17.07 15.233 12.40 16.467 13.367 Parameter Tanaman • Fase Vegetatif

hasil yang berbeda nyata pada taraf 5 dan 1.. Berdasarkan kriteria BPPM 1982 kapasitas tukar kation tanah gambut dengan nilai berkisar 9.87 – 24.53 me100g tergolong rendah sampai dengan sedang. Pengaruh pemberian air laut dan bahan mineral terhadap kapasitas tukar kation tanah disajikan pada Tabel 8. Tabel 8. Rataan Nilai Kapasitas Tukar Kation Tanah me100g pada Kombinasi Beberapa Taraf Pemberian Air Laut dan Bahan Mineral Air Laut Bahan Mineral Rataan B1 B2 B3 B4 A0 16.13

9.87 17.07

17.87 15.233

A1 24.53

12.13 12.40

16.80 16.467

A2 14.80 12 15.07

11.60 13.367

Rataan 18.49b 11.33a 14.84ab 15.42ab Keterangan: Nilai yang diikuti huruf yang sama pada baris dan yang sama tidak berbeda nyata dengan uji Duncan pada taraf 5 dan 1 Dari Tabel 8 diketahui bahwa kapasitas tukar kation tanah perlakuan tunggal B1 pasir vulkan 250 gpot sebesar 18.49 me100g tidak berbeda nyata dengan B4 abu serbuk gergaji 250 gpot sebesar 15.42 me100g dan B3 dolomite 50 gpot sebesar 14.84 tetapi berbeda nyata dengan perlakuan B2 terak baja 50 gpot sebesar 11.33 me100g. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perlakuan kombinasi pemberian air laut dengan bahan mineral tidak berpengaruh nyata menurunkan nilai kapasitas tukar kation tanah. Kejenuhan Basa Tanah Hasil sidik ragam pada Lampiran 26 menunjukkan bahwa pada perlakuan tunggal pemberian bahan mineral berpengaruh nyata sedangkan perlakuan tunggal pemberian air laut dan kombinasi pemberian air laut dengan bahan mineral tidak berpengaruh nyata terhadap nilai kejenuhan basa tanah. Berdasarkan kriteria BPPM 1982 kejenuhan basa tanah gambut dengan nilai berkisar 20.10 – 54.91 me100g tergolong dari rendah sampai tinggi. Universitas Sumatera Utara Pengaruh pemberian air laut dan bahan mineral terhadap kejenuhan basa tanah disajikan pada Tabel 9. Tabel 9. Rataan Nilai Kejenuhan Basa Tanah pada Kombinasi Beberapa Taraf Pemberian Air Laut dan Bahan Mineral Air Laut Bahan Mineral Rataan B1 B2 B3 B4 A0 20.94 28.59 45.56 41.28 34.09 A1 20.10 40.10 54.91 44.22 39.83 A2 30.78 36.60 54.44 34.62 39.11 Rataan 23.94aA 35.10abAB 51.64cC 40.04bcAB Keterangan: Nilai yang diikuti huruf yang sama pada baris dan yang sama tidak berbeda nyata dengan uji Duncan pada taraf 5 dan 1 Dari tabel 9 diketahui bahwa kejenuhan basa perlakuan tunggal B3 dolomit 50 gpot sebesar 51.64 berbeda sangat nyata dengan B1 pasir vulkan 250 gpot sebesar 23.94, B2 terak baja 50 gpot sebesar 35.10 dan B4 abu serbuk gergaji 250 gpot sebesar 40.04. Hasil penelitian menunjukkan pada perlakuan kombinasi pemberian air laut dengan bahan mineral tidak berpengaruh nyata terhadap kejenuhan basa tanah. Karbon Organik Tanah Hasil sidik ragam pada Lampiran 29 menunjukkan bahwa pada faktor tunggal perlakuan bahan mineral berpengaruh nyata meningkatkan karbon organik tanah namun pada perlakuan tunggal pemberian air laut dan kombinasi pemberian air laut dengan bahan mineral tidak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap karbon organik tanah. Berdasarkan kriteria BPPM 1982 jumlah karbon organik yang terdapat dalam tanah gambut dengan nilai berkisar 30.43 – 37.55 tergolong sangat tinggi. Pengaruh pemberian air laut dan bahan mineral terhadap karbon organik tanah disajikan pada Tabel 10. Universitas Sumatera Utara Tabel 10. Rataan Nilai Karbon Organik Tanah pada Kombinasi Beberapa Taraf Pemberian Air Laut dan Bahan Mineral Air Laut Bahan Mineral Rataan B1 B2 B3 B4 A0 32.78 36.30 37.08 33.52 34.92 A1 30.43 35.89 34.09 33.18 33.40 A2 32,19 36.59 37.55 33.05 34.85 Rataan 31.80a 36.26b 36.24b 33.25ab Keterangan: Nilai yang diikuti huruf yang sama pada baris dan yang sama tidak berbeda nyata dengan uji Duncan pada taraf 5 dan 1 Dari Tabel 10 diketahui bahwa jumlah karbon organik tanah perlakuan tunggal B2 terak baja 50 gpot sebesar 36.26 tidak berbeda nyata dengan B3 dolomit 50 gpot sebesar 36.24 dan B4 abu serbuk gergaji 250 gpot sebesar 33.25 tetapi berpengaruh nyata dengan B1 pasir vulkan 250 gpot sebesar 31.80 . Hasil penelitian menunjukkan pada perlakuan kombinasi pemberian air laut dengan bahan mineral tidak berpengaruh nyata terhadap karbon organik tanah. Nitrogen Total Tanah Hasil sidik ragam pada Lampiran 32 menunjukkan bahwa pada faktor tunggal perlakuan air laut dan bahan mineral tidak berpengaruh nyata terhadap nitrogen total tanah. Pada perlakuan kombinasi pemberian air laut dengan bahan mineral juga tidak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap nitrogen total tanah. Berdasarkan kriteria BPPM 1982 jumlah nitrogen total yang terdapat dalam tanah gambut dengan nilai berkisar 1.59 – 3.43 tergolong sangat tinggi. Pengaruh pemberian air laut dan bahan mineral terhadap nitrogen total tanah disajikan pada Tabel 11. Universitas Sumatera Utara Tabel 11. Rataan Nilai Nitrogen Total Tanah pada Kombinasi Beberapa Taraf Pemberian Air Laut dan Bahan Mineral Air Laut Bahan Mineral Rataan B1 B2 B3 B4 A0 3.43 2.60 1.91 1.94 2.47 A1 2.33 1.85 2.40 2.14 2.18 A2 2.22 2.83 1.97 1.59 2.15 Rataan 2.66 2.42 2.09 1.89 Keterangan: Nilai yang diikuti huruf yang sama pada baris dan yang sama tidak berbeda nyata dengan uji Duncan pada taraf 5 dan 1 Dari Tabel 11 diketahui bahwa jumlah nitrogen total tanah tertinggi yaitu pada perlakuan kombinasi A0B1 air laut taraf 0 ml1L dengan pasir vulkan 250 gpot sebesar 3.43 dan terendah yaitu pada kombinasi A2B4 air laut 500 ml1L larutan dengan abu serbuk gergaji 250 gpot sebesar 1.59 . Hasil penelitian menunjukkan pada perlakuan kombinasi pemberian air laut dengan bahan mineral tidak berpengaruh nyata terhadap nitrogen total tanah. Rasio CN Tanah Hasil sidik ragam pada Lampiran 35 menunjukkan bahwa pada faktor tunggal perlakuan pemberian bahan mineral berpengaruh sangat nyata menurunkan nilai rasio CN tanah. Pada perlakuan kombinasi pemberian air laut dengan bahan mineral berpengaruh nyata menurunkan nilai rasio CN tanah gambut sedangkan pada faktor tunggal perlakuan pemberian air laut tidak menunjukkan hasil yang berbeda nyata pada taraf 5 dan 1.. Berdasarkan kriteria BPPM 1982 rasio CN tanah gambut dengan nilai berkisar 10.05 – 21.23 tergolong rendah sampai dengan tinggi. Pengaruh pemberian air laut dan bahan mineral terhadap rasio CN tanah disajikan pada Tabel 12. Universitas Sumatera Utara Tabel 12. Rataan Nilai Rasio CN Tanah pada Kombinasi Beberapa Taraf Pemberian Air Laut dan Bahan Mineral Air Laut Bahan Mineral Rataan B1 B2 B3 B4 A0 10.05a 14.18abc 17.72cd 17.41bcd 15.340 A1 13.25ab 20.35cd 14.56abc 15.54abcd 15.923 A2 14.78abc 14.97abc 19.04bcd 21.23d 17.504 Rataan 12.69aA 16.50bAB 17.77bB 18.06bB Keterangan: Nilai yang diikuti huruf yang sama pada baris dan yang sama tidak berbeda nyata dengan uji Duncan pada taraf 5 dan 1 Dari Tabel 12 diketahui bahwa rasio CN tanah perlakuan tunggal B4 abu serbuk gergaji 250 gpot sebesar 18.06 tidak berpengaruh sangat nyata dengan B3 dolomit 50 gpot sebesar 17.77 dan B2 terak baja 50 gpot sebesar 16.50 tetapi berpengaruh sangat nyata dengan B1 pasir vulkan 250 gpot. Rasio CN perlakuan kombinasi A2B4 air laut 500 mlL larutan dengan abu serbuk gergaji 250 gpot sebesar 21.23 memiliki nilai rasio CN tertinggi sedangkan pada perlakuan kombinasi A0B1 air laut 0 mlL dengan pasir vulkan 250 gpot sebesar 10.05 memiliki nilai rasio CN terendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perlakuan kombinasi pemberian air laut dengan bahan mineral berpengaruh nyata menurunkan nilai rasio CN tanah. Jumlah Anakan Perumpun Hasil sidik ragam pada Lampiran 38 diketahui bahwa kombinasi pemberian air laut dengan bahan mineral tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan perumpun. Pada faktor tunggal pemberian air laut tidak berpengaruh nyata dan pemberian bahan mineral berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan perumpun. Pengaruh pemberian air laut dan bahan mineral terhadap jumlah anakan perumpun disajikan pada Tabel 13. Universitas Sumatera Utara Tabel 13. Rataan Jumlah Anakan Perumpun Tanaman Padi pada Kombinasi Beberapa Taraf Pemberian Air Laut dan Bahan Mineral Air Laut Bahan Mineral Rataan B1 B2 B3 B4 A0 26 40 27 59 38 A1 39 36 33 57 41 A2 44 41 33 63 45 Rataan 37aA 39aA 31aA 60bB Keterangan: Nilai yang diikuti huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama tidak berbeda nyata dengan uji Duncan pada taraf 5 dan 1 Dari Tabel 13 ditunjukkan bahwa jumlah anakan tanaman padi perlakuan tunggal B4 abu serbuk gergaji 250 gpot sebanyak 60 anakan berpengaruh sangat nyata dengan B2 terak baja 50 gpot sebanyak 39 anakan, B1 pasir vulkan 250 gpot sebanyak 37 anakan dan B3 dolomit 50 gpot sebanyak 31 anakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi tidak menunjukkan pengaruh yang nyata pada jumlah anakan perumpun namun berpengaruh nyata meningkatkan jumlah anakan perumpun tanaman padi pada faktor tunggal bahan mineral taraf 5 dan 1. Jumlah Anakan Produktif Hasil sidik ragam pada Lampiran 41 menunjukkan bahwa kombinasi pemberian air laut dan bahan mineral tidak menunjukkan pengaruh yang nyata. Sementara pada faktor tunggal pemberian bahan mineral berpengaruh sangat nyata pada jumlah anakan produktif. Pengaruh pemberian air laut dan bahan mineral terhadap jumlah anakan produktif ditunjukkan pada Tabel 14. Universitas Sumatera Utara Tabel 14. Rataan Jumlah Anakan Produktif Tanaman Padi pada Kombinasi Beberapa Taraf Pemberian Air Laut dan Bahan Mineral Air Laut Bahan Mineral Rataan B1 B2 B3 B4 A0 25 38 27 55 36 A1 40 36 29 56 37 A2 52 40 33 60 42 Rataan 29aA 38aAB 30aA 57bB Keterangan: Nilai yang diikuti huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama tidak berbeda nyata dengan uji Duncan pada taraf 5 dan 1 Dari tabel 14 ditunjukkan jumlah anakan produktif perlakuan tunggal bahan mineral B4 abu serbuk gergaji 250 gpot sebanyak 57 anakan tidak berpengaruh sangat nyata dengan B2 terak baja 50 gpot sebanyak 38 anakan tetapi berpengaruh sangat nyata dengan B3 dolomit 50 gpot sebanyak 30 anakan dan B1 pasir vulkan 250 gpot sebanyak 29 anakan. Hasil penelitian menunjukkan pemberian bahan mineral berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah anakan produktif. Bobot 1000 Butir Hasil sidik ragam pada Lampiran 44 menunjukkan bahwa kombinasi pemberian air laut dan bahan mineral tidak menunjukkan pengaruh yang nyata. Sementara pada faktor tunggal pemberian bahan mineral berpengaruh nyata pada bobot 1000 butir. Pengaruh pemberian air laut dan bahan mineral terhadap bobot 1000 butir ditunjukkan pada Tabel 15. Tabel 15. Rataan Bobot 1000 Butir g Tanaman Padi pada Kombinasi Beberapa Taraf Pemberian Air Laut dan Bahan Mineral Air Laut Bahan Mineral Rataan B1 B2 B3 B4 A0 18.87 18.31 20.85 22 19.91 A1 19.7 20.96 21.38 21.3 19.19 A2 14.91 21.89 21.8 18.97 18.15 Rataan 13.85a 20.39b 21.35b 20.76b Keterangan: Nilai yang diikuti huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama tidak berbeda nyata dengan uji Duncan pada taraf 5 dan 1 Universitas Sumatera Utara Dari Tabel 15 ditunjukkan bahwa bobot 1000 butir perlakuan tunggal bahan mineral B3 dolomit 50 gpot sebesar 21.35 g tidak berpengaruh nyata dengan B4 abu serbuk gergaji 250 gpot sebesar 20.76 g dan B2 terak baja 50 gpot sebesar 20.39 g tetapi berpengaruh nyata dengan B1 pasir vulkan 250 gpot sebesar 13.85 g. Hasil penelitian menunjukkan kombinasi perlakuan air laut dengan bahan mineral tidak berpengaruh nyata terhadap bobot 1000 butir tanaman padi perumpun. Persentase Gabah Hampa Hasil sidik ragam pada Lampiran 47 menunjukkan bahwa kombinasi pemberian air laut dan bahan mineral tidak menunjukkan pengaruh yang nyata. Sementara pada faktor tunggal pemberian air laut dan bahan mineral berpengaruh nyata pada persentase gabah hampa. Pengaruh pemberian air laut dan bahan mineral terhadap persentase gabah hampa ditunjukkan pada Tabel 16. Tabel 16. Rataan Persentase Gabah Hampa Tanaman Padi pada Kombinasi Beberapa Taraf Pemberian Air Laut dan Bahan Mineral Air Laut Bahan Mineral Rataan B1 B2 B3 B4 A0 9.89e 3.8ab 8.24cde 10.26e 8.05bB A1 8.65bc 5.89bc 5.36abc 6.44bcd 5.86aA A2 5.86ab 2.39a 4.67ab 9.24de 5.05aA Rataan 6.52bBC 4.03aA 6.09bAB 8.65cC Keterangan: Nilai yang diikuti huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama tidak berbeda nyata dengan uji Duncan pada taraf 5 dan 1 Dari Tabel 16 ditunjukkan bahwa persentase gabah hampa perlakuan tunggal air laut yaitu A0 air laut 0 mlL sebesar 8.05 g berbeda sangat nyata dengan A1 air laut 250 mlL larutan sebesar 5.86 g dan A2 air laut 500 mlL larutan sebesar 5.08 g. Universitas Sumatera Utara Persentase gabah hampa perlakuan tunggal bahan mineral B4 abu serbuk gergaji 250 gpot sebesar 8.65 g tidak berbeda sangat nyata dengan B1 pasir vulkan 250 gpot sebesar 6.52 g tetapi berbeda sangat nyata dengan B3 dolomit 50 gpot sebesar 6.09 g dan B2 terak baja 50 gpot sebesar 4.03 g. Kombinasi antara air laut dan bahan mineral tertinggi pada perlakuan kombinasi A0B4 air laut 0 mlL dengan abu serbuk gergaji 250 gpot sebesar 10.26 g dan terendah pada perlakuan kombinasi A2B2 air laut 500 mlL larutan dengan terak baja 50 gpot sebesar 2.39 g. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi pemberian air laut dengan bahan mineral berpengaruh nyata menurunkan persentase gabah hampa tanaman padi. Bulk Density Tanah Hasil sidik ragam pada Lampiran 50 menunjukkan bahwa kombinasi dan faktor tunggal pada pemberian air laut dan bahan mineral tidak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap bulk density tanah gambut. Pengaruh pemberian air laut dan bahan mineral terhadap bulk density tanah ditunjukkan pada Tabel 17. Tabel 17. Rataan Bulk Density Tanah gcc pada Kombinasi Beberapa Taraf Pemberian Air Laut dan Bahan Mineral Air Laut Bahan Mineral Rataan B1 B2 B3 B4 A0 0.29 0.37 0.32 0.30 0.32 A1 0.36 0.34 0.35 0.33 0.34 A2 0.36 0.32 0.33 0.35 0.34 Rataan 0.34 0.34 0.33 0.33 Keterangan: Nilai yang diikuti huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama tidak berbeda nyata dengan uji Duncan pada taraf 5 dan 1 Dari Tabel 17 ditunjukkan bahwa bulk density tanah tertinggi pada perlakuan kombinasi A0B2 air laut 0 ml1L dengan terak baja 50 gpot sebesar 0.37 gcc. Sementara bulk density tanah terendah pada perlakuan kombinasi A0B1 Universitas Sumatera Utara air laut 0 mlL dengan pasir vulkan 250 gpot sebesar 0.29 gcc. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian air laut dan bahan mineral tidak berpengaruh nyata terhadap bulk density tanah gambut. Universitas Sumatera Utara Pembahasan Pada awal percobaan, pertumbuhan tanaman secara keseluruhan tampaknya agak terhambat, tanaman kurang segar sampai berumur tiga minggu. Setelah berumur satu bulan, perkembangan tanaman menjadi sangat cepat dan tanaman kelihatan segar. Pertumbuhan tanaman yang lebih menonjol dari yang lainnya setelah dibandingkan adalah tanaman-tanaman pada perlakuan tanpa air laut dikombinasikan dengan abu serbuk gergaji 250 grpot A0B4 daun-daunnya lebat dan hijau. Dari semua perlakuan secara umum dapat dilihat bahwa pertumbuhan tanaman sangat baik. Setelah lewat dua bulan tanaman diserang beberapa macam penyakit dan hama walaupun telah dilakukan perlindungan dengan insektisida dan fungisida. Hama yang menyerang tanaman padi adalah hama putih palsu Cnaphalocrosis medinalis dan ulat tanah Laphygama examta. Tanaman menjadi kurang segar setelah diserang penyakit bubak, bercak coklat helminthosporium oryzae, dan penyakit garis coklat daun Cercospora oryzae. Serangan penyakit ini berlangsung terus menerus hingga tanaman pada perlakuan air laut 250 mlL dikombinasikan dengan pasir vulkan 250 gpot A1B1 kemudian daunnya coklat dan air laut 500 mlL dikombinasikan dengan pasir vulkan 250 grpot A2B1 ulangan yang ke -2 mati sampai pada saat dilaksankannya pemanenan. Setelah gabah mulai bernas, pada beberapa perlakuan, terutama pada perlakuan-perlakuan yang mendapat terak baja, sebagian butir-butir gabahnya kelihatan berwarna coklat kehitaman. Demikian juga halnya pelepah daun, dan Universitas Sumatera Utara ujung daun menjadi kering kecoklatan. Menjelang gabah bernas ini juga tanaman diserang walang sangit Leptocorixa acuta dan burung. Air laut cenderung memiliki kemampuan lebih baik untuk mendesak ion H + keluar dari kompleks jerapan gambut. Sehingga ion H + dan ion-ion sumber kemasaman tanah dipaksa untuk masuk ke dalam larutan tanah dan akhirnya menurunkan pH tanah. Namun karena adanya pemberian bahan mineral seperti pasir vulkan, terak baja, dolomit, dan abu serbuk gergaji dapat mengikat asam- asam organik pada tanah gambut. Dengan demikian pH tanah menjadi meningkat dari sangat masam menjadi agak masam walaupun secara statistik tidak dapat dibuktikan tetapi pH meningkat dari saat analisis awal tanah dengan saat analisis setelah masa akhir vegetatif. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Ali dan Sedaghat 2007 yang menyatakan bahwa beberapa manfaat terak baja dalam bidang pertanian telah banyak ditunjukkan oleh penelitian-penelitian terdahulu, antara lain terak baja dapat berfungsi untuk meningkatkan pH tanah sama seperti kapur, penyedia unsur Ca, K dan P, serta mampu menurunkan efek toksik dari Al pada tanah masam. Daya hantar listrik merupakan suatu indikator kandungan garam pada tanah. Pada Tabel 3 memperlihatkan pemberian air laut pada taraf tertentu dengan bahan mineral meningkatkan daya hantar listrik tanah gambut. Selain itu untuk pertumbuhan dan produksi tanaman padi pada tanah gambut pemberian amelioran seperti air laut, pasir vulkan, terak baja, dolomit dan abu serbuk gergaji memperlihatkan hasil yang dapat meningkatkan produksi tanaman padi dan menurunkan jumlah gabah hampa pada tanaman padi yang selalu menjadi masalah produksi pada umumnya untuk budidaya padi di lahan gambut. Universitas Sumatera Utara Pemberian terak baja sebagai bahan amelioran mampu meningkatkan bobot kering gabah seperti yang ditunjukkan pada Tabel 6 dan mampu meningkatkan pH tanah karena memiliki sifat yang sama seperti kapur. Kandungan unsur yang terdapat pada terak baja yaitu Ca, K, Mg, SiO 2 dan P dapat meningkatkan bobot biomasa dan produksi tanaman padi. Tanaman padi pada perlakuan terak baja tumbuh dan berkembang lebih cepat terutama saat munculnya malai tanaman padi dibandingkan dengan pemberian amelioran lainnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Hidayatulloh 2006 yang menyatakan bahwa penambahan terak baja pada tanaman padi di lahan gambut mampu meningkatkan bobot kering gabah bernas sebesar 65-96 dan meningkatkan kandungan basa-basa yang dapat dipertukarkan seperti K, Ca, dan Mg. Abu serbuk gergaji sangat baik diberikan sebagai amelioran pada tanah gambut selain dapat memperbaiki sifat kimia tanah seperti pH juga meningkatkan jumlah anakan produktif pada tanaman padi yang di tanam pada tanah gambut. Pada amelioran ini kandungan utamanya Fe, Zn dan Mn sebagai logam-logam yang mampu mengikat asam-asam organik yang terdapat pada tanah gambut menyebabkan amelioran ini memiliki pengaruh yang besar dalam optimalisasi lahan gambut. Parameter yang meningkat adalah DHL, pH tanah, jumlah anakan perumpun, jumlah anakan produktif dan bobot 1000 butir pada tanaman padi. Pemberian dolomit memberikan pengaruh yang nyata meningkatkan pH tanah, DHL, jumlah anakan perumpun, dan jumlah anakan produktif. Adanya unsur Ca dan Mg yang cukup tinggi dan juga memiliki kelarutan dalam air cukup Universitas Sumatera Utara baik yang bersifat basa sehingga dapat tersedia bagi tanaman padi sekaligus memperbaiki sifat buruk dari tanah gambut. Pemberian bahan mineral berupa pasir vulkan, terak baja, dolomit dan abu serbuk gergaji memberikan pengaruh yang nyata pada nilai karbon organik tanah, rasio CN tanah, Mg-dd dan KTK tanah. Unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam pertumbuhan dan perkembangannya menjadi tersedia di dalam tanah gambut. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Balai Penelitian Lingkungan Pertanian Balingtan 2007; 2008; 2009; 2010 dalam Susilawati 2011 yang menyatakan bahwa pemberian amelioran seperti dolomit sebesar 0,3 – 37, terak baja sebesar 14, dan pupuk silikat sebesar 10 mampu memperbaiki sifat kimia tanah gambut meliputi kenaikan pH tanah, P-tersedia, Ca-dd, Mg-dd, penurunan kemasaman tertukar H-dd + Al-dd dan meningkatkan hasil padi. Kejenuhan basa pada tanah gambut meningkat dari 0.53 hingga 54.91 pada perlakuan kombinasi air laut 250 mlL larutan dengan bahan mineral dolomit 50 gpot A1B3 meskipun dalam perhitungan statistik tidak menunjukkan pengaruh yang nyata namun peningkatan kejenuhan basa ini sangat besar. Unsur- unsur hara Ca, Mg, Na, dan K yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi menjadi tersedia. Pemberian amelioran perlakuan tunggal dolomit 50 gpot B3 menunjukkan peningkatan yang sangat nyata. Sesuai dengan Mas’ud 1993 Batu kapur merupakan hasil pengendapan dari air senyawa karbonat yang mengandung kation basa. Kation-kation basa yang banyak merangsang pembentukan dan pengendapan batu kapur ini adalah kalsium dan magnesium. Paduan khusus senyawa kalsium karbonat CaCO 3 CaCOl dan magnesium karbonat MgCO 3 disebut dolomit CaMgCO 3 2 jika kandungan Universitas Sumatera Utara magnesiumnya 21, dan jika kandungan magnesiumnya 5 sampai 21 disebut batu kapur dolomitik. Batu kapur ini merupakan sumber penting bahan untuk pengapuran tanah asam dan kahat anasir Ca dan Mg. Dari data pada tabel 16 persentase gabah hampa terkecil itu terdapat pada interaksi terak baja 50 gpot dengan air laut 500 mlL Larutan A2B2 sebesar 2.39 dibandingkan dengan perlakuan lainnya ternyata interaksi perlakuan ini menguntungkan dalam budidaya padi di lahan gambut karena sedikitnya jumlah gabah hampa yang terdapat dalam perumpunnya. Sesuai dengan Munir 1996 yang menyatakan bahwa pada fase vegetatif, pertumbuhan tanaman padi cukup dan fase generatif pertumbuhan jelek. Gabah yang keluar banyak yang hampa. Hal ini berarti terjadi sterilitas yang tinggi. Penambahan dan pemberian pupuk N, P dan K tidak berpengaruh. Penyakit buabak merupakan penyakit utama tanaman padi. Pollak dan Soepraptohardjo menganjurkan pemakaian pupuk dengan unsur mikro terutama Cu. Universitas Sumatera Utara KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Pemberian air laut mampu meningkatkan DHL tanah gambut dan menurunkan persentase gabah hampa tanaman padi. 2. Pemberian bahan mineral mampu meningkatkan pH, DHL, C – organik, K – tukar, Mg – tukar, Ca – tukar, kejenuhan basa KB tanah dan kapasitas tukar kation KTK tanah serta meningkatkan jumlah anakan, jumlah anakan produktif dan bobot 1000 butir tanaman padi. Pemberian bahan mineral juga mampu menurunkan rasio CN tanah gambut dan persentase gabah hampa tanaman padi. 3. Kombinasi pemberian air laut dan bahan mineral mampu meningkatkan DHL, menurunkan rasio CN tanah gambut dan persentase gabah hampa tanaman padi. Saran Sebaiknya pemberian amelioran di tanah gambut perlu dikaji lebih jauh mengenai dosis air laut dan bahan vulkan dalam mengatasi bulk density BD tanah gambut sehingga perlu adanya penelitian lanjutan. Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA AAK. 1990. Budidaya Tanaman Padi. Kanisius, Yogyakarta. Agus, F dan IGM, Subiksa., 2009. Nutrient Status of Tsunami-Affected Soils and The Management Implications. http : www. dpi. nsw. gov. au data assetspdf_file0004 199453Ses2–Nutrient– status – of – tsunami – affected – soils – and – the – management implications. pdf. [Diakses pada 10 Desember 2011]. Ali, M. T. and H. S. Sedaghat. 2007. Converter Slag as a Liming Agent in The Ameliration of Acidic Soils. International Journal of Agriculture Biologi. 09-05: 715-720. Barchia, M. F. 2006. Gambut Agroekosistem dan Transformasi Karbon. Gadjah Mada University. Yogyakarta. [hal. 36]. Buckman, H. O dan N. C. Brady., 1982. Ilmu Tanah. Terjemahan Soegiman. Bhratara Karya Aksara. Jakarta. [hlm: 453-456]. Firlana. 2013. Efek Air Laut, Zeolit dan Pasir Vulkan Terhadap Sifat Kimia Tanah Gambut. Skripsi. Jurusan Agroekoteknologi. Universitas Sumatera Utara. Hakim, N., M. Y. Nyakpa., A. M. Lubis., S. G. Nugroho., M. A. Diha., M. R. Saul G. B. Hong., dan H. H. Bailey. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung, [hal. 173-174]. Hardjowigeno, S., 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Pressindo. Jakarta. Hertatik, dkk. 2005. Dalam Murniati, dkk., 2010. Pemanfaatan Residu Abu Serbuk Gergaji dan Kascing Pada Medium Gambut Setelah Penanaman Tomat Untuk Penanaman Bawang Merah. Jurusan Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Riau. http:lib.unri.ac.id.pdf [Diakses pada 10 Januari 2013]. Hidayatullah, S. 2006. Pengaruh Terak Baja Terhadap Sifat Kimia Tanah Produksi Padi Sawah Pada Tanah Gambut Mukok, Sanggau. Skripsi. Jurusan Tanah. Institut Pertanian Bogor. Istomo. 2006. Dalam G. T. Sitanggang, Rahmawaty dan A. Rauf. Pemetaan Potensi Karbon di Lahan Gambut Topogen Pada Berbagai Kecamatan di Kabupaten Humbang Hasundutan, Provinsi Sumatera Utara. Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. http:www.jurnal.usu.ac.id. [Diakses pada 02 Januari 2014]. Universitas Sumatera Utara Karama, S dan D. A. Suriadikarta., 1997. Tantangan Pemanfaatan Tanah Gambut Untuk Pertanian dalam Prosiding Seminar Nasional Gambut III HGI Universitas Tajungpura BPPT, Kalimantan Barat 24-25 Maret 1997. [hal. 18-29]. Kristen, M. and K. J. Erstad. 1996. Converter slag as liming material on organic soil. Norwegian J. Agri. Sci. 10.[hal. 83-93] Kurniawan, Y. dan Widodo. 2009. Keragaan Empat Varietas Lokal Padi pada Pemberian Amelioran Tanah Ultisol, Abu Sekam Padi dan Dolomit di LahanGambut.http:repository.unib.ac.id2201yongki_akta_Vol12No.1.p df. [Diakses pada 13 Januari 2014] Kurniawan, M. 2012. Menelusuri Lumbung Padi di Lahan Gambut. http:www.riaupos.coberita.php?act=fullid=10831kat=12. [Diakses pada 13 Januari 2014]. Kuswandi. 1993. Pengapuran Tanah Pertanian. Kanisius. Yogyakarta. Lingga dan Marsono. 2001. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. Makarim. 2007; Widaryanto. 1997. Dalam Y, Kurniawan dan Widodo. 2009. Keragaan Empat Varietas Lokal Padi pada Pemberian Amelioran Tanah Ultisol, Abu Sekam Padi dan Dolomit di Lahan Gambut. http:repository.unib.ac.id2201yongki_akta_Vol12No.1.pdf. [Diakses pada 13 Januari 2014]. Mas’ud, P. 1993. Telaah Kesuburan Tanah. Angkasa. Bandung. [hal. 115]. Munir, M., 1996. Tanah-Tanah Utama Indonesia. PT Dunia Pustaka Jaya, Jakarta, [hal. 10-12]. Noor, M., 2001. Pertanian Lahan Gambut-Potensi dan Kendala. Kanasius, Yogyakarta, [hal. 27-28,64-65,77]. Noor, M. 2010. Lahan Gambut: Pengembangan, Konservasi, dan Perubahan Iklim. Penyunting dan Pengantar: Supiandi Sabiham Gadjah Mada University. Yogyakarta.[hal. 58]. Puslittanak. 1981. Tabel Perkiraan Luas dan Penyebaran Lahan Gambut di Indonesia Menurut Beberapa Sumber. Dalam Njiyati, S., L Muslihat dan I.N.N Suryadipura. 2005. Panduan Pengelolaan Lahan Gambut Untuk Pertanian Berkelanjutan. Proyek Climate Change, Forest and Peatlands in Indonesia. Wetlands Internasional – Indonesia Programme and Wildlife Habitat Canada. Bogor. Indonesia. [hal. 2]. Universitas Sumatera Utara Pransanphan, S. dan A. Nuntiya. 2006. Electrokinetic Properties of Kaolins, Sodium Feldspar and Quartz. Chiang Mai J. Sci Vol. 33 2. [hal. 183] Riwandi. 2001. Kajian Stabilitas Gambut Tropika Indonesia Berdasarkan Analisis Kehilangan Karbon Organik, Sifat Fisiko Kimia dan Komposisi Bahan Gambut Tesis. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Sabiham, S. 1988. Studies on Peatin The Coastal Plains of Sumatera and Borneo. I. Physiography and Geomophology of The Coastal Plains. Southeast Asian Studies, Kyoto Uni. 263:308-335. Sagiman, S., 2007. Pemanfaatan Lahan Gambut Dengan Perspektif Pertanian Berkelanjutan. Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Kesuburan Tanah FP- Universitas Tanjungpura 23 Juli 2007. http:www.untan.ac.idwp- contentuploadspengukuhan_guru_besar_23_juli_2007_Saeri_Sagiman.pd f. [Diakses pada 10 Oktober 2011] Saragih, I. 2008. Lahan Gambut untuk Padi Sawah. Badan Litbang Deptan, 2008, Pengelolaan Tanaman Terpadu, Jakarta. http:www.deptan.go.idpenyuluhanlahan-gambut-untuk-padi-sawah. [Diakses pada 13 Januari 2014] Setiadi, B. 1997. Abu Vulkan, Mungkin tidak Murah tapi Menyelesaikan Masalah Gambut. http:www.library.ohiou.eduindopubs199702200034 html. [Diakses pada 10 Januari 2013] Sjostrom, E. 1995. Kimia Kayu : Dasar-Dasar dan Penggunaan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Subiksa, IGM., K. Nugroho, Sholeh, and IPG. Widjaja Adhi. 1997. The effect of ameliorants on the chemical properties and productivity of peat soil. pp:321-326. In Rieley and Page Eds.. Biodiversity and Sustainability of Tropical Peatlands. Samara Publishing Limited, UK. Sudaryo dan Sutjipto. 2009. Identifikasi dan Penentuan Logam pada Tanah Vulkanik di Daerah Cangkringan Kabupaten Sleman dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron Cepat. Seminar Nasional V SDM Teknologi Nuklir. Yogyakarta. 5 November 2009. ISSN 1978-0176. [hal. 715-722] Suryantini., 2001. Serapan N, P dan K Tanaman Petsai dengan Pemberian Lumpur Laut dan Pupuk Kandang pada Tanah Gambut. http: upb. ac. id. jurnal vol. _ 1 _ No _ 1. pdf. [Diakses pada 15 September 2011]. Susilawati, H.I., M. Ariani, R. Kartikawati, dan P. Setyanto. 2011. Ameliorasi Tanah Gambut Meningkatkan Produksi Padi dan Menekan Emisi Gas RumahKaca.http:www.litbang.deptan.go.iddownloadone98fileAmelio rasi-Tanah-Gambut.pdf. [Diakses pada 13 November 2011] Universitas Sumatera Utara Suwarno. 2010. Pemanfaatan Steel Slag Indonesia dalam bidang Pertanian. Dalam Lokakarya Nasional ”Pemanfaatan Steel Slag untuk Pertanian”. IPB International Convention Centre, Bogor – Indonesia. 23 Agustus 2010. Syarif, N. 2010. Karakterisasi Sifat Kimia Fisika Terak Pengolahan Bijih Besi Sebagai Pencampur Mortar Bahan Keramik. http:www.batan.go.idptlr08idfilesu1jurnal13no0239-44.pdf. [Diakses pada 13 Januari 2014] Syihabuddin, M. 2011. Pengaruh terak baja terhadap sifat kimia tanah serta pertumbuhan dan produksi tanaman padi Oryza sativa L. pada Tanah Gambut dalam dari Kumpeh, Jambi. Skripsi. Jurusan Tanah. Institut Pertanian Bogor. Tan, K. H., 1998. Dasar-Dasar Kimia Tanah. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. [hal. 250-253] Trubus. 2014. Dolomit. http:www.tokotrubusonline.com. [Diakses pada 13 Januari 2014] Wahyunto, S. Ritung dan B. Heryanto. 2003. Inventarisasi Lahan Rawa Gambut Di Sumatera Berbasis Teknologi Penginderaan Jauh dan SIG. http:www.cornerstone-msc.net. Medan [Diakses pada Januari 2014] Wahyunto, S. Ritung, Suprapto dan H. Subagyo. 2005. Sebaran Gambut dan Kandungan Karbon di Sumatera dan Kalimantan. Proyek Climate Change, Forest and Peatlands in Indonesia. Wetlands International – Indonesia Programme and Wildlife Habitat Canada. Bogor. Wetlands International. 1996. Pelingkupan Amdal Di Lahan Basah Disampaikan Oleh I.N.N Suryadipura. Seminar Regional Aplikasi Amdal Pada Lahan Reklamasi Rawa. Pusat Penelitian Lingkungan. Universitas Lambung Mangkurat. Wibisono, M. S. 2005. Pengantar Ilmu Kelautan. PT Grasindo. Jakarta. [hal. 43- 45] Widjaya-Adhi, IPG. W., NPS, Ratmini dan I. W, Swastika., 1997. Pengelolaan Tanah dan Air di Lahan Pasang Surut. Proyek Penelitian Pengembangan Pertanian Rawa Terpadu-ISDP. Yufdy, M. P dan A. Jumberi., 2008. Pemanfaatan Hara Air Laut untuk Memenuhi Kebutuhan Tanaman. http: www. dpi. nsw. gov. au_dataassets pdf_file 000619945Ses2-Harnessing-nutrients-from-seawater-for-plant requirements. pdf. [10 Desember 2011] Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Analisis Awal Tanah dan Air Laut Lampiran 1. Analisis Awal Tanah Sebelum Perlakuan No. Keterangan Parameter Hasil Analisis Keterangan 1 pH H2O 3.780 Sangat Masam 2 DHL mmhoscm 0.056 Sangat Rendah 3 K-dd me100 g 0.008 Sedang 4 Na-dd me100 g 0.190 Rendah 5 Ca-dd me100 g 0.140 Sangat Rendah 6 Mg-dd me100 g 0.250 Sangat Rendah 7 KTK me100 g 111.040 Sangat Tinggi 8 Kejenuhan Basa 0.530 Sangat Rendah 9 C-Organik 20.580 Sangat Tinggi 10 N-Total 0.550 Tinggi 11 CN 37.420 Sangat Tinggi Dianalisis di Laboratorium Kimia Kesuburan Tanah dan di Laboratorium Riset dan Teknologi Fakultas Pertanian USU, Medan Berdasarkan Kriteria BPP Medan, 1982 Lampiran 2. Analisis Awal Air Laut No. Keterangan Parameter Hasil Analisis Air Laut 1 pH H2O 9.010 2 DHL mmhoscm 26.7 3 K me100 g 1.251 4 Na me100 g 1.562 5 Ca me100 g 0.104 6 Mg me100 g 0.741 7 Jumlah basa-basa 3.658 Dianalisis di Laboratorium Kimia Kesuburan Tanah dan di Laboratorium Riset dan Teknologi Fakultas Pertanian USU, Medan Universitas Sumatera Utara Data Analisis Tanah Masa Akhir Vegetatif Tanaman Padi Oryza sativa L. Lampiran 3 . Tabel Rataan Analisis Kemasaman Tanah Perlakuan Ulangan Total Rataan I II III A0B1 4.88 6.27 5.46 16.61 5.54 A0B2 5.94 5.36 5.19 16.49 5.50 A0B3 5.56 4.95 6.10 16.61 5.54 A0B4 5.03 6.80 6.23 18.06 6.02 A1B1 5.38 6.29 4.51 16.18 5.39 A1B2 5.15 5.53 4.89 15.57 5.19 A1B3 5.74 6.00 5.31 17.05 5.68 A1B4 6.07 6.27 6.16 18.5 6.17 A2B1 5.00 5.48 5.85 16.33 5.44 A2B2 5.28 5.01 4.88 15.17 5.06 A2B3 6.14 6.00 5.42 17.56 5.85 A2B4 6.54 5.86 5.80 18.2 6.07 Total 66.71 69.82 65.8 202.33 Lampiran 4. Tabel Dwikasta A x B Perlakuan B1 B2 B3 B4 Total Rataan A0 16.61 16.49 16.61 18.06 67.77 16.94 A1 16.18 15.57 17.05 18.50 67.30 16.83 A2 16.33 15.17 17.56 18.20 67.26 16.82 Total 49.12 47.23 51.22 54.76 202.33 Rataan 16.37 15.74 17.07 18.25 KK 9.27 FK 1137.15 Lampiran 5. Daftar Sidik Ragam F 5 dan F 1 SK dB JK KT F Hit Ftab5 Ftab1 Ulangan 2 0.74 0.37 1.365 tn 3.44 5.72 Perlakuan 11 3.99 0.36 1.338 tn 2.26 3.18 A 2 0.01 0.01 0.025 tn 3.44 5.72 B 3 3.47 1.16 4.264 3.05 4.82 A x B 6 0.51 0.08 0.312 tn 2.55 3.76 Galat 22 5.97 0.27 Total 35 10.70 Keterangan : = sangat nyata = nyata tn = tidak nyata Universitas Sumatera Utara Lampiran 6. Tabel Rataan Analisis Daya Hantar Listrik Tanah Perlakuan Ulangan Total Rataan I II III A0B1 0.495 0.45 0.53 1.475 0.492 A0B2 0.265 0.29 0.25 0.805 0.268 A0B3 0.315 0.35 0.275 0.940 0.313 A0B4 0.35 0.39 0.375 1.115 0.372 A1B1 0.525 0.55 0.51 1.585 0.528 A1B2 0.43 0.42 0.4 1.250 0.417 A1B3 0.435 0.535 0.55 1.520 0.507 A1B4 0.445 0.315 0.32 1.080 0.360 A2B1 0.585 0.575 0.55 1.710 0.570 A2B2 0.64 0.6 0.62 1.860 0.620 A2B3 0.45 0.425 0.435 1.310 0.437 A2B4 0.55 0.595 0.69 1.835 0.612 Total 5.485 5.495 5.505 16.485 Lampiran 7. Tabel Dwikasta A x B Perlakuan B1 B2 B3 B4 Total Rataan A0 1.475 0.805 0.940 1.115 4.335 0.96 A1 1.585 1.250 1.520 1.080 5.435 1.03 A2 1.710 1.860 1.310 1.835 6.715 1.02 Total 4.770 3.915 3.770 4.030 16.485 Rataan 1.02 1.02 1.00 0.97 KK 9.26 FK 7.549 Lampiran 8. Daftar Sidik Ragam F 5 dan F 1 SK dB JK KT Fhitung Ftab 5 Ftab 1 Ulangan 2 0.000 0.000 0.005 tn 3.44 5.72 Perlakuan 11 0.441 0.040 22.278 2.26 3.18 A 2 0.236 0.118 65.713 3.44 5.72 B 3 0.066 0.022 12.250 3.05 4.82 A x B 6 0.138 0.023 12.814 2.55 3.76 Galat 22 0.040 0.002 Total 35 0.481 Keterangan : = sangat nyata = nyata tn = tidak nyata Universitas Sumatera Utara Lampiran 9. Tabel Rataan Analisis Natrium Dapat Ditukar Tanah Perlakuan Ulangan Total Rataan I II III A0B1 0.005 0.008 0.01 0.023 0.008 A0B2 0.005 0.007 0.003 0.015 0.005 A0B3 0.008 0.007 0.005 0.020 0.007 A0B4 0.007 0.004 0.005 0.016 0.005 A1B1 0.012 0.005 0.009 0.026 0.009 A1B2 0.003 0.008 0.009 0.020 0.007 A1B3 0.004 0.009 0.004 0.017 0.006 A1B4 0.005 0.008 0.006 0.019 0.006 A2B1 0.008 0.006 0.008 0.022 0.007 A2B2 0.013 0.007 0.009 0.029 0.010 A2B3 0.005 0.008 0.013 0.026 0.009 A2B4 0.007 0.006 0.01 0.023 0.008 Total 0.082 0.083 0.091 0.256 Lampiran 10. Tabel Dwikasta A x B Perlakuan B1 B2 B3 B4 Total Rataan A0 0.023 0.015 0.020 0.016 0.074 0.019 A1 0.026 0.020 0.017 0.019 0.082 0.021 A2 0.022 0.029 0.026 0.023 0.100 0.025 Total 0.071 0.064 0.063 0.058 0.256 Rataan 12 0.02 0.02 0.02 KK 37.36 FK 0.002 Lampiran 11. Daftar Sidik Ragam F 5 dan F 1 SK dB JK KT Fhitung Ftab 5 Ftab 1 Ulangan 2 0.000004 0.000002 0.287 tn 3.44 5.72 Perlakuan 11 0.000068 0.000006 0.879 tn 2.26 3.18 A 2 0.000030 0.000015 2.094 tn 3.44 5.72 B 3 0.000010 0.000003 0.451 tn 3.05 4.82 A x B 6 0.000029 0.000005 0.687 tn 2.55 3.76 Galat 22 0.000155 0.000007 Total 35 0.000228 Keterangan : = sangat nyata = nyata tn = tidak nyata Universitas Sumatera Utara Lampiran 12. Tabel Rataan Analisis Magnesium Dapat Ditukar Tanah Perlakuan Ulangan Total Rataan I II III A0B1 1.629 1.467 1.307 4.403 1.468 A0B2 1.208 1.11 1.147 3.465 1.155 A0B3 1.61 1.123 1.453 4.186 1.395 A0B4 1.002 1.074 1.03 3.106 1.035 A1B1 1.362 1.385 1.34 4.087 1.362 A1B2 1.179 1.578 1.305 4.062 1.354 A1B3 1.315 1.46 1.12 3.895 1.298 A1B4 0.929 0.974 1.144 3.047 1.016 A2B1 1.363 1.35 1.145 3.858 1.286 A2B2 1.978 1.383 0.961 4.322 1.441 A2B3 1.352 1.407 1.355 4.114 1.371 A2B4 1.352 0.802 0.866 3.020 1.007 Total 16.279 15.113 14.173 45.565 Lampiran 13. Tabel Dwikasta A x B Perlakuan B1 B2 B3 B4 Total Rataan A0 4.403 3.465 4.186 3.106 15.160 3.790 A1 4.087 4.062 3.895 3.047 15.091 3.773 A2 3.858 4.322 4.114 3.020 15.314 3.829 Total 12.348 11.849 12.195 9.173 45.565 Rataan 4.12 3.95 4.07 3.06 KK 15.98 FK 57.671 Lampiran 14. Daftar Sidik Ragam F 5 dan F 1 SK dB JK KT Fhitung Ftab 5 Ftab 1 Ulangan 2 0.186 0.093 2.266 tn 3.44 5.72 Perlakuan 11 0.939 0.085 2.085 tn 2.26 3.18 A 2 0.002 0.001 0.027 tn 3.44 5.72 B 3 0.744 0.248 6.055 3.05 4.82 A x B 6 0.193 0.032 0.786 tn 2.55 3.76 Galat 22 0.900 0.041 Total 35 2.025 Keterangan : = sangat nyata = nyata tn = tidak nyata Universitas Sumatera Utara Lampiran 15. Tabel Rataan Analisis Kalium Dapat Tukar Tanah Perlakuan Ulangan Total Rataan I II III A0B1 1.131 1.114 0.820 3.1 1.022 A0B2 0.803 0.749 0.723 2.3 0.758 A0B3 0.857 0.745 0.766 2.4 0.789 A0B4 0.791 0.989 0.920 2.7 0.900 A1B1 1.024 0.758 0.898 2.7 0.893 A1B2 0.773 0.831 0.742 2.3 0.782 A1B3 0.760 0.812 0.758 2.3 0.777 A1B4 0.832 0.776 0.807 2.4 0.805 A2B1 0.809 1.159 0.762 2.7 0.910 A2B2 0.863 0.758 0.722 2.3 0.781 A2B3 0.775 0.826 0.770 2.4 0.790 A2B4 1.072 0.852 0.934 2.9 0.953 Total 10.5 10.4 9.6 30.5 Lampiran 16. Tabel Dwikasta A x B Perlakuan B1 B2 B3 B4 Total Rataan A0 3.1 2.3 2.4 2.7 10.4 2.6 A1 2.7 2.3 2.3 2.4 9.8 2.4 A2 2.7 2.3 2.4 2.9 10.3 2.6 Total 8.5 7.0 7.1 8.0 30.5 Rataan 2.82 2.32 2.36 2.66 KK 12.07 FK 1.921 Lampiran 17. Daftar Sidik Ragam F 5 dan F 1 SK dB JK KT Fhitung Ftab 5 Ftab 1 Ulangan 2 0.037 0.018 1.763 tn 3.44 3.44 Perlakuan 11 0.241 0.022 2.097 tn 2.26 2.26 A 2 0.020 0.010 0.934 tn 3.44 3.44 B 3 0.176 0.059 5.629 3.05 3.05 A x B 6 0.045 0.007 0.718 tn 2.55 2.55 Galat 22 0.230 0.010 Total 35 0.507 Keterangan : = sangat nyata = nyata tn = tidak nyata Universitas Sumatera Utara Lampiran 18. Tabel Rataan Analisis Kalsium Dapat Tukar Tanah Perlakuan Ulangan Total Rataan I II III A0B1 1.284 1.240 1.435 4.0 1.319 A0B2 1.395 0.849 1.850 4.1 1.365 A0B3 2.315 2.238 2.607 7.2 2.387 A0B4 2.125 2.789 2.677 7.6 2.530 A1B1 2.638 1.725 1.373 5.7 1.912 A1B2 1.231 1.938 2.070 5.2 1.746 A1B3 2.439 2.419 2.338 7.2 2.399 A1B4 2.315 2.612 2.766 7.7 2.564 A2B1 1.311 1.456 1.717 4.5 1.495 A2B2 1.992 1.852 1.023 4.9 1.622 A2B3 2.613 2.498 2.744 7.9 2.619 A2B4 2.605 1.173 1.421 5.2 1.733 Total 24.3 22.8 24.0 71.1 Lampiran 19. Tabel Dwikasta A x B Perlakuan B1 B2 B3 B4 Total Rataan A0 4.0 4.1 7.2 7.6 22.8 5.7 A1 5.7 5.2 7.2 7.7 25.9 6.5 A2 4.5 4.9 7.9 5.2 22.4 5.6 Total 14.2 14.2 22.2 20.5 71.1 Rataan 4.73 4.73 7.40 6.83 KK 21.47 FK 502.074 Lampiran 20. Daftar Sidik Ragam F 5 dan F 1 SK dB JK KT Fhitung Ftab 5 Ftab 1 Ulangan 2 0.104 0.052 0.290 tn 3.44 3.44 Perlakuan 11 8.073 0.734 4.086 2.26 2.26 A 2 0.597 0.298 1.661 tn 3.44 3.44 B 3 5.860 1.953 10.874 3.05 3.05 A x B 6 1.616 0.269 1.500 tn 2.55 2.55 Galat 22 3.952 0.180 Total 35 12.129 Keterangan : = sangat nyata = nyata tn = tidak nyata Universitas Sumatera Utara Lampiran 21. Tabel Rataan Analisis Kapasitas Tukar Kation Tanah Perlakuan Ulangan Total Rataan I II III A0B1 18.4 18 12 48.4 16.133 A0B2 8.8 10.8 10 29.6 9.867 A0B3 23.2 17.6 10.4 51.2 17.067 A0B4 14.8 22.8 16 53.6 17.867 A1B1 31.2 19.6 22.8 73.6 24.533 A1B2 16.4 12 8 36.4 12.133 A1B3 14.8 10.4 12 37.2 12.400 A1B4 18 13.6 18.8 50.4 16.800 A2B1 15.2 22.8 6.4 44.4 14.800 A2B2 18.8 14 3.2 36.0 12.000 A2B3 17.6 16 11.6 45.2 15.067 A2B4 17.2 10 7.6 34.8 11.600 Total 214.4 187.6 138.8 540.8 Lampiran 22. Tabel Dwikasta A x B Perlakuan B1 B2 B3 B4 Total Rataan A0 48.4 29.6 51.2 53.6 182.8 45.7 A1 73.6 36.4 37.2 50.4 197.6 49.4 A2 44.4 36.0 45.2 34.8 160.4 40.1 Total 166.4 102.0 133.6 138.8 540.8 Rataan 55.47 34.00 44.53 46.27 KK 27.18 FK 8124.018 Lampiran 23. Daftar Sidik Ragam F 5 dan F 1 SK dB JK KT Fhitung Ftab 5 Ftab 1 Ulangan 2 244.862 122.431 7.344 3.44 5.72 Perlakuan 11 509.476 46.316 2.778 2.26 3.18 A 2 58.462 29.231 1.753 tn 3.44 5.72 B 3 232.356 77.452 4.646 3.05 4.82 A x B 6 218.658 36.443 2.186 tn 2.55 3.76 Galat 22 366.764 16.671 Total 35 1121.102 Keterangan : = sangat nyata = nyata tn = tidak nyata Universitas Sumatera Utara Lampiran 24. Tabel Rataan Analisis Kejenuhan Basa Tanah Perlakuan Ulangan Total Rataan I II III A0B1 19.36 18.07 25.40 62.83 20.94 A0B2 31.86 12.95 40.94 85.76 28.59 A0B3 28.93 32.35 75.40 136.68 45.56 A0B4 34.79 38.74 50.30 123.83 41.28 A1B1 26.86 20.10 13.33 60.29 20.10 A1B2 14.00 41.94 64.37 120.31 40.10 A1B3 46.26 67.14 51.35 164.74 54.91 A1B4 33.26 54.47 44.94 132.67 44.22 A2B1 18.06 16.75 57.53 92.34 30.78 A2B2 30.34 31.39 48.06 109.79 36.60 A2B3 44.24 45.87 73.20 163.32 54.44 A2B4 48.33 19.10 36.42 103.85 34.62 Total 376.3 398.9 581.2 1356.4 Lampiran 25. Tabel Dwikasta A x B Perlakuan B1 B2 B3 B4 Total Rataan A0 62.83 85.76 136.68 123.83 409.10 102.27 A1 60.29 120.31 164.74 132.67 478.01 119.50 A2 92.34 109.79 163.32 103.85 469.30 117.32 Total 215.46 315.86 464.73 360.35 1356.40 Rataan 71.82 105.29 154.91 120.12 KK 35.18 FK 51106.213 Lampiran 26. Daftar Sidik Ragam F 5 dan F 1 SK dB JK KT Fhitung Ftab 5 Ftab 1 Ulangan 2 2104.893 1052.446 5.989 3.44 5.72 Perlakuan 11 4295.152 390.468 2.222 tn 2.26 3.18 A 2 234.670 117.335 0.668 tn 3.44 5.72 B 3 3562.516 1187.505 6.757 3.05 4.82 A x B 6 497.966 82.994 0.472 tn 2.55 3.76 Galat 22 3866.189 175.736 Total 35 10266.23 Keterangan : = sangat nyata = nyata tn = tidak nyata Universitas Sumatera Utara Lampiran 27. Tabel Rataan Analisis Karbon Organik Tanah Perlakuan Ulangan Total Rataan I II III A0B1 37.306 35.684 25.334 98.324 32.775 A0B2 39.62 37.007 32.257 108.884 36.295 A0B3 37.707 35.173 38.369 111.249 37.083 A0B4 34.483 33.233 32.831 100.547 33.516 A1B1 31.941 31.019 28.333 91.293 30.431 A1B2 36.377 35.063 36.224 107.664 35.888 A1B3 35.5 31.647 35.125 102.272 34.091 A1B4 31.421 33.598 34.531 99.550 33.183 A2B1 37.471 25.557 33.551 96.579 32.193 A2B2 41.68 31.776 36.307 109.763 36.588 A2B3 38.984 35.707 37.96 112.651 37.550 A2B4 37.473 31.913 29.766 99.152 33.051 Total 439.963 397.377 400.588 1237.928 Lampiran 28. Tabel Dwikasta A x B Perlakuan B1 B2 B3 B4 Total Rataan A0 98.324 108.884 111.249 100.547 419.004 104.751 A1 91.293 107.664 102.272 99.550 400.779 100.195 A2 96.579 109.763 112.651 99.152 418.145 104.536 Total 286.196 326.311 326.172 299.249 1237.928 Rataan 95.40 108.77 108.72 99.75 KK 8.94 FK 42568.493 Lampiran 29. Daftar Sidik Ragam F 5 dan F 1 SK dB JK KT Fhitung Ftab 5 Ftab 1 Ulangan 2 93.730 46.865 4.956 3.44 5.72 Perlakuan 11 165.465 15.042 1.591 tn 2.26 3.18 A 2 17.624 8.812 0.932 tn 3.44 5.72 B 3 134.303 44.768 4.735 3.05 4.82 A x B 6 13.538 2.256 0.239 tn 2.55 3.76 Galat 22 208.019 9.455 Total 35 467.213 Keterangan : = sangat nyata = nyata tn = tidak nyata Universitas Sumatera Utara Lampiran 30. Tabel Rataan Analisis Nitrogen Total Tanah Perlakuan Ulangan Total Rataan I II III A0B1 4.613 3.574 2.097 10.284 3.428 A0B2 3.061 2.679 2.042 7.782 2.594 A0B3 1.763 2.179 1.776 5.718 1.906 A0B4 1.782 1.9 2.133 5.815 1.938 A1B1 2.325 2.693 1.957 6.975 2.325 A1B2 2.08 2.127 1.338 5.545 1.848 A1B3 2.93 2.247 2.011 7.188 2.396 A1B4 2.205 2.184 2.034 6.423 2.141 A2B1 2.127 2.47 2.049 6.646 2.215 A2B2 4.716 1.831 1.939 8.486 2.829 A2B3 1.989 1.899 2.029 5.917 1.972 A2B4 1.411 1.561 1.785 4.757 1.586 Total 31.002 27.344 23.190 81.536 Lampiran 31. Tabel Dwikasta A x B Perlakuan B1 B2 B3 B4 Total Rataan A0 10.284 7.782 5.718 5.815 29.599 7.400 A1 6.975 5.545 7.188 6.423 26.131 6.533 A2 6.646 8.486 5.917 4.757 25.806 6.452 Total 23.905 21.813 18.823 16.995 81.536 Rataan 7.97 7.27 6.27 5.67 KK 26.66 FK 184.670 Lampiran 32. Daftar Sidik Ragam F 5 dan F 1 SK dB JK KT Fhitung Ftab 5 Ftab 1 Ulangan 2 2.546 1.273 3.492 3.44 5.72 Perlakuan 11 8.320 0.756 2.075 tn 2.26 3.18 A 2 0.737 0.368 1.010 tn 3.44 5.72 B 3 3.151 1.050 2.881 tn 3.05 4.82 A x B 6 4.433 0.739 2.026 tn 2.55 3.76 Galat 22 8.021 0.365 Total 35 18.888 Keterangan : = sangat nyata = nyata tn = tidak nyata Universitas Sumatera Utara Lampiran 33. Tabel Rataan Analisis Rasio CN Tanah Perlakuan Ulangan Total Rataan I II III A0B1 8.087 9.984 12.08 30.151 10.05 A0B2 12.944 13.813 15.796 42.553 14.18 A0B3 21.394 16.145 21.607 59.146 19.72 A0B4 19.345 17.49 15.389 52.224 17.41 A1B1 13.74 11.52 14.475 39.735 13.25 A1B2 17.49 16.486 27.08 61.056 20.35 A1B3 12.118 14.084 17.467 43.669 14.56 A1B4 14.248 15.384 16.98 46.612 15.54 A2B1 17.62 10.345 16.376 44.341 14.78 A2B2 8.838 17.351 18.726 44.915 14.97 A2B3 19.596 18.805 18.706 57.107 19.04 A2B4 26.563 20.447 16.68 63.69 21.23 Total 191.983 181.854 211.362 585.199 Lampiran 34. Tabel Dwikasta A x B Perlakuan B1 B2 B3 B4 Total Rataan A0 30.151 42.553 59.146 52.224 184.074 46.019 A1 39.735 61.056 43.669 46.612 191.072 47.768 A2 44.341 44.915 57.107 63.69 210.053 52.513 Total 114.227 148.524 159.922 162.526 585.199 Rataan 38.08 49.51 53.31 54.18 KK 19.94 FK 9512.72 Lampiran 35. Daftar Sidik Ragam F 5 dan F 1 SK dB JK KT Fhitung Ftab 5 Ftab 1 Ulangan 2 37.47 18.73 1.783 tn 3.44 5.72 Perlakuan 11 364.92 33.17 3.157 2.26 3.18 A 2 30.12 15.06 1.433 tn 3.44 5.72 B 3 164.72 54.91 5.225 3.05 4.82 A x B 6 170.08 28.35 2.697 2.55 3.76 Galat 22 231.20 10.51 Total 35 633.59 Keterangan : = sangat nyata = nyata tn = tidak nyata Universitas Sumatera Utara Data Vegetatif Tanaman Padi Oryza sativa L. Lampiran 36. Tabel Rataan Jumlah Anakan Perumpun Perlakuan Ulangan Total Rataan I II III A0B1 26 26 26 78 26.00 A0B2 34 36 51 121 40.33 A0B3 24 31 26 81 27.00 A0B4 56 67 54 177 59.00 A1B1 26 61 31 118 39.33 A1B2 34 28 46 108 36.00 A1B3 32 32 34 98 32.67 A1B4 51 60 59 170 56.67 A2B1 55 13 65 133 44.33 A2B2 38 35 49 122 40.67 A2B3 45 28 26 99 33.00 A2B4 65 62 63 190 63.33 Total 486 479 530 1495 Lampiran 37. Tabel Dwikasta A x B Perlakuan B1 B2 B3 B4 Total Rataan A0 78 121 81 177 457 114.25 A1 118 108 98 170 494 123.50 A2 133 122 99 190 544 136.00 Total 329 351 278 537 1495 Rataan 109.67 117.00 92.67 179.00 FK 62084.03 KK 27.93 Lampiran 38. Daftar Sidik Ragam F 5 dan F 1 SK dB JK KT F Hit Ftab 5 Ftab 1 Ulangan 2 127.39 63.69 0.474 tn 3.44 5.72 Perlakuan 11 4976.31 452.39 3.363 2.26 3.18 A 2 317.72 158.86 1.181 tn 3.44 5.72 B 3 4259.86 1419.95 10.556 3.05 4.82 A x B 6 398.72 66.45 0.494 tn 2.55 3.76 Galat 22 2959.28 134.51 Total 35 8062.97 Keterangan : = sangat nyata = nyata tn = tidak nyata Universitas Sumatera Utara Data Akhir Generatif Tanaman Padi Oryza sativa L. Lampiran 39. Tabel Rataan Jumlah Anakan Produktif Perlakuan Ulangan Total Rataan I II III A0B1 24 26 26 76 25.33 A0B2 35 27 51 113 37.67 A0B3 24 31 27 82 27.33 A0B4 55 65 45 165 55.00 A1B1 - 57 23 80 40.00 A1B2 34 27 46 107 35.67 A1B3 32 22 34 88 29.33 A1B4 50 59 60 169 56.33 A2B1 42 - 62 104 52.00 A2B2 35 35 50 120 40.00 A2B3 48 23 28 99 33.00 A2B4 51 61 67 179 59.67 Total 430 433 519 1382 Lampiran 40. Tabel Dwikasta A x B B1 B2 B3 B4 Total Rataan A0 76 113 82 165 436 109.00 A1 80 107 88 169 444 111.00 A2 104 120 99 179 502 125.50 Total 260 340 269 513 1382 Rataan 86.67 113.33 89.67 171.00 FK 53053.44 KK 35.98 Lampiran 41. Daftar Sidik Ragam F 5 dan F 1 SK dB JK KT F Hit Ftab 5 Ftab 1 Ulangan 2 425.72 212.86 0.995 tn 3.44 5.72 Perlakuan 11 4848.56 440.78 2.060 tn 2.26 3.18 A 2 216.22 108.11 0.505 tn 3.44 5.72 B 3 4583.22 1527.74 7.142 3.05 4.82 A x B 6 49.11 8.19 0.038 tn 2.55 3.76 Galat 22 4706.28 213.92 Total 35 9980.56 Keterangan : = sangat nyata = nyata tn = tidak nyata Universitas Sumatera Utara Lampiran 42. Tabel Rataan Bobot 1000 butir Perlakuan Ulangan Total Rataan I II III A0B1 17.52 18.85 19.05 55.42 18.47 A0B2 22.36 22.57 10 54.93 18.31 A0B3 20.78 20.82 20.96 62.56 20.85 A0B4 22.29 22.77 20.95 66.01 22.00 A1B1 - 19.74 19.66 39.4 19.70 A1B2 21.44 22.84 18.6 62.88 20.96 A1B3 20.23 22.04 21.88 64.15 21.38 A1B4 20.86 21.63 21.41 63.9 21.30 A2B1 12.41 - 17.41 29.82 14.91 A2B2 21.43 22.27 21.96 65.66 21.89 A2B3 21.17 21.86 22.37 65.4 21.80 A2B4 15.93 21.08 19.91 56.92 18.97 Total 216.42 236.47 234.16 687.05 Lampiran 43. Tabel Dwikasta A x B Perlakuan B1 B2 B3 B4 Total Rataan A0 55.42 54.93 62.56 66.01 238.92 59.73 A1 39.40 62.88 64.15 63.90 230.33 57.58 A2 29.82 65.66 65.40 56.92 217.80 54.45 Total 124.64 183.47 192.11 186.83 687.05 Rataan 41.55 61.16 64.04 62.28 FK 13112.16 KK 24.37 Lampiran 44. Daftar Sidik Ragam F 5 dan F 1 SK dB JK KT F Hit Ftab 5 Ftab 1 Ulangan 2 20.06 10.03 0.414 tn 3.44 5.72 Perlakuan 11 481.83 43.80 1.806 tn 2.26 3.18 A 2 18.80 9.40 0.388 tn 3.44 5.72 B 3 333.18 111.06 4.580 3.05 4.82 A x B 6 129.84 21.64 0.892 tn 2.55 3.76 Galat 22 533.49 24.25 Total 35 1035.37 Keterangan : = sangat nyata = nyata tn = tidak nyata Universitas Sumatera Utara Lampiran 45. Tabel Rataan Persentase Gabah Hampa Perlakuan Ulangan Total Rataan I II III A0B1 9.597 9.395 10.667 29.659 9.89 A0B2 3.776 3.438 4.174 11.388 3.80 A0B3 8.228 8.108 8.373 24.709 8.24 A0B4 10.253 10.46 10.067 30.78 10.26 A1B1 - 8.823 8.479 17.302 8.65 A1B2 5.751 6.072 5.856 17.679 5.89 A1B3 4.669 5.533 5.865 16.067 5.36 A1B4 6.264 6.19 6.867 19.321 6.44 A2B1 5.847 - 5.882 11.729 5.86 A2B2 2.41 2.386 2.374 7.17 2.39 A2B3 4.693 4.927 4.377 13.997 4.67 A2B4 9.016 9.182 9.529 27.727 9.24 Total 70.504 74.514

82.51 227.528

Dokumen yang terkait

Pengaruh pemberian fosfat alam dan bahan organik terhadap sifat kimia tanah,pertumbuhan dan produksi padi(Oryza sativa L.) pada tanah sulfat masam potensial.

1 48 75

Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi Sawah Pada Lahan Bekas Tambang Galian C Melalui Penimbunan Bahan Tanah Mineral dan Bahan Organik

4 83 115

Respon Sifat Kimia, Bio-Kimia Tanah Sawah, Serapan Hara Dan Produksi Tanaman Padi (Oryza Sativa, L) Terhadap Pemberian Jerami Pada Sistem Tanam Budidaya Lokal Dan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT)

0 49 129

Perubahan Sifat Kimia Tanah Sawah, Pertumbuhan Dan Produksi Padi (Oryza Sativa L.) Akibat Aplikasi Jerami Cacah Dan Pupuk Kandang Sapi Dengan Sistem Sri

1 57 81

Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ciherang Terhadap Pemberian Pupuk Organik

1 70 104

Respons Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Padi (Oryza sativa L.) Akibat Pemberian Amandemen Bokashi Jerami Dan Pemupukan Spesifik Lokasi Pada Tanah Salin

1 34 155

Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Padi Gogo (Oryza Sativa L.) Pada Jarak Tanam Dan Persiapan Tanah Yang Berbeda

0 43 187

Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Padi Sawah (Oryza Sativa L.) Pada Pwersiapan Tanah Dan Jumlah Bibit Yang Berbeda

5 55 131

Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Gambut, Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Akibat Pemberian Air Laut dan Bahan Mineral

0 0 28

Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Gambut, Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Akibat Pemberian Air Laut dan Bahan Mineral

0 0 14