Koefisien Determinasi Pengujian Hipotesis

Anggun Ratna Asih,2013 Pengaruh Penggunaan Sistem Pengadaan Secara Elektronik SPSE Terhadap Efisiensi Kerja Pegawai Dalam Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa Pada Unit Layanan Pengadaan ULP Dan Layanan Pengadaan Secara Elektronik LPSE Di Pemerintahan Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu K = banyaknya variabel bebas 3 Menentukan nilaikritis α atau nilai tabel F dengan derajat kebebasan untuk db1=K dan db2= n-k-1 4 Membandingkan nilai uji F terhadap nilai tabel F dengan kriteria pengujian: jika nilai uji F ≥ nilai tabel F, maka tolak H , dan H 1 diterima. 5 Jika nilai uji F ≤ Nilai tabel F, maka terima H dan H 1 ditolak. 6 Uji signifikansi dilakukan dengan bantuan aplikasi program statistical Product and service Solutions SPSS 17.0, kriteria yang digunakan apabila nilai r lebih besar dari nilai α yang ditentukan, maka H diterima, sebaliknya apabila nilai r lebih kecil dari nilai αtertentu,maka H , ditolak.

3.10.4 Koefisien Determinasi

Dalam Sambas Ali M 2010:109 dijelaskan bahwa penggunaan koefisien determinasi sebagai upaya untuk melihat besarnya pengaruh variabel bebas dan variabel terikat. Dengan kata lain koefisien determinasi menunjukan besar nya pengaruh Sistem Pengadaan Secara Elektronik SPSE variabel X terhadap efisiensi kerja variabel Y. Hasil dari perhitungan dinyatakan dalam batas-batas prosentase dari determinasi. Untuk mengetahui nilai koefisien determinasi maka dapat dihitung dengan menggunakan rumus : KD = r² x 100 Sambas Ali M, 2010:109 Keterangan : KD = Koefisien determinasi r = Koefisien korelasi Kemudian untuk menafsirkan sejauh mana pengaruh Sistem Pengadaan Secara Elektronik SPSE terhadap efisiensi kerja digunakan pedoman interpretasi koefisien penentu sebagai berikut : Anggun Ratna Asih,2013 Pengaruh Penggunaan Sistem Pengadaan Secara Elektronik SPSE Terhadap Efisiensi Kerja Pegawai Dalam Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa Pada Unit Layanan Pengadaan ULP Dan Layanan Pengadaan Secara Elektronik LPSE Di Pemerintahan Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3. 8 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Determinasi Interval Koefisien Hubungan 0 - 19,99 Sangat Lemah 20 - 39,99 Lemah 40 -59,99 Sedang 60 - 79,99 Kuat 80 - 100 Sangat Kuat Sumber : Sugiyono 2010: 214 Lebih lanjut dalam Sambas 2010:109 menyatakan bahwa “ Koefisien determinasi merupakan kuadrat dari koefisien korelasi r² yang berkaitan dengan variabel bebas dan terikat”. Hal tersebut bermakna bahwa r² merupakan koefisien korelasi yang dikuadratkan. Koefisien korelasi yang dimaksud adalah salah satunya dengan menggunakan koefisien korelasi Pearson Pearson’s Product Moment Coefficient of Correlation. Koefisien korelasi pun dapat dipergunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel X terhadap Y apakah berhubungan secara positif atau negatif apabila diperlukan. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi paling sedikit -1 dan paling besar 1, yang artinya jika : a. r = 1, hubungan X dan Y sempurna dan positif mendekati 1, hubungan sangat kuat dan positif b. r = -1, hubungan X dan Y sempurna dan negatif mendekati -1, hubungan sangat kuat dan negatif c. r = 0, hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada hubungan. Besarnya koefisien korelasi diinterpretasikan dengan menggunakan Tabel 3.7 di bawah ini : Anggun Ratna Asih,2013 Pengaruh Penggunaan Sistem Pengadaan Secara Elektronik SPSE Terhadap Efisiensi Kerja Pegawai Dalam Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa Pada Unit Layanan Pengadaan ULP Dan Layanan Pengadaan Secara Elektronik LPSE Di Pemerintahan Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3. 9 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Hubungan 0,00 - 0,199 Sangat Rendah 0,200- 0,399 Rendah 0,400 - 0,599 Sedang 0,600 - 0,799 Kuat 0,800- 1,000 Sangat Kuat Sumber : Sugiyono 2010: 250 Adapun untuk membantu dalam pengolahan data dan pengujian hipotesis, menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS Statistical Product for Service Solution 17 dan dibantu Software Microsoft Excel 2007. Anggun Ratna Asih,2013 Pengaruh Penggunaan Sistem Pengadaan Secara Elektronik SPSE Terhadap Efisiensi Kerja Pegawai Dalam Bidang Pengadaan Barang Dan Jasa Pada Unit Layanan Pengadaan ULP Dan Layanan Pengadaan Secara Elektronik LPSE Di Pemerintahan Kota Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Setelah melakukan penelitian maka penulis akan mengutarakan sebuah kesimpulan, kesimpulan merupakan langkah terakhir yang penulis lakukan dalam penelitian yang berjudul ” Pengaruh Penggunaan Sistem Pengadaan Secara Elektronik SPSE terhadap Efisiensi Kerja Pegawai dalam Bidang Pengadaan Barang dan Jasa pada Unit Layanan Pengadaan ULP dan Layanan Pengadaan Secara Elektronik LPSE di Pemerintahan Kota Cimahi ”. Setelah membuat suatu kesimpulan selanjutnya penulis mencoba memberikan rekomendasi- rekomendasi, dengan harapan adanya perbaikan khususnya bagi objek penelitian yaitu Pemerintahan Kota Cimahi dan pihak lain yang berkepentingan dengan penyusunan skripsi ini.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian dan pengujian statistika deskriftif dan analisis regresi linier sederhana yang dilaksanakan mengenai pengatuh Sistem Pengadaan Secara Elektronik SPSE terhadap Efisiensi Kerja Pegawai di Pemerintahan Kota Cimahi, maka dapat dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Diketahui bahwa gambaran penggunaan Sistem Pengadaan Secara Elektronik SPSE yang diterapkan dan dipergunakan dalam bidang pengadaan barang dan jasa pada Unit Layanan Pengadaan dan Layanan Pengadaan Secara 181