PENDAHULUAN HUBUNGAN RINITIS ALERGI DENGAN OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG ANGKATAN 2011-2012

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Gangguan napas saat tidur Obstruktive Sleep Apnea, OSA adalah sekelompok gangguan yang ditandai dengan kesulitan bernapas saat tidur. OSA diakibatkan karena penyempitan sebagian ataupun seluruhnya dari tenggorokan yang dapat menyebabkan henti napas 10 sampai 20 detik atau beberapa kali dalam satu malam Lam et al., 2010 . Gangguan napas saat tidur berhubungan dengan penurunan kualitas hidup dan dapat memicu timbulnya sejumlah penyakit berbahaya seperti meningkatkan risiko dua kali terkena hipertensi, jantung koroner, stroke pada usia muda, disfungsi seksual, bahkan kematian mendadak Boese et al.,2014. Diperkirakan lebih dari 12 juta orang dewasa memiliki gangguan napas saat tidur. OSA lebih sering terjadi pada laki-laki dengan 1 dari 25 laki-laki setengah baya menderita OSA dibandingkan 1 dari 50 wanita setengah baya. Prevalensi OSA meningkat setidaknya 1 dari 10 orang yang berusia di atas 60 tahun American Lung Association, 2010. Rinitis alergi adalah salah satu penyakit akibat manifestasi reaksi hipersensitivitas tipe I yang diperantarai oleh immunoglobulin E dengan mukosa hidung sebagai sasaran utama Jimenez et al., 2012. Pada rinitis alergi dapat ditemui gejala hidung gatal, bersin-bersin, rinorea dan obstruksi hidung Irawati et al., 2007. Rinitis alergi merupakan masalah kesehatan yang sangat biasa terjadi. Prevalensi rinitis alergi di Amerika lebih dari 20- 40 juta, kira-kira 26 pada popoulasi di Inggris, dan 10-25 pada populasi dunia. Prevalensi di Eropa sekitar 10-15 , di Thailand sekitar 20, di Jepang sekitar 10 dan di New Zealand 25 Storms, 2007. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Reinhard dkk yang dilakukan di RSU Prof.Dr. R.D Kandau Manado didapatkan jumlah kasus rinitis alergi terbanyak pada kelompok umur 20-30 tahun yaitu 23,92 dari jumlah Reinhard et al, 2013. Rinitis alergi merupakan penyakit yang sangat mengganggu dikarenakan gejalanya dapat berpengaruh terhadap kualitas hidup penderitanya. Penyakit ini dapat mengganggu kualitas tidur penderitanya, selain membutuhkan biaya pengobatan yang relatif mahal, masalah emosi dan gangguan pada sosial, juga bersifat rekuren, kronis dan progresif. Penyakit ini selain merugikan penderita secara pribadi, namun juga akan merugikan individu sebagai sumber daya manusia Rimmer dan Hellgren, 2012. Hubungan antar Rinitis alergi dengan Obstructive Sleep Apnea didapatkan bahwa dalam penderita Rinitis alergi mempunyai risiko yang lebih tinggi terkena Obstructive Sleep Apnea karena pada Rinitis alergi terjadi penyumbatan hidung yang menyebabkan sumbatan jalan napas atas yang terjadi secara berulang sehingga aliran udara ke paru-paru menjadi terhambat Storms., 2008 Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas maka penulis melakukan penelitian tentang hubungan Rinitis alergi dengan Obstructive Sleep Apnea OSA. 1.2 Rumusan Masalah Apakah terdapat hubungan Rinitis alergi dengan Obstructive Sleep Apnea Pada Mahasiswa FK UMM angkatan 2011-2012. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan Rinitis alergi dengan Obstruktive Sleep Apnea pada Mahasiswa FK UMM angkatan 2011-2012. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui distribusi jenis kelamin Rinitis alergi pada Mahasiswa FK UMM 2011-2012 2. Untuk mengetahui insiden Rinitis alergi dengan Obstruktif Sleep Apnea pada Mahasiswa FK UMM angkatan 2011-2012. 3. Untuk mengetahui kelompok distribusi gejala klinis Rinitis alergi pada Obstructive Sleep Apnea pada Mahasiswa FK UMM angkatan 2011-2012 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Klinis Memberikan informasi tentang hubungan Rinitis alergi dengan Obstructive Sleep Apnea. 1.4.2 Manfaat Akademis 1. Menambah wawasan dan khasanah ilmu pengetahuan kedokteran. 2. Sebagai dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan hubungan Rinitis alergi dengan Obstruktif Sleep Apnea. 1.4.3 Manfaat Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi bagi masyarakat sehingga dapat meningkatkan kewaspadaan terjadinya Obstructive Sleep Apnea pada penderita Rinitis Alergi sehingga dapat menghindari faktor pemicu Rinitis alergi.