Pencapaian Kampanye Perlindungan Laut Greenpeace

1. Pencapaian Kampanye Perlindungan Laut Greenpeace

a. Menghentikan Ujicoba Nuklir Perancis di Pasifik Selatan

  Perancis, yang menolak untuk meratifikasi Partial Test Ban Treaty pada tahun 1963 bersama dengan India dan Cina, mulai melakukan ujicoba nuklir

  atmosfer-nya di Atoll Moruroa dan Kepulauan Fangataufa di Polinesia Perancis pada tahun 1963. 72 Oleh karena itu, dalam upayanya untuk menghentikan ujicoba

  69 Aline Baillat, NGO Status at the UN (2000) dari https:www.globalpolicy.orgngoslinks-and- resources-on-ngos31833-ngo-status-at-the-un.html diakses pada 10 Mei 2016.

  70 UN, Economic and Social Council Resolution 199631.

  71 UN, Working with ECOSOC, Hal. 11 72 Bruce E. Barnes, The French Nuclear Test in The South Pacific: Case Study of An International

  Environmental Dispute (Honolulu: Program on Conflict Resolution University of Hawai’i at Manoa, 1987) Hal. 2 Environmental Dispute (Honolulu: Program on Conflict Resolution University of Hawai’i at Manoa, 1987) Hal. 2

  pelayarannya, Ann-Marie Horne bertugas untuk merekam misi tersebut dengan menggunakan kamera tersembunyi, yang berhasil merekam aksi penganiayaan oleh para personil militer Perancis kepada McTaggart dan kru-nya, Nigel Ingram, yang kemudian disebarkan secara luas dan berhasil mempengaruhi opini publik

  terhadap ujicoba nuklir Perancis. 74

  Atas tindakan penganiayaan tersebut, McTaggart pun menjalani proses pengadilan panjang melawan pemerintah Perancis, hingga akhirnya, pada tahun 1974, McTaggart memenangkan kasusnya, di mana keputusan pengadilan Perancis menyatakan bahwa pemerintah Perancis terbukti bersalah. Pada tahun yang sama pula, Perancis mengumumkan bahwa mereka akan mengakhiri

  program ujicoba nuklir atmosfer-nya. 75 Perancis akhirnya menghentikan ujicoba nuklir secara keseluruhan pada Februari 1996 dan menandatangani Non-

  Proliferation Treaty (NPT) pada 1 Mei 1996. 76

b. Menghentikan Perburuan dan Perdagangan Paus

  Pada tahun 1970, jumlah total paus biru, paus humpback, dan spesies lainnya, menurun menjadi kurang secara drastis. Banyaknya kapal pemburu yang dilengkapi dengan tombak harpoon menjadi penyebab dari pembantaian populasi

  73 Greenpeace, 1974 - France Ends Atmospheric Nuclear Tests in the South Pacific dari http:www.greenpeace.orginternationalenabouthistoryVictories-timelinenuclear-testing

  diakses pada 21 Maret 2017.

  74 Erwood, The Greenpeace Chronicles, Hal. 24-25 75 Greenpeace, 1974 - France Ends Atmospheric Nuclear Tests in the South Pacific. 76 Tish Falco, French Nuclear Test in South Pacific dari http:mandalaprojects.comiceice-

  casesmururoa.htm diakses pada 21 Maret 2017.

  paus di dunia. 77 Oleh karena itu, Greenpeace meluncurkan kampanye anti- perburuan ikan paus pada tahun 1973. 78 Kemudian, pada Juni 1975, dengan

  menggunakan Phyllis Cormack, Greenpeace mengkronfontir armada kapal pemburu paus Rusia di dekat pesisir California. 79 Dokumentasi dari aksi tersebut

  pun langsung dipublikasikandan menciptakan kesadaran publik tentang realitas perburuan paus secara komersil hingga membuat opini publik untuk menentang

  industri pemburu paus. 80

  Ketika aksi penghadangan dan pengambilan dokumentasi yang dilakukan di laut, Greenpeace berkampanye di seluruh dunia untuk menghimpun dukungan publik di darat, dengan cara menyebarkan selebaran dan mengumpulkan petisi untuk mendesak pemerintah nasional untuk merespon tekanan internasional

  tersebut. 81 Upaya lobi terbayar ketika pada tahun 1982, IWC akhirnya menyetujui pembentukan moratorium penangkapan ikan paus secara komersil yang mulai

  berlaku pada tahun 1986, 82 meskipun hanya berlaku untuk perburuan paus komersial, sedangkan perburuan paus untuk kepentingan penelitian serta yang

  dilakukan oleh Suku Aborigin masih diperbolehkan. 83

  77 Erwood, The Greenpeace Chronicles, Hal. 64 78 Greenpeace, 1982 - Moratorium Puts an End to Commercial Whaling dari

  http:www.greenpeace.orginternationalenabouthistoryVictories-timelinewhaling- moratorium diakses pada 27 Maret 2017.

  79 Summer Miller Walfish, Greenpeace Campaigns Against Whaling, 1975-1982 (2010) dari http:nvdatabase.swarthmore.educontentgreenpeace-campaigns-against-whaling-1975-1982

  diakses pada 27 Maret 2017. 80

  Erwood, The Greenpeace Chronicles, Hal. 64 81 Erwood, The Greenpeace Chronicles, Hal. 64

  82 IWC, Catch Limits and Catches Taken dari https:iwc.intcatches diakses pada 27 Maret 2017. 83 SBS, At-A-Glance: Whaling Moratorium (2010) dari

  http:www.sbs.com.aunewsarticle20100621glance-whaling-moratorium diakses pada 27 Maret 2017.

c. Melindungi Antartika dari Eksploitasi

  Pada awal tahun 1980, ancaman eksploitasi komersial dari ekosistem ini tampak besar, 84 akibat dari informasi cadangan minyak dan batubara serta

  kandungan mineral yang berada di Antartika 85 yang membuat pemerintah dan perusahaan berbaris untuk memulai eksplorasi. 86 Oleh karena itu, Greenpeace

  mulai meluncurkan kampanye Antartica World Park pada tahun 1983. Pada tahun 1987, MV Greenpeace berlayar ke Antartika 87 dan beberapa minggu kemudian,

  tim ekspedisi Greenpeace membangun 'World Park Antarctica Base' Di Cape Evans, Pulau Ross, 88 untuk mengekspos berbagai skandal yang dilakukan di

  sana. 89 Di samping itu, Greenpeace dan Antarctic and Southern Ocean Coalition (ASOC) juga berkampanye secara aktif menentang penandatanganan Convention

  on the Regulation of Antarctic Mineral Resource Activities (CRAMRA), berkoordinasi dengan Greenpeace NROs yang melobi pemerintah nasional mereka untuk mengambil posisi terhadap perlindungan Antartika serta menjaring

  dukungan dari orang-orang terkemuka. 90

  Pada akhirnya, berbagai upaya yang dilakukan oleh Greenpeace berhasil mendorong negara-negara untuk menghasilkan Protocol on Environmental

  85 Erwood, The Greenpeace Chronicles, Hal. 88 Discovering Antarctica, Mineral Resources dari

  http:discoveringantarctica.org.ukchallengessustainabilitymineral-resources diakses pada 27 Maret 2017.

  86 Erwood, The Greenpeace Chronicles, Hal. 88 87 Greenpeace, 1991 - International Treaty Saves the Antarctic from Deadly Threat dari

  http:www.greenpeace.orginternationalenabouthistoryVictories-timelineAntarctic-Treaty diakses pada 27 Maret 2017.

  88 Antarctic Treaty Secretariat, Greenpeace History in the Antarctic dari http:www.ats.aqdocumentsATCM25ipATCM25_ip101_e.pdf diakses pada 27 Maret 2017.

  90 Greenpeace, 1991 - International Treaty Saves the Antarctic from Deadly Threat. Erwood, The Greenpeace Chronicles, Hal. 89

  Protection to the Antarctic Treaty (Madrid Protocol) yang ditandatangani di

  Madrid pada tahun 1991 dan mulai berlaku pada 1998 sebagai bentuk dari

  kesadaran yang tumbuh di antara negara-negara Antartika terkait kepentingan global terhadap lingkungan hidup Antartika. 91

d. Menghentikan Pembuangan Limbah Radioaktif di Laut

  Limbah yang dihasilkan pada setiap tahap siklus bahan bakar nuklir memiliki potensi berbahaya untuk ratusan ribu tahun lamanya. Namun, sejak tahun 1940-an, industri nuklir telah memilih laut lepas sebagai lokasi utana untuk membuang limbah mereka dan selama bertahun-tahun, negara diperbolehkan melakukan praktek ini seperti AS, Uni Soviet, Perancis, Inggris, Jerman, Swedia dan negara-negara lain yang menggunakan laut sebagai tempat pembuangan

  mereka, baik di Pasifik maupun di Atlantik. 92 Hingga pada akhirnya, kapal MV Greenpeace berhasil mendokumentasikan tiga kapal Rusia yang membuang

  limbah saat melakukan pengisian bahan bakar kapal selam bersenjata nuklir di sebelah barat Hokkaido dan tenggara Vladivostok, 93 yang didokumentasikan

  dalam sebuah policy briefing berjudul “Russia's Radioactive Waste Crisis - The Cold War's Red Hot Legacy” yang melaporkan bahwa dalam periode 1950-an

  91 Australian Government: Departement of the Environment and Energy, Australian Antarctic Division: Leading Australia’s Antarctic Program dari http:www.antarctica.gov.aulaw-and-

  treatyhistory 92 diakses pada 27 Maret 2017. Remi Parmentier, Greenpeace and the Dumping of Wastes at Sea: A Case of Non-State Actors Intervention in International Affairs dalam International Negotitation Vol. 4 No. 3 (Hague: Kluwer Law International, 1999), Hal. 1

  93 World Information Service on Energy, Russia Resumes Sea Dumping (1993) dari https:www.wiseinternational.orgnuclear-monitor400-401russia-resumes-sea-dumping

  diakses pada 27 Maret 2017.

  hingga 1980-an, Rusia secara rahasia membuang 18 reaktor nuklir dari kapal selam dan kapal pemecah es sebanyak 2,5 juta curie limbah radiasi ke laut. 94

  Publikasi tersebut kemudian mampu membuat Jepang untuk menarik dukungannya terhadap aktivitas pembuangan limbah radioaktif di laut setelah mendapatkan tekanan publik atas aktivitas pembuangan limbah nuklir oleh Rusia

  di laut Jepang. 95 Kemudian, AS juga beralih mengajukan pelarangan segala aktivitas pembuangan limbah nuklir berskala rendah, meskipun ditolak oleh

  Perancis dan Inggris. 96 Hingga pada akhirnya, pada November 1993, dengan adanya suara bulat dari negara-negara peratifikasi London Dumping Convention

  untuk mengadopsi amandemen yang melarang segala pembuangan dan pembakaran limbah industri di laut, serta dengan suara mayoritas melarang

  pembuangan limbah radioaktif. 97

Dokumen yang terkait

PENGALAMAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA DENGAN GANGGUAN JIWA (SKIZOFRENIA) Di Wilayah Puskesmas Kedung Kandang Malang Tahun 2015

28 256 11

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA EMPIRIS PADA PASIEN RAWAT INAP PATAH TULANG TERTUTUP (Closed Fracture) (Penelitian di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

11 138 24

STUDI PENGGUNAAN SPIRONOLAKTON PADA PASIEN SIROSIS DENGAN ASITES (Penelitian Di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

13 140 24

Identifikasi Jenis Kayu Yang Dimanfaatkan Untuk Pembuatan Perahu Tradisional Nelayan Muncar Kabupaten Banyuwangi dan Pemanfaatanya Sebagai Buku Nonteks.

26 327 121

Upaya mengurangi kecemasan belajar matematika siswa dengan penerapan metode diskusi kelompok teknik tutor sebaya: sebuah studi penelitian tindakan di SMP Negeri 21 Tangerang

26 227 88

Upaya guru PAI dalam mengembangkan kreativitas siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam Kelas VIII SMP Nusantara Plus Ciputat

48 349 84

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111

Pengaruh kualitas aktiva produktif dan non performing financing terhadap return on asset perbankan syariah (Studi Pada 3 Bank Umum Syariah Tahun 2011 – 2014)

6 101 0

Kajian administrasi, farmasetik dan klinis resep pasien rawat jalan di Rumkital Dr. Mintohardjo pada bulan Januari 2015

19 169 0

Pengaruh Atribut Produk dan Kepercayaan Konsumen Terhadap Niat Beli Konsumen Asuransi Syariah PT.Asuransi Takaful Umum Di Kota Cilegon

6 98 0