat lewat bisnis tembakau. Revitalisasi kawasan Labuhan Deli dapat dilakukan lewat pengembangan bangunan lama bersejarah yang banyak terdapat di kawasan Labuhan Deli. Perpaduan tiga kebudayaan terlihat mencolok pada bangunan di kawasan tersebut. Tidak hanya sejarah kawasan, namun bangunan-bangunan di kawasan tersebut sangat berpotensi untuk dikembangkan kembali, seperti Masjid Al-Oesmani yang merupakan masjid tertua di kota Medan, Klenteng Tri Dharma yang merupakan klenteng pertama di kota Medan, Sungai Deli yang dulunya merupakan pusat pelabuhan kota Medan, Ruko-ruko cina di Jalan Pasar Lama, serta Stasiun Labuhan yang juga merupakan stasiun pertama di kota Medan. Potensi bangunan bersejarah tersebut akan menarik wisatawan untuk mengunjungi kawasan tersebut, terutama untuk pengunjung yang ingin menikmati wisata sejarah kota Medan. Pengembangan kawasan didukung dengan sistem penataan lahan yang tepat. Sistem Transit Orientated Development (TOD) sangat cocok diterapkan untuk pengembangan kawasan yang berkaitan dengan rancangan yang sustainable dan sangat bermanfaat terutama untuk mengatasi masalah transportasi kemacetan. Selain meningkatkan nilai tata guna lahan kawasan, sistem TOD juga sangat relevan dengan adanya pengembangan Stasiun Labuhan dengan cara meminimalisir penggunaan kendaraan pribadi dan mengalihkannya menjadi sistem transportasi angkutan massal yaitu kereta api. Pengembangan kawasan Labuhan Deli melalui sistem ini diharapkan mampu meningkatkan kehidupan perekonomian Labuhan Deli, menjaga warisan bersejarah yang ada didalamnya, dan membuat kawasan Labuhan Deli dikenal kembali (Long Way Towards Recognition).
Kata Kunci: Stasiun, Labuhan Deli, Revitalisasi, Transit Oriented Development.


Universitas Sumatera Utara

xiv
Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
The development of an area with revitalization system is the right way to revive economic life conditions and areas has decreased, especially for the historical district that has been abandoned. Labuhan Deli region has the potential to do revitalization of the area. Before being transferred to Kesawan Medan, Labuhan Deli is downtown Medan where economic development moving rapidly through the tobacco business. Labuhan Deli revitalization of the area can be done through the development of historic old buildings are numerous in the region Labuhan Deli. A blend of three cultures appeared prominently on the building in the region. Not only the history of the area, but the buildings in the region has the potential to be developed again, like Masjid Al-Oesmani which is the oldest mosque in the city of Medan, Tri Dharma temple which is the first temple in the city of Medan, Deli River which was once the center of the port city field, office, shop china in Jalan Pasar Lama, as well as Labuhan station which is also the first station in the city of Medan. The potential of the historic buildings will attract tourists to visit the region, especially for visitors who want to enjoy the historical attractions of Medan. Regional development is supported by the appropriate land settlement systems. System Transit Orientated Development (TOD) is very suitable to be applied for the development of the region related to sustainable design and very useful especially to resolve transportation problems of congestion. In addition to increasing the value of the land use area, TOD system is also highly relevant to the development of Labuhan Station by minimizing the use of private vehicles and divert it into the system of mass transportation is the train. Labuhan Deli development of the area through this system is expected to improve the economic life Labuhan Deli, keeping the historic legacy that is therein, and made the region of Labuhan Deli can be recognition again (Long Way Towards Recognition).
Keywords: Station, Labuhan Deli, Revitalization, Transit Oriented Development.

Universitas Sumatera Utara

xv
Universitas Sumatera Utara

BAB I
THE ALFA
Isu keberlanjutan (sustainable dan symbiosis) akhir-akhir ini banyak diperhatikan, terutama dalam lingkup ilmu arsitektur. Arsitektur keberlanjutan dapat diartikan sebagai arsitektur yang memenuhi kebutuhan saat ini, tanpa membahayakan kemampuan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Kebutuhan itu berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lainnya, dari satu kawasan ke kawasan lain dan paling baik bila ditentukan oleh masyarakat itu sendiri (Suistainable Architecture, James Steele, 1997).
Simbiosis sendiri sangat erat kaitannya dengan sustainability. Konsep simbiosis metabolisme itu sendiri dapat diterapkan melalui dua hal yaitu hubungan antar waktu dengan hubungan antar ruang. Dalam hubungan antar waktu, diibaratkan waktu dibagi menjadi 3 lapisan yaitu masa lampau, masa sekarang, dan masa depan (Christy, 2015)
Untuk tugas besar mata kuliah Perancangan Asitektur VI kali ini, perancang dituntut untuk mengangkat kembali isu sustainable dan symbiosis berbasis revitalisasi urban. Tugas awal rancangan merupakan tugas berkelompok yang ditugaskan untuk mengembangkan kawasan revitalisasi. Sustainability dan symbiosis sangat berkaitan satu sama lain terutama melalui perannya dalam hubungan bangunan kepada manusia dan lingkungan. Desain bangunan akan kembali kepada kebutuhan dan aktivitas manusia sebagai pengguna serta lingkungan tempat dimana bangunan berada. Menurut penulis, tetap saja peran arsiteklah yang bertugas menjaga proses keberlanjutan serta dampaknya di masa depan. Keberhasilan desain seorang arsitek dapat diukur dengan benar tidaknya penerapan sustainability dan simbiosis arsitektur pada desainnya serta terpenuhinya kebutuhan bangunan, manusia, dan lingkungan.


Universitas Sumatera Utara

1
Universitas Sumatera Utara

Dalam konteks kota Medan, penerapan sustainability dan simbiosis masih sangat sedikit ditemukan. Padahal, kota Medan cukup berpotensi terutama pada isu bangunan lama yang banyak diabaikan serta membutuhkan revitalisasi. Penataan dan revitalisasi kawasan melalui penerapan sustainability dengan simbiosis merupakan salah satu cara yang tepat sebagai solusi untuk menghidupkan kembali kawasan yang sudah mati dengan cara meningkatkan vitalitas dan menggali potensi dari kawasan tersebut. Penataan ini dilakukan melalui pengembangan kawasan yang layak untuk direvitalisasi baik dari segi fisik yaitu bangunan atau ruang kawasan, kualitas lingkungan, maupun sarana prasarana yang mendukung aktivitas sosial ekonomi warga.
Pengembangan obyek wisata berlandaskan pendekatan asas keberlanjutan (sustainibility), keserasian, keterjangkauan (affordability) dan kerakyatan merupakan landasan pokok dalam pengembangan poduk wisata. Menurut pendapat Veresci (2001) dalam Oka H Yoeti, bahwa perencanaan strategis pariwisata berkelanjutan bahwa mempertimbangkan aspek antara lain carrying capacity yaitu daya dukung lingkungan, dan parnertship yaitu membangun kemitraan dengan masyarakat, swasta dan pemangku kepentingan (pemerintah daerah) di dalam pengelolaan obyek wisata (Baharuddin Koddeng, Syavir Latief & Syamsul Fajar: 2012).
Revitalisasi sendiri, menurut Kamu Besar Bahasa Indonesia (KBBI), diartikan sebagai proses, cara, dan perbuatan menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya kurang terberdaya. Dengan kata lain, revitalisasi adalah upaya untuk memvitalkan kembali suatu kawasan atau bagian kota yang dulunya pernah vital hidup akan tetapi mengalami kemunduran dan degradasi.
Revitalisasi termasuk di dalamnya adalah konservasi-preservasi merupakan bagian dari upaya perancangan kota untuk mempertahankan warisan fisik budaya masa lampau yang memiliki nilai sejarah dan estetika-arsitektural. Atau tepatnya merupakan

Universitas Sumatera Utara

2
Universitas Sumatera Utara

upaya pelestarian lingkungan binaan agar tetap pada kondisi aslinya yang ada dan mencegah terjadinya proses kerusakan.Tergantung dari kondisi lingkungan binaan yang akan dilestarikan, maka upaya ini biasanya disertai pula dengan upaya restorasi, rehabilitasi dan/atau rekonstruksi.Jadi, revitalisasi adalah upaya untuk memvitalkan kembali suatu kawasan atau bagian kota yang dulunya pernah vital/hidup, akan tetapi kemudian mengalami kemunduran/degradasi. Selain itu, revitalisasi adalah kegiatan memodifikasi suatu lingkungan atau benda cagar-budaya untuk pemakaian baru.

Gambar 1.1 Lokasi Kawasan Labuhan Deli Sumber: Peraturan Daerah Kota Medan no.13 Tahun 2011
Kota Medan memiliki beberapa kawasan dengan nilai historis tinggi. Salah satu kawasan yang berpotensi untuk direvitalisasi dalam lingkup kota Medan adalah kawasan Labuhan Deli. Kawasan Labuhan Deli terletak di kecamatan Medan Labuhan. Labuhan

Universitas Sumatera Utara

3
Universitas Sumatera Utara

Deli dulunya merupakan pusat perdagangan dan pemerintahan kota Medan sebelum pada akhirnya dipindahkan ke Medan Kesawan karena dianggap tidak cocok dibangun jadi sebuah kota besar akibat faktor sempit dan sering banjir. Kawasan Labuhan Deli terletak di Medan Bagian Utara, tepatnya di Jalan Yos Sudarso yang menuju ke Belawan dan berbatasan langsung dengan Sungai Deli (gambar 1.1). Kawasan yang dulunya merupakan pusat kota Medan ini memiliki potensi pada bangunan bangunan bersejarah yang banyak ditemukan pada lokasi ini.
Salah satu arsitek ternama Indonesia, Ridwan Kamil, dalam tulisan blognya yang berjudul “Strategi Revitalisasi kota-kota Asia” tahun 2008 menyebutkan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan suatu kawasan memerlukan revitalisasi. Yang pertama adalah matinya aktivitas ekonomi. Salah satu permasalahan umum dalam kawasan yang perlu direvitalisasi adalah adanya kondisi kawasan yang aktivitas ekonominya tidak mampu berkembang atau cenderung memburuk. Hal ini pada umumnya terjadi karena hilangnya daya kompetitif ekonomi yang tersaingi oleh kawasan lain yang lebih baik dan kompetitif. Masalah ini diperburuk dengan tidak hidupnya aktivitas atau interaksi sosial dikarenakan konsep fungsi campuran (mixed-use) yang menjadi syarat dinamisnya suatu kawasan tidak berlaku di kawasan-kawasan yang bermasalah tersebut.
Hal kedua yang berpengaruh adalah menurunnya kualitas spasial dan fisik bangunan. Matinya aktivitas ekonomi kawasan adalah akibat banyaknya bangunanbangunan tua yang tidak pergunakan atau area-area yang dibiarkan terlantar. Masalah ini umumnya terjadi di kawasan-kawasan yang memiliki sejarah panjang sebagai sentra ekonomi dimasa lampau. Namun seiring dengan kemajuan jaman ia ditinggalkan karena tidak mampu beradaptasi dengan kemajuan ekonomi modern.

Universitas Sumatera Utara

4
Universitas Sumatera Utara

Buruknya citra kawasan juga turut mengambil peran dalam revitalisasi kawasan. Suatu kawasan urban seringkali ditinggalkan dan tidak diminati oleh para pelaku ekonomi dikarenakan citranya buruk sebagai sebuah kawasan. Citra buruk yang lazimnya terjadi dikarenakan oleh aktivitas sosial yang ekstrim seperti tingginya kriminalitas, dominannya sektor informal atau kuatnya ketidakteraturan sistem kota.
Bagaimanapun pengembangan revitalisasi kawasan membutuhkan sense of place yang menentukan bagaimana kegiatan yang berlangsung serta fungsi didalam kawasan tersebut. Sense of place memiliki tingkat yang berbeda (Stedman, 2002) dan menurut Hummon (1992) hal ini meliputi keberakaran, keterasingan, dan relativitas. Silang (2001) memilih untuk mendefinisikan sense of place sebagai kombinasi hubungan tempat dengan kegiatan sosial yang berkerumun sebagai biografi, spiritual, ideologis, narasi, dan saling bergantung. Sense of place menjadi lebih kuat dan efektif apabila ditambahkan dengan pertimbangan faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, pengetahuan, pengalaman, dan kecenderungan budaya.
Pengembangan kawasan wisata dapat dilakukan melalui penguatan identitas (local identity). Penguatan identitas daerah yang dapat memunculkan warna pariwisata yang khas serta memiliki keunikan dan keunggulan daya saing. Pengembangan kawasan ini juga diharapkan untuk menerapkan konsep berbasis masyarakat (community base development) yang mengandung arti pengembangan produk wisata tidak hanya menguntungkan beberapa golongan tertentu tetapi harus dapat memberikan manfaat bagi masyarakat terutama masyarakat sekitar objek dan potensi wisata bersangkutan (Baharuddin Koddeng, Syavir Latief & Syamsul Fajar: 2012).
Infrastruktur yang tidak memadai dalam suatu kawasan juga berperan penting. Kualitas sarana transportasi dan jaringan utilitas seperti air bersih, listrik dan telekomunikasi yang buruk sering menghambat aktivitas ekonomi yang terjadi sehingga

Universitas Sumatera Utara

5
Universitas Sumatera Utara

mengakibatkan terjadinya efek high-cost economy. Contohnya adalah kawasan Xin Tian Di di Shanghai sebelum sukses direvitalisasi. Kawasan yang pernah dihuni oleh ribuan penduduk miskin kota ini sebelumnya sangat terlantar dengan akses yang buruk terhadap jaringan air bersih dan telekomunikasi. Hal ini menurunkan minat para pelaku ekonomi untuk beraktivitas di kawasan tersebut (Ridwan Kamil, 2008)

Gambar 1.2 Masjid Al Oesmani
Faktor-faktor diatas sangat sesuai apabila dikaitkan dengan kasus kawasan Labuhan Deli. Selain menjadi daerah yang dilewati sungai Deli yang bersejarah, kawasan Labuhan Deli juga memiliki beberapa bangunan bersejarah. Beberapa bangunan tua tersebut diantaranya adalah masjid Al Oesmani yang merupakan masjid tertua di kota Medan (gambar 1.2). Tepat diseberang masjid Al Oesmani terdapat area yang dulunya merupakan bekas kawasan Kerajaan Melayu Deli, yang sekarang telah habis dan dibangun menjadi Yayasan Pendidikan YASPI. Bangunan ini membelakangi Sungai Deli. Area Sungai Deli (gambar 1.3) ini dulunya merupakan pelabuhan utama dari/menuju mancanegara. Namun, seiring perkembangan Labuhan Deli, pada akhirnya Labuhan tak cukup mampu menampung kapal-kapal besar yang singgah. Pelabuhan dialihkan ke Belawan. Jadilah Belawan sebagai pintu gerbang ekspor.

Universitas Sumatera Utara

6
Universitas Sumatera Utara

Gambar 1.3 Sungai Deli

Gambar 1.4 Vihara Tri Dharma
Di kawasan ini juga terdapat vihara Tri Dharma yang merupakan vihara tertua di Medan. Vihara ini tepat terletak bersampingan dengan area pasar lama yang terdiri dari bangunan ruko – ruko lama yang belum berubah gaya arsitekturnya (gambar 1.5). Bangunan lama lain yang dapat ditemukan pada kawasan ini adalah bangunan stasiun Labuhan. Namun bangunan bersejarah tersebut kurang diperhatikan dan tidak difungsikan secara optimal. Kondisi infrastruktur kawasan juga belum bisa dibilang layak. Beberapa jalan tergenang air yang meluap dari parit dan mengeluarkan bau. Jalan Yos Sudarso sendiri merupakan jalan penghubung anatar Medan dengan Belawan yang banyak dilewati kendaraan besar tiap harinya dan tidak ramah pada pedestrian.

Universitas Sumatera Utara

7
Universitas Sumatera Utara

Gambar 1.5 Deretan Ruko Cina Pasar Lama
Pengembangan kawasan menjadi kawasan wisata memiliki keuntungan bagi kawasan tersebut. Hal ini karena secara tidak langsung meningkatkan pendapatan ekonomi pada wilayah itu (VanBlarcom & Kayahan, 2011). Dengan masuknya jumlah wisatawan asing bersama-sama dengan jumlah penduduk setempat, mobilitas dalam kotakota telah menjadi isu yang menantang untuk ditangani oleh pemerintah daerah. Namun, akibatnya kemacetan tidak bisa dihindari. Oleh karena itu, langkah-langkah perlu diambil. Langkah-langkah ini antara lain termasuk menciptakan zona non-bermotor sekitar daerah warisan dunia, menggunakan trem dan bus umum untuk mengangkut orang-orang dari tempat di luar kota dengan pusat kota, reklamasi jalan untuk menciptakan lebih banyak trotoar pejalan kaki untuk mendorong orang untuk menggunakan kendaraan umum.
Potensi dan masalah pada kawasan Labuhan Deli ini menjadi latar belakang bagi kelompok perancang untuk merencanakan revitalisasi pada kawasan Labuhan Deli dan mengembangkannya menjadi kawasan wisata heritage. Revitalisasi tersebut mencakup pengembangan Masjid Labuhan dan Klenteng Tri Dharma menjadi wisata religi, pengembangan sungai Deli menjadi hotel dan cottage berbasis waterfront, pengembangan deretan ruko cina, pengembangan hunian vertikal berbasis apartmen, serta pengembangan

Universitas Sumatera Utara

8
Universitas Sumatera Utara

pusat aktivitas dan stasiun Labuhan. Adapun strategi yang ditetapkan kelompk perancang dalam pengembangan kawasan adalah kawasan Transit Oriented Development (TOD).
Berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Kota Tahun 2006-2016, Pemerintah Kota Medan akan melakukan titik fokus pengembangan kota di kawasan utara Medan, yang meliputi Kawasan Medan Labuhan, Medan Marelan, Medan Deli, Medan Helvetia, Medan Barat, Medan Timur dan sekitarnya. Berkaitan dengan rencana ini, maka daerah tujuan pariwisata di kawasan tersebut juga mulai harus dibenahi dalam rangka mendukung pengembangan kawasan. Selain itu, RTRW Kota Medan Tahun 2010-2030 juga menyatakan kawasan pusat kota lama Kecamatan Medan Labuhan sebagai Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya.
Pengembangan kawasan ini juga didukung oleh adanya RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) Kota Medan untuk tahun 2011-2031 dalam pasalnya yang ke 33 meyebutkan adanya penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan jalan pejalan kaki meliputi TOD yang salah satunya terletak di Kecamatan Labuhan dan berpusat di stasiun kereta api Labuhan, mencakup juga kawasan kota Cina Labuhan dan Mesjid Labuhan (sumber: Peraturan Daerah Kota Medan no.13 Tahun 2011)
Transit oriented development atau disingkat menjadi TOD merupakan salah satu pendekatan pengembangan kota yang mengadopsi tata ruang campuran dan maksimalisasi penggunaan angkutan massal seperti busway, kereta api serta dilengkapi jaringan pejalan kaki/sepeda. Dengan demikian perjalanan/trip akan didominasi dengan menggunakan angkutan umum yang terhubungkan langsung dengan tujuan perjalanan. Tempat perhentian angkutan umum mempunyai kepadatan yang relatif tinggi dan biasanya dilengkapi dengan fasilitas parkir.
Transit Oriented Development ( TOD ) memberikan arahan sebuah kawasan yang memiliki komunitas campuran di sekitar lokasi sebuah transit, antara lain terminal dan

Universitas Sumatera Utara

9
Universitas Sumatera Utara

stasiun. Komuitas ini meliputi perumahan, pertokoan, pasar, fasilitas olahraga, kantor, ruang terbuka dan fasilitas publik. (Nugroho, Sapto, 2000)
Pengembangan wilayah berbasis TOD belum banyak dilakukan di perkotaan Indonesia. Namun, pengembangan TOD yang masih terbatas sudah banyak dilakukan, meskipun tidak berdampak luas. Pengembangan kawasan TOD sangat bergantung pada 4 faktor yaitu: mixed-use, high density, akses kendaraan tidak bermotor, dan dekat dengan stasiun MRT/BRT
Kawasan TOD diharapkan dapat menjadi salah satu daya tarik untuk menggunakan transportasi massal karena kebutuhannya dapat terpenuhi dalam satu kawasan. Hal tersebut akan berpengaruh pada penurunan penggunaan kendaraan pribadi serta akan menurunkan tingkat kemacetan yang tejadi. Perencanaan ini mengedepankan penyediaan tata guna lahan campuran yang terintegrasi dengan sistem transportasi massal (stasiun) dan penyediaan kawasan ramah pejalan kaki (pedestrian). Perencanaan ini dapat menjadi solusi untuk tata guna lahan yang terpadu dan transportasi yang berkelanjutan di kawasan ini.
Konsep TOD dengan angkutan sangat berkaitan satu sama lain, maka dari itu TOD harus ditempatkan pada jaringan utama angkutan massal, pada koridor jaringan bus/ BRT dengan frekuensi tinggi dan pada pada jaringan bus yang waktu tempuhnya kurang dari 10 menit dari jaringan utama angkutan massal. Kalau persyaratan diatas tidak dipenuhi oleh suatu kawasan maka perlu diambil langkah untuk menghubungkan dengan angkutan massal, disamping itu yang juga perlu menjadi pertimbangan adalah frekuensi angkutan umum yang tinggi.
Fungsi komersial pada konsep TOD merupakan bagian inti dari kawasan yang diintegrasikan dengan fungsi transit. Terintegrasinya fungsi transit di kawasan akan dapat menarik orang-orang untuk datang ke kawasan dan menggunakan jasa transit menuju

Universitas Sumatera Utara

10
Universitas Sumatera Utara

kawasan wisata Labuhan Deli. Perletakan inti kawasan harus tetap memperhatikan keseimbangan akan kenyamanan dari pejalan kaki dan kendaraan.
Kawasan TOD juga harus dapat memfasilitasi fungsi hunian di sekitarnya. Bangunan yang cocok untuk satu kawasan TOD yang berada di kawasan perkotaan adalah bangunan apartemen/rusun mengingat tingginya intensitas di satu kawasan perkotaan. Pola pembangunan dari TOD adalah dengan penempatannya yang mudah diakses oleh berbagai fasilitas dan ruang publik. Fungsi ruang publik disini adalah agar dapat memenuhi tuntutan agar ruang publik sebagai tempat bagi masyarakat melakukan interaksi sosial . Selain itu ruang terbuka yang berupa taman dan plasa adalah sebagai pengikat antar massa bangunan.
Lokasi tempat perhentian transit diletakan di bagian pusat dari area TOD yang berdekatan dengan inti komersial kawasan. Fungsi komersial tersebut harus dapat dilihat dan diakses dengan mudah dari tempat perhentian transit.
Fungsi-fungsi baru yang akan dimasukkan ke dalam kawasan perencanaan adalah fungsi mixed use berupa fungsi komersial (mall, toserba, retail, dll), fungsi hunian, perkantoran, fasilitas publik dan sosial (stasiun kereta api beserta fasilitasnya, kantor keamanan, mesjid, dan gedung parkir), dll. Tujuan dari penggabungan berbagai fungsi yang ada ke dalam kawasan adalah untuk menciptakan suatu kawasan yang hidup selama 24 jam. Pengawasan dilakukan secara menerus dan bersama oleh aparat keamanan serta para penghuni kawasan, sehingga kemudian keamanan lingkungan kawasan Labuhan Deli dapat tetap terjaga dengan baik.
Untuk fasilitas parkir, dalam kawasan TOD harus memperhatikan beberapa hal antara lain adalah harus sesuai dengan kebutuhan kawasan untuk kebutuhan minimum dan maksimum dan perletakan tempat parkir harus terintegrasi dengan jalur pejalan kaki dan jarak tempuh ke bangunan tidak terlalu jauh. Jalur pejalan kaki dibuat untuk

Universitas Sumatera Utara

11
Universitas Sumatera Utara

menghubungkan fungsi-fungsi yang berada di kawasan sehingga pencapaian dari satu fungsi ke fungsi lain dapat diakses dengan mudah oleh pengguna jalan. Jalur-jalur pejalan kaki dibuat dengan nyaman dan memiliki akses langsung ke area-area komersial dan transit. Jalur pejalan kaki juga harus teritegrasi dengan fungsi ruang terbuka dan plasaplasa.
Dalam rangka memfasilitasi pedestrian dan mempromosikan apresiasi warisan dibangun, fasilitas dan fasilitas seperti bangku dan jalur sepeda dan parkir bay harus disediakan untuk memungkinkan wisatawan untuk mengambil istirahat sejenak sambil berjalan dalam situs dan untuk memarkir sepeda mereka ketika mereka ingin memasukkan bangunan bersejarah (Adkins, dkk., 2012). Selanjutnya, pohon harus ditanam di sepanjang jalan pejalan kaki. Karena jalan yang ada dapat digunakan sebagai jalan pejalan kaki, biaya yang dikeluarkan dalam memberikan fasilitas ini dapat dikurangi. Becak harus tersedia pada waktu yang lebih lama dan pada harga yang wajar. Wisatawan yang menggunakan becak untuk berkeliling di sekitar kota harus diizinkan untuk berhenti pada titik apa pun yang mereka inginkan. Ini akan memberi mereka kesempatan untuk menjelajahi kota untuk pertama kali.
Konsep TOD memungkinkan untuk memindahkan sistem transportasi kendaraan pribadi menjadi sistem angkutan massal kereta api dan bus. Adanya Stasiun Labuhan pada kawasan Labuhan Deli menjadi potensi yang baik dalam menerapkan strategi TOD tersebut. Selain bermanfaat untuk penataan tata guna lahan melalui konsep mixed-use, melalui peran TOD, pengembangan Stasiun Labuhan mampu dihidupkan kembali, menjadikan mobilitas pengunjung dan penduduk yang baik, dan menjadikan kawasan Labuhan Deli menjadi kawasan yang nyaman untuk pengunjung dan masyarakat melalu mobilitas yang lebih maksimal, mampu menyelesaikan masalah transportasi, lebih ramah lingkungan, lebih aman, dan nyaman.

Universitas Sumatera Utara

12
Universitas Sumatera Utara

Dalam kaitannya dengan pariwisata kota Medan, sistem TOD sangat mendukung terjadinya kawasan wisata yang mampu menjamin kenyamanan wisatawan baik mancanegara maupun lokal yang hendak berkunjung ke kawasan Medan utara melalui sistem penyediaan transportasi kereta api serta adanya sistem berbasis pedestrian memudahkab pengunjung saat berwisata.

Universitas Sumatera Utara

13
Universitas Sumatera Utara

BAB II
WHAT’S IN THE BOX
Pengumpulan data merupakan sarana pokok untuk menemukan penyelesaian suatu masalah secara ilmiah. Dalam pengumpulan data, peranan instansi yang terkait dan masyarakat setempat sangat diperlukan sebagai pendukung dalam memperoleh data-data yang diperlukan dalam perancangan. Salah satu metode pengumpulan data yang dilakukan adalah pengumpulan data primer dengan metode observasi yaitu dengan survey langsung ke lapangan, agar dapat diketahui kondisi riil di lokasi site rancangan secara garis besar, sedangkan untuk informasi detail dapat didapat melalui instansi terkait atau lewat metode wawancara dengan narasumber yang dapat dipercaya untuk memperoleh data yang diperlukan. Namun disamping itu, pengumpulan data sekunder juga mengambil peranan penting terutama untuk mengumpulkan data literatur serta data tertulis lainnya yang dapat diperleh melalui survey dan wawancara.
Untuk itu perancang melakukan kegiatan survey di site kawasan yang terletak di kecamatan Labuhan Deli Medan. Kegiatan survey dilakukan mulai pagi hari agar data yang didapat lebih akurat dan memaksimalkan waktu. Pengumpulan data melalui survey sangat membantu dalam kegiatan merancang terutama dalam mengetahui bagaimana kondisi kawasan tersebut dan bangunan yang terdapat didalamnya. Perancang juga dapat mengetahui kondisi sosial eknomi masyarakat serta sejarah kawasan lewat wawancara dengan penduduk dan petugas setempat.
Melalui perancangan revitalisasi kawasan Labuhan Deli, perancang berkesempatan untuk merancang pengembangan Stasiun Labuhan lewat pengembangan stasiun dan penambahan pusat aktivitas berupa pusat perbelanjaan. Stasiun Labuhan terletak kecamatan Labuhan Deli, Medan Utara. Adapun luas site yang digunakan

Universitas Sumatera Utara

14
Universitas Sumatera Utara

perancang dalam pengembangan stasiun adalah seluas 1.5 Ha. Cakupan area stasiun yang akan dirancang pada kawasan Labuhan Deli dapat dilihat pada gambar 2.1

Gambar 2.1 Area Stasiun Labuhan Sumber: Urban Design Guide Line Kelompok 2 Stasiun Labuhan merupakan stasiun pertama di kota Medan yang dibangun tahun 1885. Pembangunan Stasiun Labuhan dimulai pada saat Belanda berniat mengelola tembakau Deli. Tembakau Deli yang bekembang pesat dengan mutu terbaik membuat tembakau ini punya pasar khusus ke mancanegara yaitu Bremen dan Amsterdam. Kota labuhan Deli pun ikut berkembang, menarik sejumlah investor dari mancanegara. Labuhan Deli menjadi pusat perdagangan dan pemerintahan yang kemudian dipindahkan

Universitas Sumatera Utara

15
Universitas Sumatera Utara

ke Medan Kesawan. Kemudian Pabrik Tembakau Deli Maatchhappij pindah tepat di persimpangan antara sungai Babura dan Sungai Deli atau sekarang tepat di belakang gedung Capital Building di Jalan Tembakau Deli. Posisi gedungnya menghadap sungai karena sungai jadi salah satu jalur transportasi mengangkut hasil kebun ke Labuhan Deli untuk kemudian dikirim ke luar negeri.
Pimpinan usaha Tembakau Deli kemudian mengusulkan membangun rel kereta api kepada pemerintah Belanda. Tujuannya supaya tranportasi cepat dan tidak terganggu lumpur ketika musim hujan. Pihaknya mendapat ijin dari pemerintah Belanda serta juga meminta ijin kepada sultan Maimoon Al Rasyid dan memberi imbalan kepada sultan berupa tembakau. Kemudian pada tahun 1886, Stasiun Labuhan dibangun (gambar 2.2)

Gambar 2.2 Pembangunan Stasiun Labuhan Sumber: wikipedia
Adapun Jalur kereta api pertama yang dibangun adalah Jalur Medan-Labuhan sepanjang 17 kilometer. Labuhan Deli sebagai pelabuhan utama kemudian dipindahkan ke Belawan sehingga jalur lain dibangun dari Labuhan Deli-Belawan. 1 kilometer dari utara stasiun, terdapat percabangan menuju Depot Pertamina Labuhan. Di stasiun ini pulalah, rangkaian ketel BBM yang baru di