PERBEDAAN Perbedaan Atypical Odontalgia Dengan Trigeminal Neuralgia

BAB IV PERBEDAAN

ATYPICAL ODONTALGIA DENGAN TRIGEMINAL NEURALGIA Pada Atypical odontalgia, nyeri bersifat tajam dan terus-menerus, sedangkan pada Neuralgia Trigeminal nyeri bersifat paroksismal, tajam, kadang-kadang seperti kesetrum, menusuk, distribusi terbatas pada satu atau lebih cabang saraf trigeminal. Atypical odontalgia lebih sering terjadi pada wanita yang berusia 40 tahun, sedangkan Neuralgia Trigeminal terjadi setelah dekade ke-4 dan memuncak pada dekade ke-5 dan ke-6. Atypical odontalgia lebih sering mengenai daerah molar dan premolar maksila, sedangkan Trigeminal neuralgia biasanya terjadi pada satu sisi rahang atau pipi. Pada beberapa penderita, mata, telinga atau langit-langit mulut dapat juga terserang. Pada Atypical odontalgia, tidak ada trigger zone, sedangkan pada Neuralgia Trigeminal ada trigger zone ketika dirangsang dengan sentuhan. Atypical odontalgia biasanya terjadi karena trauma pada gigi seperti : perawatan saluran akar, pencabutan, dan lain-lain, sedangkan pada Neuralgia Trigeminal tidak ada sejarah trauma. Nyeri Atypical odontalgia bersifat unilateral dan bilateral, sedangkan Neuralgia Trigeminal bersifat unilateral. Kriteria diagnosa atypical odontalgia adalah nyeri pada gigi dan sekitar gigi, nyeri yang terus-menerus dan menetap lebih dari 4 bulan, tidak diketahui lokasi nyeri, nyeri tidak hilang dengan anestesi blok, serta nyeri yang tidak berespon terhadap perawatan gigi, sedangkan kriteria diagnosa trigeminal neuralgia adalah serangan nyeri timbul mendadak, sangat hebat, durasinya pendek kurang dari satu menit, dan dirasakan pada satu bagian dari saraf Trigeminal, misalnya bagian rahang atau sekitar pipi. Nyeri seringkali terjadi bila suatu daerah tertentu dirangsang trigger area atau trigger zone . Diagnosa Atypical odontalgia ditegakkan berdasarkan gejala primer dan pengeliminasian penyakit lain yang memiliki gejala yang hampir sama dengan atypical odontalgia . Tes yang mungkin digunakan adalah diagnostic dental x-ray, panoramix, CT scan, dan MRI. Jika anestesi blok tidak dapat mengurangi nyeri atau memberi hasil yang jelas, maka dapat didiagnosa sebagai atypical odontalgia. Sedangkan kunci diagnosis Neuralgia Trigeminal adalah riwayat. Umumnya, pemeriksaan dan test neurologis misalnya CT scan tak begitu jelas. Faktor riwayat paling penting adalah distribusi nyeri dan terjadinya serangan nyeri dengan interval bebas nyeri relatif lama. Nyeri mulai pada distribusi divisi 2 atau 3 saraf kelima, akhirnya sering menyerang keduanya. Beberapa kasus mulai pada divisi 1. Adapun perawatan Atypical odontalgia yaitu dengan pengobatan, sedangkan perawatan Neuralgia Trigeminal dengan pengobatan dan atau pembedahan. Untuk menegakkan diagnosa dari kedua nyeri tersebut perlu dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yaitu sebagai berikut: Anamnesis - Lokalisasi nyeri, untuk menentukan cabang nervus trigeminus yang terkena. - Menentukan waktu dimulainya nyeri dan mekanisme pemicunya. - Menentukan ada tidaknya interval bebas nyeri. - Menentukan lama, efek samping, dosis, dan respons terhadap pengobatan. Pemeriksaan Fisik - Menilai sensasi pada ketiga cabang nervus trigeminus bilateral atau unilateral. - Menilai fungsi mengunyah masseter dan fungsi pterygoideus membuka mulut, deviasi dagu. - Pemeriksaan penunjang diagnostik seperti CT SCAN kepala atau MRI.

BAB V KESIMPULAN