4 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manggis Garcinia benthami Pierre
2.1.1 Klasifikasikan Tanaman Rukmana R,1995.
Kingdom : Plantae tumbuh-tumbuhan
Divisi : Spermatophyta tumbuhan berbiji
Subdivisi : Angiospermae berbiji tertutup
Kelas : Dicotyledonae biji berkeping dua
Ordo : Guttifernales
Famili : Guttiferae
Genus : Garcinia
Spesies : Garcinia benthami Pierre
2.1.2 Deskripsi Tanaman Garcinia benthami Pierre memiliki ciri batang berbentuk lurus
mengecil kearah ujung dan berdiameter kurang lebih 10 meter dibudidayakan pada tahun ± 1960. Bentuk pohon seperti kerucut, memiliki
percabangan selang seling dan tumbuh pada ketinggian 1-1000 m diatas
2.1.b 2.1.a
Gambar : 2.1.a. Pohon Garcinia benthami Pierre
2.1.b. Daun Garcinia benthami Pierre Sumber : Foto pribadi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
permukaan laut. Daun kelopak dan daun mahkota berjumlah 4-5 helai Sari, R.,1999.
Garcinia benthami Pierre memiliki daun berbentuk tunggal, elips memanjang, ruas daun berhadapan atau berbentuk helaian. Warna daun pada
permukaan atas hijau gelap, sedangkan permukaan bawah berwarna hijau terang, ukurannya 12-23 x 4,5-10 cm, tangkai panjangnya 1,5-2 cm. Bunga
betina terdapat pada ujung batang dengan susunan menggarpu, garis tengah 5-6 cm. Benang sari semu dengan tangkai-tangkai sarinya yang bersatu
menjadi sebuah cincin dibagian pangkal, atau menjadi 4-5 berkas pendek, bakal buah beruang 2-12, biasanya berbentuk papilla. Bunga jantan
memiliki benang sari dengan jumlah bervariasi, dan tangkai bersatu menjadi satu tiang tengah atau membentuk 4-5 berkas Rukmana, R., 1995.
2.1.3 Kandungan Kimia Terdapat beberapa kandungan kimia pada genus Garcinia, yaitu
senyawa xanton, benzofenon, golongan flavonoid, triterpen, dan asam organik. Golongan xanton merupakan senyawa yang sebagian besar
terdapat pada genus Garcinia diantara jenis tanaman lainnya Garcinia tetrandra Pierre, Hartati. S., 2007 menemukan senyawa xanton dari kulit
batang kayu tumbuhan yaitu cudraxanton dimana sebelumnya senyawa ini ditemukan pada kulit batang dan akar Cudrania conchinensis dan
Cudrania tricuspidata. Dari tumbuhan ini juga berhasil diisolasi senyawa baru xanton yaitu tetrandraxanton, Garcinia lancilimba dua xanton baru
yaitu 1,5,6-trihidroksi-6´,6´-dimetil-2H-pirano 2´,3´,3,4- 2-3-metilbut-2- enil xanton dan 1,6,7-trihidroksi-6´,6´-dimetil-2H-pirano 2´,3´,3,2-4-3-
metilbut-2-enil-xanton telah berhasil diisolasi dari kulit batang G. lancilimba Nian-Yun .Y et al., 2007. Garcinia rigida ditemukan lima
senyawa baru turunan xanton yaitu sahlaxanton, salmaxanton Elya, B. et al., 2005 dan isomernya, musaxanton, asmaxanton Elya, B. et al., 2006
dan yahyaxanton yang diisolasi dari Garcinia rigida Elya, B. et al., 2008. Garcinia mangostana tiga xanton baru yaitu mangostenol,
mangostenon A dan mangostenon B diisolasi dari kulit buah G. mangostana Sunit S. et al., 2002. Garcinia parvifolia Sembilan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
senyawa xanton telah diisolasi dari G. parvifolia oleh Xu, Y.J. et al., 2001, yaitu parvixanthon, Garcinia scortechinii empat senyawa xanton
terprenilasi berhasil diisolasi dari buah G. Scortechinii Yaowapa Sukpondma et al., 2005 yaitu scortechinon. Hampir semua xanton yang
diketahui terdapat pada empat suku: Guttiferae, Gentianaceae, Moraceae, dan Polygalaceae Amelia, 2011.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap genus Garcinia, didapatkan beberapa senyawa yang memiliki aktivitas biologis dan
farmakologis seperti antimikroba, antifungi, antiinflamasi, dan antioksidan Mailandari,2012. Uji aktivitas terhadap Garcinia benthami Pierre yang
telah dilakukan adalah antioksidan. Antioksidan adalah zat yang dapat melawan pengaruh bahaya dari radikal bebas yang terbentuk sebagai hasil
metabolisme oksidatif, yaitu hasil dari reaksi-reaksi kimia dan proses metabolik yang terjadi di dalam tubuh.
2.2 Simplisia