EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza ) TERHADAP PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Bakteri Staphylococcus, merupakan sebagian dari flora normal pada kulit manusia, saluran pernafasan dan saluran pencernaan makanan. Pada 6,6% dari bayi yang berumur 1 hari telah dapat ditemukan Staphylococcus di hidungnya, 50% pada umur 2 hari, 62% pada umur 3 hari, dan 88,8% pada umur 4-8 hari. Genus Staphylococcus sedikitnya memiliki 30 spesies. Tiga spesies Staphylococcus yang berkaitan dengan medis adalah Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus saprophyticus. Staphylococcus aureus merupakan patogen utama pada manusia yang bersifat invasif, sehingga dapat menyebabkan terjadinya furunkel, karbunkel, sistitis, pielitis, bahkan dapat pula menyebabkan terjadinya septikemia, endokarditis, meningitis, abses serebri, osteomielitis dan pneumonia (Sujudi, 1994).

Pengobatan Staphylococcus aureus dapat menggunakan golongan penisilin, golongan sefalosporin, vankomisin, dan eritromisin. Beberapa galur dari Staphylococcus aureus menghasilkan enzim penisilinase sehingga resisten tehadap golongan obat penisilin. Bakteri yang sudah resisten tersebut masih sensitif terhadap golongan penisilin yang tahan terhadap enzim penisilinase, misalnya metisilin dan oksasilin. Meskipun demikian, juga telah dikenal galur Staphylococcus yang resisten terhadap metisilin yang disebut Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) (Dzen dkk, 2003).

Epidemi Methicillin resistant Staphylococcus aureus (MRSA) ditemukan pertama kali di Amerika Serikat pada tahun 1968, dan sampai sekarang masih menjadi masalah utama infeksi nosokomial. Dalam beberapa tahun terakhir, insiden infeksi MRSA terus meningkat di berbagai


(2)

2 belahan dunia. Di Asia, prevalensi infeksi MRSA kini mencapai 70%. Sementara di Indonesia pada 2006 prevalensinya 23,5% (Andra, 2007). Meskipun bakteri ini memiliki tingkat kekebalan yang cukup tinggi, namun tetap dapat diobati dengan antibiotika seperti vankomisin, teicoplanin, dan linezolid. Khusus untuk vankomisin, sejauh ini merupakan antibiotik yang paling banyak digunakan untuk MRSA (Triana, 2008). Namun harga obat-obatan tersebut relatif mahal, dan memiliki efek samping seperti reaksi alergi dan gangguan gastroistestinal. Oleh karena itu, untuk menghindari efek samping dari penggunaan obat-obat tersebut, saat ini masyarakat mulai tertarik untuk memanfaatkan tanaman tradisional sebagai obat, karena dipandang lebih murah, mudah di dapat, dan lebih aman, salah satunya adalah temulawak (Oei Ban Liang, 1992).

Temulawak merupakan satu dari 19 jenis temu-temuan keluarga Zingiberaceae yang paling banyak digunakan sebagai bahan baku obat tradisional. Tanaman ini tumbuh liar di hutan-hutan, ditanam di ladang dan pekarangan rumah (Suranto, 2001). Temulawak diduga dapat memberikan efek antimikroba karena kandungan bahan aktif berupa minyak atsiri. Salah satu unsur minyak atsiri yaitu terpenoid yang diduga melibatkan pemecahan membran oleh komponen-komponen lipofilik. Kandungan lain adalah Phenol, diduga bersifat toksik terhadap bakteri melalui inhibisi enzim (Cowan, 1999).

Penelitian terdahulu telah membuktikan bahwa temulawak mempunyai sifat fungistatik terhadap beberapa jamur golongan dermatophyta, dan bersifat bakteriostatik pada mikroba jenis Salmonella (Afifah, 2003), Pseudomonas pyogenes Staphylococcus aureus, dan anti fungi terhadap Mycrosporum gypseum. Aktivitas 1 ml minyak atsiri pada Pseudomonas pyogenes sebanding dengan 0,3 mg tetrasiklin, dan aktivitas 1 ml minyak atsiri pada Staphylococcus aureus sebanding dengan 29,2658 mg tetrasiklin. Diduga kandungan minyak atsiri pada rimpang temulawaklah yang bersifat sebagai antibakteri (Afrida, 1993).


(3)

3 Penelitian lain membuktikan bahwa minyak atsiri laos dapat menghambat Bacillus subtilis dan Staphylococcus aureus pada konsentrasi 8% dengan diameter zona inhibisi masing-masing 10 mm dan 7 mm (Yuharmen, 2002).

Dalam rangka usaha pengembangan dan pemanfaatan obat tradisional dan untuk mengetahui apakah pengobatan tradisional lebih efektif dari obat yang sudah terbukti dapat membunuh Staphylococcus aureus, maka perlu dilakukan penelitian. Pada penelitian ini peneliti akan meneliti aktifitas antimikroba ekstrak rimpang temulawak terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan dibandingkan dengan vankomisin sebagai antibiotik yang paling banyak digunakan pada MRSA, penisilin dan metisilin sebagai antibiotik yang telah resisten terhadap bakteri Staphylococcus aureus.

1.2Rumusan Masalah

Apakah ekstrak rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus?

1.3Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Membuktikan efek antimikroba ekstrak rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza) terhadap Staphylococcus aureus.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui konsentrasi minimal ekstrak rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza) yang dapat menghambat dan membunuh bakteri Staphylococcus aureus (Kadar Hambat Minimum (KHM) dan Kadar Bunuh Minimum (KBM)).


(4)

4 2. Mengetahui hubungan konsentrasi ekstrak rimpang temulawak (Curcuma

xanthorrhiza) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.

3. Mengetahui efek antimikroba ekstrak rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza), vankomisin (30 µg), penisilin (10 U), dan metisilin (5 µg) terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dengan mengukur zona inhibisi.

1.4Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis penelitian ini ingin memberikan informasi ilmiah tentang pengaruh ekstrak rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus secara in vitro.

2. Menambah wawasan bahwa ekstrak rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza) mempunyai daya antimikroba terhadap bakteri Staphylococcus aureus.


(5)

Vincent, H.S. 1995. Penisilin, sefalosporin dan antibiotic betalaktam lainnya. Dalam Yati, H.I (Ed), Farmakologi dan Terapi. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. Hal: 622-636, 636-640, 675-678

Wheeler & Volk. 1993. Mikrobilologi Dasar. Erlangga. Jakarta. Hal: 112

Yuharmen. 2002. Uji Aktivitas Antimikroba Minyak Atsiri Dan Ekstrak Metanol Lengkuas (alpinia galanga). (Online), (http:// www.litbang.depkes.go.id, diakses 20 juli 2008)


(6)

Paimin, F.B., & Murhananto. 2006. Budidaya, Pengolahan, Perdagangan Jahe Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta.

Pelezar & Chan. 1998. Dasar-Dasar Mikrbiologi. UI Press. Yakarta. Hal: 452

Ram Trades. 2003. Uses Of Turmeric. (Online), (http://www.turmeric8m.comluses.html, diakses 15 April 2008)

Rubin RJ. et al. (1999). The economic impact of Staphylococcus infection in New York Hospitals. Emerging Infectious Diseases.; 5: 9-17. Rukmana, Rahmat. 1995. Temulawak Tanaman Rempah Dan Obat. Kanisius, Yogya.

Hal: 14

Setiabudy, R. 1995. Antimikroba lain. Dalam Farmakologi dan Terapi. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. Hal: 675-676, 682

Shulman, Phair, & Sommers. 1994. Dasar Biologi dan Klinis Penyakit Infeksi Edisi IV. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Hal: 582

Sudewo, Bambang. 2005. Tanaman Obat Popular Penggempur Aneka Penyakit. Agromedia Pustaka, Jakarta.Hal: 31-32

Sujudi. 1994. Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi. Binarupa Aksara. Jakarta. Hal: 104-105,108-109

Sumarsih, Sri. 2003. Mikrobiologi Dasar. (Online). (http://sumarsih07.files.wordpress.com/2007/12/buku-ajar-mikrobiologi. pdf, diakses 20 juni 2008)

Suranto, A. 2001. Temulawak Temu Penyembuh Yang Menakjubkan. Buletin APTOI, No. 4, Mei 2001, (Online), (http://mahkotadewa.com/Buletin-Aptoi-no.4.htm, diakses 03 April 2008).

Triana, Nunik. Vankomisin vs MRSA. (Online). (http://www. cdph.ca.gov/healthinfo/discond/Documents/CAMRSAForAthletes.pdf , diakses 03 April 2008).

Usman, Suwandi. 1992. Resistensi Mikroba Terhadap Antibiotik. (Online), (http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/14_ResistensiMikrobaterhadapAntibiot ik.pdf/14_ResistensiMikrobaterhadapAntibiotik.html, diakses 15 April 2008)


(7)

Erwin M. 2005. A Short Chemystry Lesson on Essential Oils. (Online), (http://www.aroma market.com/chemistry.htm. diakses 03 April 2008).

Gupte, Satish MD. 1990. Mikrobiologi Dasar Edisi Ketiga. Binarupa Aksara. Jakarta. Hal: 180

Hart, Tony, & Paul, Shears. 1997. Atlas Berwarna Mikobiologi Kedokteran. Hipokrates. Jakarta. Hal: 81

Health notes Inc.2002.Turmeric. (Online), (http://myustompak.com/heath notes/Herb/Turmeric-htm, diakses 15 April 2008)

Hendrik, S.B. 2005. Antimikroba. (http://www.fkg.unair.ac.id/filer/ANTIMIKROBA.pdf , diakses 03 April 2008)

Jawetz, Melnick, & Adelberg. 2005. Mikrobiologi Kedokteran Edisi 21. EGC. Jakarta. Hal: 211-215

Kunardi, L. 1995. Golongan Tetrasiklin dan Kloramenikol. Dalam Setiabudi, R (Ed), Farmakologi dan Terapi. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. Hal:633-634

Lin S.C. 1995. Protective and Therapeutic Effects of Curcuma xanthorrhiza on Hepatotoxin-induced Liver Damage. (Online), (http://www.pubmed.gov, diakses 28 Maret 2008).

Lukito, H. 1998. Rancangan Penelitian Suatu Pengantar. FKIP. Malang. Hal: 25-27 Mary, J.M., Richard, H.V., & Pamela, C.C. 2001. Penghambat Sintesis Dinding Sel.

Dalam Richard, H.V., & Pamela, H.V. (Ed), Farmakologi dan Terapi. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. Hal: 304-305

Murray, P.R., Baron, P.E., & Tenover, F.C. 1999. Manual of Clinical Microbiology 7th Edition. American Society for Microbiology, ASM Press. Washington DC. Hal: 1527-1536

Naim, R. 2004. Senyawa Antimikroba dari Tanaman, (Online), (http://www.kcm.com/sorotan/1265264.htm, diakses 03 April 2008).

Oei Ban Liang. 1992. Pengembangan obat anti-inflamasi dari spesies Curcuma. ITB, Bandung. Hal: 1-2


(8)

DAFTAR PUSTAKA

Afifah, E. & Tim Lentera. 2003. Khasiat Dan Manfaat Temulawak Rimpang Penyembuh Aneka Penyakit. PT Agromedia Pustaka, Jakarta. Hal: 2-3, 7-10, Afrida, Yulinah, E.S. & Gana, A.S. 1993 Detail Penelitian Obat Bahan Alam.

(Online). (http://bahan-alam.fa.itb.ac.id, diakses: 05 Maret 2008).

Andra. 2007. 4th Symposium of Indonesia Antimicrobial Resistance Watch (IARW). (Online).(http://www.cdph.ca.gov/healthinfo/discond/Documents/CAMRSAF orAthletes.pdf , diakses 03 April 2008).

Anonymous. 2004. Khasiat dan Kegunaan Temulawak. (Online). (http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=129, diakses 05 Maret 2008)

Anonymous. 2002. Obat tradisional (Curcuma xanthorrhiza Roxb.). (http://www.balittro.go.id/includes/Temulawak.pdf , diakses 28 Maret 2008). Baron, E. J., Peterson, L. R., Finegold Y. M. 1994. Bailey & Scott’s Diagnostic

Microbiology, Ninth Edition. Mosby. United State of America

Cowan, Marjorie Murphy. 1999. Plant Products as Antimicrobial Agents. Clinical Microbiology Reviews, (Online), Vol. 12, No. 4, (http://www.emr.org/egi/reprint/12/4/154?maxtoshow=&HITS=10&hits=10& RESULTFORMAT=Fulltext=Plantantimicrobial&searchid , diakses 15 April 2008).

Dahl, T.A. & Aureli, P. 1989. Photokilling of Bacteria by The Natural Dye Curcumin. Center for Photochemical Science Bowling Green State University, Ohio. Hal: 361

Dalimarta, Setiawan. 2005. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, (Online), (http://www.pdpersi.co.id//pdpersi/news/alternatif.php3?id=1028, diakses 28 Maret 2008).

Dwijoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta. Hal: 112 Dzen, S.M., Roekistiningsih, Santoso, S., & Winarsih, S. 2003. Bakteriologi Medik.


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Tes Identifikasi Staphylococcus aureus...72 Lampiran 2 Hasil Uji Dilusi Tabung...74 Lampiran 3 Hasil Pertumbuhan Koloni Staphylococcus aureus

pada NAP ...75 Lampiran 4 Data Hasil Penelitian Sesungguhnya...76

Lampiran 5 Uji Asumsi Normalitas Sebaran Data Untuk Jumlah

Koloni per cawan dan per ml (106)...77 Lampiran 6 Uji Asumsi Homogenitas Variansi Data Untuk Jumlah

Koloni per cawan dan per ml (106)...78 Lampiran 7 Uji Analisis Of Variance (Anova) ...79 Lampiran 8 Uji Korelasi Dan Regresi Linier Sederhana ...85 Lampiran 9 Zona Inhibisi Pada Biakan Staphylococcus aureus

Dengan Antimikroba Dan Dengan Konsentrasi Ekstrak

Rimpang Temulawak ...91 Lampiran 10 Gambar Alat-alat Penelitian ...92


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Komposisi Temulawak ...12 Tabel 4.1 Konsentrasi Awal Ekstrak Rimpang Temulawak ...49 Tabel 4.2 Konsentrasi Awal Ekstrak Rimpang Temulawak ...49 Tabel 5.1 Skor Tingkat Kekeruhan yang dihasilkan pada media

Nutrient broth oleh koloni bakteri Staphylococcus aureus dalam kelompok konsentrasi ekstrak rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza)...55 Tabel 5.2 Pengaruh konsentrasi ekstrak rimpang temulawak terhadap

jumlah koloni bakteri Staphylococcus aureus per ml (106)...56 Tabel 5.3 Zona inhibisi antimikroba ekstrak rimpang temulawak,

vankomisin, penisilin, dan metisilin terhadap bakteri


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Tanaman dan rimpang temulawak ...7 Gambar 2. 2 Gambar struktur bakteri Staphylococcus...18 Gambar 4. 1 Skema prosedur penelitian ...50 Gambar 5. 1 Bentuk pengaruh dari ke-9 macam konsentrasi ekstrak rimpang temulawak terhadap jumlah koloni bakteri


(12)

DAFTAR SINGKATAN

MRSA : Methicillin resistant Staphylococcus aureus ISPA : Infeksi Saluran Pernafasan Akut

KHM : Kadar Hambat Minimal KBM : Kadar Bunuh Minimal NAP : Nutrient Agar Plate

NCCLS : National Committee for Clinical Laboratory Standart PBP : Penicillin Binding Protein


(13)

5.2.1 Kadar Hambat Minimum (KHM) Ekstrak Rimpang

Temulawak...54

5.2.2 Kadar Bunuh Minimum (KBM) Ekstrak Rimpang Temulawak...56

5.3 Efek Antimikroba Ekstrak Rimpang Temulawak, Vankomisin, Penisilin, dan Metisilin Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus...59

BAB VI. PEMBAHASAN...60

BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan...66

7.2 Saran...66

DAFTAR PUSTAKA...68


(14)

4.5 Alat dan Bahan...39

4.5.1 Alat dan Bahan Identifikasi Bakteri...39

4.5.2 Alat dan Bahan Pembuatan Ekstrak Rimpang Temulawak...39

4.5.3 Alat dan Bahan Uji Kepekaan Ekstrak Rimpang Temulawak...40

4.6 Definisi Operasional ...41

4.7 Prosedur Penelitian ...42

4.7.1 Sterilisasi Alat...42

4.7.2 Pembuatan Medium Nutrient Agar Plate...43

4.7.3 Pembuatan Medium Nutrient Cair...43

4.7.4 Pembuatan Perbenihan Cair Bakteri 106 sel/ml ...44

4.7.5 Pembuatan Ekstrak Rimpang Temulawak...44

4.7.6 Identifikasi Bakteri Staphylococcus aureus...46

4.7.7 Uji Efektifitas Kepekaan Larutan Ekstrak Rimpang Temulawak Terhadap Staphylococcus aureus ...47

4.8 Skema Alur Penelitian ...50

4.9 Analisa Data...53

BAB V. HASIL PENELITIAN 5.1 Identifikasi Staphylococcus aureus...54

5.2 Efek Antimikroba Ekstrak Rimpang Temulawak Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus...54


(15)

2.3.2.1 Mekanisme Kerja Zat Antimikroba pada

Staphylococcus aureus...26

2.3.3 Antimikroba untuk Staphylococcus aureus... 26

2.4 Tinjauan Umum Uji Kepekaan Terhadap Antimikroba In vitro...31

2.4.1 Metode Dilusi...32

2.4.1.1 Metode Dilusi Tabung ...32

2.4.1.2 Metode Dilusi Agar...32

2.4.1.3 Metode Difusi Cakram...33

BAB III. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESA 3.1 Kerangka Konsep ...35

3.2 Hipotesis...36

BAB IV. METODE PENELITIAN 4.1 Desain penelitian...37

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ...37

4.3 Populasi Dan Sampel Penelitian ...37

4.3.1 Populasi ...37

4.3.2 Sampel...37

4.3.2.1 Estimasi Jumlah Pengulangan...38

4.4 Jenis Variabel ...38

4.4.1 Variabel Bebas ...38


(16)

2.1.1 Sejarah Temulawak...6

2.1.2 Taksonomi dan Karakteristik Tanaman Temulawak ...7

2.1.2.1 Taksonomi...7

2.1.2.2 Karakteristik...8

2.1.3 Manfaat Tanaman Temulawak...9

2.1.4 Kandungan Rimpang Temulawak...11

2.1.4.1 Curcumin...12

2.1.4.2 Minyak Atsiri ...13

2.2 Tinjauan Umum Staphylococcus aureus...14

2.2.1 Klasifikasi Staphylococcus aureus...14

2.2.2 Morfologi dan Identifikasi ...15

2.2.3 Organela ...16

2.2.4 Metabolisme Bakteri ...18

2.2.4 Struktur Antigen...19

2.2.5 Toksin dan enzim ...20

2.2.6 Tes Diagnostik Laboratorium ...20

2.2.7 Bentuk Klinis Infeksi Staphylococcus aureus...21

2.3 Tinjauan Umum Zat Antimikroba...22

2.3.1 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kerja Zat Antimikroba ...23


(17)

DAFTAR ISI

Halaman judul ... i

Halaman judul ...ii

Lembar Pengesahan ...iii

Lembar Pengujian ...ix

Kata Pengantar ...v

Abstrak ...ix

Daftar isi...xi

Daftar Singkatan ...xvi

Daftar Gambar...xvii

Daftar Tabel ...xviii

Daftar Lampiran ...xix

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1Latar belakang ...1

1.2Rumusan Masalah ...4

1.3Tujuan ...4

1.3.1 Tujuan Umum ...4

1.3.2 Tujuan Khusus ...4

1.4Manfaat ...5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Tanaman Temulawak...6


(18)

ABSTRACT

Mashita, Ardiana Retno. 2008. The Antimicrobial Effect of Curcuma xanthorriza Extract To Growth of Staphylococcus aureus. Final Assignment, Medical Faculty, Muhammadiyah University of Malang. Counselor Lectures: (1) dr. Irma Suswati, M.Kes, (2) dr. Fathiyah Safithri, M.Kes.

Staphylococcus aureus is prime pathogen for human that have invasive character. Drugs of choice for Staphylococcus aureus are penicillin, cephalosporin, vancomycin, and erythromycin. Antibiotics have side effects and expensive, so people are interested to use traditional medicines, one of the traditional medicines is curcuma xanthorriza. Curcuma xanthorriza is supposed to have antimicrobial effect because it is contains atsiri oil as active substance, it is work by damage to cytoplasma membrane. This research to proof the antimicrobial effect of curcuma xanthorriza extract to growth of Staphylococcus aureus with using Post Test Only Control Group Design. Method being used is tube dilution test with 8 curcuma xanthorriza concentrations: 100%, 50%, 25%, 12.5%, 6.25%, 3.125%, 1.56%, 0.78% and 2 controls (material control and germ control). Analysis of data using one way ANOVA, correlation, and regression. MIC ( Minimal Inhibitory Concentration) from the experiment can not be certained because extract used higher concentration, the extract colour more turbid, while MBC (Minimal Bactericidal Concentration) is on 6.25% concentration. One way ANOVA test shows significant difference between curcuma xanthorriza extract concentration (p = 0.000). Higher curcuma xanthorriza extract concentration, higher ability to inhibit and bactericid Staphylococcus aureus (r = -0.788). Curcuma xanthorriza extract influences reduce large amount of Staphylococcus aureus colony (R2=62,1%). Curcuma xanthorriza extract have antimicrobial effect to growth of Staphylococcus aureus.

Keyword: Curcuma xanthorriza Extract, Staphylococcus aureus, MIC ( Minimal Inhibitory Concentration), MBC (Minimal Bactericidal Concentration)


(19)

ABSTRAK

Mashita, Ardiana Retno. 2008. Efek Antimikroba Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus. Tugas Akhir, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing: (1) dr. Irma Suswati, M.Kes, (2) dr. Fathiyah Safithri, M.Kes. Staphylococcus aureus merupakan patogen utama pada manusia yang bersifat invasif. Pengobatan Staphylococcus aureus dapat menggunakan golongan penisilin, golongan sefalosporin, vankomisin, dan eritromisin. Obat tersebut mempunyai efek samping dan mahal, sehingga masyarakat mulai tertarik untuk memanfaatkan tanaman tradisional sebagai obat, salah satunya temulawak. Temulawak diduga dapat memberikan efek antimikroba karena memiliki kandungan zat aktif berupa minyak atsiri, yang bekerja dengan cara merusak membran sitoplasma. Penelitian ini ingin membuktikan efek antimikroba ekstrak rimpang temulawak terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dengan menggunakan true experiments Post test Only Control Group Design. Metode yang dipakai adalah dilusi tabung dengan 8 konsentrasi ekstrak rimpang temulawak:100%, 50%, 25%, 12.5%, 6.25%, 3.125%, 1.56%, 0.78% dan 2 kontrol (kontrol bahan dan kontrol kuman). Analisa data menggunakan one way ANOVA, korelasi, dan regresi. Hasil penelitian KHM (Kadar Hambat Minimum) tidak dapat ditentukan karena semakin tinggi konsentrasi ekstrak rimpang temulawak warna dalam tabung semakin keruh, sedangkan KBM (Kadar Bunuh Minimum) pada konsentrasi 6.25%. Hasil uji one way ANOVA menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antar perlakuan (p = 0.000). Semakin tinggi konsentrasi ekstrak rimpang temulawak, semakin besar kemampuan menghambat dan membunuh bakteri Staphylococcus aureus (r = -0.788). Pemberian konsentrasi ekstrak rimpang temulawak berpengaruh terhadap penurunan jumlah koloni bakteri Staphylococcus aureus per ml (106) (R2=62,1%). Ekstrak rimpang temulawak mempunyai efek antimikroba terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus.

Kata Kunci: Ekstrak rimpang temulawak, Staphylococcus aureus, KHM (Kadar Hambat Minimum), KBM (Kadar Bunuh Minimum).


(20)

16.Pak Yono, Mas Jamil, Bu Romlah, dan semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan pada penyusunan tugas akhir ini. Oleh karena itu, besar harapan penulis untuk menerima saran dan kritik dari para pembaca.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan kepada semua pihak yang telah membantu penulis. Akhir kata, semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi penulis, pembaca, dan menjadi sumbangan yang berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Amiin...

Wassalamu’alaikum,Wr. Wb

Malang, September 2008


(21)

7. Ade’ku Ristu Durrohmaulina, yang selalu memberikan semangat dan doa. Rajin belajar ya…Semoga kita bertiga bisa membuat Ibuk dan Ayah bangga, AMIIN…

8. My special bestfriend Irfan Defri Rahmansyah, yang dengan penuh kesabaran selalu setia mendampingiku dalam suka dan duka, memberikan motivasi dan doa untukku. Semoga kita berdua bisa mewujudkan impian kita, AMIIN… 9. Keluarga besar Sulchan Rowi dan keluarga besar Sapawi Astro terima kasih

kalian semua sudah memberiku semangat dan doa.

10. Keluarga di pongangan yang telah memberiku semangat, nasehat, dan doa. Terima kasih sudah menganggap hana sebagai bagian dari keluarga.

11.Mba’ Fat yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian ini dengan hasil yang maksimal.

12.My Partner Lika dan Musa, terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya, akhirnya penelitian ini selesai dengan hasil yang memuaskan.

13.Teman sejawatku “Geng Kelepon”: Kaput, Irma, Retin, Muha, Jeng Ririn, Dina, dan semua angkatan 2004 terima kasih sudah memberiku semangat dan doa. Ayo SEMANGAT, Buktikan kita bisa menjadi yang terbaik.

14.Shonif dan Hasniah, terima kasih telah memberiku semangat, dan doa serta membantuku di akhir perjuangan menyelesaikan karya tulis akhir ini.

15.Penghuni kos 441: Keluarga Pak Gaguk, Bu Yatik, Rina, Yuli, Vero, Fida, Dian dan semua adek kosku terima kasih sudah menjadi bagian dari keluarga, pemberi semangat dan doa untukku.


(22)

telah meluangkan waktunya ditengah kesibukan beliau untuk membimbing penulis sehingga karya tulis akhir ini dapat selesai tepat pada waktunya.

3. dr. Fathiyah Safithri, M.Kes, selaku dosen pembimbing II yang telah membantu, membimbing, memberikan masukan, arahan dan solusi masalah dengan penuh kesabaran, kebaikan, kebijaksanaan serta ketulusan hati telah meluangkan waktunya ditengah kesibukan beliau demi tercapainya kesempurnaan karya tulis akhir ini.

4. dr. Diah Hermayanti, SpPK, selaku dosen penguji yang telah membantu, membimbing, dan mengarahkan penulis dengan penuh kesabaran, kelembutan, kebaikan, keramahan dan ketulusan hati telah meluangkan waktunya ditengah kesibukan beliau untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan karya tulis akhir ini.

5. Ibuk Aslachah dan Ayah Budiarto tersayang dan tercinta, yang telah merawat, mendidik, memberikan yang terbaik untuk ananda, dan tiada henti selalu memberikan doa serta semangat sehingga ananda bisa menyelesaikan studi ini tepat pada waktunya. Ananda akan selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk Ibuk dan Ayah. I LOVE U so much…

6. Kakakku Maulana Salya Kurniawan, yang telah memberikan nasehat, motivasi dan doa untukku sehingga ananda selalu berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik untuk Ibuk dan Ayah.


(23)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr. Wb

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT karena hanya dengan rahmat, hidayah dan inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “Efek Antimikroba Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza ) Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus” sebagai persyaratan untuk menyelesaikan studi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini terselesaikan karena adanya bantuan baik secara moril maupun materiil dari berbagai pihak, oleh karena itulah pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. dr. H. Fathoni Sadani, selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.

2. dr. Irma Suswati, M.Kes, selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan seluruh ilmunya kepada penulis, membantu, membimbing, dan mengarahkan penulis dengan penuh kesabaran, kebaikan, kebijaksanaan serta ketulusan hati


(24)

LEMBAR PENGUJIAN

Karya Tulis Akhir oleh Ardiana Retno Mashita ini Telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji Pada tanggal 18 September 2008

Tim Penguji

dr. Irma Suswati, M.Kes ,Ketua

dr. Fathiyah Safithri M.Kes ,Anggota


(25)

Universitas Muhammadiyah Malang


(26)

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PENELITIAN

Telah Disetujui Sebagai Hasil Penelitian Untuk Memenuhi Persyaratan Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Malang 18 September 2008

Pembimbing I

dr. Irma Suswati, M.Kes

Pembimbing II

dr. Fathiyah Safithri, M.Kes

Mengetahui,


(27)

HASIL PENELITIAN EFEK ANTIMIKROBA

EKSTRAK RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza ) TERHADAP PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus

KARYA TULIS AKHIR Diajukan kepada

Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Fakultas Kedokteran

Oleh

Ardiana Retno Mashita 04020002

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2008


(28)

KARYA TULIS AKHIR

EFEK ANTIMIKROBA

EKSTRAK RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza ) TERHADAP PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus

Oleh:

ARDIANA RETNO MASHITA 04020002

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2008


(1)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr. Wb

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT karena hanya dengan rahmat, hidayah dan inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “Efek Antimikroba Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza ) Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus” sebagai persyaratan untuk menyelesaikan studi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini terselesaikan karena adanya bantuan baik secara moril maupun materiil dari berbagai pihak, oleh karena itulah pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. dr. H. Fathoni Sadani, selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.

2. dr. Irma Suswati, M.Kes, selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan seluruh ilmunya kepada penulis, membantu, membimbing, dan mengarahkan penulis dengan penuh kesabaran, kebaikan, kebijaksanaan serta ketulusan hati


(2)

LEMBAR PENGUJIAN

Karya Tulis Akhir oleh Ardiana Retno Mashita ini Telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji Pada tanggal 18 September 2008

Tim Penguji

dr. Irma Suswati, M.Kes ,Ketua

dr. Fathiyah Safithri M.Kes ,Anggota


(3)

Universitas Muhammadiyah Malang


(4)

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PENELITIAN

Telah Disetujui Sebagai Hasil Penelitian Untuk Memenuhi Persyaratan Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Malang 18 September 2008

Pembimbing I

dr. Irma Suswati, M.Kes

Pembimbing II

dr. Fathiyah Safithri, M.Kes

Mengetahui,


(5)

HASIL PENELITIAN EFEK ANTIMIKROBA

EKSTRAK RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza ) TERHADAP PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus

KARYA TULIS AKHIR Diajukan kepada

Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Fakultas Kedokteran

Oleh

Ardiana Retno Mashita 04020002

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2008


(6)

KARYA TULIS AKHIR

EFEK ANTIMIKROBA

EKSTRAK RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza ) TERHADAP PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus

Oleh:

ARDIANA RETNO MASHITA 04020002

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2008


Dokumen yang terkait

EFEK ANTI MIKROBA EKSTRAK RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza) TERHADAP PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus

1 21 2

UJI DAYA ANTI MIKROBA EKSTRAK RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza ) TERHADAP Shigella dysenteriae

0 3 23

Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Etanol dan Air Rimpang Pacing (Costus spiralis) terhadap Bakteri Escherichia coli, Shigella dysenteriae, Salmonella typhimurium, Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus serta Fungi Candida albicans

3 17 79

Pengaruh Proses Pengeringan Terhadap Aktivitas Antibakteri Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)

0 9 92

PENGARUH EKSTRAK ETANOL RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) TERHADAP KADAR Pengaruh Ekstrak Etanol Rimpang Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza Roxb.) Terhadap Kadar Kolesterol Total Pada Tikus Putih Hiperlipidemia.

0 0 13

PENGARUH EKSTRAK ETANOL RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) TERHADAP KADAR Pengaruh Ekstrak Etanol Rimpang Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza Roxb.) Terhadap Kadar Kolesterol Total Pada Tikus Putih Hiperlipidemia.

0 0 9

PENGARUH EKSTRAK ETANOL RIMPANG TEMULAWAK(Curcuma xanthorrhiza Roxb.) TERHADAP Pengaruh Ekstrak Etanol Rimpang Temulawak(Curcuma Xanthorrhiza Roxb.) Terhadap Daya Antiinflamasi Natrium Diklofenak Pada Tikus.

0 2 13

Efek Bakterisidal Ekstrak Etanol rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) Terhadap Staphylocuccus aureus.

0 0 22

Pembuatan Sediaan Krim Antiakne Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb).

0 1 5

Uji Bakteri Ekstrak Air Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Escherichia coli secara in vitro - Ubaya Repository

0 0 1