PENUTUP BRAND BUILDING PADA HOME INDUSTRY DI MAGELANG (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Implementasi Brand Building Menurut Duane Knapp pada Harmoni Brownies).

101

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Brand building pada sebuah home industry sungguh berbeda

dengan industri besar. Meskipun berbeda, tetaplah harus dilakukan sebuah
tahap-tahap

yang

sistematis

untuk

menjalankan

usaha


tersebut.

Berdasarkan temuan data yang diperoleh oleh penulis, dapat ditarik sebuah
kesimpulan bahwa Harmoni Brownies menjalankan proses brand building
dengan membuat produk yang khas, melakukan promosi merek melalui
empat media promosi, memberikan pelayanan ideal kepada konsumen dan
mendorong setiap karyawan untuk terus membudayakan merek melalui
reward dan quality control yang diberikan.

Meskipun Harmoni Brownies belum memiliki rencana yang pasti
untuk pengembangan merek ini dan mengacu kepada teori doktrin brand
strategy, Harmoni Brownies telah menyentuh beberapa elemen dalam teori

ini. Namun masih ada langkah yang belum dilakukan jika dikaji dari teori
ini. Langkah-langkah yang dilakukan seperti melakukan riset konsumen
untuk mengetahui respon konsumen sesuai dengan langkah brand
assesment. Harmoni Brownies telah memberikan nilai merek yang ingin

disampaikan kepada konsumen yaitu camilan brownies yang menarik
dengan rasa coklat yang legit sesuai pula dengan tahapan brand promise.

Harmoni Brownies telah menciptakan berbagai media promosi dengan

102

desain grafis yang menarik dalam bentuk katalog, banner , kartu nama dan
juga menjangkau media sosial seperti facebook menunjukkan adanya
langkah brand blueprint. Hanya saja langkah tersebut belum maksimal
karena masih adanya ketidakkonsistenan seperti warna grafis dan tag line
yang masih susah untuk dipahami. Sistem pelayanan yang superior telah
diberikan oleh Harmoni Brownies kepada konsumennya sehingga hal ini
juga menunjukkan sedikit gambaran tentang langkah culturalization dalam
usaha ini. Langkah yang terakhir yaitu brand advantage, dapat dilihat dari
implementasi Harmoni Brownies dalam mempertahankan produk yang
dibuat tetap berkualitas sehingga membuat konsumen loyal terhadap
merek ini.
Implementasi brand building yang telah dilakukan Harmoni
Brownies tersebut belum masuk ke dalam tahapan doktrin brand strategy.
Penelitian inipun memiliki kendala dalam pelaksanaannya. Hasil temuan
data yang diperoleh saat wawancara dengan pedagang perantara masih
terlalu subyektif.


B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis
memiliki pandangan atau saran kepada penelitian selanjutnya terkait topik
yang sama dan juga kepada pihak Harmoni Brownies.
Bagi penelitian selanjutnya, alangkah lebih baik jika hasil
wawancara dilakukan kepada konsumen dipilih secara acak. Pemilihan

103

secara acak ini bertujuan agar jawaban yang diperoleh peneliti lebih
obyektif.
Bagi pihak Harmoni Brownies, usaha ini memiliki peluang untuk
berkembang lebih besar. Proses untuk mencapai titik itu, akan lebih baik
jika dibuat sebuah langkah yang terstruktur sehingga ada gambaran yang
pasti untuk melangkah ke depan. Hasil dari wawancara yang didapat
menemukan rencana dari pemilik untuk mengembangkan varian produk.
Hanya saja belum terealisasi karena tidak adanya rencana yang terstruktur.
Rencana yang terstruktur tersebut membuat Harmoni Brownies dalam
melangkah ke depan lebih mantap demi kemajuan usaha ini.

Saran lain untuk usaha ini adalah kegiatan promosi yang dilakukan
bisa lebih ditingkatkan. Selain dari media promosi yang telah dibuat, bisa
dibuat promosi melalui iklan pada majalah bulanan yang terbit di kota
Magelang. Majalah bulanan bernama Dol Tinuku merupakan majalah
khusus untuk individu atau kelompok yang membuka usaha apapun di
Magelang dan media tersebut belum pernah digunakan oleh Harmoni
Brownies. Hal tersebut dapat menarik konsumen lebih besar khususnya di
Kota Magelang sendiri karena majalah tersebut disebar secara luas dan
gratis.
Promosi melalui media sosial juga dapat dilakukan seperti twitter
dan instagram. Kedua media ini sedang digemari dan digunakan
khususnya kaum muda. Memasang foto brownies yang menarik dengan
informasi yang singkat jelas dapat dengan cepat menyebar melalui media

104

sosial ini. Tentunya peluang mengenalkan merek secara luas terbuka lebar
dan mendapat konsumen baru.

105


DAFTAR PUSTAKA

Aaker, David A. 1991. Managing Brand Equity. New York : Mc Graw Hill.
Cheverton, Peter. 2002. Kunci Sukses Manajemen Merek. Penerj. Anna W.
Bangun. Jakarta : Elex Media Komputindo.
Creswell, John. W. 2010. Research Design : Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif
dan Mixed. Penerj. Achmad Fawaid. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Dewi, Ike Janita. 2009. Creating and Sustaining Brand Equity. Yogyakarta :
Amara Books.
Ferrinadewi, Erna. 2008. Merek dan Psikologi Konsumen. Yogyakarta : Graha
Ilmu.
Foley, John. 2006. Balanced Brand. Penerj. Arfan Achyar. Jakarta : Agro Media
Pustaka.
JB Team. 2010. Bisnis Rumah Tangga . Yogyakarta : Jogja Bangkit Publisher.
Kim, W. Chan dan Renee Mauborgne. 2005. Blue Ocean Strategy (Strategi
Samudra Biru). Penerj. Satrio Wahono. Jakarta : PT Serambi Ilmu

Semesta.

Knapp, Duane E. 2001. The Brand Mindset. New York : Mc Graw Hill.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009. Marketing Management (13th
edition). New Jersey : Prentice Hall.

Moleong, Lexy. J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.

106

Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar . Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Tai, Jacky dan Wilson Chew. 2008. Brand Management : 13 Strategies to Grow
Your Brand. Singapore : Marshall Cavendish International Private

Limited.
Tjiptono, Fandy dan Gregorius Chandra. 2012. Pemasaran Strategik Edisi 2 .
Yogyakarta : Andi Offset.
Watono, A. Adji dan Maya C. Watono. 2011. IMC That Sells. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama.


Skripsi :
Kurnia Listiyani, Ursula. 2012. Strategi Brand Building Pada Usaha Kecil
Menengah (UKM) Di Yogyakarta, Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Brand
Building pada Bakpiapia Djogja dalam Membentuk Awareness Konsumen) . Ilmu

Komunikasi. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

KONSEP /

INDIKATOR

TEORI
1

Brand Mindset

SUBYEK

KETERANGAN


PENELITIAN
Paradigma merek yang meliputi : Wawancara dengan
-

Brownies)

Brand Building Menurut Duane Knapp pada Harmoni

(Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Implementasi

Brand Building Pada Home Industry Di Magelang

NO

Mengetahui konsep

Pengangkatan merek

Pemilik Harmoni


brand mindset yang

(brand leverage)

Brownies

dilaksanakan di

-

Disiplin merek

Harmoni brownies

-

Gelanggang permainan

ditinjau dari


merek

indikator-indikator

-

Fokus merek

paradigma merek

-

Nilai merek

2

Doktrin Brand

a. Penilaian Merek


Wawancara dengan

Mengetahui proses

Strategy

-

Riset konsumen

pemilik Harmoni

brand assessment

-

Tinjauan lingkungan

Brownies

melalui kelima poin

bisnis
-

tersebut.

Analisis transaksi
pelanggan

-

Riset pasar dan trend
persaingan

-

Analisis alih teknologi

b. Brand Promise

Mengetahui janji
merek yang ada
dari Harmoni
Brownies.

c. Brand Blueprint

Mengetahui

-

Nama merek (sejarah dan

penilaian dari

arti nama Harmoni

konsumen tentang

Brownies)

arti merek tersebut,

Penyajian grafis (siapa

faktor byline dan

yang membuat, ide grafis

tagline yang

tersebut)

tercantum dalam

Byline (ide pencatuman

kemasan maupun

kata brownies dalam

media sosial.

-

-

kemasan maupun di
halaman facebook)
-

Tagline (dari tagline
Rasakan Sensasi Legit
Ringan Coklatnya)

-

Sejarah merek

d. Brand Culturalization

Mengetahui proses

-

Prinsip-prinsip merek

budaya merek yang

-

Tujuan ekuitas merek

terjadi di Harmoni

-

Rencana komunikasi

Brownies melalui

merek

indikator

Rencana kulturalisasi

pelayanan, proses

-

produksi, aturan
kerja dan
sebagainya.

e. Brand Advantage

Mengetahui alasan
dan kriteria
Harmoni Brownies
memilih beberapa
pedagang perantara
untuk
pengembangan
merek.

Lampiran 2
INTERVIEW GUIDE
Draft pertanyaan untuk pemilik Harmoni Brownies
No
1

Topik
Informasi awal

Pertanyaan
-

Bagaimana awal mula ketertarikan atau
sejarah mendirikan usaha ini ?

-

Sebelum

mendirikan

usaha

ini,

bagaimana tahap-tahap yang dilakukan
(seperti riset yang dilakukan) ?
-

Apa alasan utama memilih produk
brownies ?

-

Bagaimana tanggapan atau masukan
orang-orang tentang produk brownies
pertama anda ?

2

Brand

-

Apakah arti merek menurut anda ?

3

Brand Mindset

-

Bagaimana pengaruh visi, misi atau
brand

promise

merek

ini

terhadap

kinerja usaha Anda ?
-

Pada umumnya, apakah sebagian besar
karyawan dapat menceritakan brand
promise, pernyataan visi atau misi, atau
pesan-pesan kuncinya ?

-

Bagaimana awal mula atau proses anda

sebagai

pemimpin

membentuk,

menciptakan merek ini, termasuk cara
anda merekrut karyawan anda ?
-

Bagaimana

proses

anda

dalam

mengarahkan persepsi khusus merek ini
terkait aset kepemilikan yang unik,
atribut-atribut
desain,

yang

pelayanan,

khusus

seperti

komunikasi

dan

sebagainya ?
Proses Doktrin Brand

-

Strategy :

Apa yang membedakan produk anda
dengan produk pesaing ?

a. Penilaian merek
(Brand
assessment)

-

Siapakah pesaing utama merek anda ?

-

Apakah

merek

anda

secara

teratur

melakukan riset konsumen ? bagaimana
prosesnya ?
-

Apakah

faktor-faktor

yang

paling

penting dari perspektif konsumen, saat
memilih merek anda ?
-

Bagaimana proses ada mengukur dan
menganalisis setiap aktivitas produk dan
interaksi konsumen agar tetap sesuai
dengan brand promise anda ?

b. Brand promise

Bagaimana

anda

menawarkan

nilai

superior untuk para pelanggan ?
-

Apakah kekuatan dan kelemahan merek
anda ?

-

Bagaimana keterlibatan konsumen dalam
mempengaruhi kebijakan atau keputusan
penting tentang merek anda ?

c. Brand blueprint

-

Mengapa anda memilih merek ini ? apa
arti merek ini ?

-

Dilihat dari bentuk dan efisiensi kemasan
yang

ada,

bagaimana

pendapat

konsumen anda ?
-

Bagaimana pendapat konsumen dengan
tag line “rasakan sensasi legit ringan
coklatnya” ?

-

Bagaimana

para

konsumen

anda

memandang merek anda dibandingkan
dengan pesaing terdekat anda ?
d. Brand
culturalization

-

Bagaimana semua proses perencanaan
bisnis dan strategi diarahkan untuk
membangun, mengembangkan ekuitas
merek anda ?

-

Bagaimana kepemimpinan anda dalam
menjalankan bisnis ini agar ekuitas

merek dapat tercapai ?
-

Bagaimana seluruh orang di usaha anda
ini menyampaikan inti sari dari merek ?

-

Bagaimana perspektif dari pelanggan
tentang

atribut-atribut

yang

paling

khusus yang membedakan merek anda
dari pesaing ?
e. Brand

-

Bagaimana cara anda dalam memilih

advantage
pedagang atau tempat penjualan untuk
mendukung usaha anda ini ?
-

Bagaimana cara anda meningkatkan
merek anda ?

Draft pertanyaan untuk pedagang perantara
No

Topik

Pertanyaan
-

1 Informasi awal

Bagaimana awal mula anda mengenal
merek ini ?

-

Bagaimana

pendapat

anda

tentang

produk brownies ini ?
-

Bagaimana cara anda mempromosikan
merek ini ?

2

Brand

-

Apa arti merek menurut anda ?

3

Brand Mindset

-

Pesan khusus apa yang anda tekankan
untuk

mempengaruhi

konsumen

tertarik akan merek ini ?
4

Proses

Doktrin

Brand

-

Strategy :

Apakah konsumen sudah mengetahui
akan merek ini ?

a. Brand assessment
-

Bagaimana cara mereka tahu akan
merek ini, selain dari promosi yang
anda lakukan ?

-

Menurut

konsumen,

bagaimana

pendapat mereka secara umum tentang
merek ini ?
-

Kesan apa yang didapat konsumen
yang menggunakan merek ini ?

b. Brand promise

Bagaimana merek Harmoni Brownies
ini bersaing dengan merek yang lain
dalam produk brownies ?

-

Menurut konsumen, keunggulan dan
kekurangan merek ini dibandingkan
dengan merek pesaing ?

c. Brand blueprint

-

Bagaimana tanggapan konsumen akan
nama merek Harmoni Brownies ?
apakah mudah atau susah diingat ?

-

Bagaimana pandangan konsumen akan
kualitas produk, desain atau kemasan,
pelayanan dan sebagainya ?

d. Brand

-

Bagaimana menurut anda, pelayanan

culturalization
yang

diberikan

Harmoni

brownies

khususnya dalam kerja sama bisnis ini?

e. Brand advantage

-

Apa saran atau rekomendasi anda untuk
meningkatkan merek ini ?

Draft pertanyaan untuk konsumen Harmoni Brownies
1. Sudah lama Ibu mengenal Harmoni ?
2. Kalau menurut saudara, orang-orang dekat atau teman-teman yang Ibu
kenal, menurut mereka brownies ini seperti apa ?
3. Sebelum merek Harmoni ini, dulu namanya Amadeus. Menurut Ibu, merek
Amadeus itu seperti apa ?
4. Kalau dari sisi rasa Ibu mengatakan enak. Bagaimana menurut Ibu dari sisi
pelayanan Harmoni Brownies ?
5. Apakah pernah melihat Harmoni Brownies dalam suatu pameran, event
atau acara tertentu ?
6. Kalau secara umum brownies ini menurut Ibu bagaimana ?

Lampiran 3
TRANSKIP WAWANCARA
INFORMAN I (Petrus Eko Riyadi (laki-laki / 28 tahun) / pemilik Harmoni
Brownies)
1. Bagaimana awal mula ketertarikan atau sejarah mendirikan usaha ini ?
Jawaban : Awal mulanya, dulu saya punya teman Seminaris dan kami
sering sharing bersama. Dari sharing itu, teman saya mengajak saya untuk
membuka suatu usaha. Teman saya menganjurkan agar membuka usaha
makanan yang tidak ada matinya. Asal ada produk yang bagus dan harga
yang terjangkau, usaha ini akan berjalan terus. Nah, awalnya itu. Lalu saya
pergi ke Salatiga, tetapi karena tidak betah saya pergi. Dari situ, saya ingin
bekerja di sebuah toko roti atau restoran. Saya punya kenalan seorang
Romo MSF dan kami bertemu. Saya cerita banyak dengan beliau dan
beliau berkata,”Oh ya, saya punya kenalan di Toko Roti Ganep’s di Solo”.
Seminggu setelah saya bertemu dengan Romo, saya mencoba melamar dan
diterima di sana. Awal mula bekerja di sana, saya sempat merasa kaget
dengan kondisi saat itu. Tidak terbayangkan dalam benak saya kondisi
bekerja di sebuah toko roti. Saat itu, saya bekerja selama tiga bulan. Satu
setengah bulan saya di bagian produksi dan satu setengah bulannya lagi di
bagian gudang. Saat masuk di bagian gudang, saya merasa tidak nyaman
karena salah penempatan satu produk saja bisa bikin semuanya kacau.
Saya coba bertahan selama satu setengah bulan dan akhirnya saya memilih

mundur. Setelah itu, saya tetap mencoba mencari kerja di toko-toko roti.
Dan akhirnya, jatuh ke toko roti Probitas di Magelang. Itu awal mulanya.
2. Sebelum mendirikan usaha ini, bagaimana tahap-tahap yang dilakukan
(seperti riset yang dilakukan)?
Jawaban : Saya mencari resep dan dapat resep brownis dari adik saya. Lalu
resep itu saya coba, tetapi setelah dicoba kok rasanya itu umum sekali.
Lalu saya kembangkan lagi resep itu sampai beberapa puluh kali. Ya
mungkin sampai 40-50 kali. Jadi, saya pulang kerja terus mencoba buat
itu. Sampai pada tahun 2005, pengembangan resep saya sudah jadi. Terus
brownis itu saya edarkan door to door ke rekan-rekan dan teman-teman.
Dari situ mulai ada yang tahu dan pesan. Beberapa ada yang merasa
cocok, sambil terus saya kembangkan juga. Kalau ada yang kurang ya saya
perbaiki. Jadi sambil jalan ya sambil perbaikan.
3. Apa alasan utama memilih produk brownis ?
Jawaban : Oh, kalau brownis itu malah awalnya tidak terpikirkan. Awal
mulanya saya mencoba macam-macam. Mulai dari keripik, telur asin, tapi
semuanya tidak jadi. Terus aku milih buat kue yang istilahya orang awam
pun bisa buat. Ya yang bentuknya itu umum. Cuma kalau brownis yang
saya buat ini kan permukaannya beda, tidak sama dengan yang lain. Ada
semacam lapisan tipisnya. Itu lapisan gula. Itu yang bikin buatnya sulit.
Jadi, awalnya tidak ada tujuan ke situ. Tetapi setelah jadi, dalam hati saya
berkata, saya kok bisa buat seperti itu ? ya sudah, dari situ terus saya
lanjutkan.

4. Bagaimana tanggapan atau masukan orang-orang tentang produk brownis
pertama anda ?
Jawaban : Awalnya itu saya ke daerah Potrobangsan. Saya ke sana
menawarkan ke teman seorang Frater. Frater berkata,” wah, enak ini,
istimewa ini. Tak bantu menjualkan”. Lalu saya diantarkan ke kenalankenalannya. Kebetulan cocok, terus saya pulang. Karena masih ada
sampelnya, lalu saya tawarkan ke daerah Mantenan, Lembah Asri.
Beberapa orang bilang,” Wah enak, aku pesen ya Mas”. Itu saya masih
pakai sepeda onthel.
5. Apakah arti merek menurut anda ?
Jawaban : Merek itu berkaitan dengan nama baik. Jadi itu yang saya
usung. Dulu saya pakai nama Amadeus karena saya suka dengan W.A.
Mozart. Dan artinya, itu kan Amadeus adalah ini yang dicintai Tuhan,
semoga ini yang menjadi kehendakNya. Setelah beberapa tahun, banyak
yang salah mengucapkan, ada yang bilang kok mereknya hampir sama
dengan Amanda. Ada yang ngucapin Amodeus, Amandeus, ya gak jelas
gitu. Terus saya ngobrol sama teman dan dikasih saran ganti merek saja.
Akhirnya, diganti dan pakai nama yang sekarang Harmoni. Yang artinya
semoga semuanya selaras.
6. Bagaimana pengaruh visi, misi atau nilai merek ini terhadap kinerja usaha
Anda ?

Jawaban : Kalau visi misi itu belum terpikirkan saya tularkan kepada
karyawan. Soalnya, karena ini industri rumah tangga dan teman-teman
yang ikut serta terlibat dalam usaha ini itu berlatar belakang SMP. Cuma
ada satu yang lulusan SMA. Nah, kalau saya berpola pikir seperti itu, ya
mereka belum paham. Mereka Cuma berpikir menjalani rutinitas seharihari seperti ini, lalu pulang ke rumah dan besok kerja lagi. Jadi, semangat
yang ada itu adalah semangat untuk mendapat reward, jadi belum ada
perasaan rasa saling memiliki. Nah, kalau perasaan itu belum ada, saya
belum bisa menerapkan pola pikir seperti itu.
7. Pada umumnya, bagaimana para karyawan menerapkan brand promise
atau nilai yang menjadi landasan usaha ini agar tetap selaras atau sesuai
dengan arti merek Harmoni itu ?
Jawaban :

Ya tetap ada quality control juga. Lalu, saya juga selalu

mengingatkan kalau ada yang keliru. Itu masih sebatas proses atau tahap
pengembangan juga. Kalau rasa masih relatif stabil. Kekeliruan biasanya
dari segi kemasan atau packaging. Misalnya, di kemasan yang ada
mikanya itu sering saya ingatkan. Kalau itu tidak bersih kan bisa
mengecewakan. Prinsip saya itu walaupun penampilan sederhana tetapi
harus tetap bersih. Kalau ada debunya ya dibersihkan. Ya masih sebatas
proses itu.
8. Bagaimana awal mula atau proses anda sabagai pemimpin membentuk
merek ini, termasuk cara anda merekrut karyawan ?

Jawaban : Prosesnya ya karena dari teman saya juga yang ingin ikut
menjualkan.

Kami

sering

ngobrol

macam-macam

dan

akhirnya

menemukan nama itu. Cukup lama juga kami bisa menemukan nama itu,
ya butuh beberapa bulan. Dulu pernah muncul nama Padimas, Panis, terus
ada beberapa nama lain yang muncul. Terus kalau proses merekrut
karyawan ya itu masih relasi dari kenalan. Dari temannya teman saya atau
dari saudara teman saya. Kalau di sini kan kerjanya keterampilan, jadi bisa
dilatih.
9. Bagaimana proses anda dalam mengarahkan persepsi khusus merek ini,
terkait atribut-atribut khusus seperti desain, pelayanan, komunikasi dan
sebagainya ?
Jawaban : Kalau dari sisi materi, desain ini saya konsultasikan ke teman
saya. Dia memang pintar menggambar juga. Jadi gimana caranya supaya
merek ini juga bisa tersalurkan. Maksudnya, ya orang yang membaca itu
bisa tertarik, eye catching gitulah. Itu yang pertama. Materi yang lain
seperti banner juga ada. Kalau saya ada pameran dan dananya saya bisa
dan cocok ya saya ikut. Dari situ juga saya ingin mulai mengenalkan
produk saya dengan banner itu. Lalu yang ketiga, dari sikap sales nya.
Jadi semboyan klasik, tamu adalah raja itu tetap dilakukan. Dan dari mulut
ke mulut juga.
10. Bagaimana cara anda untuk membedakan produk ini dengan produk
pesaing ?

Jawaban : Kalau selama ini saya melihat variasi merek di pasaran itu
banyak. Cuma yang sama persis dengan punya saya itu tidak ada. Jadi
rata-rata orang yang ketemu itu tahu kalau itu Harmoni Brownis. Ada yang
pernah bilang,”Mas Eko tadi ngirim ke tempat ini ya, kok aku lihat. Itu
pasti punya Mas Eko”. Saya belum pernah menemukan yang sama persis
dengan punya saya. Rata-rata masih agak kasar dan tidak ada permukaan
halus lagi di atasnya.
11. Bagaimana proses anda mengukur atau menganalisis merek yang sekarang
ini atau semacam riset kecil terkait merek ini ?
Jawaban : Kalau untuk yang sekarang, saya langsung datang ke
penjualnya.

Pernah

saya ngetes

penjualnya.

Saya bilang,”Mbak,

Harmoni”. Penjualnya langsung tahu. Kalau saya pas beli telur, mereka
juga sudah tahu dari Harmoni. Jadi di notanya ditulis Harmoni. Mereka
sudah tidak bingung lagi, tidak susah lagi mengucapkan. Langsung bisa
menerimalah. Selama saya pakai merek ini belum pernah ada yang salah.
Jadi tujuannya cukup sampai sasaran.
12. Bagaimana proses anda mengukur dan menganalisis setiap aktivitas
produk agar tetap sesuai dengan brand promise ?
Jawaban : Saya kalau punya prinsip pasti saya ingat terus. Jadi, ya sudah
bawaan juga. Wah, ini pelanggan, jadi saya harus punya attitude yang baik
buat mereka. Dan yang berat itu kalau pas situasi diri saya lagi tidak stabil,
yang pengin marah, kecewa, nah itu yang harus dikendalikan. Dan itu
yang terus saya asah. Jadi kan pelanggan itu pasti terasa kalau kita tidak

melayani dengan sepenuh hati. Jadi, ya saya ingat-ingat terus dan saya
resapi setiap hari. Kalau itu sudah jadi komitmen dan berpengaruh dengan
keberlangsungan usaha ini, harus saya camkan dalam diri. Terus kalau dari
faktor luar itu mungkin lebih ke sistem. Jadi kalau pelanggan yang beli
banyak walaupun rumahnya jauh, itu di atas seratus ribu diantar tanpa
biaya. Tetapi kalau di bawah seratus ribu, tetap dikasih biaya kirim. Biaya
kirim itu saya tidak pikir tenaga, cuma ganti ongkos bensin saja. Itu bisa
dikatakan sebagai nilai superior untuk pelanggan dari sisi pelayanan.
13. Apakah kelebihan dan kelemahan dari usaha ini ?
Jawaban : Kalau sisi kelemahannya, itu malah dari diri saya sendiri. Jadi,
saya berusaha itu kan inginnya berkembang, tetapi saya belum sepenuhnya
fokus ke sini. Karena saya masih berpikir untuk menyelesaikan kuliah, jadi
sebenarnya saya masih belum punya orientasi. Makanya, usaha ini untuk
sampai tahap ini masih stabil. Hanya untuk jumlah pelanggan terus
bertambah. Kalau untuk variasi produk, saya sudah pikirkan itu cuma
belum dieksekusi. Usaha ini harus terus berlangsung dan ke depannya
sudah terbayangkan mau seperti apa. Hanya saja saya masih belum bisa
fokus sepenuhnya. Saya masih ingin kuliah selesai dulu, tetapi usaha ini
juga tetap berjalan.
14. Bagaimana keterlibatan konsumen dalam mempengaruhi kebijakan atau
keputusan penting tentang merek ini ?
Jawaban : Kalau dari konsumen cuma bilang ini tetap dipertahankan
rasanya. Mereka lebih cenderung untuk menyarankan agar menambah

produk yang lain seperti roti manis atau kue kering. Jadi lebih ke produk
yang lain, tetapi masih sama-sama roti dan kue. Ya intinya dikembangkan
lagilah.

15. Bagaimana pendapat konsumen terkait efisiensi kemasan ini ?
Jawaban : Kalau produk yang dikemas dengan mika tidak ada komentar
dari konsumen. Yang kemasan kecil-kecil itu ada yang banyak usul
diplastik. Ya sudah, dibuat plastik jadinya. Untuk yang lain tidak ada
komentar dari pelanggan.
16. Bagaimana pendapat konsumen dengan tag line “rasakan sensasi legit
ringan coklatnya “?
Jawaban : Sejauh ini belum ada komentar tentang tag line itu. Soalnya
tertulis di kartu nama dan yang terdistribusikan cuma tulisan Harmoni itu.
Itu juga sebenarnya ada usul dari teman, terus saya coba pakai. Jadi, untuk
konsumen baru, saya bagi kartu nama itu. Nah, yang tertulis di kartu nama
cuma Harmoni saja dan alamatnya. Kalau di banner baru ada tag line itu.
Rata-rata konsumen tidak melihat hal itu karena konsumen ya masih bisa
dikatakan jaringan relasi. Jadi ya mereka memandang diri saya, bukan
sensasi coklatnya. Konsumen itu masih belum melihat slogan, masih
melihat penampilan, rasa dan nomor telepon yang bisa dihubungi kalau
ingin memesan.
17. Bagaimana semua proses perencanaan bisnis dan strategi diarahkan untuk
membangun, mengembangkan ekuitas merek anda ?

Jawaban : Jadi, apa yang ditawarkan adalah apa yang bisa dilakukan
semaksimal mungkin saat itu. Kalau nanti ke depannya ada perubahan dan
kita mampu, ya sudah kita lakukan saja. Asal itu masih yang terbaik,
artinya semaksimal kita dan orang lain yang melihat bisa merasa puas.
18. Bagaimana kepemimpinan anda dalam menjalankan bisnis ini agar ekuitas
merek dapat tercapai ?
Jawaban : Saya masih sebatas natural saja. Saya ketemu orang, kenalan
dan berpikir suatu saat nanti orang ini bisa jadi pelangganku. Jadi saya
harus berusaha seramah mungkin, menyapa, memberi perhatian dan yang
lebih dari itu ya bisa menambah saudara. Kadang saya menemukan banyak
filosofi hidup yang bisa saya terapkan senatural mungkin. Dan yang paling
penting itu adalah sikap. Sikap itu yang santai dan fleksibel. Pasti nanti
jadinya enak dan ke depannya pasti baik.
19. Bagaimana seluruh orang di usaha anda ini dapat menyampaikan inti sari
dari merek ?
Jawaban : Selama ini ya sesuai dengan yang diinginkan. Mungkin ada
kalanya mereka membuat kesalahan kecil ya tidak apa-apa. Lama-lama
kita harus bisa memaklumi keadaan seperti itu. Yang kedua, saya juga
ingin orang lain juga ikut berkembang. Kalau suatu saat nanti saya ingin
bekerja di tempat lain, saya ingin usaha ini tetap jalan dan mereka juga
bisa berkembang. Entah nanti mereka ingin membuat produk lain dengan
menggunakan alat-alat produksi di sini ya boleh saja. Nanti pembagian
keuntungan bisa dibicarakan secara kekeluargaan. Saya inginnya seperti

itu karena juga sudah nambah alat produksi juga. Tinggal belum ada yang
mengeksekusi. Misalnya bisa buat roti manis atau bagelen yang awet, jadi
bisa menambah mata pencaharian juga buat mereka. Jadi ya bisa dikatakan
menambah varian produk juga. Kalau brownis itu punya saya. Nanti biaya
pokok kembali dan keuntungan bisa dibicarakan bersama.
20. Bagaimana perspektif dari pelanggan tentang atribut-atribut yang paling
khusus yang membedakan merek anda dengan merek yang lain ?
Jawaban : Itu mereka tahu dari bentuknya, dari permukaannya tadi. Ratarata dari itu. Kalau dari merek kan sudah terbaca. Soalnya proses dan
formulanya beda. Punya saya kan lebih banyak coklat bloknya. Sistem
memasaknya juga lebih lama, satu suhu tetap selama 20 menit. Setelah itu
suhu dinaikkan pelan-pelan, barulah muncul permukaannya. Sekitar satu
setengah jam prosesnya.
21. Bagaimana cara anda dalam memilih pedagang atau tempat penjualan
untuk mendukung usaha ini ?
Jawaban : Ya selain saya ikut pameran, saya memilih pedagang itu tidak
memandang laku atau tidak, yang penting saya coba dulu. Kalau laku ya
sudah saya lanjutkan. Dan kalau ke depannya relasinya itu baik dan
orangnya juga enak, mereka juga bisa menghargai produk yang dititipkan,
itu saya lanjutkan. Tetapi kalau orang nya jorok dan tidak bisa merawat ya
saya tinggal saja. Kebanyakan ya di dalam pasar seperti Pasar
Rejowinangun, pasar Muntilan, pasar Salaman dan beberapa sekolah di
Magelang dari SD sampai SMA dan SMK juga ada. Nanti rata-rata

seminggu dua kali mereka pesan. Kalau habis, nanti mereka yang
menghubungi. Kalau ada yang tidak sesuai, ya biasanya mereka ngomelngomel.
22. Bagaimana cara anda meningkatkan merek anda ?
Jawaban : Kalau untuk meningkatkan, saya masih bertahap. Entah nanti
menabung atau meminjam uang, yang penting nanti bisa nambah alat-alat
produksi. Itu saya jadikan investasi. Ya itu juga bisa menghemat waktu
juga. Baru saja saya menambah oven baru. Jadi sekarang buat banyak bisa
dengan waktu yang efisien pula. Nah, yang saya butuhkan sekarang itu
karyawan lagi untuk membuat yang lain. Itu cukup susah juga. Banyak
pertimbangannya seperti latar belakang pendidikan, kondisi keluarganya
seperti apa, karena hal-hal semacam itu bisa berpengaruh ke kinerjanya.
Pasti ada masalah dalam pribadi setiap orang. Yang paling penting punya
sikap yang baik dan minimal lulusan SMP.

INFORMAN II (Mujinah (perempuan/76 tahun) / pedagang perantara di
Pasar Rejowinangun Magelang)

1. Bagaimana awal mula anda mengenal merek ini ?
Jawaban : Kalau brownies punya Mas Eko ini ya sudah kenal lama Mas.
Sebelum pasar ini terbakar sudah jualan brownies ini. Ya, hampir delapan
tahunan. Saya saja berjualan saya sudah lama sekali. Dulu, awalnya saya
ikut Ibu saya jualan. Sampai sekarang ya sudah tiga puluh lima tahun
berjualan. Sudah punya anak lima dan masing-masing suda punya rumah
Mas, alhamdullilah. Terus ada cucu yang sekarang sedang kuliah, ya
alhamdullilah bisa membantu sedikit-sedikit. Sekarang dari lima anak saya
itu sudah punya cucu dua belas. Suami saya itu pensiunan Akmil (tentara)
dulu, sekarang sipil. Tetapi sekarang Cuma bisa di rumah karena sakit
stroke. Ya saya yang setiap hari melayani bapak. Uang dari pensiunan
yang cukup buat bayar listrik, PAM. Nah, setiap harinya jualan ini ya buat
hidup sehari-hari. Lumayan, untung sedikit-sedikit tetapi mencukupi.
Sudah banyak langganan juga sampai sekarang.
2. Bagaimana pendapat anda tentang produk brownies ini ?
Enak ini Mas rasanya, daripada yang lainnya. Kalau ada pesanan juga saya
masukkan di dus, biasanya ya buat pesenan nikahan. Paling enak yang
yang ini. Saya banyak kok jualan brownies ini. Ada yang bulat, ada yang
panjang, terus ada juga yang brownies meses. Paling enak tetep yang ini.
Saya Cuma jual Rp 1.500,00 per potongnya. Untungnya sedikit, tetapi

paling laku. Setiap hari dipasok 75 potong dan selalu habis. Kalau ada
pesanan ya pesan 200 sampai 300 potong. Pembeli itu sudah bisa
membedakan dan banyak yang suka brownies ini.
3. Bagaimana cara anda mempromosikan merek ini ?
Ya saya tidak pernah mempengaruhi pembeli. Saya bilang semuanya enak.
Tergantung selera ya mas kalau itu. Tetapi dari bentuknya memang,
brownies ini yang paling menarik. Biasanya kan ada yang coklat, kacang
terus cocochips itu. Pelanggan itu jadi suka kalau sudah pernah beli.
Besoknya kalau beli lagi ya maunya cuma brownies yang ini.
4. Apa arti merek menurut ada ?
Merek itu ya sebenarnya buat mengenalkan ya Mas. Cuma orang itu ya
tidak semua lihat merek. Seperti browniesnya mas Eko ini. Pelanggan suka
karena rasanya paling enak.
5. Pesan khusus apa yang anda tekankan untuk mempengaruhi konsumen
tertarik akan merek ini ?
Pelanggan itu sudah banyak yang hafal Mas. Jadi ya kalau sudah suka
sekali dan pernah membeli, besoknya pasti beli yang itu lagi. Brownies ini
sudah banyak pelanggan yang hafal Mas. Kalau ditawarkan brownies yang
lain ya banyak yang tidak mau. Maunya ya brownis yang ini karena
rasanya yang paling enak. Pelanggan itu sudah bisa membedakan. Dan
yang paling laku memang brownies yang ini.

6. Apakah konsumen sudah mengetahui akan merek ini ?
Kok banyak yang kurang tahu ya mas. Kalau ditanya mereknya ya. Cuma
pelanggan itu kan sudah merasakan dan teliti sekali. Tetep yang dipilih ya
brownies ini, tidak mau yang lain. Pelanggan ya tahunya cuma brownies
itu saja.
7. Bagaimana cara mereka tahu aka merek ini, selain dari promosi yang anda
lakukan ?
Ya kurang tahu juga ya. Tetapi dulu pernah ada yang bilang suka brownies
ini karena pernah mencicipi di tempat temannya. Terus ada yang pesan
brownies ini di tempat saya. Ya saya terus telepon Mas Eko suruh kirim
berapa potong gitu.
8. Menurut konsumen, bagaimana pendapat mereka secara umum tentang
merek ini ?
Banyak yang sudah hafal Mas. Soalnya ini kan enak. Jadi pelanggan
tahunya ya ini brownies enak. Tetapi kalau merek, mereka kok tidak
terlalu memperhatikan ya. Kalau dari rasa saja sudah enak dan murah,
pasti banyak yang membeli.
9. Kesan apa yang didapat konsumen yang menggunakan merek ini ?
Kalau menurut pelanggan, ya Cuma minta yang paling enak. Ya saya
bilang semuanya itu enak. Tetapi pelanggan biasanya sudah teliti, tetap
memilih yang Harmoni itu karena rasanya paling enak.

10. Bagaimana merek Harmoni Brownies ini bersaing dengan merek yang lain
dalam produk brownies ?
Kok ya tetep yang banyak memilih yang ini Mas. Saya sodorkan yang lain
ya tidak mau. Bilangnya ya maunya Cuma brownies yang ini. Menurut
mereka browniesnya Mas Eko yang paling enak.
11. Menurut konsumen, keunggulan dan kekurangan merek ini dibandingkan
dengan merek pesaing ?
Ya bilangnya kalau pelanggan itu, brownies ini yang paling enak. Saya
menyodorkan semuanya, yang dipilih ya browniesnya Mas Eko itu.
Pelanggan itu kan cari yang paling enak. Browniesnya mas Eko memang
yang paling laku. Jadi, setiap hari dikirim terus.
12. Bagaimana tanggapan konsumen akan nama merek Harmoni Brownies ?
apakah mudah atau susah diingat ?
Saya malah baru tahu kalau namanya itu Harmoni lho Mas. Soalnya Mas
Eko juga tidak pernah bilang, Cuma diam saja. Saya malah tahunya dari
Mas bilang tadi. Konsumen juga tahunya itu brownies.
13. Bagaimana pandangan konsumen akan kualitas produk, desain atau
kemasan, pelayanan dan sebagainya ?
Kalau kualitasnya sudah baik Mas. Soalnya ini enak rasanya. Bentuknya
juga menarik dan banyak yang suka.

14. Bagaimana menurut anda, pelayanan yang diberikan Harmoni Brownies
khususnya dalam kerja sama bisnis ini ?
Wah, saya tidak perna merasa rugi Mas. Cuma dulu pernah saya agak
jengkel. Soalnya banyak yang pesan browniesnya Mas Eko ke saya tetapi
Mas Eko nya saya telepon jarang di rumah. Lha sudah banyak yang pesan
malah Mas Eko nya susah dicari. Jadi saya agak jengkel juga. Cuma,
sejauh ini mas eko itu orangnya baik dan pendiam. Pelanggan juga banyak
yang suka dengan brownies ini.
15. Apa saran atau rekomendasi anda untuk meningkatkan merek ini ?
Saya merasa sudah baik kok brownies ini. Dipertahankan saja kualitasnya.

INFORMAN III (Siti Marfuah (perempuan / 50 tahun) / pedagang perantara
di Pasar Muntilan)

1. Bagaimana awal mula bekerja sebagai pedagang dan awal mula anda
mengenal merek ini ?
Jawaban : saya sudah lama berjualan. Sejak tahun 2000, tetapi saya
produksi dulu sejak tahun 1987. Jadi awalnya saya produksi dulu, terus
tahun 2000 saya beli kios di pasar. Kiosnya buat saya jualan. Kalau
pertama kali kenal dengan Harmoni ini, ya Mas Eko dulu pertama kali
masuk di tempat saya. Menawarkan ke saya dan karena komunikasinya
bagus ya kita kerja sama. Dulu awalnya harga brownies per potongnya Rp
1.000,00. Lambat laun terus naik sampai sekarang harganya Rp 1.350,00.
Untungnya memang sedikit, tetapi ketahanan produknya bisa sampai
sepuluh hari.
2. Bagaimana pendapat anda tentang produk brownies ini ?
Jawaban : kalau menurut saya, untuk kalangan menengah ke atas, secara
rasa Harmoni itu sudah bagus. Kemasannya efektif juga. Tetapi kalau bisa,
dari segi kerapian untuk yang dijual per potong bisa dibungkus satu-satu.
Supaya tidak cepat kering saja. Karena yang ini kan cuma pakai paper
cup. Nah, kalau dikemas seperti ini kan tidak cepat kering. Ya terkadang
juga ada permintaan dari pelanggan supaya dibungkus lebih rapi. Dari
faktor kesehatan kan juga baik.

3. Bagaimana cara anda mempromosikan merek ini ?
Jawaban : kalau saya begini Mas, selama pelanggan tidak tanya ya semua
sama dan tinggal pilih saja. Tetapi kalau ada yang tanya paling enak ya
saya sodorkan Harmoni ini. Karena saya hubungannya itu dengan rezeki
dan memperlakukan yang baik dengan penjual makanan-makanan ini.
Jadi, ya tidak boleh mengunggulkan salah satu produk saja. Tergantung
selera pelanggan juga kan Mas.
4. Apa arti merek menurut ada ?
Jawaban : merek itu menurut saya ya untuk memudahkan orang yang beli
saja. Kan biar bisa dibedakan juga sama pembeli. Tetapi kadang pembeli
juga tidak terlalu memperhatikan merek. Khususnya yang kelas menengah
ke bawah. Cuma sekedar membeli saja.
5. Pesan khusus apa yang anda tekankan untuk mempengaruhi konsumen
tertarik akan merek ini ?
Jawaban : ya tidak ada yang khusus di Mas. Saya di sini kan juga
ngemong penjual yang titip juga. Ini masalah rezeki saja. Kalau kebetulan
pas laris ya bisa diborong semua. Kalau ada yang tanya, mana brownies
yang paling enak. Ya saya menganjurkan yang Harmoni ini. Karena bagi
saya pribadi, rasanya memang paling enak.
6. Apakah konsumen sudah mengetahui akan merek ini ?
Jawaban : ada mas. Seringkali ada yang tahu kalau itu brownies Harmoni.
Ada juga yang bilang,”Oh, ini buatan tetangga saya.” Karena lihat
bentuknya itu.

7. Bagaimana cara mereka tahu akan merek ini, selain dari promosi yang
anda lakukan ?
Jawaban : kalau yang dijual di sini kan tidak ada mereknya. Cuma dikirim
sudah per potong gitu. Ya saya sudah tahu kalau namanya Harmoni. Kalau
pembeli tanya namanya, ya tentu saya beri tahu. Kebanyakan pembeli itu
tidak terlalu melihat merek Mas. Kalau rasanya enak, ya sudah itu terus
yang dibeli. Ada pembeli yang tahu karena pernah mencicipi di acara
temannya.
8. Menurut konsumen, bagaimana pendapat mereka secara umum tentang
merek ini ?
Jawaban : pernah, kalau punyanya Harmoni itu memang konsumen bilang
lebih enak. Kalau yang merek Dewi Mas itu kok rasanya kurang legit. Kan
brownies Harmoni ini juga sering dipesan buat nikahan, arisan, untuk
acara-acara gitu.
9. Kesan apa yang didapat konsumen yang menggunakan merek ini ?
Jawaban : begini Mas, kalau untuk kalangan menengah ke bawah ya itu
tidak tentu. Paling ya cuma beli saja. Pelanggan yang paling teliti dan bisa
membedakan produk itu ya yang kalangan menengah ke atas. Sama ibuibu kantor. Kalau secara umum itu ya sekedar membeli saja.
10. Bagaimana merek Harmoni Brownies ini bersaing dengan merek yang lain
dalam produk brownies ?
Jawaban : untuk produk brownies itu cukup banyak. Ada yang mereknya
Dewi Mas, ada yang tanpa merek dan dari Harmoni ini. Untuk brownies

ya rata-rata semua hampir sama. Dari segi rasa, enaknya pun hampir sama
kalau brownies itu. Tetapi kalau untuk Harmoni itu, ketahanan produknya
lebih lama.
11. Menurut konsumen, keunggulan dan kekurangan merek ini dibandingkan
dengan merek pesaing ?
Jawaban : kalau untuk Harmoni ini kok belum pernah ada yang mengeluh
itu Mas. Soalnya, banyak yang suka juga sama brownies ini. Kebanyakan
orang-orang di sini juga bukan pengkritik Mas. Kalau sudah beli, ya sudah
cuma beli saja. Paling kalau beli terus besoknya bilang kemarin
browniesnya bagus. Terus brownies Harmoni ini juga kuat selama
seminggu.
12. Bagaimana tanggapan konsumen akan nama merek Harmoni Brownies ?
apakah mudah atau susah diingat ?
Jawaban : pembeli itu ada yang belum tahu sama merek Harmoni ini.
Tetapi ada yang sudah kenal juga. Soalnya, kalau yang di jual di sini kan
tidak ada labelnya. Dijual per potong dan saya di sini juga cuma dikirim
berapa gitu. Kalau habis stoknya dan belum dikirim ya saya telepon Mas
Eko. Jadi orang beli itu cuma tahu dari bentuknya yang khas. Orang suka
dengan Harmoni karena rasa dan bentuknya. Brownies ini memang cukup
laris.

13. Bagaimana pandangan konsumen akan kualitas produk, desain atau
kemasan, pelayanan dan sebagainya ?
Jawaban : ya banyak itu Mas, pelanggan yang teliti. Banyak yang sekali
membeli Harmoni, besoknya membeli terus. Pelanggan banyak yang suka
sama rasanya dan teksturnya. Rasanya legit gitu. Konsumen juga suka
dengan kemasannya. Pernah ada yang bilang,”Itu lho Bu, brownies yang
tidak dibungkus, yang pakai paper cup itu. Yang itu saja.” Pembeli itu kan
macam-macam Mas.
14. Bagaimana menurut anda, pelayanan yang diberikan Harmoni Brownies
khususnya dalam kerja sama bisnis ini ?
Jawaban : sudah bagus Mas. Pelayanan selama ini sudah baik. Orangnya
juga ramah. Komunikasi selama ini sangat baik. Bahkan dulu saya pernah
diberi resep sama Mas Eko. Pas Mas Eko ikut pelatihan memasak di SMK
Pius Magelang, saya diberi resepnya. Melayani ke pelanggan juga sudah
baik.
15. Apa saran atau rekomendasi anda untuk meningkatkan merek ini ?
Jawaban : pembeli itu melihat dan suka karena kualitas produknya. Kalau
enak dan cocok ya pembeli akan suka. Harmoni ini menurut saya sudah
bagus. Dilihat dari sisi penjualan, brownies ini juga cukup laku.
Dipertahankan saja untuk rasanya. Kalau untuk kemasannya, lebih bagus
lagi kalau dibuat lebih rapi dan tertutup rapat. Selain dari sisi kesehatan
juga penting, biar browniesnya juga tidak cepat kering.

INFORMAN IV (Sri Niyati, perempuan, 52 tahun / konsumen Harmoni
Brownies, ibu rumah tangga)

1. Sudah lama Ibu mengenal Harmoni ?
Jawaban : mengenal Harmoni sudah lama Mas. Dulu pertama itu namanya
Amadeus, tetapi terus karena katanya tidak begitu dikenal, Amadeus susah
orang tahu. Jadi diganti Harmoni. Saya seringkali pakai untuk macammacam sih Mas. Kadang-kadang kalau pas kebetulan ada saudara datang
dari luar kota atau kadang datang dari luar Jawa, itu untuk oleh-oleh.
Soalnya browniesnya bisa tahan lama. Terus kalau di cup atau diplastik itu
juga rapi. Seringkali saya pakai ke tempat Mas Eko ini.
2. Kalau menurut saudara, orang-orang dekat atau teman-teman yang Ibu
kenal, menurut mereka brownies ini seperti apa ?
Jawaban : kalau browniesnya enak Mas. Karena rasanya itu tidak pakai
gula yang berlebihan atau pemanis buatan. Kalau punya Harmoni ini
manisnya enak. Teman-teman arisan itu juga banyak yang pesan karena
dari tetangga, bahkan saudara yang jauh juga sering minta dibawakan
brownies ini.
3. Sebelum merek Harmoni ini, dulu namanya Amadeus. Menurut Ibu, merek
Amadeus itu seperti apa ?
Jawaban : kalau Amadeus itu seperti nama orang. Kalau ibu-ibu biasa
sebenarnya juga tidak begitu mempermasalahkan. Cuma mungkin ada juga
orang yang susah menyebut nama Amadeus. Kalau Harmoni orang cepat

untuk mengingatnya. Harmoni itu juga lebih enak didengar sama lebih
sederhana saja.
4. Kalau dari sisi rasa Ibu mengatakan enak. Bagaimana menurut Ibu dari sisi
pelayanan Harmoni Brownies ?
Jawaban : pelayanannya enak juga sih Mas. Kalau saya mau pakai untuk
acara Natalan misalnya. Saya butuh yang pakai mika besar itu. Itu bisa
dipotong jadi 12 potong. Bagus, rapi, cupnya warna coklat.
5. Apakah pernah melihat Harmoni Brownies dalam suatu pameran, event
atau acara tertentu ?
Jawaban : sering juga saya lihat Mas. Kebetula ada di toko-toko, seperti
Endang Jaya, ada di kios-kios pasar Rejowinagun, ada yang di jalan Ikhlas
juga. Soalnya warna sama bentuk browniesnya itu khas Mas. Ada
beberapa macam brownies sih Mas. Ya kalau untuk rapat-rapat besar,
Harmoni ini sudah pantas.
6. Kalau secara umum brownies ini menurut Ibu bagaimana ?
Jawaban : kalau secara umum, browniesnya sudah baik. Mungkin kalau
secara kebersihan, yang pakai paper cup bisa pakai plastik. Jadi kelihatan
lebih bagus.

Dokumen yang terkait

BRAND BUILDING PADA HOME INDUSTRY DI MAGELANG (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Implementasi Brand Building Menurut Duane Knapp pada Harmoni Brownies).

0 4 14

PENUTUP BRAND ASSOCIATION PERMEN DAVOS ROLL PACK PADA KONSUMEN (Studi Deskriptif Kualitatif tentang Brand Association Permen Davos Roll Pack pada Konsumen di Desa Kandanggampang Kabupaten Purbalingga).

0 2 30

MAGELANG(Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Implementasi Brand Building BRAND BUILDING PADA HOME INDUSTRY DI MAGELANG (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Implementasi Brand Building Menurut Duane Knapp pada Harmoni Brownies).

0 2 14

PENDAHULUAN BRAND BUILDING PADA HOME INDUSTRY DI MAGELANG (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Implementasi Brand Building Menurut Duane Knapp pada Harmoni Brownies).

0 3 46

DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN BRAND BUILDING PADA HOME INDUSTRY DI MAGELANG (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Implementasi Brand Building Menurut Duane Knapp pada Harmoni Brownies).

0 2 12

STRATEGI BRAND BUILDING PADA USAHA KECIL MENENGAH(UKM) DI YOGYAKARTA STRATEGI BRAND BUILDING PADA USAHA KECIL MENENGAH (UKM) DI YOGYAKARTA (STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF STRATEGI BRAND BUILDING PADA BAKPIAPIA DJOGJA DALAM MEMBENTUK AWARENESS KONSUMEN).

1 4 15

PENDAHULUAN STRATEGI BRAND BUILDING PADA USAHA KECIL MENENGAH (UKM) DI YOGYAKARTA (STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF STRATEGI BRAND BUILDING PADA BAKPIAPIA DJOGJA DALAM MEMBENTUK AWARENESS KONSUMEN).

0 3 73

PENUTUP STRATEGI BRAND BUILDING PADA USAHA KECIL MENENGAH (UKM) DI YOGYAKARTA (STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF STRATEGI BRAND BUILDING PADA BAKPIAPIA DJOGJA DALAM MEMBENTUK AWARENESS KONSUMEN).

0 4 115

AKAI BUILDING YOUR PERSONAL BRAND final

0 0 15

MEMBANGUN MEREK Building A Brand

0 0 43