TINJAUAN PUSTAKA Perancangan Alat Ukur Kelembaban Tanah Menggunakan Metode Konfigurasi Wenner Berbasis Mikrokontroler Atmega 16

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kelembaban Tanah Untuk pertumbuhannya, tanaman memerlukan unsur hara, air, udara, dan cahaya. Unsur hara dan air diperlukan untuk bahan pembentuk tubuh tanaman. Udara dalarn hal ini adalah CO 2 , dan air dengan bantuan cahaya menghasilkan karbohidrat yang merupakan sumber energi untuk pertumbuhan tanaman. Disamping faktor-faktor tersebut, tanaman juga memerlukan tunjangan mekanik sebagai tempat bertumpu untuk tegaknya tanaman. Dalam hubungannya dengan kebutuhan hidup tanaman tersebut tanah berfungsi sebagai: - Tunjangan rnekanik sebagai tempat tanaman tegak dan turnbuh - Penyedia unsur hara dan air - Lingkungan tempat akar atau batang dalam tanah rnelakukan aktivitas fisiknya Air terdapat di dalam tanah karena ditahan oleh massa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang baik. Udara dan air mengisi pori-pori tanah. Banyaknya pori-pori di dalam tanah kurang lebih 50 dan volume tanah, sedangkan jumlah air dan udara di dalarn tanah berubah-ubah, Kelebihan dan kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Muslimin mustafa, 2012 Guslim 2007 mengemukakan beberapa kegunaan air bagi pertumbuhan tanaman, yaitu: 1. Sebagai unsur hara tanaman. Tanarnan memerlukan air dan tanah sebagai reagen yang penting untuk proses fotosistesis serta CO2 dan udara untuk membentuk gala dan karbohidrat untuk proses tersebut. 2. Sebagai pelarut unsur hara, seperti garam-garam, gas-gas dan material- material lainnya. Unsur-unsur hara yang terlarut thiam air diserap oleh akar-akar tanaman dan larutan tersebut dan melalui dinding sel serta jaringan esensial untuk menjamin adanya turgiditas, pertumbuhan sel, stabilitas bentuk daun, proses membuka dan menutupnya stomata, serta kelangsungan gerak struktur tumbuh-tumbuhan. 3. Sebagai bagian dan sel-sel jaringan tanaman yaitu sekitar 80 persen. Pada kasus-kasus tertentu jumlah air dalam jaringan tanaman bahkan bisa rnencapai 90 persen. Air merupakan bagian dari protoplasma. Faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi respons tanaman Guslim, 2007, diantaranya adalah: 1 Tingkat kesuburan tanah, kesuburan tanah yang rendah menyebabkan pertumbuhan lambat. 2 Tipe tanah, tanah berpasir akan menjadi panas lebih cepat daripada tanah liat. Kandungan air dan kesuburan berhubungan dengan tipe tanah. 3 Kandungan air tanah, tanah-tanah berdrainase jelek mernpunyai suhu yang lebih dingin. Dalam keadaan tersebut problerna unsur hara akan timbul juga. Kekeringan yang terjadi pada fase akhir dan pertumbuhan tanaman biasanya mempercepat ataupun mematikannya sebelurn mencapai umur maksimumnya. 4 Dan lain-lain. Bruce Schaffer 2006 mengemukakan bahwa kelembaban tanah adalah jumlah air yang ditahan di dalam tanah setelah keLbihan air dialirkan, apabila tanah memiliki kadar air yang tinggi maka kelebihan air tanah dikurangi melalui evaporasi, transpirasi dan transpor air bawah tanah. Untuk mengetahui kadar kelembaban tanah dapat digunakan banyak macam teknik, diantaranya dapat dilakukan secara langsung melalui pengukuran perbedaan berat tanah disebut metode gravimetri dan secara tidak langsung melalui pengukuran sifat-sifat lain yang berhubungan erat dengan air tanah. Dua metode penetapan kadar air tanah secara tidak langsung yang sudah banyak dikenal adalah melalui pengukuran sebaran neutron probes dan pengukuran waktu hantaran listrik di dalam tanah time domain reflecirometty, TDR. a. Teknik pengukuran kadar kelembaban tanah secara langsung Metode Gravimetri Metode yang paling umum dan akurat serta merupakan metode Iangsung direct technique untuk menentukan kadar air tanah adalah metode gravimetri. Metode gravimetri diperlukan pula untuk kalibrasi metode lain. Gravimetri merupakan cara penentuan jumlah zat berdasarkan path penimbangan hasil reaksi setelah bahan yang dianalisis direaksikan. Ada beberapa cara pengambilan data dengan gravimetri yaitu: − Gravimetri cara penguapan, misalnya untuk menentukan kadar air, air kristal atau air yang ada dalam suatu spesies. − Gravimetri elektrolisa, zat yang dianalisa di tempatkan di dalam sel elektrolisa. Sehingga logam yang mengendap pada katoda dapat ditimbang. − Gravimetri metode pengendapan menggunakan pereaksi yang akan menghasilkan enthpan dengan zat yang dianalisa sehingga mudah di pisahkan dengan cara penyaringan. Adapun hal yang dilakukan dalarn penentuan Kadar Air adalah dengan menimbang tanah dalam pinggan aluminium atau labu kimia yang telah diketahui bobotnya. Kemudin tanah dikeringkan dalarn oven pada suhu 100 °C - 110 °C selama beberapa jam 24 jam. Setelah itu, tanah didinginkan dan tanah beserta wadah ditimbang. Bobot tanah yang hilang adalah bobot air. Dan dinyatakan dalam bentuk analisa matematis. Muslimin Mustafa, 2012. Berikut adalah analisa menggunakan metode gravimetri secara matematis menurut Muslimin Mustafa 2012: KAT = ���−��� ��� � 100 1 Keterangan: KAT : Kadar Air Tanah Mtb : Massa tanah basah Mtk : Massa tanah kering b. Teknik perigukuran kadar kelembaban tanah secara tidak langsung Dengan neutron probes dan Time Domain Reflectrometry TDR - Dengan neutron probes Menurut Tan 2005, Penetapan kadar air tanah dengan neutron probe bersifat tidak destruktif sehingga pengukuran dapat dilakukan sangat intensif. Dengan menggunakan neutron probe, kadar air tanah dapat ditetapkan pada titikt itik yang sama pada berbagai kedalaman tanah secara berulang-ulang. Oleh karena itu, metode ini sering digunakan dalam penelitian neraca air tanah, peneitian penyerapan air, penelitian pergerakan air tanah, dan lainl ain. Keunggulan lain metode im adalah secara praktis tidak tergantung pada suhu dan tekanan udara. Walaupun dernikian, metode ini mempunyai beberapa keterbatasan antara lain: 1 mahalnya peralatan; 2 rendahnya tingkat resolusi spasial, karena bagian tanah yang diukur cukup besar; 3 tidak akuratnya pengukuran kadar air path lapisan permukaan tanah 0-15 cm; 4 dapat membahayakan kesehatan karena radiasi neutron. Gambar 2.1 Neutron probe dengan kabel akses - Time Domain Reflectrometry TDR Penggunaan utama time domain reflectrometry, TDR cable tester adalah untuk menentukan posisi kerusakan transrnisi kabel telepon. Penggunaan TDR untuk menentukan kadar air tanah diperkenalkan oleh Chudobiak pada tahun 1975, dan seterusnya diterapkan oleh Topp et al. 1980; Topp dan Davis 1981; Topp et al. 1984. TDR dapat menentukan kadar air tanah secara cepat dan akurat path berbagai kedalaman, termasuk kedalaman 0-15 cm. Kadar air tanah pada kedalaman ini tidak dapat ditentukan dengan neutron attenuatior karena teijadi kehilangan slow neutron ke atmosfer. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa TDR masih akurat untuk pengukuran kadar air tanah pada kedalaman 0 - 150 cm. TDR juga dapat diaplikasikan, baik di laboratorium maupun di lapangan. TDR bekerja berdasarkan sifat daya hantar listrik dan air tanah. Konstanta dielektnik dielectric constant air, udara, dan tanah mineral bertarut-turut adalah sekitar 80, 1 dan 3-7. Semakin tinggi kadar air tanah, semakin tinggi konstanta dielektriknya. Gambar 2.2 TDR dengan signal pada layar Kendala yang dihadapi dalarn rnemanfaatkan neutron probe dan IDR untuk memonitor fluktuasi kadar air tanah adalah harga kedua. alat tersebut yang sangat mahal. Marco Bitteli, 2008 2.2 Metode Geolistrik Menurut William Lowrie 2007, metode geolistrik merupakan suatu metode geofisika yang dimanfaatkan untuk mengetahui keadaan di bawah permukaan tanah. Salah satunya ialah untuk mengetahui kandungan air di dalarn tanah dengan rnemanfaatkan nilai tahanan jenis ataupun konduktivitasnya. Rumus umum untuk resistivitas diukur dengan metode empat elektroda sederhana untuk beberapa geornetri khusus dan potensial elektroda. Konfigurasi yang paling umum digunakan adalah Wenner dan Schlumberger. a. Metode Schlumberger V b a b A P R B L Gambar 2.3 Konfigurasi elektroda metode Schlumberger Pada konfigurasi Schlumberger idealnya jarak PR dibuat sekecil-kecilnya, sehingga jarak PR secara teoritis tidak berubah. Tetapi karena keterbatasan kepekaan alat ukur, maka ketika jarak AB sudah relatif besar maka jarak PR hendaknya dirubah. Perubahan jarak PR hendaknya tidak lebih besar dan 15 jarak AB. Kelemahan dan konfigurasi Schlumberger mi adalah pembacaan tegangan pada elektroda PR adalah lebih kecil terutama ketika jarak AB yang relatif jauh, sehingga diperlukan alat ukur multimeter yang mempunyai karaktenistik ‘high impedance’ dengan akurasi tinggi yaitu yang bisa mendisplay tegangan minimal 4 digit atau 2 digit di belakang koma. Atau dengan cara lam diperlukan peralatan pengirim ants yang mernpunyai tegangan listrik DC yang sangat tinggi. Sedangkan keunggulan konfigurasi Schiumberger ini adalah kemampuan untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada permukaan, yaitu dengan membandingkan nilai resistivitas sernu ketika terjadi perubahan jarak elektroda PR2. Secara matematis resistivitas konfigurasi Schlumberger dapat dihitung dengan rumus dibawah mi: ρ = π 4 V I � 2 −� 2 � 2 Keterangan: ρ = resistivitas Ω.m a = jarak elektroda PR m L = jarak elektroda A dan B m V = beda potensial volt I = kuat arus ampere b. Metode Wenner V a a a A P R B Gambar 2.4 Konfigurasi elektroda metode Wenner Konfigurasi Wenner lebih sederhana dalarn peletakan elektroda arus AB dan potensial PR yang dipertahankan pada jarak yang sama a. Keunggulan dan konfigurasi Wenner ini adalah ketelitian pembacaan tegangan pada elektroda PR lebih baik dengan ángka yang relatif besar karena elektroda PR yang relatif dekat dengan elektroda AB. Disini bisa digunakan alat ukur multirneter dengan impedansi yang relatif lebih kecil. Dan dapat digunakan dengan suplai daya yang lebih rendah dan konfigurasi Schlumberger. Tegangan pada elektroda PR yang relatif besar sangat cocok untuk pemakaian sistem elektronika mikrokontroler sebagai pengolah data untuk dikalibrasi sesuai dengan kebutuhan alat yang akan dibuat. Sedangkan kelemahannya adalah tidak bisa mendeteksi homogenitas batuan di dekat permukaan yang bisa berpengaruh terhadap hasil perhitungan. Adapun persamaan resistivitas pada metode ini adalah: ρ = 2πa V I 3 Keterangan: ρ = resistivitas Ω.m a =jarak antar elektroda m V = beda potensial volt I = kuat arus ampere 2.2.1 Potensial Elektroda Tunggal William Lowrie 2007 mengemukakan aliran arus pada elektroda ini akan membentuk setengah bola. Titik bertindak sebagai sumber arus, yang saat ini menyebar ke luar. Garis listrik sejajar dengan aliran arus dan normal terhadap permukaan ekipotensial, berbentuk setengah bola. Jika tanah adalah material homogen, garis-garis medan listrik di sekitar elektroda sumber yang memasok arus ke tanah, diarahkan secara radial ke luar Gambar 2.5b. Sekitar elektroda yang ditanamkan, di mana arus mengalir keluar dan tanah, garis-garis medan diarahkan secara radial ke dalam Gambar 2.5c. Permukaan ekipotensial sekitar sumber atau elektroda yang ditanam adalah setengah bola, jika kita menganggap elektroda dalam isolasi. Potensial sekitar sumber positif dan yang berkurang sebagai 1 r dengan sernakin jauh jaraknya. Tanda I adalah kuat arus pada sebuah titik fokus, di mana arus mengalir keluar dan tanah. Dengan demikian, di sekitar titik fokus potensial akan meningkat menjadi kurang negatif sebagai 1 r dengan meningkatnya jarak dan titik fokus. Kita dapat menggunakan pengamatan mi untuk menghitung perbedaan potensial antara sepasang elektroda pada jarak yang diketahui dan sumber dan titik fokus. Gambar. 2.5 Jalur aliran listrik dan perrnukaan ekipotensial di sekitar elektroda tunggal pada permukaan setengah ruang yang homogen : a permukaan ekipotensial setengah bola, b garis-garis keluar medan secara radial di sekitar sumber, dan c garis-garis ke dalam medan secara radial di sekitar titik fokus. 2.2.2 Distribusi Arus di Dalam Tanah Gambar 2.6 Arah aliran arus untuk elektroda tunggal Anggap elemen material yang homogen seperti yang terlihat pada gambar 2.7. Sebuah arus I lewat disepanjang sebuah turunan potensial �V antara ujung-ujung elemen. Gambar 2.7 Parameter yang digunakan untuk menggambarkan resistivitas Hukum Ohm berhubungan dengan arus, beda potensial, dan resistansi seperti �� dan dari persamaan �� = � ���� ρ = δA δL δL 4 Solusi �V�L menunjukkan gradien potensial disepanjang elemen ini dalam voltm dan kerapatan arus dalam Am 2 . Secara umum kerapatan arus dalam beberapa reaksi dalam sebuah material diberikan oleh turunan parsial negatif dari potensial dalam petunjuk bercabang itu oleh resistivitas. Sekarang anggap sebuah elektroda arus tunggal pada perrnukaan medium resistivitas seragarn r gambar 2.7. Rangkaian lengkap oleh sebuah arus sink pada sebuah jarak panjang dan elektroda. Arah arus radial rnenjauh dan elektroda sehingga distribusi arus seragam disepanjang kerangka setengah bola yang berpusat pada titik pusat. Pada sebuah jarak r dan elektroda mempunyai luas penampang 2 �� 2 , jadi kerapatan arus i Philip Kearey, 2002, diberikan oleh: i = I 2 πr 2 ⁄ 5 2.3 Mikrokontroller Mikrokontroller dapat dianalogikan dengan sebuah sistem komputer yang dikemas dalam sebuah chip. Artinya bahwa di dalam sebuah IC mikrokontroller sebetulnya sudah terdapat kebutuhan minimal agar mikroprosesor dapat bekerja, yaitu meliputi mikroprosesor, ROM, RAM, 110 dan clock seperti halnya yang dimiliki oleh sebuah komputer PC Agus Bejo, 2008. Atau dengan kata lain mikrokontroller disebut juga sebagai komputer kecil “special purpose computer “ di dalam satu IC yang berisi CPU, Port 10, ADC yang digunakan untuk suatu tugas dan menjalankan suatu program. Heri Andrianto, 2013 Menurut Heri Andrianto 2013, ada beberapa jenis arsitektur rnikrokontroler, diantaranya adaiah arsitektur mikrokontroler RISC Reduced Introduction Set computers. Dengan arsitektur RISC kumpulan perintah akan mengenali lebih sedikit mode pengalarnatan untuk perintah logik dan aritmatik dan perintah pemindahan data. Keuntungan dan arsitektur mi adalah kesederhanaan desain dan dengan chip yang lebih kecil, kaki chip yang lebih sedikit dan konsumsi daya yang rendah. Mikrokontroler RISC merupakan jenis mikroprosesor yang memiliki jumlah instruksi yang terhatas dan sedikit. Pada arsitektur mi jumlah instruksi lebih sedikit, tetapi memiliki Iebih banyak register dibandingkan dengan CISC. Selain itu pada arsitektur RISC kebanyaklcan instrüksi dieksekusi hanya dalam satu clock cycle dan mode addressing memory yang sederhana. Contoh mikrokontroler RISC ATMELAVR, Microchip PlC 1216CXX dan National Semiconductor COP8. a. Mikrokontroler ATMEL AVR RISC Salah satu mikrokontroler yang banyak digunakan saat mi yaitu mikrokontrole AVR. AVR adalah mikrokontroler RISC 8 bit berdasarkan arsitektur Harvard, yang dibuat oleh Atmel pada tahun 1996. AVR memiliki keunggulan dibandingkan dengan mikrokontroler lain, keunggulannya yaitu AVR memiliki kecepatan eksekusi program yang lebih cepat karena sebagian besar instruksi dieksekusi dalam I sikius clock, lebih cepat dibandingkan dengan mikrokontroler MCS51 yang memiliki arsitekrus CISC Complex Introduction Set ComputeAs dimanà mikrokontroler MCS51 rnembutuhjcan 12 sikius clock unttuk meigeksekusi 1 instruksi, Selain itu rnikrokontroler AVR memiliki fitur yang lengkap ADC infernal, EPROM internal, Timercounter, Watchdog Timer, PWM, Fort IO, komunikasi serial, komparator, 12C, dli. Secara urnum mikrokontroler AVR dapat dikelornpokkan menjadi 3 kelompok, yaitu keluarga AT9oSxx, ATMega dan Attiny. Pada penelitian ini, mikrokontroler AVR yang digunakan yaitu ATMega 16 dan software compiler-nya rnenggunakan CodeVision. b. Fitur ATMEGA 16 Fitur-fitur yang dimiliki ATMEGA 16 sebagai berikut: 1. Mikrokontroler AVR 8 bit yang merniliki kemampuan tinggi, dengan daya rendah. 2. Arsitektur RISC dengan throughput mencapai 16 MIPS pada frekuensi 16 MHz. 3. Memiliki kapsitas Flash memori 16 Kbyte, EEPROM 512 Byte dan SRAM 1 Kbyte. 4. Saluran IO sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C dan Port D. 5. CPU yang térdiri atas 32 buah register. 6. Unit interupsi internal dan eksternal. 7. Port USART untuk kornunikasi serial. 8. Fitur Pheripheral: a. Tiga buah Tiinerounter dengan kemampuan pembandingan • 2 dua buah TimerCounter 8 bit dengan Prescaier terpisah dan Mode Compare • 1 satu buah TimerCounter 16 bit Prescaler terpisah, Mode compare, dan Mode Capture. b. Real Time Counter dengan Oscilator tersendiri c. 4 channel PWM d. 8 channel, 10-bit ADC • 8 Single-ended channel 7 Dfferentiai channel hanya pada kernasan TQFP • 2 Dfferential Channel dengan Pro grammable Gain 1 x, 10x atau 200x e. Byte-oriented Two-wire Serial Inteface f. Programmable Serial USART g. Antarmuka SPI h. Watchdog Timer dengan Usc ilator Internal L On-chip Analog Comparator c. Konfigurasi Pin AVR ATMega16 Gambar 2.8 Konfigurasi kaki pin ATMega16 Berdasarkan Datasheet ATMega16, penjelasan singkat dan fungsi pin-pin Mikrokontroler ATMega16, yaitu: 1. Vcc :Masukan tegangan catu daya 2. GND :Ground 3. Port A PA7..PA0 : Port A berfungsi sebagai masukan analog ke ADC internal pada mikrokontroler ATMegal6, selain itu juga berfungsi sebagai port IO dwi-arah 8-bit, jika ADC-nya tidak digunakan. Masing-masing pin menyediakan resistor pull-up internal4 yang bisa diaktifkan untuk masing-masing bit. 4. Port B PB7. .PB0 : Port B berfungsi sebagai sebagai port 110 dwi-arah 8-bit. Masingmasing pin menyediakan resistor pull-up internal yang bisa diaktifkan untuk masing-masing bit. Port B juga memiliki berbagai macam fungsi alternatif, sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 2.1 Fungsi Alternative Port B Port Pin Alternate Functions PB7 SCK SPI Bus Serial Clock PB6 MISO SPI Bus Master InputSlave Output PB5 MOSI SPI Bus Master OutputSlave Input P84 SSSPlSlaveSectInput PB3 AIN1 Analog Comparator Negative Input OC0 TimerCounter0 Output Compare Match Output P82 AIN0 Analog Comparator Positive Input INT2 External Interrupt 2 Input P81 TI TimerCounterl External Counter Input P80 T0 TimerCounter0 External Counter Input XCK USART External Clock inputOutput 5. Port C PC7..PC0 : Port C berfungsi sebagai sebagai port IO dwi-arah 8-bit. Masingmasing pin menyediakan resistor pull-up internal yang bisa diaktifkan untuk masing-masing bit. Port C juga digunakan sebagai antarmuka JTAG, sebagaimana ditunjukkan pada tabel dibawah ini: Tabel 2.2 Fungsi Alternative Port C Port Pin Alternate Function PC7 TOSC2 Timer Oscillator Pin 2 PC6 TOSC1Timer Oscillator Pin 1 PC5 TDI JTAG Test Data in PC4 TDO JTAG Test Data Out PC3 TMS JTAG Test Mode Select PC2 TCK JTAG Test Clock PCI SDA Two-wire Serial Bus Data InputOutput Line PC0 SCL Two-wire Serial Bus Clock Line 6. Port D PD7..PD0 : Port D berfungsi sebagai sebagai port IO dwi-arah 8bit. Masingmasing pin menyediakan resistor pull-up internal yang bisa diaktifkan untuk masing-masing bit. Port D juga memiliki berbagai macam fungsi alternatif, sebagaimana ditunjukkan pada tabel dibawah ini: Tabel 2.3 Fungsi Alternative Port D Port Pin Alternate Function Port Pin Alternate Function PD7 OC2 TimerCounter2 Output Compare Match Output PD6 ICP TimerCounterl Input Capture Pin PD5 OCIA TimerCounterl Output Compare A Match Output PD4 OCI B TimerCounterl Output Compare B Match Output PD3 INTl External Interrupt 1 Input PD2 INTO xternal Interrupt 0 Input PDI TXD USART Output Pin PD0 RXD USART Input Pin 7. RESET : Masukan Reset. Level rendah pada pin mi selama lebih dan lama waktu minimum yang ditentukan akan menyebabkan reset, walaupun clock tidak dijalankan. 8. XTAL 1 : Masukan ke penguat osilator terbalik inverting dan masukan ke rangkaian clock internal. 9. XTAL2 : Luaran dan penguat osilator terbalik 10. AVCC : Merupakan masukan tegangan catu daya untuk Port A sebagai ADC, biasanya dihubungkan ke Vcc, walaupun ADC-nya tidak digunakan. Jika ADC digunakan sebaiknya dihubungkan ke Vcc rnelalui tapis lolos-bawah low-pass Filter. 11. AREF: Merupakan tegangan referensi untuk ADC 2.4 LCD LCD Liquid cristal display adalah salah satu komponen elektronika yang berfungsi sebagai tampilan suatu data, baik karakter, huruf ataupun grafik. LCD terdiri dan dua bagian, yang pertama merupakan panel LCD sebagai media penampil informasi dalam bentuk hurufangka dua baris, masing-masing baris menampung 16 hurufangka. LCD Liquid Crystal Display adalah modul penampil yang banyak digunakan karena tarnpilannya menarik. LCD yang umum, ada yang panjangnya hingga 40 karakter 2x40 dan 4x40, dimana kita menggunakan DDRAM untuk mengatur tempat penyimpanan tersebut. Gamayei.Rizal, 2007 Heri Andrianto 2013 mengemukakan bahwa LCD adalah suatu display dan bahan cairan kristal yang pengoperasiannya menggunakan sistem dot matriks. LCD banyak digunakan sebagai display dan alat-alat. elektronika seperti kalkulator, multitester digital, jam digital dan sebagainya. Di bawah mi adalah gambar LCD 2x16 karakter Gambar 2.9 LCD karakter 2x16 LCD dapat dengan mudah dihubungkan dengan mikrokontroler AVR ATMega16. LCD yang digunakan dalam penelitian mi adalah LCD 2x16, lebar display 2 bans 16 kolom, yang mempunyai 16 pin konektor, yang didefenisikan sebagai berikut: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 VCC 10 KΩ PORTB.0 = RS PORTB.1 = RD PORTB.2 = EN PORTB.4 = DB4 PORTB.5 = DB5 PORTB.6 = DB6 PORTB.7 = DB7 LCD Gambar 2.10 Hubungan PORTB dengan LCD